MEDIKO.ID
Soal No.1
Seorang bayi baru lahir berusia 1 hari datang dengan kejang seluruh tubuh. Kejang
berlangsung 10 menit. Pada pemeriksaan fisik tampak ubun ubun menonjol.
Riwayat bersalin di dukun beranak dan anak tidak mendapatkan suntikan apa apa.
Selama hamil ibu rutin mengkonsumsi obat antiepilepsi. Pada pemeriksaan CT Scan
ditemukan adanya intracerebral hemorrhage. Kemungkinan penyebab perdarahan
pada bayi ini adalah ……
A. Defisiensi factor VIII
B. Defisiensi factor IX
C. Defisiensi vitamin K
D. Trombositopenia
E. Defisiensi factor vonWillebrand
Soal No.1
Seorang bayi baru lahir berusia 1 hari datang dengan kejang seluruh tubuh. Kejang
berlangsung 10 menit. Pada pemeriksaan fisik tampak ubun ubun menonjol.
Riwayat bersalin di dukun beranak dan anak tidak mendapatkan suntikan apa apa.
Selama hamil ibu rutin mengkonsumsi obat antiepilepsi. Pada pemeriksaan CT Scan
ditemukan adanya intracerebral hemorrhage. Kemungkinan penyebab perdarahan
pada bayi ini adalah ……
A. Defisiensi factor VIII→ hemophilia A
B. Defisiensi factor IX→ hemophilia B
C. Defisiensi vitamin K
D. Trombositopenia→ ITP
E. Defisiensi factor vonWillebrand → vWD
Vitamin K Deficiency Bleeding
• VKDB sebelumnya juga dikenal dengan
hemorrhagic disease of the newborn,
merupakan kelainan pembekuan darah
yang disebabkan oleh rendahnya
penyimpanan vitamin K saat lahir.
• Manifestasi paling sering adalah ICH
• Tabel di samping menggambarkan lokasi
dan onset perdarahan serta
kemungkinan penyebab dari VKDB
Diagnosis dan Tatalaksana
• Pada pemeriksaan kaskade koagulasi, akan ditemukan pemanjangan PT
yang melebihi pemanjangan aPTT (vit K mengaktivasi Faktor II, VII, IX, X,
Protein C dan S)
• Pemeriksaan kadar factor koagulasi juga dapat dilakukan dan akan
ditemukan penurunan factor II, VII, IX, dan X
• Jika perdarahan aktif berikan Vit K IV 10 mg, jika tidak ada perdarahan
dapat diberikan secara PO
• Jika perdarahan mengancam nyawa dapat diberikan Prothrombin
Complex Concentrate (PCC)
Patofisiologi : immune
mediated yang
menyebabkan clearance
platelet meningkat
Respon terapi :
Soal No.3
Seorang anak laki laki berusia 6 tahun dibawa oleh ibunya karena lemas serta
mimisan dan gusi berdarah yang berulang sejak 1 bulan yang lalu. Ibu juga
mengatakan anaknya sering mengalami demam. Pada pemeriksaan fisik dokter
menemukan perdarahan subkonjungtiva, petekie di ekstrimitas atas, dan
hepatosplenomegali. Dokter melakukan pemeriksaan darah rutin dengan hasil AE
2x106/dL, AL 21.000 dam AT 70.0000. Pemeriksaan penunjang lain yang dibutuhkan
untuk menegakkan diagnosis adalah ……..
A. Analisis translokasi BCR-ABL
B. Cincin sideroblast pada apusan darah tepi
C. Sel Reed Stenberg pada biopsy limfonodi
D. Limfoblast pada apusan darah tepi
E. Auer rod pada apusan darah tepi
Soal No.3
Seorang anak laki laki berusia 6 tahun dibawa oleh ibunya karena lemas serta
mimisan dan gusi berdarah yang berulang sejak 1 bulan yang lalu. Ibu juga
mengatakan anaknya sering mengalami demam. Pada pemeriksaan fisik dokter
menemukan perdarahan subkonjungtiva, petekie di ekstrimitas atas, dan
hepatosplenomegali. Dokter melakukan pemeriksaan darah rutin dengan hasil AE
2x106/dL, AL 21.000 dam AT 70.0000. Pemeriksaan penunjang lain yang
dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis adalah ……..
A. Analisis translokasi BCR-ABL→ CML
B. Cincin sideroblast pada apusan darah tepi → Anemia sideroblastic
C. Sel Reed Stenberg pada biopsy limfonodi → Hodgkin Limfoma
D. Limfoblast pada apusan darah tepi
E. Auer rod pada apusan darah tepi → AML
Acute Lymphoblastic Leukemia
• Merupakan keganasan darah darah yang berasal dari sumsum tulang, dimana sel
precursor limfoid berproliferasi dan menggantikan sel hematopoietik normal
pada sumsum tulang
• WHO mengklasifikasikan ALL menjadi B limfoblastik leukemia dan T limfoblastik
leukemia, berdasarkan asal prekursornya
• Keganasan ini sering terjadi pada anak, dengan tanda dan gejala sebagai berikut :
Diagnosis
Peningkatan Asam
• Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain : urat,hyperkalemia,
dan hiperfosfatemia
merupakan
penanda Tumor
Lysis Syndorme
Big vs SmALL
AML vs ALL
Tatalaksana
• Tatalaksana gawat darurat yang dapat dilakukan adalah :
Sumber :
https://www.slideshare.net/meducationdotne
t/thyroid-cancer-differential-diagnosis-of-
lumps-in-neck-for-medical-students-and-
foundation-doctors
SOAL NO. 9
Tn.H, 75 tahun, datang dengan keluhan sesak, mudah lelah, dan palpitasi. Disertai
kesemutan dikedua ekstremitas. Pada pemeriksaan didapatkan TD 105/50 mmHg,
HR 104x/m, RR 22x/m, dan T 37C, iktus cordis pada ICS 6, bunyi jantung S3, ronchi
basah halus, edema tungkai, dan hepatomegaly ringan. Pada pemeriksaan
neurologis didapatkan penurunan reflex fisiologis lutut bilateral. Hasil pemeriksaan
laboratorium normal. Pasien kemungkinnan mengalami defisiensi….
A. Niacin
B. Piridoksin
C. Thiamin
D. Retinol
E. Riboflavin
SOAL NO. 9
Tn.H, 75 tahun, datang dengan keluhan sesak, mudah lelah, dan palpitasi. Disertai
kesemutan dikedua ekstremitas. Pada pemeriksaan didapatkan TD 105/50 mmHg,
HR 104x/m, RR 22x/m, dan T 37C, iktus cordis pada ICS 6, bunyi jantung S3, ronchi
basah halus, edema tungkai, dan hepatomegaly ringan. Pada pemeriksaan
neurologis didapatkan penurunan reflex fisiologis lutut bilateral. Hasil pemeriksaan
laboratorium normal. Pasien kemungkinnan mengalami defisiensi….
A. Niacin dijelaskan di pembahasan
B. Piridoksin dijelaskan di pembahasan
C. Thiamin
D. Retinol
E. Riboflavin dijelaskan di pembahasan
Beri-Beri
Sumber: http://www.fao.org/3/y2809e/y2809e09.htm
SOAL NO. 10
An. B, 15 tahun, tampak lebih pendek dan kecil dibanding anak seusianya. Pasien
belum mimpi basah. Ayah memiliki keluhan yang sama, dan ibu haid pertama usia
16 tahun. Pada PF tidak ditemukan : kumis, pertumbuhan payudara, bulu ketiak,
atau rambut pubis. Skrotum dan penis lebih kecil dari anak seusianya. Pemeriksaan
penunjang awal yang paling tepat untuk kasus ini adalah …
A. Bone age
B. Growth hormone
C. USG abdomen
D. TVUS
E. Urin lengkap
SOAL NO. 10
An. B, 15 tahun, tampak lebih pendek dan kecil dibanding anak seusianya. Pasien
belum mimpi basah. Ayah memiliki keluhan yang sama, dan ibu haid pertama usia
16 tahun. Pada PF tidak ditemukan : kumis, pertumbuhan payudara, bulu ketiak,
atau rambut pubis. Skrotum dan penis lebih kecil dari anak seusianya.
Pemeriksaan penunjang awal yang paling tepat untuk kasus ini adalah …
A. Bone age
B. Growth hormone tidak relevan
C. USG abdomen terlalu dini, tidak ada indikasi
D. TVUS pasien laki2 (transvaginal ultrasound)
E. Urin lengkap tidak relevan
Pubertas Terlambat (Delayed Puberty)
Jika tidak ada tanda
pubertas pada :
• Laki-laki usia 14 tahun
• Perempuan usia 13
tahun
Klasifikasi
• Hipergonadotropik
hipogonadism
• Hipogonadotropik
hipogonadism
Sumber : https://www.paediatricsandchildhealthjournal.co.uk/article/S1751-7222(07)00145-X/abstract
Pendekatan Diagnosis Pubertas Terlambat (Delayed Puberty)
• Pencitraan :
Usia tulang ( memastikan delayed puberty atau tidak), CT scan/MRI kepala dan
USG genitalia interna (atas indikasi)
• Hormonal (basal/uji GnRH)
LH, FSH, Prolaktin, estrogen, atau testosterone
• Analisis kromosom (dengan indikasi)
Sumber : https://www.paediatricsandchildhealthjournal.co.uk/article/S1751-7222(07)00145-X/abstract
SOAL NO. 11
Tn.M, 45 tahun, nyeri pada ibu jari kaki kiri yang semakin memberat sejak 4 hari
yang lalu. Nyeri mendadak muncul setelah pasien mengonsumsi seafood dalam
jumlah banyak. Pasien rutin mengonsumsi allopurinol karena memiliki riwayat asam
urat tinggi. Pada PF didapatkan TTV dbn, BB 75 kg, TB 160 cm, status lokalis tampak
MTP I sinistra edema,hiperemis, nyeri tekan (+), ROM terbatas karena nyeri.
Tatalaksana yang tepat adalah …
A. Kolkisin, hentikan allopurinol
B. Meloxicam, hentikan allopurinol
C. Kolkisin, lanjutkan allopurinol
D. Piroxicam, hentikan allopurinol
E. Meloxicam, lanjutkan allopurinol
SOAL NO. 11
Tn.M, 45 tahun, nyeri pada ibu jari kaki kiri yang semakin memberat sejak 4 hari
yang lalu. Nyeri mendadak muncul setelah pasien mengonsumsi seafood dalam
jumlah banyak. Pasien rutin mengonsumsi allopurinol karena memiliki riwayat
asam urat tinggi. Pada PF didapatkan TTV dbn, BB 75 kg, TB 160 cm, status lokalis
tampak MTP I sinistra edema,hiperemis, nyeri tekan (+), ROM terbatas karena
nyeri. Tatalaksana yang tepat adalah …
A. Kolkisin, hentikan allopurinol allopurinol dilanjutkan
B. Meloxicam, hentikan allopurinol kurang tepat
C. Kolkisin, lanjutkan allopurinol
D. Piroxicam, hentikan allopurinol kurang tepat
E. Meloxicam, lanjutkan allopurinol kurang tepat
Hiperurisemia Farmakologi
Etiologi 1. Xanthine Oksidase Inhibitor
Ketidaseimbangan antara metabolism purin dan Allopurinol
eksresi asam urat 2. Uricosuric agent
probenecid
Serangan akut gout 3. Antigout agent kolkisin
• Karena fluktuasi kadar asam urat (gout acute)
• Terapi utama adalah menekan nyeri dan
radang Non farmakologi
• Jika pasien diketahui riwayat konsumsi Diet rendah purin gula,
allopurinol maka tetap dilanjutkan saat tepung, telur, keju
serangan
• Beri kolkisin atau NSAID atau kortikosteroid Hindari daging, ikan,
makanan laut, jeroan, alcohol,
kacang-kacangan
Sumber :https://www.aafp.org/afp/2014/1215/p831.html
Soal No. 12
Seorang laki-laki usia 48 th datang ke poliklinik RS dengan keluhan nyeri punggung sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan disertai demam dan penurunan berat badan. Pemeriksaan fisik
didapatkan kifosis thoracal dan tonjolan berbentuk segitiga. Pemeriksaan MRI vertebra
thoracal didapatkan anterior wedge pada vertebra Th 10-11 dan cold abcess. Tatalaksana
yang tepat pada pasien tersebut adalah……
A. Regimen TB kategori 1
B. 2RHZE + 10 HR
C. 2RHZE + 10 HR dengan prednison
D. Evakuasi abses dan antibiotik broad spectrum
E. Pemberian prednison
Soal No. 12
Seorang laki-laki usia 48 th datang ke poliklinik RS dengan keluhan nyeri punggung sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan disertai demam dan penurunan berat badan. Pemeriksaan fisik
didapatkan kifosis thoracal dan tonjolan berbentuk segitiga. Pemeriksaan MRI vertebra
thoracal didapatkan anterior wedge pada vertebra Th 10-11 dan cold abcess. Tatalaksana
yang tepat pada pasien tersebut adalah……
A. Regimen TB kategori 1
B. 2RHZE + 10 HR
C. 2RHZE + 10 HR dengan prednison tidak diberi prednison, perberat destruksi tulang
D. Evakuasi abses dan antibiotik broad spectrum
E. Pemberian prednison
Spondylitis Spondylosis Spondylolysis Spondylolisthesis
Finklestein test
Adalah tes khusus
untuk mendiagnosis
tenosynovitis de
quervain
Terjadi pada
kondisi gangguan
hepar
Suppurative tenosynovitis
• Akibat tusukan (jarum/duri)
dan laserasi.
• Harus dilakukan evakuasi pus
untuk mencegah nekrosis
tendo
Soal No. 15
Seorang perempuan datang bersama suaminya ke puskesmas karena takut
hamil. Pasien biasa menggunakan pil KB harian, tetapi saat ini sudah lupa
minum 10 hari yang lalu. Pasien berhubungan intim dengan suami 4 hari yang
lalu. Dokter menganjurkan menggunakan kontrasepsi darurat. Berikut ini adalah
kontrasepsi darurat yang dapat digunakan pasien ini adalah?
a. AKDR-Cu
b. Pil progestin 2x1 tablet
c. Pil kombinasi dosis rendah 2x4 tablet
d. KB suntik 1 bulanan
e. Pil kombinasi dosis tinggi 2x2 tablet
Soal No. 15
Seorang perempuan datang bersama suaminya ke puskesmas karena takut
hamil. Pasien biasa menggunakan pil KB harian, tetapi saat ini sudah lupa
minum 10 hari yang lalu. Pasien berhubungan intim dengan suami 4 hari yang
lalu. Dokter menganjurkan menggunakan kontrasepsi darurat. Berikut ini adalah
kontrasepsi darurat yang dapat digunakan pasien ini adalah?
a. AKDR-Cu SUDAH 4 HARI
b. Pil progestin 2x1 tablet DALAM 3 HARI
c. Pil kombinasi dosis rendah 2x4 tablet DALAM 3 HARI
d. KB suntik 1 bulanan
e. Pil kombinasi dosis tinggi 2x2 tablet DALAM 3 HARI
Buku Rekomendasi Praktik Pilihan
Penggunaan Kontrasepsi
Pada pasien ini sudah lupa
selama 10 hari
Soal No. 16
Seorang pasien datang membawa anaknya dengan adanya kelainan kongenital.
Saat diperiksa oleh dokter pasien memiliki agenesis renal bilateral, epikantus
yang prominen, hypoplasia pulmoner, low-set ear dan CTEV. Dokter kemudian
memikirkan diagnosis prenatal yang sesuai untuk kondisi tersebut. Pemeriksaan
yang dapat ditemukan untuk diagnosis prenatal pasien tersebut adalah………
A. AFI > 24 cm
B. Volume cairan amnion 1000 ml
C. AFI < 7cm
D. Terdapat alfa-feto protein
E. Didapatkan beta-hcg yang sangat tinggi
Soal No. 16
Seorang pasien datang membawa anaknya dengan adanya kelainan kongenital.
Saat diperiksa oleh dokter pasien memiliki agenesis renal bilateral, epikantus
yang prominen, hypoplasia pulmoner, low-set ear dan CTEV. Dokter kemudian
memikirkan diagnosis prenatal yang sesuai untuk kondisi tersebut. Pemeriksaan
yang dapat ditemukan untuk diagnosis prenatal pasien tersebut adalah………
A. AFI > 24 cm Polihidramnion
B. Volume cairan amnion 1000 ml normal
C. AFI < 7cm pada potter syndrome
D. Terdapat alfa-feto protein untuk spina bifida
E. Didapatkan beta-hcg yang sangat tinggi pada tumor trophoblast
gestasional
USG pada hidramnion
• Polihidramnion diidentifikasi dengan AFI (amniotic fluid index) lebih dari 24
cm atau volume cairan amnion lebih dari 2000 mL
• Oligohydramnios diidentifikasi dengan AFI kurang dari 7 cm
Malformasi kongenital
Potter’s syndrome
PRIMER SEKUNDER
Apabila TIDAK TERDAPAT Riwayat Apabila terdapat riwayat minimal 1
keguguran berulang sebelumnya. bayi lahir hidup sebelumnya.
Servix Inkompeten
• Serviks inkompeten karakteristiknya
adalah abortus berulang pada trimester
2, dan tidak nyeri.
• Pada pemeriksaan USG transvaginal
didapatkan salah satu dari gambaran
berikut :
1. Cervix <25 mm
2. Funneling/ballooning serviks
3. OUI yang terdilatasi.
Soal No. 18
Wanita 34 tahun, G4P3A0 hamil 40 minggu mengalami persalinan macet.
Dibawa oleh keluarga ke rumah sakit terdekat. Pada pemeriksaan kepala bayi
sudah diluar setelah persalinan dibantu oleh bidan Puskesmas. Riwayat DM tak
terkontrol sejak 5 tahun lalu. Turtle sign (+). Perkiraan berat badan bayi 3500
gram. Dokter sudah melakukan Tindakan berupa manuver Mc. Robert dan
penekanan simfisis. Tidakan selanjutnya yang dapat dilakukan adalah……
A. Melakukan manuver rotasi interna
B. Melakukan Massanti Manuver
C. Akhiri persalinan secara perabdominam
D. Lakukan manuver rubin
E. Lakukan induksi persalinan
Soal No. 18
Wanita 34 tahun, G4P3A0 hamil 40 minggu mengalami persalinan macet.
Dibawa oleh keluarga ke rumah sakit terdekat. Pada pemeriksaan kepala bayi
sudah diluar setelah persalinan dibantu oleh bidan Puskesmas. Riwayat DM tak
terkontrol sejak 5 tahun lalu. Turtle sign (+). Perkiraan berat badan bayi 3500
gram. Dokter sudah melakukan Tindakan berupa manuver Mc. Robert dan
penekanan simfisis. Tidakan selanjutnya yang dapat dilakukan adalah……
A. Melakukan manuver rotasi interna (wood manuver)
B. Melakukan Massanti Manuver
C. Akhiri persalinan secara perabdominam
D. Lakukan manuver rubin
E. Lakukan induksi persalinan
Distosia Bahu
Keadaan dimana setelah kepala
dilahirkan, bahu anteriot tidak dapat
lewat di bawah simfisis pubis
• Kegagalan melahirkan bahu dengan
metode biasa
• Diagnosis:
– Kesulitan melahrikan wajah dan dagu
– “Turtle Sign”: kepala bayi melekat
erat di vulva atau bahkan tertarik
kembali
– Kegagalan paksi luar kepala bayi
– Kegagalan turunnya bahu
Turtle Sign
Manuver Mc
Robert
Penekanan
suprasimfisis
Wood’s screw manouvre
Tatalaksana Distosia Bahu Can be done simultaneously with
anterior dissimpaction
ALARM
• Ask for help
• Lift manuver Mc. Robert
• The buttock
• The Legs
• Anterior Disimpaction of
Shoulder
• Rotation the Posterior
Shoulder Wood’s Manuver
• Manual remover of posterior
arm
Rubin Maneuver
Anterior Disimpaction of Shoulder Adduction of anterior shoulder by
pressure applied to the posterior aspect
Suprapubic Pressure (Massanti Maneuvre) of the shoulder
Soal No. 19
Perempuan 32th P3A0 keluar perdarahan dari jalan lahir setelah melahirkan 1
jam yll di dukun. TD 110/80mmHg, N 90x/mnt, RR 18x/mnt, t 37,2°C. Px jalan
lahir terdapat robekan pada mukosa vagina. Tatalaksana yang tepat pada pasien
tersebut adalah………………
A. Lakukan penjahitan pada laserasi
B. Lakuka resusitasi cairan terlebih dahulu
C. Lakukan eksplorasi pada jalan lahir untuk memastikan
D.Tidak perlu dilakukan penjahitan
E. Lakukan penjahitan dengan metode B-Lynch
Soal No. 19
Perempuan 32th P3A0 keluar perdarahan dari jalan lahir setelah melahirkan 1
jam yll di dukun. TD 110/80mmHg, N 90x/mnt, RR 18x/mnt, t 37,2°C. Px jalan
lahir terdapat robekan pada mukosa vagina. Tatalaksana yang tepat pada pasien
tersebut adalah………………
A. Lakukan penjahitan pada laserasi
B. Lakuka resusitasi cairan terlebih dahulu
C. Lakukan eksplorasi pada jalan lahir untuk memastikan
D.Tidak perlu dilakukan penjahitan
E. Lakukan penjahitan dengan metode B-Lynch
Laserasi Jalan Lahir
I Luasnya robekan hanya sampai mukosa vagina, komisura posterior tanpa
mengenai kulit perineum. Tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan
posisi luka baik
II Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu mengenai mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum dan otot perineum. Jahit menggunakan teknik
penjahitan laserasi perineum.
III Robekan yang terjadi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot perineum hingga otot sfingter ani.
3a: <50% sfingter ani eksterna
3b: >50% sfingter ani eksterna
3c: meliputi sfingter ani interna
Persalinan
• Dapat lahir spontan.
• Sikap konservatif dipertahankan sampai pusat lahir.
• 2 jam setelah pembukaan lengkap, anak sudah harus
lahir.
Perasat Persalinan
Bracht Manuever
Sebaiknya dilakukan SC
Pervaginam apabila :
• Persalinan sudah sedemikian
maju dan pembukaan lengkap
• Bayi preterm sehingga kans
hidup kecil
• Bayi kedua pada kehamilan
kembar
Soal No. 21
Ny. Ratna 20 tahun G2P1A0 aterm datang dengan keluhan kenceng-kenceng.
Tanda-tanda vital masih dalam batas normal. Pemeriksaan dalam didapatkan
pembukaan 1 cm, his baik. Dokter kemudian menilai bishop score didapatkan
nilai 4 . Tatalaksana yang tepat yang harus dilakukan adalah …
A. Lakukan induksi persalinan dengan menggunakan oksitosin
a. Lakukan priming dengan menggunakan misoprostol intravagina
b. Pimpin mengejan
c. Lakukan amniotomi
d. Lakukan induksi dengan menggunakan stripping-off the membrane
Soal No. 21
Ny. Ratna 20 tahun G2P1A0 aterm datang dengan keluhan kenceng-kenceng.
Tanda-tanda vital masih dalam batas normal. Pemeriksaan dalam didapatkan
pembukaan 1 cm, his baik. Dokter kemudian menilai bishop score didapatkan
nilai 4 . Tatalaksana yang tepat yang harus dilakukan adalah …
A. Lakukan induksi persalinan dengan menggunakan oksitosin
B. Lakukan priming dengan menggunakan misoprostol intravaginal
C. Pimpin mengejan
D. Lakukan amniotomy
E. Lakukan induksi dengan menggunakan stripping-off the membrane
Bishop Score
PRIMING Teknik :
• Mekanik : pelepasan kulit ketuban dan
• Dapat menggunakan digital pemecahan kulit ketuban
yaitu : dimasukan 1 jari • Menggunakan oksitosin
sehingga lama-lama menjadi
lembut dan masak.
• Dapat menggunakan
misoprostol intravaginal
dengan dosis 200 or 400 μg.
SOAL NO.22
Pasien konfirmasi COVID dengan gejala sedang telah menjalani isolasi di rumah sakit selama 10 hari. Saat
ini pasien tidak mengeluhkan adanya gejala. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tidak ada kelainan.
Untuk mengubah status pasien konfirmasi menjadi selesai isolasi, apa yang harus dilakukan pasien
tersebut?
a. tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai jika sudah isolasi mandiri selama
10 hari sejak pengambilan specimen diagnosis
b. tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai jika sudah isolasi mandiri selama
10 hari sejak pengambilan specimen diagnosis ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi
menunjukkan gejala
c. Dinyatakan selesai isolasi apabila telah mendapatkan hasil follow up RT-PCR 1x negative ditambah
minimal 3 hari tidak bergejala
d. Dinyatakan selesai isolasi apabila telah mendapatkan hasil follow up RT-PCR 1x negative
e. Dinyatakan selesai isolasi apabila telah mendapatkan hasil follow up RT-PCR negative pada hari ke 10
dan 11
SOAL NO.22
Pasien konfirmasi COVID dengan gejala sedang telah menjalani isolasi di rumah sakit selama 10 hari. Saat
ini pasien tidak mengeluhkan adanya gejala. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tidak ada kelainan.
Untuk mengubah status pasien konfirmasi menjadi selesai isolasi, apa yang harus dilakukan pasien
tersebut?
a. tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai jika sudah isolasi mandiri selama
10 hari sejak pengambilan specimen diagnosis
b. tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai jika sudah isolasi mandiri
selama 10 hari sejak pengambilan specimen diagnosis ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi
menunjukkan gejala
c. Dinyatakan selesai isolasi apabila telah mendapatkan hasil follow up RT-PCR 1x negative ditambah
minimal 3 hari tidak bergejala
d. Dinyatakan selesai isolasi apabila telah mendapatkan hasil follow up RT-PCR 1x negative
e. Dinyatakan selesai isolasi apabila telah mendapatkan hasil follow up RT-PCR negative pada hari ke 10
dan 11
Evaluasi Akhir Status Klinis Pasien COVID-19
Evaluasi Akhir Status Klinis Pasien COVID-19
SOAL NO.23
Nn.Y, bekerja pelajar di Jakarta. Saat wabah COVID-19 masuk ke Indonesia, nn.Y kembali ke
kampung halamannya karena diliburkan. Pasien tidak merasakan keluhan apapun. 6 hari setelah
nn.y pulang, kedua orang tua pasien batuk dan sesak. Setelah diperiksa ternyata, kedua orang tua
pasien positif COVID-19. Pasien juga diketahui mengikuti perkumpulan karang taruna di desanya
dengan jumlah anggota 20 orang. Dari 20 peserta yang hadir, 8 peserta positif covid-19
sedangkan 12 orang yang lainnya negative. Apa scenario transmisi pandemic COVID-19 pada
kasus tersebut berdasarkan panduan WHO?
a. Tidak ada kasus
b. Kasus sporadic
c. Kasus klaster
d. Penularan komunitas
e. Kasus menular
SOAL NO.23
Nn.Y, bekerja pelajar di Jakarta. Saat wabah COVID-19 masuk ke Indonesia, nn.Y kembali ke
kampung halamannya karena diliburkan. Pasien tidak merasakan keluhan apapun. 6 hari setelah
nn.y pulang, kedua orang tua pasien batuk dan sesak. Setelah diperiksa ternyata, kedua orang tua
pasien positif COVID-19. Pasien juga diketahui mengikuti perkumpulan karang taruna di desanya
dengan jumlah anggota 20 orang. Dari 20 peserta yang hadir, 8 peserta positif covid-19
sedangkan 12 orang yang lainnya negative. Apa scenario transmisi pandemic COVID-19 pada
kasus tersebut berdasarkan panduan WHO?
a. Tidak ada kasus
b. Kasus sporadic
c. Kasus klaster
d. Penularan komunitas
e. Kasus menular
Transmisi COVID-19
Berdasarkan panduan WHO, terdapat 4 skenario transmisi pada pandemi COVID-19,
yaitu:
1. Wilayah yang belum ada kasus (No Cases)
2. Wilayah dengan satu atau lebih kasus, baik kasus import ataupun lokal, bersifat
sporadik dan belum terbentuk klaster (Sporadic Cases)
3. Wilayah yang memiliki kasus klaster dalam waktu, lokasi geografis, maupun paparan
umum (Clusters of Cases)
4. Wilayah yang memiliki transmisi komunitas (Community Transmission)
SOAL NO. 24
Tn.P 22 tahun datang dengan keluhan jantung berdebar-debar TD 160/100 HR 112
x/menit, RR 20 x/menit, T 37.7oC, lalu pada pemeriksaan EKG pada lead I, II dan III
ditemukan gambaran PR memendek dengan QRS lebar serta gambaran delta wave.
Diagnosis pada pasien ini adalah….
A. SVT
B. Wolf Parkinson White Syndrome
C. Atrial fibrilasi
D. Atrial ekstrasistol
E. Ventrikel ekstrasistol
SOAL NO. 24
Tn.P 22 tahun datang dengan keluhan jantung berdebar-debar TD 160/100 HR 112
x/menit, RR 20 x/menit, T 37.7oC, lalu pada pemeriksaan EKG pada lead I, II dan III
ditemukan gambaran PR memendek dengan QRS lebar serta gambaran delta
wave. Diagnosis pada pasien ini adalah….
A. SVT
B. Wolf Parkinson White Syndrome
C. Atrial fibrilasi
D. Atrial ekstrasistol
E. Ventrikel ekstrasistol
Sindrom Wolf Parkinson White (WPW)
• Sindrom Wolff-Parkinson-White merupakan salah satu
bentuk sindrom preeksitasi dimana terdapat jaras
aksesoris kongenital antara atrium dan ventrikel, sehingga WPW
terjadi aktivasi ventrikel lebih awal akibat arus listrik Wide QRS complex
dari atrium langsung turun ke ventrikel tanpa melalui AV PR-interval short (<12s)
node Wave delta wave
• Jaras aksesoris kongenital pada sindrom WPW dikenal
sebagai Bundle of Kent, yang langsung menghubungkan
antara atrium dan ventrikel tanpa melalui AV Node
• Karena adanya jaras aksesoris kongenital, pasien dengan
sindrom WPW akan sering mengalami episode
takiaritmia, akibat mekanismee reentry pada jaras
aksesorisnya yang kita sebut sebagai Atrioventrikular
Reentry Tachycardia ( AVRT ) Sumber : http://www.ina-ecg.com/2015/05/sindrom-wolff-parkinson-white.html
Karakteristik EKG pada Sindrom Wolf Parkinson White (WPW)
• Interval PR Memendek (< 120
msec)
• Terdapat Gelombang Delta (
adanya Slurring pada awal
gelombang QRS )
• Gelombang QRS sedikit melebar
akibat gelombang delta
• Adanya abnormalitas gelombang
ST/T akibat abnormalitas
repolarisasi
• Kadang Terlihat Pseudo Infarction
Pattern, Karena Gelombang Delta
Negatif menyerupai Gelombang Q
Patologis Sumber : http://www.ina-ecg.com/2015/05/sindrom-wolff-parkinson-white.html
SOAL NO. 25
Tn.Y 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada betis dan ujung kaki
kiri sejak 3 tahun terakhir. Nyeri bertambah ketika beraktivitas dan hilang pada saat
istirahat. Nyeri juga bertambah saat suhu dingin. Riwayat DM dan hipertensi
disangkal. Pasien adalah perokok aktif sejak usia 20 tahun, pada pemeriksaan fisik
tampak kaki membiru. EKG dan thorak dbn. Diagnosis yang tepat untuk kasus ini
adalah…
A. Arteritis Takayasu
B. Tromboangitis Obliterans
C. Sindrom CREST
D. Chronis critical limb ischemic
E. Emboli arteri
SOAL NO. 25
Tn.Y 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada betis dan ujung kaki
kiri sejak 3 tahun terakhir. Nyeri bertambah ketika beraktivitas dan hilang pada
saat istirahat. Nyeri juga bertambah saat suhu dingin. Riwayat DM dan hipertensi
disangkal. Pasien adalah perokok aktif sejak usia 20 tahun, pada pemeriksaan fisik
tampak kaki membiru. EKG dan thorak dbn. Diagnosis yang tepat untuk kasus ini
adalah…
A. Arteritis Takayasu perbedaan tekanan darah > 10 mmHg karena inflamasi
B. Tromboangitis Obliterans
C. Sindrom CREST subtype scleroderma
D. Chronis critical limb ischemic tanda : jaringan iskemik atau luka tak kunjung
sembuh
E. Emboli arteri jadi iskemik jika menyumbat kapiler
Buerger Disease (Thromboangiits obliterans)
Sumber : http://www.ina-ecg.com/2015/05/sindrom-wolff-parkinson-white.html
Hipotensi Ortostatik
• Pada DM terjadi gangguan saraf otonom sehingga respon simpatik menjadi tidak adekuat
Sumber : http://www.ina-ecg.com/2015/05/sindrom-wolff-parkinson-white.html
SOAL NO. 27
Tn.A diantar ke UGD dengan keluhan nyeri dada hebat mendadak 10 menit yang
lalu. Nyeri dirasakan seperti tersayat pisau. Oleh dokter dilakukan CT Scan dan
ditemukan robekan diaorta descenden. Diagnosis yang tepat menurut Debakey
adalah…..
A. Diseksi aorta tipe A
B. Diseksi aorta tipe B
C. Diseksi aorta tipe I
D. Diseksi aorta tipe II
E. Diseksi aorta tipe III
SOAL NO. 27
Tn.A diantar ke UGD dengan keluhan nyeri dada hebat mendadak 10 menit yang
lalu. Nyeri dirasakan seperti tersayat pisau. Oleh dokter dilakukan CT Scan dan
ditemukan robekan diaorta descenden. Diagnosis yang tepat menurut Debakey
adalah…..
A. Diseksi aorta tipe A Bukan klasifikasi debakey
B. Diseksi aorta tipe B Bukan klasifikasi debakey
C. Diseksi aorta tipe I pada aorta ascenden dan descenden
D. Diseksi aorta tipe II pada aorta ascenden
E. Diseksi aorta tipe III
Diseksi Aorta
• Merupakan kondisi dimana terjadinya robekan pada lapisan dalam aorta
• Gejala klinis :
Nyeri hebat mendadak seperti tersayat pisau
• Klasifikasi :
• Menurut Stanford
• Tipe A : robekan aorta ascenden atau keduanya
• Tipe B : robekan aorta descenden
• Menurut debakey
• Debakey 1 : robekan aorta ascenden dan descenden
• Debakey 2: robekan aorta ascenden
• Debakey 3: robelan aorta descenden
Sumber : Sumber: Mann, Zippes, Libby. 2014. Brauwnalds Heart Disease; A Textbook of Cardiovascular Medicine 10th Edition. Elsevier. United
States
SOAL NO. 28
Laki-laki usia 50 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 2 jam
yang lalu. Nyeri dada kiri menjalar sampai rahang kiri yang terasa seperti tertindih
beban berat disertai keringat dingin. Pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg, N 85 x/m,
RR 24x/m. Pemeriksaan EKG tampak ST depresi pada lead I, Avl, v5, v6.
Kemungkinan arteri yang terkena adalah……
A. Right coronary artery
B. Left coronary artery
C. Right circumflexa artery
D. Left circumflexa artery
E. Left ascending artery
SOAL NO. 28
Laki-laki usia 50 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 2 jam
yang lalu. Nyeri dada kiri menjalar sampai rahang kiri yang terasa seperti tertindih
beban berat disertai keringat dingin. Pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg, N 85 x/m,
RR 24x/m. Pemeriksaan EKG tampak ST depresi pada lead I, Avl, v5, v6.
Kemungkinan arteri yang terkena adalah……
A. Right coronary artery
B. Left coronary artery
C. Right circumflexa artery
D. Left circumflexa artery
E. Left ascending artery
Anatomi Arteri Koroner
Aorta bercabang menjadi 2:
• Right coronary artery= suplai darah ke dinding
inferior jantung dan SA node RCA bercabang
menjadi posterior descending artery suplai darah
ke dinding posterior
NB : RCA suplai ke SA node dan AV node
sehingga dapat menybabkan gangguan konduksi
• Left coronary artery ( bercabang menjadi 2)
• Left anterior descending artery= suplai darah
ke dinding anteirior dan septal
• Left circumflex artery = suplai darah ke
dindinglateral
Sumber: Mann, Zippes, Libby. 2014. Brauwnalds Heart Disease; A Textbook of Cardiovascular Medicine 10th Edition. Elsevier. United States.
SOAL NO. 29
N. J, 21 tahun mengeluhkan nyeri pada tungkai dan betis terutama ketika berdiri
terlalu lama, pasien bekerja sebagai SPG Handphone dan sering berdiri lama.
Keluhan ini disertai penonjolan pembuluh darah didaerah betis berwarna kebiruan.
Keluhan demam, betis merah dan demam disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital dalam batas normal. Tatalaksana awal yang tepat untuk
pasien ini adalah…
A. Cilostazol 2 x 100 mg PO
B. Bedah
C. Aspilet
D. Stocking
E. Warfarin 2 mg PO
SOAL NO. 29
N. J, 21 tahun mengeluhkan nyeri pada tungkai dan betis terutama ketika berdiri
terlalu lama, pasien bekerja sebagai SPG Handphone dan sering berdiri lama.
Keluhan ini disertai penonjolan pembuluh darah didaerah betis berwarna
kebiruan. Keluhan demam, betis merah dan demam disangkal. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Tatalaksana awal yang tepat untuk
pasien ini adalah…
A. Cilostazol 2 x 100 mg PO tidak ada indikasi
B. Bedah jika stoking tidak berhasil
C. Aspilet tidak ada indikasi
D. Stocking
E. Warfarin 2 mg PO tidak ada indikasi
CHRONIC VENOUS INSUFICIENCY
• Merupakan kelainan akibat gangguan pada katup
vena
• Faktor predisposisi :
• Kebiasaan berdiri atau duduk lama ( SPG, Naik
pesawat berjam-jam)
• Gejala klinis :
• Vena kaki berkelok-kelok
• Bengkak
• Perubahan warna kulit
• Ulkus
Sumber: Mann, Zippes, Libby. 2014. Brauwnalds Heart Disease; A Textbook of Cardiovascular Medicine 10th Edition. Elsevier. United States.
CHRONIC VENOUS INSUFICIENCY
Tatalaksana CVI:
• Awal pemakaian stocking kompresi
• Dilanjutkan noninvasive test (venography)
Jika belum membaik bisa dilakukan operasi
Sumber: Mann, Zippes, Libby. 2014. Brauwnalds Heart Disease; A Textbook of Cardiovascular Medicine 10th Edition. Elsevier. United States.
SOAL NO. 30
Pasien laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan muncul bejolan di
scrotum kiri sejak 1 bulan yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
apapun sebelumnya. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan masa berkantong pada pada caput epididymis
yang tidak nyeri dan saat ditransluminasi didapatkan cahaya jernih. Diagnosis
yang tepat adalah …
a. Hidrokel
b. Torsio testis
c. Kista epididymis
d. Varikokel
e. Orkitis luetika
Soal TO AIPKI Regio IV Batch 1 2020
SOAL NO. 30
Pasien laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan muncul bejolan di
scrotum kiri sejak 1 bulan yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
apapun sebelumnya. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan masa berkantong pada pada caput epididymis
yang tidak nyeri dan saat ditransluminasi didapatkan cahaya jernih. Diagnosis
yang tepat adalah …
a. Hidrokel massa di skrotum
b. Torsio testis nyeri hebat
c. Kista epididymis sesuai
d. Varikokel kantong cacing
e. Orkitis luetika sifilis stadium 4
Soal TO AIPKI Regio IV Batch 1 2020
Varikokel Hidrokel Kista epididymis Orkitis luetika
Kesan seperti kantong Terkumpul cairan di Kista tembus Sifilis stadium IV
cacing akibat disfungsi tunka vaginalis cahaya Terjadi
katup vena terjadi sekitar skrotum pembengkakan
dilatasi vena Transluminasi (+) kronis di seluruh
pampiniformis testis
Kausa utama infestilitas
Spermatocele
Varicocele Hidrocele
SOAL NO. 31
Pasien laki-laki datang ke poli umum mengeluh nyeri pada daerah pinggang
kanan sejak 2 hari yang lalu, nyeri dirasakan tajam dan terus menerus. Pada
pemeriksaantanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri ketok CVA dan tidak ada tanda inflamasi apapun. Kemudian
dilakukan pemeriksaan USG terdapat gambaran seperti tanduk rusa. Maka
diagnosis pasien adalah …
a. Pielonefritis
b. Nefrolitiasis dan ureterolitiasis
c. Hidronefreosis dan hidroureter
d. Batu struvit
e. Ureterolitiasis
Soal TO AIPKI Regio IV Batch 1 2020
SOAL NO. 31
Pasien laki-laki datang ke poli umum mengeluh nyeri pada daerah pinggang
kanan sejak 2 hari yang lalu, nyeri dirasakan tajam dan terus menerus. Pada
pemeriksaantanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri ketok CVA dan tidak ada tanda inflamasi apapun. Kemudian
dilakukan pemeriksaan USG terdapat gambaran seperti tanduk rusa. Maka
diagnosis pasien adalah …
a. Pielonefritis tidak tepat
b. Nefrolitiasis dan ureterolitiasis tidak nyeri kolik
c. Hidronefreosis dan hidroureter tidak ada pembesaran
d. Batu struvit batu tanduk rusa
e. Ureterolitiasis tidak ada nyeri kolik
Soal TO AIPKI Regio IV Batch 1 2020
Jenis Batu Ginjal
https://uroweb.org/guideline/urolithiasis/#3
https://uroweb.org/guideline/urolithiasis/#3
SOAL NO. 32
Pasien laki-laki usia 40 tahun datang ke IGD akibat kecelakaan lalu lintas
tunggal dengan sepeda motor dan kondisi setenag sadar. Pasien mengeluhkan
nyeri di pinggang dan punggung dan tidak bisa mengingat jelas kronologis
kejadian. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan dalam batas normal.
Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan BAK berdarah, jejas
minimal di pinggang. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 15, Hct 44%, Cr serum 0,8. Maka diagnosis pasien adalah …
a. Ruptur ginjal
b. Ruptur ureter
c. Ruptur Buli
d. Ruptur Urethra
e. Ruptur Epididimis Soal TO AIPKI Regio IV Batch 1 2020
SOAL NO. 32
Pasien laki-laki usia 40 tahun datang ke IGD akibat kecelakaan lalu lintas
tunggal dengan sepeda motor dan kondisi setenag sadar. Pasien mengeluhkan
nyeri di pinggang dan punggung dan tidak bisa mengingat jelas kronologis
kejadian. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan dalam batas normal.
Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan BAK berdarah, jejas
minimal di pinggang. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 15, Hct 44%, Cr serum 0,8. Maka diagnosis pasien adalah …
a. Ruptur ginjal tidak sesuai
b. Ruptur ureter tidak sesuai
c. Ruptur Buli tepat
d. Ruptur Urethra tidak sesuai
e. Ruptur Epididimis tidak sesuai Soal TO AIPKI Regio IV Batch 1 2020
Ruptur buli intraperitoneal vs
ekstraperitoneal
Intraperitoneal Ekstraperitoneal
Lebih jarang, berhubungan dengan Lebih sering, berhubungan dengan
cedera vesika urinaria penuh fraktur pelvis
Kontras ekstravasasi sampai Kontras ekstravasasi flame-shaped ke
intraperitoneal region obturator atau ruang prevesicular
Retzius, ekstravasasi kontras perivesika
Tx : laparoskopi repair Tx : kateter folley 7-14 hari
Klasifikasi Imaging
Padilla-Fernández, Bárbara & Diaz-Alferez, F & Garcia-Garcia, M.A. & Herrero-Polo, M & Velasquez, Jose & Lorenzo-Gomez,
Fernanda. (2012). Bladder Neck Rupture Following Perineal Bull Horn Injury: A Surgical Challenge. Clinical medicine insights.
Case reports. 5. 123-8. 10.4137/CCRep.S10234.
SOAL NO. 33
Pasien wanita usia 30 tahun datang ke IGD RS karena kecelakaan lalu lintas.
Punggung kanan pasien membentur trotoar langsung. Pada pemeriksaan
didapatkan ekimosis pada pinggang dan nyeri tekan. Pada pemeriksaan
penunjang CT scan didapatkan putusnya seluruh arteri dan vena renalis. Maka
diagnosis pasien adalah …
a. Rupture ginjal derajat 1
b. Rupture ginjal derajat 2
c. Rupture ginjal derajat 3
d. Rupture ginjal derajat 4
e. Rupture ginjal derajat 5
SOAL NO. 33
Pasien wanita usia 30 tahun datang ke IGD RS karena kecelakaan lalu lintas.
Punggung kanan pasien membentur trotoar langsung. Pada pemeriksaan
didapatkan ekimosis pada pinggang dan nyeri tekan. Pada pemeriksaan
penunjang CT scan didapatkan putusnya seluruh arteri dan vena renalis. Maka
diagnosis pasien adalah …
a. Rupture ginjal derajat 1
b. Rupture ginjal derajat 2
c. Rupture ginjal derajat 3
d. Rupture ginjal derajat 4
e. Rupture ginjal derajat 5 sudah jelas
Klasifikasi
Chiron, P., Hornez, E., Boddaert, G., Dusaud, M., Bayoud, Y., Molimard, B., Desfemmes, F.R., & Durand, X. (2015). Grade IV
renal trauma management. A revision of the AAST renal injury grading scale is mandatory. European Journal of Trauma and
Emergency Surgery, 42, 237-241.
Klasifikasi
Chiron, P., Hornez, E., Boddaert, G., Dusaud, M., Bayoud, Y., Molimard, B., Desfemmes, F.R., & Durand, X. (2015). Grade IV
renal trauma management. A revision of the AAST renal injury grading scale is mandatory. European Journal of Trauma and
Emergency Surgery, 42, 237-241.
Pemeriksaan Penunjang Indikasi imaging
Laboratorium (wajib) • Gross hematuria
• Hematuria
• Hb dan Hct cek perdarahan akut mikroskopis + sistol
• Urinalisis cek hematuria <90mmHg
• Kreatinin cek fungsi ginjal • Mekanisme : rapid
deceleration injury,
Imaging direct flank trauma,
• USG cek hemoperitoneum, kurang penetrating
direkomendasikan • Kontusio pinggang
• IVP jika tidak ada CT scan • Fraktur costa inferior
atau vertebrae
• CT scan modality of choice
thoraco-lumbal
• MRI tidak lebih baik dari CT scan
SOAL NO.34
Warga desa canden bekerja sama dengna pemerintah untuk membuat jamban
sehat. Jenis jamban yang dianjutrkan untku mencegah peyebaran bau dan
penularan berbagai penyakit adalah?
a. Pit privy
b. Bucket latrine
c. Trench latrine
d. Water-sealed latrine
e. Chemical latrine
SOAL NO.34
Warga desa canden bekerja sama dengna pemerintah untuk membuat jamban
sehat. Jenis jamban yang dianjutrkan untku mencegah peyebaran bau dan
penularan berbagai penyakit adalah?
a. Pit privy
b. Bucket latrine
c. Trench latrine
d. Water-sealed latrine
e. Chemical latrine
SOAL NO.35
Fasilitas tingkat lanjut dan faskes pertama berbeda. Pada faskes tingkat
lanjut cara pembayaran berdasarkan penggolongan diagnosis dan prosedur
klinis yang sama/mirip. Jenis pembayaran yang dimaksud adalah….
a. Kapitasi
b. Case mix
c. Fee for service
d. Out of Pocket
e. Taxation
SOAL NO.35
Fasilitas tingkat lanjut dan faskes pertama berbeda. Pada faskes tingkat
lanjut cara pembayaran berdasarkan penggolongan diagnosis dan prosedur
klinis yang sama/mirip. Jenis pembayaran yang dimaksud adalah….
a. Kapitasi
b. Case mix
c. Fee for service
d. Out of Pocket
e. Taxation
Sistem Pembayaran Kesehatan (WHO)
Sistem Keterangan
Fee for service Pembayaran per item pelayanan (pemeriksaan, terapi, pelayanan
pengobatan/tindakan diidentifikasi satu persatu) kemudian dijumlahkan dan
ditagihkan kepada pasien
Case payment/case mix Pembayaran bagi paket pelayanan atau episode pelayanan. Tidak berdasarkan item
Daily charge Pembayaran langsung dengan jumlah tetap per hari bagi pelayanan rawat inap
Bonus payment Pembayaran langsung sejumlah yang disepakati (biasanya global) bagi tipe pelayanan
yang diberikan
Capitation Pembayaran berdasarkan jumlah orang yang menjadi tanggung jawab dokter (tiap
tahun)
Salary Pendapatan per tahun tidak berdasarkan beban kerja atau biaya pelayanan yang
diberikan
Global budget Seluruh anggaran pelaksanaan ditetapkan di awal yang dirancang untuk menyediakan
pengeluaran tertinggi, tetapi memungkinkan pemanfaatan dana secara fleksibel
dalam batas tertentu
SOAL NO.36
Seorang pasien sudah lama dirawat di RS, oleh dokter diperiksa
didapati GCS E1M1V1, kemudian dokter ingin menerbitkan keterangan
mati batang otak, Siapakah yang berhak menerbitkan keterangan mati
batang otak di RS?
a. Direktur RS
b. Komite medik RS
c. DPJP
d. Tim dokter
e. Komite etik RS
SOAL NO.36
Seorang pasien sudah lama dirawat di RS, oleh dokter diperiksa
didapati GCS pasien E1M1Vt(terintubasi), kemudian dokter ingin
menerbitkan keterangan mati batang otak, Siapakah yang berhak
menerbitkan keterangan mati batang otak di RS?
a. Direktur RS
b. Komite medik RS
c. DPJP
d. Tim dokter
e. Komite etik RS
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014
tentang Penentuan Kematian dan Pemanfaatan Organ Donor
SOAL NO.37
Desa A pada tahun 2018 memiliki 10.000 bayi lahir hidup, 5 bayi meninggal
saat usia kurang dari 28 hari, 50 bayi meninggal usia kurang dari 1 tahun, dan
500 orang meninggal saat usia kurang dari 5 tahun. Angka kematian neontal
pada desa A tahun 2018 adalah ...
a. 0,05
b. 0,5
c. 5
d. 50
e. 500
SOAL NO.37
Desa A pada tahun 2018 memiliki 10.000 bayi lahir hidup, 5 bayi meninggal
saat usia kurang dari 28 hari, 50 bayi meninggal usia kurang dari 1 tahun, dan
500 orang meninggal saat usia kurang dari 5 tahun. Angka kematian neontal
pada desa A tahun 2018 adalah ...
a. 0,05
b. 0,5
c. 5
d. 50
e. 500
Angka Kematian (Mortality Rate)
1.000
100.000
1.000
Pada kasus:
(5/10.000)*1000= 0,5
SOAL NO.38
Bulan Mei 2019, di desa A terdapat 10 orang warga yang mengalami demam
dan tidak diketahui penyebanya. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan
dari rumah ke rumah dan ditemukan 70 dari 150 rumah yang diperiksa
terdapat jentik nyamuk pada bak penampungan air. Status kejadian luar
biasa belum ditetapkan. Tindakkan yang dilakukan oleh puskesmas desa A
adalah...
a. Fogging fokus 3x dengan radius 100 meter interval 1 minggu
b. Fogging fokus 2x dengan radius 100 meter interval 1 minggu
c. Fogging fokus 3x dengan radius 200 meter interval 1 minggu
d. Fogging fokus 2x dengan radius 200 meter interval 1 minggu
e. Fogging fokus 3x dengan radius 100 meter interval 2 minggu
SOAL NO.38
Bulan Mei 2019, di desa A terdapat 10 orang warga yang mengalami demam
dan tidak diketahui penyebanya. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan
dari rumah ke rumah dan ditemukan 70 dari 150 rumah yang diperiksa
terdapat jentik nyamuk pada bak penampungan air. Status kejadian luar
biasa belum ditetapkan. Tindakkan yang dilakukan oleh puskesmas desa A
adalah...
a. Fogging fokus 3x dengan radius 100 meter interval 1 minggu
b. Fogging fokus 2x dengan radius 100 meter interval 1 minggu
c. Fogging fokus 3x dengan radius 200 meter interval 1 minggu
d. Fogging fokus 2x dengan radius 200 meter interval 1 minggu
e. Fogging fokus 3x dengan radius 100 meter interval 2 minggu
PENANGGULANGAN NYAMUK
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Nyamuk Dewasa
Fogging fokus
Fogging
Menguras Menutup Mengubur
Dilaksanakan dua putaran dengan massal
interval 1 minggu, radius 100m
Kegiatan
Wajib dilaksanakan oleh pengasapan
fokus secara
penyelidikan epidemiologi positif : puskesmas pada setiap serentak dan
ditemukan ≥1 penderita DBD lainnya atau penyelidikan epidemiologi menyeluruh pada
ditemukan ≥3 penderita panas tanpa sebab positif paling lama 3x24jam saat KLB sebanyak
2 putaran dengan
DAN interval 1 minggu.
ditemukan jentik > 5 % (Angka bebas nyamuk
<95%)
SOAL NO.39
Daerah A memiliki 5000 warga yang mayoritas adalah petani. Jarak tempuh
untuk ke kota kurang lebih 10 km dan rumah sakit terdekat berjarak 6 km,
namun dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum. Apabila di daerah
A akan dibangun suatu puskesmas, maka puskesmas tersebut termasuk
puskesmas yang berada pada daerah...
a. Tertinggal
b. Terpencil
c. Desa
d. Sederhana
e. Kota
SOAL NO.39
Daerah A memiliki 5000 warga yang mayoritas adalah petani. Jarak tempuh
untuk ke kota kurang lebih 10 km dan rumah sakit terdekat berjarak 6 km,
namun dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum. Apabila di daerah
A akan dibangun suatu puskesmas, maka puskesmas tersebut termasuk
puskesmas yang berada pada daerah...
a. Tertinggal
b. Terpencil
c. Desa
d. Sederhana
e. Kota
Kategori Puskesmas
Berdasarkan wilayah kerja
SOAL NO.40
Seorang laki-laki berusia 37 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
kencing manis sejak 5 tahun yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter
menyarankan pasien rawat inap. Pasien adalah seorang pegawai negeri sipil
(PNS) dan peserta JKN dengan iuran5% dari gaji perbulan wajib bayar. Namun
tidak seluruhnya dibayar oleh peserta, sebagian dibayarkan oleh pemberi kerja.
Berapakah iuran yang wajib dibayarkan pemberi kerja pada kasus diatas?
a. 2%
b. 2,5%
c. 3%
d. 3,5%
e. 4%
SOAL NO.40
Seorang laki-laki berusia 37 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
kencing manis sejak 5 tahun yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter
menyarankan pasien rawat inap. Pasien adalah seorang pegawai negeri sipil
(PNS) dan peserta JKN dengan iuran 5% dari gaji perbulan wajib bayar. Namun
tidak seluruhnya dibayar oleh peserta, sebagian dibayarkan oleh pemberi kerja.
Berapakah iuran yang wajib dibayarkan pemberi kerja pada kasus diatas?
a. 2%
b. 2,5%
c. 3%
d. 3,5%
e. 4%
TERBARU!!
LAMA!!
PB Dibayar oleh Pemerintah
Pekerja Penerima Upah Dibayar oleh Pemberi Kerja dan Pekerja
• PNS, TNI, POLRI: 5% dari gaji perbulan (3% dibayar oleh
pemberi kerja, 2% dibayar mandiri)
• BUMN,BUMD, SWASTA: 5% dari gaji perbulan (4% dibayar
dari pemberi kerja, 1% dibayar mandiri)
Terapi empirik:
• Sefalosporin generasi III intravena (Ceftriaxone 2
g/12 jam iv atau
• Cefotaxime 2 g/8 jam iv)
Metronidazole 500 mg/8 jam IV
Gangguan ejakulasi
• Female Orgasmic Disorder perempuan sulit mencapai orgasme
• Male Orgasmic Disorder laki-laki sulit mencapai orgasme (ejakulasi)
• Premature Ejaculation ejakulasi sebelum hubungan seksual selesai
Soal No.47
Seorang laki-laki usia 65 tahun dibawa oleh keluarganya dengan keluhan pasien
sering lupa ketika melakukan kegiatan sehari-hari. Pasien juga sering lupa pulang
rumahnya. Dokter kemudian memeriksakan MMSE didapatkan skor 16. Dari CT-
scan didapatkan atrofi seluruh lobus otak dan pelebaran girus cerebri. Obat yang
tepat diberikan untuk pasien tersebut adalah?
a. Fluoxetin
b. Galantamine
c. Venlaxafine
d. Risperidon
e. Haloperidol
Soal No.47
Seorang laki-laki usia 65 tahun dibawa oleh keluarganya dengan keluhan pasien
sering lupa ketika melakukan kegiatan sehari-hari. Pasien juga sering lupa pulang
rumahnya. Dokter kemudian memeriksakan MMSE didapatkan skor 16. Dari CT-
scan didapatkan atrofi seluruh lobus otak dan pelebaran girus cerebri. Obat yang
tepat diberikan untuk pasien tersebut adalah?
a. Fluoxetin
b. Galantamine
c. Venlaxafine
d. Risperidon
e. Haloperidol
Tidak ada bukti klinis penyebab dari Terjadi mendadak, Terdapat gangguan
Terdapat gejala
penyakit lain ataupun gejala neurologik didahului oleh adanya emosi, kebijaksanaan
parkinsosim yang
otak fokal gangguan vaskular pada dan kecenderungan
dominan
otak berkata-kata vulgar
Alzheimer
MMSE
Tatalaksana PPK Primer
Soal No.48
Seorang pasien laki-laki 23 tahun kuliah di fakultas kedokteran universitas A
datang ke puskesmas bersama temannya. Pasien mengaku sangat sering
bermain game online selama 4 tahun terakhir. Sehingga saat ini, pada saat siang
hari pasien tertidur, sedangkan pada malam hari pasien terjaga untuk dapat
bermain game. Diagnosis yang tepat pada pasien tersebut adalah……..
A. Hipersomnia
B. Narkolepsi
C. Insomnia tipe late
D. Katapleksi
E. Gangguan jadwal tidur-jaga
Soal No.48
Seorang pasien laki-laki 23 tahun kuliah di fakultas kedokteran universitas A
datang ke puskesmas bersama temannya. Pasien mengaku sangat sering
bermain game online selama 4 tahun terakhir. Sehingga saat ini, pada saat siang
hari pasien tertidur, sedangkan pada malam hari pasien terjaga untuk dapat
bermain game. Diagnosis yang tepat pada pasien tersebut adalah……..
A. Hipersomnia
B. Narkolepsi
C. Insomnia tipe late
D. Katapleksi
E. Gangguan jadwal tidur-jaga
Gangguan Tidur Non-Organik
Dissomnia Parasomnia
Jumlah, kuantitas, waktu Peristiwa abnormal selama tidur
22 Gangguan waham menetap Adanya waham yang menetap tanpa halusinasi yang sudah bertahan
selama 3 bulan.
24 Gangguan waham terinduksi Gangguan 2 atau lebih mempunyai sistem waham yang sama, memiliki
hubungan dekat, 1 orang yang menginduksi yang lainya.
25 Gangguan skizoafektif Gejala skizofrenia dan gangguan afek sama-sama menonjol dan muncul
bersamaan, dapat berupa tipe manik, tipe depresi, ataupun tipe
campuran.
Nama generic Sediaan Dosis anjuran
Chlorpromazine 25, 100 mg 150 – 600 mg/hari
Risperidone 1, 2, 3 mg 2 – 6 mg/hari
• Benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai pada mata dan
dapat menyebabkan iritasi pada jaringan
Gejala
Pemeriksaan Fisik
Komplikasi
• Ulkus kornea
• Keratitis
Benda Asing di Mata
Tatalaksana Benda Asing di Konjungtiva (4A)
• Rujuk Sp.M
Sumber : PPK FASYANKES PRIMER, Buku Ilmu Kesehatan Mata UGM , Kanski Clinical Ophthalmology
Soal No.51
Anak 6 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan mata kanan merah tersiram
cairan pemutih saat ibunya mencuci. Pada pemeriksaan didapatkan injeksi
konjungtiva (+), injeksi perikornea (+), erosi kornea (+), VOD 6/60. Penanganan
pertama yang dilakukan adalah
A. Diberi tetes kortikosteroid
B. Irigasi dengan normal saline
C. Diberi salep antibiotik tanpa bebat tekan
D. Irigasi dengan larutan asam karena pemutih bersifat basa
E. Irigasi dengan larutan basa karena pemutih bersifat asam
Soal No.51
Anak 6 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan mata kanan merah tersiram
cairan pemutih saat ibunya mencuci. Pada pemeriksaan didapatkan injeksi
konjungtiva (+), injeksi perikornea (+), erosi kornea (+), VOD 6/60. Penanganan
pertama yang dilakukan adalah:
A. Diberi tetes kortikosteroid bukan penanganan pertama
B. Irigasi dengan normal saline
C. Diberi salep antibiotik tanpa bebat tekan bukan penanganan pertama
D. Irigasi dengan larutan asam karena pemutih bersifat basa tidak boleh
E. Irigasi dengan larutan basa karena pemutih bersifat asam tidak boleh
Trauma Kimia Mata (3A)
Definisi
• Masuknya zat-zat kimia (asam atau basa) ke jaringan mata dan sekitarnya
kedaruratan mata
• Trauma basa menyebabkan kerusakan lebih berat pada mata
Pemeriksaan Fisik
• Hiperemia konjungtiva
• Defek epitel kornea dan konjungtiva
• Iskemia limbus kornea
• Kekeruhan kornea dan lensa
• Penurunan visus
• Pemeriksaan kertas lakmus : merah asam, biru basa
Trauma Kimia Mata (3A)
Basa Asam
Mekanisme Reaksi penyabunan/saponifikasi Asam merusak ikatan protein
sel nekrosis. Sel yang nekrosis intramolekular dan menyebakan
mengeluarkan enzim kolagenase koagulasi. Reaksi koagulasi menjadi
kerusakan lebih lanjut barier penetrasi.
Bahan NaOH, amoniak, freon, sabun, Asam sulfat, air aki, zat pemutih,
shampo, semen, kapur gamping, asam asetat, dll.
tiner, lem, cairan pembersih dalam
rumah tangga, soda kuat
Penanganan Segera irigasi mata dengan air/garam fisiologis sebanyak-banyaknya sampai
Emergensi pH air mata kembali normal
Setelah irigasi selesai, nilai tajam penglihatan lalu rujuk ke Sp.M
Sumber : PPK FASYANKES PRIMER, Buku Ilmu Kesehatan Mata UGM , Kanski Clinical Ophthalmology
SOAL NO.52
Wanita 55 tahun meneluhkan penurunan penglihatan di kedua mata sejak 1 tahun
lalu dan keluhan semakin memberat. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi
tidak terkontrol. Tanda vital dlam batas normal. Pemeriksaan fundoskopi didapatkan
cotton wool (+), AV nicking (+), AV crossing (+), papilledema(-). Apakah gambaran
klinis lain yang dapat ditemukan?
A. Cherry red spots
B. Haabs striae
C. Silver wire
D. Bussaca nodul
E. Drusen
SOAL NO.52
Wanita 55 tahun meneluhkan penurunan penglihatan di kedua mata sejak 1 tahun
lalu dan keluhan semakin memberat. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi
tidak terkontrol. Pemeriksaan fundoskopi didapatkan cotton wool (+), AV nicking (+),
AV crossing (+), papilledema(-). Apakah gambaran klinis lain yang dapat ditemukan?
A. Cherry red spots central retinal artery occlusion
B. Haabs striae glaucoma kongenital
C. Silver wire
D. Bussaca nodul uveitis anterior
E. Drusen AMD
Retinopati Hipertensif
• Terjadi pada penderita dengan tekanan
darah tinggi kronis >140/90mmHg
• Pembuluh darah pada penderita
hipertensi kronis menjadi kaku dan
sempit
• Iskemik retina membentuk cotton
wool spot dan papilledema atau edema
diskus optikus
• Nekrosis perdarahan retina (flame
shaped dan dot blot hemorrhage)
• Akumulasi lipid eksudat
Funduskopi Retinopati Hipertensif
• Copper wiring darah masih
dapat lewat
• Silver wiring gangguan
aliran darah sudah terjadi
• Cotton wool eksudat
mikroinfark
• Hard eksudat kebocoran
protein
• AV nicking arteriol melewari
vena yang mengeras
SOAL NO.53
Laki-laki 60 tahun datang ke IGD mengeluhkan mata kanan merah dan kabur sejak 2
hari lalu. Pasien mengaku 1 minggu lalu barusaja melakukan operasi katarak dan
penglihatannya berangsur membaik. Pemeriksaan mata saat ini pasien merasakan
sakit terutama saat digerakkan. Pemeriksaan mata didapatkan injeksi konjungtiva,
injeksi silier, hipopion, kornea keruh, segmen mata belakang tidak dapat dinilai.
Apakah pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk mengetahui etiologi
keluhan pasien?
A. USG mata
B. Pemeriksaan slit lamp
C. Gonioskopi
D. Kultur humor vitreous
E. Kultur humor aqueous
SOAL NO.53
Laki-laki 60 tahun datang ke IGD mengeluhkan mata kanan merah dan kabur sejak 2
hari lalu. Pasien mengaku 1 minggu lalu barusaja melakukan operasi katarak dan
penglihatannya berangsur membaik. Pemeriksaan mata saat ini pasien merasakan
sakit terutama saat digerakkan. Pemeriksaan mata didapatkan injeksi konjungtiva,
injeksi silier, hipopion, kornea keruh, segmen mata belakang tidak dapat dinilai.
Apakah pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk mengetahui etiologi
keluhan pasien?
A. USG mata jika visualisasi segmen posterior sulit dinilai
B. Pemeriksaan slit lamp menilais egmen anterior
C. Gonioskopi melihat struktur sudu tiridokorneal
D. Kultur humor vitreous
E. Kultur humor aqueous tidak tepat
Opthalmitis
• Merupakan inflammasi purulent • Onset
cairan intraokuler pada vitreous • Akut <6 minggu
dan aqueous humor akibat infeksi • Kronik >6 minggu
• Endoftalmitis sering berasal dati • Etiologi Stafilococcus epidermidis (70%)
vitritis progresif. Endoftalmitis post • Pemeriksan
operatif akut adalah jenis tersering • Lokalis eksternal, visus, fundoskopi,
• Tipe slit lamp
• Eksogen postoperative, • Lab gram , kultur humor aqueous dan
trauma, post injeksi vitreus) vitreous, PCR darah lengkap, LDH
• Endogen • Radiologi CT-scan, MRI orbita, USG
okular
Opthalmitis
• Endoftalmitis inflammasi intraocular yang meliputi kavitas ocular dan
struktur disekitarnya tanpa melewati sclera
• Panoftalmitis endoftalmitis dengan keterlibatan sclera dan kapsula
tenon hingga jaringan orbital
• Minta pasien menggerakkan bola mata jika nyeri (+) panoftalmitis
Amaurotic
cat eye reflex
Pemeriksaan Penunjang
• Evaluasi USG Okular
• Dilakukan jika terdapat opasifikasi media refraksi yang signifikan sehingga
menghalangi visualisasi yang adekuat dari fundus
• Hasil dispersed vitreous opacities with vitritis, corneal thickening
• Singkirkan ablasio retina, dislokasi material lensa, benda asing
• Investigasi mikrobiologis menentukan etiologi
• Etiologi tersering (bakteri) gram (+)
• Sampel humor vitreous lebih sering menunjukkan hasil positif disbanding
sampel humor aqueous
• Pewarnaan gram, kultur, sensitivitas antibiotik
SOAL NO.54
Wanita 60 tahun mengeluhkan rasa mengganjal pada mata kanan tanpa disertai
nyeri. Suami pasien mengatakan adanya jaringan putih kemerahan pada bagian putih
mata istrinya sejak 3 bulan lalu. Pemeriksaan mata ditemukan jaringan dari kantus
media mata hingga bagian hitam mata. Pemeriksaan mata posterior dalam batas
normal. apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien?
A. Ekokleasi
B. Enukleasi
C. Eksisi
D. Diet rendah lemak
E. Ekstirpasi
SOAL NO.54
Wanita 60 tahun mengeluhkan rasa mengganjal pada mata kanan tanpa disertai
nyeri. Suami pasien mengatakan adanya jaringan putih kemerahan pada bagian
putih mata istrinya sejak 3 bulan lalu. Pemeriksaan mata ditemukan jaringan dari
kantus media mata hingga bagian hitam mata. Pemeriksaan mata posterior dalam
batas normal. Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien?
A. Ekokleasi kalazion
B. Enukleasi moluscum kontangiosum
C. Eksisi tidak tepat
D. Diet rendah lemak xanthelasma
E. Ekstirpasi
Pterygium
• Merupakan pertumbuhan jaringan fibrovaskular jinak pada konjungtiva
berbentuk segitiga dan bisa meluas hingga limbus dan pupil
• Seringkali asimptomatik namun bisa muncul gejala mata kering dan rasa
mengganjal
• Penyebab pasti masih tidak diketahui. Paparan sinar UV dapat memicu
pertumbuhan pterygium
Staging
Manajemen
• Menghindari pajanan sinar UV preventif (tidak menghilangkan
pterigium yang sudah ada
• Air mata artifisial untuk mengurangi gejala
• Kortikosterois topikal bila ada indikasi (inflammasi akut)
• Pembedahan tindakan definitive (kekambuhan masih mungkin
terjadi) Ekstirpasi Pterygium
SOAL NO.55
Wanita 25 tahun datang dengan keluhan keluar cairan dari kedua telinga sejak 3
bulan lalu. Cairan berwarna kekuningan dan berbau. Pasien mengaku pernah
mengalami hal serupa saat usia 10 tahun dan hilang timbul. Pada otoskopi
didapatkan liang telinga lapang, terdapat jaringan granulasi, membrane timpani
perforasi total. Apakah komplikasi intrakranial yang dapat terjadi pasa pasien?
A. Labirinitis
B. Abses perisinus
C. Hidrosefalus otik
D. Petrositis
E. Paresis nervus fasialis
SOAL NO.55
Wanita 25 tahun datang dengan keluhan keluar cairan dari kedua telinga sejak 3
bulan lalu. Cairan berwarna kekuningan dan berbau. Pasien mengaku pernah
mengalami hal serupa saat usia 10 tahun dan hilang timbul. Pada otoskopi
didapatkan liang telinga lapang, terdapat jaringan granulasi, membrane timpani
perforasi total. Apakah komplikasi intrakranial yang dapat terjadi pasa pasien?
A. Labirinitis komplikasi intratemporal
B. Abses perisinus
C. Hidrosefalus otik intratemporal
D. Petrositis intratemporal
E. Paresis nervus fasialis intratemporal
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Merupakan peradangan kronik telinga tengah dengan perforasi
membrane timpani dan riwayat keluarnya secret dari telinga lebih dari
12 minggu, baik terus menerus atau hilang timbul
Terapi
Antibiotik dan debridement agresif
Dosis dewasa:
ciprofloxacin 400 mg IV/8 jam; 750 mg
PO/2 jam
SOAL NO.58
Laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri tenggorok sejak 1 minggu lalu.
Keluhan disertai batuk dan nyeri tekan. Tidak terdapat suara serak. TD:120/90
HR:80x/menit RR:20x/menit T:38°C. Pada pemeriksaan didapatkan tonsil T1/T1, tidak
hiperemis, arkus posterior tonsil hiperemis dan dinding posterior faring hiperemis,
secret dan granul. Apakah diagnosis pasien?
A. Tonsillitis akut
B. Laryngitis akut
C. Abses peritonsil
D. Vocal nodule
E. Faringitis akut
SOAL NO.58
Laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri tenggorok sejak 1 minggu lalu.
Keluhan disertai batuk dan nyeri tekan. Tidak terdapat suara serak. TD:120/90
HR:80x/menit RR:20x/menit T:38°C. Pada pemeriksaan didapatkan tonsil T1/T1, tidak
hiperemis, arkus posterior tonsil hiperemis dan dinding posterior faring hiperemis,
secret dan granul. Apakah diagnosis pasien?
A. Tonsillitis akut
B. Laryngitis akut
C. Abses peritonsil
D. Vocal nodule
E. Faringitis akut
Faringitis Akut Bakterial
• Etiologi grup A streptokokkus beta hemolitikus
• Tanda dan gejala nyeri kepala hebat, muntah, demam dengan suhu tinggi,
jarang disertai batuk
• Pemeriksaan
• Tonsil besar
• Faring dan tonsil hiperemis
• Terdapat eksudat dipermukaan faring dan tonsil
• Bercak petekie pada palatum dan faring
• Kelenjar limfe leher anterior membesar, kenyal ,dan nyeri pada penekanan
Terapi
• Antibiotik
• Penicillin G Benzatin 50.000 U/KgBB IM dosis tunggal
• Amoksisilin 50mg/kgBB/hari atau 3x500mg (dewasa
• Eritromisisn 4x500mg
• Kortikosteroid
• Dexametasone 8-16mg IM 1x
• Anak 0.08-0.3 mg/kgBB IM 1x
• Analgetik
• Kumur dengan air hangat atau antiseptik
SOAL NO.59
Wanita 40 tahun datang dengan keluhan hidung berbau sejak 1 bulan lalu. Keluhan
disertai demam dan nyeri kepala. Pasein juga mengeluhkan hidung tersumbat.
Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada daerah ppi kanan. Rhinoskopi anterior
tampak konkanasal kongesti dan hiperemis. Pada faring tampak ingus purulent yang
turun ke tenggorokan. Ditemukan juga karies gigi pada molar II kanan oatas. Apakah
diagnosis pasien?
A. Sinusitis maksilaris dentogen
B. Sinusitis ethmoidalis
C. Rhinitis alergi
D. Rhinosinositis dentogen
E. Ozaena
SOAL NO.59
Wanita 40 tahun datang dengan keluhan hidung berbau sejak 1 bulan lalu. Keluhan
disertai demam dan nyeri kepala. Pasein juga mengeluhkan hidung tersumbat.
Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada daerah pipi kanan. Rhinoskopi
anterior tampak konka nasal kongesti dan hiperemis. Pada faring tampak ingus
purulent yang turun ke tenggorokan. Ditemukan juga karies gigi pada molar II
kanan oatas. Apakah diagnosis pasien?
A. Sinusitis maksilaris dentogen
B. Sinusitis ethmoidalis
C. Rhinitis alergi terdapat riwayat alergi
D. Rhinosinositis dentogen faktor risiko karies gigi
E. Ozaena bau busuk dirasakan oleh orang sekitar, pasien tidak mencium bau
tersebut
Sinusitis
• Inflammasi mukosa sinus paranasal
• Faktor predisposisi ISPA viral, rhinitis, polip hidung, deviasi
septum, hipertrofi konka, sumbatan kompleks ostiomeatal, infeksi
tonsil, infeksi gigi, kelainan imunogenik
• Faktor lain lingkungan berpolusi, udara dingin dan kering,
merokok
• Etiologi Streptococcus pneumonia (30-50%), Haemophylus
influenza (20-40%), Moraxella catarrhalis (4%, pada anak 20%)
Rhinosinusitis
Akut • ≤ 4 minggu
• Bakteri penyebab: S. Pneumonia (30-50%), H.Influenzae (20-40%),
M.Catarrhalis
Subakut • 4-12 minggu
• Bakteri penyebab: S. Pneumonia (30-50%), H.Influenzae (20-40%),
M.Catarrhalis
Kronis • ≥ 12 minggu
S. Aureus (40%), P. Aeruginosa (10-25%), K. Pneumoniae, P. Mirabilis
Rekuren ≥4x/tahun, setiap episode ≥7-10 hari, ada periode sembuh sempurna
Kronik ≥4x/tahun, setiap episode ≥7-10 hari, ada periode sembuh sempurna
eksaserbasi akut
Rhinosinusitis
• Diagnosis
• Gejala yang dialami sesuai dengan kriteria menurut American Academy of
Otolaringology
• Gejala mayor hidung tersumbat, post nasal sdrip yang purulent, nyeri
pada wajah, hiposmia atau anosmia
• Gejala minor sakit kepaa, demam, halitosis, rasa penuh di telinga, batuk
• Diagnosis >2 gejala mayor, 1 gejala mayor dan 2 gejala minor
SOAL NO. 60
Laki-laki 40 tahun datang dengan keluhan benjolan pada daun
telinga tampak seperti berikut: Keluhan muncul sejak 3 hari
lalu. Riwayat trauma disangkal. Manakah pernyataan berikut
yang benar mengenai kasus diatas?
A. Diagnosis pasien adalah psedohematom
B. Disebabkan oleh kumpulan cairan kekuningan diantara
lapisan perikondrium dan tulang rawan telinga
C. Merupakan radang tulang rawas yang menjadi kerangka
daun telinga
D. Terapi definitive kasus tersebut adalah balut tekan selama 3
hari
E. Sering diawali dengan adanya trauma kecil pada daun
telinga yang tidak diobati dengan baik
SOAL NO. 60
Laki-laki 40 tahun datang dengan keluhan benjolan pada daun
telinga tampak seperti berikut: Keluhan muncul sejak 3 hari
lalu. Riwayat trauma disangkal. Manakah pernyataan berikut
yang benar mengenai kasus diatas?
A. Diagnosis pasien adalah psedohematom pseudokista
B. Disebabkan oleh kumpulan cairan kekuningan diantara
lapisan perikondrium dan tulang rawan telinga
C. Merupakan radang tulang rawan yang menjadi kerangka
daun telinga perikondritis
D. Terapi definitif kasus tersebut adalah balut tekan selama 3
hari 1 minggu
E. Sering diawali dengan adanya trauma kecil pada daun
telinga yang tidak diobati dengan baik tidak selalu
Pseudokista
• Benjolan di daun telinga yang disebabkan oleh adanya kumpulan cairan
kekuningan diantara lapisan perikondrium dan tulang rawan telinga
• Gejala benjolan tidak nyeri, dan biasanya pasien tidak mengetahui
penyebabnya
• Kumpulan cairan harus dikeluarkan secara steril untuk mencegah timbulnya
perikondritis
• Balut tekan dengan semen gips selama 1 minggu
SOAL NO.61
Seorang Laki-Laki, 64 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas,
disertai dengan batuk berdahak yang memberat sejak 2 hari. Sudah 1 tahun
pasien batuk berdahak dan sesak nafas, pasien sebelumnya rutin kontrol ke
poli Paru, namun sudah 3 bulan ini tidak kontrol karena anaknya tidak
sempat mengantarkanya ke RS. Pada pemeriksaan fisik ditemukan dada
tampak seperti tong dan auskultas paru ada ronkhi-wheezing. Pada Ro
Thorax ditemukan Emfisematous Lung disertai Pneumonia. Mana yang tidak
perlu dilakukan pada tatalaksana awal pasien ini ?
a. Oksigenasi
b. Inj Levofloxacin
c. Nebu Combivent
d. Inj Aminofilin
e. Periksa ECG
SOAL NO.61
Seorang Laki-Laki, 64 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas,
disertai dengan batuk berdahak yang memberat sejak 2 hari. Sudah 1 tahun
pasien batuk berdahak dan sesak nafas, pasien sebelumnya rutin kontrol ke
poli Paru, namun sudah 3 bulan ini tidak kontrol karena anaknya tidak
sempat mengantarkanya ke RS. Pada pemeriksaan fisik ditemukan dada
tampak seperti tong dan auskultas paru ada ronkhi-wheezing. Pada Ro
Thorax ditemukan Emfisematous Lung disertai Pneumonia. Mana yang tidak
perlu dilakukan pada tatalaksana awal pasien ini ?
a. Oksigenasi
b. Inj Levofloxacin
c. Nebu Combivent
d. Inj Aminofilin -> Sudah tidak direkomendasikan lagi
e. Periksa ECG -> Untuk identifikasi keluhan penyerta e.g. Aritmia atau
Gagal Jantung
PPOK Eksaserbasi Akut ditandai dengan
3 tanda cardinal, yakni :
- Bertambahnya Sesak Nafas
- Bertambahnya Volume Dahak
- Peningkatan Purulensi Dahak
Kasus
Pasien
• Kelompok A – Rendah Risiko, Sedikit Gejala Pasien dengan klasifikasi GOLD 1 atau 2, mengalami eksaserbasi
paling banyak 1 kali dalam setahun dan tidak pernah mengalami perawatan rumah sakit akibat eksaserbasi, serta
hasil penilaian CAT score<10 atau mMRC grade 0-1.1
• Kelompok B – Rendah Risiko, Banyak Gejala Pasien dengan klasifikasi GOLD 1 atau 2, mengalami eksaserbasi
paling banyak 1 kali dalam setahun dan tidak pernah mengalami perawatan rumah sakit akibat eksaserbasi, serta
hasil penilaian CAT score ≥10 atau mMRC grade>=2
• Kelompok C – Tinggi Risiko, Sedikit Gejala Pasien dengan klasifikasi GOLD 3 atau 4, dan/atau mengalami
eksaserbasi sebanyak ≥2 kali per tahun atau ≥1 kali mengalami perawatan rumah sakit akibat eksaserbasi, serta
hasil penilaian CAT score<10 atau mMRC grade 0-1
• Kelompok D – Tinggi Risiko, Banyak Gejala Pasien dengan klasifikasi GOLD 3 atau 4, dan/atau mengalami
eksaserbasi sebanyak ≥2 kali per tahun atau ≥1 kali mengalami perawatan rumah
SOAL NO.65
Perempuan 10 tahun, sesak setelah orang tuanya membersihkan kamar di
rumahnya yang baru. Riwayat serupa ditemukan sebelumnya bulan yang lalu.
Pemeriksaan fisik ditemukan respirasi memanjang, wheezing (+), pasien
mampu hanya bicara kata. Diagnosis pada pasien ini adalah?
A. Asma intermiten serangan sedang
B. Asma persisten ringan serangan berat
C. Asma persisten berat serangan sedang
D. Asma intermiten serangan berat
E. Asma persisten sedang serangan ringan
SOAL NO.65
Perempuan 10 tahun, sesak setelah orang tuanya membersihkan kamar di rumahnya
yang baru. Riwayat sesak serupa ditemukan sebelumnya 1 bulan yang lalu.
Pemeriksaan fisik ditemukan respirasi memanjang, wheezing (+), pasien
mampu hanya bicara kata. Diagnosis pada pasien ini adalah?
A. Asma intermiten serangan sedang
B. Asma persisten ringan serangan berat
C. Asma persisten berat serangan sedang
D. Asma intermiten serangan berat
E. Asma persisten sedang serangan ringan
Klasifikasi derajat serangan asma
dan derajat kekerapan asma
dapat dibaca di Pedoman
Nasional Asma Anak IDAI 2016
Analisis kasus soal:
ANAK 10 tahun , sesak, riwayat serupa 1 bln
yll (berarti dalam 1 bulan 2x serarangan=
jarak <6 minggu), anak hanya bisa bicara
dalam kata
Berarti derajat kekerapannya dimasukkan
dalam Persisten Ringan.
Derajat serangan asmanya dimasukkan ke
dalam asma serangan berat
SOAL NO.66
Seorang laki-laki berusia 52 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS dengan keluhan sesak
nafas sejak 1 hari yang lalu. Keluhan dirasakan semakin memberat sejak 2 jam yang lalu.
Pasien tampak mengantuk dan sulit diajak bicara. Pasien diketahui mempunyai kebiasaan
merokok lebih dari 35 tahun yang lalu, rata-rata sebanyak 1 bungkus/hari. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, somnolen, tekanan darah 110/70
mmHg, denyut nadi 116x/menit, frekuensi nafas 32x/menit, terdapat pernafasan cuping
hidung dan bibir sianosis. Pada pemeriksaan toraks menunjukkan barrel shape chest, gerak
simetris, hipersonor, suara nafas menurun dengan ekspirasi memanjang dan didapatkan
wheezing. Apakah kondisi yang sedang dialami pasien?
A. Laktoasidosis
B. Asidosis metabolic
C. Alkalosis metabolic
D. Asidosis respiratorik
E. Alkalosis respiratorik
SOAL NO.66
Seorang laki-laki berusia 52 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas sejak 1
hari yang lalu. Keluhan dirasakan semakin memberat sejak 2 jam yang lalu. Pasien tampak
mengantuk dan sulit diajak bicara. Pasien diketahui mempunyai kebiasaan merokok lebih dari 35
tahun yang lalu, rata-rata sebanyak 1 bungkus/hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum lemah, somnolen, tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 116x/menit, frekuensi nafas
32x/menit, terdapat pernafasan cuping hidung dan bibir sianosis. Pada pemeriksaan toraks
menunjukkan barrel shape chest, gerak simetris, hipersonor, suara nafas menurun dengan
ekspirasi memanjang dan didapatkan wheezing. Apakah kondisi yang sedang dialami pasien?
A. Laktoasidosis
B. Asidosis metabolic -> pada pasien Diabetic Ketoacidosis, gangguan fungsi ginjal, syok, diare
berat
C. Alkalosis metabolic -> sering pada pasien vomitus profuse, hipokalemia
D. Asidosis respiratorik
E. Alkalosis respiratorik -> sering pada kondisi, cemas takut, penggunaan ventilasi mekanik
SOAL NO.67
An. Tito, 2 tahun, dibawa ibunya ke dokter karena batuk sejak 2 hari
yang lalu. Menurut ibu ketika anaknya mulai batuk pendek dengan
rangkaian 5-20 batuk tanpa bernafas, muka bisa menjadi merah, wajah
membiru, mata menonjol, lidah terjulur. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 100x/menit, RR 26x/menit, suhu 37,8C, tampak
perdarahan subkonjungtiva. MenurutAnda sebagai dokter An. Tito ini
berada dalamstadium sakit…
A. Kataral
B. Erupsi
C. Asimptomatik
D. Paroksismal
E. Konvalsen
SOAL NO.67
An. Tito, 2 tahun, dibawa ibunya ke dokter karena batuk sejak 2 hari
yang lalu. Menurut ibu ketika anaknya mulai batuk pendek dengan
rangkaian 5-20 batuk tanpa bernafas, muka bisa menjadi merah, wajah
membiru, mata menonjol, lidah terjulur. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 100x/menit, RR 26x/menit, suhu 37,8C, tampak
perdarahan subkonjungtiva. Menurut Anda sebagai dokter An. Tito ini
berada dalam stadium sakit…
A. Kataral -> gejala ISPA ringan dengan/ tanpa demam
B. Erupsi
C. Asimptomatik
D. Paroksismal
E. Konvalsen -> gejala berkurang, terjadi petekie di kulit
PERTUSIS
• Etiologi: Bordetella pertusis (cocobaccilus gram negatif)
• Diagnosis :
• Stadium kataral : gejala minimal dengan atau tanpa demam
• Stadium paroksismal: batuk paroksismal dengan inspiratory whooping and
post-tussive vomitting disertai muka merah atau sianosis, hipersalivasi,
distensi vena leher
• Stadium konvalesens: gejala berkurang, dapat terjadi ptekiae, perdarahan
konjungtiva
• Penunjang: DL ( leukositosis, limfositosis absolut), Antibodi IgG toksin
pertusis (+)
Tatalaksana Pertusis
• Suportif umum
• Observasi ketat
• Antibiotik :
<1 bulan:
• Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari 4 dosis selama14 hari
• Azitromisin 10 mg/kgBB/hari dosis tunggal selama 5 hari
≥ 1 bulan:
• Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari 4 dosis selama14 hari (max 2 g/hari)
• Klaritromisin 15 mg/kgBB/hari 2 dosis selama7 hari
• Azitromisin 10 mg/kgBB dosis tunggal padahari pertama, lalu 5 mg/kgBB dosis
tunggal padahari ke2-5.
SOAL NO.68
Wanita 30 tahun datang dengan bercak putih pada kulitnya. Pasein
mengaku bercak muncul di bekas cacar air 6 bulan lalu. Keluhan serupa
pada keluarga disangkal. Pemeriksaan fisik tampak macula
hipopigmentasi, multipel, menyebar, dluoresen negatif. Apakah
diagnosis pasein tersebut?
A.Pytiasis alba
B.Tinea versicolor
C.Pytiriasis sika
D.Vitiligo
E.Hipopigmentasi pasca inflammasi
SOAL NO.68
Wanita 30 tahun datang dengan bercak putih pada kulitnya. Pasein
mengaku bercak muncul di bekas cacar air 6 bulan lalu. Keluhan serupa
pada keluarga disangkal. Pemeriksaan fisik tampak macula
hipopigmentasi, multipel, menyebar, dluoresen negatif. Apakah
diagnosis pasein tersebut?
A.Pytiasis alba
B.Tinea versicolor
C.Pytiriasis sika
D.Vitiligo
E.Hipopigmentasi pasca inflammasi
HIPOPIGMENTASI
Eksogen
• TB Chancre • Scrofuloderma
(autoinokulasi)
• TB veruccosa cutis
• Lupus Vulgaris
• Orifisial TB
Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium bovis • TB milier akut
Bacille carmete guerin
• Contiguous • Abscess metastatic
IMPETIGO KRUSTOSA
IMPETIGO BULLOSA
EKTIMA
ERISIPELAS, SELULITIS
ERITRASMA
EKTIMA
Bentuk ulseratif dari impetigo atau didahului oleh lesi kulit garukan atau gigitan serangga
Kausa Streptococcus β-hemolyticus
UKK krusta tebal melekat menutupi ulkus dibawahnya, dikelilingi haloeritem dan
edema, bentuk bulat atau lonjong berdiameter 1-3cm
Awalnya berupa pustul atau bula yang cepat membesar dan menjadi ulkus yang nyeri
TERAPI PYODERMA
• Topikal
• Banyak pus/ krusta kompres dengan kalium permanganate (PK) 1/5000,
rivanol 3xsehari @1jam selama keadaan akut
• Tidak tertutup pus/ krusta krim mupirocin 2% atau asam fusidat 2% 2xsehari
selama 7-10hari
• Sistemik (5-7 hari)
• Kloksasilik atau dikloksasilin
• Dewasa 4x250-500mg, anak 50mg/kg/hari dalam 4 dosis
• Amoxiclav
• Dewasa 3x250-500mg, anak 25mg/kg/hari dalam 3 dosis
• Eritromisin
• Dewasa 4x250-500mg, anak 20-50mg/kg/hari
• Insisi dan drainase
• Khusus karbunkel yang menjadi abses
Soal No. 72
Tn ADI 65 tahun datang ke klinik dengan BAB 2-3 x sehari terutama saat setelah
menkonsumsi makana berminyak seperti daging rendang. BAB sering mengapung dan
sulit di siram. Pasien juga sering mengalami penurunan berat badan 6 kg dalam 2
bulan terakhir serta badan sering gatal gatal. Pada pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan mukosa oral dan konjungtiva kering ,
splenomegali dan hepatomegali. Dokter inign melakukan pemeriksaan penunjang
untuk membuktikan keluhan BAB pasien. Apa pemeriksaan penunjang gold standard
yang dapat dilakukan ?
a. Sudan stain
b. Steatocrit
c. Analisis lemak feses 72 jam
d. Pemeriksaan elastase
e. Pemeriksaan chymotripsin
Soal No. 72
Tn ADI 65 tahun datang ke klinik dengan BAB 2-3 x sehari terutama saat setelah
menkonsumsi makana berminyak seperti daging rendang. BAB sering mengapung dan
sulit di siram. Pasien juga sering mengalami penurunan berat badan 6 kg dalam 2
bulan terakhir serta badan sering gatal gatal. Pada pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan mukosa oral dan konjungtiva kering ,
splenomegali dan hepatomegali. Dokter inign melakukan pemeriksaan penunjang
untuk membuktikan keluhan BAB pasien. Apa pemeriksaan penunjang gold standard
yang dapat dilakukan ?
a. Sudan stain
b. Steatocrit
c. Analisis lemak feses 72 jam
d. Pemeriksaan elastase
e. Pemeriksaan chymotripsin
Malabsorpsi Lemak
Kegagalan tubuh untuk memecah
dan menyerap lemak dari sistem
saluran cerna
Etiologi
a. Insufisiensi pankreas →
kurangnya lipase untuk
menghidrolisis lemak ec
pankreatitis kronik •
b. Defisiensi garam empedu •
Gangguan produksi atau sekresi
c. Gangguan penyerapan
defisiensi vit ADEK
Azer SA, Sankararaman S. Steatorrhea. [Updated 2020 May 23]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2020 Jan-. /
Manifestasi klinis
a. Steatorrhea → BAB pucat,
berminyak, berbau tidak
sedap, sulit disiram,
mengapung di toilet
b. Diare
c. Penurunan berat badan
Pemeriksaan Penunjang
Konfirmasi Steatorrhea Mencari mekanisme malabsorpsi
• Sudan stain → Perhitungan jumlah • Insufisiensi pankreas → tes
fat globules (angka normal ≤20 / elastase feses
lapang pandang besar) • Defisiensi garam empedu → jarang
• Steatocrit → menilai jumlah lemak dilakukan penunjang
pada feses yang telah disentrifugasi • Malabsorpsi → tes D-xylose (celiac
(angka normal <10%) disease), mikroskopi (giardiasis), dl
• Analisis lemak 72 jam (Metode van
de Kamer) → penunjang terbaik
(Normal bila ekskresi lemak <7
g/hari)
Soal No. 73
Seorang anak berumur 1 tahun, datang diantar ibunya dengan keluhan rewel
dan diare terus menerus. Riwayat ASI lengkap 6 bulan, kemudian dilanjutkan
MPASI. Saat ini konsumsi susu formula. Setiap kali minum sufor, anak akan
diare disertai rasa kram dan nyeri perut yang hebat sampai anak sulit
ditenangkan. Anak rewel, tidak menunjukkan tanda dehidrasi, ketika
dilakukan pemeriksaan fisik pada anus didapatkan lesi kemerahan.
Tatalaksana yang tepat adalah .....
A. Mengganti susu formula dengan susu terhidrolisat sebagian
B. Mengganti susu formula dengan susu terhidrolisat sempurna
C. Mengganti susu formula dengan susu soya
D. Mengganti susu formula dengan susu tanpa laktosa
E. Mengganti susu formula dengan susu sapi
PPM IDAI
Pemeriksaan Penunjang
Analisis tinja :
• Metode klini test
• Kromatografi tinja
• pH tinja tinja bersifat asam
Pemeriksaan radiologis lactosabarium meal
Ekskresi galaktos pada urin
Uji hidrogen napas
PPM IDAI
Tatalaksana
Sebagian besar self limited, cukup menjaga status hidrasi agar tidak
dehidrasi dan menjaga asupan nutrisi
• Pemberian cairan rehidrasi oral (CRO) hipotonik
• Rehidrasi cepat (3-4 jam)
• ASI harus tetap diberikan
• Realimentasi segera dengan makanan sehari-hari
• Susu formula yang diencerkan tidak dianjurkan
• Susu formula khusus diberikan sesuai indikasi
• Antibiotik hanya berdasarkan indikasi kuat.
Tatalaksana
Pertimbangan penggantian susu formula selama diare akut (diare
kurang dari 7 hari), sebagai berikut :
• Diare tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan-sedang : susu formula
normal dilanjutkan
• Diare tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan-sedang dengan gejala
klinis intoleransi laktosa yang berat (selain diare) dapat diberikan
susu formula bebas laktosa.
• Diare dengan dehidrasi berat diberikan susu formula bebas laktosa
Soal No. 74
Seorang bayi perempuan berusia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan
keluar nanah dari tali pusar sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam dan tali pusar
berbau busuk serta bengkak. Riwayat melakukan persalinan di dukun beranak. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan suhu tubuh 39,4°C, frekuensi napas 48x/ menit, denyut nadi 128x/menit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tali pusar hiperemis, edema dan terdapat discharge purulen.
Tatalaksana yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Salep gentamicin
B. Kompres betadine
C. Kompres alcohol
D. Ampicillin IV
E. Ampicillin IV + Gentamicin IV
Soal No. 73
Seorang bayi perempuan berusia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan
keluar nanah dari tali pusar sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam dan tali pusar
berbau busuk serta bengkak. Riwayat melakukan persalinan di dukun beranak. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan suhu tubuh 39,4°C, frekuensi napas 48x/ menit, denyut nadi 128x/menit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tali pusar hiperemis, edema dan terdapat discharge purulen.
Tatalaksana yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Salep gentamicin
B. Kompres betadine
C. Kompres alcohol
D. Ampicillin IV
E. Ampicillin IV + Gentamicin IV
Omphalitis
Pemeriksaan Penunjang
• Tes Fluorescein melihat ada tidaknya defek epitel
• Tes Seidel melihat ada tidaknya fistula/perforasi
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Benda asing konjungtiva SKDI
• Faktor resiko : pekerja industri tanpa kacamata proteksi, pengguna kendaraan bermotor
tanpa helm
• Keluhan : nyeri, mata berair, mata merah, sensasi benda asing
ChleO Super
(troChlearis = Oblique Superior
6A ReLa!
(nervus 6 = Abdusen = Rectus Lateral
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Gerakan Bola Mata
Gerakan mata ke atas Rectus superior + Oblique inferior
Gerakan mata ke bawah Rectus inferior + Oblique Superior
Gerakan mata ke luar Rectus lateral
Gerakan mata ke dalam Rectus medial
Oblik = Kebalik
(Kalau gerakan ke atas oblik bawah! (inferior)
dan sebaliknya
Pada kasus : ketika mata melirik ke kanan mata kanan tidak bergerak
Mata kanan bergerak ke kanan = Gerak ke luar = Rectus Lateral (N. VI) rusak
Kesimpulan : N. III dan N. IV masih intak
Soal No. 78
Seorang laki-laki usia 48 tahun, mengeluhkan pandangan mata kanan tiba-tiba buram, seperti
tertutup tirai hitam. Pasien sempat mengeluhkan adanya bintik-bintik hitam melayang yang
ikut bergerak pada lapang pandangnya. Riwayat trauma disangkal. Keluhan lain disangkal.
Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik didapati TD
: 140/70 mmHg, HR : 68 x/menit, RR : 14 x/menit, suhu afebris. GDS 320 mg/dL, GDP 270
mg/dL. Kondisi yang dialami oleh pasien tersebut adalah…
a. Pendarahan Vitreus
b. Age-Related Macular Degeneration
c. Ablasio Retina Traksional
d. Ablasio Retina Eksudatif
e. Ablasio Retina Rhegmatogen
Soal No. 78
Seorang laki-laki usia 48 tahun, mengeluhkan pandangan mata kanan tiba-tiba buram,
seperti tertutup tirai hitam. Pasien sempat mengeluhkan adanya bintik-bintik hitam
melayang yang ikut bergerak pada lapang pandangnya. Riwayat trauma disangkal. Keluhan
lain disangkal. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus tidak terkontrol. Pada pemeriksaan
fisik didapati TD : 140/70 mmHg, HR : 68 x/menit, RR : 14 x/menit, suhu afebris. GDS 320
mg/dL, GDP 270 mg/dL. Kondisi yang dialami oleh pasien tersebut adalah…
a. Pendarahan Vitreus gejala floaters, unilateral, tidak nyeri, dapat disertai visual loss
b. Age-Related Macular Degeneration skotoma sentral, drusen (+), tes amsler grid
c. Ablasio Retina Traksional
d. Ablasio Retina Eksudatif pada hipertensi
e. Ablasio Retina Rhegmatogen biasanya disebabkan miopi tinggi
Ablasio Retina SKDI
• Keadaan terpisahnya lapisan sel kerucut dan batang dari lapisan epitel pigmen retina
• Sel epitel pigmen masih melekat dengan membrane Bruch
Serous
‒ Pada uveitis posterior
Pemeriksaan Penunjang
• Oftalmoskop, bila keruh slitlamp atau USG
• Funduskopi
Rhegmatogen Traksi Eksudatif
Vitreoretinal band
Fraser, S., & Steel, D. (2010). Retinal detachment. BMJ clinical evidence, 2010, 0710.
Soal No. 79
Seorang pria usia 30 tahun datang dengan keluhan kabur saat
melihat jauh. Pasien harus memincingkan mata agar tulisan lebih
terlihat jelas. Pasien menggunakan kacamata. Pada pemeriksaan
didapatkan hasil VODS 6/30 dengan koreksi S-2,5 menjadi 6/6. Di
bawah ini yang sesuai dengan kondisi pasien adalah...
A. Koreksi dengan lensa sferis (-) terbesar
B. Koreksi dengan lensa sferis (-) terkecil
C. Sumbu bola mata lebih pendek
D. Titik fokus jatuh di belakang retina
E. Lensa terlalu datar
Soal No. 79
Seorang pria usia 30 tahun datang dengan keluhan kabur saat
melihat jauh. Pasien harus memincingkan mata agar tulisan lebih
terlihat jelas. Pasien menggunakan kacamata. Pada pemeriksaan
didapatkan hasil VODS 6/30 dengan koreksi S-2,5 menjadi 6/6. Di
bawah ini yang sesuai dengan kondisi pasien adalah...
A. Koreksi dengan lensa sferis (-) terbesar
B. Koreksi dengan lensa sferis (-) terkecil
C. Sumbu bola mata lebih pendek
D. Titik fokus jatuh di belakang retina
E. Lensa terlalu datar
Miopia SKDI
Kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi)
akan dibias membentuk bayangan di depan retina
Refraktif Peningkatan indeks bias; lensa menjadi lebih cembung
Bentuk miopia
Aksial Sumbu aksial mata lebih panjang dari normal
Derajat myopia
• Ringan S -0.25 D sampai S -3.00 D
• Sedang S -3.25 D sampai S -6.00 D
• Berat > -6.00 D
Tatalaksana
Serumen lembek Dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada applicator
Serumen keras • Diekstraksi menggunakan hook/loop
• Bila gagal ditetesi Carbogliserin 10% selama 3 hari
• Bila terdorong jauh irigasi air hangat (kontraindikasi perforasi MT)
Indikasi ekstraksi serumen berkala setiap 6-12 bulan, membrane timpani sulit dievaluasi,
otitis eksterna
Soal No. 83
Tn. Zui, 70 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan timbul benjolan yang tidak menetap
sejak 5 bulan yang lalu. Keluhan tidak disertai gatal maupun nyeri. Dari pemeriksaan status
lokalis didapatkan nodul ulcerative yang tampilannya mengkilat dan didapatkan
teleangiektasis. Pasien diketahui bekerja sebagai nelayan. Diagnosa pada pasien ini adalah……
A. Nevus pigmentosus
B. Carcinoma sel squamous
C. Melanoma maligna
D. Freckles
E. Carcinoma sel basal
Soal No. 83
Tn. Zui, 70 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan timbul benjolan yang tidak menetap
sejak 5 bulan yang lalu. Keluhan tidak disertai gatal maupun nyeri. Dari pemeriksaan status
lokalis didapatkan nodul ulcerative yang tampilannya mengkilat dan didapatkan
teleangiektasis. Pasien diketahui bekerja sebagai nelayan. Diagnosa pada pasien ini
adalah……
A. Nevus pigmentosus hiperpigmentasi dengan pertumbuhan lambat
B. Carcinoma sel squamous ulserasi, luka tidak sembuh, mudah berdarah
C. Melanoma maligna hiperpigmentasi cepat
D. Freckles macula coklat terang pada daerah yang sering terkena sinar matahari
E. Carcinoma sel basal
Karsinoma Pada Kulit SKDI
Gejala
• Prodromal : demam, malaise, gejala respirasi atas
(pilek, batuk), dan konjungtivitis
• Pada demam H-4 biasanya muncul gejala eksantem
yaitu lesi macula dan papula eritem,dimulai dari kepala
daerah perbatasan dahi rambut, dibelakang telinga,
dan menyebar secara sentrifugal ke bawah hingga
muka, badan, ekstremitas, dan mencapai kaki
• Masa inkubasi 10-15 hari
• Belum mendapat imunisasi campak
Sumber PPK dokter fasyankes primer 2017
Morbili SKDI
Pemeriksaan Fisik
• Demam, konjungtivitis,
limfadenopati general
• Koplik spot pada orofaring sebelum
muncul eksantem
• Pada H-3 lesi menghilang perlahan
dengan urutan sesuai
kemunculannya dengan sisa warna
coklat kekuningan atau deskuamasi
ringan
Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan. Sitologi sel datia
berinti banyak (tanda infeksi virus)
Sumber PPK dokter fasyankes primer 2017
Morbili SKDI
Tatalaksana
• Terapi suportif dengan menjaga cairan tubuh dan mengganti cairan yang hilang dari diare
dan emesis
• Terapi simptomatis dengan antipiretik jika demam, antibiotic jika terdapat infeksi bakteri
sekunder
• Suplemantasi vitamin A diberikan pada :
• Bayi usia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/hari PO diberi 2 dosis
• Usia 6-11 bulan 100.000 IU/hari PO 2 dosis
• Anak diatas 1 tahun 200.000 IU/hari PO 2 dosis
• Anak dengan tanda defisiensi vitamin A, 2 dosis pertama sesuai usia, dilanjutkan dosis
ketiga sesuai usia yang diberikan 2-4 minggu kemudian
Predisposisi
Makula berwarna coklat dan terdapat
dibagian yang sering terpapar sinar
matahari terutama wajah atau dahi
Efloresensi
Makula hiperpigmentasi batas tegas
dengan tepi ireguler umumnya
simetris
• Pencegahan:
• Tabir surya
• Hilangkan factor penyebab (stop KB atau
obat-obatan penyebab)
• Topikal:
• Hidrokuinon 2-5%
• Asam retinoat
• Asam azaelat
• Sistemik:
• Asam askorbat/vitamin C
• Glutation
• Tindakan Khusus : Chemical peeling, laser
Sumber PPK PERDOSKI 2017
Soal No. 87
Seorang perempuan usia 65 tahun dibawa ke poli saraf dengan keluhan sering lupa cara
melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan, menyisir rambut, dan mengangkat telepon
sejak 1 bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi selama 15 tahun dan tidak minum
obat teratur. Pasien juga memiliki keluhan kelemahan lengan dan tungkai kanan sejak 2 bulan
yang lalu. Kelemahan terjadi secara tiba-tiba. Pada pemeriksaan fisik kesadaran
composmentis, TD 150/90 mmHg, nadi 79x/menit, RR 20x/menit, suhu 36.50C. Kekuatan
motorik ekstremitas atas dan bawah 3333/5555. Diagnosis sementara pasien…
a. Demensia Lewy Bodies
b. Pick’s disease
c. Delirium
d. Demensia Vaskular
e. Demensia Alzheimer
Soal No. 87
Seorang perempuan usia 65 tahun dibawa ke poli saraf dengan keluhan sering lupa cara
melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan, menyisir rambut, dan mengangkat telepon
sejak 1 bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi selama 15 tahun dan tidak
minum obat teratur. Pasien juga memiliki keluhan kelemahan lengan dan tungkai kanan
sejak 2 bulan yang lalu. Kelemahan terjadi secara tiba-tiba. Pada pemeriksaan fisik
kesadaran composmentis, TD 150/90 mmHg, nadi 79x/menit, RR 20x/menit, suhu 36.50C.
Kekuatan motorik ekstremitas atas dan bawah 3333/5555. Diagnosis sementara pasien…
a. Demensia Lewy Bodies gejala parkinonsim (TRAP)
b. Pick’s disease perubahan perilaku (kompulsif), pola diet, personality
c. Delirium kesadaran berkabut, periode singkat dan berfluktuasi
d. Demensia Vaskular
e. Demensia Alzheimer ada riwayat gangguan neurologis
SKDI
Demensia
• Sindrom penurunan fungsi intelektual dibanding sebelumnya yang cukup berat
• Mengganggu aktivitas sosial dan aktivitas hidup keseharian
• Tidak disebabkan delirium maupun gangguan psikiatri mayor
Inflamasi lapisan meninges (membrane yang melapisi sereburm dan korda spinalis) yang disebabkan
infeksi mikroorganisme (bakteri, virus, jamur)
Gambaran Klinis Riwayat demam, sakit kepala, kaku kuduk, dapat disertai
penurunan kesadaran
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan kaku kuduk (+)
• Pemeriksaan rangsang meningeal (+) Kernig sign (+), Brudzinski sign (+)
• Pemeriksaan neurologis defisit neurologis (+) pada meningoensefalitis
Pada soal terdapat Babinski (+) tanda lesi Upper Motor Neuron
Tatalaksana
• Elevasi kepala 20-30o, pemberian cairan infus, antipiretik, anti kejang
• Bila ada peningkatan TIK drip Manitol 20% (1 gr/kgBB dalam 20 menit, 0,5 gr/kg dalam 4 -6 jam)
• Antibiotik sesuai etiologi
Soal No. 89
Seorang wanita usia 30 tahun mengeluhkan nyeri kepala sisi kiri yang terasa berdenyut, dan
hilang timbul sejak 3 bulan SMRS. Nyeri dirasakan kurang lebih selama 30 menit. Pasien
adalah seorang guru. Nyeri kepala akan timbul bila pasien sedang mendapat banyak deadline
koreksi dan beban kerja di sekolah. Saat keluhan muncul, pasien juga melihat garis-garis
hitam putih. Tanda vital didapatkan dalam batas normal. Diagnosis dan terapi abortif yang
tepat pada kasus ini adalah…
a. TTH; Ibuprofen
b. Cluster Headache; Oksigen 100%
c. Migraine; Sumatriptan
d. TTH; Parasetamol
e. Migraine; Amitriptilin
Soal No. 89
Seorang wanita usia 30 tahun mengeluhkan nyeri kepala sisi kiri yang terasa berdenyut, dan
hilang timbul sejak 3 bulan SMRS. Nyeri dirasakan kurang lebih selama 30 menit. Pasien
adalah seorang guru. Nyeri kepala akan timbul bila pasien sedang mendapat banyak
deadline koreksi dan beban kerja di sekolah. Saat keluhan muncul, pasien juga melihat garis-
garis hitam putih. Tanda vital didapatkan dalam batas normal. Diagnosis dan terapi abortif
yang tepat pada kasus ini adalah…
a. TTH; Ibuprofen nyeri kepala seperti diikat; tatalaksana sudah tepat
b. Cluster Headache; Oksigen 100% nyeri di area mata, lakrimasi, ptosis; tatalaksana
sudah tepat
c. Migraine; Sumatriptan
d. TTH; Parasetamol tatalaksana tidak tepat
e. Migraine; Amitriptilin diagnosis tepat, tatalaksana tidak tepat; amitriptilin merupakan
profilaksis TTH
Migraine
SKDI
• Nyeri kepala primer dengan kualitas vascular (berdenyut), diawali unilateral yang diikuti mual,
fotofobia, fonofobia, gangguan tidur
• Patofisiologi adanya vasokonstriksi pembuluh darah intracranial (menyebabkan timbul aura)
dan vasodilatasi pembuluh darah menginges (menyebabkan nyeri pilsatil)
• Faktor pemicu menstruasi, terlambat makan, stress, kurang tidur
Sumber: DSM 5
Tatalaksana
• Non farmakologis: CBT, group therapy
• Farmakologis:
Antidepresan (SSRI)
- Sertralin 150-200 mg/hari
- Fluoksetin 20-80 mg/hari
- Fluvoksamin 200-300 mg/hari
- Citalopram 20-80 mg/hari
- Paroksetin 20-60 mg/hari
Antiandrogen untuk menurunkan libido
Mood stabilizer
Sumber: Medscape
Soal No. 91
Seorang laki laki 35 tahun dibawa berobat oleh keluarganya dengan keluhan sering
mengamuk sejak 3 bulan lalu. Menurut keluarga pasien sering berbicara dan tertawa sendiri.
Pasien mengaku dirinya adalah raja dari kerajaan majapahit. Ia juga yakin bahwa seluruh
umat manusia memiliki kasta yang sangat rendah. Keluhan sudah dialami sejak 9 bulan lau.
Pada pemeriksaan pasien tampak kooperatif dan mengulang kalimat itu-itu saja. Apakah
diagnosis yang tepat pada pasien ini?
A. Skizofrenia paranoid
B. Akatisia
C. Waham kendali
D. Waham nihilistik
E. Megalomania
Soal No. 91
Seorang laki laki 35 tahun dibawa berobat oleh keluarganya dengan keluhan sering
mengamuk sejak 3 bulan lalu. Menurut keluarga pasien sering berbicara dan tertawa sendiri.
Pasien mengaku dirinya adalah raja dari kerajaan majapahit. Ia juga yakin bahwa seluruh
umat manusia memiliki kasta yang sangat rendah. Keluhan sudah dialami sejak 9 bulan lau.
Pada pemeriksaan pasien tampak kooperatif dan mengulang kalimat itu-itu saja. Apakah
diagnosis yang tepat pada pasien ini?
A. Skizofrenia paranoid → yang ditanyakan adalah psikopatologi, bukan diagnosis
B. Akatisia → salah 1 jenis EPS
C. Waham kendali → keyakinan bahwa segala tindakan nya merupakan hasil kendali orang
lain (merasa dikendalikan)
D. Waham nihilistik → keyakinan bahwa dirinya sudah meninggal
E. Megalomania
Waham (Delusi)
• Waham Keyakinan yang salah terhadap kenyataan, yang tetap dipertahankan dan
tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan dalam bidang agama dan
budaya tidak dianggap sebagai waham.
Jenis waham
• Waham kejar keyakinan merasa dirinya dikejar-kejar, selalu diikuti, atau menjadi target
oleh orang lain.
• Waham kebesaran (grandiose delusion/megalomania) keyakinan secara berlebihan
bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain
• Waham cemburu waham yang berkaitan dengan rasa cemburu, misalnya cemburu
terhadap pasangannya.
• Waham somatik keyakinan seseorang bahwa tubuh atau sebagian tubuhnya terserang
penyakit
• Waham nihilistik keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia
Sumber: DSM V
Jenis Waham (Lanjutan)
• Waham aneh (bizzare) Waham yang aneh, mustahil, dan tidak masuk akal. Termasuk
dalam waham bizzare antara lain:
- Thought insertion (percaya bahwa ada seseorang memasuki
- pikirannya)
- Thought broadcasting (percaya bahwa isi pikirannya dapat
- diketahui oleh orang lain)
- Thought withdrawal (percaya bahwa seseorang telah
- mengambil keluar pikirannya)
- Waham kendali (kepercayaan seseorang bahwa dirinya
- dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar. Misalnya
- meyakini dirinya adalah sebuah robot dan gerak-geriknya
- dikendalikan)
Soal No. 92
Seorang perempuan 30 tahun dibawa suaminya ke IGD karena seringkali
menunjukkan perilaku aneh, seperti menjambak rambutnya dan berteriak, serta
mengumpat dengan bahasa kotor. Bahkan kadang pasien tertawa seram dengan
mengunyah bunga melati dan mawar. Setelah beberapa saat pasien kembali
sadar dan mengaku tidak mengingat apapun yang telah dilakukannya. Kondisi
yang mungkin dialami pasien adalah…
A. Trans disosiatif
B. Fugue disosiatif
C. Depersonalisasi
D. Skizofrenia herbefrenik
E. Derealisasi
Soal No. 92
Seorang perempuan 30 tahun dibawa suaminya ke IGD karena seringkali
menunjukkan perilaku aneh, seperti menjambak rambutnya dan berteriak, serta
mengumpat dengan bahasa kotor. Bahkan kadang pasien tertawa seram dengan
mengunyah bunga melati dan mawar. Setelah beberapa saat pasien kembali
sadar dan mengaku tidak mengingat apapun yang telah dilakukannya. Kondisi
yang mungkin dialami pasien adalah…
A. Trans disosiatif
B. Fugue disosiatif → pergi dari rumah, berganti identitas, hilang ingatan
C. Depersonalisasi → merasa dirinya tidak nyata
D. Skizofrenia herbefrenik → waham bizzare dan halusinasi
E. Derealisasi → merasa lingkungan di sekitarnya tidak nyata
Gangguan Disosiatif
• Amnesia disosiatif Hilang ingatan
• Gangguan identitas disosiatif/gangguan kepribadian ganda (multiple personality
disorder) Kepribadian ganda atau lebih yang bertukartukar sepanjang hari
• Fugue disosiatif Tiba-tiba pergi dari rumah atau tempat kerja, dengan kesulitan
mengingat sebagian atau seluruh masa lalu. Pasien bisa menggunakan identitas
baru.
• Trans disosiatif Dalam istilah awam dikenal sebagai “kerasukan/kesurupan”:
berteriak, menangis, atau hal-hal lainnya yang seringkali berkaitan dengan topik
agamis.
• Depersonalisasi merasa dirinya tidak nyata
• Derealisasi merasa lingkungan sekitarnya tidak nyata
Soal No. 93
Tn. DL, 48 tahun, datang dengan keluhan nyeri di punggung bagian tengah dan sulit berjalan
sehingga gerakannya menjadi lambat Keluhan sudah dirasakan sejak 6 bulan terakhir dan
semakin lama makin memberat. Pasien pernah dilakukan pemeriksaan oleh spesialis penyakit
dalam pada saat pemeriksaan rontgen thorax ditemukan perselubungan pada apex paru
kanan atas. Pada pemeriksaan fisik didapati keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran
kompos mentis, Pemeriksaan fisis normal. Pada inspeksi punggung didapatkan Kifosis
vertebra torakal bertambah disertai gibbus. Apakah diagnosis pada pasien ini?
A. Spondilolistesis vertebra torakalis
B. Spondilosis vertebra torakalis
C. Tumor metastasis vertebra
D. Paget’s disease
E. Pott’s disease
Soal No. 93
Tn. DL, 48 tahun, datang dengan keluhan nyeri di punggung bagian tengah dan sulit berjalan
sehingga gerakannya menjadi lambat Keluhan sudah dirasakan sejak 6 bulan terakhir dan
semakin lama makin memberat. Pasien pernah dilakukan pemeriksaan oleh spesialis penyakit
dalam pada saat pemeriksaan rontgen thorax ditemukan perselubungan pada apex paru
kanan atas. Pada pemeriksaan fisik didapati keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran
kompos mentis, Pemeriksaan fisis normal. Pada inspeksi punggung didapatkan Kifosis
vertebra torakal bertambah disertai gibbus. Apakah diagnosis pada pasien ini?
A. Spondilolistesis vertebra torakalis -> pergeseran segmen vertebra ke anterior
B. Spondilosis vertebra torakalis -> adanya osteofit pada vertebra
C. Tumor metastasis vertebra -> tidak ada tanda-tanda keganasan
D. Paget’s disease -> tidak sesuai klinis
E. Pott’s disease
SKDI 3B
Spondilitis TB/Pott’s Disease
• Merupakan suatu bentuk TB
ektrapulmonar, dimana vertebra
merupakan lokasi TB tulang yang paling
sering akibat penyebaran secara
hematogen
• Menyerang segmen vertebra via jalur
arteri dan vena (plexus Barton) ->
anterior wedging dari vertebra->
terbentuk gibbus -> kifosis
• Lokasi tersering dari infeksi: paradiskal,
anterior, dan sentral
• Manifestasi klinis: nyeri punggung
kronik, deformitas (paling sering
berupa kifosis), abses paraspinal (cold
abscess), defisit neurologis
Garg RK, et al. Spinal Tuberculosis: A Review. The
Journal of Spinal Cord medicine. 2011
Pemeriksaan Penunjang
• X-Ray • CT-scan
• Destruksi pada vertebral end plates • Dapat melihat pola destruksi tulang
• Hilangnya/memendeknya diskus (fragmentary, osteolitik, sklerotik, atau
intervertebralis
• New bone formation subperiosteal)
• Pembentukan abses • Abses paraspinal
• Temuan lain tergantung lokasi • MRI -> gold standard
Psoriatic nail
(hiperkeratosis +
onikolisis)
Penatalaksanaan Psoriatic Arthritis
B. Albendazole 1x400mg SD
E. Mebendazole 100mg SD
Soal No. 96
Seorang anak berusia 6 tahun datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan tidak nafsu makan dan
rewel sejak 5 hari yang lalu. Keluhan juga disertai BAB cair sekitar 4x/hari. Pasien sering bermain tanah dengan
teman sebayanya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan berat badan 15 kg dan diakui ibunya turun 3 kg sejak 1
bulan lalu. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang mikroskopi feses dan didapatkan gambaran berikut:
B. Albendazole 1x400mg SD
Nn. Rima 24 tahun datang dengan keluhan BAK merah kehitaman sejak 2 hari yangaktivitas redoks tinggi
lalu. Nyeri perut
(+), muntah (+). Pasien baru saja didiagnosis malaria dan sedang menjalani pengobatan primakuin
hari ke 7. Pemeriksaan fisik TTV dbn, sklera ikterik (+), konjungtiva anemis (+) dan
hepatosplenomegali (+). Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 8g/dl, leukosit 6000 sel/ul,
trombosit 150.000, peningkatan bilirubin indirek dan LDH, hitung retikulosit 10%. Pemeriksaan
apusan darah tepi didapatkan bite cell dan heins body (+), Apakah patofisiologi yang mendasari
Respon sutul baik
penyakit pasien tersebut? Def. G6PD
a. Sekuestrasi parasit ke pembuluh darah malaria falciparum berat (primakuin cuma 1 hari)
b. Depresi sel induk progenitor di dalam sumsum tulang an. aplastik
c. Defisiensi substrat pembentuk rantai globin thalassemia
d. Maturasi DNA yang terhambat an. megaloblastik
e. Defisiensi enzim eritrosit Dx : An. Hemolitik defisiensi G6PD
Alur diagnosis anemia SKDI
SKDI
AnemiaHemolitik
Curiga anemia hemolitik bila :
G6PD X
Link resesif
Seorang wanita usia 43 tahun datang ke dokter dengan keluhan lemas, mudah lelah, mata
kekuningan dan urin berwarna merah gelap. Pasien menyangkal adanya perdarahan. Pasien
pernah mengalami hal yang serupa terkait dengan kondisi cuaca yang panas. Pemeriksaan fisik
didapatkan tensi 100/70 mmHg, RR 23x/menit, suhu 36,2oC, nadi 99x/menit. Pasien tampak pucat,
AIHA tipe warm?
konjungtiva anemis, sclera ikterus. Dari pemeriksaan abdomen ditemukan adanya splenomegali.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 6,6 g/dl, retikulosit meningkat. Hapusan darah tepi
menunjukkan sel darah yang normokromik normositer. Pemeriksaan penunjang yang digunakan
untuk menegakkan diagnosis pasien tersebut adalah...
a. Apusan darah tepi tidak untuk menegakkan diagnosis
b. Hb elektroforesis u/ thalasemia
c. Direct coomb test
d. Indirect coomb test u/ skrining darah
Dx : An. Hemolitik AIHA
e. Aspirasi sumsum tulang pada leukemia, MDS, an. aplastik
SKDI
AIHA (Autoimmune Hemolitik Anemia)
• Definisi:
Merupakan suatu kelainan dimana terdapat autoantibodi
terhadap sel-sel eritrosit sehingga eritrosit mudah lisis dan umur
eritrosit memendek.
• Gejala dan tanda: sama dengan anemia hemolitik lainnya
• Pemeriksaan Penunjang :
• Laboratorium: sama dengan anemia hemolitik lainnya
• Deteksi autoantibodi pada eritrosit: direct coomb’s test postif.
• Hapusan darah tepi: tampak fragmentasi dari eritrosit
(sferosit,skistosit, helmet cell, dan retikulosit).
Autoimmune Hemolitik Anemia
SKDI
Spherocyte Agglutination
Pada tipe warm Pada tipe cold
SKDI
TERAPI
Warm AIHA SKDI
• Kortikosteroid : 1-1,5 mg/kgBB per
hari. Dalam 2 minggu akan menunjukan
respon baik (retikulosit meningkat,
direk coomb positif lemah indirek
negatif). Nilai normal dan stabil akan
dicapai pada hari ke 30 sampai hari ke
90.
• Splenektomi : dilakukan bila terapi
steroid tidak adekuat atau tidak bisa
dilakukan penurunan dosis selama 3
bulan.
• Rituximab 100 mg per minggu selama
4 minggu.
• Imunosupressan : azatiophrin 50-200
mg/hari
Tipe Dingin
• Hindarkan dari udara dingin yang dapat
memicu hemolisis.
SKDI
Terapi transfusi
Terapi transfui bukan merupakan kontraindikasi mutlak. Pada kondisi
yang mengancam jiwa (seperti Hb< 3 mg/dl) tranfusi dapat diberikan
sambal menunggu efek steroid dan immunoglobulin. Sediaan yang
dipakai adalah washed PRC.
Source : Perkeni
SKDI
Hyperosmolar Hyperglycemic State
• Trias
• Hiperglikemia
• Hiperosmolaritas
• Dehidrasi (tanpa ketoasidosis yang signifikan)
• Patogenesis: Dehidrasi akibat diuresis osmotik. Defisiensi insulin relatif, masih
cukup untuk mencegah lipolisis & ketoasidosis
Tatalaksana HHS
Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan mual, muntah, demam
tinggi, dan disertai nyeri perut sejak 3 jam SMRS. Sebelumnya pasien pernah mengeluh
lemas dan tidak nafsu makan. Penurunan berat badan disangkal. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD 90/60, HR 80x/menit, RR 20x/menit, T 38.5 C. Pasien memiliki riwayat
konsumsi jamu pegal linu secara rutin, namun beberapa hari ini warung yang menjual
jamu tersebut tutup. Mekanisme yang menyebabkan kondisi pada pasien adalah...
Paparan steroid eksternal terus-menerus tiba-tiba dihentikan
a. Hiperkortisol
b. Hipokortisol
Dx : Krisis Addison / Insufisiensi
c. ACTH meningkat Adrenal akut
d. Hipopituitari
e. Hipergonadism
(Soal TO AIPKI Regio I Bath 1 2020)
Krisis Hipoadrenal SKDI
GEJALA
• Lemah
• Hiperpigmentasi
• Penurunan berat badan
• Nyeri abdomen
• Nyeri punggung
• Diare
• Konstipasi
• Sinkop
SKDI
Kunci Pemeriksaan pada krisis
PEMERIKSAAN FISIK
hipoadrenal adalah kadar kortisol dan
ACTH pada jam 9 pagi. Penurunan
• Hipotensi ortostatik
serum kortisol hingga undetectable
• Takikardi
menegakkan diagnosis, apabila dan
• Tanda hipopigmentasi
serum kortisol >589 nmol/L maka
• Syok
diagnosis krisis hipoadrenal dapat
• Penurunan kesadaran
disingkirkan.
Tatalaksana
Hidrokortison intravena 100 mg stat dapat menggantikan
mineralokortikoid dan glukokortikoid. Dilanjutkan dengan 100 mg tiap
6 jam untuk 24 jam pertama, kemudian setengah dosis untuk hari
berikutnya bila penyakit dasarnya sudah teratasi.
SKDI
Steroid eksternal
Soal No. 102
Tn. Gendang, 55 tahun, datang berobat untuk kontrol penyakitnya. Pasien merupakan penderita kencing manis,
tidak rutin berobat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil HDL 47 mg/dl, LDL 105 mg/dl, dan
Triasilgliserol 390 mg/dl. Tatalaksana farmakologis yang paling tepat adalah...
A. Fenofibrat
B. Pravastatin
C. Probenecid
D. Allopurinol
E. Rosuvastatin
Soal No. 102
Tn. Gendang, 55 tahun, datang berobat untuk kontrol penyakitnya. Pasien merupakan penderita kencing manis,
tidak rutin berobat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil HDL 47 mg/dl, LDL 105 mg/dl, dan
Triasilgliserol 390 mg/dl. Tatalaksana farmakologis yang paling tepat adalah...
A. Fenofibrat
B. Pravastatin target utama pada kasus ini adalah penurunan trigliserida
C. Probenecid untuk hiperurisemia
D. Allopurinol untuk hiperurisemia
E. Rosuvastatin target utama pada kasus ini adalah penurunan trigliserida
Dislipidemia SKDI
Source : Medscape
Obat Hipolipidemik
Murphy’s Sign
Tatalaksana Kolesisititis Akut
• Pengobatan umum termasuk istirahat total, rehidrasi, pemberian
nutrisi parenteral, diet ringan, antispasmodik, dan antibiotik
• Antibiotik intravena meliputi golongan cephalosporin dan
metronidazole untuk melawan bakteri gabungan aerob dan anaerob
yang sering kali menjadi etiologi kolesistitis akut
• Kolesistektomi dilakukan setelah fase akut terlewati
Pemeriksaan lab:
• Peningkatan AST/ALT
• Limfositosis dapat ditemukan
• Peningkatan bilirubin total
Hepatitis A, cont’d
Fase perjalanan penyakit Hepatitis A Tatalaksana Hepatitis A
• Fase pre-ikterik : gejala Suportif
konstitusional seperti anoreksia, • Bed rest
mual muntah, malaise, myalgia, • Antipiretik
• Asupan gizi yang cukup
nyeri kepala, demam
• Cairan intravena apabila terdapat
• Fase ikterik: ikterik, hepatomegali, tanda dehidrasi atau mual muntah
urin berwarna seperti teh, BAB berat
dempul Pemberian imunoglobulin hepatitis
A direkomendasikan untuk individu
• Fase konvalesens: gejala sudah pascapaparan hepatitis A dan
menghilang, peningkatan fungsi individu yang belum divaksin
hati masih terkadang ditemukan
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Keenam. 2014
Soal No. 107
Seorang perempuan 28 tahun datang ke poli dengan keluhan benjolan pada bibir kemaluan
yang nyeri. Tidak ada gangguan haid atau keluar secret abnormal dari kemaluan. Tanda vital
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan arah jam 5 labia minora terdapat massa
3x3 cm, fluktuatif (-), hiperemis (-). Tatalaksana yang tepat pada pasien…
a. Observasi
b. Insisi drainase
c. Eksisi
d. Marsupialisasi
e. Analgetik oral
Soal No. 107
Seorang perempuan 28 tahun datang ke poli dengan keluhan benjolan pada bibir kemaluan
yang nyeri. Tidak ada gangguan haid atau keluar secret abnormal dari kemaluan. Tanda vital
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan arah jam 5 labia minora terdapat massa
3x3 cm, fluktuatif (-), hiperemis (-). Tatalaksana yang tepat pada pasien…
a. Observasi
b. Insisi drainase
c. Eksisi
d. Marsupialisasi
e. Analgetik oral
Kista Bartholini Tatalaksana SKDI
• Adanya obstruksi sekunder pada duktus akibat inflamasi nonspesifik
• Kelenjar bartholini terletak di vestibularis mayor
• Sering asimptomatik
Word Kateter
(4-6 minggu)
Marsupialisasi
Kista Nabothi
• Adanya metaplasia skuamosa, jaringan endoserviks, diganti
dengan epitel berlapis gepeng
• Permukaan licin (tampak seperti beras) muncul di permukaan
servix
Soal No. 108
Seorang perempuan berumur 30 tahun dengan P2A0 mengeluhkan adanya benjolan di perut
yang tidak terasa nyeri. Selama ini pasien haid teratur dengan banyak dan lama perdarahan
tergolong normal. Beberapa bulan terakhir pasien merasa tidak tuntas saat BAK dan
konstipasi. Pemeriksaan fisik teraba massa, keras di daerah suprapubik, mobile, nyeri tekan (-),
berukuran 8x8x7 cm. Kemungkinan diagnosis pasien adalah
a. Mioma geburt
b. Mioma uteri submucosa
c. Mioma uteri subserosa
d. Mioma uteri intramural
e. Kista ovarium
Soal No. 108
Seorang perempuan berumur 30 tahun dengan P2A0 mengeluhkan adanya benjolan di perut
yang tidak terasa nyeri. Selama ini pasien haid teratur dengan banyak dan lama perdarahan
tergolong normal. Beberapa bulan terakhir pasien merasa tidak tuntas saat BAK dan
konstipasi. Pemeriksaan fisik teraba massa, keras di daerah suprapubik, mobile, nyeri tekan
(-), berukuran 8x8x7 cm. Kemungkinan diagnosis pasien adalah
a. Mioma geburt mioma submukosa yang bertangkai, keluar dari cervix
b. Mioma uteri submucosa berada dibawah mukosa
c. Mioma uteri subserosa
d. Mioma uteri intramural berada di dalam miometrium
e. Kista ovarium tidak tepat
Mioma Uteri/Leiomyoma/Fibroid Uterus SKDI
Klasifikasi
Subserosa Di lapisan serosa uterus, tumbuh ke arah luar
Tatalaksana :
Lumpektomi
Pinggul FLEKSI
Lutut Keduanya ekstensi 1 ekstensi, 1 fleksi Keduanya fleksi
Cara pertolongan partus
Mauriceau Maneuver
(melahirkan kepala)
Tatalaksana
Skor untuk menilai keberhasilan persalinan • Persalinan sudah maju dan pembukaan
sungsang secara pervaginam sudah lengkap
• Bayi preterm yang kemungkinan hidup kecil
• Bayi kedua pada kehamilan kembar
Kala I Kala 2
• Gangguan Power/His Distosia Bahu
Inersia uteri Kala II memanjang
Kontraksi uterus hipertonik
Inkoordinasi kontraksi uterus Faktor Predisposisi
• Gangguan Passage • Paritas dan interval kelahiran
Disproporsi kepala-panggul • Ketuban pecah dini
• Gangguan Passenger
Malposisi, malpresentasi Pemeriksaan Penunjang
Disproporsi kepala-panggul
Partograf, Doppler, Urin, Darah tepi lengkap
Nulipara Multipara
Persalinan lama :
Kemajuan pembukaan servix fase aktif <1.2 cm/jam <1.5 cm/jam
Kemajuan turunnya bagian terendah < 1 cm/jam < 2 cm/jam
Persalinan macet :
Fase deselerasi memanjang > 3 jam >1 jam
Tidak ada pembukaan > 2 jam > 2 jam
Tidak ada penurunan bagian terendah > 1 jam > 1 jam
Kegagalan penurunan bagian terendah
Penegakkan Diagnosis
Grafik pembukaan servix pada partograf Tidak ada kemajuan penurunan bagian
berada di antara garis waspada dan terendah janin pada persalinan kala II
bertindak, atau memotong garis bertindak (maksimal 2 jam nulipara dan 1 jam multipara)
Tatalaksana
Menentukan sebab terjadinya persalinan lama
• Power : his tidak adekuat (frekuensi <3x/10 menit dan durasi tiap kontraksi <40 detik
• Passenger : malpresentasi, malposisi, janin besar
• Passage : panggul sempit, kelainan servix/vagina
Prinsip umum
• Lakukan augmentasi persalinan dengan oksitosin dan atau amniotomi bila ada gangguan
power
• Lakukan tindakan operatif (forceps, vakum, SC) untuk gangguan passenger/passage
Antibiotik (Ampicillin 2 g IV tiap 6 jam dan Gentamisin 5 mg/kgBB tiap 24 jam) bila ada :
• Tanda infeksi
• Ketuban pecah > 18 jam
Pantau tanda gawat janin
Segera rujuk
Soal No. 112
Seorang wanita 40 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 41 minggu, datang ke IGD dengan keluhan
perut kencang-kencang seperti hendak melahirkan. Pasien rutin menggunakan insulin
sebelum dan selama kehamilan. Tekanan darah 130/80, nadi 92, frekuensi nafas 20, suhu 37,
IMT 32 kg/m2, his 4x 10’ 40””, DJJ 150x/menit. Pemeriksaan dalam pembukaan lengkap.
Dokter kemudian memimpin persalinan. Setelah 1 jam dipimpin, kepala bayi melekat pada
vulva, terkadang masuk kembali. Dokter kemudian melakukan tindakan episiotomy dan
mencoba manuver McRoberts. Komplikasi bayi dari kasus persalinan diatas?
a. Fraktur vertebra thorakalis
b. Cedera pleksus brakialis C3-C4
c. Cedera pleksus brakialis C5-C7
d. Distosia bahu
e. Disproporsi kepala panggul
Soal No. 112
Seorang wanita 40 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 41 minggu, datang ke IGD dengan keluhan
perut kencang-kencang seperti hendak melahirkan. Pasien rutin menggunakan insulin
sebelum dan selama kehamilan. Tekanan darah 130/80, nadi 92, frekuensi nafas 20, suhu
37, IMT 32 kg/m2, his 4x 10’ 40””, DJJ 150x/menit. Pemeriksaan dalam pembukaan lengkap.
Dokter kemudian memimpin persalinan. Setelah 1 jam dipimpin, kepala bayi melekat pada
vulva, terkadang masuk kembali. Dokter kemudian melakukan tindakan episiotomy dan
mencoba manuver McRoberts. Komplikasi bayi dari kasus persalinan diatas?
a. Fraktur vertebra thorakalis tidak tepat
b. Cedera pleksus brakialis C3-C4 tidak tepat
c. Cedera pleksus brakialis C5-C7
d. Distosia bahu merupakan diagnosis kasus
e. Disproporsi kepala panggul tidak tepat
Distosia Bahu SKDI
• Keadaan dimana setelah kepala dilahirkan, bahu anterior tidak dapat lewat di bawah
simfisis pubis
• Faktor penyebab terbanyak : makrosomia (Ibu dengan DM/obesitas, kehamilan postterm)
Penegakkan Diagnosis
• Kesulitan melahirkan wajah dan dagu
• “Turtle sign” Kepala bayi melekat erat di vulva
atau bahkan tertarik kembali
• Kegagalan paksi luar kepala bayi
• Kegagalan turunnya bahu
Turtle Sign
Tatalaksana
Manuver
McRoberts
Penekanan Suprapubis
(Anterior Shoulder
Disimpaction – Manuver
Massanti)
Rotasi Internal Melahirkan lengan posterior
(Wood Maneuver) (Manual removal of posterior
arm – Manuver Schwartz)
Komplikasi
• Cedera Pleksus brakhialis (C5-T1)
• Fraktur humerus dan klavikula
• Hipoksia bayi
• Perdarahan post partum
• Robekan perineum derajat 3-4
• Ruptur uteri
• Fistula rektovaginal
Soal No. 113
Ny. DF, 41 tahun, datang ke IGD dengan keluhan rasa nyeri di dada kiri yang
tembus belakang, dirasakan sejak 1 jam terakhir. Pasien menyangkal mempunyai
riwayat penyakit apapun maupun mengalami gejala yang serupa. Pemeriksaan
tanda vital didapatkan RR 49x/menit. Pada saat EKG didapatkan gambaran
berikut. Tatalaksana apakah yang dilakukan pada pasien?
A. Monitoring dan observasi
B. Atropin 0.5 mg bolus IV
C. Dopamin 5 mcg/kgBB IV
D. Epinefrin 5 mcg bolus IV
E. Pemasangan transcutaneous pacing
Soal No. 113
Ny. DF, 41 tahun, datang ke IGD dengan keluhan rasa nyeri di dada kiri yang
tembus belakang, dirasakan sejak 1 jam terakhir. Pasien menyangkal mempunyai
riwayat penyakit apapun maupun mengalami gejala yang serupa. Pemeriksaan
tanda vital didapatkan RR 49x/menit. Pada saat EKG didapatkan gambaran
berikut. Tatalaksana apakah yang dilakukan pada pasien?
A. Monitoring dan observasi -> sudah ada gejala ischemic chest discomfort
B. Atropin 0.5 mg bolus IV
C. Dopamin 5 mcg/kgBB IV -> digunakan kalau atropin tidak memberi efek
D. Epinefrin 5 mcg bolus IV -> digunakan kalau atropin tidak memberi efek
E. Pemasangan transcutaneous pacing
-> untuk AVB derajat 2 mob.2 atau TAVB
AVB Derajat I
SKDI
Bundle Branch Block
Keyword: pemanjangan interval PR secara konstan Keyword: disosiasi gelombang P dan kompleks QRS.
DENGAN adanya dropped beat. Biasanya memiliki Khas: terkadang ada gelombang P dalam kompleks QRS
pola, misalnya 3:1 (2 gelombang P untuk 1 QRS)
Ket:
• Bila mendapatkan AVB
derajat 1 –derajat 2 Mobitz 1
-> Atropin dapat digunakan
• Bila mendapat AVB derajat 2
mobitz 2 atau total AVB ->
langsung transcutaneous
pacing/transvenous pacing
http://sjrhem.ca/rcp-aortic-dissection/
Soal No. 116
An. HC, 5 tahun, dibawa orangtuanya dengan keluhan badan kebiruan. Keluhan
ini tidak selalu muncul. Ketika biru, pasien suka tiba-tiba berjongkok.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan dokter menyimpulkan adanya kelainan
jantung bawaan yang dialami pasien. Berikut ini temuan kelainan anatomis
jantung yang tidak ditemukan pada penyakit yang dialami pasien adalah
A. Right ventricular hypertrophy
B. Overriding aorta
C. Ventricular septal defect
D. Atrial septal defect
E. Pulmonary stenosis
Soal No. 116
An. HC, 5 tahun, dibawa orangtuanya dengan keluhan badan kebiruan. Keluhan
ini tidak selalu muncul. Ketika biru, pasien suka tiba-tiba berjongkok.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan dokter menyimpulkan adanya kelainan
jantung bawaan yang dialami pasien. Berikut ini temuan kelainan anatomis
jantung yang tidak ditemukan pada penyakit yang dialami pasien adalah
A. Right ventricular hypertrophy -> termasuk
B. Overriding aorta -> termasuk
C. Ventricular septal defect -> termasuk
D. Atrial septal defect
E. Pulmonary stenosis -> termasuk
SKDI 1
Tetralogy of Fallot
• Dikenal dengan 4 tanda:
• Pulmonary stenosis
• RVH
• VSD
• Overriding aorta
• Temuan pada
auskultasi:
• Single S2 (akibat
stenosis pulmonal)
• Murmur ejeksi sistolik
pada ICS 2 kiri (akibat
stenosis pulmonal)
• Khas pada CXR: boot-shaped heart
• Khas: cyanotic spell/tet spell (pasien
tiba2 jongkok pada saat sianosis)
• Pada awalnya terjadi left-to-right
shunt -> apabila berlangsung terus,
maka akan terjadi pergeseran menjadi
right-to-left shunt -> Eisenmenger
syndrome
• Flail chest akibat trauma → multiple fraktur kosta (dua atau lebih tulang iga yang berurutan
mengalami fraktur pada dua tempat atau lebih)
• Menyebabkan → Gerakan paradoksal pada dinding dada karena terbentuk segmen bebas yang
dapat tertarik ke dalam saat inspirasi (paradoks: karena dinding dada seharusnya bergerak ke luar
saat ekspirasi).
• Flail chest tidak menyebabkan hipoksia, masalah utama karena trauma pada paru yang
mengakibatkan kontusio paru
• Pemeriksaan: X-ray (multiple fraktur + gambaran radiolusen)
• Tatalaksana Awal : ventilasi adekuat, pemebrian oksigen, resusitasi cairan
• Bedah:
• Stabilisasi bedah
• Operasi fiksasi jika ada penyakit yang mendasari misal Multipel Myeloma
Kontusio paru memberikan gambaran air-space disease.
Soal No. 118
Pasien, 37 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan batuk lebih dari 3 minggu disertai dengan
dahak berwarna kehijauan. Sebelumnya pasien sudah pernah meminum obat selama 6 bulan
penuh 1 tahun yang lalu namun dinyatakan belum sembuh. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan Tekanan Darah 130/80 mmHg, N: 84 kali/menit, Respirasi 24 kali/menit, Suhu : 37,3°C.
Pemeriksaan fisik terdengar suara ronkhi di apeks kedua lapang paru, setelah dilakukan kultur dan
resistensi ditemukan BTA (+,+,-) dan resisten terhadap obat INH dan Rifampisin tetapi masih sensitif
terhadap streptomisin dan etambutol. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
a. TB TDR
b. TB XDR
c. TB kasus baru
d. TB MDR
e. TB drop out
Soal No. 118
Pasien, 37 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan batuk lebih dari 3 minggu disertai dengan
dahak berwarna kehijauan. Sebelumnya pasien sudah pernah meminum obat selama 6 bulan
penuh 1 tahun yang lalu namun dinyatakan belum sembuh. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan Tekanan Darah 130/80 mmHg, N: 84 kali/menit, Respirasi 24 kali/menit, Suhu : 37,3°C.
Pemeriksaan fisik terdengar suara ronkhi di apeks kedua lapang paru, setelah dilakukan kultur dan
resistensi ditemukan BTA (+,+,-) dan resisten terhadap obat INH dan Rifampisin tetapi masih
sensitif terhadap streptomisin dan etambutol. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
a. TB TDR
b. TB XDR
c. TB kasus baru
d. TB MDR
e. TB drop out
TB Berdasarkan Hasil Uji Kepekaan Obat SKDI
• Mono resistan (TB MR): Resistan terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja
• Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R) secara bersamaan
• Poli resistan (TB PR): Resistan terhadap lebih dari satu jenis O A T lini
pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
• Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus juga
resistan terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan minimal
salah satu dari O A T lini kedua jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin
dan Amikasin)
• Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap rifampisin dengan atau
tanpa resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi menggunakan
metode genotip (tes cepat) atau metode fenotip (konvensional).
Soal No. 119
Seorang pasien wanita berusia 65 tahun datang ke RS dengan diare. Pasien menjalani rawat
inap hingga hari ke 3 kemudian pasien mengeluh sesak dan demam tinggi sejak 1 hari yang
lalu. Keluhan dirasakan semakin memberat beserta batuk merah kental seperti jelly. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg, RR 30 x/menit, HR 80 x/min dan
suhu 38 C. Pada pemeriksaan auskultasi didapatkan ronkhi di kedua lapang paru, wheezing (-).
Dokter kemudian melakukan pemeriksaan penunjang dan didapatkan hasil bakteri gram
negative pada sputum pasien. Kemungkinan yang merupakan penyebab keluhan pasien
tersebut adalah...
a. Mycobacterium tuberculosis
b. Mycoplasma pneumoniae
c. Streptococcus pneumoniae
d. Staphylococcus aureus
e. Klebsiella pneumonia
Soal No. 119
Seorang pasien wanita berusia 65 tahun datang ke RS dengan diare. Pasien menjalani rawat
inap hingga hari ke 3 kemudian pasien mengeluh sesak dan demam tinggi sejak 1 hari yang
lalu. Keluhan dirasakan semakin memberat beserta batuk merah kental seperti jelly. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg, RR 30 x/menit, HR 80 x/min dan
suhu 38 C. Pada pemeriksaan auskultasi didapatkan ronkhi di kedua lapang paru, wheezing (-).
Dokter kemudian melakukan pemeriksaan penunjang dan didapatkan hasil bakteri gram
negative pada sputum pasien. Kemungkinan yang merupakan penyebab keluhan pasien
tersebut adalah...
a. Mycobacterium tuberculosis kronik, bakter tahan asam Dx : HAP
b. Mycoplasma pneumoniae bakteri intraseluler
c. Streptococcus pneumoniae sputum seperti karat, bakteri gram (+)
d. Staphylococcus aureus bakteri gr (+)
e. Klebsiella pneumonia
PNEUMONIA SKDI
Infiltrat baru atau progresif + ≥ 2 gejala :
1. Batuk progresif
2. Perubahan karakter dahak/ purulent;
3. Suhu aksila ≥ 38oC atau riwayat demam
4. Fisis : tanda konsolidasi, nafas bronkhial, ronkhi.
5. Lab : leukositosis ≥ 10.000/ leukopenia ≤4.500
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : bagian tertinggal waktu bernafas.
• Palpasi : fremitus dapat meningkat
• Perkusi : redup
• Auskultasi : terdengar suara nafas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai
ronkhi basah halus, yang kemudian menjadi RBK pada stadium resolusi.
PNEUMONIA PADA PASIEN RAWAT INAP
Pneumonia Pada Pasien Rawat Inap
Akibat kontak
dengan tenaga
Terjadi dalam 48 Kesehatan (cuci Terjadi setelah
jam pertama darah, 48 jam pertama Terjadi paska 48
masuk dalam kemoterapi, masuk dalam jam di intubasi
rumah sakit (di perawatan luka, rumah sakit. endotrakeal.
luar RS). rawat inap >1 Tanpa di-intubasi
hari dalam 90
hari terakhir.
ETIOLOGI
• Pneumonia komunitas Gram (+), streptococcus pneumonia
• Pneumonia nosocomial Gram (-), klebsiella pneumonia,
pseudomonas aeruginosa.
• Pneumonia atipik Chlamydia, Legionella, Mycoplasma
• Pneumonia aspirasi bakteri anaerob (sputum berbau busuk)
Pseudomonas
Klebsiella
S. Pneumonia Haemophyllus,
Pneumonia
pneumococcus
Soal No. 120
Seorang laki-laki 35 tahun dilarikan ke IGD karena tersengat aliran listrik saat hendak
membetulkan lampu tangan yang rusak. Pakaian dan aksesoris masih menempel di tubuh
korban. Gambaran khas yang mungkin ditemukan sesuai dengan traumatologi pada pasien
adalah…
A. Gambaran arborescent mark disertai magnetisasi
B. Pakaian compang amping dan terdapat metalisasi
C. Kelim tato, kelim jelaga dan kelim api
D. Luka berupa putusnya kapiler di bawah kulit akibat teregang melebihi elastisitasnya
E. Lesi kulit berbentuk bulat dengan bagian tengah datar berwarna pucat, dikelilingi kulit
yang menimbul dan hiperemis di sekitarnya
Soal No. 120
Seorang laki-laki 35 tahun dilarikan ke IGD karena tersengat aliran listrik saat hendak
membetulkan lampu tangan yang rusak. Pakaian dan aksesoris masih menempel di tubuh
korban. Gambaran khas yang mungkin ditemukan sesuai dengan traumatologi pada pasien
adalah…
A. Gambaran arborescent mark disertai magnetisasi gambaran khas luka akibat petir
B. Pakaian compang amping dan terdapat magnetisasi gambaran khas luka akibat petir
C. Kelim tato, kelim jelaga dan kelim api luka akibat senjata api
D. Luka berupa putusnya kapiler di bawah kulit akibat teregang melebihi elastisitasnya
gambaran luka memar/ hematom
E. Lesi kulit berbentuk bulat dengan bagian tengah datar berwarna pucat, dikelilingi kulit
yang menimbul dan hiperemis di sekitarnya
Trauma Listrik
SKDI A
Sumber: Visum et Repertum Perlukaan: Aspek Medikolegal dan Penentuan Derajat Luka (Maj Kedokt Indon, Vol 60, 2010)
Luka Berat Menurut Pasal 90 KUHP
Kriteria
• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
• Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencariaan;
• Kehilangan salah satu panca indera;
• Mendapat cacat berat;
• Menderita sakit lumpuh;
• Terganggunya daya pikir selamat empat minggu lebih; atau
• Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
Soal No. 122
Tn. Jacob, usia 35 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak yang memberat sejak 4 hari smrs. Pasien
sebelumnya mengeluh batuk kering disertai demam. Pasien memiliki riwayat kontak dengan teman yang
ternyata positif COVID 19. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 80x/mnt, RR 35x/mnt dan
suhu 38,5°C. Dokter mencurigai pasien juga terkena COVID 19. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan CT
scan dan ditemukan gambaran crazy paving dan konsolidasi air bronchogram. Pada tahap manakah penyakit
pasien tersebut?
A. Tahap awal
B. Tahap progresif
C. Tahap puncak
D. Tahap absorbsi
E. Tahap paroksismal
Soal No. 122
Tn. Jacob, usia 35 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak yang memberat sejak 4 hari smrs. Pasien
sebelumnya mengeluh batuk kering disertai demam. Pasien memiliki riwayat kontak dengan teman yang
ternyata positif COVID 19. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 80x/mnt, RR 35x/mnt dan
suhu 38,5°C. Dokter mencurigai pasien juga terkena COVID 19. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan CT
scan dan ditemukan gambaran crazy paving dan konsolidasi air bronchogram. Pada tahap manakah penyakit
pasien tersebut?
A. Tahap awal ground glass opacity
B. Tahap progresif
C. Tahap puncak ground glass opacity masih ada dan crazy paving menghilang
D. Tahap absorbs gambaran konsolidasi
E. Tahap paroksismal tidak ada istilah ini
Gambaran CT-Scan COVID-19
• Akibat straddle injury dan instrumentasi • Akibat trauma tumpul, fraktur pelvis
urologi (pemasangan kateter)
• Hematoma perineal (Butterfly hematom) • Floating prostat (prostat letak tinggi) pada
Robekan fascia Buck hingga fascia colles colok dubur
ekstravasasi darah
Pemeriksaan penunjang : Retrograde Uretrography
Sjamsuhidajat R, Prasetyono TO, Rudiman R, et al. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Vol. 1-3. Edisi 4. Jakarta : EGC
Soal No. 126
Seorang bayi berusia 6 minggu datang ke IGD RS dengan keluhan kuning sejak 10
hari yang lalu. Bayi cukup bulan dengan BBL 2900 gram dan menangis saat lahir.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan bayi ikterik, letargis dan menangis lemah.
Pada USG didapatkan triangular cord sign (+). Pada pemeriksaan feses 3 porsi
didapatkan feses alkolis. Hasil pemeriksaan penunjang yang paling mendukung
diagnosis pada pasien ini adalah….
a. Kenaikan bilirubin direk darah
b. Kenaikan bilirubin indirek darah
c. Kenaikan SGOT dan SGPT dalam darah
d. Kenaikan bilirubin total dalam darah
e. Kenaikan creatinin phosphokinase dalam darah
Soal No. 126
Seorang bayi berusia 6 minggu datang ke IGD RS dengan keluhan kuning sejak 10
hari yang lalu. Bayi cukup bulan dengan BBL 2900 gram dan menangis saat lahir.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan bayi ikterik, letargis dan menangis lemah.
Pada USG didapatkan triangular cord sign (+). Pada pemeriksaan feses 3 porsi
didapatkan feses alkolis. Hasil pemeriksaan penunjang yang paling mendukung
diagnosis pada pasien ini adalah….
a. Kenaikan bilirubin direk darah kolestasis
b. Kenaikan bilirubin indirek darah
c. Kenaikan SGOT dan SGPT dalam darah
d. Kenaikan bilirubin total dalam darah
e. Kenaikan creatinin phosphokinase dalam darah
Soal No. 127
Seorang pria usia 65 tahun mengeluhkan buang air kecil berkurang sejak 1 tahun
terakhir. Keluhan pasien disertai dengan bengkak kedua tungkai. Pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 170/100 mmHg, N 70x/m, RR 20x/m, t 36.2’C. Berat
Badan pasien 50 kg. Pemeriksaan thorax dan abdomen dalam batas normal.
Pemeriksaan lab menunjukkan Hb 8.1 g/dL, Ur 150, Cr 1.7. Dari data tersebut
didapatkan diagnosis pasien CKD grade 3. Berapakah GFR Pasien?
a. 60.67 ml/min/1.73 m2
b. 30.63 ml/min/1.73 m2
c. 25.35 ml/min/1.73 m2
d. 0.88 ml/min/1.73 m2
e. 65.50 ml/min/1.73 m2
Soal No. 127
Seorang pria usia 65 tahun mengeluhkan buang air kecil berkurang sejak 1 tahun
terakhir. Keluhan pasien disertai dengan bengkak kedua tungkai. Pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 170/100 mmHg, N 70x/m, RR 20x/m, t 36.2’C. Berat
Badan pasien 50 kg. Pemeriksaan thorax dan abdomen dalam batas normal.
Pemeriksaan lab menunjukkan Hb 8.1 g/dL, Ur 150, Cr 1.7. Dari data tersebut
didapatkan diagnosis pasien CKD grade 3. Berapakah GFR Pasien?
a. 60.67 ml/min/1.73 m2
b. 30.63 ml/min/1.73 m2
c. 25.35 ml/min/1.73 m2
d. 0.88 ml/min/1.73 m2
e. 65.50 ml/min/1.73 m2
GANGGUAN GINJAL KRONIS
Hematemesis
Melena
Coffee ground vomit
Ascites Hemorrhoid
Caput medusae
Soal No. 130
Seorang wanita usia 25 tahun dibawa ke UGD RS setelah dibacok begal
didaerah punggung 30 menit lalu. Pasien mengeluhkan kaki kirinya tidak
dapat digerakkan. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 130/80, N
95x/m, RR 22x/m, t 36.4’C. Pemeriksaan status neurologis didapatkan
hemiplegia sinistra dan hilangnya sensasi nyeri serta suhu kontralateral
lesi. Apakah diagnosis pasien?
a. Complete spinal transection
b. Posterior cord syndrome
c. Brown Sequard syndrome
d. Central cord syndrome
e. Anterior cord syndrome
Soal No. 130
Seorang wanita usia 25 tahun dibawa ke UGD RS setelah dibacok begal
didaerah punggung 30 menit lalu. Pasien mengeluhkan kaki kirinya tidak
dapat digerakkan. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 130/80, N
95x/m, RR 22x/m, t 36.4’C. Pemeriksaan status neurologis didapatkan
hemiplegia sinistra dan hilangnya sensasi nyeri serta suhu kontralateral
lesi. Apakah diagnosis pasien?
a. Complete spinal transection
b. Posterior cord syndrome
c. Brown Sequard syndrome
d. Central cord syndrome
e. Anterior cord syndrome
Trauma Medula Spinalis
Jenis Lesi Deskripsi Lesi Medicologic
Lesi transversal medulla spinalis Lesi motorik, sensorik, dan -
propioseptif pada kanan dan kiri.
Central Cord Lesion Kelainan sensoris dan motorik ATAS lebih BURUK
extremitas atas lebih buruk dari yang
bawah.
Brown-Sequard Syndrome Lesi motorik dan propioseptif Motorik dan Sensorik lesinya
IPSILATERAL, nyeri dan suhu BERLAWANAN
KONTRALATERAL
Anterior Cord Syndrome Lesi ipsilateral dan kontralateral pada Satu-satunya yang SELAMAT
motorik, sensorik dan suhu adalah PROPIOSEPTIF
Posterior Cord Syndrome Kerusakan pada propioseptif, vibrasi Satu-satunya yang RUSAK adalah
dan diskriminasi 2 titik ipsi dan PROPIOSEPTIF
kontralateral
Soal No. 131
Laki-laki, 67 tahun adalah seorang pensiunan departemen keuangan kabupaten
Jawa Tengah. Pasien datang ke puskesmas untuk kontrol penyakit gula darahnya,
akan tetapi rupanya pasien sudah punya komplikasi ke mata yang kemungkinan
adalah diabetic retinopathy yang mempengaruhi fungsi penglihatannya.
Akhirnya, ia dirujuk ke rs yang menggunakan fasilitas BPJS. Apa keanggotaan
BPJS yang digunakan pria tersebut?
a. PBI tidak bekerja
b. Non-PBI tidak bekerja
c. PBI penerima upah
d. Non-PBI pemerima upah
e. Bukan pekerja
Soal No. 131
Laki-laki, 67 tahun adalah seorang pensiunan departemen keuangan kabupaten
Jawa Tengah. Pasien datang ke puskesmas untuk kontrol penyakit gula darahnya,
akan tetapi rupanya pasien sudah punya komplikasi ke mata yang kemungkinan
adalah diabetic retinopathy yang mempengaruhi fungsi penglihatannya.
Akhirnya, ia dirujuk ke rs yang menggunakan fasilitas BPJS. Apa keanggotaan
BPJS yang digunakan pria tersebut?
a. PBI tidak bekerja
b. Non-PBI tidak bekerja
c. PBI penerima upah
d. Non-PBI pemerima upah
e. Bukan pekerja
Perpres No.64 tahun 2020
Soal No. 132
Anak usia 5 tahun dibawa ibunya berobat dengan keluhan demam sejak 2
hari yang lalu. Keluhan disertai dengan batuk dan nyeri. Pada pemeriksaan
fisik diperoleh T2/T2, tampak membran putih mudah berdarah dan teraba
pembesaran KGB servikal. Jenis organisme penyebab keluhan di atas
adalah...
a. Basil gram -
b. kokobasil gram –
c. Basil gram +
d. Kokus gram +
e. Kokus gram –
Soal No. 132
Anak usia 5 tahun dibawa ibunya berobat dengan keluhan demam sejak 2
hari yang lalu. Keluhan disertai dengan batuk dan nyeri. Pada pemeriksaan
fisik diperoleh T2/T2, tampak membran putih mudah berdarah dan teraba
pembesaran KGB servikal. Jenis organisme penyebab keluhan di atas
adalah...
a. Basil gram -
b. kokobasil gram –
c. Basil gram +
d. Kokus gram +
e. Kokus gram –
Difteria
KLASIFIKASI TANDA DAN GEJALA
Respiratory Diphteriae
Nasal difteria • Pilek ringan dengan atau tanpa gejala
sistemik
• Pseudomembrane pada septum nasi
Pharyngeal dan tonsillar • Nyeri tenggorok
• Bull-neck
• Pseudomembran purulent berwarna
putih-keabuan.
Laryngeal • Stridor progresif suara parau, batuk
kering.
• Demam tinggi, lemah, sianosis,
pembengkakan KGB leher.
Cutaneous Diphteriae
Sesuai karakteristik
Soal No. 133
Anak berusia 11 tahun dibawa ibunya ke dokter karena mata sering berkedip
kedip sendiri. Gerakan berulang, cepat, dan dialami sudah lama sejak kecil.
Karena hal ini pasien jadi sering diejek teman-temannya. Pasien merasa sedih
dan malu, serta jadi akhirnya tidak mau sekolah serta aktivitas keluar rumah.
Apakah tatalaksana yang sesuai diberikan pada pasien kasus diatas?
a. Haloperidol
b. Metilphenidat..
c. Diazepam
d. Sertralin
e. Risperidon
Soal No. 133
Anak berusia 11 tahun dibawa ibunya ke dokter karena mata sering berkedip
kedip sendiri. Gerakan berulang, cepat, dan dialami sudah lama sejak kecil.
Karena hal ini pasien jadi sering diejek teman-temannya. Pasien merasa sedih
dan malu, serta jadi akhirnya tidak mau sekolah serta aktivitas keluar rumah.
Apakah tatalaksana yang sesuai diberikan pada pasien kasus diatas?
a. Haloperidol
b. Metilphenidat..
c. Diazepam
d. Sertralin
e. Risperidon tic
TIC DISORDER
TIC
Provisional Kronik
Tourette
ERITRASMA
• Disebabkan corynebacterium minutissimum
• Sering pada lipatan, UKK : makula eritema dengan
skuama halus dan berbatas tegas.
• Wood lamp : coral red
• Tx : (ERI obatnya ERI) Eritromisin 4x250 mg selama 7-
14 hari
Soal No. 138
Seorang pasien perempuan usia 50 tahun datang ke poliklinik RS dengan
keluhan pusing berputar. Keluhan disertai mual dan muntah. Tampak telinga
keluar cairan kental kekuningan sejak 5 tahun yang lalu. TD 125/85, HR 88
x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 38oC Pada pemeriksaan otoskopi didapatkan
membrane timpani perforasi disertai dengan sekret yang mukopurulen. Keluhan
badan seperti berputar terjadi ketika tragus telinga ditekan. Diagnosis yang
tepat untuk pasien ini adalah?
a. Labirintitis et causa mastoiditis
b. BPPV et causa mastoiditis
c. Vertigo perifer et causa mastoiditis
d. Meniere disease et causa mastoiditis
e. Vertigo sentral et causa mastoiditis
Soal No. 138
Seorang pasien perempuan usia 50 tahun datang ke poliklinik RS dengan
keluhan pusing berputar. Keluhan disertai mual dan muntah. Tampak telinga
keluar cairan kental kekuningan sejak 5 tahun yang lalu. TD 125/85, HR 88
x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 38oC Pada pemeriksaan otoskopi didapatkan
membrane timpani perforasi disertai dengan sekret yang mukopurulen.
Keluhan badan seperti berputar terjadi ketika tragus telinga ditekan. Diagnosis
yang tepat untuk pasien ini adalah?
a. Labirintitis et causa mastoiditis
b. BPPV et causa mastoiditis
c. Vertigo perifer et causa mastoiditis
d. Meniere disease et causa mastoiditis
e. Vertigo sentral et causa mastoiditis
Yang membedakan keduanya : HEARING LOSS!!
Soal No. 139
Seorang perempuan berusia 34 tahun datang dengan kehamilan G4P3A0 untuk
memeriksakan kehamilannya. Pasien saat ini hamil dengan usia kehamilan 28
minggu. Pada pemerisaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi
88 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 37,0 C. pada pemeriksaan abdomen tinggi
fundus uteri dua jari di atas pusat, denyut jantung janin tidak terdengar, tidak
ada gerak janin. Kemungkinan diagnosis pasien tersebut adalah?
a. Abortus imminens
b. Missed abortion
c. Abortus
d. Intrauterine fetal death.
e. IUGR/FGR
Soal No. 139
Seorang perempuan berusia 34 tahun datang dengan kehamilan G4P3A0 untuk
memeriksakan kehamilannya. Pasien saat ini hamil dengan usia kehamilan 28
minggu. Pada pemerisaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi
88 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 37,0 C. pada pemeriksaan abdomen tinggi
fundus uteri dua jari di atas pusat, denyut jantung janin tidak terdengar, tidak
ada gerak janin. Kemungkinan diagnosis pasien tersebut adalah?
a. Abortus imminens
b. Missed abortion
c. Abortus
d. Intrauterine fetal death sudah >20 minggu
e. IUGR/FGR
IUFD menurut WHO adalah janin yang mati dalam Rahim
dengan berat 500 gram atau lebih atau kematian janin
dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Shigelosis Diare lendir darah, keram perut, demam, disentri Quinolon (ciprofloxacin 500 mg 2x1),
dengan lemas Cotrimoxazole 960 mg 2x1
E. Hystolitica Diare lendir darah, bau busuk Metronidazole 500 mg 3x1
Vibrio Cholera Diare seperti cucian beras Azitromisin 500 mg 3x1, tetrasiklin 500
mg 4x1, doksisiklin 300 mg 1x1
C. Difficile Pemakaian antibiotik lama Metronidazole 500 mg 3x1
Jenis E-Coli Diare Yang Disebabkan
Enteropathogenic (EPEC) Infantile (pediatric) diarrhea
MEDIKOLOGIC!
Pada diare akibat amoeba dapat
ditemuka kristal Charcot-Leyden
yang dapat juga ditemukan pada
Entamoeba Coli Giardia Lambia Balantidium coli asma dan sindroma loeffler
Soal No. 143
Perempuan, 41 th, dating dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan nyeri abdomen kuadran kanan atas. Pemeriksaan vital sign
didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, Suhu 39 C, RR 16 x/ menit, Nadi 92
x/menit. Pemeriksaan fisik didapatkan Murphy sign(+), Sklera ikterik (-).
Pemeriksaan Laboratorium angka Leukosit 14.000/mm3. Diagnosis yang tepat
adalah …
a. Kolelitiasis
b. Koledokolitiasis
c. Kolesistitis
d. Abses Hepar
e. Kolangitis
Soal No. 143
Perempuan, 41 th, dating dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan nyeri abdomen kuadran kanan atas. Pemeriksaan vital sign
didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, Suhu 39 C, RR 16 x/ menit, Nadi 92
x/menit. Pemeriksaan fisik didapatkan Murphy sign(+), Sklera ikterik (-).
Pemeriksaan Laboratorium angka Leukosit 14.000/mm3. Diagnosis yang tepat
adalah …
a. Kolelitiasis Pasien ini
b. Koledokolitiasis terdapat 4F
c. Kolesistitis
d. Abses Hepar
e. Kolangitis Ikterus (+)
USG
Didapatkan adanya batu
empedu yaitu gambaran
acoustic shadow serta adanya
penebalan dinding kandung
empedu >3mm. Terapi utama
adalah cholecystectomi
Soal No. 144
Pasien perempuan, usia 29 tahun, hamil 16 minggu, datang ke poliklinik
bersama bayinya yang berusia 10 bulan dengan keluhan gatal pada seluruh
tubuh, lengan, dan tangan sejak 5 hari yang lalu. Gatal terutama dirasakan pada
malam hari. Setelah dilakukan pemeriksaan, maka keduanya didiagnosis skabies.
Pengobatan yang paling aman untuk kedua pasien diatas adalah…
a. Ibu dan bayi dengan permethrin 5%
b. Ibu dan bayi dengan gameksan 1%
c. Ibu dengan gameksan 1%, bayi dengan permethrin 5%
d. Ibu dengan belerang endap, bayi dengan gameksan 1%
e. Ibu dengan belerang endap, bayi menunda terapinya
Soal No. 144
Pasien perempuan, usia 29 tahun, hamil 16 minggu, datang ke poliklinik
bersama bayinya yang berusia 10 bulan dengan keluhan gatal pada seluruh
tubuh, lengan, dan tangan sejak 5 hari yang lalu. Gatal terutama dirasakan pada
malam hari. Setelah dilakukan pemeriksaan, maka keduanya didiagnosis skabies.
Pengobatan yang paling aman untuk kedua pasien diatas adalah…
a. Ibu dan bayi dengan permethrin 5%
b. Ibu dan bayi dengan gameksan 1%
c. Ibu dengan gameksan 1%, bayi dengan permethrin 5%
d. Ibu dengan belerang endap, bayi dengan gameksan 1%
e. Ibu dengan belerang endap, bayi menunda terapinya
SKABIES • Disebabkan oleh sarcoptes scabiei var hominis.
• Diagnosis presumptif apabila terdapat trias :
• Lesi kulit : kunikulus, ujung papul/vesikel.
Dapat timbul pustule/nodul. Predileksi
pada daerah dengan stratum korneum
tipis.
• Pruritus nocturnal.
• Terdapat Riwayat sakit serupa dalam satu
rumah/kontak
PEMERIKSAAN PENUNJANG TATALAKSANA
Gambaran Khas
• Codman triangle dan sunburst pada x-ray.
• Pada anak-anak : akibat pijat
• Pada usia tua : didahului paget disease
Tips Mengingat!
☀steosarcoma Chondrosarcoma Ewing sarcoma
10-30th, >60th >40th 10-20th
Codman triangle Popcorn appearance (bawang) Onion skin
Sun☀burst appearance periosteal reaction
Soal No. 147
Seorang anak 8 tahun dibawa ibunya berobat karena ujung kemaluan nya
mengembung Ketika BAK sejak 2 hari lalu. Pasien menangis setiap BAK dan
mengeluh nyeri. Menurut ibu pasien, sebelumnya pasien pernah mengalami
kondisi serupa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan N 110x/m, RR 24x/m, t
37.8’C. Pemeriksaan genital ditemukan preputium menutupi glans penis dan
glans penis tampak bengkak, hiperemis. Apakah diagnosis pasien?
a. Balanitis dan Parafimosis
b. Balanopostitis dan fimosis
c. Epididimitis dan parafimosis
d. Epispadia dan fimosis
e. Urethritis dan fimosis
Soal No. 147
Seorang anak 8 tahun dibawa ibunya berobat karena ujung kemaluan nya
mengembung Ketika BAK sejak 2 hari lalu. Pasien menangis setiap BAK dan
mengeluh nyeri. Menurut ibu pasien, sebelumnya pasien pernah mengalami
kondisi serupa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan N 110x/m, RR 24x/m, t
37.8’C. Pemeriksaan genital ditemukan preputium menutupi glans penis dan
glans penis tampak bengkak, hiperemis. Apakah diagnosis pasien?
a. Balanitis dan Parafimosis
b. Balanopostitis dan fimosis
c. Epididimitis dan parafimosis
d. Epispadia dan fimosis
e. Urethritis dan fimosis
Fimosis dan Parafimosis
FIMOSIS PARAFIMOSIS
Duh Tubuh Berbau amis, abu-abu putih Kuning-hijau berbusa, bau busuk Putih kental bergumpal
(cottage-cheese)
Nyeri Biasanya tidak nyeri Dispareunia, strawberry cervix Dispareunia, dysuria, rasa
terbakar
Gatal Biasanya tidak gatal Tidak gatal Sangat gatal
Penunjang Whiff test bau amis Saline/giemsa smear - Trofozoit KOH- pseudohifa dengan
Gram Clue cell blastospora
Soal No. 150
Seorang wanita usia 20 tahun dengan diagnosis fraktur tertutup cruris dextra. Pasien
direncanakan akan menjalani operasi elekif pemasangan plate and screw. Saat ini
kondisi pasien komposmentis, mengeluh nyeri pada kaki. TTV TD 110/80, N 80x/m, RR
18x/m, Suhu 37.0 C. Pemeriksaan lab darah Hb 10 g/dL, Eritrosit 5x106, Leukosit
14.000, Trombosit 375.000, LED 37mm/jam. BB pasien 65 kg dengan tinggi 150 cm.
Riwayat merokok sehari setengah bungkus. Bagaimanakah status pasien berdasarkan
ASA?
a. ASA I
b. ASA II
c. ASA III
d. ASA IE
e. ASA IIIE
Soal No. 150
Seorang wanita usia 20 tahun dengan diagnosis fraktur tertutup cruris dextra. Pasien
direncanakan akan menjalani operasi elekif pemasangan plate and screw. Saat ini
kondisi pasien komposmentis, mengeluh nyeri pada kaki. TTV TD 110/80, N 80x/m, RR
18x/m, Suhu 37.0 C. Pemeriksaan lab darah Hb 10 g/dL, Eritrosit 5x106, Leukosit
14.000, Trombosit 375.000, LED 37mm/jam. BB pasien 65 kg dengan tinggi 150 cm.
Riwayat merokok sehari setengah bungkus. Bagaimanakah status pasien berdasarkan
ASA?
a. ASA I
b. ASA II
c. ASA III
d. ASA IE
e. ASA IIIE