Disusun oleh :
Kelompok 2B
Puji syukur kelompok panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-
Nya, sehingga kelompok mendapat berbagai inspirasi dan dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Abortus Inkomplit”. Penyusunan makalah
ini bertujuan sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Keperawatan Maternitas. Kelompok
menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-
pihak terkait, maka kelompok mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Ns. DWS Suarse Dewi, M. Kep., Sp. Kep.MB, selaku Direktur Akademi Keperawatan
Fatmawati Jakarta.
2. Ns. Sestramita, S.Kep selaku Wali Kelas Angkatan XXIII Akademi Keperawatan Fatmawati
Jakarta.
3. Ns. Lisnawati Nur Farida, M. Kep selaku penanggung jawab mata kuliah Keperawatan
Maternitas.
4. Ns. Putri Mahardika, M. Kep, Sp. Kep. Mat selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Maternitas.
5. Orang tua tercinta yang telah membantu dalam segi materil maupun dalam segi motivasi
dalam penyusunan makalah ini.
6. Rekan-rekan kelompok yang membantu selesainya pembuatan makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan untuk penyempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..................................................................................................................3
C. Metode Penulisan..................................................................................................................3
D. Sistematika Penulisan...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................................4
A. Pengertian Abortus Inkomplit...............................................................................................4
B. Etiologi Abortus Inkomplit...................................................................................................4
C. Gambaran dan Penatalaksanaan Abortus Inkomplit.............................................................5
D. Patofisiologi Abortus Inkomplit...........................................................................................6
E. Teori Asuhan Keperawatan..................................................................................................7
BAB III ANALISA KASUS........................................................................................................14
A. Pengkajian...........................................................................................................................14
B. Asuhan Keperawatan..........................................................................................................22
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................50
A. Pengkajian Keprawatan......................................................................................................49
B. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................................50
C. Implementasi Keperawatan................................................................................................51
D. Intervensi Keperawatan......................................................................................................52
E. Evaluasi Keperawatan........................................................................................................53
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................54
A. Kesimpulan.........................................................................................................................54
B. Saran...................................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................56
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi hingga lahirnya janin. Lama
kehamilan ini berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau sama dengan sembilan bulan
tujuh hari) (Situmorang at all., 2021). Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan
pertemuan sel ovum dan sel sperma di dalam uterus tepatnya di tuba fallopi. Setelah itu terjadi
proses konsepsi dan terjadi nidasi, kemudain terjadi implantasi pada dinding uterus, tepatnya
pada lapisan edomentrium yang terjadi pada hari keenam dan ketujuh setelah konsepsi
(Rintho, 2022).
Komplikasi yang terjadi pada kehamilan, yaitu perdarahan, kejadian perdarahan sangat rentan
ketika masih hamil muda (Trimester 1) yang sering dikaitkan dengan abortus. Dampak dari
abortus yaitu menyebabkan kesakitan bahkan kematian yang dihadapi oleh ibu. Penyebab dari
kematian, yaitu perdarahan dari komplikasi yang disebabkan oleh keguguran (Maliana, 2016).
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan < 20
minggu dan berat badan janin ≤ 500 gram. Adapun dampak dari masalah bila tidak mendapat
penanganan yang cepat dan tepat maka akan dapat menambah angkah kematian ibu yang
disebabkan oleh komplikasi dari abortus yaitu dapat terjadi Perdarahan, Perforasi, Infeksi dan
Syok.
Adapun definisi lainnya, yaitu pelahiran janin-neonatus yang kurang dari 500 gram. Namun
berbagai negara memiliki aturan ataupun undang-undang yang berbeda-beda untuk
melaporkan keguguran, kematian janin, dan juga kematian bayi (Çelik et al., 2018). Salah satu
jenis abortus yaitu abortus inkomplit yang terjadi ketika sebagian hasil konsepsi telah keluar
sebelum 20 minggu dan masih ada yang tertinggal dalam uterus (Pitriani, 2013). Abortus
inkomplit (keguguran tidak lengkap) yaitu sebagian tetapi tidak seluruhnya hasil konsepsi
keluar dari uterus sebelum usia 12 minggu hasil konsepsi cendrung tertahan (Ika, 2010).
1
Penanganan yang terpenting dalam menangani masalah abortus seperti mampu mengetahui
gejala-gejala dan komplikasi dari abortus agar dalam mendiagnosa sesuatu masalah dengan
tepat dan sebaiknya dalam hal ini perawat melakukan kolaborasi dengan dokter dan ditunjang
oleh fasilitas yang memadai. Penanganan yang sering dilakukan pada pasien inkomplit seperti
dilakukannya kuretase.
Kuratase merupakan suatu tindakan untuk membersihkan hasil konsepsi dengan alat kuretase
(sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan pemeriksaan
dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus. Dalam hal ini
keguguran tidak dilakukan tindakan medis apabila hasil konsepsi keluar secara alami, namun
jika bakal janin masih ada yang tertinggal didalam rahim maka perlu dilakukan kuretase yang
menyebabkan nyeri. Nyeri merupakan keluhan yang paling sering terjadi pada pasien post
kuretase dengan abortus inkomplit. Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan yang dihubungkan dengan jaringan yang rusak. Nyeri dapat
dibedakan menjadi dua, yakni nyeri akut dan nyeri kronis (Manuamba, 2010).
Kuretase terdapat komplikasi seperti nyeri, perforasi apabila terjadi perforasi atau diduga
terjadi peristiwa itu, maka penderita harus diawasi dengan seksama dengan mengamati
keadaan umum nadi, tekanan darah, kenaikan suhu, turunya hemoglobin dan keadaan perut
bawah, luka pada serviks uteri apabila terjadi luka pada ostium uteri internum, maka akibat
yang 16 segera timbul adalah perdarahan yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks
dan vagina, perlekatan dalam kavum uteri karena hal itu dapat menyebabkan terjadinya
perlekatan dinding kavum uteri di beberapa tempat dan pendarahan Kerokan pada kehamilan
agak tua atau pada molahidatidosa ada bahaya perdarahan.
Berdasarkan uraian diatas, maka kelompok tertarik untuk membahas tentang Abortus
Inkomplit yang merupakan salah satu gangguan masalah pada kehamilan. Kelompok
membahas Abortus Inkomplit ini dengan mempelajari berbagai literatur dan menggunakan
konsep-konsep Matternitas yang berkaitan dengan kehamilan. Hal ini bertujuan agar
mahasiswa keperawatan dapat mengetahui tentang Abortus Inkomplit. Kelompok berharap
dengan makalah sederhana ini dapat membuka wawasan mahasiswa dalam memahami
2
Abortus Inkomplit yang merupakan gangguan pada masalah kehamilan serta dapat melakukan
berbagai upaya keperawatan untuk mencegah timbulnya Abortus Inkomplit yang berulang.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa/mahasiswi dapat lebih
memahami dan mengaplikasikan asuhan keperawatan mengenai abortus inkomplit
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini diharapkan pembaca mampu:
a. Mahasiswa dapat memahami konsep penyakit abortus inkomplit
b. Mahasiswa dapat memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan abortus
inkomplit
c. Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan
abortus inkomplit
C. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode kombinasi dari studi kasus dan studi
kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu menggunakan berbagai sumber literatur yang
sesuai dengan makalah kami yang berjudul “Abortus Inkomplit”. Adapun teknik
pengumpulan data dalam penulisan makalah ini adalah menganalisis berbagai sumber
referensi baik dari buku, jurnal dan internet yang berkaitan dengan Arbortus Inkomplit.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penyusunan makalah ini terdiri dari 5 bab, yaitu BAB I Pendahuluan yang
terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori yang terdiri dari konsep abortus inkomplit BAB III Tinjauan Kasus
yang terdiri dari kasus pemicu dan asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian hingga evaluasi
keperawatan. BAB IV Pembahasan yang terdiri dari pembahasan studi kasus. BAB V Penutup
yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. Etiologi
Menurut buku Protokol forHigh- RiskPregnancies yang ditulis John T. Queenan, MD.,
pasien dengan abortus 50% tidak diketahui penyebabnya. Faktor-faktor yang meyebabkan
abortus inkomplit (Duhita, 2014) :
a. Faktor fetal
Keguguran pada hamil muda disebabkan abnormalitas zigot, atau plasenta. Selain itu
abnormalitas pada kromosom, abnormalitas kromosom diturunkan dari gen kedua
orang tuanya. Sekitar 95 % dari kelainan kromosom disebabkan oleh kegagalan
gametogenesis. Autosomaltrisomi adalah kelainan kromosom yang paling sering
4
ditemukan pada abortus trimester awal. Adanya riwayat abortus sebelumnya akan
meningkatkan risiko fetalaneuploidy dari 1 % menjadi 2%. Kelainan monosomy X
akan menyebabkan sindrom Turner, dimana biasanya mengalami keguguran dan
kemungkinan kecil janin tidak akan bertahan sampai TM 3. Triploid sering
dihubungkan dengan Mola Hidatidosa parsial. Janin dengan jumlah kromosom
normal (Euploidy) (46 XY / XX) cenderung lebih lama daripada janin dengan
Aneuploidy
b. Faktor imunologi Hubungan ibu dan janin bisa hancur oleh sel natural killer yang
diaktivasi oleh kekebalan yan dibuat oleh sistem imun termasuk masalah hormon dan
hiperkoagulabilitas darah yang disebabkan oleh peningkatan antibodi antikardiolipin
yang mempunyai peran dalam merangsang keguguran. Faktor lainnya disebabkan
karena rokok, obat-obatan, stres, diet, faktor lingkungan,dan infeksi.
c. Faktor Ibu
Faktor ibu yang dapat menyebabkan keguguran yaitu ibu yang mempunyai penyakit
mendadak misalnya radang paru- paru, tipus perut, radang ginjal, malaria. Selain itu
toksin, bakteri dan virus juga dapat menyebabkan kematian janin melalui plasenta.
5
1) Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk
tanda-tanda vital.
2) Pengawasan pernafasan (jika ada tanda-tanda gangguan pernafasan seperti
adanya takipnea, sianosis) bebaskan saluran nafas dari sumbatan kemudian
berikan bantuan oksigen.
3) Berikan cairan infus (D5% dan atau NaCl 0,9%). d) Lakukan pemeriksaan
laboratorium
4) Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik
kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
5) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16
minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
a) Aspirasi Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak
tersedia.
b) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg im
(diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral
(dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
6) Jika kehamilan > 16 mingguan)
a) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologis
arau RL) dengan kecepatan 40 tetes / menit sampai terjadi ekspulsi
konsepsi.
b) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi(maksimal 80 mg) 3) Evakuasi sisa hasil
konsepsi yang tertinggal dalam uterus 4) Pastikan untuk tetap memantau
kondisi ibu setelah penanganan.
D. Patofisiologi Abortus
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan
yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.
Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi khorialis belum menembus desidua
6
serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14
minggu villi khorialis sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan dari pada plasenta. Apabila
mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka dia dapat diliputi oleh
lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat
terjadi proses modifikasi janin mengering dan karena cairan amion menjadi kurang oleh
sebab diserap dan menjadi agak gepeng. Dalam tingkat lebih lanjut menjadi tipis.
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi,
kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terasa cairan dan
seluruh janin bewarna kemerah-merahan (Prawiroharjo, 2010).
7
1) Nama : identitas klien untuk membedakan antara klien yang satudengan yang
lain.
2) Umur :untuk mengetahui usia klien yang beresiko mengalami abortus yaitu < 20
tahun atau > 35 tahun (Kuntari, Wilopo & Emilia, 2010).
3) Tempat tinggal : untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat tinggal
klien.
4) Agama : untuk memberikan dukungan sesuai dengan kepercayaan klien.
5) Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga saat
memberikan informasi perawat bisa menyesuaikan dengan kebutuhsn klien
dalam hal materi dan bahasa yang diperlukan.
6) Pekerjaan : ibu yang memiliki pekerjaan yang berat dapat memberikan dampak
pada kehamilan ibu.
7) Adat istiadat : untuk menentukan adat istiadat atau budaya klien.
b) Keluhan utama
Kaji adanya nyeri pada perut bagian bawah.
c) Riwayat kesehatan menurut Sukini & Rofi’ah (2016)
1) Riwayat kesehatan sekarang
Kaji keluhan klien sampai dibawa kerumah sakit seperti perdarahan pervaginam,
infeksi dan kondisi pembedahan.
2) Riwayat kesehatan dulu
Kaji riwayat penyakit seperti hipertensi, tbc atau dm serta kaji adanya cedera
traumatis pada ibu.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji riwayat penyakit terhadap gangguan kesehatan klien, seperti sindrom
coroner akut, diabetes, kelainan bawaan, dan kehamilan kembar.
4) Riwayat psikososial
Kaji pola pikir klien dan persepsi diri, hubungan klien dengan orang lain,
kluarga dan perawat, mekanisme koping dan kepercayaan klien.
5) Riwayat kesehatan kehamilan
Kaji keluhan saat hamil HPHT, HPL, dan riwayat ANC, riwayat imunisasi TT,
dan hasil tes kehamilan.
8
6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Kaji umur kehamilan, riwayat kehamilan sebelumnya, persalinan spontan atau
tidak, adakah komplikasi pada nifas sebelumnya.
7) Riwayat menstruasi
Kaji menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi, sifat darah, sifat darah dan
adanya desminhore atau tidak saat menstruasi.
8) Riwayat perkawinan
Kaji sudah berapa lama usia pernikahan dan jumlah anak.
9) Riwayat keluarga berencana
Kaji riwayat KB klien, jenis KB, dan lama KB.
2. Pengkajian khusus
Pengkajian fokus menurut Doenges (2014) adalah :
a) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat, frekuensi nadi meningkat, adanya perdarahan keluar dari
alat kemaluan berupa gumpalan.
b) Eliminasi
Pola defekasi mengalami perubahan, peningkatan frekuensi kemih, diaphoresis.
c) Makanan/cairan
Mual muntah, nafsu makan berubah, frekuensi makan, penambahan berat badan,
anoreksia.
d) Aktivitas/istirahat
Sulit tidur, pembatasan aktivitas karena hamil.
e) Nyeri/kenyamanan
Data subjektif : Mengalami kram atau nyeri perut bagian bawah, durasi nyeri terus
menerus atau hilang timbul, cara meredakan nyeri pasien dengan farmakologi dan
nonfarmakologi.
Data ojektif : meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat.
f) Keamanan
Klien yang mengalamai pendarahan hebat maka perlu transfuse darah.
9
g) Seksualitas
Perdarahan vagina, direntang dari bercak perdarahan nyata, peningkatan progresif
pada ukuran uterus misal riwayat abortus.
h) Integritasego
Menunjukkan masalah keputusasaan, gelisah, menarik diri, berfokus pada diri
sendiri,
i) Penyuluhan atau pembelajaran
Riwayat komplikasi medis, riwayat penggunaan / ketergantungan zar, harapan
kehamilan dan keinginan terhadap anak.
j) Neurosensory
Kerusakan sensori dibawah indak ansietas spinal epidural.
10
2) Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya reflek/gerakan
pada kaki bawah, memerikasa reflex kulit perut apakah ada kontraksi dinding
perut atau tidak.
4. Pemeriksaan Ginekologi Abortus :
a) Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam, ada tidaknya hasil konsepsi, bau tidaknya
dari vulva.
b) Inspeksi : perdarahan dari kavum uteri, ostium terbuka atau tidak, cairan berbau
atau tidak.
c) Colok vagina : porsio masih terbuka atau tertutup, ada tidaknya jaringan cavum
uteri, besar kecil usiakehamilan, tidak nyeri saat posio digoyang.
11
d) Ajarkan teknik non farmakologis
2. Ansietas (Diagnosa Aktual)
Diagnosa Aktual merupakan diagnosa yang sesuai dengan data- data
klinik yang diperoleh dan menjelaskan masalah yang saat ini sedang
terjadi (Nurhaliza 2019)
Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman.
Tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam, maka tingkat
ansietasmenurun,dengankriteia hasil : verbalisasi khawatir akibat
kondisi yang dihadapi menurun, perilaku gelisah menurun, perilaku
tegang menurun (SLKI, 2018)
Intervensi (SIKI, 2018) :
a) Monitor tanda- tanda ansietas
b) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
c) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
d) Anjurkan mengambil posisi nyaman
e) Demonstrasikan dan latih tarik nafas dalam
3. Risiko Perdarahan
Diagnosa risiko merupakan diagnosa keperawatan yang
menggambarkan penilaian klinis dimana individu atau kelompok
lebih rentan mengalami masalah diabnding orang lain dalam situasi
yang sama atau serupa (Purba, 2019)
Definisi : Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal
(terjadi di dalam tubuh) maupun eksternal (terjadi hingga keluar
tubuh) (SDKI, 2017)
12
(menjadi normal 80cc/perhari,tidak disertai gumpalan), membran
mukosa lembap , tekanan darah, nadi dan suhu tubuh tetap
normal (SLKI, 2018)
Intervensi (SIKI, 2018) :
a) Monitor tanda dan gejala perdarahan
b) Monitor tanda-tanda vital
c) Pertahankan bedrest selama perdarahan
d) Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
G. Implementasi
Implementasi dilaksanakan tindak sesuai intervensi yang sudah direncanakan,
tetapi tidak semua dilaksanakan karena disesuaikan dengan kondisi pasien
dilapangan. Implementasi disesuaiakan dengan diagnose yang telah ditegakkan.
Perawat membantu pasien untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dimulai sejak
rencana tindkan disusun. Tujuan dalam tindakan keperawatan ini antara lain
meningkatkan kesehatan klien dengan abortus, pencegah komplikasi yang mungkin
muncul , membantu pemulihan kesehatan klien dan memfalidasi koping klien.
H. Evaluasi
Evaluasi yaitu tahap terahir dari proses keperawatan dan tindakan intelektual
melengkapi proses keperawatan yang menandakan berapa jauh diagnose
keperawatan, intervensi atau rencana tindakan, pelaksanan yang sudah dicapai.
Evaluasi bertujuan untuk melihat apakah asuhan yang sudah diberikan
dilaksanakan atau merencanakan kembali yang belum terlaksana (Sutanto,
2018).Melalui asuhan keperawatan didapatkan hasil sesuai atau belum sesuai
dengan tujuan dan kriteria hasil yang direncanakan. Tujuan kriteria hasil klien pada
diagnose keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur
pembedahan : kuretase) setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
masalah nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria hasil mengenali kapan nyeri
terjadi, menggambarkan faktor penyebab, menggunakan tindakan pengurangan
nyeri tanpa analgetik, melaporka perubahan terhadap gejala nyeri dan perasaan
13
nyaman yaitu tidak ada nyeri, tidak ada ekspresi wajah nyeri, bisa istirahat, tidak
ada ketegangan otot tekanan darah dan nadi normal.
BAB III
Analisa Kasus
A. Pengkajian
Tanggal masuk : 20 Februari 2023 Jam Masuk : 12.00
Ruang /Kelas : Mawar/2 No. Kamar : 306 B
Tgl. Pengkajian : 20 Februari 2023 Jam : 15.00
1. Identitas
Nama Pasien : Ny.L Nama Suami : Tn.D
Umur : 25 Tahun Umur : 28 Tahun
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 PGSD Pendidikan : S1 Teknik
Pekerjaan : Guru SD Pekerjaan : Karyawan Negeri
Alamat/Telp : 089876543451 Alamat /Telp : 086437935283
Jl. Margasatwa No.40B RT001/RW002 Jl. Margasatwa No.40B RT001/RW002
Jakarta Jakarta
Status Perkawinan : kawin Lama Perkawinan : 1 tahun
Kawin : 1 kali
2. Resume (Ditulis sejak klien masuk rumah sakit sampai dengan sebelum pengkajian dilakukan oleh mahasiswa meliputi :
data fokus, masalah keperawatan, tindakan keperawatan mandiri serta kolaborasi dan evaluasi secara umum)
Pada tanggal 20 Februari 2023 pukul 12.00 pasien datang kerumah sakit fatmawati
mengeluh nyeri perut bagian bawah, pasien mengatakan keluar flek darah sejak malam
habis isya pukul 21.58 dan pukul 13.35 keluar gumpalan seperti hati ayam dan pasien
mengatakan keluar darah banyak dari vagina 150cc (3-4 kali ganti pembalut), sehari
14
sebelum masuk rumah sakit pasien merasa mual muntah sangat sering, pasien
mengatakan jarang minum air putih, dan merasa kelelahan dan lemas sejak 2 hari yang
lalu, didapatkan tanda tanda vital TD : 140/80mmHg Nadi : 90x/menit RR : 22x/menit
Suhu : 36,6oC, tindakan yang dilakukan dirumah adalah istirahat dan meminum susu
hamil.
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama ( saat ini ) :
Pasien mengatakan mual dan muntah sudah berkurang,padahal sebelumnya pasien
mengeluh mual dan muntah sangat sering. Sejak satu hari yang lalu keluar flek/bercak
darah berwarna merah kecokelatan,tidak disertai mulas.
Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah , pasien mengatakan keluar flek darah sejak
malam habis isya pukul 21.58 dan pada pukul 13.35 keluar gumpalan seperti hati ayam
dan pasien mengatakan keluar darah banyak dari vagina 150cc (3-4 kali i ganti pembalut)
berwarna merah segar. Pasien tampak memegang perutnya, gelisah, meringis, lemah,
pucat dan berkeringat dingin.
Melaksanakan KB : Ya ✓ Tidak
Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan : IUD Pil
Suntik Implant Lain-lain ; sebutkan, Tidak
Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : Tidak
Masalah yang terjadi : Tidak
15
Rencana yang akan datang : Tidak
Alergi/toleransi makanan : ada ✓ tidak ada, bila ada sebutkan : tidak ada
Mual
2) Pola eliminasi :
a) BAB
Frekuensi : 1 x/hari
Keluhan : Tidak Ada
b) BAK
16
Frekuensi : 5-6 x/hari
Keluhan : Tidak Ada
1) Personal Hygiene
a) Mandi
Frekuensi : 2 x/hari
b) Oral hygiene
Frekuensi : 3 x/hari
c) Rambut
Frekuensi : 1x/2 hari
2) Pola aktifitas/istirahat dan tidur
Jenis pekerjaan : Mengajar
Waktu bekerja : ✓ pagi sore malam
Lama bekerja : 7 jam
Hobbi : Membaca
Pembatasan karena kehamilan/kondisi : Tidak Ada
Kegiatan waktu luang : 5 jam
Keluhan dalam beraktifitas : Mual dan muntah
Aktifitas kehidupan sehari-hari : ✓ mandiri tergantung
17
d. Riwayat Psikososial :
Perencanaan kehamilan : __________________________________________
Perasaan pasien & keluarga tentang kehamilan : _______________________
Kesiapan mental menjadi ibu : _____________________________________
Cara mengatasi stress : ___________________________________________
Tinggal dengan : ________________________________________________
Peran dalam struktur keluarga : _____________________________________
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi : ___________________
Harapan dari kehamilan/perawatan ini : ______________________________
Faktor kebudayaan yang mempengaruhi kesehatan : ____________________
4. Pengkajian Fisik
a. Sistem Kardiovaskuler/Sirkulasi :
Nadi : 80 x/menit Irama : ✓ teratur tidak teratur
Denyut : lemah kuat
Tekanan darah : 120/80mmHg, Suhu : 36,6oC
Temperatur kulit : ✓ pucat cyanosis kemerahan
Edema : ya ✓ tidak
Muka tungkai bawah periorbita
Konjungtiva : Tidak anemis Sklera : Putih
Riwayat penyakit jantung : ya/tidak, bila ya sebutkan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
b. Sistem Pernafasan
Jalan nafas : ✓ bersih sumbatan sputum lendir
18
Riwayat bronchitis : ya/tidak, Asma : ya/tidak, TBC : ya/tidak,
Suara nafas : bronkhovesikuler ronchi wheezing
✓ vesikuler/normal
Keluhan : Tidak ada
c. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut
Gigi : caries ✓ tidak
Stomatitis : ya ✓ tidak
Lidah : kotor ya ✓ tidak
Mual : ✓ ya tidak
d. Neurosensori
Status mental : ✓ orientasi disorientasi
19
Sakit kepala : ✓ ya tidak
20
Membesar : Tidak membesar arah : Tidak ada
Linea : Alba/Nigra
Striae : Albicans/Lividae
Luka bekas operasi: ya ✓ tidak
2) Palpasi :
Leopold I : TFU : ______cm
TFU berisi : Tidak teraba
Leopold II : Kanan : DJJ dengan ulytrasonografi (-)
Kiri : DJJ dengan ulytrasonografi (-)
Leopold III : Tidak ada
Leopold IV : tangan konvergen/sejajar/divergen
Taksiran berat badan janin : Tidak ada
Kontraksi : Tidak ada
3) Auskultasi
DJJ : Punctum maksimum : ________________
Frekuensi : _______x/menit, teratur/tidak
j. Pemeriksaan Panggul Luar
Lingkar Panggul : ________cm
5. Pemeriksaan Penunjang
USG: didapatkan janin sudah mati
6. Penatalaksanaan
Sudah dilakukan kuretase
Pemberian obat :
- Asam Mefenamat 500mg 3x1 (Obat Analgetik)
- Mathergin 0.2 3-4x1 (Obat Pendarahan)
- Imunisasi Tenanus Toxoid 0,5 ml
21
B. Asuhan Keperawatan
DATA FOKUS
22
Data Subyektif Data Obyektif
24
T :20 menit (bila
bergerak semakin
nyeri )
Data Obyektif
2. Keadaan umum
lemah
3. TD : :
140/80mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,6oC
4. Pasien terlihat
meringis
5. Pasien terlihat
memegang
abdomen.
6. Pasien terlihat
gelisah.
7. Pasien terlihat
lemah.
8. Pasien terlihat
lemas.
25
kelelahan.
3. Pasien
mengatakan mual.
Data Objektif
1. TD : :
140/80mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,6oC
2. Pasien tampak
lemah dan lemas.
3. Wajah pasien
tampak pucat.
4. Pasien berkeriat
dingin.
5. Membran mukosa
pasien terlihat
kering.
6. Volume urin
pasien meningkat.
Intake
Minum : 1000
Infus : 500
Makan : 3x porsi
kecil
= 1500
Output
BAB : 1X
BAK : 1190
Muntah : 600
26
IWL : 32
= 1822
1500 –1822 = -
322
7. Status mental
berubah.
Data Objektif
1. TD :
140/80mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,6oC
2. pasien
menggunakan
pembalut yang
terdapat darah
3. perdarahan
pervagina
150cc
4. Membran mukosa
pasien terlihat
27
kering.
28
ada harapan.
3. Pasien merasa
tidak berguna.
4. Pasien
mengatakan
sangat sedih.
Data Objektif
1. Pasien terlihat
sedih.
2. Pasien terlihat
terus-menerus
menangis.
3. Pasien terlihat
memegangi
perutnya sembari
menangis.
4. Pasien terlihat
sering melamun.
29
DIAGNOSA KEPERAWATAN
30
RENCANA ASUHAN PERAWATAN
31
dan keyakinan tentang nyeri yang dirasakan
nyeri. oleh pasien
3. dapat mengetahui
sejauh mana
pemahaman dan
pengetahuan pasien
terhadap nyeri yang
di rasakan
Terapeutik : Terapeutik:
1. Berikan Teknik Non 1. Dapat mengurangi
Farmakologis untuk rasa nyeri yang di
mengurangi nyeri. rasakan pasien
2. Fasilitasi istirahat dan dengan menggunakan
tidur. cara Teknik
nonfarmakologis
2. Membantu
mengurangi
ketidaknyamanan
Edukasi : Edukasi
1. Jelaskan strategi 1. Agar pasien tau
meredekan nyeri. cara mengurangi rasa
2. Ajarkan Teknik Non nyeri
Farmakologis untuk 2. Memandirikan
mengurangi nyeri. pasien agar bisa
meredakan nyeri dan
membuat pasien
mengetahui Teknik
selain mengonsumsi
obat.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian 1. Agar rasa nyeri
analgetik, jika perlu. yang diraskan pasien
(Pemberian Asam menghilang
menefamat)
32
Manajemen Hipovolemia
Hipovolemia b.d Setelah dilakukan tindakan 1.03116
2
Kekurangan Intake keperawatan 3x24jam Observasi : Observasi
Cairan. diharapkan keseimbangan 1. Periksa tanda dan gejala 1. Mengetahui kadar
cairan meningkat dengan hypovolemia. naik turunnya
kriteria hasil : 2. Monitor Intake dan frekuensi tanda dan
1.Tekanan darah dalam batas Output. gejala pada
normal. hypovolemia
2. Pasien dapat minum air 2. Untuk memastikan
sesuai dengan kebutuhan. cairan dalam tubuh
3. Lemah dan lemas pada pasien lebih, kurang,
menurun. ataupun seimbang.
4. Pucat pada wajah pasien tidak
ada. Terapeutik : Terapeutik :
5.Membran mukosa membaik 1. Hitung kebutuhan 1. untuk memberikan
cairan. informasi status
2. Berikan asupan cairan keseimbangan cairan
oral. untuk menetapkan
kebutuhan cairan
pengganti.
2. Mengganti cairan
yang telah
dikeluarkan
Edukasi
Edukasi : 1. Mengganti cairan
1. Anjurkan perbanyak yang telah
asupan cairan oral. dikeluarkan
Kolaborasi
Kolaborasi : 1.Mencegah
1. Kolaborasi pemberian terjadinya syok
cairan IV isotonis. hipovolemik
33
Pencegahan pendarahan
Resiko Pendarahan b.d Setelah dilakukan tindakan 1.02067 Observasi
3
Komplikasi kehamilan. keperawatan 3x24jam Observasi : 1. menjelaskan
diharapkan tingkat pendarahan 1. Monitor tanda dan kepada klien ataupun
menurun dengan kriteria hasil : gejala pendarahan. keluarga klien
1.Tekanan darah dalam batas 2. Monitor nilai tentang tanda dan
normal hematokrit/hemoglobin gejala pendarahan
2. Kelembaban membrane sebelum dan sesudah klien.
mukosa meningkat. kehilangan darah. 2. Agar pasien tidak
3. perdarahan vagina mengalami
menurun(menjadi normal perdarahan
80cc/perhari,tidak disertai
gumpalan) Terapuetik :
Terapeutik : 1. Untuk
1. Pertahankan Bedrest mengantisipasi
selama pendarahan. terjadinya perdarahan
2. Batasi tindakan invasif 2. Mencegah
,jika perlu. terjadinya infeksi.
Edukasi
Edukasi : 1. Pasien dapat
1. Jelaskan tanda dan mengetahui tanda dan
gejala pendarahan. gejala pendarahan.
2. Anjurkan meningkatkan 2. Bila asupan cairan
asupan cairan untuk tidak adekuat, feses
menghindari konstipasi. akan kekurangan
3. Anjurkan meningkatkan kandungan cairan
asupan makanan dan vit K. yang cukup untuk
memudahkan
pengeluaran melalui
Saluran usus bawah
3. Agar kondisi
Klien stabil kembali
dengan makanan
yang bergizi.
34
Kolaborasi :
Kolaborasi : 1. mengkolaborasikan
1. Kolaborasi pemberian pemberian obat
obat pengontrol pengontrol
pendarahan. (Matergin) pendarahan jika klien
membutuhkan.
Pencegahan Infeksi
Resiko Infeksi b.d Efek Setelah dilakukan tindakan 1.14539 Observasi
4. Prosedur Invasif keperawatan 3x24jam Observasi : 1. Mengetahui adanya
diharapkan tingkat infeksi 1. Monitor tanda dan gejala awal dari
menurun dengan kriteria hasil : gejala infeksi lokal. proses infeksi
1. Kebersihan badan Terapeutik
meningkat.
2. Kebersihan badan Terapeutik
meningkat. Terapeutik : 1. Mencegah
3. Nyeri menurun. 1. Cuci tengan sebelum terhindar dari infeksi
dan sesudah kontak
dengan pasien.
Edukasi :
Edukasi : 1. Membuat pasien
1. Jelaskan tanda dan mengetahui tanda dan
gejala infeksi . gejala resiko infeksi
2. Ajarkan memeriksa 2. Membuat pasien
kondisi luka. mengetahui jika
3. Anjurkan meningkatkan lukanya ada tanda
asupan nutrisi. infeksi
4. Ajarkan perineal 3. Asupan nutrisi
hygiene yang baik yang baik dapat
mencegah terjadinya
resiko infeksi
Kolaborasi :
Kolaborasi : 1. Imunisasi
1. Kolaborasi pemberian diberikan untuk
35
imunisasi, jika perlu. mencegah resiko
(Imunisasi Tenanus infeksi
Toxoid)
Dukungan Proses
Berduka
Berduka b.d Kematian Setelah dilakukan tindakan 1.09274 Observasi :
Edukasi :
1. Membantu proses
Edukasi : pasien dalam
1. Anjurkan penyembuhan
mengidentifikasi ketakutan berduka.
terbesar pada kehilangan . 2. Agar pasien tidak
36
2. Ajarkan melewati proses terlalu berlarut dalam
berduka secara bertahap. kesedihan sehingga
menghindari dari
kondisi kejiwaan
yang tidak
diinginkan.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
37
tusuk
R : Bagian abdomen bawah
S : skala 4
T :20 menit (bila bergerak
semakin nyeri )
RO: Pasien terlihat meringis
Pasien terlihat memegang
abdomen.
Pasien terlihat gelisah.
Pasien terlihat lemas.
Terapeutik :
1. Memfasilitasi istirahat dan
tidur.
RS: Pasien mengatakan lebih
nyamakan saat beristirahat
RO: Pasien terlihat lebih relax
tetapi sesekali masih
memegangi peratnya
Edukasi:
1. Mengajarkan Teknik Non-
farmakologis untuk meredakan
nyeri. (Relaksasi nafas dalam,
aroma terapi, terapi musik)
RS: Pasien mengatakan lebih
relax jika melakukan relakasasi
napas dalam
RO : Pasien terlihat lebih
relax tetapi sesekali masih
memegangi peratnya
38
Kekurangan Intake Cairan.
1. Memeriksa tanda dan gejala
hipovolemia.
RS: Pasien mengatakan sudah
tidak merasaa kelelahan.
Pasien mengatakan sudah
lemah
RO:
TTV
TD : : 140/80mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,6oC
Pasien tampak lemah dan
lemas.
Wajah pasien tampak pucat,
Membran mukosa pasien
terlihat kering
2. Memonitor intake dan output
cairan.
RS: pasien mengatakan BAK
sudah normal seperti semula,
pasien mengatakan sudah
sering minum air putih.
RO: Intake Outout cairan
pasien dengan
hasil : intake 2500cc - output
2500cc = 0 (normal)
Terapeutik
1. Memberikan asupan cairan
39
oral.
RS: pasien mengatakan
minum air putih 2000ml
RO: pasien mau minum air
putih menghabiskan 2000ml
Edukasi
1. Menganjurkan perbanyak
asupan cairan oral.
RS: pasien mengatakan akan
meningkatkan untuk meminum
air putih
Terapeutik :
1. Mempertahankan bedrest
selama perdarahan.
RS: pasien mengatakan akan
istirahat dan melakukan
kegiatan diatas bed
RO: pasien mampu melakukan
bedrest
Edukasi :
1. Menjelaskan tanda dan gejala
40
perdarahan
RS: pasien mengatakan
mengerti tanda gejala
pendarahan yang dialaminya
Ro: pasien mengerti tanda
gejala pendarahan
Terapeutik :
1. Mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien.
RS: pasien mengatakan akan
memberi tahu orang
terdekatnya untuk mencuci
tangan terlebih dahulu saat
ingin berkontak langsung
dengan ia.
Edukasi :
1. Menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi.
RS: pasien mengatakan akan
memperbanyak makan sayur
untuk meningkatkan nutrisi
RO: pasien terlihat mau dan
mampu untuk meningkatkan
41
asupan nutrisi
42
yang ia alami
RO: pasien terliat ada
kemauan untuk move on meski
pun masih suka menangis
EVALUASI KEPERAWTAAN
43
lebih nyamakan saat
beristirahat
Pasien mengatakan lebih
relax jika melakukan
relakasasi napas dalam
N : 95X/menit
RR: 20X/menit
S: 36OC
SpO2: 98%
P : lanjutkan intervensi
Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas, skala nyeri
44
Diagnosa Keperawatan Hari/tgl Evaluasi
SOAP
O:
45
N : 95X/menit
RR: 20X/menit
S: 36OC
SpO2: 98%
A : Hipovolemia b.d
Kekurangan Intake Cairan
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
46
O : TD: 120/90 mmHg
N : 95X/menit
RR: 20X/menit
S: 36OC
SpO2: 98%
pendarahan sekitar (-
+)100cc, pasien mengerti
tanda gejala pendarahan.
A : Resiko Pendarahan b.d
Komplikasi kehamilan
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Monitor tanda dan gejala
pendarahan.
47
dengan ia.
N : 95X/menit
RR: 20X/menit
S: 36OC
SpO2: 98%
48
moveon dan tidak
berlanjut dengan
kesedihan yang ia alami.
N : 95X/menit
RR: 20X/menit
S: 36OC
SpO2: 98%
P : Lanjutkan Intervensi
Memotivasi untuk
menguatkan dukungan
49
keluarga atau orang
terdekat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini kelompok akan membahas studi kasus pada asuhan keperawatan yang dilakukan
pada tanggal 20 Februari 2023 di ruangan bersalin Mawar/2 RSUP Fatmawati. Prinsip dari
pembahasan ini dengan memperhatikan teori proses keperawatan yang terdiri dari tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi, keperawatan, dan
evaluasi keperawatan. Berikut ini akan di bahas beberapa kesenjengan antara teori dan praktek
yang di temukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. L.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan, proses sitematis dari
pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Pengumpulan data harus
berhubungan dengan masalah kesehatan tertentu sehingga data pengkajian harus relevan
50
seperti yang di cantumkan. Dalam pengumpulan data kelompok menggunakan sumber dan
jurnal Abortus inkomplit sesuai dengan kasus klien, selain itu keluarga juga berperan sebagai
sumber data yang mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny. L. dalam
pengkajian keperawatan ini dikumpulkan data tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat
pemenuhan kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik, dan terapi medis.
1) Pasien mengatakan mual dan muntah sudah berkurang,padahal sebelumnya pasien
mengeluh mual dan muntah sangat sering. Sejak satu hari yang lalu keluar flek/bercak
darah berwarna merah kecokelatan,tidak disertai mulas. Pasien mengeluh nyeri perut
bagian bawah , pasien mengatakan keluar flek darah sejak malam habis isya pukul 21.58
dan pada pukul 13.35 keluar gumpalan seperti hati ayam dan pasien mengatakan keluar
darah banyak dari vagina 150cc (3-4 kali ganti pembalut) berwarna merah segar. Pasien
tampak memegang perutnya, gelisah, meringis, lemah, pucat dan berkeringat dingin.
2) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang di mulai dari kepala
hingga kaki (head to toe) untuk menegakkan diagnosis dan melakukan perencanaan
keperawatan. Berdasarkan teori diatas, penulis melakukan pengkajian dengan metode
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
a. Inspeksi : berdasarkan hasil inspeksi pada Ny.L yaitu tampak meringis, gelisah,
pucat, lemah, dan tampak memegang perutnya.
b. Palpasi : berdasarkan hasil palpasi pada Ny.L didapatkan adanya nyeri tekan pada
perut dan kontraksi uterus lemah
c. Perkusi : berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny.L di dapatkan bunyi sonor pada
paru-paru, dan terdapat kuadran 1 pekak, 2 3 4 timpani pada pemeriksaan abdomen
d. Auskultasi : berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny.L didapatkan suara bising usus
21x/I pada pemeriksaan abdomen, dan tidak terdapat suara nafas tambahan.
Berdasarkan teori diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik.
3. Tindakan medis Tindakan medis dilakukan untuk mengembalikan fungsi tubuh yang
mengalami masalah. Pada teori didapatkan bahwa pada pasien abortus tindakan medis
yang di lakukan yaitu tindakan kuretase. Dan berdasarkan teori, pada pengalaman praktik
pada Ny.L dengan Abortus direncanakan tindakan kuretase guna mengeluarkan sisa
51
jaringan yang terdapat dalam Rahim. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah klien
serta pengemb angan yang dapat dipecahkan atau dirubah melalui tindakan keperawatan,
mengambarkan respon actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan. Respon actual
dan potensial didapatkan dari data dasar pengkajian dan catatan medis klien, yang
kesemuanya dikumpulkan selama pengkajian. Diagnosa keperawatan memberikan dasar
pilihan intervensi untuk mencapai hasil yang dirapkan. Berdasarkan tinjauan teori tentang
Abortus, diagnosa yang muncul menurut teori adalah :
1) Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
2) Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif
3) Hipertermi b.d Proses penyakit
4) Resiko Syok
5) Resiko infeksi
6) Resiko pendarahan
7) Berduka
3. Intervensi Keperawatan
52
Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah nyeri akut, yaitu lakukan pengkajian
nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau keperahan nyeri, dan factor presipitasinya, observasi isyarat nonverbal
ketidaknyamanan, berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan
berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur, ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis (misalnya, umpan balik biologis, hypnosis, relaksasi, imajinsi terbimbing,
terapi music, distraksi, kompres hangat atau dingin, dan bersama penggunaan tindakan
peredaan nyeri yang lain, dan kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik jika tindakan
tidak berhasil atau perubahan bermakna dari pengalaman nyeri pasien masa lalu.
Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah hipovolemia, yaitu lakukan pengkajian
nyeri yang komprehensif meliputi periksa tanda dan gejala hypovolemia monitor intake dan
output, hitung kebutuhan cairan, berikan asupan cairan oral, anjurkan perbanyak asupan
cairan oral, kolaborasi pemberian cairan IV isotonis.
Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah resiko pendarahan , yaitu lakukan
pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi monitor tanda dan gejala pendarahan, monitor
nilai hematokrit/hemaglobin sebelum dan sesudah kehilangan darah, pertahankan bedrest
selama pendarahan, batasi tindakan invasif jika perlu, jelaskan tanda dan gejala pendarahan,
anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi, anjurkan meningkatkan
asupan makanan dan vit K, kolaborasi pemberian obat pengontrol pendarahan.
Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah resiko infeksi, yaitu lakukan pengkajian
nyeri yang komprehensif meliputi monitor tanda dan gejala infeksi lokal, cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan pasien, jelaskan tanda dan gejala infeksi, ajarkan memeriksa
kondisi luka, anjurkan meningkat asupan nutrisi, kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu.
Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah berduka, yaitu lakukan pengkajian
berduka yang komprehensif meliputi identifikasi proses berduka yang dialami, identifikasi
sifat keterkaitan pada pada orang yang meninggal, identifikasi reaksi awal terhadap
kehilangan, tunjukan sikap menerima dan empati, motivasi untuk menguatkan dukungan
keluarga atau orang terdekat, fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama,
dan norma sosial, anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan, ajarkan
melewati proses berduka secara bertahap.
4. Implementasi Keperawatan
53
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan
diselesaikan. Dalam melakukan tindakan keperawatan ± 24 jam dari 5 diagnosa yang
dirumuskan penulis pada tahap perencanaan, semua intervensi dapat dilaksanakan pada kasus.
Adapun tindakan yang dilaksanakan oleh penulis selama pelaksanaan kasus adalah sebagai
berikut:
1) Nyeri Akut
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, skala nyeri.
P : Saat bergerak atau berubah posisi
Q : Nyeri seperti ditusuk- tusuk
R : Bagian abdomen bawah
S : skala 4
T :20 menit (bila bergerak semakin nyeri )
- Memfasilitasi istirahat dan tidur.
- Mengajarkan Teknik Non-farmakologis untuk meredakan nyeri. (Relaksasi nafas dalam,
aroma terapi, terapi musik)
2) Hipovolemia
- Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia.
- Memonitor intake dan output cairan.
- Memberikan asupan cairan oral.
- Menganjurkan perbanyak asupan cairan oral.
3) Resiko Pendarahan
- Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia.
- Mempertahankan bedrest selama perdarahan.
- Menjelaskan tanda dan gejala perdarahan
4) Resiko Infeksi
- Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal.
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
- Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi.
5) Berduka
- Mengidentifikasi proses berduka yang dialami.
54
- Memotivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat.
- Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap.
5. Evaluasi Keperawatan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abortus adalah usia kehamilan yang kurang dari 22 minggu berat janin tidak diketahui,
salah satu abortus yang sering terjadi adalah abortus inkomplit. Jadi abortus inkomplit itu
sendiri adalah Pengeluaran sebagian hasil konsepsi sebelum 20 minggu dengan masih ada
sisa yang tertinggal di dalam uterus. Biasanya perdarahan yang terjadi pada abortus
inkomplit ini banyak sekali disertai dengan kontraksi,kanalis servikalis dan tidak berhenti
sebelum dilakukan tindakan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi. Maka dari itu
pentingnya seorang perawat memahami asuhan keperawatan pada kasus Abortus
Inkomplit mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
55
Dari hasil pembahasan kasus, kelompok menyimpulkan bahwa kasus By. Ny.L memiliki
kesesuaian dengan teori. Dimana sang ibu mengalami keguguran pada usia kehamilan 10
Minggu dan untuk penatalaksaannya itu sendiri sudah dilakukan Kuretase lalu pasien
sudah mendapatkan Asuhan Keperawatan sesuai dengan kondisinya.
B. Saran
1. Tenaga kesehatan (perawat)
Diharapkan menjalin kerja sama antar perawat dan tenaga medis lainya dan
hendaknya seorang perawat tanggap terhadap kebutuhan atau perawatan pada ibu
yang mengalami abortus inkomplit, serta dapat memberikan informasi kesehatan
kepada keluarga dan sang ibu.
2. Keluarga
Diharapkan pada ibu dan keluarga apabila sudah di perbolehkan pulang diharapkan
mampu mengoptimalkan kondisi sang ibu.
DAFTAR PUSTAKA
56
Nila, N. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN ABORTUS
INKOMPLIT DI RUANG BAITUNNISA 2 RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Sultan Agung).
Putri, A. R. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN
ABORTUSINKOMPLET DI RUANG VK BERSALIN RUMAH SAKIT
SULTHAN AGUNG SEMARANG (Doctoral Dissertation, Universitas Islam
Sultan Agung).
Sari, D. K., Ratna, W., & Majid, A. (2018). HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH
DENGAN WAKTU PULIH SADAR PADA PASIEN POST KURETASE DI RS
KIA SADEWA YOGYAKARTA (DOCTORAL DISSERTATION, POLTEKKES
KEMENKES YOGYAKARTA).
Tim Pokja DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Cetakan III.
Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Cetakan II.
Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Cetakan I.
Jakarta: DPP PPNI
57