Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH PENGANTAR FILSAFAT

PENDEKATAN EKSISTENSIALIS
DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
Pembina :Irma Surayya Hanum, S.S. M.Pd.

OLEH : KELOMPOK 5

NAMA NIM

‘Amilaturro Isiyyah 2314016051


Jeneli NabilaFina 2314016059
Widya Astuti 2314016031

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"Eksistensialisme Dalam Bidang Pendidikan”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Samarinda, 15 September 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB 1.................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan Pembuatan Makalah..................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................................5
ACUAN TEORETIK...............................................................................................................................5
2.1. Tokoh-Tokoh Aliran.....................................................................................................................5
1. Martin Heidegger.......................................................................................................................5
2. Jean Paul sartre..........................................................................................................................5
2.2. Konsep Dasar Aliran................................................................................................................5
A. Eksistensialisme Menurut Martin Heidegger.............................................................................5
B. Eksistensialisme menurut Jean Paul Sartre................................................................................6
2.3. Tema/Isu Utama Aliran...........................................................................................................6
2.4. Dampak bagi Dunia Pendidikan..............................................................................................6
BAB III............................................................................................................................................7
3.1 Eksistensialisme dalam Pendidikan..........................................................................................7
3.2 Penerapan Eksistensialisme Dalam Bidang Pendidikan................................................................8
BAB IV................................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
Kesimpulan....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan tidak luput dari beragam permasalahan dari seluruh aspek
kehidupan manusia. Terlebih manusia merasa dirinya ada dan selalu berada diantara
manusia-manusia lain dan saling bergantung. Manusia sendiri memiliki eksistensi
terhadap dirinya. Eksistensialisme adalah salah satu cara orang berada di dunia.
Eksistensialisme mempunyai konsep bahwa keberadaan manusia hanya realistis sejati.
Setiap individu harus memenerima tanggung jawan untuk dirinya sendiri. Pengalaman
dan pilihan setiap individu adalah unik, mempengaruhi persepsi dari realistis.
Eksistensialisme memiliki beberapa pemikiran dan tawaran tentang dunia pendidikan.
Ketika aliran eksistensialisme diterapkan dalam pendidikan maka akan memberikan
konsep bahwa pendidikan adalah proses individual. Kurikulum harus menyajikan
beragam aktivitas untuk peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Guru
berperan sebagai stimulator di dalam proses pembelajaran. Ketika aliran
eksistensialisme diterapkan dalam pendidikan dasar maka akan memberikan konsep
pendidikan bahwa setiap peserta didik bebas untuk memilih aktivitas pembelajaran
yang disediakan dalam kurikulum. Aktivitas individu menyediakan kesempatan untuk
mengembangkan kesadaran diri dan tanggung jawab. Guru kelas bertindak sebagai
konselor dan memberi siswa kesempatan untuk bertanggung jawab dan menerima
setiap konsekuensi yang telah mereka pilih.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai


berikut ini :
1. Bagaimana Eksistensialisme dalam bidang Pendidikan?
2. Bagaimana manusia menerapkan Eksistensialisme pada bidang pendidikan dalam
kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Makalah ini dibuat untuk mengulas pengertian dari eksistensialisme serta
pandangan-pandangan para ahli mengenai eksistensialisme ini. Diambil dari pandangan
kedua ahli filsafat terkenal yaitu Martin Heidegger dan jean paul sarte yang ternyata
merupakan murid dari Martin Heidegger. Di dalam makalah ini terdapat berbagai
macam pengertian eksistensialisme yang berbeda dari kedua ahli filsafat tersebut, dari
makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu serta wawasan teman-teman mengenai
eksistensialisme.

BAB II

ACUAN TEORETIK

2.1. Tokoh-Tokoh Aliran

1. Martin Heidegger
Martin Heidegger merupakan salah satu filsuf besar yang hidup pada abad ke-20, ia
merupakan filsuf yang berasal dari Jerman. Martin lahir dari keluarga beragama
khatolik yang religius dan ditakdirkan untuk melayani di gereja lokal.
Pertemuan pertama Martin dengan filsafat adalah ditahun-tahun sekolah menengahnya
ketika ia mulai membaca “Penyelidikan logi” Edmund Husserl. Sejak saat itu ia
terkenal dengan pemikirannya mengenai Ekstensialisme. Selain itu, dia juga
merupakan guru dari seorang filsuf terkenal, yaitu Jean Paul Sartre.
2. Jean Paul sartre
Jean-Paul Sartre atau yang pada masa kecilnya dipanggil “Poulou”, dilahirkan di
Paris pada tanggal 21 Juli 1905. Terlahir dari keluarga yang memiliki latar belakang
keagamaan yang cukup baik. Ayah Sartre adalah seorang Katholik sedangkan ibunya
adalah seorang Protestan. Ayah Sartre meninggal pada saat ia berumur 2 tahun
kemudian ibunya menikah lagi pada saat ia berumur 11 tahun. Si kecil Poulou diasuh
oleh kakeknya yang beragama Protestan.3 Jean-Paul Sartre pada masa kecilnya dikenal
sebagai seorang akan yang lemah fisiknya sehingga sering menjadi korban cemooh dari
anak-anak yang lebih kuat darinya. Kebiasaanya yaitu melamun dan berhayal karena
pangeruh fisik dan lingkunganya. Namum dipandangan para guru, Sartre adalah
seorang anak yang cerdas dan memiliki keinginan untuk belajar.

2.2. Konsep Dasar Aliran

A. Eksistensialisme Menurut Martin Heidegger


Menurut Martin eksistensialisme adalah kebebasan individu (manusia). Maka
dalam lingkungan pendidikan sebagai upaya menekankan subjektivitas personal,
dewan guru harus bisa menumbukan kesadaran diri dan tanggung jawab, mampu
menimbulkan nilai-nilai dan menciptakan esensi mereka sendiri. Siswa dalam
menentukan dirinya hanya siswalah yang mampu menhasilkan definisi dirinya
sendiri. Dan mampu menciptakan esensi pada dirinya tanpa ada bantuan yang lain.
B. Eksistensialisme menurut Jean Paul Sartre
Jean Paul Satre adalah salah satu pencetus filsafat pendidikan
eksistensialisme yang lebih menekankan pada kebebasan manusia. Beliau juga
beranggapan jika manusia ini mempunyai kebebasan untuk menentukan apa yang dia
suka dan apa yang dia pilih. Dalam dunia pendidikan, beliau berpendapat bahwa
peserta didik ini diharuskan untuk percaya diri dengan potensi yang dimilikinya.
Gagasan satre yang berbeda dengan dengan tokoh lainnya adalah manusia dalam
keberadaannya atau eksistensinya ini bisa mendahulu, berbeda dengan benda dimana
keberadaan suatu benda sekaligus menjadi eksensinya.

2.3. Tema/Isu Utama Aliran


Tema yang kami ambil untuk makalah ini adalah Eksistensialisme Menurut Martin
Heidegger vs Jean Paul Sartre, serta bagaimana hubungan eksistensialisme dengan
Pendidikan.

2.4. Dampak bagi Dunia Pendidikan


Dampak negatif adalah Pendidikan eksistensialisme dapat menjadi sesuatu yang
membahayakan, karena ia menyiapkan peserta didik untuk konsumerisme atau
menjadikannya sebagai tenaga modern. Bukan malah mengembangkan individualitas
dan kreativitas, keluh kalangan eksistensialis, banyak pendidikan justru
memusnahkan sifat-sifat kemanusiaan yang pokok tadi.
Selain negatif, terdapat pula dampak positifnya dari eksistensialisme dalam dunia
pendidikan yaitu membantu pendidikan terus mengembangkan semua potensi untuk
pemenuhan diri dan memberikan pengalaman yang luas dalam bidang pendidikan.
BAB III
EVALUASI KRITIS

3.1 Eksistensialisme dalam Pendidikan

Eksistensialisme adalah filsafat dan akar metodologi berasal dari metode


fenomologi yang dikembangkan oleh Hussel. Eksistensialisme sangat berhubungan
dengan pendidikan. Ini dikarenakan bahwa pusat pembicaraan eksistensialisme
adalah keberadaan manusia sedangkan pendidikan hanya dilakukan oleh manusia.
Tujuan pendidikan adalah untuk mendorong setiap individu agar mampu
mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri. Implikasi filsafat
eksistensialisme dalam pendidikan adalah memberikan bekal pengalaman yang luas
dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan.
Tujuan pendidikan eksistensial adalah kebebasan manusia. Dalam upaya
menekankan subjektivitas individu, guru eksistensialis harus mampu menumbuhkan
semangat disiplin diri dan tanggung jawab pada siswanya. Dan untuk membuat
pilihan pribadi yang bermakna, hanya siswa yang dapat mendefinisikan diri mereka
sendiri. Setiap orang bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri dan tidak
dapat didikte oleh guru dan sistem sekolah. Adapun peran guru dalam prefektif
eksistensialisme adalah guru betugas untuk melindungi dan memelihara kebebasan
akademik, dimana bisa saja guru pada hari ini, besok atau lusa menjadi murid. Para
guru memberikan kebebasan terhadap siswa untuk memilih dan memberikan mereka
pengalaman yang akan membantu mereka menemukan dari kehidupan mereka dan
guru juga berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik dalam mengembangkan
potensi diri. Sedangkan eksistensialisme memandang siswa akan lebih merasa
dibebaskan dalam mengeksplorasi minat dan bakatnya dan peserta didik merasa
senang dan bersemangat dalam aktivitas pembelajaran. Serta peserta didik akan lebih
mengenal jati dirinya dan terarah mengenai potensi yang terdapat pada dalam diri
mereka masing-masing.
Dalam artikel ini menerapkan metode studi literatur.Siswa sekolah dasar hanya
mengalami masa pra eksistensial namun terus dibentuk dengan pendidikan karakter
berupa layanan bimbingan. Layananan instruksional dan konseling di sekolah dasar
adalah layanan khusus yang diberikan kepada siswa agar dapat mencapai
perkembangan yang optimal, mampu melaksanakan tugas perkembangangnya
sebagaimana dimaksud.
3.2 Penerapan Eksistensialisme Dalam Bidang Pendidikan

Pada bidang Pendidikan, dengan eksistensialisme peran guru betugas untuk


melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana saja guru pada hari ini,
besok atau lusa menjadi murid. Para guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk
memilih dan memberikan pengalaman mereka yang akan membantu mereka
menemukan kehidupan mereka dan guru juga berpartisipasi sebagai fasilitator bagi
peserta yang dibesarkan dalam mengembangkan potensi diri. Sedangkan
eksistensialisme memandang siswa akan lebih merasa dibebaskan dalam
mengeksplorasi minat dan bakatnya dan peserta didik merasa senang dan bersemangat
dalam aktivitas pembelajaran. Serta peserta didik akan lebih mengenal jati dirinya dan
terarah mengenai potensi yang terdapat pada diri mereka masing-masing. Dalam
artikel ini menerapkan metode studi literatur. Siswa sekolah dasar hanya mengalami
masa pra eksistensial namun terus dibentuk dengan karakter pendidikan berupa
layanan bimbingan. Layananan instruksional dan konseling di sekolah dasar adalah
layanan khusus yang diberikan kepada siswa agar dapat mencapai perkembangan
yang optimal, mampu melaksanakan tugas perkembangannya sebagaimana dimaksud.
Selain peran guru, eksistensialisme juga menyatakan mengenai kurikulum yang
ideal adalah kurikulum yang memberikan kebebasan individual yang luas bagi setiap
siswa, agar mereka mampu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait
permasalahan yang tidak mereka ketahui, serta dapat menarik kesimpulan mereka
sendiri.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Filsafat merupakan induk dari semua ilmu termasuk pendidikan. Pendidikan dan
filsafat tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Filsafat bagi pendidikan
berperan sebagai pedoman yang memberikan arahan dan tujuan pendidikan.
Sedangkan pendidikan bagi filsafat merupakan suatu ruang yang selalu memberinya
tempat untuk hidup dan terus berkembang melalui kegiatan-kegiatan teoritis maupun
praktis dalam pendidikan. Dengan demikian, tugas filsafat pendidikan adalah
mengantarkan para calon guru, kepala sekolah, pengawas, konselor, dan ahli
kurikulum menuju kontak langsung dengan pertanyaan-pertanyaan besar yang
mendasari makna dan tujuan hidup dan pendidikan (Knight, 1982: 3).
Eksistensialisme sangat berhubungan dengan pendidikan. Ini dikarenakan bahwa
pusat pembicaraan eksistensialisme adalah keberadaan manusia sedangkan pendidikan
hanya dilakukan oleh manusia. Tujuan pendidikan adalah untuk mendorong setiap
individu agar mampu mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri.
Implikasi filsafat eksistensialisme dalam pendidikan adalah memberikan bekal
pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/ardigcm/616da80a7711b654f06fcb04/biografi-singkat-
martin-heidegger
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pandangan+martin+heidegger+eksistensialisme+&btnG=#d=g
s_qabs&t=1694271043442&u=%23p%3DTcfbZhs-gdQJhttps://scholar.google.com/
scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=keberadaan+manusia+menurut+martin&oq=#d=gs_qabs&t=16
94416095735&u=%23p%3D6AQ9s3fX-U4J
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pandangan+paul+sartre+mengenai+eksistensialisme+&btnG=#
d=gs_qabs&t=1693805731453&u=%23p%3DfgAzpQ6y4iAJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=eksistensialisme+paul+&btnG=#d=gs_qabs&t=169380039686
3&u=%23p%3DBcr-u5Zgp4YJ
https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/
substantia/article/viewFile/4899/3181
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/almursyid/article/view/1208
https://www.kompasiana.com/nurkholifah2935/5ea9794bd541df02894d78d3/apa-itu-
filsafat-eksistensialisme-dalam-pendidikan-dan-pemikiran-tokohnya
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa/article/download/1403/989/

Anda mungkin juga menyukai