Redatin Parwadi
Abstract: Today’s era is the era of organization. An organization does not exist
in an “empty room”, but influenced by its environment. By the time,
organization will always face the changing of environment. Nothing lasts forever
in this world, except the changes. The changes happen because of man’s culture
development. Man, with his capability, develops science and invents technology
to support their lives. Hence science and technology influence man’s attitude in
organization. Therefore, the trusted and accepted leader of organization should
be able to adapt. In other words, the leader should be able to manage the
changes. Organization’s caderization is aimed to prepare the leader to be, for the
time being and in the future for the sustainability of organization. Caderization
might be executed by imitating western or liberal way or Japanese way that
fronting seniority and experience, or by combining them.
tetapi banyak juga yang berlangsung mulus, tidak berkualitas sehingga tidak mampu
tergantung kematangan sebagai suatu bangsa. mengolah sumber daya yang ada walaupun
Sebagai contoh pergantian pemimpin tanpa berlimpah. Akhirnya negara bekas jajahan
kekerasan, di negara ASEAN seperti sebagian besar tergantung kepada negara maju
Singapura, Malaysia, dan di kawasan Asia yang membantu. Negara-negara bekas jajahan
misalnya Cina, Jepang, dan belahan dunia lain seperti ini sebagian besar hanya menjadi
misalnya Amerika Serikat. bangsa dan negara penyedia bahan mentah,
Hampir dapat dipastikan bahwa yang sangat rendah nilai tambahnya.
negara- negara tersebut, jika terjadi pergantian Dengan modal manusia yang kurang
kepemimpinan nasional mereka, berlangsung atau tidak berkualitas, ternyata sangat sulit dan
secara wajar tanpa ditandai suatu gejolak. Hal lambat untuk mengejar ketertinggalannya dari
ini berarti bangsa tersebut dalam negara-negara maju. Investasi pada SDM
mempersiapkan pemimpin masa depannya memerlukan waktu dan biaya yang mahal
telah melalui mekanisme yang benar, menurut dengan hasil tidak segera dapat dipetik.
budaya yang dianut bangsa itu. Mungkin memerlukan waktu satu sampai dua
Ada berbagai macam cara suatu generasi untuk mempersiapkan SDM yang
negara dan organisasi lainnya dalam negara itu benar-benar berkualitas sesuai dengan tuntutan
dalam mempersiapkan pemimpinnya pembangunan suatu bangsa. Demikian
berdasarkan falsafah yang dianut oleh negara pentingnya pembangunan SDM, negara-negara
atau organisasi tersebut, misalnya melalui Asia yang dimotori oleh Jepang, kemudian
partai, tokoh kuat sebagai pendiri diikuti Singapura, Korea (Selatan) dan negara
bangsa/negara, tokoh senior dalam perusahaan macan Asia lainnya ternyata dalam 3
atau pemegang saham terbesar, dan lain-lain. dasawarsa telah menjadi negara maju.
Sedemikian besarnya peranan pemimpin dalam Berbeda dengan Indonesia yang pada
organisasi dalam bentuk apapun, maka Orde Baru berpedoman pada Garis-Garis
pengkaderan calon pemimpin dalam suatu Besar Haluan Negara (GBHN), lebih
organisasi merupakan langkah yang sangat menekankan pertumbuhan ekonomi dan
penting. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi mengesampingkan pembangunan SDM,
kekosongan pemimpin dalam organisasi, yang sehingga bangsa lain yang sama-sama
dapat menghambat eksistensi organisasi. mengalami krisis ekonomi pada tahun 1998
telah dapat bangkit pada saat sekarang,
PEMBAHASAN sementara Indonesia masih mengalami krisis
ekonomi berkepanjangan.
Pengembangan sumber daya manusia Menurut Bank Dunia (dalam Sagir,
mulai menjadi prioritas pembangunan setelah 1984), pembangunan sumber daya manusia
Perang Dunia II yang memunculkan Amerika atau human resources development merupakan
Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang. sasaran yang tidak kalah pentingnya dengan
Eropa Barat dan Jepang hancur berantakan pengolahan sumber daya alam. Tanpa
akibat perang. Menyadari hal itu, kedua negara pembangunan sumber daya manusia maka
adidaya berusaha untuk membantu negara- pengolahan sumber daya alam di masa depan
negara lain dengan tujuan memperluas pengaruh, akan tetap tergantung pada teknologi dan
terutama di negara-negara berkembang. tenaga kerja asing yang harus didatangkan dari
Pemerintah suatu negara menyadari luar negeri.
bahwa kunci keberhasilan pembangunan suatu Secara mikro peranan SDM dalam
bangsa terletak pada manusianya. Ungkapan kehidupan organisasi, baik privat maupun
lama yang berbunyi the man behind the gun pemerintah, dapat digambarkan bahwa manu-
telah terbukti pada negara maju maupun sia berperan sebagai pelaku dan penggerak
negara berkembang. Sumber daya alam yang atau motor terhadap sumber-sumber daya yang
melimpah tanpa ditangani oleh manusia yang lain, misalnya uang, material, mesin, pasar,
berkualitas tidak akan berarti. Sebagai contoh, metode, serta sarana fisik lainnya. Dengan
keterpurukan negara-negara yang pernah demikian timbul pertanyaan: bagaimanakah
dijajah tidak sempat meningkatkan kualitas mempersiapkan dan merekrut sumber daya
manusianya karena terbelenggu oleh kepentingan manusia yang benar-benar memenuhi harapan
penjajah. Setelah ditinggalkan penjajah, yang organisasi?
ada hanyalah manusia yang kurang bahkan
2
Parwadi, Kaderisasi Organisasi dalam Perubahan
Sifat kodrati manusia sebagai makhluk sehingga terjadi saling ketergantungan. Untuk
sosial mengharuskan manusia selalu berusaha meningkatkan hasil kerja diperlukan sinergi
untuk berhubungan dengan manusia lain, dan atas kelebihan atau keunggulan kualitas dari
berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya setiap individu yang akhirnya menghasilkan
demi memenuhi kebutuhannya. Ada beberapa suatu usaha optimal. Proses kerja sama yang
tingkatan kebutuhan manusia. Maslow (dalam terjalin antarindividu dapat digunakan sebagai
Kartono, 2002) menggolongkan kebutuhan tempat untuk saling mengisi dan belajar satu
manusia yang salah satunya adalah kebutuhan sama lain, sehingga diperoleh suatu
tingkat sosio budaya -human kultural-, kemampuan merata di dalam suatu unit kerja.
misalnya kebutuhan diakui dan mengakui, Kinerja suatu organisasi bukan
merasa mempunyai peranan atau andil di ditentukan oleh siapa yang paling mampu
dalam mencapai tujuan kelompok, berkumpul tetapi ditentukan oleh siapa yang paling atau
dan dihargai oleh anggota kelompok lainnya, kurang mampu. Sebagai contoh, kesebelasan
ingin mendapatkan perhatian, cinta, kasih yang baik adalah suatu tim yang anggotanya
sayang, dan sebagainya. Dalam wujud nyata mempunyai kemampuan rata-rata, bukan
misalnya seseorang akan merasa terpenuhi hanya ditentukan oleh sang bintang. Jika
kebutuhannya dan merasa puas jika dapat asumsi ini diterapkan di dalam organisasi,
berkecimpung dalam organisasi, di mana maka kebijakan pengembangan SDM
terjadi interaksi antar-manusia, baik formal hendaknya dilakukan secara masif, kompre-
maupun informal (kedinasan dan non- hensif, dan berkesinambungan.
kedinasan). Seperti telah dijelaskan terdahulu
Untuk memperkuat dan bahwa suatu organisasi eksis dalam ruang yang
melanggengkan hubungan tersebut mereka tidak kosong, tetapi dipengaruhi
atau manusia atau orang-orang sepakat lingkungannya. Dalam perjalanan waktu,
bergabung membentuk kelompok yang disebut organisasi akan selalu menghadapi lingkungan
organisasi, dengan pengaturan yang tertib dan yang terus berubah.
berkelanjutan. Keteraturan dan ketertiban Tidak ada yang kekal di dunia ini
diwujudkan dalam suatu nilai yang disepakati kecuali perubahan. Perubahan terjadi karena
bersama. Nilai yang disepakati bersama berupa perkembangan budaya manusia itu sendiri.
norma (hukum), peraturan, adat istiadat, Manusia dengan kemampuannya
kebiasaan, kebijakan, dan lain-lain. Perlu mengembangkan ilmu pengetahuan dan
disadari bahwa manusia sebagai ciptaan dari menciptakan teknologi untuk membantu
Yang Mahakuasa senantiasa tidak sempurna, kehidupannya. Dengan demikian ilmu
ada kekurangan, tetapi juga ada kelebihan. Jika pengetahuan dan teknologi mempengaruhi
manusia telah berkumpul atau berkelompok di organisasi, maka para pengelola (pemimpin)
dalam organisasi, maka tujuan bersama organisasi harus mampu mengadakan
menjadi pedoman yang menggiring segala penyesuaian, atau dibutuhkan pemimpin yang
sumber daya dan aktivitas untuk mencapai mampu mengelola perubahan.
tujuan tersebut. Oleh sebab itu alasan pertama Kemampuan suatu lembaga atau
manusia berorganisasi adalah untuk institusi menerima, merespons, dan beradaptasi
mempercepat pencapaian tujuan bersama. Para terhadap perubahan yang cepat dan kompleks
pakar organisasi membuat aksioma bahwa itu akan menjadi kunci keberhasilannya untuk
suatu jenis aktivitas (administrasi) akan lebih bertahan hidup (West, 2000). Organisasi bisnis
berhasil dan berdaya guna apabila dikerjakan misalnya, harus jeli memantau dan
oleh beberapa orang. meramalkan perubahan yang terjadi di
Tentu saja ada syarat yang harus dipenuhi masyarakat. Selera konsumen berkembang
yaitu adanya pembagian kerja, atau siapa sangat cepat, oleh karena itu produsen harus
mengerjakan apa dan bertanggung jawab segera menyikapi dengan mengadakan
kepada siapa. Dengan adanya pembagian kerja penyesuaian. Demikian juga perkembangan
berarti terjadi suatu rangkaian kerja, maka dalam demokrasi, di mana telah terjadi
diperlukan kerja sama antarmanusia atau perubahan dalam pemilihan pemimpin negara
antarbagian. Hal ini menunjukkan bahwa maupun wakil rakyat dengan jalan pemilihan
bekerja merupakan suatu rangkaian yang ada langsung. Tidak semua institusi berhasil
dalam suatu sistem, ada keterkaitan antara mengelola perubahan, karena tidak siap
proses kerja yang satu dengan yang lain, menghadapinya.
3
Jurnal Wawasan, Juni 2006, Volume 12, Nomor 1
Banyak faktor yang menjadi sebab dan eksistensi organisasi, khususnya dalam
mempengaruhi perubahan. Misalnya faktor pencapaian tujuan. Misalnya yang berkaitan
internal organisasi, antara lain terjadinya dengan pelayanan terhadap publik, pengaruh
ketidakpuasan anggota organisasi dalam terhadap pencapaian keuntungan, kaitannya
menyikapi kondisi yang masih dengan mempertahankan prestasi atau
mempertahankan status quo, cara kerja yang kekuasaan, dan aspek leadership yang sangat
tidak sesuai lagi dengan prinsip efisiensi dan berpengaruh terhadap operasional organisasi.
produktivitas, keinginan meningkatkan Dengan demikian organisasi yang
keefektifan organisasi, yang kesemuanya itu dapat mengelola perubahan adalah organisasi
akan sangat berpengaruh terhadap motivasi yang fleksibel dengan ciri-ciri: organisasi yang
kerja. Adapun faktor eksternal antara lain cerdas dalam memilih pemimpinnya, setiap
perubahan yang terjadi dalam kebijakan anggota organisasi menyadari bahwa
pemerintah, perubahan sistem politik, perubahan akan selalu terjadi, organisasi yang
penemuan dan perkembangan teknologi, cerdas dalam beradaptasi dengan
ekonomi nasional maupun global, sosial lingkungannya, organisasi yang cerdas dalam
budaya, serta perubahan lain yang dirasakan memilih dan meningkatkan kualitas
oleh organisasi baik langsung maupun tidak. anggotanya atau stafnya, dan organisasi yang
Dalam menyikapi terjadinya cerdas dalam mengelola lingkungan dan
perubahan, agar berhasil ditentukan oleh 70 memilih partner kerja samanya.
persen sampai 90 persen peran pemimpin Pengertian kader dapat bermacam-
(dalam segala tingkatan). Kurangnya peran macam dan sangat familier di dalam organisasi
pemimpin akan berakibat tidak adanya politik, ketika menghadapi pemilu dan
kekuatan di dalam organisasi untuk mengusulkan anggotanya menjadi calon
menyelesaikan berbagai macam persoalan anggota parlemen atau pada masa akan terjadi
ataupun kekacauan. penggantian kepemimpinan lokal, nasional,
Larry Greiner penggagas Dynamic dan juga pada organisasi bisnis.
Model of Organizational Social Structure yang Kader diartikan sebagai perwira atau
dikutip oleh Hatch (1997) mengatakan bahwa bintara dalam ketentaraan; orang yang
pada setiap fase perubahan selalu terjadi krisis. diharapkan akan memegang pekerjaan penting
Dari berbagai penyebab krisis organisasi, krisis dalam pemerintahan atau partai. Dalam
kepemimpinan merupakan awal dari pengertian lain juga menyebutkan bahwa kader
keseluruhan krisis yang akan terjadi pada diartikan sebagai perwira-perwira rendahan;
perubahan organisasi. orang yang dididik sebagai pelanjut tongkat
Dengan demikian apabila pihak estafet partai atau organisasi; calon; tunas;
manajemen akan menyelesaikan persoalan generasi (muda). Sering kita mendengar bahwa
yang terjadi di dalam organisasi, perlu organisasi ini adalah organisasi kader yang
dilakukan analisis situasi terlebih dahulu. Perlu terdiri dari kaum muda yang diharapkan
diketahui apa dan daerah mana yang menjadi pemimpin masa depan. Pernyataan
mengalami perubahan, serta seberapa besar demikian menunjukkan bahwa organisasi
perubahan tersebut. tersebut telah mempersiapkan calon-
Menurut teori decision making dan calon/orang muda sebagai pemimpin mereka,
problem solving (Kepner dan Trigoe, 1973) jika kelak terjadi pergantian pemimpin. Secara
jika suatu perubahan terjadi, di situlah yang hakiki, dalam organisasi macam apapun, secara
harus mendapatkan perhatian khusus dari alamiah yang tua akan digantikan oleh yang
manajemen. Hal ini menunjukkan bahwa lebih muda, dan hal ini tidak menjadi masalah
terjadinya perubahan dalam organisasi lebih karena sudah dipersiapkan. Pengertian kader
banyak disebabkan oleh manusia anggota seperti tersebut, tentu pengertiannya bukan
organisasi itu sendiri (kecuali perubahan hanya terbatas pada kalangan organisasi
karena alam), misalnya dengan ditemukannya kemiliteran saja, tetapi berlaku secara umum
metode kerja serta peralatan baru akan pada seluruh organisasi baik pemerintahan
mengakibatkan perubahan sikap atau perilaku maupun swasta.
anggota organisasi. Adapun pengertian kaderisasi adalah
Apakah setiap perubahan harus disikapi? proses mempersiapkan calon-calon pemimpin
Jawabannya “ya”, sepanjang perubahan yang suatu organisasi untuk waktu sekarang dan
terjadi mempunyai pengaruh terhadap masa yang akan datang. Tujuan kaderisasi
4
Parwadi, Kaderisasi Organisasi dalam Perubahan
bentuk uang melalui mekanisme penjualan anjurkan “tengok dan kembalilah ke kawasan
atau kegiatan pasar. Selisih antara penjualan timur untuk meniru Jepang, jika ingin maju”.
dan biaya pokok akan menghasilkan Secara makro dapat dilihat bagaimana
keuntungan atau kerugian. Apabila terjadi negara-negara di kawasan apa yang disebut
keuntungan maka dana tersebut sebagian untuk Kawasan Laut Kuning yaitu Republik Rakyat
investasi agar dapat menghasilkan kembali. Cina, Korea, Kawasan Indo-Cina, dan tentu
Demikian proses berlangsung terus- menerus saja Singapura, mengadopsi keberhasilan
secara berkesinambungan. Jepang dalam mempersiapkan pemimpin
Oleh karena investasi dalam dunia oganisasi bisnis mereka. Selain prinsip-prinsip
bisnis seperti manusia dan sumber daya yang manajemen modern Barat yang dianut Jepang,
lain sedemikian besar, maka dibutuhkan mereka menyesuaikan kondisi dan budaya
manusia-manusia yang berkualitas tinggi untuk lokal, misalnya: perusahaan dianggap sebagai
mengelolanya. Suatu kerugian yang diderita suatu big family dengan prinsip smart
oleh organisasi bisnis yang disebabkan oleh performance, seniority, long life
kesalahan dalam memilih SDM sangat meng- worker/education, value of spiritual, spirit and
ganggu kinerja organisasi secara keseluruhan loyale group.
dan akhirnya merugikan negara. Untuk Prinsip ini menjadikan manajer-
menjaga kepastian, kepercayaan, dan manajer perusahaan akan sangat menguasai
kelangsungan organisasi bisnis, tidak kondisi perusahaan, kesetiaan yang tinggi
mengherankan jika proses penyiapan dan terhadap perusahaan, jarang melakukan
pemilihan pemimpin menjadi agenda yang tindakan tercela terhadap perusahaan. Prinsip
penting. hidup adalah pengabdian terhadap perusahaan
Pada awal industrialisasi, Jepang dan Tuhannya. Seniority dalam kepemimpinan
sangat beruntung mempunyai kader-kader diartikan, selain masalah usia, yang penting
wiraswasta yang berasal dari kaum samurai bahwa kematangan atau karier seorang
(militer) yang mempunyai bakat dan minat pemimpin dimulai dari bawah. Seorang
berusaha dalam bisnis dan mempunyai insinyur teknik harus mengetahui financial
wawasan untuk mengabdi pada kepentingan management, marketing bahkan personnel
nasional. Para samurai ini mempunyai management pun mereka kuasai. Jadi manajer-
kualifikasi yang sangat dibutuhkan dalam manajer itu mempunyai kualifikasi sebagai
usaha bisnis, misalnya sangat disiplin dan general performance, yang dimulai dan
sadar akan pentingnya misi mereka, memiliki didapat dari bawah. Bahkan untuk
kesamaan pendapat tentang kerja dan setia menunjukkan hormat dan patuhnya kepada
pada kerja yang dipercayakan dan menjadi seniornya, dalam menghadapi krisis
tanggung jawabnya, serta sangat mendukung kepemimpinan/ politik, menteri-menteri dalam
dan patuh pada pemerintah daripada seniornya. kabinet rela mundur untuk memberi
Warisan budaya dan nilai inilah yang kesempatan kepada perdana menteri untuk
mendorong para pelaku bisnis di Jepang dapat menyusun kabinet sebagai hak prerogratifnya.
menjalin kerja sama dan saling mendukung Melihat keberhasilan kader-kader
antara dunia bisnis dengan pemerintah. Tidak bisnis Jepang dalam memimpin organisasi
mengherankan, jika Jepang dapat dengan cepat bisnis memang menakjubkan, tetapi terdapat
bangkit perekonomiannya setelah kalah segi kelemahannya. Kelemahan tersebut
perang. Menurut Yang (dalam Marbun, 1980), adalah menjadikan kader-kader itu sebagai
sangat sedikit wiraswasta dari Asia Tenggara economy animal, karena selalu dihinggapi
yang mempunyai kiblat kepentingan pemikiran apa yang bisa dihasilkan dan laku
nasionalnya dan menganjurkan industrialisasi. untuk dijual kepada bangsa lain (orientasi
Mereka kurang inisiatif dan kurang inovatif, bisnis Jepang adalah export oriented). Hal ini
ada kecenderungan secara eksklusif menye- bisa dimaklumi, bahwa Jepang miskin sumber
suaikan perubahan yang terjadi di masyarakat, daya alam sehingga kemajuannya sangat
masih terobsesi pada tradisi serta individua- ditentukan oleh SDM-nya untuk selalu
listis, dan masih bergulat pada kepentingan memikirkan nilai tambah terhadap bahan yang
keluarga dalam memimpin bisnis. Akhir-akhir dibeli dari negara lain untuk dapat dijual
ini banyak negara di kawasan Asia meniru kembali.
Jepang dalam mengelola bisnis, bahkan Lee
Kuan Yu (pemimpin senior Singapura), meng-
6
Parwadi, Kaderisasi Organisasi dalam Perubahan
Kaderisasi dalam tubuh partai politik generasi muda atau siapa pun yang berjiwa
terdapat beberapa variasi. Ada organisasi yang muda, bekerja dilandasi modal pengabdian.
mendudukkan kadernya sesuai nilai dan Adapun kader yang diharapkan dapat
mekanisme organisasi dengan urutan senioritas mengemban tongkat kepemimpinan pada masa
dan lamanya mengabdi pada partai, terdapat yang akan datang menurut Alfian (1980)
juga yang merekrut sama sekali orang baru hendaknya mempunyai kualifikasi sebagai
dengan pertimbangan keturunan dari orang berikut: 1) mempunyai kualitas kepemimpinan
terkenal, mempunyai akses dan sumber daya yang andal; 2) pengabdian menjadi dasar dari
yang besar yang nantinya dapat menjadi vote bekerja, serta organisasi sebagai tempat
getter dalam pemilu. mengabdi demi tujuan yang lebih besar; 3)
Suatu eksperimen yang berani dari bukan semata-mata berorientasi pada
salah satu partai politik (Golkar) pada Pemilu kekuasaan, tetapi lebih pada pengabdian untuk
Presiden dan wakilnya tahun 2004. Untuk sesama, dan kekuasaan hanya sebagai alat
menemukan kader terbaik dari partainya pengabdian; 4) seseorang yang mempunyai
ditempuh dengan cara mengadakan konvensi, motif berprestasi tinggi (high need of
menarik dari dalam dan luar organisasi, namun achievement); 5) peka terhadap perubahan
sebagai partai pemenang dan terbesar lingkungan terutama yang mempunyai
mengalami kegagalan untuk memenangkan pengaruh langsung terhadap dirinya maupun
calon dari dalam partai. organisasi di mana ia bergabung.
Lain lagi halnya di dalam organisasi Ungkapan dari para cerdik pandai
bisnis. Sesuai pendapat Yang (dalam Marbun yang menyatakan bahwa bibit yang
1980), Asia Tenggara masih kekurangan mempunyai kualitas unggul sebaiknya
wiraswasta andal yang berjuang demi ditempatkan pada persemaian yang subur
kepentingan nasional, mereka lebih banyak sehingga akan membuahkan hasil yang baik,
berbuat untuk kepentingan keluarga. Pada era harus dilakukan. Pernyataan ini mempunyai
orba banyak pengusaha berhasil, tetapi konsekuensi bahwa kader-kader pemimpin
pengusaha yang dekat dengan kekuasaan atau yang telah dipersiapkan diberikan kesempatan
pengusaha para kroni pejabat. Pengusaha seluas-luasnya untuk mengembangkan dirinya
demikian memanfaatkan kedekatan dan mencapai self actualization needs.
fasilitas para pemegang kekuasaan, sehingga
daya juang yang harus dimiliki oleh seorang PENUTUP
wiraswasta sangat dangkal. Kaderisasi di
dalam organisasi bisnis lebih banyak dilakukan Peran manusia dalam organisasi sangat
secara tertutup, dengan mengangkat atau penting, yaitu sebagai key position yang
mendudukkan pimpinan usaha dari kalangan menentukan keberhasilan organisasi dalam
keluarga. Mereka takut bayangan, jika mencapai tujuan. Organisasi sebagai kumpulan
dipegang oleh orang luar akan terjadi kesulitan tugas dan manusia pelaksananya harus
untuk mengontrol dan yang lebih menjadi berkualitas sehingga dapat mengemban visi
alasan adalah masalah kepercayaan. dan misi dengan baik. Karena kemajuan
Organisasi kader yang dapat organisasi ditentukan oleh pemimpinnnya,
menghasilkan pemimpin andal harus maka harus dipersiapkan secara matang
memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) melalui pengkaderan. Pengkaderan dapat
mempunyai visi dan misi yang jelas dalam dilakukan sejak awal dan terus dibina agar
jangka pendek maupun jangka panjang; 2) pada saatnya memegang tampuk pimpinan
meletakkan manusia menjadi mesin penggerak tidak mengecewakan dan tidak merugikan
organisasi dan menjunjung tinggi nilai organisasi. Pengkaderan dapat dilakukan
kebersamaan; 3) sistem dan mekanisme dengan memilih cara Barat yang liberal atau
rekrutmen dan penempatan personel yang jelas cara Jepang yang mengedepankan senioritas
dan terbuka; 4) efektivitas komunikasi dan pengalaman. Indonesia sendiri, pada saat
terjamin untuk menghindari hambatan atau ini masih mencari bentuk pengkaderan
sumbatan komunikasi; 5) peka dan mampu pemimpin baik politik maupun bisnis.
mengelola perubahan; 6) kebijakan Perlu dikembangkan pemeliharaan dan
pemeliharaan dan pembinaan jelas, jujur, pemahaman nilai-nilai spiritual yang dapat
menghindari adanya penyimpangan; 7) menjadi budaya organisasi termasuk di
organisasi merupakan tempat bergabungnya dalamnya pengkaderan dan penggantian
9
Jurnal Wawasan, Juni 2006, Volume 12, Nomor 1
pemimpin organisasi. Pengkaderan dan sedini mungkin, sehingga siapa pun yang
penggantian adalah sesuatu yang wajar dan menduduki pemimpin dapat meneruskan
alami sehingga jika terjadi pergantian tongkat komando kepemimpinan organisasi.
pemimpin dapat berjalan dengan lancar dan
tidak perlu terjadi guncangan dalam organisasi.
Pengkaderan pemimpin hendaknya dimulai
DAFTAR PUSTAKA
Alfian. 1980. Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia (Kumpulan Karangan). Jakarta, PT.
Gramedia.
Hatch, M. J. 1997. Organization Theory; Modern, Symbolic and Postmodern Perspective. Kuala
Lumpur, Oxford University Press.
Ismawan, Indra. 1999. Money Politics Pengaruh Uang dalam Pemilu, Yogyakarta, Media
Pressindo.
Kartono, Kartini. 2002. Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan & Industri. Jakarta, Raja
Grafindo Persada.
Kepner, C.H.& Tregoe, B.B.1973. Manager yang Rational Pendekatan Sistematis akan Problem
Solving Dan Decesion Making. Terjemahan N. Lukiman/Djoerban Wahid. Jakarta,
Erlangga PPM.
Sagir, Soeharsono. 1984. Kesempatan Kerja Ketahanan Nasional dan Pembangunan Manusia
Seutuhnya. Bandung, Nova.
Winardi. 2002. Pengantar Ilmu Manajemen (Suatu Pendekatan Sistem). Bandung, Nova
10