B - 16 - Kevin Jaladhira
B - 16 - Kevin Jaladhira
RENCANA PENELITIAN
Oleh:
AKADEMI KEPOLISIAN
SEMARANG
2022
DAFTAR ISI
i
3.8. Jadwal Penelitian .......................................................................... 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dimana pada dasarnya bahwa pencurian merupakan suatu perbuatan
mengambil barang milik orang lain dengan cara melawan hukum.
Pencurian kendaraan bermotor merupakan salah satu kejahatan
terhadap harta benda, disebut demikian dikarenakan tindak pidana
curanmor adalah tindak pidana pencurian yang menjadikan sebuah
material atau barang yang memiliki fungsi mobilitas bermotor sebagai
sasaran utama dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Sesuai Pasal 5 ayat 1 UU No. 2 Tahun 2002, Kepolisian Negara
Republik Indonesia adalah merupakan alat negara yang berperan
dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
keamanan dalam negeri [3]. Peran ini mengharuskan Polri menjadi
instansi yang bertanggung jawab dalam menjaga keamanan dan
ketertiban ditengah masyarakat. Dalam implementasinya Polri dituntut
untuk professional dalam melaksanakan fungsi dan peranannya guna
terwujudnya progam yang menjadi fokus oleh Kapolri (Kepala
Kepolisian Republik Indonesia) Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit
Prabowo,M.Si melalui jargon Presisi yaitu (Prediktif, Responsibilitas,
Transparansi, Berkeadilan)
Polres Pekalongan merupakan Institusi Polri tingkat Polres
sebagaimana dimaksud dalam Perpol No.2 tahun 2021 tentang
Satuan Organisasi dan Tata Laksana pada tingkat Kepolisian Resort
dan Kepolisian Sektor, dimana melaksanakan tugas diantaranya pada
Pasal 5 huruf b, Polres menyelenggarakan fungsi Intelijen dalam
bidang keamanan guna terselenggaranya dekteksi dini dan peringatan
dini. Selanjutnya dalam pasal 31 ayat (1) diatur bahwa Satuan Intelijen
Keamanan bertugas menyelenggarakan dan membina fungsi Intelijen
keamanan, mengumpulkan dan mengolah dan mendokumentasikan
data serta pelayanan yang berkaitan dengan izin keramaian umum
dan kegiatan masyarakat lainnya, penerbitan surat keterangan
2
catatatan kepolisian, menerima pemberitahuan kegiatan masyarakat
atau kegiatan politik, serta membuat rekomendasi atas permohonan
izin pemegang senjata api dan penggunaan bahan peledak [4].
Lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Badan Intelijen Keamanan
Kepolisian Negara Republik Penyelidikan Indonesia Nomor 1 tahun
2013 tentang Penyelidikan Intelijen Kepolisian Negera Republik
Indonesia, dalam pasal 1, angka 6 telah diatur bahwa penyelidikan
intelijen adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan
secara terencana dan terarah dalam rangka mencari dan
mengumpulkan bahan keterangan di bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya dan keamanan (Ipoleksosbudkam), selanjutnya diolah
dan disajikan kepada pimpinan guna menentukan kebijakan.
Selanjutnya dalam pasal 3 dijelaskan bahwa Hasil penyelidikan
intelijen digunakan untuk kegiatan Intelijen, operasi intelijen, operasi
kepolisian, kepentingan penyidikan dan pengambil kebijakan
pimpinan [5].
Dari latar belakang tersebut diatas dapat diambil suatu hipotesa
bahwa salah satu faktor pendukung keberhasilan pengungkapan
tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dapat dicapai dengan
cara mengoptimalkan peran fungsi penyelidikan intelijen kepolisian
dalam rangka kepentingan penyidikan. Sehubungan hal tersebut
maka penulis mengambil judul penelitian tentang “PERAN
PENYELIDIKAN INTELIJEN KEPOLISIAN DALAM
PENGUNGKAPAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN
BERMOTOR GUNA MENDUKUNG SITUASI KAMTIBMAS YANG
KONDUSIF DI WILAYAH HUKUM POLRES PEKALONGAN”
Adapun ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian ini
dimana dengan rendahnya tingkat pengungkapan tindak pidana
pencurian bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan, penulis
ingin memberikan kontribusi positif guna membantu peningkatan
pengungkapan perkara tindak pidana pencurian kendaraan bermotor
3
di wilayah hukum Polres Pekalongan melalui kegiatan penyelidikan
intelijen kepolisian, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat
berguna untuk para pemangku kepentingan dan bagi penulis sendiri
setelah selesai mengikuti pendidikan di Akademi Kepolisian.
Sedangkan alasan penulis memilih lokasi penelitian di wilayah hukum
Polres Pekalongan karena bertepatan dengan tempat penulis
melakukan Latihan kerja dan penelitian Tugas akhir
4
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mendiskripsikan tindak pidana pencurian kendaraan
bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan.
2. Untuk mendiskripsikan peran penyelidikan intelejen yang
dilakukan dalam pengungkapan tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan.
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peran
penyelidikan intelijen dalam pengungkapan tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres
Pekalongan
4. Bagaimana proses yang dilakukan dalam penyelidikan intelijen
guna peningkatan pengungkapan tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan?
5
pimpinan guna mengoptimalkan peran dalam penyelidikan
intelejen dalam pengungkapan tindak pidana curanmor di
wilayah hukum Polres Pekalongan.
b. Manfaat penulisan skripsi ini bagi Polres Pekalongan
adalah diharapkan sebagai saran dan masukan bagi
pimpinan guna mengoptimalkan peran penyelidikan
intelijen dalam pengungkapan tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan.
c. Manfaat penulisan tugas akhir ini bagi masyarakat, skripsi
ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi guna
mengoptimalkan peran penyelidikan intelijen Polri dalam
pengungkapan tindak pidana pencurian kendaraan
bermotor.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
peranan intelijen kepolisian dalam mengungkap kasus curanmor,
yang mana penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif,
selanjutnya penelitian ini juga berkaitan dengan upaya-upaya
dalam mengungkap kasus curnamor namun terdapat beberapa
perbedaan antara kedua skripsi ini, dalam penelitian Doni
Nugroho fokus terkait regenerasi dan perbaikan sarana dan
prasarana, Sedangkan penelitian ini membahas bagaiman
peranan Intelijen dalam membantu pengungkapan yang ada.
b. Skripsi Samsul Bahri [7]
Dalam skripsi Samsul Bahri yang berjudul “ Peran Satintelkam
dalam pengungkapan pencurian kendaraan bermotor diwilayah
Hukum Polres Pangka Pinang”. Dalam penelitian ini Samsul Bahri
menekankan pada peran Satintelkam dalam mengunkap
pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum polres
Pangkalpianng. Serta untuk mengetahui faktor eksternal dan
internal yang dapat menjadi penghambat dan pendukung dari
pengungkapan curnamor di Polres Pangkalpinang.
Dalam penelitian ini memiliki kesamaan dengan skripsi
Samsul Bahri yaitu sama-sama membahas tentang peran
Satintelkam dalam pengungkapan curanmor, serta penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Namun juga terdapat perbedaan
yaitu dalam penelitian ini focus bagaiman peranan penyelidikan
intelkam dalam pengungkapan kasus yang ada Bersama reserse
sedangkan skripsi dari Samsul Bahri berfokus kepada upaya
dalam pengungkapan intelkam dengan cara penambahan
anggaran dan personel, dan juga perbedaan wilayah yang diteliti.
8
2.2 Kepustakaan Konseptual
Kepustakaan konseptual merupakan pedoman dalam suatu
peneilitan dengan menjabarkan teori dan konsep yang berkaitan
dengan penelitian guna membantu peneliti dalam memahami
permasalahan.dengan adanya teori dan konsep maka pembahasan
yang diteliti dilakukan sesuai tujuan yang telah ditentukan. Dalam
penelitian ini penulis akan menggunakan teori dan konsep yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
2.2.1 Teori
2.2.1.1 Teori SWOT
Analisis SWOT diperkenalkan pertama kalinya
oleh Albert S Humphrey pada tahun 1960-an yang
selanjutnya dijabarkan oleh para ahli. SWOT adalah
kepanjangan dari strength, weakness, opportunities,
threats. Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan
sebagai evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman. [8]
Hal ini penting dilakukan dalam pelaksanaan
penelitian dimana dengan menggunakan analisis
SWOT peneliti dapat menentukan pros and cons dari
suatu permasalahan dan juga apa yang dapat
menjadi sasaran serta yang dapat menjadi
penghambat dalam penelitian.
SWOT sendiri dibagi menjadi dua faktor yaitu
internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari
kekuatan dan kelemahan dari suatu permasalahan,
yang artinya hal itu terjadi dari dalam permasalahan
itu sendiri tanpa adanya pihak luar. Faktor Eksternal
terdiri dari peluang dan ancaman, hal ini dapat
dipengaruhi oleh pihak luar dari permasalahan itu
sendiri.
9
2.2.1.2 Teori Manajemen
Menurut George R terry George R. Terry dalam
buku Principles of Management, juga menyatakan
bahwa management is the accomplishing of a
predetemined obejectives through the efforts of other
people atau manajemen adalah pencapaian tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan melalui atau bersama-
sama usaha orang lain [9].
Teori manajemen memiliki prinsip :
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang
memuat perkiraan yang harus dilakukan sehingga
mengurangi risiko kegagalan dalam mencapai
suatu tujuan yang di inginkan.
b. Organizing
Pengorganisasian adalah kegiatan
pemilihan,pengelompokan anggota yang akan
melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan
pengetahuan, kemampuan, dan keahlian yang
dimiliki anggota agar dalam pelaksanaannya nanti
akan sesuai dengan yang diharapkan
c. Actuating
Pelaksanaan adalah suatu pergerakan sesuai
dengan perencaan yang telah disusun mulai dari
anggota terbawah hingga atasan sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab yang telah diatur
sebelumnya sehingga dapat mencapai tujuan
yang diinginkan.
d. Controlling
Control atau pengawasan adalah suatu kegiatan
penting yang berperan untuk memastikan bahwa
10
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
perencanaan dan tidak melewati batas-batas
yang telah ditetapkan sehingga kegiatan tersebut
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.2.1.3 Teori Peran
Menurut Soerjono Soekanto (2002:243) Peran
merupakan aspek dinamis kedudukan (status),
apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia
menjalankan suatu peranan [10].
Secara etimologi peran memiliki arti Ketika
melakukan suatu Tindakan sesuai dengan yang
diharapkan, yang dimana seseorang dianggap
melaksanakan peran ketika ia melaksanakan
tupoksinya dan dianggap menyimpang ketika ia
melaksanakan hal yang seharusnya tidak dia lakukan.
Peran memiliki beberapa bagian yaitu :
a. Peranan nyata, adalah suatu cara yang sungguh
sungguh dijalankan seseoran dalam menjalankan
perannya.
b. Peranan yang dianjurkan, adalah suatu cara yang
diharapkan khalayak umum dari kita yang
mejalankan peran.
c. Konflik peranan, adalah suatu kondisi dimana
seseorang menjalankan peran dengan tujuan
yang bertentangan.
d. Kesenjangan peran, adalah pelaksanaan
peranan secara emosional.
e. Kegagalan peran, yaitu Ketika gagal menjalankan
peran tertentu.
11
f. Model peranan, adalah seseorang yang
perbuatannya dapat menjadi contoh.
g. Lingkup peran, adalah hubungan satu individu
dengan individu lainnya dalam menjalankan
peran.
h. Ketegangan peran, adalah kondisi yang timbul
Ketika seseorang mendapatkan kesuliat dalam
memenuhi harapan atau tujuan dari peranan yang
dijalankan.
2.2.2 Konsep
2.2.2.1 Konsep Roda Perputaran Intelijen
Roda perputaran intelijen menurut Kamus
Intelijen yang ditulis oleh Y. Wahyu Saronto dkk.
adalah proses pengembangan informasi dasar
menjadi produk intelijen bagi pengguna untuk
pengambilan keputusan atau tindakan. [11]
Kegiatan dalam Roda Perputaran Intelijen
terdapat 4 tahap yaitu:
a. Perencanaan dan pengarahan, adalah
manajemen dalam rangka mengidentifikasi data
hingga menyajikan suatu produk intelijen kepada
pengguna.
b. Pengumpulan keterangan, adalah pengumpulan
informasi dasar untuk nantinya diolah menjadi
produk Intelijen. Sumber informasi atau
keterangan terbagi menjadi dua yaitu terbuka dan
tertutup. Sumber Informasi terbuka meliputi; radio,
televisi, surat kabar, dan media lainnya.
c. Pengolahan, adalah menganalisin dan mengolah
informasi dasar menjadi laporan intelijen yang
12
kegiatannya meliputi pencatatan, penilaian,
interpretasi, integrasi dan konkulis informasi
d. Penggunaan/distribusi, merupakan kegiatan akhir
dari RPI yaitu, distribusi produk intelijen kepada
pengguna. Proses RPI dapat berakhir atau
Kembali menjadi UUK yang lain.
13
Pasal 3
Pada pasal 3 dijelaskan mengenai kegunaan dari
hasil penyelidikan yaitu:
a. kegiatan Intelijen
b. operasi intelijen
c. operasi kepolisian
d. kepentingan penyidikan
e. pengambilan kebijakan pimpinan
Pasal 4
Pasal 4 menjelaskan mengenai sasaran
penyelidikan yaitu potensi gangguan, ambang
gangguan dan gangguan nyata dalam bentuk
fenomena, gejla dan kejadian di bidang ideologi,
politik, ekonomi, social budaya dan keamanan yang
diperkirakan dapat menganggu stabilitas keamanan,
dan ketertiban masyarakat serta kehidupan
berbangsa dan bernegara
Pasal 5
Pasal 5 menjelaskan mengenai prinsip prinsip
intelijen yang harus dijadikan sebagai pedoman
dalam penyelidikan intelijen yaitu:
a. Kerahasiaan, yaitu penyelidikan dilakukan secara
tertutup dan hanya diketahui oleh orang tertentu
atau yang bersangkutan saja
b. Ketelitian, yaitu penyelidikan dilakukan secara
cermat dan seksama
c. Kedisiplinan, yaitu penyelidikan dilakukan dengan
dilandasi oleh kesadaran terhadap semua
peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan
14
d. Keamanan, yaitu penyelidikan dilakukan secara
berhati-hati
e. Keberanian, yaitu penyelidikan dilakukan dengan
hati yang mantap dan rasa percaya diri dalam
menghadapai kesulitan
f. Mengutamakan sumber informasi di sasaran
utama (primer) secara langsung dan dihindari
sumber informasi kedua (sekunder) [5].
15
2.3 Kerangka Berfikir
Penyelidikan intelijen dalam pengungkapan kasus curanmor
menjadi tugas utama Satintelkam polri, hal ini dibuktikan dengan
perkabik pasal 1 ayat 6 dimana menjelaskan pengertian dari
penyelidikan intelijen itu sendiri yaitu segala usaha, pekerjaan dan
kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terarah dalam rangka
mencari dan mengumpulkan bahan keterangan di bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan (Ipoleksosbudkam),
selanjutnya diolah dan disajikan kepada pimpinan guna menentukan
kebijakan. Hal ini diperkuat dengan perkabik no 1 tahun 2013 pasal 4
yang menjelaskan mengenai sasaran penyelidikan intelijen yaitu
otensi gangguan, ambang gangguan dan gangguan nyata dalam
bentuk fenomena, gejala dan kejadian di bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang diperkirakan akan dapat
mengganggu stabilitas keamanan, ketertiban masyarakat serta
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam pelaksanaan tugasnya kepolisian menjadi tolak ukur dari
masyarakat dalam memberikan penilaian terhadap polri khususnya
peranan satintelkam polri dalam mengungkap kasus curanmor. Tidak
sebandingnya jumlah laporan yang masuk dengan yang terungkap
menjadi tujuan dan evaluasi dari satuan intelkam dalam menangani
kasus tersebut di wilayah hukum polres Pekalongan.
Dalam pengungkapan tindak pidan curanmor segala aspek
kelpolisian seharusnya bekerja sama dalam penyelesaian kasus
tersebut, khusunya intelkam dan reskrim yang pada hal ini dapat
memberikan informasi terkait kejadian, keberadaan pelaku, barang
bukti dan lainnya sehingga pengungkapan kasus tersebut dapat
diselesaikan sesuai dengan harapan. Oleh karena itu penulis
menggambarkan dalam kerangka berpikir untuk memudahkan penulis
dalam pembahasan mengenai peranan satintelkam sebagai berikut:
16
Tidak sebandingnya
jumlah curanmor yang
terungkap dan laporan
masuk tidak sebanding
Peranan penyelidikan
intelkam dalam
Konsep penyelidikan Analisis Konsep RPI
mengungkap curanmor
intelijen
Meningkatnya jumlah
pengunkapan kasus
curanmor di kabupaten
pekalongan
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
18
Selain itu, pendekatan kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan metode wawancara, pengamatan, dan
pemanfaatan dokumen. Dimana penelitian ini berupaya untuk
memahami fenomena yang ada dengan menguji keseluruhan
permasalahan yang akan di teliti dengan desain deskriptif
yang menggambarkan secara tepat mengenai individu atau
kelompok yang diteliti dan penelitian dengan pendekatan
kualitatif meyakini bahwa setiap kegiatan yang dilakukan
dalam penelitian memiliki nilai secara menyeluruh yang suatu
waktu bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.
19
penelitian pada peranan penyelidikan intelijen satintelkam yang yang
biasanya tidak adanya sinegrgitas dengan fungsi reserse dalam
pengungkapan kasus curanmor. Dengan peran satintelkam
diharapkan agar jumlah pengungkapan kasus curanmor dapat
meningkat
20
1. Kapolres Pekalongan;
2. Kabag Ops Polres Pekalongan;
3. Kasat Intel Polres Pekalongan;
4. Kasat Reskrim polres Pekalongan;
5. Kanit Intelkam Polres Pekalongan;
6. Anggota Satintelkam Polres Pekalongan;
7. Jaringan Intelijen.
b. Data sekunder, data yang diperlukan untuk melengkapi data
primer. Adapun data sekunder tersebut antara lain:
1. KUHP Pasal 362 s/d 367 Tentang pencurian
2. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia
3. Perpol Nomor 2 tahun 2021 tentnag SOTK Polri
21
kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan
sebagai pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disiapkan agar data yang diperoleh relevan dan rinci serta
saling mengisi dengan kekurangan data yang diperoleh dari
hasil pengamat/observasi. Sedangkan wawancara tidak
terstruktur dilakukan secara langsung tanpa adanya pedoman
wawancara tergantung pada spontanitas pewawancara dalam
mengajukan pertanyaan kepada terwawancara.
3.5.2 Observasi
Teknik pengamatan atau observasi adalah cara
menghimpun bahan bahan keterangan yang dilakukan
dengan menggunakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan
obyek pengamatan.
Adapun yang menjadi obyek pengamatan adalah
Bagaimana peran satintelkam dalam membantu
pengungkapan kasus curanmor yang penyelesaian kasusnya
belum sesuai harapan
22
3.6. Validitas dan Reabilitas
Untuk menguji keakuratan dan keajegan data diperlukan teknik
pemeriksaan. Teknik pemeriksaan yang digunakan dalam penelitian
adalah teknik triangulasi. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan
keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
untuk pengecekan dan pembanding data. Teknik triangulasi yang
umum digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Untuk menentukan keabsahan data dalam penelitian ini
digunakan teknik Triangulasi. Dalam Sugiyon, triangulasi merupakan
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada [14]. Denzin
(Moleong, 2006:330), membedakan teknik ini menjadi 4 (empat)
macam, yaitu:
1. Triangulasi sumber, suatu teknik pengecekan kredibilitas data
yang dilakukan dengan memeriksa data yang didapatkan melalui
beberapa sumber. Untuk menguji kredibilitas data mengenai
pelaksanaan kegiatan penyuluhan, pengumpulan data dilakukan
dari berbagai jabatan dan posisi personel Satbinmas. Kemudian
dilanjutkan kepada masyarakat dan personel Polri lain yang
berkaitan dengan kegiatan tersebut.
2. Triangulasi teknik, dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pada penelitian
ini digunakan teknik wawancara, observasi, dan telaah dokumen.
3. Triangulasi waktu, dilakukan dengan wawancara, observasi, atau
teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Penelitian
dilaksanakan pada pagi, siang, sore, dan malam hari dengan
kombinasi yang ditetapkan.
4. Triangulasi teori, dengan menggunakan Peraturan Kapolri Nomor
21 Tahun 2007, Peraturan Kapolri no 3 tahun 2015 , undang-
undang no 35 tahun 2009, teori manajemen, teori kerjasama.
23
Konsep dan teori tersebut digunakan untuk menganalisis data
temuan penelitian.
24
2. Sajian Data
Pengertian dari sajian data yakni susunan informasi yang
memungkinkan dapat ditariknya suatu kesimpulan penelitian.
Dengan melihat sajian data, maka peneliti akan memahami apa
yang terjadi serta memberikan peluang bagi peneliti untuk
mengerjakan sesuatu pada analisis atau tindakan lain,
berdasarkan pemahamannya. Penyajian data dilakukan dalam
bentuk matriks, gambar, skema, jaringan kerja, tabel, dan hasil
wawancara maupun pengamatan, yang nantinya akan membantu
menganalisis untuk mendapatkan gambaran yang jelas serta
memudahkan dalam menyusun kesimpulan penelitian [15].
3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi
Pada saat pengumpulan data peneliti sudah mulai
memahami arti dari hal-hal yang ditemui, dengan mencatat
keteraturan, pola-pola, pernyataan dari berbagai konfigurasi yang
dimana arah hubungannya kausal dan proposisi. Pada
kesimpulan akhir penelitian kualitatif tidak akan ditarik, kecuali
setelah proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan yang
dibuat perlu diverifikasi dengan cara melihat dan
mempertanyakan kembali, sambil meninjau secara sepintas pada
catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat
[15].
25
KEGIATAN HARI KE-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
WAWANCARA X X X X X X
OBSERVASI X X X X X X
STUDI X X X X X X
DOKUMEN
EVALUASI X X X
26
DAFTAR PUSTAKA
[3] Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Jakarta, 2002.
[4] Indonesia, Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2021
tentang Susunan Organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor, Jakarta, 2021.
[5] Indonesia, Peraturan Kepala Badan Intelijen Keamanan Kepolisian Negara Republik
Penyelidikan Indonesia Nomor 1 tahun 2013 tentang Penyelidikan Intelijen
Kepolisian Negera Republik Indonesia, Jakarta, 2013.
[6] D. Nugroho, "Peranan intelejen kepolisian dalam mengungkap kasus curanmor : studi
kasus di Polresta Malang Malang, Jatim," 2006. [Online]. Available:
https://library.unmer.ac.id/index.php?author=Nugroho%2C+Dhoni&search=Search.
[Accessed 3 September 2022].
[11] Y. W. Saronto, Intelijen, Bandung: PT. Cahaya Berlian Lestari Offset, 2012.
27
[12] Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda, 2011.
[15] M. Farouk and Djaali, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PTIK Press dan Restu
Agung, 2005.
28