Anda di halaman 1dari 4

TIPE-TIPE GIGITAN

1.Haemorage–titik perdarahan kecil


2.Abrasi–tidak ada bekas kerusakan kulit
3.Luka memar–pembuluh darah putus, memar biru lebam
4.Luka laserasi–tertusuk/sobek pada kulit
5.Pengirisan–tusukan yang rapi pada kulit
6.Avulsi–kulit terlepas
7.Artifact –di gigit hingga bagian tubuh menjadi terpotong

1 2 3 4 5

6 7

KLASIFIKASI KUAT GIGITAN


1. Clearly Defined – Tekanan tergambar pada kulit
2. Obviously Defined – Tekanan gigitan tingkat satu (terdapat lekukan jelas pada kulit)
3. Quite Noticeable – tekanan penuh kekerasan (terjadi luka)
4. Lacerated– kulit di tekan dengan kasar sehingga rusak dari tubuh

1 2 3 4
B. klasifikasi pola gigitan
Pola gigitan mempunyai derajat perlukaan sesuai dengan kerasnya gigitan, pada pola gigitan
manusia terdapat 6 kelas yaitu:
1. Kelas I : pola gigitan terdapat jarak dari gigi insisive dan kaninus.
2. Kelas II : pola gigitan kelas II seperti pola gigitan kelas I tetapi terlihat pola gigitan
cusp bukalis dan palatalis maupun cusp bukalis dan cusp lingualis tetapi derajat pola
gigitannya masih sedikit.
3. Kelas III : pola gigitan kelas III derajat luka lebih parah dari kelas II yaitu permukaan
gigit insisive telah menyatu akan tetapi dalamnya luka gigitan mempunyai derajat
lebih parah dari pola gigitan kelas II.
4. Kelas IV : pola gigitan kelas IV terdapat luka pada kulit dan otot di bawah kulit yang
sedikit terlepas atau rupture sehingga terlihat pola gigitan irreguler.
5. Kelas V : pola gigitan kelas V terlihat luka yang menyatu pola gigitan insisive,
kaninus dan premolar baik pada rahang atas maupun bawah.
6. Kelas VI : pola gigitan kelas VI memperlihatkan luka dari seluruh gigitan dari rahang
atas, rahang bawah, dan jaringan kulit serta jaringan otot terlepas sesuai dengan
kekerasan oklusi dan pembukaan mulut.

C. Berbagai jenis pola gigitan pada manusia.


Pola gigitan pada jaringan manusia sangatlah berbeda tergantung organ tubuh mana
yang terkena, apabial pola gigitan pelaku seksual mempunyailokasi tertentu, pada
penyiksaan anak mempunyai pola gigitan pada bagian tubuh tertentu pula akan tetapi
pada gigitan yang dikenal sebagai child abuse maka pola gigitannya hampir semua bagan
tubuh.
1. Pola gigitan heteroseksual.
Pola gigitan pada pelaku-pelaku hubungan intim antar lawan jenis dengan
perkataan lain hubungan seksual antara pria dan wanita terdapat penyimpangan
yang sifatnya sedikit melakukan penyiksaan yang menyebabkan lawan jenis
sedikit kesakitan atau menimbulkan rasa sakit.
a. Pola gigitan dengan aksi lidah dan bibir.
Pola gigitan ini terjadi pada waktu pelaksanaan birahi antara pria dan
wanita.
b. Pola gigitan pada organ genital
Pola gigitan ini bila terjadi pada pria biasanya dilakukan gigitan oleh
orang yang dekat dengannya misalnya istrinya atau teman
selingkuhnyanya yang mengalami cemburu buta.
c. Pola gigitan pada sekutar organ genital.
Pola gigitan ini terjadi akibat pelampiasan dari pasangannya atau istrinya
akibat cemburu buta yang dilakukan pada waktu suaminya tertidur pulas
setelah melakukan hubungan seksual.
d. Pola gigitan pada organ genital.
Pola gigitan ini modus operandinya yaitu pelampiasan emosional dari
lawan jenis atau istri karena cemburu buta. Biasanya hal itu terjadi pada
waktu korban tertidur lelap stelah melakukan hubungan intim.
e. Pola gigitan pada mammae.
Pola gigitan ini terjadi pada waktu pelaksanaan senggama atau
berhubungan intim dengan lawan jenis. Pola gigitan ini baik disekitar
papilla mammae dan lateral dari mammae. Oleh karena mammae
merupakan suato organ tubuh setengah bulatan maka luka pola gigitan
yang dominan adalah gigitan kaninus. Sedangkan pola gigitan gigi seri
terlihat sedikit atau hanya memar saja.

D. Pola gigitan pada penyikasaan anak.


Pola gigitan ini dapat terjadi pada seluruh lokasi atau di sekeliling tubuh anak-
anak atau balita yang dilakukan oleh ibunya sendiri. Hal ini disebabkan oleh suatu
aplikasi dari pelampiasan gangguan psikis dari ibunya oleh karena kenakalan anaknya
atau kerewelan anaknya ataupun kebandelan dari anknya.

E. Pola gigitan child abuse.


Pola gigitan ini terjadi akibat faktor-faktor iri dan dengki dari teman ibunya, atau ibu
anak tetangganya oleh karena anak tersebut lebih pandai, lebih lincah, lebih
komunikatif dari anaknya sendiri maka ia melakukan pelampiasan dengan
menggunakan gigitannya dari anak tersebut. Hal ini terjadi dengan rencana oleh
karena ditunggu pada waktu korban tersebut melewati pinggir atau depan rumahnya
dan kemudian setelah melakukan gigitan itu, ibu tersebut melarikan diri.
Lokasi pola gigitan pada bagian tubuh tertentu yaitu daerah punggung, bahu atas,
leher.

F. Pola gigitan hewan


Pola gigitan hewan umumnya terjadi sebagai akibat dari penyerangan hewan peliharaan
kepada korban yang tidak disukai oleh hewan tersebut. Kejadian tersebut dapat terjadi tanpa
instruksi dari pemeliharanya atau dengan instruksi dari pemeliharanya. Beberapa hewan yang
menyerang korban karena instruksi dari pemeliharanya biasanya berjenis herder atau
doberman yang memang secara khusus dipelihara pawang anjing di jajaran kepolisian untuk
menangkap pelaku atau tersangka. Pola gigitan hewan juga disebabkan sebagai mekanisme
pertahanan diri maupun sebagai pola penyerangan terhadap mangsanya.
a. Pola gigitan anjing biasanya terjadi pada serangan atau atas perintah pawangnya
atau induk semangnya. Misalnya dijajaran kepolisian untuk mengejar tersangka atau
pelaku dan selalu pola gigitan terjadi pada muka sama seperti hewan buas lainnya
antara lain harimau, singa, kucing, serigala.
b. Pola gigitan hewan pesisir pantai.
Pola gigitan ini terjadi apabila korban meninggal di tepi pantai atau korban
meninggal dibuang di pesisir pantai sehingga dalam beberapa hari atau beberapa
minggu korban tersebut digerogoti oleh hewan-hewan laut antara lain kerang, tiram.
c. Pola gigitan hewan peliharaan.
Pola gigitan ini terjadi karena hewan peliharaan tersebut tidak diberi makan dalam
beberapa waktu yang agak lama sehingga ia sangat lapar sehingga pemeliharanya
dijadikan santapan bagi hewan tersebut.

G. Pola gigitan homoseksual atau lesbian.


Pola gigitan ini terjadi sesama jenis pada waktu pelampiasan birahinya.
Biasanya pola gigitan ini di sekitar organ genital yaitu paha, leher dan lain-lain.

H. Luka pada tubuh korban yang menyerupai lluka pola gigitan.


Luka-luka ini terjadi pada mereka yang menderita depresi berat sehingga ia
secara nekat melakukan bunuh diri. Yang sebelumnya ia mengkonsumsi alkoholdalam
jumlah overdosis.

Anda mungkin juga menyukai