Pengalihan surat berharga yang berklausul atas pengganti dilakukan
dengan cara endosemen (endossement, endorsement). Endosemen adalah suatu cara penyerahan menurut hukum kepada orang lain yang berkaitan beralihnya hak milik atas surat berharga tersebut. Setelah surat berharga tersebut diendosemen, surat berharga tersebut diserahkan secara fisik (dari tangan ke tangan) kepada pemegang baru (geendosserde). Dengan perbuatan tersebut, maka pemegang baru dapat memiliki semua hak yang timbul dari surat berharga tersebut. Dasar hukum penyerahan dengan endosemen ini dapat disimpulkan dari Pasal 613 ayat (3) KUHPerdata yang menentukan: “Penyerahan setiap piutang karena surat atas pembawa (aan toonder) dilakukan dengan penyerahan surat itu, penyerahan setiap piutang atas tunjuk (aan order) dilakukan dengan cara penyerahan surat itu disertai dengan endosemen”.
Adapun bentuk endosemen tersebut berdasarkan ketentuan yang
terdapat di dalam KUHD diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Endosemen Biasa; 2. Endosemen Blanko; 3. Endosemen Prokura; dan 4. Pandendosement. Bentuk endosemen tersebut, syarat utamanya adalah harus adanya tandatangan andosan yang ditempatkan pada surat berharga yang bersangkutan atau terjahid padanya (sambungannya).461 Syarat berikutnya yang berlaku terhadap semua jenis endosemen adalah bahwa endosemen tersebut harus tidak bersyarat dan mengenai semua tagihan. Apabila di dalam endosemen dimasukkan persyaratan tertentu harus dianggap tidak ada. Sedangkan apabila endosemen hanya berlaku sebagian, maka endosemennya batal.462 Menurut Pasal 112 ayat (2) KUHD endosemen harus diletakkan di bagian belakang surat tersebut dengan menyebutkan nama. Menurut