EMITA RAYA KATINDA (N 111 14 021) INCE RIZKY AMALIA (N 111 14 O36)
PembimbingKlinik: dr. ANNISA ANWAR MUTHAHER, S.H., M.Kes, Sp. F
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2016 NO GAMBAR DESKRIPSI LUKA KESIMPULAN REFERENSI 1 Ditemukan tubuh janin yang Berdasarkan hasil Penentuan umur janin atau embrio terdiri dari potongan kepala, pemeriksaan diduga dalam kandungan rumus De Haas kedua tangan dan badan yang janin berusia dua adalah untuk 5 bulan pertama panjang disertai kedua kaki. bulan saat dilakukan kepala sampai tumit dalam sentimeter Berukuran panjang empat pengguguran = kuadrat umur gestasi (bulan) dan koma lima sentimeter. kandungan. selanjutnya = umur gestasi (bulan) x 5 Berwarna kemerahan Berdasarkan usia Walaupun dalam undang undang tidak janin maka janin dipersoalkan umur bayi, namun kita belum dapat hidup harus menentukan apakah bayi diluar kandungan. tersebut cukup bulan, belum cukup bulan atau non-viable, karena pada keadaan premature dan non-viable kemungkinan bayi tersebut meninggal karena proses alamiah besar sekali, sedangkan kemungkinan mati akibat pembunuhan anak sendiri adalah kecil. Viable ialah keadaan bayi atau janin yang dapat hidup diluar kandungan lepas dari ibunya. Kriteria untuk itu adalah umur kehamilan lebih dari 28 minggu, dengan panjang badan (kepala-tumit) lebih dari 35cm, panjang badan (kepala-tungging) >23cm, berat badan >1000 gram, lingkar kepala >32 cm dan tidak ada cacat bawaan yang fatal. Referensi: (Budiyanto et.all, 1995. Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Forensik. Universitas Indonesia) 2. Ditemukan sisa-sisa Berdasarkan hasil Abortus adalah pengeluaran potongan tubuh janin disertai pemeriksaan diduga hasil pembuahan (konsepsi) dengan perdarahan dalam telah dilakukan dengan berat badan janin < 500 jalan lahir. pengguguran gram atau kehamilan kurang dari kandungan yang 20 minggu. Insiden 15% dari tidak komplit. semua kehamilan yang diketahui.4 Terdapat dua jenis abortus, yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus spontan didefinisikan sebagai abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis. Dengan kata lain yang luas digunakan adalah keguguran (miscarriage). Sedangkan abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut sebagai abortus provokatus. Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis. Abortus inkompletus adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Batasan ini juga masih terpancang pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Referensi: Prawirohadjo, S. dan
Wiknjosastro, H. Ilmu kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta. 1999.
3. Terdapat dua buah luka Berdasarkan hasil Abortus provokatus yang
tertutup pada perut bagian pemeriksaan dilakukan menggunakan berbagai cara bawah, luka pertama didapatkan dua buah selalu mengandung resiko kesehatan berukuran panjang dua luka memar pada baik bagi si ibu atau janin. sentimeter dan lebar satu perut bagian bawah. Kekerasan mekanik lokal dapat koma lima centimeter. Luka diduga akibat dilakukan dari luar maupun dari Bentuk luka tidak beraturan kekerasan benda dalam. Kekerasan dari luar dapat berwarna kemerahan. Luka tumpul. Usia luka dilakukan sendiri oleh si ibu atau kedua berukuran panjang tiga pertama orang lain, seperti melakukan gerakan centimeter dan lebar dua diperkirakan 1-3 fisik berlebihan, jatuh, koma lima centimeter. hari dan luka kedua pemijatan/pengurutan perut bagian Bentuk luka tidak beraturan diperkirakan 7-10 bawah, kekerasan langsung pada perut dan berwarna hijau hari. atau uterus, pengaliran listrik pada kekuningan. serviks dan sebagainya. Kekerasan dapat pula dari dalamdengan melakukan manipulasi vagina atau uterus. Manipulasi vagina dan serviks uteri, misalnya dengan penyemprotan air sabun atau air panas pada portio; aplikasi asam arsenic, kalium permanganate pekat, atau yodium tinktur; pemasangan laminaria stiftatau kateter ke dalam serviks; atau manipulasi serviks dengan jari tangan. Manipulasi uterus, dengan melakukan pemecahan selaput amnionatau dengan penyuntikan uterus. Obat/zat tertentu, racun umum digunakan dengan harapan agar janin mati tetapi si ibu cukup kuat untuk bisa selamat. Pernah dilaporkan penggunaan bahan tumbuhan yang mengandung minyak eter tertentu yang merangsang saluran cerna hingga terjadi kolik abdomen, jamu perangsang kontraksi uterus dan hormon wanita yang merangsang kontraksi uterus melalui hiperemi mukosa uterus. Referensi : (Budiyanto et.all, 1995. Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Forensik. Universitas Indonesia)