Anda di halaman 1dari 3

Nama kelompok :

1. Afif Zulfani XII IPS 3 /04


2. Tarika rizky akna putri listyani XII IPS 3 / 32

MAKANAN FUNGSIONAL

1. Makanan fungsional adalah bahan makanan yang menawarkan manfaat kesehatan yang melebihi nilai
gizi yang dikandungnya. Beberapa jenis makanan tersebut mengandung bahan tambahan lain yang
dirancang untuk meningkatkan kesehatan.

Beberapa contoh termasuk makanan fungsional adalah makanan yang diperkaya dengan vitamin,
mineral, probiotik, atau serat. Bahan kaya nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-
bijian, dan biji-bijian juga sering dianggap sebagai makanan fungsional.

Oat, misalnya, mengandung sejenis serat yang disebut beta glucan, yang telah terbukti mengurangi
peradangan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan meningkatkan kesehatan jantung.

Demikian pula, buah-buahan dan sayuran dikemas dengan antioksidan, yang merupakan senyawa
bermanfaat yang membantu melindungi dari penyakit.

Klaim kesehatan sering dibuat tentang makanan fungsional dan undang-undang juga dibuat untuk
melindungi konsumen dari klaim yang menyesatkan.

Penting untuk menilai setiap makanan berdasarkan kemampuannya sendiri. Secara khusus, sangat
penting bahwa bukti ilmiah yang kuat ada untuk mendukung klaim yang dibuat.

Biasanya ini akan mencakup bukti bahwa zat tersebut diserap atau mencapai tempat kerjanya, seperti
misalnya konsumsi makanan dapat secara menguntungkan karena memengaruhi fungsi fisiologis pada
manusia (misalnya tekanan darah) atau berdampak pada kesehatan (misalnya kolesterol darah).
Idealnya, efek ini berdampak langsung pada status kesehatan.

Jika ingin mencoba makanan fungsional, pilihlah dengan bijak. Selain itu, perlu diingat bahwa meskipun
makanan fungsional dapat membantu meningkatkan kesehatan, makanan tersebut tidak serta merta
bisa menggantikan kebiasaan makan yang buruk.

2. Contoh Makanan Fungsional

Menurut Academy of Nutrition and Dietetics, makanan fungsional umumnya dipisahkan menjadi dua
kategori, yakni konvensional dan dimodifikasi.

Makanan fungsional konvensional adalah bahan makanan alami yang kaya akan nutrisi penting seperti
vitamin, mineral, antioksidan, dan lemak yang menyehatkan jantung.
Sementara itu, makanan fungsional yang dimodifikasi berarti makanan yang telah diperkaya dengan
bahan tambahan, seperti vitamin, mineral, probiotik, atau serat, untuk meningkatkan manfaat
kesehatan makanan.

Berikut beberapa contoh makanan fungsional konvensional :

Buah: beri, kiwi, pir, persik, apel, jeruk, pisang.

Sayuran: brokoli, kembang kol, kangkung, bayam, zucchini.

Kacang: almond, kacang mete, pistachio, kacang macadamia, kacang Brazil.

Biji: biji chia, biji rami, biji labu.

Kacang: kacang hitam, buncis, lentil.

Biji-Bijian Utuh: oat, barley, soba, beras merah.

Makanan Laut: salmon, sarden, teri, mackerel, ikan kod.

Makanan Fermentasi: tempe, kombucha, kimchi, kefir, asinan kubis.

Bumbu dan Rempah-rempah: kunyit, kayu manis, jahe, cabai rawit.

Minuman: kopi, teh hijau, teh hitam.

Sementara itu, berikut adalah beberapa contoh makanan fungsional yang dimodifikasi:

Jus yang diperkaya nutrisi.

Produk susu yang diperkaya nutrisi, seperti susu dan yogurt.

Alternatif susu yang diperkaya nutrisi, seperti almond, beras, kelapa, dan susu mete.

Biji-bijian yang diperkaya, seperti roti dan pasta.

Sereal dan granola yang diperkaya nutrisi.

Telur yang diperkaya nutrisi seperti telur omega 3.

3. Manfaat Makanan Fungsional

Makanan fungsional nyatanya telah dikaitkan dengan beberapa manfaat kesehatan potensial, antara
lain:

1. Mencegah Kekurangan Nutrisi

Makanan fungsional biasanya tinggi nutrisi penting, termasuk vitamin, mineral, lemak sehat, dan serat.
Mengisi pola makan dengan berbagai makanan fungsional, termasuk makanan konvensional dan yang
diperkaya nyatanya dapat membantu memastikan Moms dan keluarga mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan dan melindungi dari kekurangan nutrisi.

Faktanya, sejak diperkenalkannya makanan yang diperkaya ini, prevalensi kekurangan nutrisi telah
menurun secara signifikan di seluruh dunia. Misalnya, mengutip American Society for Nutrition, setelah
tepung gandum yang diperkaya zat besi diperkenalkan di Yordania, tingkat anemia defisiensi besi di
antara anak-anak hampir berkurang setengahnya.

Fortifikasi juga telah digunakan untuk mencegah kondisi lain yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi,
termasuk rakhitis, gondok, dan cacat lahir.

2. Melindungi dari Penyakit

Makanan fungsional memberikan nutrisi penting yang dapat membantu melindungi dari penyakit.
Pasalnya banyak makanan jenis ini yang sangat kaya akan antioksidan.

Molekul-molekul ini membantu menetralkan senyawa berbahaya yang dikenal sebagai radikal bebas,
yang membantu mencegah kerusakan sel dan kondisi kronis tertentu, termasuk penyakit jantung,
kanker, dan diabetes.

Beberapa makanan fungsional juga tinggi asam lemak omega-3, jenis lemak sehat yang terbukti
mengurangi peradangan, meningkatkan fungsi otak, dan meningkatkan kesehatan jantung.

Mereka juga kaya kandungan serat, yang dapat meningkatkan kontrol gula darah yang lebih baik dan
melindungi terhadap kondisi seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan stroke.

3. Mendorong Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Nutrisi tertentu sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang tepat pada bayi dan anak-
anak. Menikmati berbagai macam makanan fungsional kaya nutrisi sebagai bagian dari pola makan sehat
dapat membantu memastikan bahwa kebutuhan nutrisi terpenuhi. Misalnya, sereal, biji-bijian, dan
tepung sering diperkaya dengan vitamin B seperti asam folat, yang penting untuk kesehatan janin.

Kadar asam folat yang rendah juga dapat meningkatkan risiko cacat tabung saraf, yang dapat
memengaruhi otak, sumsum tulang belakang, atau tulang belakang.

Diperkirakan bahwa peningkatan konsumsi asam folat dapat menurunkan prevalensi cacat tabung saraf
sebesar 50-70 persen.

Nutrisi lain yang biasa ditemukan dalam makanan fungsional juga memainkan peran kunci dalam
pertumbuhan dan perkembangan, termasuk asam lemak omega-3, zat besi, seng, kalsium, dan vitamin
B12

Anda mungkin juga menyukai