Anda di halaman 1dari 2

Guru Produktif, Murid Kreatif

Energi positif yang dipancarkan oleh guru akan ditangkap oleh murid dan kemudian
direfleksikan dalam keinginan untuk terus mencari dan mengamalkan ilmu. Guru
adalah teladan, katanya didengar, tuturnya diperhatikan, perintahnya dilaksanakan.
Guru adalah pembelajar sejati, yang mengajarkan cara untuk tetap berrendah hati
untuk menerima percikan ajaran kebaikan yang diajarkan oleh siapa pun, kapan pun
dimanapun. Sikap terbuka seorang guru menerima saran dan masukkan, akan
menjadi cermin untuk murid agar senantiasa mengosongkan hati dari keegoan diri.
Murid berlaku sebagaimana guru bertindak. Guru yang produktif memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki, akan menginspirasi murid menjadi pribadi kreatif yang siap
menghadapi berbagai tantangan yang berada dihadapannya.
Produktif dan kreatif adalah sikap mental yang dibutuhkan agar bisa menjadi
pemenang di era persaingan seperti saat ini. Pribadi yang produktif akan mampu
menghasilkan karya-karya terbaik secara konsisten, sementara mereka yang kreatif
akan memunculkan solusi-solusi untuk setiap permasalahan yang muncul. Keduanya
harus disinergikan agar kita bisa memberikan kemanfaatan untuk orang lain di sekitar
kita.
Selain produktif dan kreatif, sikap kolaboratif juga perlu diasah karena mustahil
manusia mampu menyelesaikan masalahnya sendirian. Kolaboratif berarti bersiap
untuk memberikan konstribusi terbaik untuk tim, menjadi pribadi yang dapat
diandalkan dimana kehadirannya senantiasa dirindukan sebagai pembawa solusi
bukan sebaliknya hadir sebagai penghambat kemajuan bersama.
Zaman berubah, tantangan ke depan semakin sulit, yang berlaku hari ini belum tentu
relevan untuk kehidupan esok hari. Guru yang hebat adalah yang mampu
mentransformasi murid menjadi pribadi yang siap menjawab tantangan waktu, apapun
kondisinya.
Selamat hari guru, mari bergerak serentak mewujudkan cita-cita menghantarkan anak
bangsa mencapai kemerdekaan hakiki, yakni kebahagiaan di dunia karena mampu
menunaikan amanah sebagai khalifah di muka bumi, dan kebebasan sejati karena
terhindar dari siksa neraka, terlebih bertemu Sang Khalik di aras-Nya.
Kurikulum Merdeka dalam Pandangan

Implementasi kurikulum merdeka sedang dikebut pelaksanaannya oleh kemendikbud.


Semua sekolah diharapkan akan mampu melaksanakan IMK ini paling tidak di awal
tahun ajaran Juli 2023 nanti. Berbagai jenis pelatihan dan workshop dilaksanakan
agar sekolah sebagai unit pelaksana teknis mampu menerjemahkan ide kurikulum
merdeka yang digagas oleh Mas Menteri Nadien Makarim.
Langkah-langkah Kemendikbudristek dalam pelaksanaan IMK yang didefinisikan
melalui berbagai episode program harus diapresiasi, karena dilakukan dengan
membaca kondisi real dunia pendidikan yang ada di Indonesia yang berbeda dengan
karakteristik dan latar belakang.
Peniadaan UN yang bersifat sentralistik, penyiapan data kondisi sekolah melalui
ANBK menjadi langkah awal implementasi kurikulum merdeka. Berbeda dengan UN
yang dijadikan alat tes penentu kelulusan siswa, hasil ANBK justru dijadikan data
dasar perbaikan proses di masing-masing sekolah.
Kurikulum Merdeka memberikan ruang kepada sekolah untuk melakukan apa yang
sekiranya perlu dijalankan sesuai dengan kebutuhan, dengan tetap diberikan rambu
penunjuk arah agar tidak salah kaprah menerjemahkan ide dan gagasan. Profil pelajar
Pancasila, sebagai visi pendidikan masa depan tidak lagi dilaksanakan hanya wacana
ruang teoretis, tapi tertuang dalam kegiatan-kegiatan yang dirancang secara kreatif.
Pendidikan sudah seharusnya menumbuhkan potensi setiap pribadi, sehingga dapat
berkontribusi positif untuk lingkungannya. Sekolah harus menjadi ruang yang aman
dan nyaman untuk setiap anak berkembang menemukan dirinya sendiri, sehingga
kemudian dapat menghasilkan karya-karya terbaik.
Secara konsepsi, semua kurikulum yang telah berlaku diklaim sebagai yang terbaik
oleh para pencetusnya, sama-sama diopinikan sebagai jawaban dari tantangan di
zamannya masing-masing. Kurikulum Merdeka disebut sebagai solusi atas disrupsi
kondisi dunia yang dilanda pandemi global Covid-19.
Loss learning yang menggejala sebagai akibat dari ketiadaan pembelajaran tatap
muka. Ketergantungan akan paparan gadget sebagai efek samping penggunaan
teknologi yang dipaksakan karena keadaan dianggap sebagai masalah nyata yang
coba direspon dengan penerapan kurikulum merdeka.
Perubahan kurikulum adalah keniscayaan, jika saat ini yang menyebabkannya adalah
loss learning dan masifnya penggunaan teknologi, maka dorongannya bisa jadi
berubah di kemudian hari. Kemampuan membaca tantangan masa depan adalah
resource penting untuk membuat cetak biru desain pendidikan yang dituangkan dalam
bentuk kurikulum. Meski tentu belum sempurna, paling tidak kurikulum merdeka
adalah upaya dari para pengambil keputusan untuk menyiapkan generasi yang adaptif
pada perubahan teknologi 5.0

Anda mungkin juga menyukai