merupakan organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Bagaimana susunan organisasi suatu partai
politik?
Bahwa menurut Ahli, berdasarkan Undang-
Undang Partai Politik, susunan organisasi partai politik terdiri dari organisasi tingkat pusat, organisasi tingkat provinsi, dan organisasi tingkat kabupaten/kota, bahkan tingkat kelurahan/desa, dan mengenai susunan organisasi partai secara internal disesuaikan dengan AD/ART masing- masing partai.
Bagaimana tentang pimpinan organisasi
parpol pada setiap tingkat tesebut?
Bahwa ahli menyatakan pimpinan dari
organisasi partai politik tingkat pusat dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat, tingkat provinsi dipimpin oleh Dewan Perwakilan Wilayah, tingkat kabupaten/kota dipimpin oleh Dewan Pengurus Cabang, tingkat kecamatan dipimpin oleh Dewan Pengurus Anak Cabang, tingkat Desa/Kelurahan atau yang setingkat dipimpin oleh Dewan Pengurus RantinG Apakah pimpinan parpol selain dewan pimpinan pusat memiliki kewenangan yang sama untuk mewakili parpol tersebut?
Bahwa menurut ahli, setiap Ketua Dewan
pengurus memiliki kewenangan sebagai pimpinan partai politik baik di wilayah provinsi, Kabupaten/Kota, dan Desa/Kelurahan dan menjalankan kewenangannya sesuai dengan AD/ART dan Peraturan Partai. Yang berhak mewakili Partai Politik sebagai badan hukum adalah Dewan Pimpinan Pusat/Dewan Pimpinan Wilayah Partai Politik tersebut.
Kasus ini didasarkan pada perselisihan
internal Partai Politik, bisakah ahli menjelaskan tentang hal tersebut?
Bahwa menurut ahli, perselisihan internal
Partai Politik dapat dikategorikan menjadi lima macam perselisihan yaitu perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan, pelanggaran terhadap hak anggota partai politik, pemecatan tanpa alasan yang jelas, penyalahgunaan kewenangan, pertanggungjawaban keuangan; dan keberatan terhadap keputusan Partai Politik.
Bagaimana penyelesaian perselisihan
internal parpol dilakukan?
Bahwa menurut ahli, berdasarkan Pasal 32
Undang-Undang Partai Politik setiap perselisihan internal partai politik harus diselesaikan secara internal terlebih dahulu oleh badan penyelesaian perselisihan seperti Mahkamah Partai Politik atau sebutan lain sesuai dengan AD/ART Partai dan Peraturan Partai, putusan mahkamah partai politik tersebut bersifat final dan mengikat secara internal
Apakah ada alternatif lain apabila para
pihak tidak setuju dengan putusan Mahkamah Partai?
Bahwa ahli menjelaskan, apabila para pihak
tidak setuju dengan keputusan dari Mahkamah Partai Politik berdasarkan Pasal 33 Undang-Undang Partai Politik maka para pihak dapat mengajukan perkara kepada Pengadilan Negeri setelah melalui proses penyelesaian sengketa di Mahakamah Partai Politik. Putusan pengadilan negeri tersebut merupakan putusan tingkat pertama dan terakhir, dan hanya dapat diajukan kasasi kepada Mahkamah Agung, tidak dapat diajukan banding.
Mengenai Mahkamah Partai, bagaimana
cara Mahkamah Partai tersebut mendapatkan legalitas dalam bertindak?
Bahwa menurut ahli, untuk mendapatkan
legalitas dalam bertindak, sesuai Pasal 32 ayat (3) Undang-Undang Partai Politik Mahkamah partai Politik ataupun BAWASDA selaku badan penyelesaian perselisihan internal parpol haruslah dilaporkan oleh pimpinan partai politik kepada Kementrian Hukum dan HAM susunan anggotanya.
Apakah itu berarti jika tidak dilaporkan
kepada Kementrian Hukum dan HAM, Mahkamah Partai Politik tersebut tidak legal bertindak?
Bahwa menurut ahli, apabila
pimpinan Partai Politik tidak melaporkan susunan Mahkamah Partai Politik/BAWASDA kepada Kementrian Hukum dan HAM maka Mahkamah Partai Politik/BAWASDA tersebut tidak legal dalam bertindak.
Bagaimana apabila perselisihan internal
Partai Politik tersebut mengakibatkan pemberhentian anggota? Apakah merupakan kewenangan dari fraksi partai tersebut Bahwa menurut ahli, hal ini tergantung kepada AD/ART atau peraturan partai politik tersebut. Apabila perselisihan internal parpol tersebut setelah melalui proses penyelesaian di Mahkamah Partai, dan pada putusannya Mahkamah Partai memutuskan untuk memberhentikan anggota tersebut. Maka anggota tersebut dapat diberhentikan dari partai politik setelah mendapatkan pengesahan dari pimpinan partai politik yaitu DPP.
Apa saja penyebab terjadinya
pemberhentian anggota partai politik tersebut?
Bahwa ahli menjelaskan, menurut Undang-
Undang Partai Politik, pemberhentian anggota partai politik dapat terjadi apabila anggota partai politik meninggal dunia, mengundurkan diri secara tertulis, menjadi anggota partai politik lain; atau melanggar AD dan ART
Bisa ahli jelaskan bagaimana pemberhentian
anggota partai politik akibat pengunduran diri? Bahwa ahli menjelaskan, pemberhentian anggota partai politik akibat pengunduran diri haruslah didasari oleh surat pengunduran diri yang dibuat oleh anggota yang bersangkutan sementara pemberhentian anggota partai politik akibat melanggar AD dan ART haruslah melalui proses pembuktian melalui badan penyelesaian perselisihan internal Parpol di partai bersangkutan.
Bagaimana mekanisme pemberhentian
anggota partai politik yang juga merupakan anggota DPRD?
Bahwa ahli menjelaskan, pemberhentian
anggota partai politik yang juga merupakan anggota DPRD haruslah sesuai dengan mekanisme pemberhentian antar waktu dan pergantian antar waktu anggota DPRD sesuai dengan Undang-Undang No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD.
Bagaimana ahli menjelaskan tentang
pergantian antarwaktu anggota DPRD akibat diberhentikannya anggota tersebut dari partai politiknya?
Bahwa ahli menjelaskan syarat
dilakukannya pergantian antarwaktu anggota DPRD salah satunya adalah diberhentikannya anggota DPRD tersebut dari anggota partai politik sesuai ketentuan perundang-undangan dan AD/ART partai bersangkutan
Bagaimana mekanisme Pergantian
antarwaktu anggota DPRD tersebut? Bahwa ahli menjelaskan mekanisme Pergantian Antarwaktu anggota DPRD diatur dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2014 yaitu disampaikan oleh pimpinan partai politik kepada kepada pimpinan DPRD provinsi dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri. Pimpinan DPRD provinsi menyampaikan usul pemberhentian anggota DPRD provinsi kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untuk memperoleh peresmian pemberhentian
Apakah ada mekanisme lain apabila anggota
yang diberhentikan tersebut tidak setuju dilakukan Pergantian Antar Waktu?
Bahwa apabila anggota yang diberhentikan
dari partai politik tersebut keberatan, maka dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri, dan pemberhentian tersebut sah apabila sudah mendapatkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap