Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

STRATEGI PEMBELAJARAN YANG BISA DI TERAPKAN


BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB BINJAI TAHUN 2022

OLEH:

Ketua

Nurleli, S.Kep.,Ns.,MKM
0107086902

Anggota

Nur Ismarida 21020


Siska Monika 21025

YAYASAN WAHAYA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM I/BB BINJAI
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : STRATEGI PEMBELAJARAN YANG BISA


DITERAPKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB
2. Pelaksana
Ketua : Nurleli, S.Kep.,Ns.,MKM
Anggota : 1. Nur Ismarida
2. Siska Monika

Lokasi : SLB Binjai


Tanggal Pelaksanaan : 30 Juni 2022

3. Biaya : Rp. 5.000.000


4. Sumber Dana : Akper Kesdam I/BB Binjai

Binjai, 30 Juni 2022


Mengetahui
Kepala UPPM Ketua Pelaksanaan
Pengabdian Kepada Masyarakat

Ade Irma Triana Siregar, S.Kep., M.Kes. Nurleli, S.Kep.,Ns.,MKM


NIDN. 0107099201 NIDN. 0107086902

Mengetahui
Direktur Akper Kesdam I/BB Binjai

Supardi, SKM.,M.Kes
NIDN. 0110026801
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Analisis Situasi............................................................................................................1
1.2 Permasalahan Mitra.....................................................................................................1
1.3 Tujuan Kegiatan..........................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................2
2.1 Definisi Tunadaksa.....................................................................................................2
2.2 Klasifikasi Tunadaksa.................................................................................................2
BAB 3 LAPORAN KEGIATAN..............................................................................................6
3.1 Persiapan ...................................................................................................................6
3.1.1 Koordinasi Dengan Pimpinan Korem Binjai...................................................6
3.1.2 Koordinasi dengan pengurus organisasi Korem Binjai ...................................6
3.1.3 Persiapan TIM..................................................................................................7
3.2 Pelaksanaan................................................................................................................7
3.2.1 Penyuluhan........................................................................................................7
3.2.2 Pengumpulan data sekunder hasil pemeriksaan kondisi umum lansia..............7
3.3 Tindak Lanjut Kegiatan..............................................................................................7
BAB 4 ALOKASI DANA.........................................................................................................8
BAB 5 PENUTUP......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan


materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan
urutan kegiatan yang dapat memberi pengalaman belajar kepada anak tunadeksa.
Adapun tujuan dari menerapkan strategi pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar
adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi anak tunadeksa. Mewujudkan kegiatan belajar-

mengajar yang efektif dan efisien.

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk


mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi,
diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat,
simposium, dan sebagainya. Kesimpulan Strategi pembelajaran ini berbasis masalah
dapat meningkatkan motivasi belajar anak tunadeksa, Yaitu dengan jalan persiapan
guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran dikelas, memilih strategi, metode dan
mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Membawa permasalahan yang
berbedabeda ke dalam pembelajaran, sehingga permasalahan-permasalahan yang
diperoleh anak tunadeksa akan membentuk pengetahuan baru misalnya motivasi, minat
belajar mereka semakin bagus.

Dalam penerapan berbasis masalah anak tunadeksa diberi kesempatan untuk


mengutarakan masalah, apabila dari anak tunadeksa sendiri tidak ada yang
mengutarakan maka dari guru tersebut yang akan memulai memberikan permasalahan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah berikut sesuai dengan diatas “Strategi pembelajaran Yang


Bisa Diterapkan Bagi Anak Tunadaksa”

1.3 Tujuan

Tujuan dari penyuluhan ini agar anak tunadeksa tetap bisa belajar walau
keterbatasan fisik.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definis Tunadaksa

Menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa, istilah yang sering digunakan untuk
menyebut anak tunadaksa adalah anak yang memiliki cacat fisik, tubuh atau cacat
orthopedi. Dalam bahasa asing sering kali dijumpai istilah crippled, physically
handicapped, physically disabled, dan sebagainya. Keragaman istilah yang
dikemukakan untuk menyebutkan tunadaksa tergantung dari kesenangan atau alasan
tertentu dari para ahli yang bersangkutan. Meskipun istilah yang dikemukakan berbeda-
beda, tapi secara material pada dasarnya memiliki makna yang sama (Pendidikan,
2006).

Tunadakasa berasal dari kata “tuna” yang berarti rugi atau kurang, dan “daksa”
yang berarti tubuh. Dalam banyak literatur, cacat tubuh atau kerusakan tubuh tidak
terlepas dari pembahasan tentang kesehatan sehingga sering dijumpai judul “Physical
and Health Impairments” (kerusakan atau gangguan fisik dan kesehatan). Hal ini
disebabkan karena seringkali terdapat gangguan kesehatan. Sebagai contoh, otak adalah
pusat kontrol seluruh tubuh manusia. Apabila ada sesuatu yang salah pada otak (luka
atau infeksi), maka dapat mengakibatkan suatu kelainan pada fisik atau tubuh, juga
pada emosi atau terhadap fungsi-fungsi mental. Luka yang terjadi pada bagian otak,
baik sebelum, saat, maupun sesudah kelahiran, dapat menyebabkan retardasi dari
mental.

2.2 Klasifikasi Tunadaksa

Menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa, pada dasarnya kelainan pada anak
tunadaksa dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu (1) kelainan pada
sistem serebral (Cerebral System), dan (2) kelainan pada sistem otot dan rangka
(Musculus Skeletal System) (www.ditplb.or.id).

1. Kelainan pada sistem serebral (cerebral system disorders) Penggolongan anak


tunadaksa ke dalam kelainan sistem serebral (cerebral) didasarkan pada letak
penyebab kelahiran yang terletak di dalam sistem syaraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang). Kerusakan pada sistem syaraf pusat mengakibatkan bentuk
kelainan yang krusial karena otak dan sumsum tulang belakang merupakan pusat
dari aktivitas hidup manusia. Di dalamnya terdapat pusat kesadaran, pusat ide, pusat
kecerdasan, pusat motorik, pusat sensoris dan lain sebagainya. Kelompok kerusakan
bagian otak ini disebut Cerebral Palsy (CP).
Cerebral Palsy dapat diklasifikasikan menurut:
a. Penggolongan menurut derajat kecacatan
Menurut derajat kecacatan, cerebal palsy dapat digolongkan atas: golongan
ringan, golongan sedang, dan golongan berat.
 Golongan ringan adalah mereka yang dapat berjalan tanpa menggunakan alat,
berbicara tegas, dapat menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka dapat hidup bersama-sama (dalam hal ini mengikuti aktivitas sehari-hari)
anak normal lainnya. Kelainan yang dimiliki oleh kelompok ini tidak
mengganggu kehidupan dan pendidikannya.
 Golongan sedang adalah mereka yang membutuhkan treatment atau latihan
khusus untuk bicara, berjalan, dan mengurus dirinya sendiri. Golongan ini
memerlukan alat-alat khusus untuk membantu gerakannya, seperti brace untuk
membantu penyangga kaki, kruk atau tongkat sebagai penopang dalam
berjalan. Dengan pertolongan secara khusus, anak-anak kelompok ini
diharapkan dapat mengurus dirinya sendiri.
 Golongan berat adalah mereka yang memiliki cerebral palsy. Golongan ini
yang tetap membutuhkan perawatan dalam ambulansi, bicara, dan menolong
dirinya sendiri. Mereka tidak dapat hidup mandiri di tengah-tengah
masyarakat.
b. Penggolongan menurut topografi
Dilihat dari topografi yaitu banyaknya anggota tubuh yang lumpuh,
Cerebral Palsy dapat digolongkan menjadi enam golongan, yaitu:
 Monoplegia
Hanya satu anggota gerak yang lumpuh, misalnya kaki kiri. Sedangkan kaki
kanan dan kedua tangannya normal.
 Hemiplegia
Lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yang sama, misalnya tangan
kanan dan kaki kanan, atau tangan kiri dan kaki kiri.
 Paraplegia
Lumpuh pada kedua tungkai kakinya.

 Diplegia
Lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kedua kaki kanan dan kiri
(paraplegia).
 Triplegia
Tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan, misalnya tangan kanan dan kedua
kakinya lumpuh, atau tangan kiri dan kedua kakinya lumpuh.
 Quadriplegia
Anak jenis ini mengalami kelumpuhan seluruhnya anggota geraknya.Mereka
cacat pada kedua tangan dan kedua kakinya, quadriplegia disebutnya juga
tetraplegia.
c. Penggolongan menurut fisiologi
Dilihat dari fisiologi, yaitu segi gerak, letak kelainan terdapat di otak dan
fungsi geraknya (motorik), maka anak Cerebral Palsy dibedakan atas:
 Spastik
Tipe spastik ini ditandai dengan adanya gejala kekejangan atau kekakuan pada
sebagian ataupun seluruh otot. Kekakuan itu timbul ketika akan bergerak
sesuai dengan kehendak. Dalam keadaan ketergantungan emosional, kekakuan
atau kekejangan itu akan makin bertambah, sebaliknya dalam keadaan tenang,
gejala itu menjadi berkurang. Pada umumnya, anak CP jenis spastik ini
memiliki tingkat kecerdasan yang tidak terlalu rendah. Di antara mereka ada
yang normal bahkan ada yang di atas normal.
 Athetoid
Pada tipe ini tidak terdapat kekejangan atau kekakuan. Otot-ototnya dapat
digerakkan dengan mudah. Ciri khas tipe ini terdapat pada sistem gerakan.
Hampir semua gerakan terjadi di luar kontrol dan koordinasi gerak.
 Ataxia
Ciri khas tipe ini adalah seperti kehilangan keseimbangan. Kekakuan hanya
dapat terlihat dengan jelas saat berdiri atau berjalan. Gangguan utama pada
tipe ini terletak pada sistem koordinasi dan pusat keseimbangan pada otak.
Akibatnya, anak tipe ini mengalami gangguan dalam hal koordinasi ruang dan
ukuran. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah pada saat makan
mulut terkatup terlebih dahulu sebelum sendok berisi makanan sampai ujung
mulut.
 Tremor
Gejala yang tampak jelas pada tipe tremor adalah gerakan-gerakan kecil dan
terus menerus berlangsung sehingga tampak seperti bentuk getaran-getaran.
Gerakan itu dapat terjadi pada kepala, mata, tungkai, dan bibir.
 Rigid
Pada tipe ini dapat dijumpai kekakuan otot – tidak seperti pada tipe spastik –
di mana gerakannya tampak tidak ada keluwesan.
 Tipe campuran
Anak pada tipe ini menunjukkan dua ataupun lebih jenis gejala CP sehingga
akibatnya lebih berat bila dibandingkan dengan anak yang hanya memiliki satu
tipe CP.
BAB 3
LAPORAN KEGIATAN

Laporan kegiatan ini terdiri dari ; a. persiapan, b. pelaksanaan, c. penyuntingan laporan


hasil pemeriksaan kondisi umum siswa/i terkait : umur, jenis kelamin serta pemberian atau
penyebaran booklet sosialisasi strategi pembelajaran yang bisa diterapkan bagi anak
tunadaksa d. pembahasan dan pengolahan data hasil pemeriksaan, e. tindak lanjut kegiatan
berkala dan f. luaran dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3.1 Persiapan

Persiapan dilakukan beberapa tahap :

3.1.1 Koordinasi dengan SLB Binjai

Koordinasi dengan SLB Binjai telah berlangsung sejak tahun 2022 dengan
ditandatanganinya surat perjanjian kerjasama dalam bentuk MoU serta penugasan
pengelolaaan dan pembinaan keluarga dalam bentuk pengabdian kepada
masyarakat (PKM) di SLB Binjai kepada institusi Perguruan Tinggi dalam hal ini
Akper Kesdam I/BB Binjai. Dalam rangka memenuhi program kerja dalam surat
perjanjian kerjasama yang telah disepakati tersebut serta untuk menjaga kualitas
masyarakat, maka untuk proses keberlanjutan dilaksanakan pembinaan keluarga
secara berkala dan teratur, yang dilaksankan oleh Akper Kesdam I/BB Binjai.

3.1.2 Koordinasi dengan pengurus organisasi Siswa/i SLB Binjai


a. Tim Akper Kesdam I/BB Binjai dalam memenuhi program yang telah tertuang
dalam MoU, berkoordinasi dengan Ketua dan pengurus organisasi masyarakat
SLB Binjai untuk membahas bentuk atau model pelaksanaan kegiatan.
Berdasarkan hasil pembicaraan dalam persiapan dengan ketua dan pengurus
organisasi Siswa/I SLB Binjai, maka disepakati untuk diadakan kegiatan
sosialisasi strategi pembelajaran yang bisa diterapkan bagi anak tunadaksa
dengan cara melaksanakan penyuluhan.
b. Waktu yang dapat disepakati bersama untuk pelaksanaan adalah hari Kamis,
30 Juni 2022 pukul 10.00 WIB-11.00WIB.
3.1.3 Persiapan tim

Persiapan tim dilaksanakan dalam aspek akademik dan logistik. Untuk


aspek logistik, masing-masing anggota mendapatkan penugasan persiapan.

a. Kelompok penyuluhan

Kelompok penyuluhan bertanggung jawab menyusun dan


menyampaikan materi penyuluhan dan booklet yang berisi sosialisasi strategi
pembelajaran yang bisa diterapkan bagi anak tunadaksa (terlampir).

3.2 Pelaksanaan

3.2.1 Penyuluhan

Penyuluhan dilaksanakan tanggal Kamis, 30 Juni 2022 di SLB Binjai.


Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB.

3.2.2 Pengumpulan data sekunder hasil pemeriksaan kondisi umum Siswa/i

Data tentang kondisi umum masyarakat Kelurahan Pujidadi Binjai diambil


Xberdasarkan hasil pemeriksaan rutin bulan Mei 2022, yang terdiri dari: jenis
kelamin, umur dan pemeriksaan kesehatan yang merupakan dilaksanakannya
penyuluhan strategi pembelajaran yang bisa diterapkan bagi anak tunadaksa.

3.3 Tindak Lanjut Kegiatan

Sesuai dengan rencana, pada Kamis, 30 Juni 2022 tim melakukan evaluasi hasil
serta tanggapan atau respon ataupun kondisi masyarakat beserta keluarga dari kader
yang bersedia untuk mengetahui adanya perkembangan situasi dan pengaruh
penyuluhan yang telah diberikan.
BAB 4
ALOKASI DANA
BAB 5
PENUTUP

Media audio visual merupakan media yang baik untuk penyuluhan kesehatan dan
dapat meningkatkan pengetahuan anak tuna daksa. Strategi pembelajaran meningkat setelah
dilakukan aplikasi media audiovisual penyuluhan kesehatan tentang strategi pembelajar bagi
anak tuna daksa. Dimana sebelum diberikan penyuluhan, strategi pembelajaran dalam
kategori kurang dan setelah diberikan metode, strategi pembelajaran meningkat menjad
kategori baik. Terdapat Ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap anak tuna daksa
tentang cacat fisik.

DAFTAR PUSTAKA

Desingrum,Dinie Ratri Psikologi Anak erkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Psikosain. 2016.

Dimayanti dan Mudjono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta,2010.


Djamarah,Syaiful Bahri, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha
Nasional,1997.

Drajat,Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 2005.

Kustawan, Dedy dan Yani Meimulyani, Mengenal Pendidikan Khusus dan Pendidikan
Layanan Khusus Serta Implementasinya, Jakarta: Team Redaksi Luxima, 2013.

Kustawan, Dedy, Bimbingan Konseling Bagi Anak Berkebutuhan Khusus,Jakarta: Luxima


Merto Media, 2013.

Lubis, Halfian, Peddoman Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Anak Berkebutuhan


Khusus Untuk SDLB, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam
Kementerian Agama Republik Inndonesia, 2015.

Rachmayana, Dadan, Diantara Pendidikan Luar Biasa, Menuju Anak Masa Depan Ynag
Inklusif, Jakarta: Luximo Metro Media, 2013.
LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai