Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL

Tugas Individu
Mata Kuliah Psikologi Keluarga
Kelas 7

Dosen Pengampu:
Imam Setyawan, S.Psi., M.A.

Disusun Oleh:
Shoffiyah Salsabila (15000122120053)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
A. Informasi Jurnal
Judul Jurnal: The impact of family functioning on depression in college
students: A moderated mediation model
Penulis: Baoling Chen, Weiwei Wang, Shanlin Yang
Tahun: 2023
Nama Jurnal: Persona: Journal of Affective Disorders
Volume, Nomor, Halaman: -, 340, 448-455

B. Intisari Jurnal
a. Permasalahan
Saat ini isu depresi sedang gaung diperbincangkan secara global.
Bahkan WHO memprediksi depresi akan menjadi penyakit yang berada di
urutan pertama pada 2023. Lebih tinggi dari kasus depresi pada umumnya,
tingkat depresi pada mahasiswa sangat mengkhawatirkan. Seperti tingkat
depresi mahasiswa China mencapai 31,38%. Tingginya tingkat depresi pada
mahasiswa bukan tanpa alasan. Pada masa perkuliahan muncul masalah-
masalah psikologi seperti stress akademik, kebingungan emosional, dan
masalah internal yang dapat mendorong terjadinya depresi.
Lingkungan keluarga adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
kesehatan mental. Karena fungsi keluarga kan secara langsung mempengaruhi
fisiologis, psikologis, dan sosial anggotanya. Fungsi keluarga yang baik akan
memberikan cinta, dukungan, dan kepercayaan yang akan meningkatkan
kesehatan mental. Sedangkan fungsi keluarga yang buruk seperti adanya
kekerasan dan konflik akan meningkatkan kecenderungan depresi. Fungsi
keluarga juga akan mempengaruhi gaya stress coping pada individu. Keluarga
yang berfungsi dengan baik akan menciptakan coping yang positif dan matang
sehingga seseorang dapat beradaptasi. Sementara itu, disfungsi keluarga akan
menciptakan gaya koping negatif sehingga dapat meningkatkan
kecenderungan depresi. Secara lebih lanjut gaya coping juga dipengaruhi oleh
gender. Perempuan mempunyai gaya coping yang berfokus pada perasaaan
dan berusaha mencari dukungan sosial. Sementara laki-laki mempunyai gaya
coping yang lebih fokus pada masalah yang ada. Alasan ini yang menjadikan
mahasiswa laki-laki di China memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi
daripada mahasiswa perempuan.

b. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara mendalam mengenai fungsi
keluarga dan gaya coping pada depresi mahasiswa serta efek moderat gender.

c. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei cross-sectional yang melibatkan
748 mahasiswa laki-laki dan 1285 mahasiswa perempuan dengan usia 16-24
tahun. Mahasiswa tersebut berasal dari tingkat jenjang perkuliahan yang
berbeda. Terdapat 651 peserta yang merupakan anak tunggal dan 1382 peserta
bukan anak tunggal. Sebanyak 861 peserta berasal dari daerah, 556 peserta
dari kabupaten, dan 616 dari kota. Fungsi keluarga diteliti dengan skala
Family Assessment Device (FAD), gaya coping diteliti dengan skala The
Simplified Coping Style Questionnaire (SCSQ), dan tingkat depresi diteliti
dengan Self-rating Depression Scale (SDS). Korelasi parsial digunakan untuk
menguji korelasi antara fungsi keluarga, gaya coping, dan depresi. Kemudian
regresi bertahap digunakan untuk menguji pengaruh gaya coping terhadap
hubungan antar fungsi keluarga dan depresi. Terakhir, digunakan pula regresi
berganda untuk menguji efek gender.

d.Hasil dan Pembahasan


● Perbedaan skor SDS pada variabel demografis antar mahasiswa
Variabel demografis yang terdiri dari gender, umur, tingkat kelas, status
pernikahan, etnis, kepribadian, anak tunggal, pendapatan rumah tangga, peminum,
perokok, dan kondisi fisik digunakan sebagai variabel terikat. Sedangkan SDS
digunakan sebagai variabel bebas. Dari uji perbedaan ini menghasilkan : (1) faktor
gender mempengaruhi depresi dengan skor tingkat depresi laki-laki lebih tinggi
dibanding perempuan, (2) skor yang signifikan juga ditunjukkan oleh faktor tingkat
kelas dimana mahasiswa baru dan junior lebih tinggi dari kelas lainnya, (3)
mahasiswa yang non-single mempunyai skor lebih tinggi, (4) kepribadian
mempengaruhi kesehatan mental, (5) mahasiswa perokok dan peminum mempunyai
skor depresi lebih tinggi, (6) mahasiswa yang berasal dari keluarga berpendapatan
rendah mempunyai kesehatan mental yang buruk dibanding mereka yang berasal dari
keluarga yang berpendapatan menengah dan keatas, (7) tidak terdapat perbedaan skor
SDS berdasarkan faktor anak tunggal, umur, dan etnik.

● Analisis korelasi parsial antara fungsi keluarga, gaya coping, dan depresi
-Fungsi keluarga yang baik berkorelasi negatif dengan
skor SDS (r = − 0.56, p <0.001)
-Fungsi keluarga yang baik berkorelasi positif dengan gaya coping (r = 0.45, p
< 0.001)
-Gaya coping secara signifikan berkorelasi negatif
dengan skor SDS (r=−0.60, p< 0.001)

● Hubungan antara fungsi keluarga dengan depresi pada mahasiswa : model mediasi
moderat
Pertama, studi menggunakan fungsi keluarga sebagai variabel
bebas dan depresi sebagai variabel terikat dengan
menambahkan gaya coping sebagai variabel mediator. Sebelum
variabel mediator ditambahkan, fungsi keluarga yang baik
berkorelasi negatif dengan depresi (t= − 27.73, p < 0.001).
Ketika variabel mediator ditambahkan, fungsi keluarga
berkorelasi positif dengan depresi ( = − 22.93, p < 0.001).
Berdasarkan hasil tersebut Gaya coping secara tidak langsung
memiliki efek terhadap depresi.

Kedua, studi menggunakan fungsi keluarga sebagai variabel


bebas, depresi sebagai variabel terikat, gaya coping sebagai
variabel mediator, dan menambahkan gender sebagai variabel
moderator. Fungsi keluarga dan gender mempunyai efek
prediktif terhadap gaya coping (t = 2.69, p < 0.05) dan depresi
(t = − 2.46, p < 0.05).

Ketiga, dilakukan pengujian atas efek moderator dari gender.


Hasil yang didapat yaitu fungsi keluarga berefek pada gaya
coping mahasiswa, dengan hasil laki-laki lebih tinggi
daripada perempuan. Dengan begitu dapat dijelaskan pula
bahwa efek fungsi keluarga pada depresi mahasiswa laki-laki
(t =− 17.97, p < 0.001) lebih tinggi dibanding mahasiswa
perempuan (t = − 21.04, p < 0.001).

C. Analisis Jurnal
Secara rinci penelitian dalam jurnal ini memiliki hasil, yaitu fungsi keluarga yang
baik berkorelasi negatif terhadap depresi pada mahasiswa, fungsi keluarga akan
mempengaruhi depresi dengan penambahan mediator yaitu gaya coping, dan
gender menjadi moderator antara hubungan fungsi keluarga dan gaya coping serta
hubungan fungsi keluarga dan depresi (Chen et al., 2023). Hasil dari penelitian ini
memperluas dan menguatkan hasil penelitian sebelumnya mengenai fungsi
keluarga dan efeknya terhadap kesehatan mental mahasiswa.
1. Fungsi keluarga yang baik berkorelasi negatif terhadap depresi pada
mahasiswa. Maksud dari hasil penelitian tersebut adalah semakin baik fungsi
keluarga, maka akan semakin turun kemungkinan untuk depresi. Hal ini
mendukung penelitian sebelumnya yang juga memiliki hasil fungsi keluarga
memiliki korelasi negatif dengan depresi (Chen et al., 2023 dalam Zhang).
Keluarga adalah unit yang akan bertahan lama dan merupakan dukungan sosial
utama bagi seorang individu (dalam sun). Fungsi keluarga yang baik akan
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk anak, sehingga memberikan
dampak positif pada fisik, psikologis, dan sosial. Semakin baik fungsi keluarga,
maka semakin baik pula kondisi psikologis dan perilaku anak (Miller et al., 1985).

2. Fungsi keluarga akan berpengaruh positif terhadap depresi jika


ditambahkan mediator yaitu gaya coping. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian
sebelumnya, yaitu gaya coping positif berkorelasi negatif terhadap depresi pada
mahasiswa (Terrell et al., 2022). Artinya, semakin baik coping seorang
mahasiswa, semakin menurun kemungkinan untuk depresi. Hasil ini juga
didukung oleh teori ekologi, yang menekankan lingkungan internal dan eksternal
yang tidak dapat dipisahkan (L. Yang et al., 2021). Fungsi keluarga yang baik
(eksternal) dan coping positif (internal) dapat membantu mahasiswa dalam
menghadapi masalah (Z. H. Yang et al., 2019). Singkatnya, fungsi keluarga yang
baik akan menumbuhkan optimisme sehingga menciptakan coping positif dalam
menghadapi masalah (Shek, 2002). Sedangkan fungsi keluarga yang buruk akan
membentuk coping negatif seperti menghindar dari masalah, yang sebenarnya
dapat menyebabkan depresi (Chan & McAllister, 2014) .

3. Gender menjadi moderator antara hubungan fungsi keluarga dan gaya


coping serta hubungan fungsi keluarga dan depresi. Penelitian ini menjelaskan
bahwa gaya coping laki-laki lebih dipengaruhi oleh fungsi keluarga daripada
perempuan. Alasannya karena terdapat perbedaan adaptasi terhadap lingkungan
dan stress berdasarkan gender (Perry & Pauletti, 2011). Penelitian sebelumnya
juga menemukan bahwa laki-laki lebih sering berhadapan dengan konflik keluarga
dibandingkan perempuan (Juang et al., 2012). Oleh karena itu adanya konflik
keluarga yang tidak dibarengi oleh dukungan keluarga akan menyebabkan
terganggunya psikologis mereka sehingga lebih berkemungkinan depresi.

D. Kesimpulan dan Saran


Fungsi keluarga berkorelasi negatif dengan depresi pada mahasiswa. Gaya coping
memiliki efek mediasi terhadap hubungan fungsi keluarga dan depresi. Gender
berperan moderat antar hubungan keduanya. Fungsi keluarga lebih berpengaruh
terhadap terhadap kemungkinan depresi pada mahasiswa laki-laki. Fungsi
keluarga yang baik (eksternal) akan menciptakan coping positif (internal) yang
akan memperkecil kemungkinan depresi.

Referensi

Chan, M. E., & McAllister, D. J. (2014). Abusive supervision through the lens of
employee state paranoia.
Chen, B., Wang, W., & Yang, S. (2023). The impact of family functioning on
depression in college students: A moderated mediation model. Journal of Affective
Disorders, 340, 448–455. https://doi.org/10.1016/j.jad.2023.08.047
Juang, L. P., Syed, M., & Cookston, J. T. (2012). Acculturation-based and everyday
parentadolescent conflict among Chinese American adolescents: longitudinal
trajectories and implications for mental health. J. Fam. Psychol. 26, 916–926.
Miller, I. W., Bishop, D. S., Epstein Gabor, N. B., & Keitner, I. (1985). THE
McMASTER FAMILY ASSESSMENT DEVICE: RELIABILITY AND
VALIDITY*. In Journal of Marital and Family Therapy (Vol. 11, Issue 4).
Perry, D. G., & Pauletti, R. E. (2011). Gender and adolescent development. J. Res.
Adolesc. 21, 1, 61–74.
Shek, D. T. L. (2002). Family functioning and psychological well-being, school
adjustment, and problem behavior in Chinese adolescents with and without
economic disadvantage. The Journal of Genetic Psychology: Research and Theory
on Human Development, 497–502.
Terrell, K. R., Stanton, B. R., Hamadi, H. Y., Merten, J. W., & Quinn, N. (2022).
Exploring life stressors, depression, and coping strategies in college students.
Yang, L., Wu, M., Wang, Y., & Peng, B. (2021). The influence of family function on
state anxiety of Chinese college students during the epidemic of COVID-19.
Yang, Z. H., Wan, G. B., & Lin, K. X. (2019). oping styles as a mediator between
depression and family function of autism families. Health Psychol, 834–838.

Anda mungkin juga menyukai