Anda di halaman 1dari 5

“HUKUM BARAT”

Nama : Ayunda Citra

Nim : 1970201184

Mata Kuliah : Sistem Hukum Indonesia

Dosen pembimbing : Arif Sulistiyono, MH


HUKUM BARAT

Pengertian hukum barat sebenarnya adalah hukum yang berdasarkan ketentuan pasal
131.jo pasal 163 IS yang dinyatakan berlaku pada pihak-pihak yang dimasukkan kedalam
golongan eropa, atau untuk pihak-pihak yang di persamakan dengan mereka. Disebut demikian
karena berdasarkan asas konkordasi hukum yang hanya untuk golongan eropa di “Hindia
Belanda”

Semua asas yang terkandung pada code civil dijelaskan sebagai asa BW juga, misalnya;

a) Konsep individualitas terhadap hak eigendom (pasal 570 BW)


b) Asas kebebasan berkontrak (pasal 1338 BW )
c) Sifat “Netral” atau “keduniawian” dari hukum perdata
d) Dalam hukum keluarga berlaku prinsip matrimonial
e) Berlaku asas “monogamy” dalam perkawinan (pasal 271 BW )

Tetapi di Indonesia semenjak dinyatakan berlaku asas yang utama dalam BW tersebut
mengalami perubahan yang berarti. Terjemahan yang menjelaskan nama “kitab undang-undang
hukum perdata” dan “kitab undang-undang hukum dagang” tersebut benar-benar suatu kesalahan
yang sangat fatal dengan alasan;

1. Menurut system hukum Indonesia undang-undang adalah produk hukum bersama


presiden dengan Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) kedua terjemaha tersebut tiak dapat
disebut sebagai “Undang- undang Hukum Perdata dan “Undang-undang Hukum Dagang”
2. Sebagai sumber hukum, yang berlaku sebenarnya bukanlah terjemahan BW dan WvK
dalam bahasa Indonesia (ada beberapa terjemahan yang satu sama lain ada perbedaan)

A. HUKUM TERTULIS YANG SUDAH DIKODEFIKIASI

1. BW (staatsblad 1847/23)

Hukum perdata utuk golongan Eropa ini dinyatakan mulai berlaku yang terdiri dari 4 kitab
yaitu;
1. Kitab pertama berjudul; Tentang orang
2. Kitab kedua berjudul; Tentang Benda
3. Kitab ketiga berjudul; Tentang perikatan
4. Kitab keempat berjudul; tentang bukti dan kadaluwarsa

 Hukum perdata materil adalah semua kaidah hukum yang menentukan dan mengatur
Hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata.
 Hukum perdata formal adalah kaidah-kaidah hukum yang menentukan dan megatur
bagaimana cara melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata.

Terhadap isi BW tidak lagi mengikuti sistematika kitab pertama, kitab ketiga, dan keempat,
tetapi akan didasarkan pada sistematika hukum berikut;

a) Hukum pribadi
b) Hukum harta kekayaan
c) Hukum keluarga
d) Hukum waris

 Hukum pribadi adalah semua kaidah hukum yang mengatur tentang siapa-sipa saja
yang dapat menjadi pembawa hak dan kewajiban dalam hidup yaitu subjek hukum
 Hukum harta kekayaan meliputi kaidah-kaidah hukum yang mengatur hak-hak apa
saja yang dapat dimiliki oleh suatu subjek hukum
 Hukum keluarga adalah semua kaidah hukum yang mengatur hubungan abadi antara
dua orang yang berlainan kelamin (perkawinan) dan juga akibat-akibat yang timbul
dari hubungan tersebut
 Hukum waris adalah kaidah-kaidah hukum yang mengatur perlihan Hak dan
kewajiban dari seseorang yang meninggal dunia

2. WvK

Adalah hukum perdata khusus, jadi segala ketentuan yang terbagi dalam BW berlaku bagi
W.v.K Untuk memperbaiki industri ia tidak saja melindungi perusahaanya yang menjadi
perusahaan sejenis berkumpul dalam satu organisasi bernama glide,ia juga mengadakan aturan-
aturan untuk glide-glide ini. Untuk memperbaiki perdagangan dikeluarkan sebuah peraturan
Ordonmance du commerce, maksud peraturan ini adalah memperoleh kesatuan hukum yang
sangat diperlukan,

Dua hal yang mempengaruhi tumbuhnya hukum tersendiri untuk pedagang adalah;

a) Adanya glide, yang berdiri sendiri dengan mengadakan aturan sendiri dan
membentuk pengadilan-pengadilan sendiri pula
b) Tidak mempunyai para sarjana hukum serata pengadilan-pengadilanyang
memperkembangkan hukum sesuai dengan kebutuhan masyarakat

B. HUKUM PERDATA BARAT TERTULIS TIDAK DIKODIFIKASIKAN

Kodifikasi bertujuan mengumpulkan kaidah-kaidah hukum sesuai dengan hukum secara


sistematik dalam suatu kitab undang-undang. Dengan berkembangnya masyarakat, berkembang
pula kebutuhan baru dalam masyarakat. Kebutuhan baru ini menghendaki pemenuhan dan di
bentuknya aturan-aturan yang sedapat mungkin dimasukan dalam BW atau WvK misalnya
tentang kedudukan orang tua terhadap anaknya

C. HUKUM PERDATA BARAT TIDAK TERTULIS

Diperlukan juga kaidah-kaidah hukum yang tertulis dalam hukum perdata. Dalam pasal 15.
AB (ketentuan-ketentuan Umum); “Tiada kebiasaan membawa kepada hukum, melainkan
sebagai ditujukan oleh undang-undang”.demikianlah keperluan pembentukan kondifikasi akan
keagungan undang-undang juga dengan lingkungan hukum perdata ,sehingga dalam pasal 15 itu
di katakana bahwa undang-undang terdapat suatu kaidah hukumn yang menjadi kebiasaan itu
sebagai hukum. Dalam BW terdapat beberapa pasal dalam menentukan suatu kebiasaan sebagai
hokum.
D. HUKUM BARAT SEBAGAI SUATU SISTEM HUKUM

Hukum yang berlaku utuk golongan eropa disebut sebagai hukum barat, karena memiliki
banyak persamaan dengan hukum yang berlaku di Negara-negara eropa barat,Yang banyak
dipengaruhi hukum perancis.

System hukum barat merupakan produk hukum peninggalan penjajah belanda yang masih
berlaku bagi kelompok masyarakat tertentu, BW dan WvK berlaku bagi kelompok masyarakat
(warga Negara) Indonesia keturunan eropa atau yang dipersamakan denganya dan juga warga
Negara Indonesia keturunan cina, juga bagi pihak-pihak yang menundukan diri terhadap BW dan
WvK yang memang diperbolehkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai