Anda di halaman 1dari 3

Uji Sensitivitas

Uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan
bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas
antibakteri. Metode Uji sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan
mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang
rendah. Uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan
bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas
antibakteri. Seorang ilmuan dari perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari
prosedur Kirby-Bauer, sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari
metode ini adalah penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona
hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram kertas yang mengandung zat
antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri
terhadap zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan
yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif (Waluyo, 2008).
Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadap antibiotik
atau sensitivitas adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik untuk memberikan daya
hambat terhadap mikroba. Uji sensitivitas terhadap suatu antimikroba untuk dapat
menunjukkan pada kondisi yang sesuai dengan efek daya hambatnya terhadap mikroba. Suatu
penurunan aktivitas antimikroba akan dapat menunjukkan perubahan kecil yang tidak dapat
ditunjukkan oleh metode kimia, sehingga pengujian secara mikrobiologis dan biologi
dilakukan. Biasanya metode merupakan standar untuk mengatasi keraguan tentang
kemungkinan hilangnya aktivitas antimikroba (Djide, 2008).
Intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitif ke
keadaan yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. Sedangkan resisten adalah suatu
keadaan dimana mikroba sudah peka atau sudah kebal terhadap antibiotik (Djide, 2008).
Resisten adalah ketahan suatu mikroorganisme terhadap suatu anti mikroba atau antibiotik
tertentu. Resisten dapat berupa resisten alamiah, resisten karena adaya mutasi spontan
(resisten kromonal) dan resisten karena terjadinya pemindahan gen yang resisten (resistensi
ekstrakrosomal) atau dapat dikatakan bahwa suatu mikroorganisme dapat resisten terhadap
obat-obat antimikroba, karena mekanisme genetik atau non-genetik (Djide, 2008). Penyebab
terjadiya resisten terhadap mikroorganisme adalah penggunaan antibiotik yang tidak tepat,
misalnya penggunaan dengan dosis yang tidak memadai, pemakaian yang tidak teratur,
demikian juga waktu pengobatan yang tidak cukup lama, sehingga untuk mencegah atau
memperlambat terjadinya resisten tersebut, maka cara pemakaian antibiotik perlu
diperhatikan (Djide, 2008).
Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat pertumbuhannya akibat
antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan
mikroorrganisme pada media agar oleh antibiotik. Contohnya: Tetracycline,
Erytromycin, dan Streptomycin.Tetracycline merupakan antibiotik yang memiliki spektrum
yang luas sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara luas (Djide, 2008).
Berikut merupakan hubungan antara zona bening dengan respon hambatan.
Tabel 1. Klasifikasi Respon Hambatan (Greenwood, 1995)

Diameter zona bening Respon hambatan pertumbuhan

10 mm Tidak ada

11-15 mm Lemah

16-20 mm Sedang

20 mm Kuat

Tabel 2. Zones of Inhibition in The Kirby-Bauer of Antimicrobic Sensitivity Testing


(Greenwood, 1995)

Jenis Antimikroba
Diameter Zona Bening

10 mm Resisten

11-20 mm Intermediet

Sensitif
20 mm

Senyawa Antimikroba Alami

Senyawa antimikroba merupakan senyawa biologis atau kimia yang dapat


menghambat pertumbuhan mikroba. Umumnya, senyawa antimikroba disebut sebagai jenis
bahan tambahan makanan yang digunakan untuk mencegah kebusukan oleh mikroorganisme
terhadap bahan pangan. Zat antibakteri dapat berasal dari mikroorganisme (alami) maupun
buatan manusia. Mekanisme zat antimikroba dalam membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroba antara lain merusak dinding sel bakteri sehingga mengakibatkan lisis
atau menghambat pembentukan dinding sel pada sel yang sedang tumbuh, mengubah
permeabilitas membran sitoplasma yang menyebabkan kebocoran nutrient dari dalam sel,
misalnya yang disebabkan oleh senyawa fenolik, menyebabkan denaturasi sel, misalnya oleh
alkohol dan menghambat kerja enzim di dalam sel (Pelczar dan Reid, 1977).

Antibakteri memiliki peran tertentu yang dapat mempengaruhi baik bahan pangan
maupun hal lainnya. Aktivitas antibakteri dibagi menjadi dua, yaitu aktivitas bakteriostatik
dan aktivitas bakterisidal. Aktivitas bakteriostatik merupakan antibakteri yang menghambat
pertumbuhan tetapi tidak membunuh patogen. Sedangkan, aktivitas bakterisidal kebalikannya
yaitu dapat membunuh patogen. Aktivitas bakteriostatik dimana bahan antibakteri memiliki
kemampuan untuk menghambat perkembangan biakan bakteri. jika bahan antibakteri
dihilangkan, perkembangan bakteri berjalan kembali. Aktivitas bakterisidal dimana bahan
antibakteri memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri. Jika bahan antibakteri
dihilangkan, perkembangbiakan tidak berjalan kembali (Jawetz et al., 2005).

DAPUS
Djide M, Natsir. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi.
Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang. UMM
Press.Universitas Hasanuddin. Makassar.

Michael J. dan Pelczar Jr. Editor-Roger D. Reid. Editor-E.C.S. Chan, Microbiology, 1977,
McGraw Hill Higher Education.

Jawetz E., J. Melnick, E. Adelberg, editors et al, 2005, Medical Microbiology, 21th ed.,
Connecticut : Appleton & Lange.

Greenwood. 1995. Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test, Antimicrobial ant


Chemoterapy. Addison Westley Longman Inc. San Fransisco.

Anda mungkin juga menyukai