Anda di halaman 1dari 4

NOTULA PRESENTASI

KELOMPOK 4: DIKSI

1. Pertanyaan dari Refina Nur Kamilah (kel. 6)

Pertanyaan: Apakah ada aturan khusus pada penggunaan tulisan dan diksi pada saat berbicara
langsung?

Jawaban oleh Madaniatul Adawiyah:

Untuk diksi pada penulisan tidak ada aturan khusus. Tetapi, untuk diksi saat berbicara ada aturan
khususnya. Misalnya, kata Apel mempunyai makna ganda, yaitu makna buah dan bermakna upacara.
Dalam penulisannya tetaplah ditulis "Apel", akan tetapi saat diucapkan terdapat perbedaan. Untuk
bermakna buah, maka tetap dibaca "Apel" biasa, sedangkan untuk yang bermakna upacara, maka akan
dibaca menjadi "Apél".

2. Pertanyaan dari Hairun Nisa S. (kel. 6)

Pertanyaan: Apa penyebab kesalahan penulis dalam memilih diksi?

Jawaban oleh Nisrina Fata Nasywa:

Menurut kami, seorang penulis tidak mungkin salah dalam memilih diksi, apalagi jika penulis tersebut
merupakan seorang yang ahli dalam bidang tulis-menulis. Mungkin kesalahan yang dimaksud bukan
berasal dari sang penulis melainkan dari para pembaca yang tidak mampu memahami diksi-diksi yang
diberikan sang penulis sehingga timbullah keambiguan. Namun, apabila seorang penulis (pemula)
terbukti melakukan kesalahan dalam memilih diksi, kemungkinan hal itu dikarenakan oleh minimnya
kosakata yang dimiliki oleh sang penulis ataupun sang pembaca.

Tambahan dari Akhmad Rhafianor: Penulis haruslah mengetahui kepada siapa tulisannya itu dibaca
sehingga bisa memilih diksi yang tepat sesuai dengan sasaran pembacanya. Jika sasaran pembacanya
adalah anak-anak, maka penulis memilih diksi yang mudah dipahami dan tidak bermakna ganda. Dengan
begitu, tidak akan terjadi keambiguan terhadap isi tulisan/karangan sang penulis.

Tambahan dari Firdaus: menurut Saya, penulis bebas mengekspresikan apa pun dalam tulisannya, dan
tidak perlu memikirkan apakah pembaca akan mengerti atau tidak, yang penting penulis tidak memiliki
batasan dalam mengungkapkan emosi/pikirannya ke dalam tulisannya.

3. Pertanyaan dari Rafiana (kel. 1)

Pertanyaan: Mengapa diksi diperlukan dalam bahasa, dan apakah kita harus memilih diksi sesuai dengan
lawan bicara kita?

Jawaban oleh:

Pemilihan diksi diperlukan dalam berbahasa termasuk saat berkomunikasi, karena setiap kata
memiliki makna yang berbeda begitu pula pemahaman orang tentang kata tersebut. Diksi yang tepat
(sesuai dengan lawan bicara) bisa memudahkan lawan bicara memahami maksud dari makna ucapan
yang hendak kita sampaikan.
4. Pertanyaan dari Norsyifa (kel.8)

Pertanyaan: Berikan contoh masing-masing kriteria diksi dan hubungkan dengan penjelasan?

Jawaban oleh Madaniatul Adawiyah

Kriteria-kriteria diksi, yaitu

1. Ketepatan
- Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
Kalau hanya pengertian dasar atau makna sesungguhnya dari sebuah kata yang diinginkan,
maka yang digunakan adalah denotasi. Sedangkan, jika menghendaki reaksi emosional tertentu,
maka kata yang dipilih adalah menggunakan konotasi sesuai dengan sasaran yang akan
dicapainya.
Contoh dari denotatif, yaitu
Jerapah mempunyai leher yang lebih panjang dibandingkan hewan lainnya. (Leher panjang disini
adalah makna sesungguhnya)
Contoh konotatif, yaitu
Laki-laki itu berleher panjang ketika sedang ujian. (Leher panjang disini bukan makna yang
sebenarnya, melainkan mempunyai arti suka menyontek)
- Membedakan kata-kata yang mirip dengan ejaannya.
Kata-kata yang mirip dalam tulisannya itu misalnya, bahwa-bawah-bawa, proposisi-preposisi,
korporasi-koperasi, dsb.
- Menghindari kata-kata ciptaan sendiri.
Kata baru biasanya muncul untuk pertama kali karena dipakai oleh orang-orang terkenal atau
pengarang terkenal. Bila anggota masyarakat lainnya menerima kata itu, maka lama-kelamaan
kata itu akan menjadi milik masyarakat.
Contohnya, bahasa gaul yang saat ini menjadi sebuah trend dalam penggunaan bahasa sehari-
hari. Contoh bahasa gaul, yaitu alemong, anjay, slebew, dll.
- Waspada terhadap penggunaan akhiran asing
Contohnya, idiom-idiomatic, progres-progresif, kultur-kultural, dsb.
2. Kecermatan
Kecermatan dalam pemilihan kata berhubungan dengan penggunaan kata yang diperlukan
untuk mengungkapkan gagasan tertentu. Penggunaan diksi yang cermat akan mengurangi
jumlah kata, sehungga tulisan menjadi ringkas dan tidak ada kata yang bersifat mubazir.
Contoh, "Mada berupaya untuk menjadi seorang analis kesehatan yang profesional" diubah
menjadi "Mada berupaya menjadi seorang analis kesehatan yang profesional" (terdapat kata
untuk yang membuat sebuah kalimat tersebut menjadi mubazir).
3. Keserasian
Keserasian dalam diksi berkaitan dengan kesesuaian penggunaan kata-kata yang sesuai dengan
konteks pemakaiannya yang berkaitan dengan fakto kebahasaan dan faktor non kebahasaan.
Faktor kebahasaan berkaitan dengan penggunaan idiom dan penggunaan kata lazim.
Sedangkan, fakto non kebahasaan berkaitan dengan diksi, yaitu situasi pembicaraan, teman
bicara atau lawan bicara, sarana pembicaraan, kelayakan tempat berbicara, dan kelayakan
penggunaan waktu selama pembicaraan berlangsung.
5. Pertanyaan dari Akhmad Rhafianor

Pertanyaan: Apakah konotatif tidak menimbulkan keselahpahaman pada diksi?

Jawaban oleh Ahmad Maulana:

6. Pertanyaan dari Ellan Cahaya Amino (kel. 10)

Pertanyaan: Apakah sinonim dan homonim itu sama, jika tidak tolong jelaskan perbedaannya?

Jawaban oleh Rosita:

Sinonim dan antonim itu berbeda, bisa dilihat dari pengertian nya, Sinonim adalah pilihan kata yang
memiliki persamaan makna, artinya sinonim mempunyai 'kata' yang berbeda namun merujuk kepada
satu makna yang sama, misalnya:

Bertemu = Berjumpa. Hewan = Binatang. Bohong = Dusta.

Namun jika di dalam suatu kalimat, harus dipilih dulu kata yang benar meskipun mempunyai makna
yang berbeda, agar menjadi kalimat efektif.

Sedangkan Homonim merupakan pilihan kata yang memiliki ejaan dan bunyi yang sama, berbeda
makna.

Artinya homonim mempunyai 2 atau lebih kata atau ejaan yang sama, namun berbeda makna nya,
tergantung dengan kalimat yang mengiringi nya.

Misalnya:

1. Kata 'bisa'

Bisa (mampu atau dapat) – Bisa (zat racun)

Contoh dalam kalimat:

Miftah bisa mengerjakan soal bahasa inggris itu dengan mudah.

Bisa ular kobra itu sangat mematikan.

2. Kata 'malang'

Malang (menunjukkan Kota) – Malang (menunjukkan Nasib sesuatu)

3. Kata 'rapat'

Rapat (bermakna tidak renggang) – Rapat (bermakna Kegiatan berdiskusi)

7. Pertanyaan dari Muhammad Irwan Zery

Pertanyaan: Berikan contoh dampak penggunaan diksi yang salah dalam masyarakat sehingga secara
tidak langsung dapat menyinggung perasaan orang lain.

Jawaban oleh Kurnia:


8. Pertanyaan dari Mahira Ainiyah Putri (kel 8)

Pertanyaan: Apakah terdapat dampak dari penggunaan diksi terhadap penyampaian informasi dan
berita?

Jawaban oleh Die Andini:

Dampaknya luar biasa penting, karena Penyampaian informasi perlu hal yang disebut efektif dan
efisien, sehingga menjadikan berita tersebut Singkat, padat, tepat. Dampak diksi terhadap penyampaian
informasi adalah terkait keakuratan makna dan suasana yang disampaikan kepada pemirsa. Diksi yang
tepat mampu menyajikan tidak hanya makna leksikal, tetapi juga konteks tempat makna tersebut harus
dipahami. Oleh karena itu, penting bagi penulis menggunakan diksi yang tepat

9. Pertanyaan dari Nur Amalia

Pertanyaan: Bagaimana cara memilih diksi yang tepat dalam menulis?

Jawaban oleh:

10. Pertanyaan dari Muhammad Attila Saputra (kel 6)

Pertanyaan: Apakah ada ketentuan penggunaan diksi dalam penyampaian berita atau informasi?

Jawaban oleh:

Anda mungkin juga menyukai