Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN PSIKOLOGI DAN SPIRITUAL

DI UPT PUSKESMAS SUKODONO

PERIODE TANGGAL 29 MEI-18 JUNI 2023

Oleh:

NAMA : INDANA ROCHMATIKA M. M.

NIM : 222303101027

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI TELAH DISAHKAN PADA

TANGGAL .................................2023

MAHASISWA

INDANA ROCHMATIKA M.M


NIM 222303101027

PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMI

Alvin Ferdian Purwanto, S.Kep.,Ns. Anggia Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIP. 19980315 202203 1 004 NIP................................................
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Kebutuhan Psikologi dan Spiritual


A. Definisi Kebutuhan Psikologi dan Spiritual
a. Kebutuhan Psikologi
Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche”
yangberarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu.
Kebutuhan psikologis dapat diartikan sebagai kebutuhan yang
bertujuan untuk mengembangkan kepribadian pada seseorang.
Kebutuhan psikologi merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan
rohani atau kondisi batin dari seseorang. Maslow menggolongkan
kebutuhan psikologi menjadi 4 golongan, diantaranya sebagai
berikut:
1) Safety need : Rasa aman dan keselamatan
2) Love need : Rasa kasih sayang, rasa memiliki dan
dimiliki, serta hubungan yang berarti bagi
orang lain
3) Esteem need : Rasa harga diti dan pengakuan dari orang
lain
4) Aktualisasi diri : Kebutuhan akan peran dan fungsi
masyarakat, keluarga, dan lingkungan
pekerjaan
b. Kebutuhan Spiritual
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau
pengampunan, mencintai dan dicintai, menjalani hubungan penuh
rasa percaya pada Tuhan (Hamid, 2011). Menurut Hodge et al
(2011) menyebutkan bahwa individu dikuatkan melalui “spirit”
yang mengakibatkan peralihan yang penting selama periode sakit.
Menurut Burkhart (1993), spritualitas meliputi aspek
berikut:
1. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui dan
ketidakpastian dalm kehidupan
2. Menemukan arti dalam tuuan hidup
3. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan
kekuatan diri sendiri
4. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri dengan Yang
Maha Tinggi
B. Keseimbangan/Nilai Normal
Kemampuan seseorang untuk menerima diri, menerima ketentuan
Tuhan, tidak menyalahkan dan marah kepada Tuhan, mampu
menjalani hidup sesuai dengan ketentuanNya.
C. Organ Pengatur
1) Otak besar
Sesuai dengan namanya, otak besar merupakan bagian terbesar
dari otak dan terdiri dari beberapa bagian atau lobus yang
memiliki fungsi, yaitu:
- Lobus frontal, berperan sebagai pengambil keputusan,
mengatur konsentrasi, hingga mengendalikan emosi dan
pergerakan tubuh.

D. Ketidakseimbangan dan Jenis-jenisnya


a. Kebutuhan Psikologi
Merasa hidupnya kurang dan mempertanyakan tujuan hidupnya,
menyatakan hidupnya terasa kurang, menilai diri negatif, dan
menolak berinteraksi dengan orang lain.
b. Kebutuhan Spiritual
Dalam upaya memudahkan pemberian asuhan keperawatan
dengan memperhatikan kebutuhan spiritual penerima pelayanan
keperawatan, perawat mutlak perlu memiliki kemampuan
mengidentifikasi atau mengenal karakteristik spiritualitas yang
disajikan sebagai berikut
1) Hubungan dengan diri sendiri
2) Hubungan dengan alam harmonis
3) Hubungan dengan orang lain harmonis atau suportif.
4) Hubungan dengan ketuhanan, agamis atau tidak agamis
E. Faktor yang mempengaruhi
a. Kebutuhan Psikologi
1) Penyakit
Saat seseorang sakit dalam kondisi sakit, ia tidak akan mampu
memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan demikian, individu
tersebut akan bergantung pada orang lain dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya.
2) Hubungan yang berarti
Keluarga merupakan system pendukung bagi individu (klien).
Selain itu, keluarga juga dapat membantu klien dalam
menyadari kebutuhannya dan mengembangkan cara yang sehat
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam praktek di tatanan
layanan kesehatan, perawat dapat membantu upaya pemenuhan
kebutuhan dasar klien yang membina hubungan yang berarti.
3) Konsep diri
Individu dengan konsep diri yang positif akan mudah mengenali
dan memenuhi kebutuhannya tersebut. Sedangkan seseorang
dengan konsep diri yang negatif, misalnya penderita depresi,
akan mengalami perubahan kepribadian dan suasana hati yang
dapat mempengaruhi persepsi dan kemampuannya dalam
memenuhi kebutuhan tersebut
4) Tahap perkembangan
Dalam hal ini, pemenuhan kebutuhan dasar akan dipengaruhi
oleh perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku individu
sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan.
5) Struktur keluarga
Struktur keluarga dapat mempengaruhi cara klien memuaskan
kebutuhannya. Sebagai contoh, seorang ibu mungkin akan
mendahulukan kebutuhan bayinya dibandingkan kebutuhannya
sendiri. Misalnya, saat ia menunda makan atau tidurnya untuk
menyusui bayinya (Rosmalawati, 2016).
b. Kebutuhan Spiritual
Menurut Asmadi (2008) faktor yang mempengaruhi
kebutuhan spiritual seseorang adalah:
1) Perkembangan
Usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan
kebutuhan spiritual, karena setiap tahap perkembangan
memiliki cara meyakini kepercayaan terhadap Tuhan.
2) Keluarga
Keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam
memenuhi kebutuhan spiritual, karena keluarga memiliki
ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Ras/suku
Ras/suku memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda,
sehingga proses pemenuhan kebutuhan spiritual pun berbeda
sesuai dengan keyakinan yang dimiliki
4) Agama yang dianut
Keyakinan pada agama tertentu yang dimiliki olch seseorang
dapat menentukan arti pentingnya kebutuhan spiritual.
5) Kegiatan keagamaan
Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan
keberadaan dirinya dengan Tuhan dan selalu mendekatkan diri
kepada Penciptanya. (Ii & Pustaka, 2004)
F. Pemeriksaan
a. Kebutuhan Psikologi
Secara garis besar metode-metode yang banyak digunakan
untuk kebutuhan diagnosis secara psikologis sebagai berikut:
1) Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan
tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik, dan
berlandaskan kepada tujuan penyelidikan (Hadi, 1993).
Maksud sepihak berdasarkan pengertian tersebut, yaitu
menerangkan perbedaan tingkat kepentingan antara kedua
belah pihak
2) Observasi
Observasi adalah metode penelitian sistematis, sengaja,
dengan indera dapat menangkap kejadian yang sedang
berlangsung. Alat utama si penyelidik adalah pancaindra
sedangkan kesengajaan dan sistematis merupakan sifatsifat
tindakan yang secara eksplisit dicantumkan di sini. Faktor
kesengajaan itu bersangkutan dengan tanggung jawab ilmiah
yang melakukan observasi sedangkan sistematis merupakan ciri
kerja ilmiah.
3) Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan atau
daftar isian yang harus diisi yang berdasarkan kepada sejumlah
subyek. Dan berdasarkan atas jawaban dan atau isian itu
penyelidik mengambil kesimpulan mengenai subyek yang
diselidiki.
4) Pengumpulan Bahan (Dokumen Pribadi)
5) Tes Psikolog

b. Kebutuhan Spiritual
Pemeriksaan kebutuhan spiritual dapat dilakukan dengan
wawancara dan observasi mengenai keeadaan spiritual pasien.
Perawat dapat melakukan pendekatan dengan pasien supaya pasien
lebih terbuka mengenai agamanya dan keyakinannya. Perawat juga
bisa melakukan observasi kepada pasien dengan melakukan
pengamatan mengenai tingkah laku pasien yang berkaitan dengan
spiritualitasnya.
G. Penatalaksanaan
a. Kebutuhan Psikologi
1) Perawat melakukan pendekatan bina suasana dengan pasien agar
tercipta hubungan yang baik
2) Menuntun pasien menemukan kepercayaan dirinya kembali
3) Membantu pasien untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri atas
apa yang terjadi pada dirinya
4) Perawat bekerja sama dengan keluarga untuk membantu pasien
dalam proses penyembuhan mental dan psikologis yang dialami
oleh pasien
5) Melakukan kontrol dengan pihak yang dapat membantu
memulihkan kondisi psikologis pasien (Psikiater)
b. Kebutuhan Spiritual
Pasien yang berada di ruang perawatan jika tidak
terpenuhinya kebutuhan spiritualnya akan mengalami distress
spriritual yang akan menimbulkan keputusasaan dimana pasien
sudah tidak lagi percaya pada Tuhan, tidak lagi melakukan ibadah
dan hilang pengharapan pada Tuhan (Sriyono, 2019).
Penatalaksaan kebutuhan spiritual dapat dilakukan dengan:
1) Kehadiran perawat dan aktivitas perawatan menunjang adanya
perasaan sejahtera dan memberikan harapan untuk pemulihan
2) Mendukung hubungan yang menyembuhkan klien
3) Perawat dan jaringan pendukung klien merencanakan
perawatan bersama klien untuk meningkatkan ikatan
interpersonal yang sangat penting untuk penyembuhan
4) Klien dapat berpartisipasi dalam berdoa secara pribadi atau
bersama keluarga. Berdoa dapat menyebabkan seseorang
merasakan perbaikan suasana hati, kedamaian, dan ketenangan.
II. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Psikologis dan
Spiritual
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Kebutuhan Psikologi
a) Identitas pasien
Pada pengkajian identitas pasien ini meliputi: nama pasien, usia
,jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa.
b) Riwayat penyakit sekarang
Sering kali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien
melakukkan aktivitas. Biasanya terjadi mengeluh pusing, merasa
bingung, gelisah, sulit berkonsentrasi
c) Riwayat penyakit keluarga
Terdapat faktor keturunan yang menyebabkan terjadinya
gangguan yang dialami
b. Kebutuhan Spiritual
a) Identitas pasien
Pada pengkajian identitas pasien ini meliputi: nama pasien, usia
,jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa.
b) Riwayat penyakit sekarang
Merasa tak berdaya, mengeluh hidupnya tidak berguna, bingung
akan tuuan hidupnya.
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada
keluhan-keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk
mendukung data dari pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fisik
sebaiknya dilakukkan per system dengan focus pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan B3 (Brain) yang terarah dan dihubungkan
dengan keluhan-keluhan dari pasien. Keadaan umum, tanda-tanda
vital:tekanan darah meningkat, denyut nadi meningkat, tremor,
suara bergetar, muka tampak pucat. (Muttaqin, 2011). Pada pasien
dengan gangguan kebutuhan spiritual dilihat dari tanda dan
gejalanya seperti, tidak mampu beribadah, merasa tidak berdaya,
mengeluh hidupnya kurang tenang, merasa bersalah, dll.
3. Pemeriksaan Penunjang (Lab, Rontgent, USG, dll)
Tidak terdapat pemeriksaan penunjang
B. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
1. Definisi/Pengertian
a. Kebutuhan Psikologi
Ansietas
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman
b. Kebutuhan Spiritual
Distress Spiritual
Gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan
merasakan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan
diri, orang lain, lingkungan atau Tuhan.
2. Batasan Karakteristik
1) Berhubungan dengan diri, meliputi: pertama mengekpresikan
kurang dalam harapan, arti dan tujuan hidup, kedamaian,
penerimaan, cinta, memaafkan diri, dan keberanian. Kedua
marah, ketiga rasa bersalah, dan keempat koping buruk
2) Berhubungan dengan orang lain, meliputi: menolak berinteraksi
dengan pemimpin agama, teman dan keluarga, mengungkapkan
terpiah dari sistem dukungan, mengekpresikan terasing
3) Berhubungan dengan kekuatan yang melebihi dirinya, meliputi:
tidak mapu ibadah, tidak mampu dalam aktifitas agama,
mengekspresikan ditinggalkan atau marah kepada Tuhan, tidak
mampu intropeksi dan mengalami penderitaan tanpa harapan.
3. Faktor yang berhubungan
a. Kebutuhan Psikologi
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan psikologis pasien yaitu
persepsi, motivasi, sikap, kepercayaan dan sikap dari dalam
individu itu sendiri.
b. Kebutuhan Spiritual
Faktor yang mempengaruhi kesehatan spiritual seseorang dalam
kesiapan menghadapi kematian dipengaruhi oleh makna hidup,
konsep agama dan ketuhanan, interaksi sosial, konsep sakit sehat,
kesejahteraan
C. Intervensi Keperawatan
1. Luaran Keperawatan
a. Kebutuhan Psikologis
Tujuan dan kriteria hasil
Tingkat ansietas menurun ditandai dengan:
a) Verbalisasi kebingungan menurun (5)
b) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun (5)
c) Perilaku gelisah menurun (5)
d) Perilaku tegang menurun (5)
e) Keluhan pusing menurun (5)
f) Anoreksia menurun (5)
g) Palpitasi menurun (5)
h) Frekuensi pernapsan menurun (5)
i) Frekuensi nadi menurun (5)
j) Tekanan darah menurun (5)
k) Diaforesis menurun (5)
l) Tremor menurun (5)
m) Pucat menurun (5)
n) Konsentrasi membaik (5)
o) Pola tidur membaik (5)
p) Perasaan keberdayaan membaik (5)
q) Kontak mata membaik (5)
r) Pola berkemih membaik (5)
s) Orientasi membaik (5)
b. Kebutuhan Spiritual
Tujuan dan kriteria hasil
Status spiritual membaik yang dibuktikan dengan:
a) Verbalisasi makna dan tujuan hidup meningkat (5)
b) Verbalisasi kepuasan terhadap makna hidup meningkat (5)
c) Verbalisasi perasaan keberdayaan meningkat (5)
d) Verbalisasi perasaan tenang meningkat (5)
e) Verbalisasi penerimaan meningkat (5)
f) Verbalisasi percaya pada orang lain meningkat (5)
g) Perilaku marah pada Tuhan menurun (5)
h) Verbalisasi perasaan bersalah menurun (5)
i) Verbalisasi perasaana asing menurun (5)
j) Verbalisasi perasaan diabaikan menurun (5)
k) Verbalisasi menyalahkan diri sendiri menurun (5)
l) Mimpi buruk menurun (5)
m) Perasaan takut menurun (5)
n) Perasaan takut menurun (5)
o) Penghindaran aktivitas, tempat, orang terkait,trauma menurun
(5)
p) Kewaspadaan berlebihan menurun (5)
q) Perilaku merusak diri menurun (5)
r) Kemampuan beribadah membaik (5)
s) Interaksi dengan orang terdekat/pemimpin spiritual membaik
(5)
t) Koping membaik (5)
u) Memori membaik (5)
v) Interpretasi realitas membaik (5)
2. Intervensi (SIKI)
a. Kebutuhan Psikologis
Reduksi ansietas
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi,
waktu, stressor)
2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
4) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
5) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
6) Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan
penuh perhatian
7) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
8) Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
9) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
10) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang
11) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
12) Infomasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
13) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
14) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
15) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
16) Latih penggunaan mekanisme perthanan diri yang tepat
17) Latih teknik relaksasi
18) Kolaborasi pemberian obat asntiansietas, jika perlu
b. Kebutuhan Spiritual
Dukungan Koping Keluarga
1) Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini
2) Identifikasi beban prognosis secara psikologis
3) Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah
pulang
4) Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan
5) Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
6) Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak
menghakimi
7) Diskusikan rencana medis dan perawatan
8) Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga
atau antar anggota keluarga
9) Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan
perawatan jangka panjang.jika perlu
10) Fasilitasi anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik nilai
11) Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keluarga (mis. tempat
tinggal, makanan, pakaian)
12) Fasilitasi anggota keluarga melalui proses kematian dan
berduka, jika perlu Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan peralatan yang diperlukan untuk
mempertahankan keputusan perawatan pasien
13) Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan
pasien dan/atau jika keluarga tidak dapat memberikan
perawatan
14) Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang
digunakan
15) Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluarga -
Informasikan kemajuan pasien secara berkala
16) Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia
17) Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu
D. Masalah Keperawatan Lain yang Bisa Terjadi (Disertai
Rencana Tindakan Keperawatan sampai Intervensi Lengkap
untuk Satu Diagnosa Keperawatan Tambahan)
1. Definisi/Pengertian
a. Kebutuhan Psikologi
Harga Diri Rendah Situasional
Evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini
b. Kebutuhan Spiritual
Risiko Distress Spiritual
Berisiko mengalami gangguan keyakinan atau sistem nilai
pada individu atau kelompok berupa kekuatan, harapan, dan
makna hidup
2. Luaran Keperawatan (SIKI)
a. Kebutuhan Psikologis
Tujuan dan Kriteria Hasil
Harga diri meningkat ditandai dengan:
a) Penilaian diri positif meningkat (5)
b) Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan positif
meningkat (5)
c) Penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri
meningkat (5)
d) Minat mencoba hal baru meningkat (5)
e) Belajar menampakkan wajah meningkat (5)
f) Postur tubuh menampakkan wajah meningkat (5)
g) Konsentrasi meningkat (5)
h) Tidur meningkat (5)
i) Kontak mata meningkat (5)
j) Gairah aktifitas meningkat (5)
k) Aktif meningkat (5)
l) Percaya diri berbicara meningkat (5)
m) Perilaku asertif meningkat (5)
n) Kemampuan membuat keputusan meningkat (5)’
o) Perasaan malu menurun (5)
p) Perasaan bersalah menurun (5)
q) Perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun (5)
r) Meremehkan kemampuan mengatasi masalah menurun (5)
s) Ketergantungan pada penguatan secara berlebihan
menurun (5)
t) Pencarian penguatan secara berlebihan menurun (5)
b. Kebutuhan Spiritual
Tujuan dan Kriteria hasil
Status spiritual membaik yang dibuktikan dengan:
a) Verbalisasi makna dan tujuan hidup meningkat (5)
b) Verbalisasi kepuasan terhadap makna hidup meningkat (5)
c) Verbalisasi perasaan keberdayaan meningkat (5)
d) Verbalisasi perasaan tenang meningkat (5)
e) Verbalisasi penerimaan meningkat (5)
f) Verbalisasi percaya pada orang lain meningkat (5)
g) Perilaku marah pada Tuhan menurun (5)
h) Verbalisasi perasaan bersalah menurun (5)
i) Verbalisasi perasaana asing menurun (5)
j) Verbalisasi perasaan diabaikan menurun (5)
k) Verbalisasi menyalahkan diri sendiri menurun (5)
l) Mimpi buruk menurun (5)
m) Perasaan takut menurun (5)
n) Perasaan takut menurun (5)
o) Penghindaran aktivitas, tempat, orang terkait,trauma
menurun (5)
p) Kewaspadaan berlebihan menurun (5)
q) Perilaku merusak diri menurun (5)
r) Kemampuan beribadah membaik (5)
s) Interaksi dengan orang terdekat/pemimpin spiritual
membaik (5)
t) Koping membaik (5)
u) Memori membaik (5)
v) Interpretasi realitas membaik (5)
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
a. Kebutuhan Psikologis
Manajemen Perilaku
1) Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
2) Diskusikan tanggungjawab terhadap perilaku
3) Jadwalkan kegiatan terstruktur
4) Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan
perawatan konsisten setiap dinas
5) Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
6) Batasi jumlah pengunjung
7) Bicara dengan nada rendah dan tenang
8) Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
9) Cegah perilaku pasif dan agresif
10) Beri penguatan posistif terhadap keberhasilan
mengendalikan perilaku
11) Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
12) Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan
pembicaraan
13) Hindari sikap mengancam dan berdebat
14) Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang telah
ditetapkan Edukasi
15) Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar
pembentukan kognitif
b. Kebutuhan Spiritual
Dukungan Koping Keluarga
1) Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini
2) Identifikasi beban prognosis secara psikologis
3) Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan
setelah pulang
4) Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga,
dan tenaga kesehatan
5) Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
6) Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak
menghakimi
7) Diskusikan rencana medis dan perawatan
8) Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan
keluarga atau antar anggota keluarga
9) Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan
perawatan jangka panjang.jika perlu
10) Fasilitasi anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik nilai
11) Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keluarga (mis.
tempat tinggal, makanan, pakaian)
12) Fasilitasi anggota keluarga melalui proses kematian dan
berduka, jika perlu Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan peralatan yang diperlukan untuk
mempertahankan keputusan perawatan pasien
13) Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan
pasien dan/atau jika keluarga tidak dapat memberikan
perawatan
14) Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang
digunakan
15) Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluarga -
Informasikan kemajuan pasien secara berkala
16) Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia
17) Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, M., & Susanto, S. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Perilaku Pasien Dalam Memanfaatkan Rawat Inap Di Rumah Sakit Pku
Muhammadiyah Nanggulan. Jurnal Medicoeticolegal Dan Manajemen
Rumah Sakit, 2(2), 113176.
Fitria, F., & Mulyana, N. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan
Spiritualitas Lansia Dalam Kesiapan Menghadapi Kematian. Focus : Jurnal
Pekerjaan Sosial, 4(1), 79. https://doi.org/10.24198/focus.v4i1.34267
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2004). T1_462008029_Bab Ii. 11–36.
Purba, M. A. (2019). Peran Perawat Dalam Menerapkan Tahapan Pengkajian
Proses Keperawatan Berbasis Spiritual. PPKB Spiritual, 1–9.

Anda mungkin juga menyukai