Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmat-Nyalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini baik dan tepat pada waktunya yang
berjudul “makalah tentang budidaya tanaman cabe”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat banyak mendapat bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Baik berupa bantuan material maupun dorongan moril
yang sangat bermanfaat bagi penulis.Untuk itu, penulis berkewajiban untuk menyampaikan
banyak ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu
penulis.
Selain itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
dan sangat jauh dari kata “sempurna”. Karen itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran-
saran yang sifatnya membangun demi untuk  penyempurnaan makalah ini. Namun, kami
tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi para
pelajar.
Semoga Allah SWT, memberikan pahala kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam rangka penulisan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
yang memerlukannya. Amin.Demikian yang dapat penulis sampaikan,Wassallammualaikum
wr.wb.
 
                                       
                                                                                              Kangkung, November 2022

                                                                                             Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I. 1
PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 ALASAN MEMILIH TOPIK.. 3
BAB II. 4
ISI. 4
2.1 PENGERTIAN CABAI 4
2.2 TEKNIK BUDIDAYA.. 4
2.2.1 Pembibitan. 4
2.2.2 Penyiapan Lahan. 5
2.2.3 Pemasangan Mulsa. 5
2.2.4 Penanaman. 5
2.2.5 Pemeliharaan. 6
2.2.6 Pemupukan. 6
2.2.7 Panen. 7
BAB III PENUTUP 7
KESIMPULAN 7
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Cabai termasuk tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh masyaraka


petani di indonesia. Selain sebagai penambah cita rasaa dalam masakan atau sebagai sayuran,
buah yang satu ini juga memiliki manfaat kesehatan. Salah satunya adalah mencegah penyakit
kangker karena dalam buah cabai terdapat kandunganlasparaginase dan capcaicin. Selain itu
kandungan vitamin c pada cabai cukup tinggi dapat mencegah kekurangan vitamin c sepeerti
penyakit sariawan, meskipun memiliki banyak manfaat tetapi harus dikonsumsi secukupnya
saja untuk mencegah nyeri lambung (Prajanata, 2008)

Cabai merupakan tanaman terong terongan, semusim ,berbatang perdu dan, berkayu.
Tanaman pcabai memiliki jenis akar tunggang dan akar serabut dan termasuk tanaman
dikotil(berkeping dua). Buah tanaman ini memiliki rasa pedas yang disebabkan oleh
kandungan kapsaisin. Meskipun memiliki rasa pedas buah tanaman ini banyak digemari oleh
masyarakat. Hingga saat ini telah dikenal lebih dari 12 spesies cabai, namun yang banyak
dibudidayakan petani hanya beberapa saja yaiyu cabai rawit, cabai merah, paprika dan cabai
hias. Cabai rawit sendiri terbagi lagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah cabai rawit
putih, cabai rawit jengki, dan cabai rawit Jemprit (Tjahjadi, 1991)

Seiring bertambahnya jumlah penduduk, permintaan pasokan cabai dimasyarakat kian


meningkat. Dengan demikian peluang keuntungan budi daya cabai sangat menjanjikan. Tidak
hanya untuk pasar lokal tetapi juga untuk pasar ekspor (Santika, 2008). Untuk me ningkatkan
hasil produksi cabai rawitnya, para petani berusaha mengatasi kendala kendala yang dapat
mengakibatkan gagal panen dengan cara melakukan pemupukan secara teratur, melakukan
pengendalian hama dan penyakit misalnya dengan sistem kultivar. Pupuk memiliki peran yang
sangat penting dalam menunjang pertumbuhan, ataupun produktifitas tanaman. Karena dapat
menyediakan zat hara bagi tanaman lebih cepat dan dengan konsentrasi yang tinggi
(Taniwiryono, 2008). akan tetapi penggunaan pupuk kimia dalam jumlah yang tinggi dan
pemakaian jangka panjang akan merusak struktur tanah. Pupuk kimia juga sering mengalami
kelangkaan sehingga harganya melonjak tinggi.

Dalam penggunaan pupuk petani harus mengetahui dosi yang dibutuhkan tanaman
secara pasti. pemupukan juga harus dilakukan dengan pupuk yang tepat sesuai dengasn unsur
hara yang dibutuhkan tanaman. karena pemberian pupuk yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tanaman dan tidak dengan dosis yang tepat terutama pemakaian pupuk buatan akan merusak
sifat fisik, kimia dan biologi tanah, bahkan dapat menyebabkan tanaman yang diberi pupuk
mati.

Salah satu kendaka dalam budidaya cabai adalah adanya gangguan penyakit yang
menyerang mulai dari tanaman disemai sampai tanaman menghasilkan, gangguan penyakit
pada tanaman cabai sangat banyak jenisnya dan yang paling sering ditemui adalah penyakit
keriting, busuk buah dan antraknosa. Penyakit penyakit tersebut disebabkan oleh kondisi
cuaca yang tidak menentu dan dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar (Duriad &
Muhram, 2003)

Salah satu penyakit yang sangat merugikan pada budidaya cabai adalah penyakit
antraknosa, penyebab penyakit antraknosa adalah jamur colletotrichum capsici. Biasanya
penyakit ini menyerang daun, namun dapat pula menyerang buah (Warsino & Dhana, 2010).
Gejala yang dapat dilihat pada tanaman yang terserang penyakit ini adalah munculnya bercak
bercak putih pada daun ataupun pada buah yang semakin membesar. Bercak tersebut terlihat
agak cekung dan mulai muncul lingkaran hitam pada bagian tengah dan membentuk lingkaran
yang berlapis lapis (Martoredjo, 2009). Penyakit antraks sering menyerang tanaman cabai
pada musim penghujan, dimana pada saat musim hujan kondisi lingkungan menjadi lembab
dengan demikian akan mendukung perkembangan cendawan jamur antraks tersebut.salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan penyakit antraks pada budidaya cabai
adalah dengan menggunakan varietas taman cabai yang tahan terhadap serangan cendawan
penyebab penyakit antraks.

Dalam melakukan budidaya cabai perlu dilakukan pada lahan yang sesuai dengan sifat
tanaman, penanaman cabai membutuhkan lahan yang luas. Aklan tetapi seiring dengan laju
pertumbuhan penduduk lahan prertanian kian menyempit hal ini dikarnakan banyak lahan
dialih fungsikan mejadi pemukiman penduduk sehingga berpengaruh pada bidang budidaya
tanaman. agar dapat menghasilkan hasil yang optimal, serta harus mengamati kondisi cuaca,
karena jika pada musim hujan penyakit penyaki mudah menyerang tanaman cabai

Berdasarkan pertumbuhan akarnya cabai memiliki sistem perakaran tunggang dengan


pertumbuhan akar menyamping yang disebut akar. serabut akar serabut pada tanama cabai
dapat menembus tanah sampai kedalama 50 dan perkembangan kesamping selebar 45 cm
(Setiadi, 2006). Batang tanaman cabai tumbuh tegak dengan diameter batang sekitar 2cm,
berwarna hijau kecoklat coklatan dengan cabang menyebar. Pada batang utama dan cabang
juga terdapat daun daun dimana pada tangkai daun terdapat ketiak daun yang ditumbuhi tunas
tunas, tunas tunas tersebut sering disebut dengan istilah tunas air. Tunas air yang terdapat pada
batang utama sampai pada bunga pertama muncul diantara percabangan primer sebaiknya
dibuang agas mempercepat pertumbuhan tanaman serta pembentukan cabang primer lebih
optimal. Cabang primer tersebut dipelihara dan tidak dipotong sampai pada cabang primer
tumbuh cabang cabang sekunder yang nantinya akan menghasilkan bunga (Prajanata,
Agribisnis Cabai Hibrida, 2008).

Pertumbuhan panjang primer dan sekunder ini disebabkan oleh kuncup daun yang
terus tumbuh dan pertumbuhan ini disebut simpodial(prajnata 2007). Dan cabang cabang
sekunder yang dihasilkan oleh cabang primer juga akan membentuk cabang baru yang disebut
cabang tersier yang kemudian berlanjut dengan keluarnya bunga.

1.2 ALASAN MEMILIH TOPIK

Alasan penuli memilih topik hortikultura tentang budidaya tanaman cabai yang
pertama adalah adalah karena cabai merupakan sayuran buah yang banyak digunakan
masyarakat, bahkan seluruh masyarakat sebagai penambah rasa nikmat pada setiap masakan.
Meskipun cabai memiliki rasa pedas tetapi tetap disukai banyak orang. Sehingga harga cabai
melonjak tinggi seiring dengan pertumbuhan masyarakat, dengan demikian budidaya cabai
memiliki potensi memperoleh keuntungan yang besar apabila dilakukan dengan teknik yang
benar.
BAB II
ISI
2.1 PENGERTIAN CABAI
Tanaman cabai (capsicum anum L) adalah tanaman perdu yang memikliki rasa buah
pedas. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin . diantaranya adalah
kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C. Cabai banyak
dibudidayakan masyarakat petani karena harga jualnya yang tinggi, alasan lain banyak petani
yang membudidayakan Cbai di indonesia adalah karena iklim indonesia sangat cocok untuk
budidaya cabai, serta tanaman cabai dapat mudah hidup baik didataran timggi maupun rendah.
Daerah yang saat ini menjadi sentra utama penghasil cabai di indonesia adalah pulau jawa.
Usaha tani cabai jika berhasil, keuntunganya sangat menjanjikan. Tetapi u tuk
membudidayakanya butuh keterampilandan modal yang cukup.

2.2 TEKNIK BUDIDAYA

2.2.1 Pembibitan

Cabai terdapat banyak varietas seperti cabai keriting, cabai rawit dan cabai hias.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam budidaya cabai adalah pemilihan benih dan
pembibitan, kriteria benih yang baik digunakan sebagai bibit adalah benih berasal dari pohon
yang sehat dalam artian, tanaman induk yang akan diambil buahnya sebagai bibit tidak
terserang hama dan penyakit. Selain itu benih yang dipakai harus benih yang bernas atau berisi
serta ukuran benihnya seragam. Kebutuhan benih setiap hektar adalah sekitar 150–300 gram
dengan daya tumbuh lebih dari 90 gram. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan media
semai berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Dengan ketinggian media
semai sekitar 20 cm dan panjang 1m. Sebaiknya pada persemaian diberi naungan berupa alang
alang atau daun lain agar bibit yang masih muda tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Selanjutnya benih disebar pada media semai yang sudah dibuat secara merata kemudian
ditutup dengan tanah tipis. Agar benih cepat tumbuh perlu dilakukan penyiraman.
2.2.2 Penyiapan Lahan

Tanaman cabai mudah tumbuh hampir oppada seluruh lahan pertanian yang tanaman
lain dapat hidup. Namun agar tanaman dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah
yang baik, perlu dicari lahan yang subur untuk melakukan budidaya. Keriteria tanah yang
bagus untu budidaya cabai adalah gembur, kaya bahan organik, tidak berair atau becek,dan
memiliki ph sekitar 5–6,8.(Rukman 1994). Tanah pada lahan yangh akan ditanami dibersihkan
dari rumput kemudian digemburkan bisa dengan cara dicangkul atau dibajak dengan traktor.
Ssetelah tanah digemburkan selanjutnya dibuat bedengan dengan arah dari timur kebarat agatr
sseluruh tanaman nantinya mendapat sinar matahari secara merata. Ukuran bedengsan
biasanya dibuat dengan lebar sekitar 100–150 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi
lahan setempat.

2.2.3 Pemasangan Mulsa

Setelah terbentuk bedengan, selanjutnya dipasang mulsa hitam perak pengan posisi
warna perak diatas agar dapat memantulkan sinar matahari sehingga hama yang bersembunyi
dibawah daun akan pergi. Sebaiknya pemasangan mulsa dilakukan pada siang hari pada saat
matahari terik agar mulsa tidak mudah sobek ketika ditarik. Cara pemasanganya adalah
dengan cara menarik kedua ujung memanjang di atas bedengan, lalu pasang pasak dari bambu
berbentuk u pada sisi kanan dan kiri bedengan. Jika mulsa sudah terpasang, Lubangi mulsa
yang telah terpasang dengan menggunakan potongan kaleng yang tajam dengan cara ditekan,
kemudian buat lubang tanam pada mulsa yang sudah dilubangi. Jarak pembuatan lubang tam
adalah 60x70 atau 70x70 cm (Rukmana, 1994)

2.2.4 Penanaman

Penanaman bibit tanaman cabai sebaiknya dilakukan pada sore atau pagi hari. Karena
jika dilakukan pada siang hari, tanaman akan layu karena bibit masih lemah dan perlu
penyesuaian dengan suhu panas secara bertahap. Bibit yang ditanam sebaiknya bibit yang
telah berumur 17–23 hari atau telah memiliki jumlah daun sebanyak 2–4 helai. Cara
penanamanya adalah dengan mengambil bibit dari tempat persemaia, pengambilan bibit
dilakukan secara hati hati. Dengan mencongkel media semai menggunakan solel agar akar
tanaman muda tidak rusak, pada waktu menanam usahakan akar tunggang tanaman jangan
sampai patah ataupun membengkok. Pada bedengan yang akan ditanami dibuat lubang tanam
sesuai dengan panjang akar tanaman, kemudian beri pupuk dasar dan tanam tanaman pada
lubang tersebut. Setelah ditanam, Sebaiknya tanaman segera duisiram dan diberi penutup
seperti pelepah pisang atau daun daun lainya untuk mencegah layu yang dapat menyebabkan
tanaman mati (Pracaya, 1993)

2.2.5 Pemeliharaan

Pada fase awal pertumbuhan atau tanaman masih dalam tahap penyesuaia diri dengan
lingkungan baru. Penyiraman tanaman perlu dilakukan secara rutin setiap hari, terutama pada
musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat serta perakaranya dalam , tanaman cukup
disiram tiga hari sekali. Bila terdapat banyak gulma perlu dilakukan penyiangan, agar tidak
menjadi pesaing bagi tanaman kelamaan tanaman akan menjadi kurus dan kerdil. Salah satu
penyebab gagal panen atau penurunan hasil panen adalah adanya serangan hama dan
penyakit,salah satu penyakit yang sering menyebabkan cabai rontok adalah penyakit busuk
buah. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian, pengendalian yang banyak dilakukan adalah
dengan penyemprotan menggunakan pestisida. Agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal
dan dapat menghasilkan, perlu dilakukan pembuangan tunas air, pembuangan tunas air
bertujuan untuk mengurangi pertummbuhan vegetatif agar tanaman tidak terlalu rimbun, serta
menghambat pertumbuhan tinggi tanaman agar mempermudah dalam perawatan serta
pemanenan. Pembuangan tunas air juga bertujuan untuk mengurangi kelembaban disekitar
tanaman , dengan demikian pertumbuhan cendawan akanberkurang serta meningkatkan
pertumbuhan generatif (Pracaya 1993)

2.2.6 Pemupukan

Agar tanaman cabai dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang
berkualitas pelu dilakukan pemupukan Pada waktu yang tepat serta, serta dengan dosis yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemupukan yang baik sesuai dengan jenis pupuknya.
Karena pupuk merupakan nutrisi yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman.
Pemupukan pertama dilakukan ketika tanaman berusia satu minggu pertama, yaitu dengan
pupuk kandang yang ditaruh pada lubang tanam dengan dosis 1ton per hektar atau dapat juga
dengan cara ditugal pada samping tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan pada saat tanaman
berusia sekitar tiga bulan, cara pemupukanya adalah dengan mencampurkan pupuk NPK,
KNO putih, urea serta TSP. Dengan perbandingan 4:1:1:1:1, sehingga total semua 8kg
kemudian dilarutkan dengan air sebanyak 250 liter kemudian dikocorkan pada perakaran
tanaman cabai dengan dosis 250 ml per tanaman. Untuk pemupukan tanaman setelah 3 bulan
lebih. Dapat menggunakan pupiuk campuran yang sama pada pemupukan saat tanaman
berumur 1 bulan, hanya saja jumlah dosisnya yang ditambah 2:3:8:2, dan dilarutkan dengan
air sebanyak 250 liter kemudian disiramkan pada perakaran tanaman dengan dosis 250 ml per
tanaman, pemiupukan ini daopat dilakukan setiap dua minggu sekali.

2.2.7 Panen

Jika tanaman dirawat dengan baik biasanya sudah dapat dipanen pada usia 4 bulan ,
pemanenan dapat dilakukan sebanyak 2 kali seminggu. kriteria buah yang sudah siap panen
adalah buah yang bener bener tua. biasanya ditandai dengan biji yang padat, berisi dan apabila
ditekan buahnya keras, buahnya berwarna hijau tua atau hijau kemerah merahan. Biasanya
pemanenean oleh petani dimajukan atau diundur beberapa hari tergantung waktu harga yang
sedang tinggi. Memanenanya dilakukan dengan cara memetik tangkai buah secara hati hati
agar percabangan dan calon bunga tidak patah atau rusak. Panen dapat dilakukan sampai
tanaman berumur 2–3 tahun dengan jumlah panen sampai 96 kali. Pada umumnya sawat
panen pertama hanya menghasilkan cabai sedikit kemudian pada panen berikutnya bertambah
terus sampai mencapai puncaknya dan selanjutnya akan semaki berkurang hingga akhirnya
tanaman mati.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari uraian pembahasan tentang cara budidaya cabai di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Cabai merupakan tanaman sayuran yang sangat digemari oleh masyarakat sebaga tambahan
dalam masakan, sehingga peluang budidaya cabai sangat berpotensi memperoleh keuntungan
yang cukup besar.

2. Agar memperoleh hasil yang maksimal dalam melakukan budidaya cabai, perlu
memperhatikan kondisi lahan dan harus mengetahui secara pasti bagaimana cara budidaya
cabai yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://repositori.unsil.ac.id/5124/2/Bab%20123.pdf
https://www.scribd.com/doc/151820843/makalah-CABE

https://core.ac.uk/download/pdf/16507279.pdf

Anda mungkin juga menyukai