Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN DEMAM DENGUE

DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen :
No. Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/5

UPT PUSKESMAS
Suciyati J. Sangadji, S.ST
RAWAT INAP Nip.197605292002122007
OME
Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang
1. Pengertian
disebabkan oleh virus Dengue. Virus Dengue memiliki 4 jenis serotype: DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotype akan menimbulkan
antibody terhadap serotype yang bersangkutan, namun tidak untuk serotype
lainnya, sehingga seseorang dapat terinfeksi demam Dengue 4 kali selama
hidupnya. Indonesia merupakan Negara yang endemis untuk Demam Dengue
maupun Demam Berdarah Dengue
2. Tujuan Sebagai pedoman pengobatan di UPT Puskesmas Rawat Inap Ome
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Ome Nomor :
008/KAPUS/2018 Tentang jenis pelayanan yang disediakan di Puskesmas
Rawat Inap Ome
Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang
4. Referensi
panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas kesehatan primer
1. Petugas menyapa pasien dengan ramah
5. Prosedur
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam bifasik akut 2-7 hari,
nyeri kepala, nyeri retroorbital, mialgia/atralgia, ruam, gusi berdarah, mimisan,
nyeri perut, mual/muntah, hematemesis dan dapat juga melena.
Faktor Risiko
a. Tinggal di daerah endemis dan padat penduduknya.
b. Pada musim panas (28-32 0C) dan kelembaban tinggi.
c. Sekitar rumah banyak genangan air.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana


(Objective)
Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonik untuk demam dengue
 Suhu Suhu > 37,5 derajat celcius
 Ptekie, ekimosis, purpura
 Perdarahan mukosa
 Rumple Leed (+)

Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue


 Suhu > 37,5 derajat celcius
 Ptekie, ekimosis, purpura
 Perdarahan mukosa
 Rumple Leed (+)
 Hepatomegali
 Splenomegali
 Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-tanda efusi
pleura dan asites
 Hematemesis atau melena

Pemeriksaan Penunjang :
 Leukosit: leukopenia cenderung pada demam dengue
 Adanya bukti kebocoran plasma yang disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas pembuluh darah pada Demam Berdarah Dengue dengan
manifestasi peningkatan hematokrit diatas 20% dibandingkan standard
sesuai usia dan jenis kelamin dan atau menurun dibandingkan nilai
hematokrit sebelumnya > 20% setelah pemberian terapi cairan.
 Trombositopenia (Trombosit <100.000/ml) ditemukan pada Demam
Berdarah Dengue

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Kriteria WHO, diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah ini
terpenuhi:
 Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik/ pola
pelana
 Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut
1. Uji bendung positif
2. Petekie, ekimosis atau purpura
3. Perdarahan mukosa atau perdarahan dari tempat lain
4. Hematemesis atau melena
 Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)
 Terdapat minimal satu tanda-tanda kebocoran plasma sebagai berikut:
1. Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standard sesuai
dengan umur dan jenis kelamin
2. Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
3. Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asistes atau
hipoproteinemia

Klasifikasi
Derajat DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat (pada setiap derajat sudah
ditemukan trombositopenia dan hemokonsentrasi) berdasarkan klassifikasi
WHO 1997:
 Derajat I : Demam disertai gejala konstitusional yang tidak khas dan
satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji bending.
 Derajat II : Seperti derajat I namun disertai perdarahan spontan di kulit
dan atau perdarahan lain.
 Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat,
tekanan nadi menurun (20mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di
sekitar mulut, kulit dingin dan lembab
 Derajat IV : Syok berat, nadi tak teraba, tekanan darah tak terukur.

Diagnosis Banding
a. Demam karena infeksi virus ( influenza , chikungunya, dan lain-lain)
b. Demam tifoid

Komplikasi
Dengue Shock Syndrome (DSS)

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
 Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol 3 x 500-
1000 mg).
 Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
 Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam berdarah
dengue, yaitu:
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan
Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara serial

Konseling dan Edukasi


 Prinsip konseling pada demam berdarah dengue adalah memberikan
pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan
tata laksananya, sehingga pasien dapat mengerti bahwa tidak ada
obat/medikamentosa untuk penanganan DBD, terapi hanya bersifat suportif
dan mencegah perburukan penyakit. Penyakit akan sembuh sesuai dengan
perjalanan alamiah penyakit.
 Modifikasi gaya hidup
1. Melakukan kegiatan 3M menguras, mengubur, menutup.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi
dan melakukan olahraga secara rutin.

Kriteria rujukan
 Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena).
 Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15 ml/kg/ jam kondisi
belum membaik.
 Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti kejang,
penurunan kesadaran, dan lainnya.

Sarana Prasarana
Laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin
Prognosis
Prognosis jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad bonam, karena hal ini
tergantung dari derajat beratnya penyakit

6. Diagram Alir Menyapa pasien dengan ramah Melakukan anamnesis Melakukan


pada pasien pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
bila diperlukan

Melakukan
Memberikan konseling penatalaksanaan sesuai Menegakkan diagnosis
dan edukasi dengan diagnosa berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan
Mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan penunjang
pemeriksaan pada rekam medik pasien
Merujuk pasien bila
diperlukan

7. Unit terkait 1. Ruang pemeriksaan umum


8. Dokumen terkait 1. Rekam medis pasien
2. Buku register pasien rawat jalan
3. Lembar Rujukan Eksternal/internal
4. Resep
9. Rekaman No. Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan
Historis
1.
Perubahan
2.

3.

4.

Anda mungkin juga menyukai