Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS


KLIEN A DENGAN HARGA DIRI RENDAH
DI BANJARSENGON KECAMATAN PATRANG JEMBER

Dosen Pembimbing:
Ns. Komarudin, SKp,. M. Kep., Sp. Kep. J
NPK: 196812089305384

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas


Stase Keperawatan Jiwa Komunitas

OLEH:

Desy Wijayanti, S. Kep.


NIM. 2101032016

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
TAHUN 2022
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS
KLIEN A DENGAN HARGA DIRI RENDAH
DI BANJARSENGON KECAMATAN PATRANG JEMBER

Dosen Pembimbing:
Ns. Komarudin, SKp,. M. Kep., Sp. Kep. J
NPK: 196812089305384

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas


Stase Keperawatan Jiwa Komunitas

OLEH:

Desy Wijayanti, S. Kep


NIM. 2101032016

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Asuhan Keperawatan Pada Klien Sdri A dengan Masalah Harga Diri Rendah, Paktik
Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember dilaksanakan pada
tanggal 17 Oktober 2022 sampai dengan 29 Oktober 2022.

Dilaksanakan Oleh:
Nama : Desy Wijayanti, S. Kep
Nim : 2101032016

Jember, 29 Oktober 2022

PJMK Departemen Jiwa Komunitas


Pembimbing Akademik Mahasiswa

Ns. Komarudin, S. Kp, M. Kep., Sp. Kep. J Desy Wijayanti, S. Kep


NPK : 196822089305384 NIM : 2101032016
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Pada Klien Sdri A dengan Masalah Harga Diri Rendah, Paktik
Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember dilaksanakan pada
tanggal 17 Oktober 2022 sampai dengan 29 Oktober 2022.

Jember, 29 Oktober 2022

Ketua Prodi Ners FIKES UM Jember PJMK Departemen Jiwa Komunitas


Dosen Pembimbing

Ns. Susi Wahyuning Asih, S. Kep., M. Kep Ns. Komarudin, S. Kp, M. Kep., Sp. Kep. J
NPK: 1975092001 0804491 NPK : 196822089305384
LEMBAR KONSULTASI
Materi Yang Dikonsulkan dan Uraian Pembimbing Nama Dan Tanda
No
Tangan Pembimbing
1.

Ns. Komarudin, S. Kep.


M. Kep., Sp. Kep. J
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

A. Konsep Dasar Harga Diri Rendah


1. Pengertian
a. Harga Diri Rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri,
perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadapt diri sendri dan
kemampuan diri (Fajariyah, 2012).
b. Harga diri rendah adalah pencapaian penilaian pribadi terhadap
seberapa jauh pemenuhan ideal diri perilakunya, apabila individu
mengalami kegagalan, tidak dicintai, tidak diterima dilingkungan
maka harga diri rendah dapat terjadi (Yusuf. Dkk, 2015).
c. Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap dirinya sendiri
menyebabkan kehilangan rasa percaya diri, pesimis, dan tidak
berharga dikehidupan (Dermawan, 2013).
d. Harga Diri rendah adalah merupakan komponen episode depresi
mayor, dimana aktivitas merupakan bentuk hukuman atau
phunisment (Stuart & Laria, 2005 Stuart dalam Lelono, 2015).

2. Proses terjadinya Masalah Harga diri rendah


Hasil riset (Malhi 2008 dalam Yosep 2011) menyimpulkan bahwa harga
diri rendah di akibatkan oleh rendah nya cita-cita seseorang. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya dalam pencapian tujuan.
Dalam tinjauan life span history klien. Penyebab terjadinya harga diri
rendah adalah pada masa kecil sering di salahkan, jarang diberi pujian
atas keberhasilanya, saat individu mencapai masa remaja keberadaan
nya kurang di hargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima,
menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau
pergaulan, harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuan nya (Yosep 2011).
3. Faktor Prediposisi dan Presipitasi
a. Faktor Prediposisi
Terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua, harapan
orangtua yang tidak realistik, orangtua yang tidak percaya, tekanan
teman sebaya dan kultur sosial yang berubah (Yosep, 2011).
Dan menurut (Satrio, 2015) proses terjadinya harga diri rendah kronis
juga di pengaruhi beberapa faktor predisposisi seperti faktor biologis,
psikologis, sosial dan kultural.
1) Faktor biologis
Faktor predisposisi yang berasal dari biologis dapat dilihat sebagai
suatu keadaan atau faktor resiko yang dapat mempengaruhi peran
manusia dalam menghadapi stressor.
2) Faktor psikologis
Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan
kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Penilaian
individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan
fungsi dan peran. Termasuk dalam harga diri rendah situasional.
Harga diri rendah situsional merupakan pengembangan persepsi
negatif tentang dirinya sendiri pada suatu kejadian (NANDA,
2011).
3) Faktor sosial dan kultural
Secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses
terjadinya harga diri rendah. Dimana dalam kehidupan sehari-hari
anak tumbuh kembang di tiga tempat, yaitu di rumah, di sekolah, di
lingkungan (NANDA, 2011).
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, kehilangan orang yang di cintai perubahan
penampilan atau bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang
menurun (Yosep, 2011).
Secara umum gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi
pada situsional atau kronik, secara situsional misalkan trauma muncul
secara tiba tiba misalkan kecelakaan, dioperasi, pemerkosaan, atau di
penjara termasuk dirawat dirumah sakit, biasa menyebabkan harga diri
rendah karena penyakit fisik ataupun pemasangan alat bantu yang
membuat klien tidak nyaman. Penyebab lain adalah harapan fungsi
tubuh yang tidak tercapai serta perlakuan petugas kesehatan yang
kurang menghargai klien dan keluarga (Damaiyanti & Iskandar, 2012).
Secara kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung
lama yaitu sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang
negative, kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya. Kondisi ini dapat menyebabkan respon yang
maladaptif, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik
kronis (Damaiyanti & Iskandar, 2012).

4. Tanda dan Gejala


a. Mengkritik diri sendiri
b. Menarik diri dari hubungan sosial
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Perasaan lemah dan takut
e. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
f. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
g. Hidup yang berpolarisasi
h. Ketidakmampuan menentukan tujuan
i. Merasionalisasi penolakan
j. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
k. Menunjukan tanda depresi (sukar tidur dan sukar marah)
(Menurut Carpenito dalam Keliat, 2011).
5. Rentang respon
Respon Respon
Adaptif Maladaptif
Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depress-
Diri Positif Rendah Identitas Sonalisasi
Gambar 1.1 Rentang respon konsep diri rendah
Sumber : (Fajariyah, 2012 )

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) respon individu terdapat konsep


dirianya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan maladaptif
(Fajariyah, 2012).
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang
pengalaman nyata yang sukses diterima
b. Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri
c. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan
konsep diri maladaptif
d. Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan
aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis
e. Depersonalisasi adalah perasaaan yang ridak realistis terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
(Fajariyah, 2012)
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek maupun
jangka panjang:
1. Jangka Pendek :
a. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis:
(pemakian obat obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus).
b. Kegiatan mengganti identitas sementara : (ikut kelompok sosial,
keagamaan, politik).
c. Kegiatan yang memberi dukungan sementara: (kompetisi, olahraga,
konteks popularitas ).
d. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara :
(penyalahgunaan obat obatan).
2. Jangka Panjang :
a. Menutup Identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang
disenangi dari orang orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat,
aspirasi atau potensi diri sendiri.
b. Identitas negatif: asumsi yang pertentangan dengan nilai dan
harapan masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah: fantasi,
disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri
sendiri dan orang lain (Hartono, 2012).
7. Sumber koping semua orang tanpa memperhatikan gangguan perilakunya
mempunyai beberapa bidang berlebihan personal yang meliputi:
a. Aktivitas olahraga dan aktivitas diluar rumah
b. Hobi dan kerajinan tangan
c. Seni dan ekpresif
d. Kesehatan dan perawatan diri
e. Pendidikan dan pelatihan
f. Pekerjaan, vokasi dan posisi
g. Bakat tertentu
h. Kecerdasan
i. Imajinasi dan kreativitas
j. Hubungan interpersonal
(Fajariyah, 2012).

B . Konsep Dasar Keperawatan


Konsep Model
Model stress dan adaptasi pada asuhan keperawatan jiwa menurut Stuart
mengintegrasikan aspek biologi, psikologi, sosiokultular, lingkungan dan
konteks legal etis keperawatan yang utuh, model ini menggabungkan landasan
teoritis komponen biopsikososial dan aktifitas keperawatan berdasarkan tahap
pengobatan pasien (Hartono, 2012).
1. Pengkajian
Pengkajian tahap dalam proses keperawatan yang pertama dalam tahap ini
sangatlah penting untuk menentukan tahapan selanjutnya, untuk mengetahui
diagnosa keperawatan yang tepat dilakukan pengumpulan data yang
komprehensif dan valid yang akan berpengaruh dalam perencanaan
keperawatan (Tarwoto & Wartonah, 2011).
Data yang di peroleh dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu
a. Data subjektif
Data yang disampaikan secara lisan oleh klien maupun keluarga. Data ini
diperoleh melalui wawancara perawat kepada klien dan keluarga
b. Data objektif
Data yang ditemukan secara nyata data ini di dapatkan melalui
observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat

POHON MASALAH
Perubahan Persepsi Sensori:Halusinasi

Isolasi Sosial Devisit Perawatan

Diri Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif


(Damaiyanti & Iskandar, 2012)
Masalah konsep diri berkaitan dengan perasaan ansietas, bermusuhan dan
rasa bersalah. Masalah ini sering menimbulkan proses penyebaran diri dan
sirkular bagi individu yang dapat menyebabkan respon koping maladaptive.
Respon ini dapat terlihat pada berbagai macam individu yang mengalami
ancaman integritas fisik atau system diri (Damaiyanti, 2012).

2. Diagnosa Keperawatan
a. Harga diri rendah
b. Koping individu tidak efektif
c. Isolasi social
d. Perubahan persepsi sensori (Halusinasi)
e. Devisit Perawatan Diri
(Damaiyanti & Iskandar, 2012).

3. Rencana tindakan keperawatan


Diagnosa
SP Pasien SP Keluarga
keperawatan
SP1. BHSP SP1. BHSP
Sp 1: a. Diskusikan masalah yg
a. Identifikasi kemampuan dirasakan dalam merawat
melakukan kegiatan dan pasien
aspek positif pasien (buat b. Jelaskan pengertian, tanda
daftar kegiatan) & gejala, & proses
b. Bantu pasien menilai terjadinya harga diri rendah
kegiatan yang dapat (gunakan booklet)
dilakukan saat ini (pilih dari c. Diskusikan kemampuan
daftar kegiatan :buat dafar atau aspek positif pasien
kegiatan yang dapat yang pernah dimiliki
dilakukan saat ini sebelum & setelah sakit
c. Bantu pasien memilih salah d. Jelaskan cara merawat
satu kegiatan yang dapat harga diri rendah terutama
dilakukan saaat ini untuk memberikan pujian semua
dilatih hal yang positif pada pasien
d. Latih kegiatan yang di pilih e. Latih keluarga memberi
(alat dan cara melakukan) tanggung jawab kegiatan
e. Masukan pada jadwal untuk pertama yang dipilih pasien:
kegiatan latihan dua kali bimbing dan beri pujian.
perhari Anjurkan membantu pasien
sesuai jadual dan
memberikan pujian
Sp 2: a. Evaluasi kegiatan keluarga
a. Evaluasi kegiatan pertama dalam membimbing pasien
yang telah dilatih dan melaksanakan kegiatan
berikan pujian pertama yang dipilih dan
b. Bantu pasien memilih dilatih pasien.
kegiatan kedua yang akan Beri pujian
dilatih b. Bersama keluarga melatih
c. Latih kegiatan kedua (alat pasien dalam melakukan
dan cara) kegiatan kedua yang dipilih
d. Masukan pada jadwal pasien
kegiatan untuk latihan :dua c. Anjurkan membantu pasien
kegiatan masing masing 2 sesuai jadual dan memberi
kali per hari pujian
Sp 3 : a. Evaluasi kegiatan keluarga
a. Evaluasi kegiatan pertama dalam membimbing pasien
dan kedua yang telah dilatih melaksanakan kegiatan
dan diberi pujian pertama dan kedua yang
b. Bantu pasien memilSih telah dilatih. Beri pujian
kegiatan (alat dan cara ) b. Bersama keluarga melatih
c. Latih kegiatan cara ketiga pasien melakukan kegiatan
(alat dan cara) ketiga yang dipilih
d. Masukan pada jadwal c. Anjurkan membantu pasien
kegiatan untuk latihan : tiga sesuai jadual dan berikan
kegiatan masing masing dua pujian
kali perhar
Sp 4 : a. Evaluasi kegiatan keluarga
a. Evaluasi kegiatan pertama, dalam membimbing pasien
kedua, ketiga yang telah melaksanakan kegiatan
dilatih dan berikan pujian pertama, kedua, dan ketiga.
b. Bantu pasien memilih Beri pujian
kegiatan keempat yang akan b. Bersama keluarga melatih
dilatih pasien melakukan kegiatan
c. Latihan kegiatan ke empat keempat yang dipilih
d. Masukan pada jadwal c. Jelaskan follow up ke PKM,
kegiatan untuk latiha tanda kambuh, rujukan
:keempat kegiatan masing d. Anjurkan membantu pasien
masing dua kali per hari sesuai jadual dan memberikan
pujian
4. Implementasi
Tindakan keperawatan merupakan standar dari standard asuhan yang
berhubungan dengan aktivitas keperawatan professional yang dilakukan oleh
perawat, dimana implementasi dilakukan kepada pasien, keluarga dan
komunitas berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat (Damaiyanti, 2012).
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri
rendah adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan.
A. Tindakan keperawatan pada pasien :
a. Tujuan :
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
b. Tindakan keperawatan :
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masihdimiliki pasien.
 Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan
aspek positif yang masih dimilikinya, perawat dapat :
 Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah,
dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan
terdekat pasien.
 Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
 Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
 Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini.
 Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
 Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
 Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan
sehari-hari.
 Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal
dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu bantuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama
pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
 Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
 Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
 Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien.
5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat
melakukan hal-hal berikut :
 Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
 Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
 Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan
kegiatan
B. Tindakan keperawatan pada keluarga :
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah
dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
a. Tujuan :
 Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki pasien
 Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki
pasien
 Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
 Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien
b. Tindakan keperawatan :
 Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
 Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada
pasien
 Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan
memuji pasien atas kemampuannya
 Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
 Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
 Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat
demonstrasikan sebelumnya
 Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah
5. Evaluasi
Merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai perkembangan klien
dalam mencapai hasil yang di harapkan.
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA
DENGAN MASALAH HARGA DIRI RENDAH
Nama pasien : ...........................
Nama Perawat:..........................
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien mampu melakuykan kemampuan dibawah ini
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
No Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl

A Pasien
1 Menyebutkan kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
2 Menilai kemampuan yang masih dapat
digunakan
3 Memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan
4 Melatih kemampuan yang telah dipilih
5 Melaksanakan kemampuan yang telah dilatih
6 Melakukan kegiatan sesuai jadwal
B Keluarga
1 Menjelaskan pengertian serrta tanda-tanda orang
dengan harga diri rendah
2 Menyebutkan tiga cara merawat pasien harga diri
rendah (memberikan pujian, menyediakan
fasilitas untuk pasien, dan melatih pasien
melakukan kemampuan)
3 Mampu mempraktekkan cara merawat pasien
4 Melakukan follow up sesuai rujukan
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN
DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Nama pasien:: .................................


Nama Perawat:..........................
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP, dimasukkan ke tabel pada baris nilai SP.
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
No Kemampuan
A Pasien
SP I p
1 Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien
2 Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan
3 Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan pasien
4 Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5 Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan
pasien
6 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
Nilai SP I p
SP II p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih kemampuan kedua
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
Nilai SP II p
B Keluarga
SP I k
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
Nilai SP I k
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
SP II k
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung
kepada pasien harga diri rendah
Nilai SP II k
Total nilai: SP p + SP k
Rata-rata

Anda mungkin juga menyukai