No. Dokumen
No. Revisi Halaman
1/1
DITETAPKAN
Tanggal terbit
STANDAR 20 -01-2022
OPERASIONAL
PROSEDUR
STANDAR
Tanggal trbit
OPERASIONAL 20-01-2022
PROSEDUR
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/3/SOP/
00 ½
III.2/2022
DITETAPKAN
Tanggal terbit
STANDAR 20-01-2022
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Dokumen
445.24/GZ/3/SOP/ No. Revisi Halaman
III.2/2022 00 2/2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/4/SOP/
00 1/1
III.2 /2022
1. Instalasi Gizi
Unit terkait 2. Rawat Inap
”
ASSESMENT KEBUTUHAN FUNGSIONAL
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/5/SOP/
00 ½
III.2 /2022
DITETAPKAN
Tanggal terbit
STANDAR 20-01-2022
OPERASIONAL
PROSEDUR
TEE = REE x FS
Keterangan:
REE = Resting Energi expenditure(kkal/hr)
BB = Berat Badan (Kg)
TB = Tinggi Badan (cm)
U = Umur (tahun)
TEE = Total Energi Expenditure
FS = Faktor Stres
TEE = Total Energi Expenditure
FS = Faktor Stres
ASSESMENT KEBUTUHAN FUNGSIONAL
No. Dokumen
445.24/GZ/5/SOP/ No. Revisi Halaman
III.2/2022 00 2/2
FAKTOR STRES
TIPE STRES KALIKAN REE
DENGAN:
Operasi yg di rencanakan 1,05-1,1
Multiple bone fracture 1,1-1,3
Kanker 1,1-1,45
Demam 1,2 per 1˚C>37˚C
Sepsis 1,2-1,4
Infeksi berat 1,2-1,6
Closed head injury 1,3
Infeksi dengan trauma 1,3-1,55
sakit
Prosedur No Umur Kebut
uhan
1. Bayi dibawah 1 tahun 1,5g/KgBB/hari
2. 1- 3 tahun 1,1 g/KgBB/hari
3. 4 - 13 tahun 0,95g/KgBB/hari
4. 14- 18 tahun 0,85
g/KgBB/hari
5. Dewasa 0,8 g/KgBB/hari
Estimasi kebutuhan air
Keterangan:
REE = Resting Energi expenditure(kkal/hr)
BB = Berat Badan (Kg)
TB = Tinggi Badan (cm)
U = Umur (tahun)
TEE = Total Energi Expenditure
FS = Faktor Stres
1. Ahli Gizi
Unit terkait 2. Rawat Inap
KONSULTASI GIZI RAWAT INAP
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/8/SOP/
III.2/2022 00 1/1
DITETAPKAN
Tanggal
STANDAR terbit 20-
01-2022
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal terbit
20-01-2022
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal terbit
20-01-2022
STANDAR
OPERASIONAL
PRODEDUR
DITETAPKAN
STANDAR Tanggal terbit
OPERASIONAL 20-01-2022
PROSEDUR
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/14/SOP/
00 1/2
III.2/22
k. NBRP 40 gr untuk bentuk makanan Nasi dengan diet
Rendah protein
l. NBTKTP untuk bentuk makanan Nasi dengan diet Tinggi
kalori dan Tinggi Protein.
m. BBTKTP untuk bentuk makanan Bubur dengan diet
Bubur Tinggi kalori dan Tinggi Protein.
n. DJ-I untuk bentuk makanan CAIR pada penyakit
Jantung.
o. DJ-IIRG untuk bentuk makanan saring atau lunak pada
penyakit Jantung yang di sertai Hipertensi
p. DJ-IIIRG untuk bentuk makanan Lunak atau Biasa pada
penyakit Jantung yang d sertai Hipertensi.
q. DJ-IVRG untuk bentuk makanan Biasa pada penyakit
Jantung yang di sertai Hipertensi.
r. DH-I RG untuk bentuk makanan cincang atau lunak pada
Prosedur
penyakit Hati.
s. DH-IIRG untuk bentuk makanan lunak atau biasa pada
penyakit Hati
t. DH-IIIRG untuk bentuk makanan Biasa pada penyakit
Hati.
u. DGGA untuk bentuk makanan Lunak/Cair pada penyakit
Gagal Ginjal Akut. .
3. Petugas gizi pagi mengambil DPMP dari ruang perawatan
pada pagi hari.
4. Ahli gizi menghitung jumlah pasien yang mendapat diet
biasa,diet khusus,makanan cair dan bubur tepung
5. Ahli gizi mencatat hasil penghitungan dalam buku rekap
pasien sesuai dengan DPMP masing-masing ruang
perawatan.
Unit terkait 1. Ruang Rawat Inap
PERMINTAAN MAKANAN UNTUK PASIEN
BARU
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24.GZ/15/SOP
00 1/1
/III.2/2022
DITETAPKAN
Tanggal terbit
STANDAR
20-01-2022
OPERASIONAL
PRODEDUR
Tanggal terbit
STANDAR
20-01-2022
OPERASIONAL
PROSEDUR
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi berat yang disebabkan oleh
rendahnya asupan energi dan protein dari makanan sehari-hari
Pengertian dalam waktu yang cukup lama yang ditandai dengan BB/U kurang
dari -3 SD tabel baku WHO-NCHS atau dengan tanda-tanda klinis
gizi yaitu Marasmus,Kwarsiorkor dan Marasmus kwarsiorkor.
1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein unuk mencegah dan
Tujuan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
2. Menambah BB hingga mencapai BB normal.
Keputusan Direktur RSUD Alimuddin Umar No. 445.2/68 /III.02/
Kebijakan 2022 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi di RSUD Alimuddin
Umar.
1. Memastikan bahwa anak tsb menderita gizi buruk berdasarkan
BB/UatauTB/UatauBB/TB atau dengan melihat tanda-tanda
klinis gizi buruk yaitu marasmus,kwarsiorkor dan marasmic
kwarsiorkoar.
2. Menentukan kebutuhan Energi = 80-220 k kal/kg BB/hr.
3. Menentukan kebutuhan protein = 1 – 4 gram/kg/ BB/hr.
4. Jumlah cairan 130 – 200 ml/kg BB/hr.bila odem berat cairan
Prosedur
harus 100 ml/kgBB/hr.
5. Menyediakan dan menyusun makanan dietetik bagi pasien gizi
buruk melalui tahapan fase pemberian diet yaitu ;
a. Fase stabilisasi : Formula 75 WHO
b. Fase Transisi : Formula 75 WHO – Formula 100 WHO
c. Fase Rehabilitasi : Formula 135 WHO atau pengganti yaitu
makanan keluarga.
1. Instalasi Gizi
Unit Terkait 2. Ruang Rawat Inap
PENATALAKSANAAN TERAPI NUTRISI
DIET TKTP
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/19/SOP/
00 1/2
III.2/2022
DITETAPKAN
b. Diet TKTP II
Energi :3000
kkal
Protein : 125 gr (2,5 gr/kg BB)
9. Ahli gizi menentukan diet pasien
5. Ahli gizi menterjemahkan diet yang telah ditentukan dalam
susunan hidangan sehari dan dipesankan ke Instalasi Gizi.
Unit Terkait 1. Ruang Instalasi Gizi
2. Ruang Rawat Inap
PENATALAKSANAAN TERAPI NUTRISI
PADA DIABETUS MELITUS
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
445.24/GZ/20/SOP/ 1/2
00
III.2/2022
DITETAPKAN
Tanggal terbit
STANDAR 20-01-2022
OPERASIONAL
PROSEDUR
1. Ahli Gizi
Unit Terkait 2. Instalasi Gizi
3. Ruang Rawat Inap
PENATALAKSANAAN TERAPI NUTRISI
PADA PENYAKIT GAGAL GINJAL AKUT/
KRONIK
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.2/GZ/21/SOP/
00 1/2
III.2/2022
1. Instalasi Gizi
Unit Terkait 2. Ruang Rawat Inap
PENATALAKSANAAN TERAPI NUTRISI
PADA PENYAKIT JANTUNG
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/22/SOP/
III.22022 00 1/2
Tanggal terbit
STANDAR 20-01-2022
OPERASIONAL DITETAPKAN
PROSEDUR
Prosedur Keterangan :
REE = Resting Energi Expenditure (KKal/hr)
BB = Berat Badan
TB = Tinggi Badan
U = Umur (Tahun)
TEE = Total Energi Expenditure
FS = Faktor Stres
TEE = REE x FS
PENATALAKSANAAN TERAPI NUTRISI PADA PENYAKIT
ASAM URAT
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/23/SOP/II
00 2/2
I.2/ 2022
Faktor Stres
TIPE STRES KALIKAN REE
DENGAN:
Operasi yg di 1,05-1,1
rencanakan
Multiple bone 1,1-1,3
fracture
Kanker 1,1-1,45
Demam 1,2 per 1˚C>37˚C
Sepsis 1,2-1,4
Infeksi berat 1,2-1,6
Closed head injury 1,3
Infeksi dengan 1,3-1,55
trauma
a. Ahli gizi memberikan makanan sesuai dengan keadaan
Prosedur penyakitnya dan kebutuhan gizinya yaitu;
energi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Bila BB berlebih ,asupan energi sehari dikurangi secara
bertahap sebanyak 500-1000 kkal dari kebutuhan energy
normal hingga tercapai BB normal.
Protein 10-15% dari kebutuhan energy total
Menghindari bahan makanan yang mempunyai kandungan
purin >150 mg/100 gram.
Lemak sedang yaitu 10-20%
Karbohidrat 65-75%
Vitamin dan Mineral cukup sesuai kebutuhan.
Asupan cairan dianjurkan 2-2.5 liter setiap hari.
b. Ahli gizi menentukan diet pasien.
Ahli gizi menerjemahkan diet yang telah ditentukan ke dalam
susunan hidangan sehari dan dipesankan ke Instalasi Gizi.
1. Instalasi gizi
Unit Terkait 2. Ruang Rawat Inap
PENATALAKSANAAN TERAPI NUTRISI
PADA PENYAKIT HIPERTENSI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/24/SOP/
00 1/2
III.2/2022
DITETAPKAN
Tanggal terbit
22-01-2022
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
1. Ahli Gizi
Unit Terkait 2. Ruang Instalasi Gizi
3. Ruang Rawat Inap
PELAKSANAAN TERAPI NUTRISI
PADA SINDROMA NEFROTIK
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/25/SOP/
00 1/1
III.2/2022
DITETAPKAN
Tanggal terbit
STANDAR 20-01-2022
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
20-01-2022
STANDAR
DITETAPKAN
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
20-01-2022
DITETAPKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
TANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
DITETAPKAN
Tanggal terbit
STANDAR 20-01-2022
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal terbit
20-01-2022 DITETAPKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pengertian Penyimpanan bahan makanan kering adalah suatu cara menata,
menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering baik
kualitas maupun kuantitas digudang bahan makanan kering serta
pencatatan dan pelaporan.
Tujuan Tersediannya makanan kering yang siap pakai dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Alimuddin Umar No. 445.2/68/III.02/
2022 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi di RSUD Alimuddin Umar.
Prosedur 1. Siapkan ruangan dan alat/tempat untuk meletakkan bahan
makanan.
2. Bersihkan ruangan tersebut.
3. Suhu ruangan harus kering berkisar antara19-21°C.
4. Periksa barang yang akan disimpan (jenis /macam, kualitas dan
kuantitasnya).
5. Bahan makanan disusun sistematis menurut tanggal penerimaan
dan waktu pemakaian bahan makanan.
6. Penyimpanan harus memperhatikan prinsip First in First out
(FIFO) dan First expired First out (FEFO) yaitu makanan yang
disimpan terlebih dahulu dan yang mendekati masa kadaluarsa
harus digunakan lebih dahulu.
7. Semua bahan makanan disimpan dalam keadaan terbungkus,
tertutup dalam kemasan dan rak-rak.
8. Dipisahkan letak bahan makanan yang berbau keras.
9. Gudang harus selalu bersih, tertutup dan terhindar dari tikus,
cicak, dan binatang pengerat lainnya.
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN KERING
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/41/SOP/
III.02/2022 00 2/2
Prosedur 10. Pencatatan :
a. Belanja bahan makanan dicatat dalam kartu stok.
b. Bahan makanan yang dikeluarkan dicatat dalam kartu
stok sebagai pengeluaran harian.
c. Pengecekan pengeluaran bahan makanan sesuai jumlah
pasien setiap hari.
d. Membuat laporan secara terinci untuk Kepala Instalasi
gizi tentang bahan makanan yang diterima,dikeluarkan
dan saldo/persediaan yang ada setiap bulan.
Unit Terkait Instalasi Gizi
PERENCANAAN TERAPI NUTRISI PASIEN
DENGAN RISIKO
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/42/SOP/
00 1/1
III.2/2022
DITETAPKAN
STANDAR Tanggal terbit
OPERASIONAL 20-01-2022
PROSEDUR
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit :
STANDAR
20-01-2022
OPERASIONAL
PROSEDUR
DITETAPKAN
Tanggal terbit
20-01-2022
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal terbit
STANDAR 20-01-2022
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pengumpulan data angka sisa makanan yang tidak termakan oleh
Pengertian pasien adalah cara untuk mendapatkan angka prosentase sisa
makanan pasien yaitu < 20%.
Tujuan Untuk mengetahui sisa makanan yang tidak dimakan oleh pasien
DITETAPKAN
Tanggal
STANDAR terbit 20-01-
2022
OPERASIONAL
PROSEDUR
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pengertian Kelengkapan pakaian kerja dan alat pelindung diri adalah pakaian
yang dikenakan oleh karyawan Instalasi Gizi, khusus di dalam
ruangan yang melaksanakan kegiatan penyelenggaraan makanan
yang terdiri dari : baju, celemek, topi, masker dan sepatu.
Tujuan Mencegah terjadinya kontaminasi oleh kuman atau kotoran yang
disebabkan tenaga penjamah makanan.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Alimuddin Umar No.445.2/68 /III.02/
2022 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi di RSUD Alimuddin Umar.
Prosedur 1. Melaksanakan Hand hygiene sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan.
2. Mengganti pakaian kerja sebelum memasuki ruang kerja
Instalasi (ruang persiapan, pengolah, dan distribusi).
3. Menggunakan masker ketika berada di dalam ruang
pengolahan dan sedang menghadapi makanan jadi
(pengolahan dan distribusi makanan).
4. Melepas celemek, topi dan masker bila ke kamar mandi/WC.
5. Menggunakan sandal khusus untuk ke kamar mandi.
6. Mengganti pakaian kerja bila hendak keluar seperti ke kantor
bangsal, poliklinik dan lain – lain kecuali petugas distribusi
makanan dan minuman karyawan.
Unit Terkait 1. Instalasi Gizi
2. Komite PPI
3. Tim K3
PEMBERSIHAN RUANGAN INSTALASI GIZI
( BONGKARAN TOTAL)
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/53/SOP/
00 1/2
III.2/2022
DITETAPKAN
Tanggal terbit
STANDAR
20-01-2022
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal terbit
20-01-2022
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pengertian Alat pelindung diri Tamu adalah pakaian yang dikenakan oleh
pengunjung atau tamu khusus di Instalasi Gizi yang terdiri dari
Baju/Jas, Penutup kepala, dan sandal khusus.
Tujuan Mencegah terjadinya kontaminasi oleh kuman atau kotoran yang
disebabkan pengunjung dari luar.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Alimuddin Umar No. 445.2/68 /III.02/
2022 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi di RSUD Aliimuddin
Umar .
Prosedur 1. Melaksanakan Hand hygiene.
2 Memakai APD yang terdiri dari sandal tertutup, baju/jas, dan
penutup kepala sebelum masuk ke ruang penyelenggaraan
makanan di Instalasi Gizi.
3. Setelah keluar dari ruang penyelenggaraan makanan, melepas
APD sesuai urutan penutup kepala, baju/jas, dan sandal. Untuk
Penutup kepala dibuang dalam tempat sampah Infeksius.
4. Melaksanakan Hand Higiene setelah selesai.
Unit Terkait 1. InstalasiGizi
2. Komite PPI
ASUHAN GIZI RAWAT INAP
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/59/SOP/
01 1/1
III.2/2022
Pengertian Asuhan gizi rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan asuhan
gizi yang berkesinambungan dimulai dari Assesment/pengkajian,
pemberian diagnosis, intervensi gizi menjadi perencanaan,
penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi dan konseling gizi serta
memonitoring dan evaluasi gizi.
Tujuan Memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar
memeroleh asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatannya
dalam yupaya mempercepat proses penyembuhan,
mempertahankan dan meningkatkan status gizi.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Alimuddin Umar No. 445.2/68 /III.02/
2022 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi di RSUD Aliimuddin
Umar .
Prosedur 1. Melakukan skrining gizi oleh perawat ruangan dan menetapkan
order diet awal oleh dokter. Tujuan skrining adalah untuk
identifikasi pasien/klien yang beresiko/ tidak beriko malnutrisi.
2. Skrining dilakukan 1 x 24 jam setelah pasien masuk.
3. Jika hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko malnutris,
maka dilanjutkan dengan langkah-langka/Proses Asuhan Gizi
Terstandar(PAGT) oleh dietisen.
4. Jika hasil skrining gizi menunjukkan pasien pasien tidak
berisiko malnutrisi/status gizi baik, dilakukan skriningulang
setelah 1 minggu.
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT), Langkah-Langkahnya :
1. Dietisien melakukan assesment/pengkajian gizi :
- Melakukan anamnesis riwayat gizi, riwayat personal,
riwayat obat-obatan atau suplemen yang sering
dikonsumsi, riwayat penyakit, sosial budaya dan data
umum pasien.
- Mengumpulkan data biokimia berupa hasil pemeriksaan
laboratorium.
- Melakukan pengukuran antropometri : BB, TB, LILA,
IMT pada saat pasien dilakukan secara periode minimal
setiap 7 hari.
- Melakukan pemeriksaan fisik/klinis.
2. Dietisien membuat diagnosa gizi, dengan format PES.
3. Dietisien melakukan intervensi gizi, meliputi :
- Melakukan perhitungan kebutuhan gizi.
- Menentukan jenis diet dan modifikasi diet.
- Menetapkan jadwal pemberian diet dan cara makan.
- Melakukan edukasi gizi dan konsling gizi.
4. Melakukan koordinasi pelayanan gizi.
5.Dietisien melakuakn Monitoring dan Evaluasi
Dietisien melakukan pencatatan dan Pelaporan
Unit Terkait Istalasi Gizi
EVALUASI KETEPATAN W3AKTU PEMBERIAN
MAKAN PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
445.24/GZ/60/SOP/
01 1/1
III.2/2022
DITETAPKAN
STANDAR Tanggal terbit
OPERASIONAL 20-01-2022
PROSEDUR
Tanggal terbit
20-01-2022 DITETAPKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR