Oleh:
Ida Bagus Manubawa Pemaron
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehin
gga proposal skripsi dengan judul “PERBANDINGAN GENOTYIPING DNA
HUMAN PAPILLOMA VIRUS (HPV) PADA KANKER SERVIKS TIPE AD
ENOKARSINOMA DAN KARSINOMA SEL SKUAMOSA DI RSUD WAN
GAYA”
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan ban
yak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberi
kan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga usulan penelitian ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Karena keterbatasan pengetahuan maupun pe
ngalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam proposal ini, Oleh k
arena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pemb
aca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
pada leher rahim (serviks) yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang
abnormal dari jaringan epitel serviks akibat adanya infeksi yang persisten
kasus kanker serviks mencapai 207 kasus per 100.000 populasi (Serrano B
dkk, 2019)
Papillomaviridae. Saat ini, lebih dari 200 jenis HPV yang berbeda telah
hubungan mereka dengan kanker serviks dan lesi prekursor, HPV dapat
HPV (pHR-HPV), dan High Risk-HPV (HR-HPV). LR-HPV tipe 6 dan 11,
dapat menyebabkan kutil kelamin yang umum atau lesi hiperproliferatif jinak
terjadinya lesi pra-ganas dan ganas pada kanker serviks invasive ( Holger
waktu sekitar 5-10 tahun dari sejak infeksi pertama sampai berkembang
menjadi kanker invasif. Pada beberapa orang, infeksi oleh HPV dapat
Akan tetapi pada individu yang lain, HPV berhasil menghindar dari sistem
imun pejamu dan berkembang menjadi kanker. Persistensi HPV pada tiap
pejamu berbeda tetapi belum diketahui penyebab yang pasti karena penyebab
pencetus utama terjadinya kanker serviks. Oleh karena itu, penting untuk
Human Pailloma Virus (HPV) pada kanker serviks tipe Adenokarsinoma dan
karsinoma sel skuamosa Tujuan dari rancangan penelitian ini adalah untuk
2019)
ini adalah :
1. Bagaimanakah mekanisme HPV dalam menyebabkan kanker
serviks?
skuamosa
skuamosa
penelitian selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
terbanyak yang terjadi pada wanita diseluruh dunia dan kanker yang paling
merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim (serviks), yaitu
bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina (Hartati
dikenal juga dengan sebutan kanker leher rahim merupakan kanker ganas
yang tumbuh dileher rahim yang disebabkan oleh Human Papiloma Virus.
2.1.2 Etiologi
(HPV). Lebih dari 90% kanker leher rahim adalah jenis skuamosa yang
mengandung DNA virus Human Papilloma Virus (HPV) dan 50% kanker
servik berhubungan dengan Human Papilloma Virus tipe 16. Virus HPV
yang tidak aman. Virus HPV menyerang selaput pada mulut dan
kerongkongan serta anus dan akan menyebabkan terbentunya sel-sel pra-
kanker dalam jangka waktu yang panjang (Ridayani, 2016). 9 Virus HPV
attachment yang tersebar pada permukaan virus. HPV yang menempel pada
setelah itu kapsid dihancurkan. Setelah virus masuk ke dalam inti sel, virus
2013).
2.1.3 Patofisiologi
sel yang diekspresikan oleh HPV. Protein utama yang terkait dengan
terintegrasi akan menjadi linier dan terpotong diantara gen E2 dan E1.
E7 berikatan dengan pRb (Yanti, 2013). Ikatan antara protein E6 dan gen
p53 akan menyebabkan p53 tidak berfungsi sebagai gen supresi tumor
yang bekerja di fase G1. Gen p53 akan menghentikan siklus sel di fase G1
dengan tujuan penghentian siklus sel yaitu agar sel dapat memperbaiki
memasuki fase selanjutnya jika E6 berikatan dengan p53 maka sel terus
bekerja sehingga sel akan terus membelah dan menjadi abnormal (Yanti,
2013). Protein retinoblastoma (pRb) dan gen lain yang menyerupai pRb
oleh E2F. Ikatan pRb dengan E2F akan menghambat gen yang mengatur
sel keluar dari fase G1, jika pRb berikatan dengan protein E7 dari HPV
melebihi batas normal sehingga sel tersebut menjadi sel karsinoma (Yanti,
2013).
Pada tahap awal dan pra kanker biasanya tidak akan mengalami gejala.
Gejala akan muncul setelah kanker menjadi kanker invasif. Secara umum
yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya serta perdarahan
setelah menopause.
pemeriksaan panggul.
d. Trias Berupa back pain, oedema tungkai dan gagal ginjal
2.1.7 Diagnosis
Faktor- faktor yang bisa memicu terjadinya kanker serviks antara lain:
mempunyai risiko lebih tinggi karena pada usia itu epitel atau
terkena kanker serviks lebih tinggi. Hal ini terjadi karena ibu
(Kurniawati, 2018).
2.2. HPV
yang diekpresikan awal disebut early gene yaitu: E1, E2, E4, E5, E6, E7
dan dua protein struktural yang ekspresikan terakhir atau late gene yaitu:
kelompok besar, setidaknya terdiri dari lebih 200 tipe berbeda telah
2007; Wang et al., 2020). Secara umum HPV dibagi menjadi dua grup
utama yaitu tipe low risk yang predominan menyebabkan kutil jinak dan
(Stanley, 2008). HPV tipe low risk, antara lain: HPV 6, 11, 40, 42, 43, 44,
Dua virus tipe low risk utama yang tersering menyebabkan kutil
HPV onkogenik atau tipe high risk yang menginfeksi saluran genitalia,
antara lain HPV 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59 dan 68, 73
dan 82, 83 (ada di 2) tapi dua tipe utamanya adalah HPV 16 dan 18 yang
menjadi penyebab lebih dari 70% kasus kanker serviks. HPV tipe high
risk terutama tipe 16 dan 18 juga dihubungkan dengan 90% kasus kanker
anal dan 40% kasus kanker penis, vulva dan vagina. Infeksi HPV juga
port de entry infeksi yang paling sering terjadi. Wanita yang aktif secara
area dimana sekitar 90% malignansi pada saluran kelamin bawah diinisias
pada epitel genital yang terjadi pada saat aktivitas seksual (Borruto et al.,
yang terdapat pada membran basal yang terpapar akibat kerusakan epitel
virus dengan reseptor pada permukaan sel epitel. Situs pemecahan oleh
furin ini dikonservasi dan dibutuhkan untuk infeksi. Perlekatan yang stabil
2007).
kapsul virus ke sel epitel primitif (stem sel). Jalur yang terlibat belum
2007).
replikasi DNA sel host untuk memulai replikasinya sendiri. Genom virus
yang terdapat pada nukleus sel yang terinfeksi akan diturunkan ke sel
anak melalui mitosis (Bonanni et al., 2009). Pada awalnya virus yang
menginfeksi sel-sel basal primitif (stem sel) pada lapisan basal ini hanya
pada jumlah yang rendah. Beberapa saat setelah infeksi, terjadi replikasi
DNA virus yang independen dari siklus sel diikuti perbanyakan jumlah
virus menjadi 50-100 virus per sel (Stanley, 2010) dan ekspresi early gene
primitif ini dan masuk ke bagian epithelium yang berproliferasi. Pada saat
ini jumlah virus tetap dipertahankan. Selama sel tersebut membelah, HPV
mengontrol ekspresi protein virus dengan sangat ketat dan protein E6 dan
host berhenti membelah dan memulai diferensiasi menjadi sel matang, hal
dan replikasi DNA virus dalam jumlah besar dan perbanyakan jumlah
virus hingga 1000 virus per sel. Terjadi pula ekspresi berlebihan dari early
Dua late protein L1 dan L2 yang berperan pada viral assembly dan
pengemasan DNA, hanya akan diekpresikan di akhir pada sel epitel yang
telah matang (Stebhen et al., 2007). Siklus ini membutuhkan waktu kira-
kira 2-3 minggu in vivo, sama dengan waktu yang diperlukan untuk sel
METODE PENELITIAN
1. Riwayat Kesehatan
2. Riwayat Kebidanan yang lalu
3. Riwayat Kontrasepsi
4. Riwayat Merokok
Keterangan :
Genotyping DNA Human Pailloma Virus (HPV) pada kanker serviks tipe
Adenokarsinoma dan karsinoma sel skuamosa di Rumah Sakit Umum
dalam penelitian ini. Biopsi dari jaringan serviks didiagnosis oleh ahli