Anda di halaman 1dari 1

278 ~ Ridwan Khairandy ~

Pengalihan surat berharga yang berklausul atas pengganti dilakukan


dengan cara endosemen (endossement, endorsement). Endosemen adalah
suatu cara penyerahan menurut hukum kepada orang lain yang berkaitan
beralihnya hak milik atas surat berharga tersebut. Setelah surat berharga
tersebut diendosemen, surat berharga tersebut diserahkan secara fisik (dari
tangan ke tangan) kepada pemegang baru (geendosserde). Dengan
perbuatan tersebut, maka pemegang baru dapat memiliki semua hak yang
timbul dari surat berharga tersebut.
Dasar hukum penyerahan dengan endosemen ini dapat disimpulkan
dari Pasal 613 ayat (3) KUHPerdata yang menentukan:
“Penyerahan setiap piutang karena surat atas pembawa (aan toonder)
dilakukan dengan penyerahan surat itu, penyerahan setiap piutang
atas tunjuk (aan order) dilakukan dengan cara penyerahan surat itu
disertai dengan endosemen”.

Adapun bentuk endosemen tersebut berdasarkan ketentuan yang


terdapat di dalam KUHD diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Endosemen Biasa;
2. Endosemen Blanko;
3. Endosemen Prokura; dan
4. Pandendosement.
Bentuk endosemen tersebut, syarat utamanya adalah harus adanya
tandatangan andosan yang ditempatkan pada surat berharga yang
bersangkutan atau terjahid padanya (sambungannya).461 Syarat berikutnya
yang berlaku terhadap semua jenis endosemen adalah bahwa endosemen
tersebut harus tidak bersyarat dan mengenai semua tagihan. Apabila di
dalam endosemen dimasukkan persyaratan tertentu harus dianggap tidak
ada. Sedangkan apabila endosemen hanya berlaku sebagian, maka
endosemennya batal.462
Menurut Pasal 112 ayat (2) KUHD endosemen harus diletakkan di
bagian belakang surat tersebut dengan menyebutkan nama. Menurut

461
Lihat Pasal 112 KUHD.
462
Lihat Pasal 111 KUHD.

Anda mungkin juga menyukai