C. Adab Mahasiswa UHAMKA Sebagai Pilar Prophetic University
C. Adab Mahasiswa UHAMKA Sebagai Pilar Prophetic University
Pengertian Adab
Istilah adab berarti “ajakan kepada seseorang untuk menghadiri hidangan makan” (ma’dab). Kata
dasarnya berupa “ajakan” atau “mengajak”. Ada pula yang mengartikan sebagai “hidangan” atau
“menu makanan”.
Dalam Mu’jam al-Maqayis Lughat, adab adalah memiliki arti “perjamuan atau pertemuan dengan
menyiapkan hidangan makanan”. Di dalam perjamuan itu terdapat kebaikan-kebaikan yang disebut
adab. Sementara itu, Mu’jam al-Maqayis Lughat menjelaskan bahwa “adab tidak lain adalah akhlak
yang mulia yang koheren dalam sosok pengundang atau pengajaknya (adib), sebab siapa pun yang
belajar adab mesti menanamkan perbuatan positif dan menjauhi semua tindakan tercela”. Secara
umum, kita sering kali menyebjut adab sebagai akhlak atau etika Islam.
Dalam adab terkandung dua eksistensi moral yang saling melengkapi, yaitu: Pertama, pentingnya
manusia sebagai pelaku, pengajak dan penjaga kebaikan, dan Kedua, pentingnya menjaga sopan
santun, etika, moralitas, tata krama, dan semua kegiatan yang baik dan berakhlak.
Islam tidak memberi Batasan harus seperti apakah model, motif, maupun warna pakaian. Islam
memberi kebebasan kepada orang Muslim untuk berhias dan memakai pakaian sesuai dengan adat
istiadat atau kondisi tempat atau musim atau acara atau halhal lainnya. Ini karena fungsi utama
pakaian adalah menutup aurat, melindungi tubuh dan berhias.
Jika diperinci bahwa pakaian mahasiswa laki-laki mempunyai ketentuan-ketentuan syariat yang
bisa diterapkan, yaitu:
2) Memakai pakaian yang sederhana dan tidak perlu berlebihan atau syurah (sensasional)
6) Menyesuaikan aturan pakaian khusus yang berlaku di kampus, misalnya aturan baju di program
studi Kesehatan
Sementara itu, mahasiswi boleh memakai pakaian yang mereka sukai dengan bentuk, warna,
bahan kain dan hiasan apa pun asal sesuai dengan ketentuan syariat sebagai berikut:
1) Pakaian tersebut menutup seluruh aurat. Aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali
wajah dan telapak tangan.
3) Pakaian tersebut tidak tembus pandang sehingga tidak menampakkan tubuh secara sama-samar
atau secara terangterangan
4) Pakaian tersebut sopan, patut, dan sederhana. “sopan dan patut” tergantung kepada keadaan dan
orang yang memakainya. “sederhana” berarti tidak mewah mencolok, berlebih-lebihan, tidak sampai
menyapu jalan dan tidak untuk pamer.
5) Menyesuaikan aturan pakaian khusus yang berlaku di institusinya, misalnya aturan baju di program
studi Kesehatan.
Mahasiswi non muslim ketika berada di kampus atau kelas tidak diwajibkan untuk memakai
pakaian seperti jilbab. Namun dianjurkan untuk memakai pakaian yang sopan dan pantas.
a. Menyucikan niat
b. Menyucikan Diri
c. Membawa Perlengkapan Belajar
d. Tidak Membatasi dalam Mengambil Sumber Ilmu
e. Hadir Tepat Waktu
f. Berdiskusi Secara Ilmiah dan Menjauhi Berdiskusi yang Mengandung Catat Logika
g. Memenuhi Aturan Majelis atau Kontrak Perkuliahan
h. Bersungguh-sungguh Memperhatikan
i. Haus Ilmu dan Menjaga Semangat Ingin Tahu
j. Menumbuhkan Semangat Literasi
k. Sabar dalam Belajar
l. Tawadhu dan Tidak Merasa Jemawa dengan Ilmu yang Dimiliki
m. Jujur dalam Menuntut Ilmu