Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

(Pertemuan Ke-2)

Nama : Annisa Dwi Marcella


Nomor Urut Absen : 03
NIM : 06101182126006
Tahun Akademik : 2022/2023
Kampus : Indralaya
Kelas : B Indralaya

I. Materi
Uji pendahuluan untuk kation. Uji nyala Uji nyala adalah pemeriksaan sampel dengan
membakarnya pada nyala oksidasi atau reduksi pembakar Bunsen.
Soal
1. Cari di internet senyawa atau zat yang mengandung kalium dan Barium.
Jawab:
➢ Senyawa/Zat yang mengandung Kalium
- Kalium klorida (KCl) - Kalium karbonat (K2CO3)
- Kalium bromida (KBr) - Kalium hidroksida (KOH)
- Alpukat 9900 mg kalium) - Kentang (600 mg kalium)
- Pisang (420 mg kalium) - Kacang merah (600 mg kalium)
➢ Senyawa/Zat yang mengandung Barium
- Barium hidroksida Ba(OH)2 - Barium azida Ba(N3)2
- Barium klorida BaCl2 - Barium sulfat BaSO4

2. Tulislah langkah kerja secara lengkap untuk mengidentifikasi reaksi nyala kation
kalium dan Natrium itu?
Jawab:
Membuat Nyala Lampu Bunsen-Spirtus
1) Tutup rapat lubang tempat udara (O2) masuk dengan cara memutar cincin pengatur.
2) Nyalakan korek api di mulut pipa bunsen dan secara bersamaan putar dengan
perlahan kran pengatur keluarnya bahan bakar sehingga terjadi pembakaran.
3) Putarlah cincin pengatur keluarnya udara sehingga didapatkan nyala api yang tidak
berwarna atau kebiruan.
4) Untuk lampu spirtus aturlah sumbu pembakaran sehingga memberikan nyala api
kebiruan.

Identifikasi Kation
1) Bersihkan kawat platina nikrom terutama pada ujung kawat (tempat sampel)
dengan cara sebagai berikut:
- Masukkan ujung kawat platina kedalam larutan HCl pekat.
- Selanjutnya dibakar dalam nyala api.
- Amati warna yang dihasilkan kawat platina saat dibakar dan dipanaskan yang
memberikan warna putih.
2) Menempatkan sampel sebanyak 1gram padat dari garam-garam klorida diatas
gelas arloji. Tambahkan beberapa tetes HCl pekat kedalam sampel tersebut hingga
menghasilkan sampel yang kental.
3) Menmpelkan kawat platina yang sudah bersih pada bagian ujungnya kedalam
sampel. Selanjutnya dibakar dalam nyala api bunsen pada daerah nyala yang
sesuai.
4) Amati dan catat warna nmyala yang ditimbulkan.
5) Untuk mendapatkan data hasil pengamatan yang lebih baik, gunakan juga kaca
kobal sebagai alat bantu untuk menyerap polutan cahaya.
6) Lakukan pengerjaan secara berulang-ulang sampai warna yang diamati dapat
diketahui kekhasannya secara jelas. Bandingkan warna nyala yang didapat dengan
yang tertera pada tabel komparasi uji nyala.

II. Materi
Wujud, Warna, Raba, Aroma, dan Kelarutan senyawa/zat

Soal
1. Cari di internet wujud zat kimia (gas/cair/padat) dalam keadaan standar (STP: tekanan
1 atm (76 cm Hg) dan suhu 200C) beberapa senyawa atau zat yang ada di alam,
tuliskan/susunlah beberapa nama dan rumus kimianya dalam Tabel 1!
Jawab:
Tabel 1. Wujud Zat Kimia
Rumus Wujud zat
Senyawa/Zat kimia Gas Cair Padat
Karbon dioksida CO2 ✓
Helium He ✓
Oksigen O2 ✓
Batu kapur CaCO3 ✓
Besi Fe ✓
Garam dapur NaCl ✓
Cuka CH3COOH ✓
Alkohol C2H5OH ✓
Spirtus CH3OH ✓

2. Carilah di internet zat yang berwarna zat kimia, tuliskan/susunlah beberapa nama,
rumus kimia dan warna zat atau senyawa yang ada di alam pada STP, dalam Tabel 2?
Jawab:
Tabel 2. Zat yang berwana Zat Kimia
Senyawa Rumus kimia Warna Zat
Timbal(II) fosfat, Merkuri(II) Pb3, HgI2 Merah
iodida
Besi(III) klorida FeCl3 Kuning
Tembaga(II) klorida CuCl2 Hijau
Besi(II,III) oksida Fe3O4 Cokelat
Mangan dioksida MnO2 Hitam

3. Berdasarkan orbital dxz dxy dyz dx2-y2 dan dz2


Orbital 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s

No
Logam

1 21Sc 2 2 6 2 6 1 2

2 22Ti 2 2 6 2 6 2 2

3 23V 2 2 6 2 6 3 2

4 24Cr 2 2 6 2 6 4 2

5 25Mn 2 2 6 2 6 5 2

6 26Fe 2 2 6 2 6 6 2

7 27Co 2 2 6 2 6 7 2

8 28Ni 2 2 6 2 6 8 2

9 29Cu 2 2 6 2 6 9 2

dx2-y2 dz2
dxz dxy dyz tingkat energi
Mengapa beberapa kation unsur transisi ada yang berwarna, jelaskan?
Jawab:
Unsur transisi dalam bentuk senyawa memiliki warna tertentu karena pada sub kulit 3d,
orbitalnya mengalami pemecahan (splitting) menjadi dua tingkat energi. Oleh karena
terjadi splitting, terbentuklah celah energi yang dapat menyerap energi pada panjang
gelombang sinar tampak. Warna yang diserap akibat celah energi merupakan warna
komplemennya. Misalnya ion Cr³+ celah energinya menyerap warna merah sehingga
warna ion Cr³+ adalah hijau.

Warna-warna ion pada golongan transisi disebabkan oleh tingkat energi elektron yang
hampir sama. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke tempat yang lebih tinggi
dengan mengabsorbsi sinar tampak.

Warna yang dihasilkan pada senyawa yang dibentuk logam transisi berkaitan dengan
bilangan oksidasi dimilikinya. Pada sub kulit 3d yang belum penuh, orbital elektronnya
mengalami pemecahan (splitting) menjadi dua tingkat energi. Oleh karena terjadi
splitting, terbentuklah celah energi yang dapat menyerap energi pada panjang
gelombang sinar tampak.

Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh akan menyerap energi
cahaya sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna
yang sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan
dasar. Contohnya adalah Ti4+ tidak berwarna, Ti2+ berwarna ungu, Co2+ berwarna
merah muda, Co3+ berwarna biru, dan lain sebagainya.

4. Carilah di internet “Raba” minimal 5 zat kimia (raba: kasar, halus, licin, kesat), tuliskan/
susunlah beberapa nama zat atau senyawa yang ada di alam pada STP dan tuliskan nama
raba zat itu dalam Tabel 3?
Jawab:
Tabel 3. Zat Kimia “Raba”
Senyawa Rumus Kimia Raba
(Kasar, halus, licin, kesat)
Natrium hidroksida NaOH Licin
Kalium hidroksida KOH Licin
Amonia hidroksida NH4OH Licin
Asam asetat CH3COOH Kesat
Larutan Asam klorida HCl Kesat
Kalium sulfat CaSO4 Halus

5. Cari di internet Aroma, tulis minimal 10 nama zat kimia dan aromanya, tuliskan/
susunlah beberapa nama zat, rumus kimia zat, dan aroma zat itu dalam Tabel 4!
Jawab:
Tabel 4. Aroma Zat Kimia
No. Nama Zat/Senyawa Rumus Kimia Zat Aroma
1. Etil butirat C6H12O2 Buah nanas
2. Oktil asetat C10H20O2 Buah jeruk
3. Amil asetat C7, H14O2 Buah pisang
4. Benzil asetat C6H5CH2OCOCH3 Buah stroberi
5. Etil nonanoat C11H2O2 Buah anggur
6. Arsen As Bawang putih
7. Benzil butirat C11H14O2 Buah ceri
8. Isopentil asetat C7H19O2 Buah pisang
9. Metil butanoat C5H10O12 Buah apel
10. Amonia NH3 Pesing
6. Apakah zat kimia di laboratorium boleh dirasakan/dicicipi? Mengapa? Jelaskan!
Jawab:
Membau atau bahkan mencicipi bahan kimia atau apapun dilaboratorium merupakan
salah satu larangan selama berada di laboratorium. Hal ini dikarenakan membau atau
mencicipi bisa membawa konsekuensi yaitu menyebabkan seseorang keracunan
ataupun mengalami ganguan pada tubuhnya. Karena tidak semua bahan kimia dapat
langsung digunakan (dihirup, dibaui). Ada bahan kimia berbahaya yang apabila
digunakan harus melalui penanganan khusus (memakai alat khusus saat
menggunakannya). Selain itu, zat kimia juga dapat menyebabkan hal-hal berikut ini
apabila tertelan oleh tubuh:
- Sesak nafas
- Keracunan sistematik, bahan kimia yang dapat mempengaruhi bagian tubuh,
diantaranya merusak hati, ginjal, susunan syaraf pusat, dan lain-lain.
- Menyebabkan kanker, akibat jangka panjang bahan kimia sehingga
merangsang pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali dalam bentuk tumor
ganas.
- Menyebabkan kerusakan/kelainan janis, ditaandai oleh kelahiran dalam
keadaan cacat atau kemandulan.
- Menyebabkan pneumokiniosis, timbunan dalam paru-paru, sehingga
kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen menjadi berkurang.
- Menyebabkan efek bius (narkotika), yang membuat orang tidak sadar,
pingsan, atau kematian.

7. Carilah di internet Kelarutan zat kimia, Tulis/susunlah minimal 7 kaedah kelarutan


beberapa zat kimia beserta rumus kimianya dalam Tabel 5!
Jawab:
1) Semua garam Asetat dan/atau Nitrat melarut dalam air; Perak Asetat hanya melarut
sedikit.
2) Semua garam Natrium, Kalium, dan Amonium melarut dalam air.
3) Semua garam Klorida, Bromida, dan Iodida melarut dalam air kecuali PbX2; AgX;
Hg2X2 (X = Cl; Br; I). HgI2 tak melarut dalam air; PbX2 melarut dalam air panas.
Garam-garam Klorida, Bromida dan Iodida yang tak melarut dalam air juga tidak
melarut dalam asam encer.
4) Semua garam Sulfat melarut dalam air, kecuali dengan Pb, Hg(I), Ba, dan Ca.
Garam Sulfat yang tak melarut dalam air juga tak melarut dalam asam encer.
5) Semua garam Karbonat, Fosfat, Borat, Sulfit, Kromat, dan Arsenat tak melarut
dalam air (kecuali dengan Natrium, Kalium, dan Amonium) tapi melarut dalam asam
encer. MgCrO4 melarut dalam air dan MgSO3 melarut sedikit dalam air.
6) Semua garam Sulfida (kecuali dengan Ion Barium, Kalsium, Magnesium, Natrium,
Kalium, dan Amonium) tak melarut dalam air. BaS, CaS, dan MgS melarut sedikit
dalam air.
7) Hidroksida-hidroksida dari Natrium, Kalium, dan Amonium sangat mudah melarut
dalam air. Kalsium di-Hidroksida dan Barium di-Hidroksida agak melarut dalam air.
Semua Hidroksida dengan kation lainnya tidak melarut dalam air.
No. Senyawa/Zat Rumus Kimia Kaedah kelarutan
1. Semua garam Asetat, Nitrat CH₃COOH, NO3 Melarut dalam air
2. Perak Asetat AgC2H3O2 Sedikit melarut dalam air
3. Semua garam Natrium, Na, K, NH4 Melarut dalam air
4. Kalium, Amonium
Semua garam Klorida, Cl, Br, I Melarut dalam air
5. Bromida,
Timbal(II)Iodida
klorida PbCl2 Melarut dalam air panas
6. Semua garam Sulfat SO42- Melarut dalam air
7. Semua garam Karbonat, CO3, PO43-, BO3, Tidak melarut dalam air,
8. Fosfat, Borat,
Magnesium Sulfit, Kromat,
kromat SO 3, CrO
MgCrO 44 tapi melarut
Melarut dalamdalam
air asam
9. dan Arsenat sulfit
Magnesium MgSO3 encer
Sedikit melarut dalam air
10 Semua garam Sulfida S2- Tidak melarut dalam air
11. Barium sulfida, Kalsium BaS, CaS, MgS Sedikit melarut dalam air
sulfida, Magnesium sulfida

8. Jelaskan kelarutan zat kimia dalam pelarut air dan pelarut organik dengan prinsip like
solve like dan disllke solve dislike, beri contohnya?
Jawab:
Like dissolve like. Sebuah prinsip kelarutan di mana, suatu zat hanya akan larut pada
pelarut yang sesuai. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar akan larut pada pelarut
polar dan suatu zat non polar pun akan larut pada pelarut yang non polar. Prinsip ini
dikenal dnegan prinsip like dissolve like.
Lalu, kalau dalam dunia perubatan, prinsip ini juga berlaku. Untuk obat-obat yang larut
dalam air, maka hanya dapat digunakan air sebagai pelarut. Sebaliknya, obat-obat yang
larut dalam minyak, juga akan digunakan minyak sebagai pembawa/pelarutnya.

9. Bagaimana AgCl (perak klorida senyawa Anorganik) tidak melarut dalam pelarut air
(senyawa Anorganik)?
Jawab:
Pada penambahan AgCl terhadap garam AgCl maka akan ada pengaruh ion senama
Ag⁺ dan Cl⁻ sehingga kesetimbangan akan bergeser pada arah reaktan (kiri) yang
mengakibatkan garam AgCl lebih sukar larut dibandingkan keadaan awal.
AgCl tidak melarut dalam air krn tidak ada ikatan hidrogen krn terjadi distorsi overlap
orbital Ag & Cl membentuk MO AgCl yg ikatan kovalen, cenderung tidak polar
sempurna/dominan non polar

10. Dengan menggunakan “Kaedah Kelarutan” pada garam KCl.


a. Apakah garam itu melarut atau tidak melarut dalam air?
Jawab: melarut dalam air, sesuai dengan kaedah nomor 2 ”semua garam Kalium,
Narium, dan Amonium melarut dalam air
b. Apa warna garam itu saat tes nyala?
Jawab: ungu
c. Apa wujud garam itu pada STP?
Jawab: padat
d. Apa warna dari garam itu pada STP?
Jawab: putih
e. Apa bau garam itu?
Jawab: tidak berbau
f. Apa rasa/raba dari garam itu?
Jawab: asin dan kasar

11. Tulis satu garam anorganik KCl (pilih sembarangan) berdasarkan pengetahuan yang
ada.
a. Apakah garam itu melarut atau tidak melarut dalam air?
Jawab: melarut dalam air, sesuai dengan kaedah nomor 2 ”semua garam Kalium,
Narium, dan Amonium melarut dalam air”.
b. Apa warna garam itu saat tes nyala?
Jawab: ungu
c. Apa wujud garam itu pada STP?
Jawab: padat
d. Apa warna dari garam itu pada STP?
Jawab: putih
e. Apa bau garam itu?
Jawab: tidak berbau
f. Apa raba dari garam itu?
Jawab: kasar

12. Dari internet, susunlah Skema Pemisahan kation dengan menggunakan metode H2S?
Jawab:
13. Mengapa pada pemisahan kation metode H2S Golongan IV (NiS; CoS; MnS; ZnS)
tidak mengendap bersama dengan Golongan II (HgS; Bi2S3; CuS; CdS; As2S3; SnS;
Sb2S3)?
Jawab:
Pada pemisahan kation metode H2S Golongan IV, kation Golongan IV tidak
mengendap bersamaan dengan kation Golongan II. Hal ini disebabkan karena kation
Golongan IV tidak bisa mengendap apabila direaksikan dengan hidrogen sulfida, asam
klorida, dan amonium klorida. Hal ini karena suasana reaksi yang ada apabila kation
Golongan IV direaksikan dengan 3 pereaksi tersebut, maka suasananya akan menjadi
sangat asam. Sedangkan kation Golongan IV, baru akan membentuk reaksi hanya jika
suasananya netral, sedikit asam, atau basa dengan pereaksi amonium karbonat. Selain
itu, keelektronegatifan dari kation Golongan IV bernilai rendah. Itu sebabnya, kation
Golongan IV tidak mengendap bersama dengan Golongan II, dan hanya Golongan II
saja yang mengendap dengan metode H2S.

14. Dari internet, bagaimana metoda pemisahan anion? Jelaskan!


Jawab:
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk
mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke
dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi anggota golongan
tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama
tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan
garam zink ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari
keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang
kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (Svehla. 1999.
"Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro Bagian I". Jakarta
:Erlangga).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk
senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut
dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila
zat yang dianalisa berupa zat yang sukar larut atau memberikan endapan dengan
Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan
yang mengganggu tersebut.

15. Suatu sampel padat, (berwarna) putih melarut dalam air, memberikan warna kehijauan
ketika tes nyala. Ketika direaksikan dengan asam kolorida, tidak bereaksi, dengan
asam sulfida, tidak bereaksi, dengan Amonium hidroksida dan Amonium klorida, tidak
bereaksi, dengan Amonium sulfida dan Amonium klorida tidak bereaksi, dengan
Amonium karbonat bereaksi mengendap berwarna putih. Setelah dibuat Ekstrak
sodanya (ES) dengan Asam nitrat berlebih dan dengan ion perak membentuk endapan
putih kekuningan; ES dengan asam klorida berlebih dan ion timbal tidak bereaksi; ES
dengan H2SO4 + FeSO4 + H2SO4(pekat); dengan Amoniummolibdat .....( tidak terjadi
reaksi; ES direaksikan dengan H2SO4 4N + Difenilamin dalam H2SO4 (pekat) ( tidak
terjadi reaksi). ES direaksikan dengan HCl(aq) berlebih + ion Barium, tidak bereaksi.
Kation dan anion apakah yang terdapat dalam sampel itu?
Jawab:
Kation yang terdapat pada sampel:
1) Ag+
2) Pb2+
3) Hg+
4) Hg2+
5) Bi3+
6) Cu2+
7) Cd2+
8) As3+
9) Sn2+
10) Sb3+
11) Al3+
12) Fe3+
13) Mn4+
14) Cr3+
15) Ni2+
16) CO2+
17) Mn2+
18) Zn2+
19) Ba2+
20) Ca2+
21) Sr2+

Anion yang terdapat pada sampel


1) So4-
2) CrO4-
3) NO3-
4) PO43-
5) AsO43-
6) NO2-
7) ClO3-
8) ClO-
9) MnO4-

III. Screenshoot dari video itu mengenai Judul, tujuan, bahan, alat, prosedur atau
langkah kerkeja, hasil/simpulan
1. Judul

2. Tujuan

Mampu terurai dalam waktu yang lebih singkat daripada Plastik Konvensional mampu
mengurangi problem sampah plastik yang menggunung.

3. Bahan dan alat


4. Langkah Kerja
1) Campurkan tepung tapioka terlebih dahaulu dengan air, lalu masukkan kedalam
panci

2) Masukkan cuka makan sebanyak satu sendok teh.

3) Masukkan satu sendok the gliserin 10%, lalu aduk rata dan nyalakan api sedang.

4) Tuangkan adonan tadi tipis-tipis keatas permukaan daun pisang, lalu jemur
dibawah sinar matahari.
5. Hasil

IV. Link sumber artikel jurnal, video, dan ppt itu.


➢ Jurnal
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/Techno/article/view/1360
Haryanto, Titani Fena Retyo. (2017). BIOPLASTIK DARI TEPUNG TAPIOKA
DAN TEPUNG MAIZENA. Vol 18, No. 1, April 2017, Hal. 001 – 006.
➢ Video
https://youtu.be/MegtcqoJAq4
➢ PPT
https://slideplayer.info/amp/13794936/

Anda mungkin juga menyukai