A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami pembulatan hasil pengukuran pada jenis-jenis alat ukur pada peralatan dan
perlengkapan tempat kerja di bidang otomotif
2. Menganalisis hasil pengukuran untuk pengambilan keputusan pada peralatan dan perlengkapan
tempat kerja di bidang otomotif
B. RENCANA ASESMEN
Instrumen Penilaian
No. Indikator Pencapaian Asesmen Asesmen Proses Asesmen
Awal Akhir
1. Peserta didik dapat mengetahui Check List Lembar
jenis-jenis alat ukur pada bidang Tes Lisan Observasi dari
otomotif Lembar kegiatan 1
Tes Tulis
2 Peserta didik mampu membaca (Asesmen
hasil pengukuran pada beberapa akhir)
jenis alat ukur di bidang otomotif
2
C. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (4 jam pelajaran)
Materi Pokok: Aproksimasi Kesalahan
Kegiatan Awal:
⇒ Pendidik mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa
untuk memulai pembelajaran. (Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan)
⇒ Pendidik menggali informasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya tentang pengukuran. Peserta didik diarahkan
untuk mengetahui dari pertanyaan-pertanyaan berikut.
o Apakah peserta didik pernah mengukur diameter ban atau komponen lain
pada sepeda motor?
o Apakah alat pengukur untuk mengukur baut dan ban berbeda?
o Apa saja satuan dari hasil pengukuran yang di dapat?
o Apakah ada pembulatan pada hasil pengukuran komponen yang diukur?
⇒ Pendidik memotivasi peserta didik dengan mengaitkan materi aproksimasi
kesalahan dengan matematika kontekstual pada kerusakan rem sepeda motor dan
memberikan pertanyaan-pertanyaan:
o Apa penyebab rem sepeda motor tidak pakem (blong)?
o Bagaimanakah cara menentukan kampas rem sudah tidak bisa digunakan lagi?
⇒ Pendidik memberikan pertanyaan (asesmen awal) untuk mengetahui pemahaman awal
peserta didik tentang aproksimasi kesalahan.
Asesmen Awal
Pada jenis-jenis alat ukur di bawah (gambar 1, 2, 3, 4, 5, dan 6) dapat dilakukan
pertanyaan sebagai asesmen awal:
1 Menyebutkan jenis-jenis alat ukur yg diberikan pada gambar
2 Membedakan satuan pengukuran pada alat ukur sesuai tingkat ketelitian
pengukurannya.
3 Membaca hasil pengukuran dari beberapa alat ukur sesuai tingkat ketelitian
pengukurannya.
4 Pembulatan hasil pengukuran beberapa alat ukur sesuai tingkat ketelitian
pengukurannya
pada komponen otomotif
5 Menjelaskan hubungan antara alat ukur dengan pemeliharaan dan perbaikan kendaraan
Gambar 1
3
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
4
Kriteria pengelompokan peserta didik berdasarkan asesmen awal.
⇒ Pada asesmen awal jika peserta didik dapat menjawab pertanyaan 1 - 4 maka
peserta didik dikategorikan sudah memahami, jika dapat menjawab pertanyaan 1-5
maka dikategorikan sudah mahir, jika tidak menjawab pertanyaan maka
dikategorikan belum memahami.
Kegiatan Inti
a. Pembelajaran berdiferensiasi
Mengelompokkan peserta didik menjadi tiga kelompok kategori yaitu belum
memahami, sudah memahami dan mahir.
Kategori Perkembangan Peserta Didik Perlakuan
Kelompok
Belum 1 Peserta didik belum mampu menyebutkan Dilakukan pendampingan
Memahami jenis-jenis alat ukur yg diberikan pada untuk
gambar peserta didik (Diberikan
2 Peserta didik belum mampu membedakan Lembar Kegiatan 1)
satuan pengukuran pada alat ukur sesuai
tingkat ketelitian pengukurannya.
3 Peserta didik belum mampu membaca hasil
pengukuran dari beberapa alat ukur sesuai
tingkat ketelitian pengukurannya.
4 Peserta didik belum mampu memahami
pembulatan hasil pengukuran beberapa alat
ukur sesuai tingkat ketelitian
pengukurannya
5. Peserta didik belum mampu menjelaskan
hubungan antara alat ukur dengan
pemeliharaan dan perbaikan kendaraan
5
Sudah 1 Peserta didik mampu Mengarahkan peserta didik
memahami menyebutkan jenis-jenis alat ukur mengikuti proses pembelajaran
yg diberikan pada gambar langkah per langkah, membimbing
2 Peserta didik mampu
peserta didik untuk dapat
membedakan satuan pengukuran
pada alat ukur sesuai tingkat menjelaskan hubungan antara alat
ketelitian pengukurannya. ukur dengan pemeliharaan dan
3 Peserta didik mampu membaca perbaikan kendaraan (Lembar
hasil pengukuran dari beberapa Kegiatan 2) (bernalar kritis)
alat ukur sesuai tingkat ketelitian
pengukurannya.
4 Peserta didik mampu memahami
pembulatan hasil pengukuran
beberapa alat ukur sesuai tingkat
ketelitian pengukurannya
b. Klasikal
● Pendidik memotivasi peserta didik untuk menggali informasi tentang pemahaman
kesalahan hasil pengukuran (satuan ukuran terkecil, salah mutlak, salah relative,
persentase kesalahan dan toleransi) pada kampas rem.
6
● Pendidik memberikan feedback untuk menggugah peserta didik memberikan
pertanyaan sebanyak mungkin dan melakukan kegiatan untuk memahami
aproksimasi kesalahan
● Pendidik bersama peserta didik kelompok mahir membahas hasil kerja mandiri.
● Pendidik mengarahkan pembelajaran kooperatif dengan membagi kelompok belajar
yang heterogen.
● Peserta didik melakukan diskusi kelompok dengan arahan dan bimbingan pendidik
untuk menyelesaikan masalah dan membuat langkah-langkah pemecahannya
berkaitan dengan masalah aproksimasi kesalahan pada bidang otomotif (Lembar
kegiatan 3) (Gotong royong)
● Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang fungsi
dalam menyelesaikan masalah aproksimasi kesalahan pada bidang otomotif.
Kegiatan Penutup
● Pendidik mengarahkan peserta didik untuk membuat simpulan terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan.
● Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
● Pendidik menyampaikan topik pembelajaran berikutnya dan mengakhiri pembelajaran
dengan doa.
Refleksi
No Pernyataan Belum Mampu Mampu
7
ASESMEN AKHIR
Asesmen akhir dilaksanakan setelah selesai pembelajaran untuk satu lingkup materi
Pada Modul Ajar Aproksimasi Kesalahan pada Pemeliharaan dan Perbaikan Kendaraan,
asesmen akhir dilaksanakan setelah selesai pertemuan dengan 2 tujuan pembelajaran. Dengan
dilaksanakan asesmen akhir ini, pendidik berharap memperoleh informasi tentang
perkembangan pencapaian hasil belajar peserta didik. (Asesmen akhir terlampir)
1. MATERI AJAR
A. Pengertian Membilang dan Mengukur
Kita mengenal istilah membilang (menghitung) dan mengukur, kedua istilah tersebut memiliki arti
yang berlainan. Membilang (menghitung) merupakan sesuatu yang eksak (pasti), contohnya:
banyaknya siswa di suatu kelas, banyaknya buku dalam tas. Sedangkan mengukur merupakan
pendekatan, seperti mengukur panjang, luas, masa, waktu dan sebagainya.
Dalam pengukuran tingkat ketelitian sangatlah diperlukan, semakin teliti pengukuran kita, maka
semakin akurat perolehan dari pengukuran tersebut. Pembulatan nilai terhadap hasil pengukuran dan
tidak berlaku untuk hal yang sifatnya eksak disebut Aproksimasi.
B. Pembulatan
a. Jika angka berikutnya lebih dari atau sama dengan 5, maka angka ini hilang dan angka di depannya
ditambah satu.
b. Jika angka berikutnya kurang dari 5, angka ini dihilangkan dan angka di depannya tetap.
Contoh:
8
2. Pembulatan ke banyaknya tempat desimal
Cara pembulatannya ke banyaknya angka-angka desimal yaang dikehendaki, yaitu berapa angka yang
berada di belakang koma.
Contoh:
Ketentuan untuk menyatakan angka signifikan atau angka yang berarti (penting) sebagai berikut :
c. Semua angka nol di belakang angka bukan nol pada bilangan bulat bukan signifikan.
d. Semua angka nol di depan angka bukan nol pada desimal bukan signifikan.
e. Semua angka nol di belakang angka bukan nol pada desimal adalah signifikan.
f. Semua angka nol pada bilangan yang diberi tanda khusus (strip atau bar) adalah signifikan.
9
B. Kesalahan Hasil Pengukuran
Perbedaan atau selisih antara pengukuran sebenarnya dengan hasil pengukuran disebut kesalahan.
Orang selalu berusaha untuk memperkecil kesalahan hasil pengukuran dengan menggunakan alat
ukur yang lebih teliti, namun tidak mungkin kesalahan dihilangkan keseluruhan. Oleh karena itu kita
kenal beberapa jenis kesalahan, yaitu :
Satuan ukur terkecil adalah satu angka yang diperhitungkan sebagai tingkat ketelitian alat ukur.
Contoh:
Sebuah benda kerja diukur dengan tiga alat ukur masing-masing hasilnya adalah 25 satuan ukur; 25,0
satuan ukur; dan 25,04 satuan ukur.
Satuan terkecil dari tiga kali pengukuran itu masing-masing adalah 1 satuan; 0,1 satuan; dan 0,01
satuan.
SM = ½ x ST
Contoh:
Jawab:
HP = 5 cm
ST = 1 cm
SM = x ST = x 1 = 0,5 cm.
Ø Batas atas pengukuran (BA) adalah hasil pengukuran ditambah salah mutlaknya.
Ø Batas bawah pengukuran (BB) adalah hasil pengukuran dikurangi salah mutlaknya.
BA = HP + SM
BB = HP – SM
10
Perhatikan kesalahan pengukuran tersebut :
Kesalahan 1 gram pada pengukuran berat gula relatif tidak penting dibanding dengan pengukuran
emas. Yang dimaksud salah relatif yaitu perbandingan antara salah mutlak dengan hasil pengukuran.
SR = SM/HP
Contoh:
Jawab:
HP = 5 cm
ST = 1 cm
SM = ½ x ST = ½ x 1 = 0,5 cm.
SR = SM/HP = 0,1
Contoh:
Jawab:
HP = 2,5 m
ST = 0,1 m
SR = 0,05/2,5 = 0,02
PK = 0,02 x 100% = 2%
5. Toleransi (T)
Toleransi dalam pengukuran adalah selisih antara pengukuran terbesar dengan pengukuran terkecil
yang masih dapat diterima.
11
T = BA – BB
Contoh :
Jawab:
HP = 5 cm
ST = 1 cm
SM = ½ x ST = ½ x 1 = 0,5 cm
BA = HP + SM = 5 + 0,5 = 5,5
BB = HP – SM = 5 – 0,5 = 4,5
T = BA – BB = 5,5 – 4,5 = 1 cm
2) Ukuran benda yang dapat diterima ditulis (1,5 ± 0,02) m. Tentukan toleransinya !
Jawab:
Jika dua pengukuran atau lebih dijumlahkan, maka salah mutlaknya adalah jumlah salah mutlak dari
pengukuran-pengukuran awal.
Penjumlahan hasil pengukuran dapat dibedakan menjadi dua yaitu jumlah maksimum dan jumlah
minimum, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
12
Contoh:
1) Tentukan batas-batas penjumlahan dari dua pengukuran 5,2 cm dan 3,6 cm (apabila masing-
masing dibulatkan satu angka di belakang koma)
Jawab:
ST = 0,1 cm
Pengukuran pertama 5,2 cm terletak dalam jangkauan (5,2 ± 0,05) cm, berarti:
Pengukuran kedua 3,6 cm terletak dalam jangkauan (3,6 ± 0,05) cm, berarti:
Jumlah sebenarnya = 5,2 + 3,6 = 8,8 cm dan salah mutlaknya = 0,05 + 0,05 = 0,10 cm.
Jadi,batas-batas penjumlahan dua pengukuran itu adalah antara 8,70 cm dan 8,90 cm.
Seperti halnya penjumlahan, pengurangan atau selisih juga dibedakan menjadi dua, yaitu :
Contoh:
1) Tentukan batas-batas pengurangan dari dua pengukuran 5 cm dan 3 cm. Bulatkan masing-masing
ke sentimeter terdekat !
Jawab:
13
ST = 1 cm
Jadi, batas-batas pengurangan dari dua pengukuran di atas terletak antara 1,0 cm dan 3,0 cm.
Dari dua pengukuran jika dikalikan akan diperoleh dua macam hasil kali, yaitu :
Contoh:
1) Hitung batas-batas luas yang mungkin dari sebuah persegi panjang yang memiliki panjang 4,5 m
dan lebar 3,4 m !
Jawab:
ST = 0,1 cm
Pengukuran pertama 4,5 cm terletak dalam jangkauan (4,5 ± 0,05) cm, berarti:
14
BB1= 4,5 – 0,05 = 4,45 cm
Pengukuran kedua 3,4 cm terletak dalam jangkauan (3,4 ± 0,05) cm, berarti:
Jadi, batas luas persegi panjang di atas adalah antara 14,9075 cm2 sampai 15,6975 cm2.
2. LAMPIRAN
Lampiran 1 Asesmen Proses
Pada asesmen proses diberikan lembar observasi untuk mengetahui ketercapaian
pembelajaran setiap kegiatan.
Lembar Observasi
No Indikator (Kriteria) Ketercapaian Pengelompokan Tindak Lanjut
Pembelajaran Indikator
Ya Tidak
1 Peserta didik dapat mengetahui Lembar
jenis-jenis alat ukur pada bidang Kegiatan 1
otomotif
16
Lampiran 2 Lembar Kegiatan
Lembar Kegiatan 1
Pada kegiatan 1 diharapkan peserta didik mampu menyebutkan jenis-jenis
alat ukur dan membaca hasil pengukuran pada beberapa komponen otomotif.
(Berpikir kreatif)
Kerjakan kegiatan berikut:
1. Sebutkan nama alat ukur dari gambar 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 berikut!
Gambar 4
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 5
Gambar 3 Gamnbar 6
17
2. Sebutkan komponen-komponen otomotif yang dapat diukur oleh masing-
masing alat ukur pada soal no. 1
Lembar Kegiatan 2
Pada kegiatan 2 peserta didik mampu memahami pembulatan pada hasil
pengukuran dan mampu menghitung kesalahan pengukuran untuk keperluan
pemeliharaan dan perbaikan kendaraan.
(Bernalar kritis)
18
1,25 1 cm 0,7 cm
cm Gambar Gambar
Gambar B C
A
Lembar Kegiatan 3
Pada kegiatan 3 peserta didik dapat menganalisis kesalahan pengukuran
untuk pengambilan keputusan pada pemeliharaan dan perbaikan kendaraan
19
Seorang teknisi melakukan servis sepeda motor. Pada saat
pembongkaran komponen
sepeda motor, saat pengecekan kampas rem cakram diketahui
ketebalannya 3, 1 mm.
Tentukan batas atas dan bawah pengukuran, jika toleransi pengukuran ±
0,1 mm, apakah kampas rem tersebut masih layak digunakan sedangkan
standar minimal kampas rem yg masih dipake adalah 2 mm.
20
Potongan pipa diperlukan dengan panjang yang dinyatakan oleh (7 ± 0,2)
cm. Tentukan panjang pipa besi yang dapat diterima !
21