DOSEN PENGAMPUH :
DISUSUN OLEH:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha-Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang “Terminologi Medis,
Patofisiologi dan Kodefikasi Prosedur Pada Penyakit Neoplasma”
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................3
PEDAHULUAN.................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
2.1 Konsep Dasar Neoplasma.........................................................................................5
2.1.1 Pengertian Neoplasma..........................................................................................5
2.2 Patofisiologi Terkait Penyakit Neoplasma..............................................................12
2.2.1 Etiologi Neoplasma..............................................................................................12
2.2.2 Patogenesis/Patofisiologi Neoplasma.................................................................14
2.2.3 Penyebaran (Metastasis) Neoplasma..................................................................16
2.2.4 Stadium Neoplasma............................................................................................16
2.3 Klasifikasi dalam ICD 10..........................................................................................17
2.3.1 Sejarah Sejarah Penerbitan ICD –O.....................................................................19
2.3.2 Pengertian ICD O.................................................................................................20
2.3.3 Aturan/ Rules Dan Prinsip Dasar Untuk ICD O Edisi III..................................22
2.3.4 Kodefikasi prosedur Medis Neoplasma...............................................................24
BAB III...............................................................................................................................28
PENUTUP..........................................................................................................................28
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................28
3.2 Saran......................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................30
Lampiran..........................................................................................................................32
Daftar Gambar
Gambar 2.5 Neoplasma ganas dengan batas tidak teratur dan tidak jelas dari
jaringan sekitar.
BAB I
PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Neoplasma adalah istilah medis yang merujuk pada pertumbuhan sel-sel
yang tidak normal dalam tubuh manusia. Kondisi ini lebih umum dikenal dengan
sebutan "kanker." Neoplasma terjadi ketika mekanisme pengaturan pertumbuhan
sel terganggu, sehingga sel-sel mulai berkembang secara tidak terkendali. Proses
ini dapat mengarah pada pembentukan massa abnormal yang disebut
tumor.Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor jinak tidak menyebar ke
jaringan di sekitarnya dan cenderung tidak mengancam jiwa. Di sisi lain, tumor
ganas atau kanker adalah tumor yang dapat menyerang jaringan sekitarnya dan
bahkan menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah atau limfatik. Proses
penyebaran ini disebut metastasis. Dalam materi ini, kita akan membahas
terminologi medis yang terkait dengan neoplasma, memahami bagaimana
pertumbuhan sel-sel kanker berbeda dari sel normal, mengidentifikasi faktor-
faktor yang berkontribusi pada perkembangan kanker, serta mengeksplorasi cara
pengkodean prosedur medis yang berkaitan dengan diagnosis dan pengobatan
penyakit neoplasma. Dengan pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep
ini, kita dapat merangkai gambaran lengkap tentang permasalahan serius yang
terlibat dalam penyakit neoplasma dan upaya-upaya untuk mengatasi
tantangan tersebut.
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Neoplasma
2.1.1 Pengertian Neoplasma
Neoplasma adalah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak
terkordinasi dengan jaringan normal lainnya dan tumbuh terus- menerus sehingga
merugikan bagi tubuh. Penyebab neoplasma adalah mutasi pada DNA sel,
sehingga terjadi gangguan pada proses regulasi homeostasis sel. Hal inilah yang
menyebabkan transformasi sel karena pembelahan sel tidak terkontrol dan timbul
neoplasma. Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus menerus. Proliferasi
demikian disebut proliferasi neoplastik, yang mempunyai sifat progresif, tidak
bertujuan, tidak memperdulikan jaringan sekitarnya, tidak ada hubungan dengan
kebutuhan tubuh dan bersifat parasit. (Chrestella, 2009; Suwandono, 2010)
Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas
kebutuhan metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah .
Neoplasma bersifat otonom karena ukurannya meningkat terus. Proliferasi
neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan atau
benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor.
3. Neoplasma Ganas
Neoplasma ganas bersifat invasif ke sekitarnya dan bukan mendesak ke
samping. Sel-sel ganas bersifat destruktif dengan cara selalu melukai jaringan
sekitarnya. Satu sifat tambahan yang merusak adalah kemampuan berproliferasi
untuk melepaskan diri dari tumor induk (tumor primer) lalu masuk ke pembuluh
darah (sirkulasi) untuk menyebar ke tempat lain.
1. Neoplasma Jinak
Neoplasma jinak digolongkan dalam beberapa jenis sesuai penyebabnya.
a) Radang. Ini adalah akibat dari suatu infitrasi sel-sel radang ke dalam
daerah di mana neoplasma muncul, yang terdiri dari: leukosit dan plasma.
Contoh: tubercoloma dan condiloma.
b) Benda asing. Di sekitar benda asing yang berada dalam tubuh akan
mengalami pembungkusan oleh jaringan fibrosis dan terjadi suatu
granuloma (foreign body granuloma).
c) Cysta. Ini adalah suatu ruangan yang berisi plasma oleh karena retensi dari
sekret yang diproduksi, misalnya terjadi sebagai akibat retensi dari
kelenjar yang mengalami buntu pada salurannya. Contoh: cystedermoid
dan cystacebacium.
2. Neoplasma Ganas.
Etiologi untuk neoplasma ganas sampai saat ini belum jelas dan hanya
diketahui adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu
kanker yaitu sebagai berikut (Tambayong, 2001, Sudiono, 2008).
a. Mutasi somatik atau perubahan genetik.
Kelainan dalam gen timbul akibat perubahan mutasi, yang
mungkin diinduksi oleh zat karsinogenik, dan adanya faktor herediter.
Akibat mutasi mengakibatkan sintesis protein yang lebih aktif dan
digunakan lebih banyak untuk reproduksi sel daripada bekerja. Sebagai
ilustrasi, kasus Leukemia lebih sering terjadi pada orang dengan trisomi,
khususnya trisomi 21; dan Retinoblastoma banyak terdapat pada orang
dengan sindrom delesi-D (pada sebagian kromosom 13).
b. Bahan-bahan karsinogen.
Substansi yang dapat menginduksi pertumbuhan neoplastik ada
dua, yaitu golongan karsinogen kimiawi dan fisis (karsinogen eksogen)
dan hormon yang merupakan karsinogen endogen. Bahan-bahan kimiawi
yang bersifat karsinogen tersebut antara lain, Polyetik aromatik
hydrocarbon, zat-zat warna amino azet, alflatoxin, asap motor, dan asap
rokok. Apabila mengenai bahan tersebut dapat mengakibatkan karsinoma
pada bibir, lidah, rongga mulut, kepala, leher, larings, paru, dan kandung
kemih. Sedangkan obat-obatan yang bersifat karsinogenik adalah
griseofulvin (anti jamur), metronidazol (anti protozoa). Lebih jauh lagi,
bahan-bahan yang mengandung asbes, kadmium, kromium, dan nikel
dapat mengakibatkan karsinoma paru dan prostat. Karsinogen fisis
meliputi plastik, radiasi yang dapat mengakibatkan karsinoma payudara,
tiroid, serta leukemia, dan sinar ultraviolet yang dapat mengakibatkan
karsinoma kulit.
c. Virus
Virus dapat mengakibatkan neoplasma ganas pada manusia.
Mereka disebut virus onkogenik. Dua virus onkogenik adalah virus DNA
dan virus RNA, di mana keganasan virus RNA dapat mengakibatkan
leukemia, dan kanker payudara. Selanjutnya ada bither virus, epstain
bervirus dapat mengakibatkan limfoma burkit, dan kanker nasofaring.
d. Radiasi
Ini misalnya: sinar rontgen/sinar radio aktif lainnya dapat
menimbulkan kanker ganas bila pemakaian yang sering. Sinar matahari
yang berlebihan dapat menimbulkan carcinoma kulit.
e. Iritasi kronis.
Ini merupakan suatu keadaan yang dapat mengubah sifat sel
normal menjadi ganas atau mengubah suatu sel tumor menjadi tumor
ganas.
f. Hormon.
Karsinogen yang berasal dari hormon bekerja dengan
mempengaruhi fisiologi jaringan sedemikian rupa sehingga mudah
dipengaruhi oleh karsinogen yang sebenarnya. Sebagai contoh, estrogen
dapat menimbulkan adenokarsinoma mammae dan serviks uteri. Androgen
yang berasal dari testis atau kelenjar adrenal dapat menimbulkan
karsinoma prostat. Hormon menyebabkan terjadinya kanker pada tubuh
setelah adanya karsionogen lain yang bekerja sebagai promotor.
g. Ko-karsinogen.
Termasuk ko-karsinogen adalah diet, umur, keturunan, rangsangan
menahun, dan trauma.
2.2.2 Patogenesis/Patofisiologi Neoplasma
Pertumbuhan neoplasma pada dasarnya dibagi menjadi beberapa fase,
yaitu sebagai berikut :
a. Fase Inisiasi, yaitu fase di mana terjadi perubahan sel normal tubuh
menjadi sel yang peka terinisiasi.
b. Fase Induksi, yaitu fase di mana sel tubuh yang sudah peka akan diubah
oleh karsinogen menjadi sel kanker. Fase inisiasi dan induksi tidak dapat
diperkirakan waktunya, dapat cepat atau berlangsung puluhan tahun.
c. Fase In-situ, yaitu fase di mana sel kanker tumbuh terus menerus tetapi
masih pada tempatnya, belum menembus membran basalis intra epiteal,
intra lobuler. Fase ini lamanya sangat bervariasi, dapat selamanya berada
pada fase ini atau berubah menjadi fase invasif, umumnya berlangsung
sampai 5 tahun.
d. Fase Invasif, yaitu sel kanker telah keluar dari membran basalis dan
menginfiltrasi jaringan sekitarnya. Fase ini berlangsung lebih cepat,
umumnya kurang dari lima tahun.
e. Fase Disseminasi, yaitu fase di mana sel kanker sudah tumbuh jauh di luar
organ asalnya. Fase ini berlangsung sangat cepat, umumnya 1-5 tahun.
Bila tumbuh pada organ organ yang letaknya subcutan misalnya mamae,
atau tyroid, akan berupa tumor yang tumbuh infiltrasi dan invasif, sehingga
dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan jaringan yang membahayakan
seperti necrosis, perlengkatan, perdarahan, dan gangguan fusngsi tubuh serta
striktura.
Berdasarkan Fremgen dan Frucht (2005), klasifikasi stadium tumor adalah sebagai
berikut:
Petunjuk Penggunaan
Bagian ini harus dipelajari dengan teliti. Berisikan petunjuk dan aturan pemakaian
pada registrasi kanker dan lab. Patologi (PA)
Bagian topografik diambil dari bagian neoplasma maligna pada bab II ICD X.
Terminologi topografik ini mempunyai kode 4 karakter yang tersedia mulai dari
C00.0 s/d C80.9 tanda baca point (.) menunjukkan subdivisi dari kategori 3
karakter.
Indek Alphabetic
Indeks alphabetic digunakan untuk terutama koding dan mencakup topografik
(letak anatomic), morphologi (term. histology) dan kondisi/lesi tumor yang
terpilih. Semua kode topografi dapat diidentifkasi dari huruf C, yang
menyesuaikan struktur dari bab II ICD X. (Pada edisi. I ICD O, kode topografik
diidentifikasi dari huruf T). M digunakan untuk menandai kode morphologi.
Semua term disusun berdasarkan kata benda (noun) dan kata sifat (adjective)
Contoh ; Basophil Adenocarcinoma akan ditemukan di bawah B (Basophil) atau
A( Adenocarcinoma) Sebagai tambahan indeks juga mencakup kondisi/ lesi
seperti tumor tertentu.. Istilah ini dapat dikelirukan dengan neoplasma, misal
karena berakhiran ’oma’ atau merupakan kondisi pre maligna. Tidak ada kode
morpologi (dibelakang M) karena ini bukan neoplasma Namun demikian, nomer
kode dari SNOMED edisi 2 dituliskan dalam kurung untuk para pencatat/ register
atau para dokter yang ingin mengumpulkan datanya.Contoh ; M…. Xeroderma
pigmentum (SNOMED M-74040)
NOS’ yang ditulis setelah istilah topografik dan morphologic dimanapun dalam
ICD O dengan kata- kata / frase penentu (modifying) indeks alphabetik “ NOS”
terdaftar terlebih dahulu, diikuti daftar alphabetk dari kata- kata perubah
(modifying words). Nomer kode istilah yang diikuti kata ‘NOS’ harus digunakan
bilamana topografik atau morphologi tidak dimodifikasi atau bila disertai kata
sifat yang muncul di bagian lain.
Kadang kadang ‘NOS’ juga digunakan untuk mengacu pada istilah tertentu yang
digunakan secara umum. Misal ; NOS tercetak di bawah ‘ Endokrin glands’.
C75.9 Endocrine glands, NOS ; untuk menunjukkan bahwa glandula endokrin
spesifik lain seperti ‘ pineal gland’ atau pituitary gland’ juga terdaftar dengan
nomer kode spesifiknya.
c. Penggunaan Indeks Alphabetik
Indeks alphabetik sebaiknya digunakan dalam koding topografik maupun
morphologi. Semua terminology topografik diawali dengan huruf C dan semua
istilah morphologi diawali dengan huruf M. Keduanya terdaftar dalam indeks
alphabetic. Semua kata-kata tadi dalam 3 atau lebih terminology dengan judul
blok dicetak tebal dan dibawahnya teridentifikasi terminology istilah topografik (
C ) dan morphologi ( M ) tidak pernah tercampur , selalu ada spasi diantara
masing - masing grup.
2.3.3 Aturan/ Rules Dan Prinsip Dasar Untuk ICD O Edisi III
Rules 1 : Morphologi numerical list ( daftar urut angkakode M)
Atas dasar working formulation dimana, ada tambahan istilah baru dan revisi
seksi Non Hodgkin Limphoma. Istilah MI mempunyai nomer kode 5 digit dari
8000/0 s/d 9989/ 1 yaitu kode istilah histologik dankode behaviour. Ada kode
tunggal terpisah untuk histologik grading/ deffferensiasi dan untuk mengenal sel
asal – T atau B-cell. Total ada 10 digit
Rules 2 : Regio topografik & Ill DEFINED Site ( Regio topografik dan jaringan
gangguan sakit)
Apabila diagnosa tidak khusus menyebut jaringan asalnya atau lokasi gangguan
maka pilihlah istilah yang di indek abjad yang jaringan nya sesuai daripada
menggunakan ‘NOS’
Misal; Squamus cell carcinoma of the arm. Maka sandinya C44.6 (Skin of Arm)
dan bukan C76.4 ( Arm, NOS) . Karena lapisan jaringan kulit terdiri dari sebagian
sel squamus.
Rules 3 : Prefiks : para, peri, pre, supra, infra dan seterusnya sering digunakan.
Ada beberapa topografik site termodifikasi dengan prefiks muncul dengan nomer
kode tersebdiri pada ICD O
Contoh;
a. Peri adrenal tissue
b. Peri pancreatic tissue
c. Retroceccal tissue
d. Retro peritoneum
Kodenya C48.0 Bila tidak ada dalam daftr ICD O maka sandi yang dipilih adlah
yang diberi istilah ; Ill defined sub category ; C76 ( Ill DEFINED Site
Rules 4 ; Tumor yang melibatkan lebih dari 1 kategori atau sub kategori.
Tumor overlaps atau lebih dari 2 kategori bila titik asalnya tidak dapat ditentukan
maka sandinya, sub category.
Radioterapi atau disebut juga dengan terapi radiasi adalah terapi menggunakan
radiasi yang bersumber dari energi radioaktif. Radiasi menghancurkan material
genetik sel sehingga sel tidak dapat membelah dan tumbuh lagi.
Aspirasi jarum halus adalah tindakan pengambilan sampel sel pada benjolan
4. Biopsi
Biopsi adalah pengangkatan dan pemeriksaan jaringan tubuh (Kee, 2007). Bisanya
biopsi dilakukan untuk mendeteksi keganasan atau untuk mengidentifikasi
keberadaan proses penyakit.
5. Cryosurgery
6. Terapi hormon
7. Terapi Paliatif
Terapi Paliatif adalah terapi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien yang menderita penyakit kanker. Tujuan dari terapi ini bukanlah untuk
menyembuhkan, tetapi mengurangi keluhan dan gejala dari penyakitnya.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah membahas tiga topik penting dalam dunia kedokteran dan ilmu
kesehatan, yaitu terminologi medis, anatomi fisiologi, dan kodefikasi prosedur
pada penyakit neoplasma. Dalam konteks terminologi medis, patofisiologi
mengacu pada pemahaman tentang bagaimana penyakit berkembang dalam tubuh
dan bagaimana proses biologis yang mendasarinya terjadi. Patofisiologi berperan
penting dalam memahami mekanisme terjadinya penyakit, termasuk penyakit
neoplasma atau kanker. Penyakit neoplasma adalah pertumbuhan sel-sel yang
tidak terkendali dan abnormal, yang dapat menginvasi jaringan sekitarnya dan
menyebar ke bagian lain tubuh.
3.2 Saran
Pemahaman Mendalam Terhadap Patofisiologi: Penting untuk
mengembangkan pemahaman mendalam tentang patofisiologi penyakit
neoplasma, termasuk faktor yang memicu pertumbuhan sel kanker, invasi
jaringan, dan metastasis. Ini akan membantu dalam mengidentifikasi pendekatan
pengobatan yang sesuai.
Clara Gene Young dan James D. Barber M.D. (1979). Medical Terminology Step
by Step. Mosby: England.
Peggy S. Stanfield, R.D., M.S. dan Y. H. Hui, Ph.D. (1991). Essential Medical
Terminology. Boston: Jones and Bartlett Publishers
Shiland, B.J. 2018. Medical Terminology & Anatomy for Coding, Third Edition.
China: Elsevier
Sudarto Pringgoutomo ,dkk, 2002, Buku ajar Patologi 1 (Umum) ,Sagung Seto,
Jakarta
Kanker :Istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat
mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang
digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma
Neoplasma jinak : neoplasma yang bersifat jinak (bukan kanker), dan disebut juga
tumor
Neoplasma ganas : Neoplasma yang tumbuh secara tidak terkontrol, dan dapat
menyerang jaringan di dekatnya dan bermetastasis.
Ca : kanker
Tu : tumor
Topografi : letak atau lokasi s sebuah neoplasma berkembang
Primary : stage atau grading untuk kanker atau neoplasma yang bersifat
ganas yang pertama kali menyerang sebuah lokasi
Secondary : stage atau grading untuk kanker atau neoplasma yang bersifat
ganas yang yang merupakan kanker metastase dari sebuah lokasi