(8.b) IDENTIFIKASI AREA DAN PELAYANAN YANG BERESIKO
(8.b) IDENTIFIKASI AREA DAN PELAYANAN YANG BERESIKO
WIDODO
RISK REGISTER KELANGKAAN LISTRIK DI RSUD TENGKU SULUNG
No Resiko Lokasi Yang Terkena Dampak Sebab Resiko Identifikasi Resiko Penegelolaan Resiko Penanggung
Risk Number Jawab
Sebab Dam Nilai Pencegahan - Mitigasi
pak Resiko
1 Listrik padam Diseluruh ruangan rumah sakit Listrik PLN 1 2 2 Tersedianya mesin ginset Pj Listrik
2 Kegagalan pengoperasian mesin Panel ginset, dan seluruh bagian Kurangnya pemeliharaan 1 2 2 Maintenance berkala Pj Listrik
ginset rumah sakit Unit
YAHYA SAPUTRA
IDENTIFIKASI RESIKO PENGELOLAAN UTILITAS
Identifikasi dilakukan pada sumber resiko, area dampak risiko, penyebabnya dan potensi
akibatnya. ldentiakasi yang digunakan, disesuaikan dengan kemampuan, sasaran dan jenis risiko yang
dihadapi. Alat identifikasi yang digunakan dalam rencana indnk ini adalah dengan Braimtorming atau
curan pendapat antara manajer dan pengawas program serta pihak lain dalam internal rumah sakit yang
terkait.
Identifikasi risiko pengelolaan peralatan medisantara lain sebagai berikut .
Tujuan analisis risiko adalah melakukan analisis dampak dan kemungkinan semua risiko yang
depat menghambat tercapainya sasaran pengelolaan sistem utilitas dan menyediakan data untuk
membantu langkah evaluasi dan mitigasi risiko. Analisis risiko mencakup pertimbangan dm
mengkombinasikan estimasi terbaaap consequence daa likelihood didalain konteks untuk mengambil
tindakan pengendalian.
Adapun analisa risiko yang digunakan dalam rencana induk/program ini adalah analisa hiautitatif
deiigan melakukan storing atas probabilias kejadian dm nilai dampak atau konsekuensi yang muogkin
timbul jika risiko bmar-benar terjadi.
1. Listrik padam 1 2 2
2. Kegagalan pengoperasian mesin ginset 1 2 2
3. Kekurangan pasokan air 1 2 2
4. Kegagalan pengoperasian mesin air 1 2 2
Keterangan :
1. Kriteria Likelihood
2. Kriteria Consequences
Evaluasi risiko dilakukan dengan membandingkan antara skor risiko yang didapatkan dari proses
analisa risiko dengan Criteria risiko. Adapaun kirteria risiko dapat disebut dengan Risk Apetite dun
dilengkapi dengan Risk Tolerance sebagaimana disajikan dalam gambar berikut :
Berdasarkan pada risk tolerance maka dapat diteteapkan kewenangan dan tanggung jawab
dalam pengelolaan resiko sebagai berikut:
1. Risiko yang berada di atas garis risk tolerance dan berada di level risiko mulai dari 16 sampai
dengan 25 menjadi perhatian penuh dalam pengelolaannya.
2. Level resiko diatas garis risk tolerance sampai kecil dari 16 menjadi perhatian penuh manajer.
3. Resiko dibawah garis risk tolerance sepenuhnya dalam tanggung jawab pengelolaan ditingkat
operasional atau oleh supervisor.
Selanjutnya risiko yang telah diidentifikasi dan diskring akan dibandingkan dengan gambar diatas
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
Secara umum seluruh skor risiko berada di bawah garis risk tolerance. Hal ini berari bahwa
risiko masih dapat diterima dan tidak diperlukan suatu upaya yang sangat khsuus untuk melakukan
pencegahan dan penanganan risiko. Perbedaan pada kriteria rendah dan medium adalah pada tanggung
jawab pengelolaan risiko.
Pada risiko rendah pengelolaan dilakukan oleh supervisor tempat alat medis berada berkejasama
dengan supervisor elektromedik. Sedangkan pada risiko medium diperlukan koordinasi antar manajer
dengan melibatkan jajaran dibawahnya.
Mitigasi/Pengelolaan Risiko
Risiko-risiko yang telah tersaring pada langkah evaluasi, selanjutnya dibuat rencana
pengendalian lebih lanjut, langkah ini disebut mitigasi risiko. Langkah mitigasi risiko meliputi
pengidentifikasian beberapa kegiatan untuk menangani risiko, memperkirakari risiko, menyiapkan
rencana perlakuan risiko daninengimplementasikan rencana perlakuan risiko.
Risiko yang akan dilakukan mitigas/pengelolaan risiko hanya difokuskan pada kriteria risiko
medium dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
MURNIATI, SKM
Nip. 19840827 201102 2 001