PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; i) agama, j)
dinamika perkembangan global; dan k) persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan.
Titik tekan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola
kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses
pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin
kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan
kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta
perubahan masyarakat pada tatanan lokal, nasional, regional, dan global di
masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan
internal dan eksternal pada bidang pendidikan. Karena itu, implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan langkah
strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia
masa depan.
Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum pada Madrasah menjelaskan bahwa satuan
pendidikan dapat melakukan inovasi dan pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai kebutuhan peserta didik,
akademik, social budaya dan kebutuhan madrasah. Inovasi dan
pengembangan KTSP meliputi struktur kurikulum, beban belajar, desain
pembelajaran, muatan lokal dan ekstrkurikuler. Dengan demikian bagi
satuan pendidikan yang ingin melakukan terobosan-terobosan dalam
penyelenggaraan pendidikan di madrasahnya, dapat melakukan inovasi
dalam pengembangan KTSP madrasahnya. Dalam pengembangan KTSP,
pedoman yang digunakan adalah petunjuk teknis pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang disusun oleh Dirjen
Pendis Kementerian Agama Jakarta.
Di tengah masyarakat, sebenarnya agama telah dipahami
secara proporsional dan sesuai dengan nilai-nilai dasar tujuan syariat
2
(maqashid al- syariah). Dalam konteks masyarakat Indonesia,
penyebutan maqashid al-syariah tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai
yang dibawa agama seperti keadilan (‘adalah), keseimbangan
(tawazun), moderat (tawassuth), proporsional (i’tidal), dan toleransi
(tasamuh). Hal demikian itu sangat kental dalam tradisi dan budaya
bangsa Indonesia.
Ajaran Islam yang memilki elastisitas dapat dengan cepat
menyatu dan bersinergi dengan tradisi manapun termasuk tradisi
nusantara. Para ulama yang memiliki keluasan pengetahuan dapat
mempertemukan Islam dengan budaya lokal tanpa resistensi yang
berarti. Pada akhirnya, pengejawantahan tafsir agama ke dalam butir-
butir ideologi bangsa yakni Pancasila adalah sebuah terobosan yang
cerdas.
Para pelaku pendidikan Islam dapat melakukan langkah-
langkah strategis sebagi berikut. Pertama, bagi pendidik dapat
mencermati kurikulum yang ada dan selanjutnya menyisipkan muatan
moderasi dalam seluruh fase proses pembelajarannya. Para pemangku
pendidikan dan pendidik tidak perlu memunculkan mata pelajaran
sendiri tentang moderasi beragama. Karena ia adalah nilai yang selalu
mewarnai dalam semua sendi-sendi penyelenggara pendidikan. Hal
yang sama juga dapat dilakukan oleh pemangku kepentingan
(stakeholders) lainnya. Kedua, memilih pendekatan pembelajaran yang
dapat menumbuhkan tradisi berpikir kritis. Orang yang terbiasa
berpikir kritis tidak akan mudah tertipu dalam menerima informasi
yang datang padanya. Pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran
yang tepat dapat mempersiapkan peserta didik yang tangguh dalam
menghadapi perubahan zaman.
Kewenangan madrasah dalam menyusun Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) memungkinkan madrasah menyesuaikan
dengan kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi daerah. Dengan
3
demikian, daerah atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk
merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan
pengalaman belajar, cara mengajar, dan nilai keberhasilan belajar
mengajar.
Kurikulum MTs NU Miftahut Tholibin disusun oleh tim penyusun
yang terdiri dari kepala madrasah, guru, komite madrasah di bawah
koordinasi dan supervisi Kementerian Agama Kabupaten Kudus
(Pengawas MTs Kabupaten Kudus) dengan mengacu pada standar isi,
standar kompetennsi kelulusan dan berpedoman pada panduan dari Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) serta memperhatikan pertimbangan
komite madrasah.
4
c. Target utama pendidikan madrasah adalah pembentukan karakter
mulia atau akhlakul karimah serta pembekalan kompetensi
sebagai bekal masa depan peserta didik.
d. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
e. Guru adalah sosok teladan yang baik bagi peserta didik.
2. Landasan Sosiologis
5
mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu
menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial-budayanya,
mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai
warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk
kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan
masa depan yang lebih baik lagi.
Adapun Landasan Yuridis yang kami pakai dalam penyusunan KTSP
tahun pelajaran 2022/2023 adalah sebagai berikut :
1) Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2) Peraturan Pemerintah No 4 Tahun 2022 Perubahan atas Peraturan
Pemerintah No 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
pendidikan (SNP)
3) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Standar Kompetansi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah
6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah
6
7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan
8) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah
9) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan
10) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomer 20
tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan
Pendidikan Formal
11) Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6981 tahun
2019 tentang Petunjuk Tehnis Penyusunan dan Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah Tsanawiyah.
12) KMA RI Nomer 183 tahun 2019 tentang Kurikulum Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah
13) KMA RI Nomer 184 tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi
Kurikulum pada Madrasah
14) KMA. No 347. Tahun 2022 tentang pedoman Implementasi
Kurikulum Merdeka
15) Keputusan Dirjen Pendis. No.7272 Tahun 2019 tentang Pedoman
Moderasi beragama pada Pendidikan Islam
16) Keputusan Dirjen Pendis. No.3811 Tahun 2022 tentang
Madrasah pelaksanaan Kurikulum Merdeka
17) PMA RI Nomer 2 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan
Penguatan Pendidikan Karakter
7
18) Keputusan Dirjen Pendis. No.3001 Tahun 2022 tentang Kaleder
Pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran 2022/2023
19) Keputusan Dirjen Pendis. No.1891 Tahun 2021 tentang Juknis
penanaman dan penguatan karakter moderat siswa Madrasah.
20) Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi
Jawa Tengah Nomer 824 Tahun 2022 Tentang Pedoman
Penyusunan Kalender Pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran
2022/2023.
21) Peraturan Gubernur Jawa Tengah No 423.5/04678 Tahun 2022
tentang Pedoman Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Daerah
Jenjang Pendikan Dasar dan Pendikan Menengah di Provinsi Jawa
Tengah
22) Keputusan Kepala Madrasah Tsanawiyah NU Miftahut Tholibin
(terkait dengan pembentukan team pengembangan kurikulum)
8
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga dapat
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk
memajukan lembaganya; (b) madrasah lebih mengetahui kebutuhan
lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan
didayagunakan dalam proses pendidikan dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan peserta didik; (c) pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh madrasah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan madrasah karena
pihak madrasahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi madrasahnya;
(d) keterlibatan semua warga madrasah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang
sehat, serta lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat
setempat; (e) madrasah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan
masingmasing kepada pemerintah, orang tua peserta didik dan masyarakat
pada umumnya, oleh karena itu madrasah akan berupaya semaksimal
mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP; (f) madrasah
dapat melakukan persaingan sehat dengan satuan pendidikan lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan
dukungan orang tua peserta didik, masyarakat dan pemerintah setempat;
(g) madrasah dapat secara cepat merespon perkembangan zaman, aspirasi
masyarakat dan lingkungannya yang berubah dengan cepat dan sulit
diduga pada saat sekarang dan yang akan datang.
9
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
kepentingan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
10
seni. Misalnya:
a) dalam pembelajaran IPA di MTs NU Miftahut Tholibin Kudus
diawali dengan membaca sholawat sains bersama yang bertujuan
untuk memudahkan siswa dalam belajar IPA karena basic siswa
yang sangat menyukai seni sholawat dalam kehidupan sehari-hari,
b) tersedianya fasilitas wifi untuk menunjang pembelajaran,
c) studi wisata menuju tempat berteknologi, alamiah, dan bernuasa
seni senantiasa menjadi kewajiban bagi semua peserta didik.
d) pemanfaatan teknologi untuk pelajaran kitab / salaf dengan
menggunakan LCD proyektor dan software kitab Maktabah
Samilah adalah semangat untuk lebih pengembangan khususnya
mata pelajaran lokal/salaf.
Semua itu merupakan pengembangan nilai kecerdasan, cinta ilmu,
dan keingintahuan.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan. Pembelajaran baik di kelas
maupun di luar kelas senantiasa mengembangkan strategi kontekstual,
kebermaknaan bagi peserta didik sesuai dengan budaya di
masyarakatnya. Pada pertengahan semester dilakukan pembelajaran
aplikatif di sekitar sekolah sambil melihat potensi daerah setempat
sehingga ada kerja sama dengan home industry dan lembaga
tertentu. Kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan nilai
ekonomi kreatif, kemandirian, dan kewirausahaan. Selain itu, ilmu
falak yang dipelajari siswa relevan dengan kebutuhan hidup seperti
penentuan waktu sholat, pembuatan kalender, dan lain sebagainya.
11
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua
jenjang pendidikan. Pengembangan kompetensi dilakukan meliputi
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor yang
seimbang. Implikasinya kriteria kelulusan maupun kenaikan kelas
tidak hanya unsur akademik tetapi juga afektif (kepribadian,
kelakuan, ketertiban). Penerapan point reward dan punishment yang
meliputi unsur kedisiplinan, kejujuran, ketaatan beragama, cinta tanah
air dilakukan setiap saat oleh semua warga madrasah.
6. Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan,
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsurunsur pendidikan
formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang, serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
12
lokal di MTs NU Miftahut Tholibin Kudus antara lain: Bahasa Jawa
dikembangkan untuk melestarikan budaya Jawa dan kesopanan
(unggah-ungguh) para peserta didik. Hal ini untuk mewujudkan nilai
kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman,
dan kesantunan, sedangkan Ilmu Falak bertujuan agar siswa dapat
menyusun kalender/almanak secara nasional.
13
(afektif, kognitif, psikomotor ) berkembang secara optimal. Sejalan
dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial,
spiritual, dan kinestetik peserta didik.
4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan
lingkungan
14
menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEK sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena
itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
8. Moderasi Beragama
15
harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Gender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang
berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan gender.
13. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi,
misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan
14. Pendidikan Anti Korupsi
16