Strategi Pembelajaran Yang Bisa Diterapkan Bagi Anak Tunadaksa (Nurleli)
Strategi Pembelajaran Yang Bisa Diterapkan Bagi Anak Tunadaksa (Nurleli)
OLEH:
Ketua
Nurleli, S.Kep.,Ns.,MKM
0107086902
Anggota
Mengetahui
Direktur Akper Kesdam I/BB Binjai
Supardi, SKM.,M.Kes
NIDN. 0110026801
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Analisis Situasi............................................................................................................1
1.2 Permasalahan Mitra.....................................................................................................1
1.3 Tujuan Kegiatan..........................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................2
2.1 Definisi Tunadaksa.....................................................................................................2
2.2 Klasifikasi Tunadaksa.................................................................................................2
BAB 3 LAPORAN KEGIATAN..............................................................................................6
3.1 Persiapan ...................................................................................................................6
3.1.1 Koordinasi Dengan Pimpinan Korem Binjai...................................................6
3.1.2 Koordinasi dengan pengurus organisasi Korem Binjai ...................................6
3.1.3 Persiapan TIM..................................................................................................7
3.2 Pelaksanaan................................................................................................................7
3.2.1 Penyuluhan........................................................................................................7
3.2.2 Pengumpulan data sekunder hasil pemeriksaan kondisi umum lansia..............7
3.3 Tindak Lanjut Kegiatan..............................................................................................7
BAB 4 ALOKASI DANA.........................................................................................................8
BAB 5 PENUTUP......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyuluhan ini agar anak tunadeksa tetap bisa belajar walau
keterbatasan fisik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa, istilah yang sering digunakan untuk
menyebut anak tunadaksa adalah anak yang memiliki cacat fisik, tubuh atau cacat
orthopedi. Dalam bahasa asing sering kali dijumpai istilah crippled, physically
handicapped, physically disabled, dan sebagainya. Keragaman istilah yang
dikemukakan untuk menyebutkan tunadaksa tergantung dari kesenangan atau alasan
tertentu dari para ahli yang bersangkutan. Meskipun istilah yang dikemukakan berbeda-
beda, tapi secara material pada dasarnya memiliki makna yang sama (Pendidikan,
2006).
Tunadakasa berasal dari kata “tuna” yang berarti rugi atau kurang, dan “daksa”
yang berarti tubuh. Dalam banyak literatur, cacat tubuh atau kerusakan tubuh tidak
terlepas dari pembahasan tentang kesehatan sehingga sering dijumpai judul “Physical
and Health Impairments” (kerusakan atau gangguan fisik dan kesehatan). Hal ini
disebabkan karena seringkali terdapat gangguan kesehatan. Sebagai contoh, otak adalah
pusat kontrol seluruh tubuh manusia. Apabila ada sesuatu yang salah pada otak (luka
atau infeksi), maka dapat mengakibatkan suatu kelainan pada fisik atau tubuh, juga
pada emosi atau terhadap fungsi-fungsi mental. Luka yang terjadi pada bagian otak,
baik sebelum, saat, maupun sesudah kelahiran, dapat menyebabkan retardasi dari
mental.
Menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa, pada dasarnya kelainan pada anak
tunadaksa dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu (1) kelainan pada
sistem serebral (Cerebral System), dan (2) kelainan pada sistem otot dan rangka
(Musculus Skeletal System) (www.ditplb.or.id).
Diplegia
Lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kedua kaki kanan dan kiri
(paraplegia).
Triplegia
Tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan, misalnya tangan kanan dan kedua
kakinya lumpuh, atau tangan kiri dan kedua kakinya lumpuh.
Quadriplegia
Anak jenis ini mengalami kelumpuhan seluruhnya anggota geraknya.Mereka
cacat pada kedua tangan dan kedua kakinya, quadriplegia disebutnya juga
tetraplegia.
c. Penggolongan menurut fisiologi
Dilihat dari fisiologi, yaitu segi gerak, letak kelainan terdapat di otak dan
fungsi geraknya (motorik), maka anak Cerebral Palsy dibedakan atas:
Spastik
Tipe spastik ini ditandai dengan adanya gejala kekejangan atau kekakuan pada
sebagian ataupun seluruh otot. Kekakuan itu timbul ketika akan bergerak
sesuai dengan kehendak. Dalam keadaan ketergantungan emosional, kekakuan
atau kekejangan itu akan makin bertambah, sebaliknya dalam keadaan tenang,
gejala itu menjadi berkurang. Pada umumnya, anak CP jenis spastik ini
memiliki tingkat kecerdasan yang tidak terlalu rendah. Di antara mereka ada
yang normal bahkan ada yang di atas normal.
Athetoid
Pada tipe ini tidak terdapat kekejangan atau kekakuan. Otot-ototnya dapat
digerakkan dengan mudah. Ciri khas tipe ini terdapat pada sistem gerakan.
Hampir semua gerakan terjadi di luar kontrol dan koordinasi gerak.
Ataxia
Ciri khas tipe ini adalah seperti kehilangan keseimbangan. Kekakuan hanya
dapat terlihat dengan jelas saat berdiri atau berjalan. Gangguan utama pada
tipe ini terletak pada sistem koordinasi dan pusat keseimbangan pada otak.
Akibatnya, anak tipe ini mengalami gangguan dalam hal koordinasi ruang dan
ukuran. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah pada saat makan
mulut terkatup terlebih dahulu sebelum sendok berisi makanan sampai ujung
mulut.
Tremor
Gejala yang tampak jelas pada tipe tremor adalah gerakan-gerakan kecil dan
terus menerus berlangsung sehingga tampak seperti bentuk getaran-getaran.
Gerakan itu dapat terjadi pada kepala, mata, tungkai, dan bibir.
Rigid
Pada tipe ini dapat dijumpai kekakuan otot – tidak seperti pada tipe spastik –
di mana gerakannya tampak tidak ada keluwesan.
Tipe campuran
Anak pada tipe ini menunjukkan dua ataupun lebih jenis gejala CP sehingga
akibatnya lebih berat bila dibandingkan dengan anak yang hanya memiliki satu
tipe CP.
BAB 3
LAPORAN KEGIATAN
Koordinasi dengan SLB Binjai telah berlangsung sejak tahun 2022 dengan
ditandatanganinya surat perjanjian kerjasama dalam bentuk MoU serta penugasan
pengelolaaan dan pembinaan keluarga dalam bentuk pengabdian kepada
masyarakat (PKM) di SLB Binjai kepada institusi Perguruan Tinggi dalam hal ini
Akper Kesdam I/BB Binjai. Dalam rangka memenuhi program kerja dalam surat
perjanjian kerjasama yang telah disepakati tersebut serta untuk menjaga kualitas
masyarakat, maka untuk proses keberlanjutan dilaksanakan pembinaan keluarga
secara berkala dan teratur, yang dilaksankan oleh Akper Kesdam I/BB Binjai.
a. Kelompok penyuluhan
3.2 Pelaksanaan
3.2.1 Penyuluhan
Sesuai dengan rencana, pada Kamis, 30 Juni 2022 tim melakukan evaluasi hasil
serta tanggapan atau respon ataupun kondisi masyarakat beserta keluarga dari kader
yang bersedia untuk mengetahui adanya perkembangan situasi dan pengaruh
penyuluhan yang telah diberikan.
BAB 4
ALOKASI DANA
BAB 5
PENUTUP
Media audio visual merupakan media yang baik untuk penyuluhan kesehatan dan
dapat meningkatkan pengetahuan anak tuna daksa. Strategi pembelajaran meningkat setelah
dilakukan aplikasi media audiovisual penyuluhan kesehatan tentang strategi pembelajar bagi
anak tuna daksa. Dimana sebelum diberikan penyuluhan, strategi pembelajaran dalam
kategori kurang dan setelah diberikan metode, strategi pembelajaran meningkat menjad
kategori baik. Terdapat Ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap anak tuna daksa
tentang cacat fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Kustawan, Dedy dan Yani Meimulyani, Mengenal Pendidikan Khusus dan Pendidikan
Layanan Khusus Serta Implementasinya, Jakarta: Team Redaksi Luxima, 2013.
Rachmayana, Dadan, Diantara Pendidikan Luar Biasa, Menuju Anak Masa Depan Ynag
Inklusif, Jakarta: Luximo Metro Media, 2013.
LAMPIRAN