Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MASALAH KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUM

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


“Keperawatan Maternitas”

Dosen Pengampu :
Mitayakuna Stianto, S.ST.,M.Kes.

Disusun Oleh :
Farid Ja’far Arifillah (202114401014)
Muhammad Riky Ubaydillah (202114401006)
Maulana Ihksan (202114401004)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN BAHRUL ULUM
TAMBAK BERAS JOMBANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-NYA,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MASALAH KEPERAWATAN
PADA IBU POSTPARTUM” dengan tepat waktu. Adapun tujuan makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah “Keperawatan Maternitas”
Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mitayakuna Stianto,
S.ST.,M.Kes. selaku dosen pengampu Mata Kuliah “Maternitas”. Ucapan terima kasih juga saya
sampaikan kepada semua pihak yang bersangkutan yang telah membantu saya dalam
mengerjakan makalah ini.
Saya sebagai penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Maka dari itu saya mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menjadikan makalah ini menjadi lebih
sempurna.

Jombang, 2 April 2023

Farid Ja’far Arifillah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 4
B. Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 6
BAB II ............................................................................................................................................ 8
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 8
A. Konsep Dasar Post Partum ................................................................................................. 8
1. Definisi ............................................................................................................................... 8
2. Tujuan asuhan keperawatan post partum ........................................................................... 8
3. Perawatan post partum .................................................................................................... 10
4. Tahapan post partum ........................................................................................................ 11
5. Perubahan Fisiologis Pada Post Partum Spontan ............................................................. 11
6. Perubahan Adaptasi Psikologis Pada Post Partum ........................................................... 15
7. Pathway ............................................................................................................................ 16
BAB III......................................................................................................................................... 17
PENUTUP .................................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Post partum adalah masa atau periode yang dimulai sejak bayi lahir dan plasenta
dilahirkan hingga pulihnya organ-organ reproduksi seperti sebelum hamil yang
membutuhkan waktu 6 minggu. Post partum merupakan masa nifas (peurperium) yaitu
periode sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kandungan ke keadaan tidak
hamil, biasanya membutuhkan waktu lamanya sekitar 6 minggu (Indraswuri, 2017).
Masa nifas merupakan masa pemulihan pasca persalinan yang dimulai sejak lahirnya
bayi sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Asuhan ibu nifas adalah asuhan sesuai standar
ibu nifas yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu
setelah 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke 4 hingga hari ke 28 pasca
persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan (Jaelani, 2017).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, AKI di
Indonesia masih tinggi yaitu sebanyak 309 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut
turun dibandingkan pada tahun 2012 yaitu sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup. Target
global Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 yaitu menurunkan AKI menjadi
70 per 100.000 kelahiran hidup. Beberapa penyebab utama kematian ibu persalinan adalah
perdarahan (28%), Eklamsia (24%), dan infeksi (11%). Dan pada tahun 2013 penyebab
kematian ibu dengan perdarahan (30,3%) (Qonitun & Novitasari, 2018). Di RSI Sultan
Agung Semarang pada tahun 2016-2017 jumlah persalinan yaitu 3217 persalinan dengan
kejadian perdarahan post partum sebanyak 73 (50%) (Surani & Wahyuni, 2019).
Di negara berkembang seperti Indonesia, infeksi masa nifas hingga saat ini masih
menjadi faktor utama kematian ibu. Faktor utama penyebab infeksi masa nifas adalah adanya
luka perlukaan pada perineum. Faktor lain penyebab terjadinya infeksi masa nifas yaitu
akibat perawatan nifas yang kurang maksimal, hygiene yang kurang baik, daya tahan tubuh
yang rendah, dan kurangnya gizi/ mal nutrisi (Dwijayanti & Puspitasari, 2019).

iv
Setiap melakukan tindakan persalinan dengan mendapatkan luka perineum akan
menimbulkan rasa nyeri. Nyeri yang dirasakan dengan adanya luka perineum akan
memunculkan dampak yang dapat mengurangi rasa nyaman seperti kesakitan, dan rasa takut
untuk bergerak sehingga banyak ibu melahirkan yang terdapat luka perineum jarang mau
bergerak karena merasa takut yang bisa mengakibatkan timbulnya masalah seperti sub involusi
uterus, pengeluaran lokhea yang kurang lancar dan perdarahan post partum (Rahmawati,
2013.

Perlukaan jalan lahir merupakan tindakan yang dapat membuat bekembangnya kuman
dengan baik. Luka perineum pada ibu post partum yang tidak terjaga dengan baik akan
menyebabkan timbulnya banyak masalah atau penyakit yang sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan luka perineum. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan hygiene yang kurang
terjaga,perawatan luka perineum yang tidak maksimal, dan daya tahan tubuh ibu yang rendah
pasca persalinan (Amiatin, 2019).
Hampir semua persalinan pertama mendapatkan perlukaan jalan lahir. Robekan pada
perineum biasanya terjadi di garis tengah dan menjadi lebar apabila kepala janin lahir lebih
cepat, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada
sirkum ferensia, dan sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasanya (Amiatin, 2019).
Luka perineum yang tidak di rawat dengan benar akan menjadikan kondisi perineum
lembab dan terkena lokhea sehingga sangat mudah adanya penyebaran bakteri yang
mengakibatkan infeksi perineum. Infeksi luka perineum bisa merambat pada saluran kandung
kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat memunculkan adanya komplikasi infeksi kandung
kemih ataupun pada jalan lahir. Penanganan yang lambat pada saat terjadi komplikasi dapat
menyebabkan kematian ibu post partum dikarenakan kondisi ibu masih lemah (Dwijayanti &
Puspitasari, 2019).
Menurut peneliti Perawatan sangat berkaitan dengan penyembuhan luka perineum
karena semakin bak perawatan luka yang diberikan maka semakin cepat penyembuhan luka
perineum tersebut. Peran petugas kesehatan disini sangat penting dalam perawatan luka
perineum untuk memberikan cara dan perawatan luka perineum yang baik dan benar agar
tidak terjadi infeksi. Dari yang sebelumnya ibu nifas tidak mengerti cara dan perawatan luka
perineum yang baik dan benar menjadi mengerti dan memahami dengan informasi dan
evaluasi yang diberikan petugas kesehatan, sehingga ibu nifas mampu menjalankan

v
perawatan sesuai dengan anjuran yang telah diberikan peneliti agar penyembuhan luka lebih
normal dan cepat dan terhindar dari penyembuhan yang lambat apalagi infeksi (Azlina,
2019).
Infeksi nifas dapat terjadi pada hari ke 2-10 ditandai dengan suhu 38⁰C atau lebih.
Kenaikan suhu tubuh dianggap sebagai infeksi nifas yang terjadi di dalam masa nifas, apabila
tidak ditemukan adanya tanda-tanda ekstra genetalia (Ratih, 2020).
Peran perawat disini sangat penting untuk mencegah agar tidak terjadi masalah
infeksi pada ibu post partum. Dengan memberikan perawatan pada perineum dan
memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara dan perawatan yang benar pada luka
perineum untuk mencegah terjadinya infeksi. Peran perawat disini juga melakukan
pengawasan selama persalinan dan masa nifas yaitu memantau betul TTV dan memantau
adanya tanda dan gejala infeksi. Perawat dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang maksimal baik secara komprehensif, berkesinambungan teliti dan penuh kesabaran.

Dilihat dari berbagai fakta masalah tingginya angka kematian di Indonesia dengan
infeksi nifas pada ibu post partum, perawat berperan penting salah satunya berupa
memberikan pendidikan kesehatan terkait pencegahan infeksi pada luka perineum. Denga ini
penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini dijadikan sebagai Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “ Asuhan keperawatan post partum spontan pada Ny. I di ruang nifas Baitunnisa 2 RSI
Sultan Agung Semarang” dengan masalah keperawatan Resiko infeksi berhubungan dengan
trauma jaringan ( luka perineum).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan yang ingin dicapai adalah mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan pada pasien pada masalah post partum spontan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar pada pasien post partum spontan yaitu
: pengertian, tujuan asuhan keperawatan post partum, adaptasi fisiologis dan
psikologis post partum, konsep asuhan keperawatan ( pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi), fisiologisways.

vi
b. Mahasiswa mampu mengetahui pengkajian keperawatan dengan pasien post partum
spontan.
c. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien post partum
spontan.
d. Mahasiswa mampu menentukan prioritas diagnosa keperawatan untuk menyusun
intervensi keperawatan dengan pasien post partum spontan.
e. Mahasiswa mampu menyusun dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai
pada pasien post partum spontan.
f. mahasiswa mampu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan pada
pasien dengan masalah post partum spontan.

vii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Post Partum


1. Definisi
Post partum merupakan periode waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ-
organ reproduksi kembali pada keadaan semula (tidak hamil) yang lamanya 6 minggu
setelah bayi dilahirkan dapat juga disebut dengan masa nifas (peurperium) (Rahmi,
2019).
Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), keluar secara spontan dengan presentasi kepala, tanpa komplikasi
baik pada ibu ataupun pada bayi (Armini et al., 2016).
Masa nifas (peurperium) adalah periode minggu-minggu pertama setelah
keluarnya bayi hingga alat-alat kandungan kembali ke keadaan tidak hamil yang
membutuhkan waktu sekitar enam minggu.Pada periode ini ditandai dengan banyaknya
perubahan fisiologi (Seniorita, 2017).

2. Tujuan asuhan keperawatan post partum


Tujuan asuhan keperawatan post partum menurut Azlina (2019) yaitu :
a. Mendeteksi adanya perdarahan nifas
Perdarahan post partum merupakan keluarnya darah dari jalan lahir segera
setelah melahirkan. Kondisi ini terjadi jika kehilangan darah yang sangat banyak
sampai 500 ml atau lebih.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayi
Kesehatan ibu dan bayi sangat penting untuk dijaga, baik kesehatan fisik
maupun psikologis. Kesehatan fisik yang dimaksud adakah memulihkan kesehatan
umum ibu.
c. Menjaga kesehatan diri
Pada umumnya ibu dengan persalinan normal akan mempunyai luka perineum
yang sangat rentan terjadi infeksi, oleh karena itu menjaga kesehatan diri sangat
penting. Berikut cara merawat perineum ibu dengan persalinan normal :

8
1) Ganti pembalut setiap 3-4 jam sekali atau setiap pembalut sudah penuh, agar tidak
terjadi perkembangbiakan bakteri.
2) Lepas pembalut dengan hati-hati mulai dari depan ke belakang untuk mencegah
pindahnya bakteri dari anus ke vagina
3) Bersihkan perineum menggunakan larutan antiseptik setelah buang air kecil atau
saat mengganti pembalut. Keringkan dengan tissue atau handuk, di tepuk-tepuk
secara halus.
4) Jangan pegang area luka perineum sampai benar-benar pulih

5) Sarankan ibu nifas untuk duduk diatas bantal untuk mendukung otot-otot disekitar
perineum, jangan duduk terlalu lama untuk menghindari tekanan lama pada
perineum.
6) Jika luka perineum terasa gatal tandanya luka hmpir sembuh. Rasa gatal dapat
diredakan dengan mandi air hangat atau kompres dengan air panas.
7) Ibu nifas disarankan melakukan latihan kegel supaya merangsang peredaran darah
pada perineum.
d. Melaksanakan screening secara komprehensif
Tujuan dilakukan sreening adalah untuk mendeteksi apabila terjadi masalah,
kemudian mengobati dan merujuk apabila terdapat komplikasi pada ibu nifas maupun
bayinya. Jika terdapat permasalahan, maka harus segera dilakukan tindakan sesuai
dengan standar pelayanan penatalaksanaan masa nifas.
e. Pendidikan laktasi dan perawatan payudara
Ada beberapa hal yang perlu disampaikan kepada ibu bersalin untuk
menyiapkan diri menyusui bayinya yaitu :
1) Merawat agar payudara tetap bersih dan kering
2) Memakai bra yang bisa untuk menyusui agar nyaman melaksanakan peran sebagai
ibu menyusui
3) Menjelaskan tentang teknik menyusui dan pelekatan yang benar
4) Apabila terdapat permasalahan puting yang lecet, disarankan untuk mengolesi
kolostrum ataupun ASI di sekitar puting susu setelah selesai menyusui.

9
f. Konseling Keluarga Berencana (KB)
Konseling KB adalah percakapan antara konselor dengan ibu bersalin yang
bertujuan untuk membantu ibu menentukan keputusan sesuai kondisi dan pilihannya
berdasarkan informasi yang lengkap mengenai alat kontrasepsi.

3. Perawatan post partum


1. Mobilisasi
Akibat kelelahan pasca persalinan, ibu bersalin harus istirahat dan tidur
terentang selama 8 jam pasca melahirkan. Kemudian diperbolehkan miring kiri atau
kanan agar tidak terjadi trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 boleh duduk,
hari ke-3 boleh jalan-jalan, dan hari ke-4 atau ke-5 boleh pulang. Mobilisasi diatas
berbeda-beda tergantung komplikasi nifas dan sembuhnya luka (Rahmadenti, 2020).
2. Diet
Nutrisi yang baik harus diperhatikan dengan mengonsumsi makanan bergizi
tinggi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral untuk meningkatkan
produksi ASI dan pemulihan kesehatan ibu (Anggrahini, 2016).
3. Miksi

Buang air kecil harus dilakukan ibu nifas setelah enam jam pasca persalinan.
Kadang ibu nifas mengalami kesulitan berkemih disebabkan karena kurangnya
tekanan intra abdominal, otot-otot perut yang lemah, edema uretra, dan dinding
kandung kemih kurang sensitif (Nurvita, 2014).
4. Defekasi
Jika belum terjadi buang air besar dan konstipasi setelah 2-3 hari pasca
melahirkan, kontrol diet jika perlu menggunakan obat atau lakukan klisma
(Rahmadenti, 2020).
5. Perawatan payudara
Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk merawat payudara
terutama pada masa nifas untuk melancarkan keluarnya ASI dan supaya puting susu
tidak keras dan tidak kering, untuk persiapan menyusui bayinya (Fatmawati et al.,
2019).

10
6. Perawatan vulva
Perawatan vulva dilakukan supaya kebersihan vulva dan sekitarnya terjaga
dengan baik untuk mempercepat penyembuhan luka dan menghindari resiko infeksi.
Perawatan vulva bisa dilakukan pada pagi dan sore sebelum mandi ataupun setelah
BAK dan BAB minimal 2x dalam sehari. (Hesty, 2019).

4. Tahapan post partum


Menurut Azlina (2019) ada 3 tahap post partum yaitu :
a. Immediate postpartum : 24 jam pertama, waktu 0-24 jam post partum. Pada tahap ini
dilakukan pemeriksaan uterus, pengeluaran lochea, suhu dan tekanan darah.
b. Early postpartum : 1 minggu pertama, waktu 1-7 hari post partum. Pada periode ini
memastikan tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, dan ibu nifas dapat
menyusui bayi dengan baik.
c. Late postpartum 1 minggu- minggu ke-6, waktu 1-6 minggu. Pada masa ini tetap
dilakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.

5. Perubahan Fisiologis Pada Post Partum Spontan


Beberapa perubahan fisoiologis post partum sebagai berikut :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
Setelah plasenta keluar, secara bertahap uterus akan kembali ke keadaan sebelum
hamil yang disebut involusi uterus. Involusi dapat terjadi akibat adanya kontraksi
uterus (Armini et al., 2016).

11
Berikut adalah tabel uterus :
Tabel 1 - Uterus

N Waktu Tinggi Fundus Berat Diamete Palpa


o. Involusi Uteri Uteru r si
s Uterus Servi
ks
1 Bayi lahir Setinggi pusat 1000 12,5 Luna
. gram cm k
2 Uri/ Dua jari 750 12,5 Luna
. plasenta bawah gram cm k
lahir pusat
3 1 Minggu Pertengahan 500 7,5 2
. pusat simfisis gram cm cm
4 2 Minggu Tidak teraba 300 5 cm 1
. diatas simfisis gram cm
5 6 Minggu Bertambah 60 gram 2,5 Meny
. kecil cm em
pit
Sumber : (Sulityawati, 2019).
2) Lochea
Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea
juga mengalami proses involusi. Perubahan lochea menurut W. L. S. Putri
(2020) sebagai berikut :
a) Lochea Rubra
Terjadi pada hari 1-3 post partum, berwarna merah kehitamankarena berisi
darah dan sisa-sisa selaput ketuban.
b) Lochea Sanguilenta
Warnanya putih bercampur merah, berisi sisa darah bercampur lendir,
waktunya 3 sampai 7 hari pasca persalinan.
c) Lochea Serosa
Terjadi hari ke-7 sampai hari ke-14, warna kekuningan, mengandung lebih
sedikit darah.
d) Lochea Alba
Muncul setelah minggu ke-2 sampai minggu ke-6, warnanya putih, terdiri

12
dari leukosit.
3) Tempat Tertanamnya Plasenta
Saat plasenta keluar uterus akan berkontraksi sehingga volume atau
ruang tempat plasenta akan berubah sepat. 1 hari pasca persalinan berkerut
sampai diameter 7,5 cm. Kira-kira 10 hari setelah persalinan, diameter
plasenta kurang lebih 2,5 cm (Sulityawati, 2019).
4) Perineum, Vagina, Vulva, dan Anus
Berkurangnya sirkulasi progesteron dapat membantu pemulihan otot
panngul, perineum, vagina, dan vulva ke arah elastisitas dari ligamentum otot
rahim. Pada awal masa nifas, vagina dan muara vagina membentuk suatu
lorong luas berdinding licin yang akan berangsur-angsur mengecil ukurannya
tapi jarang kembali ke bentuk nulipara.
Mukosa vagina tetap atrofi pada ibu menyusui sekurang-kurangnya
sampai kembali dimulainya masa menstruasi. Mukosa vagina

membutuhkan waktu sekitar 2-3 minggu untuk kembali sembuh, tetapi


pemulihan luka sub-mukosa akan membutuhkan waktu lebih lama yaitu 4- 6
minggu. Luka perineum akan sembuh setelah 7 hari dan otot perineum akan
pulih pada hari ke 5 sampai 6.
Pada anus biasanya akan terlihat hemoroid, dan ditambah adanya
gejala gatal, kurang nyaman, dan perdarahan pada saat defekasi yang
berwarna merah terang. Ukuran hemoroid akan mengecil beberapa minggu
masa nifas (Sulityawati, 2019).
b. Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan
karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan
kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan waktu persalinan, kurang
asupan makanan, dan kurangnya aktivitas tubuh (F. A. Putri, 2019).
c. Sistem Perkemihan
Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari pertama pasca persalinan.
Diuresis fisiologis terjadi akibat pengurangan volume darah dan peningkatan produk
sisa yang dimulai pasca persalinan sampai 5 hari post partum (Aprilianti, 2019).

13
d. Sistem Musculosceletal
Pada saat persalinan, ligamen, fasia, dan diafragma pelvis akan meregang dan
setelah bayi lahir berangsur-angsur akan akan menciut dan pulih kembali, sehingga
tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, dikarenakan rotundum
yang menjadi kendor. Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6 sampai
ke-8 pasca persalinan (Womakal, 2018).
e. Sistem Endokrin
5) Hormon Oksitosin

Oksitosin dikeluarkan oleh glandula pituitari posterior dan bekerja


terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Pada ibu menyusui isapan bayi
merangsang keluarnya oksitosin lagi yang dapat membantu pengeluaran ASI dan
kembalinya uterus kebentuk normal.
6) Hormon Hipofisis

Pada ibu menyusui kadar prolaktin tetap tinggi dan merupakan permulaan
stimulasi folikel di dalam ovarium ditekan. Kadar prolaktin meningkat secara
progresif sepanjang masa hamil dan akan tetap meningkat sampai minggu ke 6
pasca persalinan.
7) Hormon Plasenta

Ketika plasenta keluar dari dinding uterus, tingkat hormone HCG, HPL,
estrogen, dan progesterone di dalam darah ibu akan menurun cepat, normalnya
setelah 7 hari post partum (Aprilianti, 2019).

f. Tanda-Tanda Vital
Pada ibu post partum, perubahan tanda-tanda vital menurut (Amiatin, 2019) yaitu :
8) Temperatur : Selama 24 jam pasca persalinan, suhu badan akan meningkat sampai
38 derajat celsius sebagai akibat efek dehidrasi persalinan.
9) Nadi : Setelah melahirkan biasanya denyut nadi akan meningkat lebih cepat.
Setelah minggu ke-8 sampai ke-10 pasca persalinan, denyut nadi akan kembali ke
frekuensi sebelum hamil yaitu 60-80 kali per menit.
10) Pernafasan : Pernafasan selalu berkaitan dengan suhu tubuh dan denyut nadi, jika
suhu badan tidak normal, maka pernafasan akan mengikutinya. Bila pernafasan

14
pada masa nifas menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tandasyok.
11) Tekanan Darah : Biasanya tekanan darah tidak berubah. Bila tekanan darah lebih
rendah pasca persalinan, dikarenakan ada perdarahan (Amiatin, 2019).
g. Sistem kardiovaskuler
Setelah bayi dilahirkan, jantung akan bekerja mengalami peningkatan 80%
lebih tinggi dibanding sebelum melahirkan, dikarenakan auto transfusi dari
uteroplasenter dan akan kembali normal pada akhir minggu ketiga (Rahmadenti,
2020).

6. Perubahan Adaptasi Psikologis Pada Post Partum


Menurut Sulityawati (2019) perubahan adaptasi psikologis ibu post partum yaitu :
a. Fase Taking In
Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama
sampai hari kedua pasca persalinan. Pada fase ini ibu nifas akan terfokus pada dirinya
sendiri dan bayinya, lebih tertarik untuk menceritakan pengalaman persalinan yang
telah dilaluinya sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Pasca persalinan
ibu nifas akan merasakan kelelahan yang membuat ibu harus cukup istirahat untuk
mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung.
b. Fase Taking Hold
Periode ini berlangsung pada hari ke 3-10 pasca persalinan. Pada fase ini ibu
merasa khawatir dengan tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Peran
pendampingndan keluarga adalah memberikan dukungan dan komunikasi yang baik
agar ibu merasa mampu melewati fase ini. Pada fase ini juga ibu akan belajar untuk
melakukan perawatan bayinya.
c. Fase Letting Go
Fase ini terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada fase ini seorang ibu nifas
harus mampu menerima tanggung jawab dan peran barunya dalam merawat bayinya
yang dapat menyebabkan berkurangnya hak ibu dalam kebebasan dan berhubungan
sosial. Umumnya di fase ini terjadi depresi post partum.
d. Depresi Post Partum

Depresi post partum membuat ibu mengalami rasa putus harapan, keraguan dan

15
merasa tidak menjadi ibu yang baik dalam membesarkan anak. Ibu yang mengalami
depresi post partum biasanya mengalami rasa sulit tidur, tidak nafsu makan dan
cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.
e. Post Partum Blues
Post partum blues dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 2 minggu pasca
persalinan. Ibu post partum blues akan mengalami perubahan perasaan, cemas,
khawatir yang berlebihan mengenai sang bayi, dan mudah tersinggung.Apabila post
partum blues tidak segera ditangani secara tepat akan menjadi lebih buruk dan
menyebabkan terjadinya depresi post patum.

7. Pathway
Post partum spontan

Pengeluaran janin Pengeluaran plasenta

Robekan dinding vagina Penurunan produksi hormone


estrogen dan progesteron
Psikologis Luka
Hipofise anterior Hipofise posterior
Trauma Kuman
Prolaktin Oksitosin
Takut Resiko infeksi
Peningkatan Pengeluaran
Ansietas produksi ASI ASI
Pembengkakan Kontraksi
payudara uterus

Nyeri
Kuat Lemah

Involusi Resiko
uteri perdarahan
(Oktarina, 2020)

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Post Partum
Post partum atau masa nifas (peurperium) adalah periode minggu-minggu pertama
setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali ke keadaan tidak
hamil yang membutuhkan waktu sekitar 6 minggu.Pada masa ini ditandai dengan banyaknya
perubahan fisiologi (Seniorita, 2017).

17
DAFTAR PUSTAKA

Amiatin, S. (2019). Aplikasi Rebusan Air Daun Sirih (Piper Betle) Untuk Mengatasi Resiko
InfeksiPerineum Pada Ibu Post Partum.
Anggrahini, L. (2016). Upaya Peningkatan Nutrisi Pada Pasien Post Sectio Caesarea Di RSU
Assalam Gemolong.
Aprilianti, A. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Ibu Post Partum Pada Ny. F Dan Ny. S
Dengan Masalah Keperawatan Kesiapan Meningkatkan Pemberian ASI Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rogotrunan Kabupaten Lumajang.
Armini, N. K. A., Yunitasari, E., Triharini, M., Kusumaningrum, T., Pradanie, R., & Nastiti, A.
A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2. In Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.
Azlina, N. (2019). Hubungan Perawatan Luka Perineum Dengan Proses Penyembuhan Luka
Di Klinik Lena Barus Binjai Tahun 2019.
Dwijayanti, N., & Puspitasari, E. (2019). Gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan luka perineum di rb amanda gamping sleman.
Fatmawati, L., Syaiful, Y., & Wulansari, N. A. (2019). Pengaruh Perawatan Payudara
TerhadapPengeluaran ASI Ibu Post Partum.
Hayati, F. (2020). Personal Hygiene Pada Masa Nifas. https://doi.org/10.36565/jak.v2i1.62
Hesty. (2019). Pentingnya Pengetahuan Tentang PEerawatan Vulva Dan Perineum Pasca
Persalinan.
Ilma, A. M. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny.M Dengan Haemoragic Post Partum
DiRuang Rawat Inap Kebidanan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017.
Indraswuri, N. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Ny. Y Dan Ny. S Yang Mengalami Post
PartumSpontan Dengan Nyeri Akut Di Ruang Flamboyan 1 RSUD Salatiga.
Jaelani, A. K. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Makanan Gizi Seimbang
Dengan Penyembuhan Luka Perineum Diwilayah Kerja Puskesmas Sipayung Indragiri
Hulu. Jurnal Endurance.
Nurvita, N. (2014). Efektivitas Senam Nifas Terhadap Kelancaran Eliminasi Pada Ibu Nifas Di
Desa Pamoyanan Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014.
Oktarina, N. dwi. (2020). Asuhan keperawatan pada klien post partum spontan dengan nyeri
akutdi ruang cempaka rumah sakit umum daerah dr soekardjo tasikmalaya.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. PPNI. (2018a). Standar Luaran
Keperawatan Indonesia. PPNI. (2018b). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.
Putri, F. A. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Post Partum
SpontanDi RSUD. Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Putri, W. L. S. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Partum Spontan Dengan
MasalahKetidakefektifan Pemberian Asi Di Ruang Cempaka Rsud Dr. Soekardjo
Tasikmalaya.

18
Qonitun, U., & Novitasari, F. (2018). Studi Persalinan Kala Iv Pada Ibu Bersalin Yang
Melakukan
nisiasi Menyusu Dini (Imd) Di Ruang Mina Rumah Sakit Muhammadiyah Tuban. Jurnal
Kesehatan, 11(1), 1–8.
Rahmadenti, K. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Partum Spontan Dengan Nyeri
Akut Atas Indikasi Episiotomi Di Ruang Cempaka RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya Karya.
Rahmawati, E. S. (2013). Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri Luka Perineum
Pada Ibu Nifas di BPS Siti Alfirdaus Kingking Kabupaten Tuban ( The Influence of Cold
Compress Towards Perineum Injury of Post-Partum. Jurnal Sain Med.
Rahmi, Y. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Post Partum Di Ruang Rawat
InapKebidanan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2019.
Ratih, H. R. (2020). Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum.
2(1). Seniorita, D. (2017). Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Kebutuhan Dasar
Selama
Masa Nifas Di Rumah Bersalin Srikaban Binjai Tahun 2016.
Sulityawati, nurun aryati khasanah dan W. (2019). Buku Ajar Nifas Dan Menyusui. 188.
Sunirti, N. K. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Sistem
Cardiovaskuler :Hipertensi DIiruang Perawatan Puskesmas Landono Kabupaten Konawe
Selatan.
Surani, E., & Wahyuni, S. (2019). Hubungan Antara Umur, Polihidramnion Dengan Kejadian
Perdarahan Postpartum Di RSI Sultan Agung Semarang. Ilmiah Keperawatan.
Susanti, Y., & Fauziyah, N. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Ny. S P2A0 POost Partum
Normal Dengan Sisa Plasenta Hari Ke -1 Di Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati
Cirebon.
Tri, A. M., & Niken, S. (2019). Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Menurunkan Skala Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea. 3(2), 19–25.
https://doi.org/10.33655/mak.v3i2.70
Womakal, S. S. (2018). Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus Pada Ny.M.T Dengan Post Partum
Normal Di Ruang Flamboyan RSUD. Prof. DR.W.Z. Johannes Kupang.

19
20

Anda mungkin juga menyukai