Tugas Resume Hukum Barat by Ayunda Citra 1970201184
Tugas Resume Hukum Barat by Ayunda Citra 1970201184
Nim : 1970201184
Pengertian hukum barat sebenarnya adalah hukum yang berdasarkan ketentuan pasal
131.jo pasal 163 IS yang dinyatakan berlaku pada pihak-pihak yang dimasukkan kedalam
golongan eropa, atau untuk pihak-pihak yang di persamakan dengan mereka. Disebut demikian
karena berdasarkan asas konkordasi hukum yang hanya untuk golongan eropa di “Hindia
Belanda”
Semua asas yang terkandung pada code civil dijelaskan sebagai asa BW juga, misalnya;
Tetapi di Indonesia semenjak dinyatakan berlaku asas yang utama dalam BW tersebut
mengalami perubahan yang berarti. Terjemahan yang menjelaskan nama “kitab undang-undang
hukum perdata” dan “kitab undang-undang hukum dagang” tersebut benar-benar suatu kesalahan
yang sangat fatal dengan alasan;
1. BW (staatsblad 1847/23)
Hukum perdata utuk golongan Eropa ini dinyatakan mulai berlaku yang terdiri dari 4 kitab
yaitu;
1. Kitab pertama berjudul; Tentang orang
2. Kitab kedua berjudul; Tentang Benda
3. Kitab ketiga berjudul; Tentang perikatan
4. Kitab keempat berjudul; tentang bukti dan kadaluwarsa
Hukum perdata materil adalah semua kaidah hukum yang menentukan dan mengatur
Hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata.
Hukum perdata formal adalah kaidah-kaidah hukum yang menentukan dan megatur
bagaimana cara melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata.
Terhadap isi BW tidak lagi mengikuti sistematika kitab pertama, kitab ketiga, dan keempat,
tetapi akan didasarkan pada sistematika hukum berikut;
a) Hukum pribadi
b) Hukum harta kekayaan
c) Hukum keluarga
d) Hukum waris
Hukum pribadi adalah semua kaidah hukum yang mengatur tentang siapa-sipa saja
yang dapat menjadi pembawa hak dan kewajiban dalam hidup yaitu subjek hukum
Hukum harta kekayaan meliputi kaidah-kaidah hukum yang mengatur hak-hak apa
saja yang dapat dimiliki oleh suatu subjek hukum
Hukum keluarga adalah semua kaidah hukum yang mengatur hubungan abadi antara
dua orang yang berlainan kelamin (perkawinan) dan juga akibat-akibat yang timbul
dari hubungan tersebut
Hukum waris adalah kaidah-kaidah hukum yang mengatur perlihan Hak dan
kewajiban dari seseorang yang meninggal dunia
2. WvK
Adalah hukum perdata khusus, jadi segala ketentuan yang terbagi dalam BW berlaku bagi
W.v.K Untuk memperbaiki industri ia tidak saja melindungi perusahaanya yang menjadi
perusahaan sejenis berkumpul dalam satu organisasi bernama glide,ia juga mengadakan aturan-
aturan untuk glide-glide ini. Untuk memperbaiki perdagangan dikeluarkan sebuah peraturan
Ordonmance du commerce, maksud peraturan ini adalah memperoleh kesatuan hukum yang
sangat diperlukan,
Dua hal yang mempengaruhi tumbuhnya hukum tersendiri untuk pedagang adalah;
a) Adanya glide, yang berdiri sendiri dengan mengadakan aturan sendiri dan
membentuk pengadilan-pengadilan sendiri pula
b) Tidak mempunyai para sarjana hukum serata pengadilan-pengadilanyang
memperkembangkan hukum sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Diperlukan juga kaidah-kaidah hukum yang tertulis dalam hukum perdata. Dalam pasal 15.
AB (ketentuan-ketentuan Umum); “Tiada kebiasaan membawa kepada hukum, melainkan
sebagai ditujukan oleh undang-undang”.demikianlah keperluan pembentukan kondifikasi akan
keagungan undang-undang juga dengan lingkungan hukum perdata ,sehingga dalam pasal 15 itu
di katakana bahwa undang-undang terdapat suatu kaidah hukumn yang menjadi kebiasaan itu
sebagai hukum. Dalam BW terdapat beberapa pasal dalam menentukan suatu kebiasaan sebagai
hokum.
D. HUKUM BARAT SEBAGAI SUATU SISTEM HUKUM
Hukum yang berlaku utuk golongan eropa disebut sebagai hukum barat, karena memiliki
banyak persamaan dengan hukum yang berlaku di Negara-negara eropa barat,Yang banyak
dipengaruhi hukum perancis.
System hukum barat merupakan produk hukum peninggalan penjajah belanda yang masih
berlaku bagi kelompok masyarakat tertentu, BW dan WvK berlaku bagi kelompok masyarakat
(warga Negara) Indonesia keturunan eropa atau yang dipersamakan denganya dan juga warga
Negara Indonesia keturunan cina, juga bagi pihak-pihak yang menundukan diri terhadap BW dan
WvK yang memang diperbolehkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ada.