LP 1
LP 1
Oleh:
NIM : 222303101027
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN
TANGGAL .................................2023
MAHASISWA
b. Kebutuhan Spiritual
Pemeriksaan kebutuhan spiritual dapat dilakukan dengan
wawancara dan observasi mengenai keeadaan spiritual pasien.
Perawat dapat melakukan pendekatan dengan pasien supaya pasien
lebih terbuka mengenai agamanya dan keyakinannya. Perawat juga
bisa melakukan observasi kepada pasien dengan melakukan
pengamatan mengenai tingkah laku pasien yang berkaitan dengan
spiritualitasnya.
G. Penatalaksanaan
a. Kebutuhan Psikologi
1) Perawat melakukan pendekatan bina suasana dengan pasien agar
tercipta hubungan yang baik
2) Menuntun pasien menemukan kepercayaan dirinya kembali
3) Membantu pasien untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri atas
apa yang terjadi pada dirinya
4) Perawat bekerja sama dengan keluarga untuk membantu pasien
dalam proses penyembuhan mental dan psikologis yang dialami
oleh pasien
5) Melakukan kontrol dengan pihak yang dapat membantu
memulihkan kondisi psikologis pasien (Psikiater)
b. Kebutuhan Spiritual
Pasien yang berada di ruang perawatan jika tidak
terpenuhinya kebutuhan spiritualnya akan mengalami distress
spriritual yang akan menimbulkan keputusasaan dimana pasien
sudah tidak lagi percaya pada Tuhan, tidak lagi melakukan ibadah
dan hilang pengharapan pada Tuhan (Sriyono, 2019).
Penatalaksaan kebutuhan spiritual dapat dilakukan dengan:
1) Kehadiran perawat dan aktivitas perawatan menunjang adanya
perasaan sejahtera dan memberikan harapan untuk pemulihan
2) Mendukung hubungan yang menyembuhkan klien
3) Perawat dan jaringan pendukung klien merencanakan
perawatan bersama klien untuk meningkatkan ikatan
interpersonal yang sangat penting untuk penyembuhan
4) Klien dapat berpartisipasi dalam berdoa secara pribadi atau
bersama keluarga. Berdoa dapat menyebabkan seseorang
merasakan perbaikan suasana hati, kedamaian, dan ketenangan.
II. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Psikologis dan
Spiritual
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Kebutuhan Psikologi
a) Identitas pasien
Pada pengkajian identitas pasien ini meliputi: nama pasien, usia
,jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa.
b) Riwayat penyakit sekarang
Sering kali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien
melakukkan aktivitas. Biasanya terjadi mengeluh pusing, merasa
bingung, gelisah, sulit berkonsentrasi
c) Riwayat penyakit keluarga
Terdapat faktor keturunan yang menyebabkan terjadinya
gangguan yang dialami
b. Kebutuhan Spiritual
a) Identitas pasien
Pada pengkajian identitas pasien ini meliputi: nama pasien, usia
,jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa.
b) Riwayat penyakit sekarang
Merasa tak berdaya, mengeluh hidupnya tidak berguna, bingung
akan tuuan hidupnya.
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada
keluhan-keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk
mendukung data dari pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fisik
sebaiknya dilakukkan per system dengan focus pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan B3 (Brain) yang terarah dan dihubungkan
dengan keluhan-keluhan dari pasien. Keadaan umum, tanda-tanda
vital:tekanan darah meningkat, denyut nadi meningkat, tremor,
suara bergetar, muka tampak pucat. (Muttaqin, 2011). Pada pasien
dengan gangguan kebutuhan spiritual dilihat dari tanda dan
gejalanya seperti, tidak mampu beribadah, merasa tidak berdaya,
mengeluh hidupnya kurang tenang, merasa bersalah, dll.
3. Pemeriksaan Penunjang (Lab, Rontgent, USG, dll)
Tidak terdapat pemeriksaan penunjang
B. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
1. Definisi/Pengertian
a. Kebutuhan Psikologi
Ansietas
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman
b. Kebutuhan Spiritual
Distress Spiritual
Gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan
merasakan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan
diri, orang lain, lingkungan atau Tuhan.
2. Batasan Karakteristik
1) Berhubungan dengan diri, meliputi: pertama mengekpresikan
kurang dalam harapan, arti dan tujuan hidup, kedamaian,
penerimaan, cinta, memaafkan diri, dan keberanian. Kedua
marah, ketiga rasa bersalah, dan keempat koping buruk
2) Berhubungan dengan orang lain, meliputi: menolak berinteraksi
dengan pemimpin agama, teman dan keluarga, mengungkapkan
terpiah dari sistem dukungan, mengekpresikan terasing
3) Berhubungan dengan kekuatan yang melebihi dirinya, meliputi:
tidak mapu ibadah, tidak mampu dalam aktifitas agama,
mengekspresikan ditinggalkan atau marah kepada Tuhan, tidak
mampu intropeksi dan mengalami penderitaan tanpa harapan.
3. Faktor yang berhubungan
a. Kebutuhan Psikologi
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan psikologis pasien yaitu
persepsi, motivasi, sikap, kepercayaan dan sikap dari dalam
individu itu sendiri.
b. Kebutuhan Spiritual
Faktor yang mempengaruhi kesehatan spiritual seseorang dalam
kesiapan menghadapi kematian dipengaruhi oleh makna hidup,
konsep agama dan ketuhanan, interaksi sosial, konsep sakit sehat,
kesejahteraan
C. Intervensi Keperawatan
1. Luaran Keperawatan
a. Kebutuhan Psikologis
Tujuan dan kriteria hasil
Tingkat ansietas menurun ditandai dengan:
a) Verbalisasi kebingungan menurun (5)
b) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun (5)
c) Perilaku gelisah menurun (5)
d) Perilaku tegang menurun (5)
e) Keluhan pusing menurun (5)
f) Anoreksia menurun (5)
g) Palpitasi menurun (5)
h) Frekuensi pernapsan menurun (5)
i) Frekuensi nadi menurun (5)
j) Tekanan darah menurun (5)
k) Diaforesis menurun (5)
l) Tremor menurun (5)
m) Pucat menurun (5)
n) Konsentrasi membaik (5)
o) Pola tidur membaik (5)
p) Perasaan keberdayaan membaik (5)
q) Kontak mata membaik (5)
r) Pola berkemih membaik (5)
s) Orientasi membaik (5)
b. Kebutuhan Spiritual
Tujuan dan kriteria hasil
Status spiritual membaik yang dibuktikan dengan:
a) Verbalisasi makna dan tujuan hidup meningkat (5)
b) Verbalisasi kepuasan terhadap makna hidup meningkat (5)
c) Verbalisasi perasaan keberdayaan meningkat (5)
d) Verbalisasi perasaan tenang meningkat (5)
e) Verbalisasi penerimaan meningkat (5)
f) Verbalisasi percaya pada orang lain meningkat (5)
g) Perilaku marah pada Tuhan menurun (5)
h) Verbalisasi perasaan bersalah menurun (5)
i) Verbalisasi perasaana asing menurun (5)
j) Verbalisasi perasaan diabaikan menurun (5)
k) Verbalisasi menyalahkan diri sendiri menurun (5)
l) Mimpi buruk menurun (5)
m) Perasaan takut menurun (5)
n) Perasaan takut menurun (5)
o) Penghindaran aktivitas, tempat, orang terkait,trauma menurun
(5)
p) Kewaspadaan berlebihan menurun (5)
q) Perilaku merusak diri menurun (5)
r) Kemampuan beribadah membaik (5)
s) Interaksi dengan orang terdekat/pemimpin spiritual membaik
(5)
t) Koping membaik (5)
u) Memori membaik (5)
v) Interpretasi realitas membaik (5)
2. Intervensi (SIKI)
a. Kebutuhan Psikologis
Reduksi ansietas
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi,
waktu, stressor)
2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
4) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
5) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
6) Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan
penuh perhatian
7) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
8) Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
9) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
10) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang
11) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
12) Infomasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
13) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
14) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
15) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
16) Latih penggunaan mekanisme perthanan diri yang tepat
17) Latih teknik relaksasi
18) Kolaborasi pemberian obat asntiansietas, jika perlu
b. Kebutuhan Spiritual
Dukungan Koping Keluarga
1) Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini
2) Identifikasi beban prognosis secara psikologis
3) Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah
pulang
4) Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan
5) Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
6) Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak
menghakimi
7) Diskusikan rencana medis dan perawatan
8) Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga
atau antar anggota keluarga
9) Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan
perawatan jangka panjang.jika perlu
10) Fasilitasi anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik nilai
11) Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keluarga (mis. tempat
tinggal, makanan, pakaian)
12) Fasilitasi anggota keluarga melalui proses kematian dan
berduka, jika perlu Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan peralatan yang diperlukan untuk
mempertahankan keputusan perawatan pasien
13) Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan
pasien dan/atau jika keluarga tidak dapat memberikan
perawatan
14) Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang
digunakan
15) Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluarga -
Informasikan kemajuan pasien secara berkala
16) Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia
17) Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu
D. Masalah Keperawatan Lain yang Bisa Terjadi (Disertai
Rencana Tindakan Keperawatan sampai Intervensi Lengkap
untuk Satu Diagnosa Keperawatan Tambahan)
1. Definisi/Pengertian
a. Kebutuhan Psikologi
Harga Diri Rendah Situasional
Evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini
b. Kebutuhan Spiritual
Risiko Distress Spiritual
Berisiko mengalami gangguan keyakinan atau sistem nilai
pada individu atau kelompok berupa kekuatan, harapan, dan
makna hidup
2. Luaran Keperawatan (SIKI)
a. Kebutuhan Psikologis
Tujuan dan Kriteria Hasil
Harga diri meningkat ditandai dengan:
a) Penilaian diri positif meningkat (5)
b) Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan positif
meningkat (5)
c) Penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri
meningkat (5)
d) Minat mencoba hal baru meningkat (5)
e) Belajar menampakkan wajah meningkat (5)
f) Postur tubuh menampakkan wajah meningkat (5)
g) Konsentrasi meningkat (5)
h) Tidur meningkat (5)
i) Kontak mata meningkat (5)
j) Gairah aktifitas meningkat (5)
k) Aktif meningkat (5)
l) Percaya diri berbicara meningkat (5)
m) Perilaku asertif meningkat (5)
n) Kemampuan membuat keputusan meningkat (5)’
o) Perasaan malu menurun (5)
p) Perasaan bersalah menurun (5)
q) Perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun (5)
r) Meremehkan kemampuan mengatasi masalah menurun (5)
s) Ketergantungan pada penguatan secara berlebihan
menurun (5)
t) Pencarian penguatan secara berlebihan menurun (5)
b. Kebutuhan Spiritual
Tujuan dan Kriteria hasil
Status spiritual membaik yang dibuktikan dengan:
a) Verbalisasi makna dan tujuan hidup meningkat (5)
b) Verbalisasi kepuasan terhadap makna hidup meningkat (5)
c) Verbalisasi perasaan keberdayaan meningkat (5)
d) Verbalisasi perasaan tenang meningkat (5)
e) Verbalisasi penerimaan meningkat (5)
f) Verbalisasi percaya pada orang lain meningkat (5)
g) Perilaku marah pada Tuhan menurun (5)
h) Verbalisasi perasaan bersalah menurun (5)
i) Verbalisasi perasaana asing menurun (5)
j) Verbalisasi perasaan diabaikan menurun (5)
k) Verbalisasi menyalahkan diri sendiri menurun (5)
l) Mimpi buruk menurun (5)
m) Perasaan takut menurun (5)
n) Perasaan takut menurun (5)
o) Penghindaran aktivitas, tempat, orang terkait,trauma
menurun (5)
p) Kewaspadaan berlebihan menurun (5)
q) Perilaku merusak diri menurun (5)
r) Kemampuan beribadah membaik (5)
s) Interaksi dengan orang terdekat/pemimpin spiritual
membaik (5)
t) Koping membaik (5)
u) Memori membaik (5)
v) Interpretasi realitas membaik (5)
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
a. Kebutuhan Psikologis
Manajemen Perilaku
1) Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
2) Diskusikan tanggungjawab terhadap perilaku
3) Jadwalkan kegiatan terstruktur
4) Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan
perawatan konsisten setiap dinas
5) Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
6) Batasi jumlah pengunjung
7) Bicara dengan nada rendah dan tenang
8) Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
9) Cegah perilaku pasif dan agresif
10) Beri penguatan posistif terhadap keberhasilan
mengendalikan perilaku
11) Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
12) Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan
pembicaraan
13) Hindari sikap mengancam dan berdebat
14) Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang telah
ditetapkan Edukasi
15) Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar
pembentukan kognitif
b. Kebutuhan Spiritual
Dukungan Koping Keluarga
1) Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini
2) Identifikasi beban prognosis secara psikologis
3) Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan
setelah pulang
4) Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga,
dan tenaga kesehatan
5) Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
6) Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak
menghakimi
7) Diskusikan rencana medis dan perawatan
8) Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan
keluarga atau antar anggota keluarga
9) Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan
perawatan jangka panjang.jika perlu
10) Fasilitasi anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik nilai
11) Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keluarga (mis.
tempat tinggal, makanan, pakaian)
12) Fasilitasi anggota keluarga melalui proses kematian dan
berduka, jika perlu Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan peralatan yang diperlukan untuk
mempertahankan keputusan perawatan pasien
13) Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan
pasien dan/atau jika keluarga tidak dapat memberikan
perawatan
14) Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang
digunakan
15) Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluarga -
Informasikan kemajuan pasien secara berkala
16) Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia
17) Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA