Anda di halaman 1dari 31

PERAN PENYELIDIKAN INTELIJEN KEPOLISIAN

DALAM PENGUNGKAPAN TINDAK PIDANA


PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR GUNA
MENDUKUNG SITUASI KAMTIBMAS YANG KONDUSIF
DI WILAYAH HUKUM POLRES PEKALONGAN

RENCANA PENELITIAN
Oleh:

KEVIN JALADHIRA SATYA


BRIGADIR TARUNA
19.178

AKADEMI KEPOLISIAN
SEMARANG
2022
DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1


1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
1.3 Perumusan Masalah ....................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
1.5.1. Manfaat Teoritis ................................................................ 5
1.5.2. Manfaat Praktis ................................................................. 5

2.1 Kepustakaan Penelitian ................................................................... 7


2.2 Kepustakaan Konseptual................................................................. 9
2.2.1 Teori ................................................................................. 9
2.2.2 Konsep ........................................................................... 12
2.3 Kerangka Berfikir ........................................................................... 16

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 18


3.1.1 Pendekatan Penelitian .................................................... 18
3.1.2 Jenis Penelitian .............................................................. 19
3.2. Fokus Penelitian ............................................................................ 19
3.3. Lokasi Penelitian ........................................................................... 20
3.4. Sumber Data/Informasi.................................................................. 20
3.5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 21
3.5.1 Wawancara..................................................................... 21
3.5.2 Observasi ....................................................................... 22
3.5.3 Studi Dokumen/Kepustakaan ......................................... 22
3.6. Validitas dan Reabilitas ................................................................. 23
3.7. Teknik Analisis Data ...................................................................... 24

i
3.8. Jadwal Penelitian .......................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sarana transportasi berupa kendaraan bermotor sudah
merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat, bahkan dapat
dikatakan bahwa hampir seluruh rumah tangga di Indonesia
khususnya di perkotaan memiliki satu unit atau lebih kendaraan
bermotor sebagai alat transportasi perorangan maupun keluarga.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kendaraan bermotor di
Indonesia pada tahun 2020 mencapai 136,32 juta unit. Rinciannya,
115,29 juta sepeda motor, 15,8 juta mobil penumpang, 5,01 juta truk,
dan 233,42 ribu bus [1]. Propinsi Jawa Tengah menduduki peringkat
ketiga di Indonesia dalam hal jumlah kendaraan bermotor yakni
sebanyak 18,1 juta unit (13,28%). Jumlah itu terdiri dari 16,13 juta
sepeda motor, 1,36 juta mobil penumpang, 570,34 ribu truk, dan 33,89
ribu unit bus. Dengan perkembangan kebutuhan dan jumlah
kepemilikan kendaraan bermotor yang semakin meningkat ini, dari sisi
kriminalitas khususnya pencurian kendaraan bermotor juga semakin
meningkat, hal ini dapat dilihat dari perkara pencurian kendaraan
bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan pada tahun 2021
tempat penelitian ini dilakukan dimana perkara pencurian kenderaan
bermotor dimana Polres Pekalongan telah menerima laporan kejadian
tindak pidana pencurian kendaraan bermotor (curanmor) pada tahun
sebanyak 14 laporan. Sedangkan pengungkapannya masih tergolong
rendah yaitu sebanyak 6 kasus [2].
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), pengertian
dan pengaturan dari pencurian diatur dalam Pasal 362-367 KUHP.
Berbagai pengertian, motif, pelaku, jumlah pelaku, waktu kejahatan,
tempat kejahatan pun dibahas dalam buku II dalam bab XXII KUHP,

1
dimana pada dasarnya bahwa pencurian merupakan suatu perbuatan
mengambil barang milik orang lain dengan cara melawan hukum.
Pencurian kendaraan bermotor merupakan salah satu kejahatan
terhadap harta benda, disebut demikian dikarenakan tindak pidana
curanmor adalah tindak pidana pencurian yang menjadikan sebuah
material atau barang yang memiliki fungsi mobilitas bermotor sebagai
sasaran utama dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Sesuai Pasal 5 ayat 1 UU No. 2 Tahun 2002, Kepolisian Negara
Republik Indonesia adalah merupakan alat negara yang berperan
dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
keamanan dalam negeri [3]. Peran ini mengharuskan Polri menjadi
instansi yang bertanggung jawab dalam menjaga keamanan dan
ketertiban ditengah masyarakat. Dalam implementasinya Polri dituntut
untuk professional dalam melaksanakan fungsi dan peranannya guna
terwujudnya progam yang menjadi fokus oleh Kapolri (Kepala
Kepolisian Republik Indonesia) Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit
Prabowo,M.Si melalui jargon Presisi yaitu (Prediktif, Responsibilitas,
Transparansi, Berkeadilan)
Polres Pekalongan merupakan Institusi Polri tingkat Polres
sebagaimana dimaksud dalam Perpol No.2 tahun 2021 tentang
Satuan Organisasi dan Tata Laksana pada tingkat Kepolisian Resort
dan Kepolisian Sektor, dimana melaksanakan tugas diantaranya pada
Pasal 5 huruf b, Polres menyelenggarakan fungsi Intelijen dalam
bidang keamanan guna terselenggaranya dekteksi dini dan peringatan
dini. Selanjutnya dalam pasal 31 ayat (1) diatur bahwa Satuan Intelijen
Keamanan bertugas menyelenggarakan dan membina fungsi Intelijen
keamanan, mengumpulkan dan mengolah dan mendokumentasikan
data serta pelayanan yang berkaitan dengan izin keramaian umum
dan kegiatan masyarakat lainnya, penerbitan surat keterangan

2
catatatan kepolisian, menerima pemberitahuan kegiatan masyarakat
atau kegiatan politik, serta membuat rekomendasi atas permohonan
izin pemegang senjata api dan penggunaan bahan peledak [4].
Lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Badan Intelijen Keamanan
Kepolisian Negara Republik Penyelidikan Indonesia Nomor 1 tahun
2013 tentang Penyelidikan Intelijen Kepolisian Negera Republik
Indonesia, dalam pasal 1, angka 6 telah diatur bahwa penyelidikan
intelijen adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan
secara terencana dan terarah dalam rangka mencari dan
mengumpulkan bahan keterangan di bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya dan keamanan (Ipoleksosbudkam), selanjutnya diolah
dan disajikan kepada pimpinan guna menentukan kebijakan.
Selanjutnya dalam pasal 3 dijelaskan bahwa Hasil penyelidikan
intelijen digunakan untuk kegiatan Intelijen, operasi intelijen, operasi
kepolisian, kepentingan penyidikan dan pengambil kebijakan
pimpinan [5].
Dari latar belakang tersebut diatas dapat diambil suatu hipotesa
bahwa salah satu faktor pendukung keberhasilan pengungkapan
tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dapat dicapai dengan
cara mengoptimalkan peran fungsi penyelidikan intelijen kepolisian
dalam rangka kepentingan penyidikan. Sehubungan hal tersebut
maka penulis mengambil judul penelitian tentang “PERAN
PENYELIDIKAN INTELIJEN KEPOLISIAN DALAM
PENGUNGKAPAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN
BERMOTOR GUNA MENDUKUNG SITUASI KAMTIBMAS YANG
KONDUSIF DI WILAYAH HUKUM POLRES PEKALONGAN”
Adapun ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian ini
dimana dengan rendahnya tingkat pengungkapan tindak pidana
pencurian bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan, penulis
ingin memberikan kontribusi positif guna membantu peningkatan
pengungkapan perkara tindak pidana pencurian kendaraan bermotor

3
di wilayah hukum Polres Pekalongan melalui kegiatan penyelidikan
intelijen kepolisian, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat
berguna untuk para pemangku kepentingan dan bagi penulis sendiri
setelah selesai mengikuti pendidikan di Akademi Kepolisian.
Sedangkan alasan penulis memilih lokasi penelitian di wilayah hukum
Polres Pekalongan karena bertepatan dengan tempat penulis
melakukan Latihan kerja dan penelitian Tugas akhir

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti menarik
suatu permasalahan dalam penelitian ini adalah, mengapa peran
penyelidikan intelijen kepolisian dalam pengungkapan tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan
belum optimal?

1.3 Perumusan Masalah


Dari permasalahan tersebut di atas, dapat ditarik perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran tindak pidana pencurian kedaraan
bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan?
2. Bagaimana peran penyelidikan intelijen kepolisian dalam
pengungkapan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di
wilayah hukum Polres Pekalongan?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penyelidikan intelijen
dalam pengungkapan tindak pidana pencurian kendaraan
bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan?
4. Bagaimana proses yang dilakukan dalam penyelidikan intelijen
guna peningkatan pengungkapan tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan?

4
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mendiskripsikan tindak pidana pencurian kendaraan
bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan.
2. Untuk mendiskripsikan peran penyelidikan intelejen yang
dilakukan dalam pengungkapan tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan.
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peran
penyelidikan intelijen dalam pengungkapan tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres
Pekalongan
4. Bagaimana proses yang dilakukan dalam penyelidikan intelijen
guna peningkatan pengungkapan tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan?

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini
adalah tentang bagaimana optimalisasi penyelidikan intelijen
kepolisian guna mendukung pengungkapan tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor di Polres Pekalongan.
1.5.1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk
mengembangkan ilmu dan pengetahuan dalam fungsi
teknis Intelijen Polri.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan contoh
terhadap penelitian sejenis yang akan dilakukan di masa
yang akan datang.
1.5.2. Manfaat Praktis
a. Manfaat penulisan skripsi ini bagi Polri adalah diharapkan
dapat memberikan informasi dan menjadi referensi

5
pimpinan guna mengoptimalkan peran dalam penyelidikan
intelejen dalam pengungkapan tindak pidana curanmor di
wilayah hukum Polres Pekalongan.
b. Manfaat penulisan skripsi ini bagi Polres Pekalongan
adalah diharapkan sebagai saran dan masukan bagi
pimpinan guna mengoptimalkan peran penyelidikan
intelijen dalam pengungkapan tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan.
c. Manfaat penulisan tugas akhir ini bagi masyarakat, skripsi
ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi guna
mengoptimalkan peran penyelidikan intelijen Polri dalam
pengungkapan tindak pidana pencurian kendaraan
bermotor.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan Penelitian


Berdasarkan buku pedoman penelitian ilmiah taruna akademi
kepolisian (keputusan Gubernur Akademi Kepolisian nomor:
kep/153/X/huk/4.5/2021) Kepustakaan penelitian adalah literatur
yang menyajikan informasi tentang hasil penelitian (terdahulu) Hasil
penelitian empirik lebih berarti untuk dirujuk daripada hasil pengkajian
yang bersifat konsepsional.kepustakaan yang dianggap relevan
dengan penelitian ini dijadikan referensi atau pembanding dengan
penelitian untuk dicari persamaan dan perbedaan dengan penelitian
sebelumnya.
Jumlah kepustakaan penelitan yang dapat disajikan oleh taruna
sebanding dengan perhatian taruna mengenai objek penelitian yang
akan dibahas. Kepustakaan penelitian sebagai saran untuk penelitian
selanjutnya yang memungkinkan mendapatkan hasil penelitian yang
lebih baik, dalam hal ini tentang “peran penyelidikan intelijen
kepolisian dalam pengungkapan tindak pidana pencurian kendaraan
bermotor di wilayah hukum Polres Pekalongan”.
Dalam hal ini penulis menemukan beberapa kepustakaan yang
dianggap relevan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis:
a. Jurnal dari Dhoni Nugroho [6]
Jurnal dari Doni Nugroho dengan judul “Peranan Intelijen
Kepolisian Dalam Mengungkap Kasus Curanmor.” Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui apa hambatan-hambatan yang
dihadapi Intelijen Kepolisian dalam mengungkap kasus pencurian
sepeda motor.
Kedua penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan.
Dalam skripsi Doni Nugroho sama sama membahas tentang

7
peranan intelijen kepolisian dalam mengungkap kasus curanmor,
yang mana penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif,
selanjutnya penelitian ini juga berkaitan dengan upaya-upaya
dalam mengungkap kasus curnamor namun terdapat beberapa
perbedaan antara kedua skripsi ini, dalam penelitian Doni
Nugroho fokus terkait regenerasi dan perbaikan sarana dan
prasarana, Sedangkan penelitian ini membahas bagaiman
peranan Intelijen dalam membantu pengungkapan yang ada.
b. Skripsi Samsul Bahri [7]
Dalam skripsi Samsul Bahri yang berjudul “ Peran Satintelkam
dalam pengungkapan pencurian kendaraan bermotor diwilayah
Hukum Polres Pangka Pinang”. Dalam penelitian ini Samsul Bahri
menekankan pada peran Satintelkam dalam mengunkap
pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum polres
Pangkalpianng. Serta untuk mengetahui faktor eksternal dan
internal yang dapat menjadi penghambat dan pendukung dari
pengungkapan curnamor di Polres Pangkalpinang.
Dalam penelitian ini memiliki kesamaan dengan skripsi
Samsul Bahri yaitu sama-sama membahas tentang peran
Satintelkam dalam pengungkapan curanmor, serta penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Namun juga terdapat perbedaan
yaitu dalam penelitian ini focus bagaiman peranan penyelidikan
intelkam dalam pengungkapan kasus yang ada Bersama reserse
sedangkan skripsi dari Samsul Bahri berfokus kepada upaya
dalam pengungkapan intelkam dengan cara penambahan
anggaran dan personel, dan juga perbedaan wilayah yang diteliti.

8
2.2 Kepustakaan Konseptual
Kepustakaan konseptual merupakan pedoman dalam suatu
peneilitan dengan menjabarkan teori dan konsep yang berkaitan
dengan penelitian guna membantu peneliti dalam memahami
permasalahan.dengan adanya teori dan konsep maka pembahasan
yang diteliti dilakukan sesuai tujuan yang telah ditentukan. Dalam
penelitian ini penulis akan menggunakan teori dan konsep yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
2.2.1 Teori
2.2.1.1 Teori SWOT
Analisis SWOT diperkenalkan pertama kalinya
oleh Albert S Humphrey pada tahun 1960-an yang
selanjutnya dijabarkan oleh para ahli. SWOT adalah
kepanjangan dari strength, weakness, opportunities,
threats. Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan
sebagai evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman. [8]
Hal ini penting dilakukan dalam pelaksanaan
penelitian dimana dengan menggunakan analisis
SWOT peneliti dapat menentukan pros and cons dari
suatu permasalahan dan juga apa yang dapat
menjadi sasaran serta yang dapat menjadi
penghambat dalam penelitian.
SWOT sendiri dibagi menjadi dua faktor yaitu
internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari
kekuatan dan kelemahan dari suatu permasalahan,
yang artinya hal itu terjadi dari dalam permasalahan
itu sendiri tanpa adanya pihak luar. Faktor Eksternal
terdiri dari peluang dan ancaman, hal ini dapat
dipengaruhi oleh pihak luar dari permasalahan itu
sendiri.

9
2.2.1.2 Teori Manajemen
Menurut George R terry George R. Terry dalam
buku Principles of Management, juga menyatakan
bahwa management is the accomplishing of a
predetemined obejectives through the efforts of other
people atau manajemen adalah pencapaian tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan melalui atau bersama-
sama usaha orang lain [9].
Teori manajemen memiliki prinsip :
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang
memuat perkiraan yang harus dilakukan sehingga
mengurangi risiko kegagalan dalam mencapai
suatu tujuan yang di inginkan.
b. Organizing
Pengorganisasian adalah kegiatan
pemilihan,pengelompokan anggota yang akan
melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan
pengetahuan, kemampuan, dan keahlian yang
dimiliki anggota agar dalam pelaksanaannya nanti
akan sesuai dengan yang diharapkan
c. Actuating
Pelaksanaan adalah suatu pergerakan sesuai
dengan perencaan yang telah disusun mulai dari
anggota terbawah hingga atasan sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab yang telah diatur
sebelumnya sehingga dapat mencapai tujuan
yang diinginkan.
d. Controlling
Control atau pengawasan adalah suatu kegiatan
penting yang berperan untuk memastikan bahwa

10
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
perencanaan dan tidak melewati batas-batas
yang telah ditetapkan sehingga kegiatan tersebut
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.2.1.3 Teori Peran
Menurut Soerjono Soekanto (2002:243) Peran
merupakan aspek dinamis kedudukan (status),
apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia
menjalankan suatu peranan [10].
Secara etimologi peran memiliki arti Ketika
melakukan suatu Tindakan sesuai dengan yang
diharapkan, yang dimana seseorang dianggap
melaksanakan peran ketika ia melaksanakan
tupoksinya dan dianggap menyimpang ketika ia
melaksanakan hal yang seharusnya tidak dia lakukan.
Peran memiliki beberapa bagian yaitu :
a. Peranan nyata, adalah suatu cara yang sungguh
sungguh dijalankan seseoran dalam menjalankan
perannya.
b. Peranan yang dianjurkan, adalah suatu cara yang
diharapkan khalayak umum dari kita yang
mejalankan peran.
c. Konflik peranan, adalah suatu kondisi dimana
seseorang menjalankan peran dengan tujuan
yang bertentangan.
d. Kesenjangan peran, adalah pelaksanaan
peranan secara emosional.
e. Kegagalan peran, yaitu Ketika gagal menjalankan
peran tertentu.

11
f. Model peranan, adalah seseorang yang
perbuatannya dapat menjadi contoh.
g. Lingkup peran, adalah hubungan satu individu
dengan individu lainnya dalam menjalankan
peran.
h. Ketegangan peran, adalah kondisi yang timbul
Ketika seseorang mendapatkan kesuliat dalam
memenuhi harapan atau tujuan dari peranan yang
dijalankan.
2.2.2 Konsep
2.2.2.1 Konsep Roda Perputaran Intelijen
Roda perputaran intelijen menurut Kamus
Intelijen yang ditulis oleh Y. Wahyu Saronto dkk.
adalah proses pengembangan informasi dasar
menjadi produk intelijen bagi pengguna untuk
pengambilan keputusan atau tindakan. [11]
Kegiatan dalam Roda Perputaran Intelijen
terdapat 4 tahap yaitu:
a. Perencanaan dan pengarahan, adalah
manajemen dalam rangka mengidentifikasi data
hingga menyajikan suatu produk intelijen kepada
pengguna.
b. Pengumpulan keterangan, adalah pengumpulan
informasi dasar untuk nantinya diolah menjadi
produk Intelijen. Sumber informasi atau
keterangan terbagi menjadi dua yaitu terbuka dan
tertutup. Sumber Informasi terbuka meliputi; radio,
televisi, surat kabar, dan media lainnya.
c. Pengolahan, adalah menganalisin dan mengolah
informasi dasar menjadi laporan intelijen yang

12
kegiatannya meliputi pencatatan, penilaian,
interpretasi, integrasi dan konkulis informasi
d. Penggunaan/distribusi, merupakan kegiatan akhir
dari RPI yaitu, distribusi produk intelijen kepada
pengguna. Proses RPI dapat berakhir atau
Kembali menjadi UUK yang lain.

Proses Intelijen dapat dlihat pada gambar berikut:

2.2.2.2 Konsep Penyelidikan Intelijen


Menurut Perkabik No.1 tahun 2013 pasal 1 ayat 6
penyelidikan intelijen adalah segala usaha, pekerjaan
dan kegiatan yang dilakukan secara terencana dan
terarah dalam rangka mencari dan mengumpulkan
bahan keteranagan di bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. Selanjutnya
diolah dan disajikan kepada pimpinan guna
menentukan kebijakan

13
Pasal 3
Pada pasal 3 dijelaskan mengenai kegunaan dari
hasil penyelidikan yaitu:
a. kegiatan Intelijen
b. operasi intelijen
c. operasi kepolisian
d. kepentingan penyidikan
e. pengambilan kebijakan pimpinan

Pasal 4
Pasal 4 menjelaskan mengenai sasaran
penyelidikan yaitu potensi gangguan, ambang
gangguan dan gangguan nyata dalam bentuk
fenomena, gejla dan kejadian di bidang ideologi,
politik, ekonomi, social budaya dan keamanan yang
diperkirakan dapat menganggu stabilitas keamanan,
dan ketertiban masyarakat serta kehidupan
berbangsa dan bernegara

Pasal 5
Pasal 5 menjelaskan mengenai prinsip prinsip
intelijen yang harus dijadikan sebagai pedoman
dalam penyelidikan intelijen yaitu:
a. Kerahasiaan, yaitu penyelidikan dilakukan secara
tertutup dan hanya diketahui oleh orang tertentu
atau yang bersangkutan saja
b. Ketelitian, yaitu penyelidikan dilakukan secara
cermat dan seksama
c. Kedisiplinan, yaitu penyelidikan dilakukan dengan
dilandasi oleh kesadaran terhadap semua
peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan

14
d. Keamanan, yaitu penyelidikan dilakukan secara
berhati-hati
e. Keberanian, yaitu penyelidikan dilakukan dengan
hati yang mantap dan rasa percaya diri dalam
menghadapai kesulitan
f. Mengutamakan sumber informasi di sasaran
utama (primer) secara langsung dan dihindari
sumber informasi kedua (sekunder) [5].

2.2.2.3 Konsep Curanmor


Menurut pasal 362 KUHP pencurian adalah
barangsiapa mengambil suatu benda yang
seluruhnya atau Sebagian milik orang lain, dengan
maksud dimiliki secara melawan hukum, diancam
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun.
Menurut pasal 1 ayat 6 UU No. 22 Tahun 2009
tetang Lalu Lintas Angkutan jalan Kendaraan
bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan
oleh peralatan mekanik berupa mesin selain
kendaraan yang berjalan diatas rel.
Kendaraan bermotor sendiri dibagi menjadi 3
yaitu kendaraan roda 2, roda 4, dan roda lebih dari 4.
Kendaraan roda dua terdiri dari sepeda motor,vespa,
scooter mesin, dan sejenisnya. Kendaraan roda 4
terdiri dari mobil, van, bus, dan lainnya. Dan yang
dimaksud rode lebih dari 4 adalah truk dan
semacamnya.
Secara harfiah curanmor adalah sautu Tindakan
mengambil suatu kendaraan yang digerakkan oleh
mesin selain yang berjalan diatas rel dengan maksud
untuk memilki secara melawan hukum.

15
2.3 Kerangka Berfikir
Penyelidikan intelijen dalam pengungkapan kasus curanmor
menjadi tugas utama Satintelkam polri, hal ini dibuktikan dengan
perkabik pasal 1 ayat 6 dimana menjelaskan pengertian dari
penyelidikan intelijen itu sendiri yaitu segala usaha, pekerjaan dan
kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terarah dalam rangka
mencari dan mengumpulkan bahan keterangan di bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan (Ipoleksosbudkam),
selanjutnya diolah dan disajikan kepada pimpinan guna menentukan
kebijakan. Hal ini diperkuat dengan perkabik no 1 tahun 2013 pasal 4
yang menjelaskan mengenai sasaran penyelidikan intelijen yaitu
otensi gangguan, ambang gangguan dan gangguan nyata dalam
bentuk fenomena, gejala dan kejadian di bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang diperkirakan akan dapat
mengganggu stabilitas keamanan, ketertiban masyarakat serta
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam pelaksanaan tugasnya kepolisian menjadi tolak ukur dari
masyarakat dalam memberikan penilaian terhadap polri khususnya
peranan satintelkam polri dalam mengungkap kasus curanmor. Tidak
sebandingnya jumlah laporan yang masuk dengan yang terungkap
menjadi tujuan dan evaluasi dari satuan intelkam dalam menangani
kasus tersebut di wilayah hukum polres Pekalongan.
Dalam pengungkapan tindak pidan curanmor segala aspek
kelpolisian seharusnya bekerja sama dalam penyelesaian kasus
tersebut, khusunya intelkam dan reskrim yang pada hal ini dapat
memberikan informasi terkait kejadian, keberadaan pelaku, barang
bukti dan lainnya sehingga pengungkapan kasus tersebut dapat
diselesaikan sesuai dengan harapan. Oleh karena itu penulis
menggambarkan dalam kerangka berpikir untuk memudahkan penulis
dalam pembahasan mengenai peranan satintelkam sebagai berikut:

16
Tidak sebandingnya
jumlah curanmor yang
terungkap dan laporan
masuk tidak sebanding

Faktor factor yang


Analisi teori Analisis teori swot
mempengaruhi
manajemen

Peranan penyelidikan
intelkam dalam
Konsep penyelidikan Analisis Konsep RPI
mengungkap curanmor
intelijen

Satintelkam membantu tugas


reserse dalam mengungkap
Kasur curanmor

Meningkatnya jumlah
pengunkapan kasus
curanmor di kabupaten
pekalongan

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi diartikan sebagai Pengetahuan tentang metode-metode, teknik-


teknik, dan kiat-kiat yang perlu digunakan sesuai dengan tujuan penelitian
yang telah ditetapkan.

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Guna memfokuskan penelitian kepada permasalahan yang ada
maka diperlukan pendekatan dan jenis penelitian yang akan
digunakan
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan kualitatif. Menurut Prof.Dr.Lexy J.Moleong,M.A
(2011;6) penelitian kualitatif adalah

“Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena


tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku,persepsi, motivasi,tindakan,dll,secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.” [12]

David williams (1995) menulis bahwa penelitian kualitatif


adalah

“Pengumpulan data suatu latar ilmiah, dengan


menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang
atau peneliti yang tertarik secara alamiah.” [13]

18
Selain itu, pendekatan kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan metode wawancara, pengamatan, dan
pemanfaatan dokumen. Dimana penelitian ini berupaya untuk
memahami fenomena yang ada dengan menguji keseluruhan
permasalahan yang akan di teliti dengan desain deskriptif
yang menggambarkan secara tepat mengenai individu atau
kelompok yang diteliti dan penelitian dengan pendekatan
kualitatif meyakini bahwa setiap kegiatan yang dilakukan
dalam penelitian memiliki nilai secara menyeluruh yang suatu
waktu bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.

3.1.2 Jenis Penelitian


Untuk itu jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ni adalah field research (penelitian lapangan). Penelitian
lapangan adalah penelitian yang menekankan pentingnya
kehadiran penulis ke lokasi untuk dapat mengamati secara
langsung situasi dan kejadian sebenarnya. Penelitian
lapangan memadukan teknik pengamatan (observasi) dan
wawancara terbuka bila diperlukan dengan dengan
pemeriksaan dokumen dalam pengumpulan data. Sehingga
setelah menyaksikan subjek (orang yang diamati) maka dapat
menyelesaikan suatu kegiatan/rangkaian kegiatan atau
bersikap/perilaku yang sudah diamati. Pemilihan jenis
penelitian ini sangat bergantung pada permasalahan yang
diangkat dalam sebuah penelitian, serta tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian tersebut.

3.2. Fokus Penelitian


Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah peran penyelidikan
satintelkam dalam pengungkapan curnamor, Peniliti memfokuskan

19
penelitian pada peranan penyelidikan intelijen satintelkam yang yang
biasanya tidak adanya sinegrgitas dengan fungsi reserse dalam
pengungkapan kasus curanmor. Dengan peran satintelkam
diharapkan agar jumlah pengungkapan kasus curanmor dapat
meningkat

3.3. Lokasi Penelitian


Berdasarkan judul dan fokus penelitian yang telah ditentukan,
penelitian skripsi ini dilakukan di wilayah hukum Polres Pekalongan.
Penelitian difokuskan terhadap peran penyelidikan intelijen dalam
pengungkapan kasus curanmor.
Dalam hal memperoleh data yang sesuai dengan persoalan yang
diangkat oleh penulis, maka dilakukan penelitian di Polres pekalongan
terutama untuk permasalahan pengungkapan kasus curanmor. Polres
Pekalongan sebagai daerah penelitian berdasarkan hal sebagai
berikut:
1. Tidak sebandingnya jumlah pengunkapan kasus curanmor
dengan jumlah laporan masuk yang terjadi di Kabupaten
Pekalongan

3.4. Sumber Data/Informasi


Sumber data atau informasi dalam penelitian ini terdiri dari
informan, yang merupakan orang atau subyek yang menguasai
permasalahan yang berkaitan dengan judul maupun fokus penelitian,
mempunyai data dan bersedia untuk memberikan data.
a. Data primer, adalah data yang langsung didapat dari lapangan
dengan cara wawancara. Dalam penelitian ini wawancara
dilakukan kepada sumber data primer untuk mendapatkan data
dan fakta yang ada di lapangan. Adapun data primer diperoleh dari:

20
1. Kapolres Pekalongan;
2. Kabag Ops Polres Pekalongan;
3. Kasat Intel Polres Pekalongan;
4. Kasat Reskrim polres Pekalongan;
5. Kanit Intelkam Polres Pekalongan;
6. Anggota Satintelkam Polres Pekalongan;
7. Jaringan Intelijen.
b. Data sekunder, data yang diperlukan untuk melengkapi data
primer. Adapun data sekunder tersebut antara lain:
1. KUHP Pasal 362 s/d 367 Tentang pencurian
2. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia
3. Perpol Nomor 2 tahun 2021 tentnag SOTK Polri

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengempulan data dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen.
3.5.1 Wawancara
Wawancara secara umum adalah mengumpulkan bahan-
bahan keterangan yang dilakukan secara langsung dengan
tanya jawab secara lisan, sepihak, berhadapan muka dengan
arah tujuan yang telah ditentukan. Wawancara biasanya
menggunakan pertanyaan terbuka. Dalam melakukan
wawancara, penliti menggunakan metode wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah
wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri
masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan [12].
Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan
metode wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur dilakukan dengan menyiapkan

21
kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan
sebagai pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disiapkan agar data yang diperoleh relevan dan rinci serta
saling mengisi dengan kekurangan data yang diperoleh dari
hasil pengamat/observasi. Sedangkan wawancara tidak
terstruktur dilakukan secara langsung tanpa adanya pedoman
wawancara tergantung pada spontanitas pewawancara dalam
mengajukan pertanyaan kepada terwawancara.

3.5.2 Observasi
Teknik pengamatan atau observasi adalah cara
menghimpun bahan bahan keterangan yang dilakukan
dengan menggunakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan
obyek pengamatan.
Adapun yang menjadi obyek pengamatan adalah
Bagaimana peran satintelkam dalam membantu
pengungkapan kasus curanmor yang penyelesaian kasusnya
belum sesuai harapan

3.5.3 Studi Dokumen/Kepustakaan


Studi dokumen/kepustakaan yang dilakukan peniliti
bertujuan untuk menemukan teori-teori dan bahan-bahan
bacaan, serta dasar dasar yang berkaitan dengan materi yang
diteliti. Kemudian peniliti akan menelaah dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan peran penyelidikan intelijen dalam
pengungkapan kasus curnamor di polres pekalongan seperti
gambar, surat perintah , laporan dan lain-lain.

22
3.6. Validitas dan Reabilitas
Untuk menguji keakuratan dan keajegan data diperlukan teknik
pemeriksaan. Teknik pemeriksaan yang digunakan dalam penelitian
adalah teknik triangulasi. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan
keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
untuk pengecekan dan pembanding data. Teknik triangulasi yang
umum digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Untuk menentukan keabsahan data dalam penelitian ini
digunakan teknik Triangulasi. Dalam Sugiyon, triangulasi merupakan
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada [14]. Denzin
(Moleong, 2006:330), membedakan teknik ini menjadi 4 (empat)
macam, yaitu:
1. Triangulasi sumber, suatu teknik pengecekan kredibilitas data
yang dilakukan dengan memeriksa data yang didapatkan melalui
beberapa sumber. Untuk menguji kredibilitas data mengenai
pelaksanaan kegiatan penyuluhan, pengumpulan data dilakukan
dari berbagai jabatan dan posisi personel Satbinmas. Kemudian
dilanjutkan kepada masyarakat dan personel Polri lain yang
berkaitan dengan kegiatan tersebut.
2. Triangulasi teknik, dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pada penelitian
ini digunakan teknik wawancara, observasi, dan telaah dokumen.
3. Triangulasi waktu, dilakukan dengan wawancara, observasi, atau
teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Penelitian
dilaksanakan pada pagi, siang, sore, dan malam hari dengan
kombinasi yang ditetapkan.
4. Triangulasi teori, dengan menggunakan Peraturan Kapolri Nomor
21 Tahun 2007, Peraturan Kapolri no 3 tahun 2015 , undang-
undang no 35 tahun 2009, teori manajemen, teori kerjasama.

23
Konsep dan teori tersebut digunakan untuk menganalisis data
temuan penelitian.

3.7. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan tahap pengolahan data dari data-data
yang diperoleh. Analisis data merupakan tahap mencari dan
menyusun data secara sistematis dengan mengelompokkan
kemudian menjabarkan dan membuat simpulan.
Penelitian ini bersifat menjabarkan, menerangakan, dan
menggambarkan secara rinci mengenai Peranan Penyelidikan
Satintelkam Polres Pekalongan serta memberikan gambaran tentang
peristiwa yang dihadapi dalam pelaksanaan yang dilakukan oleh
Satuan Intelkam dalam pelaksanaan perannya demi mengungkap
kasus curanmor
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yaitu bentuk
analisa untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus,
membuang hal yang tidak penting dan mengatur data, sehingga
dapat dibuat suatu kesimpulan. Selain itu reduksi data juga
merupakan proses seleksi, membuat fokus, menyederhanakan
dan abstraksi dari data kasar yang ada dalam catatan lapangan.
Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian,
berupa singkatan, pengkodean, pemusatan tema, membuat
batas-batas persoalan dan menulis memo [15]
Adapun data yang direduksi berasal dari hasil wawancara,
pengamatan serta studi dokumen. Misalkan data sekunder
mengenai intel dasar Polres Pekalongan, tabel jumlah personil,
jumlah kasus penyalahgunaan narkoba yang melibatkan pelajar,
wawancara dengan sumber informasi, pengamatan saat
pembinaan serta penyuluhan diberikan, dan lain sebagainya.

24
2. Sajian Data
Pengertian dari sajian data yakni susunan informasi yang
memungkinkan dapat ditariknya suatu kesimpulan penelitian.
Dengan melihat sajian data, maka peneliti akan memahami apa
yang terjadi serta memberikan peluang bagi peneliti untuk
mengerjakan sesuatu pada analisis atau tindakan lain,
berdasarkan pemahamannya. Penyajian data dilakukan dalam
bentuk matriks, gambar, skema, jaringan kerja, tabel, dan hasil
wawancara maupun pengamatan, yang nantinya akan membantu
menganalisis untuk mendapatkan gambaran yang jelas serta
memudahkan dalam menyusun kesimpulan penelitian [15].
3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi
Pada saat pengumpulan data peneliti sudah mulai
memahami arti dari hal-hal yang ditemui, dengan mencatat
keteraturan, pola-pola, pernyataan dari berbagai konfigurasi yang
dimana arah hubungannya kausal dan proposisi. Pada
kesimpulan akhir penelitian kualitatif tidak akan ditarik, kecuali
setelah proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan yang
dibuat perlu diverifikasi dengan cara melihat dan
mempertanyakan kembali, sambil meninjau secara sepintas pada
catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat
[15].

3.8. Jadwal Penelitian


Jadwal penelitian direncanakan sesuai dengan jadwal kalender
akademik dari Akademi Kepolisian yang akan dilaksanakan mulai
bulan September 2022. Pada penelitian ini dijadwalkan rencana
penelitian sebagai berikut :

25
KEGIATAN HARI KE-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

WAWANCARA X X X X X X

OBSERVASI X X X X X X

STUDI X X X X X X
DOKUMEN

EVALUASI X X X

26
DAFTAR PUSTAKA

[1] "Katadata," 28 September 2021. [Online]. Available:


https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/28/jumlah-kendaraan-
bermotor-di-jawa-timur-terbanyak-nasional-pada-2020. [Accessed 01 September
2022].

[2] "Radar Pekalongan," 2021. [Online]. Available:


https://radarpekalongan.co.id/148286/2021-kasus-curanmor-meningkat-drastis/.
[Accessed 7 September 2022].

[3] Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Jakarta, 2002.

[4] Indonesia, Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2021
tentang Susunan Organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor, Jakarta, 2021.

[5] Indonesia, Peraturan Kepala Badan Intelijen Keamanan Kepolisian Negara Republik
Penyelidikan Indonesia Nomor 1 tahun 2013 tentang Penyelidikan Intelijen
Kepolisian Negera Republik Indonesia, Jakarta, 2013.

[6] D. Nugroho, "Peranan intelejen kepolisian dalam mengungkap kasus curanmor : studi
kasus di Polresta Malang Malang, Jatim," 2006. [Online]. Available:
https://library.unmer.ac.id/index.php?author=Nugroho%2C+Dhoni&search=Search.
[Accessed 3 September 2022].

[7] S. Bahri, "Peran Setintelkam dalam Pengungkapan Pencurian Kendaraan Bermotor di


Wilayah Hukum Polres Pangka Pinang, Jakarta," Jakarta, 2016.

[8] "Kumpulan Pengertian," Maret 2018. [Online]. Available:


https://www.kumpulanpengertian.com/2018/03/pengertian-analisis-swot-menurut-
para.html. [Accessed 3 September 2022].

[9] "Hestanto," [Online]. Available: https://www.hestanto.web.id/teori-manajemen-menurut-


george-r-terry/ . [Accessed 3 September 2022 2022].

[10] "UINUSKA," 2018. [Online]. Available:


https://repository.uinsuska.ac.id/12544/7/7.%20BAB%20II_ 2018154ADN.pdf.
[Accessed 3 September 2022].

[11] Y. W. Saronto, Intelijen, Bandung: PT. Cahaya Berlian Lestari Offset, 2012.

27
[12] Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda, 2011.

[13] D. William, 1995, Metodoloi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.

[14] "UMM," [Online]. Available: https://eprints.umm.ac.id/48136/4/BAB%20III.pdf. [Accessed


3 September 2022].

[15] M. Farouk and Djaali, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PTIK Press dan Restu
Agung, 2005.

28

Anda mungkin juga menyukai