Anda di halaman 1dari 103

Batch Agustus

2023

Drill Soal UKMPPD


• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal • Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit à 1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
• Baca soal à Baca Kasus à Kata • Terapi awal : Tatalaksana
kunci à Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif • Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
• Jika kesulitan à Eksklusi jawaban
• Terapi supportif: Terapi yang
à Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.

2
•Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas

4 •4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter


•4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atauPendidikan
Kedokteran Berkelanjutan (PKB)

•Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk


3 •3A. Bukan gawat darurat
•3B. Gawat darurat

2
•Mendiagnosis dan merujuk
•Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.

•Mengenali dan menjelaskan

1 •Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
31
Seorang bayi laki laki berusia 1 bulan yang sedang dalam perawatan NICU
dilaporkan mengalami sesak napas dan saturasi turun. Anak menggunakan
ventilator sejak dilahirkan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 100, RR 70,
Suhu 37.0, retraksi intercostal +/+. Pada pemeriksaan foto thorax didapatkan
gambaran atelectasis.
Diagnosis pasien diatas adalah?
A. MAS
B. TTN
C. BPD
D. HMD
E. TB paru
1

Definisi

• Penyakit paru kronis pada neonates preterm karena penggunaan ventilasi/ suplementasi oksigen
jangka panjang karena adanya gangguan pernapasan
• Sebabkan ketergantungan terhadap oksigen persisten hingga usia 28 hari

Faktor risiko

• Prematur
• BBL < 1000 gr
• Korioamnionitis
• RDS
• Terapi oksigen

Manifestasi Klinis

• Takipneu, takikardia
• Peningkatan usaha nafas (retraksi, nasal flaring, grunting)
• Desaturasi rekuren
6
1

Pemeriksaan Radiologi

• Foto Thorax : area atelectasis dan hiperinflasi (emfisematous), kardiomegali (akibat hipertensi
pulmonal)
• CT scan : pola mosaic lung, penebalan dinding bronkus, subpleural opacities

7
Asfiksia Neonatorum
HMD TTN MAS BPD
Usia Preterm (FR: Pemakaian
Preterm Aterm Aterm – Post term
Kehamilan ventilator)
Etiologi Retensi cairan di paru Aspirasi meconium EC:
dan faktor Defisiensi surfaktan FR à SC, Ibu dengan DM, • KPD Kolaps paru
risiko makrosomia • Postmatur
• Fisura interlobaris terisi
cairan • Hiperinflasi
• Ground glass
• Efusi • Diafragma mendatar
Rontgen • Air bronchogram Atelectasis
• Hiperinflasi paru • infiltrate kasar / patchy
• Infiltrat retikulogranular
• Garis perihilar infiltrate
prominen / fuzzy vessel
Tatalaksan • Surfaktan • Suction
Oksigen
a • CPAP • Ventilasi mekanik

8
32
Seorang bayi laki laki baru saja di lahirkan dari seorang ibu G3P2A0 dengan usia
kehamilan 40-41 minggu. Ketuban keruh saat dilahirkan. Bayi lahir menangis
spontan. Pada saat observasi bayi tampak kesulitan bernapas. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan HR 120, RR 60, Suhu 36.7, pernapasan cuping hidung, retraksi
intercostal dan subcostal.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien di atas adalah?
A. VTP
B. VTP dilanjutkan RJP
C. Cukup oksigenasi
D. Surfaktan
E. Suction endotrakeal
3B

Definisi

• Gangguan nafas bayi baru lahir karena aspirasi cairan amnion


yang mengandung mekonium
• Mekoneum yang teraspirasi à sebabkan obstruksi jalan napas
akut, peningkatan resistensi jalan napas, atelectasis, dan
hiperekspansi paru

Faktor risiko

• Ibu dengan preeklampsia atau hipertensi


• Ibu dengan penyakit respiratorik atau kardiovaskular kronik
• IUGR
• Post matur
• Ibu perokok berat

11
3B

Manifestasi Klinis

•Tanda postmatur: deskuamasi, kuku panjang, rambut lebat, kulit pucat, kuku, kulit, vernix, dan tali pusat terdapat
noda mekoneum
•Terdapat mekoneum pada cairan ketuban (kental seperti lumpur)
•Obstruksi jalan napas (gasping, apneu, sianosis)
•Distres nafas (takipneu, nasal flaring, retraksi dinding dada, sianosis)

Pemeriksaan Penunjang

•AGDA: alkalosis/asidosis respiratorik


•Foto Thorax: hiperinflasi, diafragma mendatar, infiltrate kasar /
patchy infiltrate

Tatalaksana

•Suction endotrakeal, ventilasi mekanik

12
Asfiksia Neonatorum
HMD TTN MAS BPD
Usia Preterm (FR: Pemakaian
Preterm Aterm Aterm – Post term
Kehamilan ventilator)
Etiologi Retensi cairan di paru Aspirasi meconium EC:
dan faktor Defisiensi surfaktan FR à SC, Ibu dengan DM, • KPD Kolaps paru
risiko makrosomia • Postmatur
• Fisura interlobaris terisi
cairan • Hiperinflasi
• Ground glass
• Efusi • Diafragma mendatar
Rontgen • Air bronchogram Atelectasis
• Hiperinflasi paru • infiltrate kasar / patchy
• Infiltrat retikulogranular
• Garis perihilar infiltrate
prominen / fuzzy vessel
Tatalaksan • Surfaktan • Suction
Oksigen
a • CPAP • Ventilasi mekanik

13
33
Seorang bayi perempuan baru saja dilahirkan dari seorang ibu G1P0A0 usia
kandungan 32-33 minggu secara spontan. Bayi menangis spontan saat dilahirkan.
Ketuban jernih. Beberapa lama setelh itu bayi tampak sesak napas. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan HR 120, RR 70, suhu 36.3, retraksi intercostal +/+,
retraksi subcostal +/+.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien di atas adalah?
A. BPD
B. HMD
C. MAS
D. TTN
E. Laringomalacia
3B

Definisi

• Distres nafas yang sering ditemui pada bayi premature


karena imaturitas struktur paru dan insufisiensi produksi
surfaktan
• Defisiensi surfaktan à sebabkan alveolus kolaps dan daya
kembang paru kurang à sesak nafas

Faktor Risiko

• Kurang bulan, ibu DM


• Asfiksia perinatal
• Riwayat saudara menderita hyalin membrane disease

Gejala Klinis
• Gejala dalam 24 jam pertama:
• Takipneu, grunting, retraksi dinding dada, sianosis

16
3B

Pemeriksaan Penunjang

• Darah lengkap
• Analisis gas darah
• Rasio lesitin/sfingomielin pada cairan paru (L/S ratio) < 2:1

Pemeriksaan Radiologi

• Ground glass appearance / reticulogranular pattern,


air bronchogram

17
3B

Stadium

• 1 : pola retikulogranuler
• 2 : stadium 1 + air bronchogram
• 3 : stadium 2 + batas jantung paru kabur
• 4 : stadium 3 + white lung

Tatalaksana
• Resusitasi neonatus
• Terapi oksigen
• Surfaktan
• Antibiotik à bila ada tanda infeksi

18
Asfiksia Neonatorum
HMD TTN MAS BPD
Usia Preterm (FR: Pemakaian
Preterm Aterm Aterm – Post term
Kehamilan ventilator)
Etiologi Retensi cairan di paru Aspirasi meconium EC:
dan faktor Defisiensi surfaktan FR à SC, Ibu dengan DM, • KPD Kolaps paru
risiko makrosomia • Postmatur
• Fisura interlobaris terisi
cairan • Hiperinflasi
• Ground glass
• Efusi • Diafragma mendatar
Rontgen • Air bronchogram Atelectasis
• Hiperinflasi paru • infiltrate kasar / patchy
• Infiltrat retikulogranular
• Garis perihilar infiltrate
prominen / fuzzy vessel
Tatalaksan • Surfaktan • Suction
Oksigen
a • CPAP • Ventilasi mekanik

19
34
Seorang bayi laki-laki berusia 3 minggu datang ke poliklinik anak dengan keluhan
kuning. Kuning sudah sejak dilahirkan tetapi semakin kesini semakin kuning dan tidak
berkurang. BAK pasien bewarna lebih pekat, BAB pasien bewarna lebih pucat sejak
awal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal, sklera ikterik,
Kramer IV. Pada pemeriksaan lab didapatkan kadar bilirubin meningkat. Dokter akan
melakukan pemeriksaan USG untuk membantu menegakkan diagnosis.
Gambaran apakah yang bisa terlihat dari pemeriksaan tersebut?
A. Meniscus sign
B. Murphy sign
C. Thumbprint sign
D. Steeple sign
E. Triangular cord sign
2

Definisi

• Kondisi obstruksi total aliran empedu dan obliterasi ductus biliaris ekstrahepatik

Manifestasi klinis

• Ikterus
• Tinja pucat atau akolik (stercobilin feses negative)
• Urin berwarna seperti teh (bilirubin urin positif)
• Hepatomegali

Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium
• Bilirubin direk > 1 mg/dl, bila bilirubin total <5 mg/dl
• Bilirubin direk >20% dari bilirubin total bila bilirubin total >5 mg/dl
• Peningkatan enzim hati (ALT, ALP, GGT)
• USG à Triangular Cord Sign

Tatalaksana

• Hepatoportoenterostomi (Metode Kasai)

22
35
Seorang laki-laki berusia 11 tahun datang ke poliklinik anak diantar orang tua
dengan keluhan postur tubuh yang tidak wajar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TTV dalam batas normal, leher pendek (webbed neck), garis rambut
posterior yang rendah, ROM leher terbatas, terutama gerakan ke arah kiri dan
kanan, scoliosis.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien di atas adalah?
A. TB Tulang
B. Down syndrome
C. Marfan syndrome
D. Edward syndrome
E. Klippel feil syndrome
Sindroma Klippel-Feil
Definisi

• Sindroma Klippel-Feil (sindroma fusi vertebra servikal) merupakan kelainan bawaan yang ditandai
dengan fusi abnormal dari dua atau lebih vertebra servikalis.

Etiologi

• Belum diketahui dengan pasti


• Genetik (gen MEOX1, RIPPLY2)
• Global fetal insult
• Disrupsi vascular pada masa prenatal

Klasifikasi

• Tipe I - Fusi masif vertebra servikalis


• Tipe II - Fusi satu atau dua tulang belakang
• Tipe III - Adanya anomali tulang belakang
torakalis dan lumbalis yang berhubungan
dengan KFS tipe I atau tipe II
Sindroma Klippel-Feil
Manifestasi Klinis

• Umumnya dapat dijumpai trias berupa


• leher pendek (webbed neck)
• garis rambut posterior yang rendah
• ROM leher terbatas, terutama gerakan ke arah kiri dan kanan
• Tortikolis à menyebabkan wajah terlihat asimetris
• Anomali Sprengel à scapula lebih tinggi di salah satu sisi
• Skoliosis
Diagnosis
• Radiografi (X-ray, CT Scan, MRI) vertebra servikalis à wasp-waist sign
• Radiografi vertebra secara keseluruhan dapat menunjukkan ada
tidaknya scoliosis
Tata Laksana

• Rujuk pasien ke Sp.OT


36
Seorang anak laki-laki berusia 3.5 tahun datang diantar kedua orang tua ke
poliklinik tumbuh kembang anak karena berjalan masih sempoyongan dan hanya
dapat berbicara beberapa kata saja dengan jelas. Tidak ada keluhan lain, berat
badan dan tinggi badan anak selama mengikuti posyandu dikatakan dalam batas
normal. Pada pemeriksaan TTV didapatkan dalam batas normal.
Pada anak usia seperti di atas seharusnya target perkembangan yang dicapai
adalah?
A. Berlari tanpa jatuh
B. Jalan naik tangga
C. Menendang bola kecil
D. Berdiri 1 kaki 6 detik
E. Bersepeda roda 3
Perkembangan Anak
Umur Gross Fine Speech Personal Social
Angkat kepala 45 derajat, Ngoceh spontan:
Balas senyum,
0 – 3 bln gerakkan kepala kaki Melihat/ menatap wajah ooh aah, bereaksi
mengenali ibu
tangan terhadap suara

Berbalik dari tengkurap – Genggam pensil, meraih


Suara gembira Tersenyum saat
3-6 bln telentang, angkat kepala benda, meraih tangan
bernada tinggi bermain sendiri
90 derajat sendiri

Duduk tidak pegangan, Memungut 2 benda sekaligus, Bersuara tanpa arti Tepuk tangan,
6-9 bln
merangkak, belajar berdiri meraup benda kecil : mamama dadada mencari mainan

Menirukan bunyi Mengenal


Mengulurkan badan untuk
Angkat badan, mau berdiri, yang didengar, keluarga, takut
9-12 bln mengambil mainan,
jalan dituntun sebut 2 – 3 suku kata terhadap orang
menggenggam pensil
tanpa arti baru

Berdiri tanpa pegangan, Rasa cemburu,


Menumpuk 3 kubus, Panggil bapak ibu,
12-18 bln berdiri jongkok berdiri, bersaing, menarik
memasukkan kubus ke kotak papa mama
jalan mundur – narik tangan ibu

29
Perkembangan Anak
Umur Gross Fine Speech Personal Social
Memegang
Menumpuk 4 kubus, cangkir, makan
18-24 bln Berlari tanpa jatuh menjimpit, menggelindingkan 3 – 6 kata berarti minum sendiri,
bola membantu
pekerjaan RT
Membantu
Bicara baik 2 kata, memungut
Jalan naik tangga, menyebut 2 benda mainan, makan
24-36 bln Corat coret pada kertas
menendang bola kecil atau lebih, menunjuk tidak banyak
bagian tubuh tumpah, melepas
pakaian sendiri
Cuci tangan,
Berdiri 1 kaki
2-4 warna, memakai sepatu,
selama 2 detik, Gambar garis lurus, menumpuk
36-48 bln menyebut nama, pakai celana
melompat 1 kaki diangkat, 8 kubus
umur, tempat panjang,kemeja,ba
bersepeda roda 3
ju
Sebut nama
lengkap tanpa
Berdiri 1 kaki 6 Menggambar x, o, orang Berpakaian, gosok
dibantu, senang
48-60 bln detik, melompat 1 kaki , dengan 3 bagian, kancingkan gigi, tidak rewel
bertanya, jawab
menari baju saat ditinggal
benar nama har/
angka
30
37
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
ada benjolan disekitar leher yang ikut naik turun saat minum. Suara anak serak,
kurang aktif dibanding sebaya, dan tubuh terlihat pendek untuk anak seusianya.
Pasien tinggal di kawasan pegunungan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV
dalam batas normal, pembesaran difuse kelenjar tiroid.
Etiologi yang mendasari sebagian besar kasus seperti di atas adalah?
A. Infeksi
B. Kurang zat besi
C. Kurang kalsium
D. Kurang vit D
E. Kurang yodium
2

ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG

•Kelahiran postdate •Ubun ubun besar •Pemeriksaan darah


•Retardasi perkembangan •Dull face •TSH, fT4, Darah lengkap
•Gagal tumbuh/pendek •Lidah besar (makroglossi) •Radiologi
•Malas minum ASI •Kulit kering •Bone age, skintigrafi tiroid
•Suara menangis serak •Hernia umbilikalis •Skrining fungsi tiroid
•Riwayat lahir di daerah •Hipoaktif •Skrining di usia 2-5 hari, positif
endemik kekurangan iodium •Mottling, jaundice jika TSH ≥ 20 mU/L
•Sekilas mirip syndrome down

33
2

Tanda dan Gejala Skor


Kesulitan Minum 1
Obstipasi 1
Kurang aktif/letargi 1
Hipotonia 1
Hernia umbilicalis 1
Macroglossia 1
Skin mottling 1
Kulit kering 1.5
Fontanella posterior terbuka 1.5 Bila skor >4 à curiga hipotiroid kongenital
Coarse facies 3
Total 13

34
2

Terapi L-Tiroksin

DOSIS
USIA
(microgram/kg/hari)
0-3 bulan 10-15
3-6 bulan 8-10
6-12 bulan 6-8
1-5 tahun 4-6
6-12 tahun 3-5
> 12 tahun 2-4

35
Hipotiroid Kongenital
Faktor Resiko: Tanda dan Gejala Skor
• Riwayat lahir di daerah Kesulitan Minum 1
endemik kekurangan
iodium
Hipotiroid kongenital Obstipasi 1
Kurang aktif/letargi 1
Hipotonia 1
Hernia umbilicalis 1
Diagnosis Macroglossia 1
• Skoring à Skor Quebec >4 Skin mottling 1
Manifestasi Klinis • Skrining à kadar TSH ≥ 20 mU/L Kulit kering 1.5
Ubun ubun besar pada usia 2-5 hari Fontanella posterior terbuka 1.5
Dull face • Pemeriksaan darah à TSH, fT4, Coarse facies 3
Lidah besar (makroglossi) Darah lengkap Total 13
Kulit kering • Radiologi à Bone age, skintigrafi
Hernia umbilikalis tiroid
Hipoaktif
Mottling, jaundice
Sekilas mirip syndrome down

Tatalaksana
•Pemberian L-tiroksin sedini mungkin

Keterlambatan terapi pada hipotiroid


kongenital dapat berujung kepada
terjadinya Kretinisme

36
38
Seorang bayi laki laki berusia 8 bulan datang ke puskesmas dengan keluhan BAB
cair, BAB cair dirasakan sejak kemarin, sehari 5-6x, berampas, berbau asam, darah
dan lendir disangkal. Sehari sebelumnya ibu pasien mencoba susu formula untuk
anak karena ibu mulai sibuk bekerja dan kurang waktu untuk menyusui. Pada
pemeriksaan fisik didapatak HR 100, RR 30, SUhu 37.1, bising usus meningkat,
kemerahan pada anus.
Mekanisme patofisiologi yang mendasari kasus di atas adalah?
A. Sekretorik
B. Motilitas
C. Hiperosmotik
D. Hipoosmotik
E. Invasif
4A

Qualitative Assessment

• Keluarnya feses dengan struktur lebih lunak atau bahkan berair, sebanyak 3 kali atau labih dalam
durasi 24 jam

Quantitave Assessment

• Kadar air dalam feses melebihi nilai normal, yakni >10 mL/kg/hari pada bayi atau anak-anak,
atau 200 g/hari pada remaja dan dewasa

Klasifikasi Diare

Diare Akut Berlangsung beberapa hari sampai 14 hari (umumnya <1 minggu)

Diare Persisten
Berlangsung sampai >14 hari dan umunya disebabkan agen infeksius

Diare Kronik Kondisi diare dengan durasi >14 hari dan umumnya disebabkan agen non-
infeksius

39
4A

Mekanisme Diare

• Terjadi perubahan gradien absorbsi cairan sehingga menimbulkan retensi cairan dalam
intralumen usus
Osmotik
• Intoleransi laktosa à hiperosmotik à malabsorbsi cairan
• Infeksi rotavirus, Shigella à merusak epitel usus à malabsorbsi cairan

• Tejadi karena adanya sekresi aktif cairan ke intralumen ususoleh substansi endogen yang
mengaktivasi mediator intraselular (cAMP, cGMP, Kalsium intraselular)
Sekretorik • Contoh:
• Infeksi Cholera, rotavirus à toxin ke epitel usus à sekresi
• Substansi empedu, asam lemak, lakastif

• Terjadi perubahan motilitas gastrointestinal yang mempengaruhi kemampuan absorbsi


(secara tidak langsung)
Motilitas
• Contoh:
• Hipomotility à stasis à inflamasi à overgrowth bacterial à malabsorbsi

• Terjadi karena adanya proses peradangan yang menyebabkan destruksi villi usus dan atau
disfungsi transporter sehingga menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dalam rupa
Inflamatorik mucus, protein dan darah.
• Contoh:
• Infeksi shigella, Inflamatory Bowel Disease, Celiac Disease (Imunne process)

40
39
Seorang bayi laki laki berusia 10 bulan datang ke poliklinik dengan keluhan anak
mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan perut kembung,
BAB cair, dan ruam kemerahan pada tubuh. Beberapa hari ini pasien
mengonsumsi susu dengan merk baru. Pada pemreiksaan fisik didapatkan TTV
dalam batas normal, urtikaria, perut distensi dan kembung, bising usus
meningkat.
Diagnosis pasien diatas adalah?
A. Alergi susu kedelai
B. Keracunan susu
C. Intolransi laktosa
D. Alergi susu sapi
E. Infeksi dicetuskan susu
Definisi Etiologi

• Kelainan akibat defisiensi enzim laktase sehingga tidak dapat mencerna lactosa yang terdapat
dalam makanan (susu)

Patofisiologi

• Malabsorbsi laktosa à lumen usus terisi cairan hiperosmotik à menyerap cairan dan
menyebabkan diare
• Laktosa yang tidak diserap usus difermentasi oleh bakteri menjadi zat asam (fatty acid,
organic acid) dan berbagai macam gas.
Manifestasi Klinis

• Mual muntah, bloating; nyeri perut


• Diare dan Flatulensi
• Feses berbau asam
• Kemerahan pada anus
• Gejala muncul setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung laktosa
43
Alergi Susu Sapi
Definisi
• Reaksi alergi yang terjadi akibat protein yang terkandung di dalam susu sapi

Etiologi

• Reaksi imun terhadap protein susu sapi (kasein dan whey)


• Perantara IgE
• Tanpa perantara IgE
• Campuran

Manifestasi klinis

• Diare
• Reaksi alergi, seperti: urtikaria, angioedema, ruam kulit, dermatitis atopik, muntah, nyeri
perut, diare, rinokonjungtivitis, bronkospasme, dan anafilaksis.

44
Pemeriksaan Penunjang

• Uji eliminasi dan provokasi (Gold Standard)


• Disebut juga double blind placebo controlled food challenge
• Uji tusuk kulit (skin prick test)
• Uji IgE RAST (Radio Allergo Sorbent Test)

Tatalaksana
• Hindari segala bentuk produk susu sapi
• Untuk bayi, tetap berikan ASI eksklusif
• Untuk bayi yang mengonsumsi susu formula:
• Susu terhidrolisat ekstensif atau formula asam amino
• Susu kedelai (alternatif)

45
Intoleransi Laktosa vs Alergi Susu Sapi

Intoleransi Laktosa Alergi Susu Sapi


Defisiensi ensim lactase à tidak dapat mencerna
Etiologi laktosa
Reaksi hipersensitivitas terhadap protein susu sapi

Reaksi • (+) à IgE Mediated (HS tipe I)


Tidak ada
Imunologis • (-) à Non IgE Mediated (HS tipe IV)

Manifestasi • Diare • Diare


khas • Kemerahan pada anus • Ruam, gatal, urtika

• Double blind placebo controlled food challenge


• Analisis tinja: pH asam (DBPCFC) à Gold Standard
Pemeriksaan • Uji toleransi laktosa (+) • Skin prick test
• Hidrogen Breath Test (+) • IgE RAST
• Patch test

• Susu formula terhidrolisir sempurna


Tatalaksana Susu bebas laktosa • Susu formula asam amino
• Ibu pantangan protein sapi

46
40
Seorang bayi perempuan berusia 10 hari datang ke IGD RS dengan keluhan BAB
berdarah baru saja di rumah. Pasien lahir dari seorang ibu G1P0A0 pada usia
kandungan 34-35 bulan dan mengonsumsi susu formula sejak lahir karena air
susu ibu belum keluar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak letargis, HR 140,
RR 70, suhu 37.9, retraksi intercostal, distensi abdomen, bising usus berkurang.
Diagnosis yang paling tepat adalah?
A. Alergi susu kedelai
B. Chorn’s disease
C. Enterokolitis nekrotikan
D. Intolransi laktosa
E. Alergi susu sapi
Enterokolitis Nekrotikans 1

Definisi

• Sindrom nekrosis intestinal akut pada neonatus yang ditandai oleh kerusakan dinding intestinal
berat akibat proses inflamasi vaskular, mukosa dan metabolik pada usus yang imatur
• Biasanya terjadi pada neonatus usia 2-3 minggu kehidupan. Faktor risiko: bayi prematur, terlalu dini
memberi susu formula.
Manifestasi Klinis
SISTEMIK SALURAN PENCERNAAN
• Distress napas • Distensi abdomen (terisi gas)
• Letargis atau iritabilitas • Eritema dinding abdomen
• Suhu tubuh tidak stabil • Muntah (bilier, darah)
• Toleransi minum buruk • Diare dengan tinja berdarah
• Asidosis • Residu lambung
• Oliguria • Tanda-tanda ileus: Bising usus
• Hipotensi berkurang/menghilang
• Syok sepsis

Keywords: Neonatus, premature, susu formula à Diare berdarah dan distensi abdomen

49
Enterokolitis Nekrotikans 1

Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium
• LED dan CRP meningkat à penanda inflamasi
• Asidosis metabolik pada AGD
• Pencitraan à Rontgen abdomen
• Pneumatosis intestinalis à terbentuknya gelembung gas di dalam dinding usus
• Dilatasi usus proksimal à akibat stenosis bagian distal Pneumoperitoneum à bila terjadi perforasi
usus

50
Enterokolitis Nekrotikans 1

Tatalaksana

• Dekompresi dengan NGT à tata laksana awal


• Bowel rest à Pemberian nutrisi parenteral
• Antibiotik spektrum luas
• Ampisilin 100 mg/kg/hari terbagi 2 dosis DAN
• Gentamisin 5 mg/kg/hari DAN
• Metronidazole 15-30 mg/kg/hari terbagi 3 dosis
• Eksisi usus yang nekrotik à laparotomi
• Indikasi: perforasi usus, peritonitis, ataupun perburukan

51
Enterokolitis Nekrotikans
Faktor Resiko:
Prematuritas
Enterokolitis Nekrotikans
Pemberian makanan/minuman tidak
sesuai usia (terlalu dini) Manifestasi Klinis
• Distensi abdomen (terisi gas)
Patofisiologi • Eritema dinding abdomen
kerusakan dinding intestinal berat akibat proses • Muntah (bilier, darah)
inflamasi vaskular, mukosa dan metabolik pada • Diare dengan tinja berdarah
usus yang imatur • Residu lambung
• Tanda-tanda ileus: Bising usus
berkurang/menghilang

Pemeriksaan Penunjang
•Laboratorium
Tatalaksana
o LED dan CRP meningkat •Dekompresi dengan NGT à tata laksana awal
o Asidosis metabolik • Bowel rest à Pemberian nutrisi parenteral
• Antibiotik spektrum luas
•Pencitraan à Rontgen abdomen •Ampisilin 100 mg/kg/hari terbagi 2 dosis DAN
o Pneumatosis intestinalis à •Gentamisin 5 mg/kg/hari DAN
terbentuknya gelembung gas •Metronidazole 15-30 mg/kg/hari terbagi 3 dosis
di dalam dinding usus •Eksisi usus yang nekrotik à laparotomy
• Indikasi: perforasi usus, peritonitis, ataupun
o Pneumoperitoneum à perburukan
apabila (+) perforasi

Keywords: Neonatus, premature, susu formula à Diare berdarah dan distensi abdomen

52
41
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun datang diantar orang tua ke poliklinik
dengan keluhan anak cepat lelah. Anak juga mengeluhkan cepat haus dan lapar
sehingga banyak makan dan minum, tetapi berat badan tidak bertambah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal, pemeriksaan fisik lain
dalam batas normal. Dokter akan mengecek kadar gula darah pada pasien.
Pasien dikatakan diabetes apabila kadar gula darah seperti di bawah ini.
A. GDP ≥ 100 mg/dL
B. GDP ≥ 126 mg/dL
C. GDP ≥ 150 mg/dL
D. GD2PP ≥ 140 mg/dL
E. HbA1c ≥ 7.5
4A

DM Tipe 1 DM Tipe 2
Etiologi Destruksi sel beta pankreas Resistensi Insulin
(defisiensi insulin absolut)
Usia Usia muda Usia dewasa
Gejala Pasien kurus Pasien obesitas
Klinis
Terapi Insulin OAD atau Insulin

55
4A

Etiologi

• Destruksi sel beta pankreas karena proses autoimun atau idiopatik à defisiensi insulin absolut

Gejala Klinis

• Polidipsi
• Poliuri
• Polifagi
• Penurunan BB dalam 2-6 minggu
• Mudah lelah, malaise, irritable
• Gagal tumbuh
• Pruritus

56
4A

Kriteria Diagnosis

Gula darah puasa (GDP) ≥126 mg/dL

atau

Glukosa darah 2 jam PP (GD2PP) ≥200 mg/dL pada TTGO

atau

GDS ≥200 mg/dL dengan keluhan klasik

atau

HbA1c ≥6.5%

57
4A

Pemeriksaan Penunjang

UTAMA TAMBAHAN
• Gula darah sewaktu (GDS) • Kadar C-peptide (menurun)
• Gula darah puasa (GDP) • Penanda antibodi (ICA, IAA)
• Tes toleransi glukosa oral (TTGO) • HbA1c : tiap 3 bulan

58
4A

Tatalaksana

PRINSIP PENGOBATAN INSULIN


• Pengobatan seumur hidup • Dipikirkan jenis dan sediaan
• Pemberian INSULIN • Bisa digunakan Basal Bolus
• Pengaturan makan atau Premix
• Olahraga • Diberikan oleh spesialis anak, jika
memungkinkan subspesialis endokrin
• Edukasi
• Pemantauan gula darah secara mandiri

PADA ANAK TIDAK ADA TEMPAT ORAL ANTI DIABETIK, SELALU INSULIN

59
42
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun diantar ke tenda kesehatan oleh petugas
karena anak merasa pusing saat mengikuti upacara bendera di lapangan untuk
merayakan HUT RI tahun 2023. Keluhan disertai dengan keringat dingin. Pasien belum
sempat sarapan tadi pagi karena terburu-buru. Pada pemeriksaan fisik TTV dan
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Dokter akan mengecek kadar gula darah
pasien.
Pada anak usia tersebut kadar gula darah diklasifikasikan ke dalam kriteria hipoglikemia
apabila?
A. Gula darah < 75 mg/dl
B. Gula darah < 65 mg/dl
C. Gula darah < 55 mg/dl
D. Gula darah < 45 mg/dl
E. Gula darah < 35 mg/dl
4A

Kondisi glukosa plasma

• < 45 mg/dl pada bayi atau anak-anak, dengan atau tanpa gejala.
• < 35 mg/dl pada neonatus aterm berusia <72 jam
• < 25 mg/dl pada neonatus prematur dan KMK berusia < 1 minggu

Manifestasi Klinis

• Berkeringat, tremor, jitterness, irritable


• Kejang, koma
• Letargi
• High pitched cry atau lemah
• Beberapa bayi asimtomatis

62
4A

Etiologi

Peningkatan pemakaian glukosa

• Neonatus dari ibu penderita DM


• BMK
• Ibu mendapat terapi tokolitik, thiazid

Kurangnya produksi/simpanan glukosa

• IUGR
• Prematur
• Intake kalori tidak adekuat

Kombinasi
• Stres perinatal (syok, sepsis, asfiksia, hipotermia, distres respirasi)
• Defek metabolism karbohidrat
• Defisiensi endokrin (insufisiensi adrenal, hypopituitarism)
63
4A

Tatalaksana Hipoglikemia pada Neonatus

64
4A

Tatalaksana Hipoglikemia pada Anak

Cari faktor kausatif


GDs <40 mg/dl

ASIMPTOMATIS SIMPTOMATIS

SADAR TIDAK

GLUKOSA PASANG AKSES INTRAVENA, BERI BOLUS GLUKOSA


ORAL • Umur >12 tahun: Glukosa 50%; 2 ml/kgBB IV; maks 25 mg
• Umur 2 – 12 tahun: Glukosa 25%; 2 ml/kgBB IV
• Umur <2 tahun: Glukosa 10%; 2 ml/kgBB IV

ULANGI CEK GDs 1 JAM KEMUDIAN

65
43
Seorang bayi laki laki berusia 7 bulan datang ke Puskesmas dengan keluhan ruam
kemerahan pada tubuh pasien. Dua hari sebelumnya pasien demam tinggi,
disertai dengan batuk, pilek, dan mata merah berair. Ruam muncul saat demam
tertinggi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 100, RR 27, Suhu 39.0, ruam
generalisata, bintik putih keabuan di area mukosa buccal.
Etiologi kasus pada pasien di atas adalah?
A. Rubellavirus
B. HHV 6
C. Paramyxovirus
D. Coxsackie A16
E. Reaktivasi VZV
4A

Nama lain: Morbili, rubeola, measles

Etiologi: Paramyxovirus

Stadium Klinis

• Stadium Kataralis
• Demam, Koplik spot, 3C (conjunctivitis, cough, coryza)
• Stadium Erupsi
• Ruam maculopapular muncul saat demam tertinggi, mulai dari
belakang telinga ke seluruh tubuh (sentripetal)
• Stadium Penyembuhan
• Ruam memudar mulai hari ke-5 disertai deskuamasi

68
4A

Tatalaksana

• Simtomatis (Paracetamol bila demam)


• Vitamin A selama 2 hari berturut
• < 6 bulan : 50.000 IU (1/2 kap biru)
• 6-11 bulan: 100.000 IU (1 kap biru)
• 12 bulan hingga 5 tahun: 200.000 (1 kap merah)
• Pada penderita gizi buruk, vitamin A diberikan 3 kali (hari 1, 2, dan 2-4 minggu setelah dosis 2)

Komplikasi: Otitis media, bronkopneumonia, ensefalitis, croup, miokarditis

69
44
Seorang bayi laki laki berusia 1 bulan datang dengan keluhan ruam kemerahan
pada tubuh. Keluhan diawali dengan demam tinggi hingga lebih dari 39 derajat
dan ruam muncul sesaat saat demam turun. Keluhan juga disertai dengan pilek.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 120, RR 30, Suhu 37.8, ditemukan ruam
exanthema merah muda generalisata.
Tatalaksana yang tepat diberikan untuk pasien adalah?
A. Amoksisilin
B. Doksisiklin
C. Eritromisin
D. Vitamin A
E. Antipiretik
3B

Nama lain: Exanthema subitum

Etiologi: Human herpes virus tipe 6

Klinis
• Demam tinggi mendadak (40oC), anak iritabel, anoreksia
• Bisa disertai gejala ISPA
• Demam menetap 3-5 hari dan turun mendadak hingga suhu
normal, diikuti muncul ruam dari sumbu tubuh lalu menyebar ke
kepala dan ekstremitas
• Ruam exanthema merah muda, tidak meninggalkan bekas berupa
pigmentasi atau deskuamasi

Terapi
• Self limiting
• Simtomatis (antipiretik)
45
Seorang anak laki laki berusia 16 bulan datang diantar orang tua dengan keluhan
demam. Demam sejak 2 hari yang lalu disertai dengan batuk kering dan pilek.
Kakak pasien juga sedang mengalami batuk pilek. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan HR 120, RR 30, suhu 38.7, retraksi interkonstal minimal +/+, wheezing
+/+.
Diagnosis yang tepat pada pasien diatas adalah?
A. Pertusis
B. Laringotrakeobronkitis
C. Bronkopneumonia
D. Bronkiolitis
E. Asma attack
3B

Definisi
• Inflamasi bronkioli pada bayi < 2 tahun

Etiologi
• RSV (tersering)
• Rhinovirus
• Adenovirus

Faktor Risiko
• Sosioekonomi rendah, ortu perokok, prematuritas, PJB

Gejala Klinis
• Demam (tidak terlalu tinggi)
• Rhinorrhea, nasal discharge
• Batuk kering dan mengi→khas

75
3B

Pemeriksaan Fisik

• Takipnea
• Wheezing (+)
• Retraksi dinding dada
• Fine inspiratory crackles pada seluruh lapang paru

Pemeriksaan Penunjang

• Saturasi oksigen : ≤ 92% → ruang intensif


• Foto thorax : hiperaerasi, air trapping

Tatalaksana
Suportif : oksigen, antipiretik, nebulisasi SABA

76
46
Seorang anak laki laki berusia 4 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas.
Sesak napas sejak tadi pagi, dua hari yang lalu pasien demam disertai dengan
batuk berdahak dan pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 120, RR 60, suhu
38.6, pernapasan cuping hidung, retraksi intrkostal +/+, retraksi subcostal,
wheezing +/+ rhonki +/+.
Gold standar pemeriksaan penunjang untuk pasien di atas adalah?
A. Darah rutin
B. Mikroskopis sputum
C. Foto thorax
D. Kultur dahak
E. TCM
Definisi

• infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan interstitial.

Etiologi
• S. pneumoniae (tersering)
• Respiratory Syncytial Virus (RSV) tersering pada anak <3 tahun
• Adenovirus
• Parainfluenza virus dan influenza virus.
• Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tersering pada anak >10 tahun.
Manifestasi Klinis

• Batuk atau kesulitan bernapas dengan satu tanda berikut


• Napas cepat
• Retraksi dinding dada bawah
• Kadang disertai ronkhi pada auskultasi
• Demam
• Kesulitan makan dan minum, tampak lemah

Batas Nafas Cepat / Tachypnoe anak

Usia RR (kali/menit)
< 2 bulan ≥ 60
2 – 12 bulan ≥ 50
1 – 5 tahun ≥ 40

80
4

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

• Leukositosis
• Pemeriksaan dahak à Kultur Sputum (Gold Standard)

Gambaran Radiologis

• Bronkopneumonia:
• Bercak opaque pada paru yang dapat berbentuk
nodul-nodul atau retikulonoduler dan dapat
berkonfluens.

81
82
Derajat dan Tatalaksana

Derajat Manifestasi Klinis Tatalaksana

• Batuk. Pernapasan cepat,


Rawat Jalan
Pneumonia Retraksi dinding dada,
Antibiotik:
Ringan • Demam
• Amoksisilin oral 2x40 mg/kg 3 – 5 hari
• Tanpa tanda bahaya

Rawat Inap
• Gejala dan tanda pneumonia Antibiotik:
• Saturasi O2 < 90% • Ampisilin 50 mg/kg atau benzylpenicilin 50.000
Pneumonia • Distres pernapasan berat U/kg IM/IV / 6 jam selama minimal 5 hari
Berat • Tanda bahaya (tidak mampu • Gentamisin 7,5 mg/kg IM/IV per hari selama
minum, letargi, penurunan minimal 5 hari
kesadaran) Jika gagal à
• Ceftriaxone 80 mg/kg IM/IV per hari

83
47
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun datang dengan keluhan batuk lebih dari
dua minggu. Nenek pasien yang tinggal serumah menderita DM dan sedang
dalam pengobatan flek paru terkonfirmasi bakteri. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan gizi dalam batas normal, TTV dalam batas normal, pembesaran KGB
suprasternal +, pemeriksaan lain dalam batas normal. Uji tuberculin didapatkan
11 mm dan foto dada tidak jelas dan tidak spesifik TB.
Jumlah skor TB dan Tindakan lebih lanjut yang tepat adalah?
A. Skor 4, profilaksis
B. Skor 5, profilaksis
C. Skor 6, tatalaksana TB
D. Skor 7, tatalaksana TB
E. Skor 8, tatalaksana TB
4A

Scoring TB Anak

Parameter 0 1 2 3

Kontak dengan BTA Kontak dengan BTA


Kontak dengan Pasien TB Tidak jelas
tidak jelas positif

Uji Tuberkulin - Positif

Berat badan/Keadaan gizi - Gizi kurang Gizi buruk

Demam tanpa sebab jelas - ≥ 2 minggu

Batuk - ≥ 2 minggu

Pembesaran KGB - (+)

Pembengkakan tulang/sendi - (+)

Foto dada Normal/ tidak jelas Sugestif TB

Cara hafal:
• Cut-off point: > 6 à TERAPI Max 3 : kontak dan uji tuberculin
Max 2 : status gizi
• Adanya skrofuloderma langsung didiagnosis TB Max 1 : klinis

86
Uji Tuberculin (Mantoux test)

Cara :
Suntikkan 0,1 ml PPD intrakutan di bagian volar
lengan bawah. Pembacaan 48-72 jam setelah
penyuntikan.
Perhatikan Indurasi
• 0 - 5 mm : negatif
• 5 - 9 mm : meragukan (Positif pada HIV)
• > 10 mm : positif

87
Alur Diagnosis TB Anak
Gejala TB (min. 2 minggu)
- Batuk Observasi : selama 2 minggu, gejala menghilang à
- Demam negative
- BB turun/tidak naik Tatalaksana TB Anak à Kategori 1
- Malaise TB Klinis : 2 RHZ / 4 RH
TB Bakteriologis : 2RHZE / 4 RH

Sputum SP / TCM
Min. 1 Positif Negatif / tidak dapat diperiksa

Tersedia Rontgen Thorax


TB Konfirmasi Bakteriologis
dan/atau Mantoux?
Tidak Ya

Riwayat Kontak TB Sistem Skoring

Negatif Positif Skor ≥ 6 Skor < 6 + Skor < 6 +


Tuberculin (+) Tuberculin (-)
atau kontak (+) atau kontak (-)

Observasi TB Klinis Observasi

88
Alur Diagnosis TB Anak
Gejala TB (min. 2 minggu)
- Batuk Observasi : selama 2 minggu, gejala menghilang à
- Demam negative
- BB turun/tidak naik Tatalaksana TB Anak à Kategori 1
- Malaise TB Klinis : 2 RHZ / 4 RH
TB Bakteriologis : 2RHZE / 4 RH

Sputum SP / TCM
Min. 1 Positif Negatif / tidak dapat diperiksa

Tersedia Rontgen Thorax


TB Konfirmasi Bakteriologis
dan/atau Mantoux?
Tidak Ya

Riwayat Kontak TB Sistem Skoring

Negatif Positif Skor ≥ 6 Skor < 6 + Skor < 6 +


Tuberculin (+) Tuberculin (-)
atau kontak (+) atau kontak (-)

Observasi TB Klinis Observasi

89
48
Seorang anak laki laki berusia 6 tahun diantar ke poliklinik oleh orang tua dengan
keluhan batuk seperti menggonggong sejak kemarin. Pasien juga mengalami
demam dan suara serak. Pada pemeriksaan fisik ditemukan HR 100, RR 30, suhu
38,7, stridor inspirasi, retraksi intercostal +/+. Pada foto cervical terlihat seperti
pensil.
Etiologi pada pasien di atas adalah?
A. Rubellavirus
B. Parainfluenza virus
C. HHV 6
D. Paramyxovirus
E. Coxsackie A16
3B

Nama lain: Laringotracheobronchitis

Etiologi: Parainfluenza virus, RSV, adenovirus

Manifestasi Klinis

• Demam
• Batuk kasar seperti menggonggong (barking cough)
• Suara serak
• Sesak nafas
• Stridor inspirasi
• Retraksi dinding dada
3B

Klasifikasi

Gejala ringan Batuk menggonggong, tanpa retraksi dada dan sianosis

Gejala sedang Stridor saat istirahat, retraksi dada minimal, mampu berinteraksi

Gejala berat Stridor menetap saat istirahat, tracheal tug dan retraksi dada terlihat jelas,
apatis dan gelisah, pulsus paradoksus

Pemeriksaan Penunjang

Xray cervical AP:


steeple sign/ pencil sign/ wine bottle sign

93
3B

Tatalaksana

Derajat Ringan dan Sedang

• Dexamethason 0,3-0,6 mg/kg/hari PO maksimal 10 mg/hari, atau


• Prednison 1-2 mg/kg/hari PO, atau
• Nebulisasi Budesonide 2 mg bila kortikosteroid oral tidak berpengaruh

Derajat Berat

• Ditambah: oksigen dan nebulisasi adrenalin/ epinefrin 2 ml 1:1000 dalam NaCl 0,9% 2-3 ml
selama 20 menit
• Intubasi bila terjadi obstruksi jalan nafas yang mengancam nyawa

94
Croup

Dexamethasone dose:
0,6 mg/kgBB single dose, PO/IM/IV

95
49
Seorang bayi perempuan berusia 3 bulan datang ke poliklinik anak dengan
keluhan sesak napas berulang dan hilang timbul. Saat sesak napas sering disertai
dengan bibir kebiruan. Sesak napas muncul terutama ketika terlentang dan
membaik ketika dimiringkan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas
normal. Pada laringoskop didapatkan gambaran omega shape epiglottis
Diagnosis pasien di atas adalah?
A. Epiglotitis
B. Croup
C. Pseudocroup
D. Laringofaringitis
E. Laringomalacia
Definisi Etiologi

• Kelainan kongenital dari kartilago laring à supraglotis jatuh saat inspirasi à obstruksi
• Kemungkinan karena keterlambatan maturitas laring
• Dimulai usia 4-6 minggu, memuncak usia 6-8 bulan, remisi usia 2 tahun

Manifestasi Klinis
• Stridor inspirasi: memburuk pada posisi
terlentang, saat menangis dan makan
• Tidak ada kesulitan makan atau
pertumbuhan
• Gagal tumbuh dan gangguan
pernapasan saat tidur pada kasus yang
berat
Pemeriksaan penunjang

• Laringoskopi : Omega-shaped epiglottis

Tatalaksana
• Observasi à biasanya sembuh pada usia 2 tahun
• Operatif à pada kasus berat (gagal napas)

99
50
Seorang anak laki laki berusia 7 tahun datang dengan keluhan kelumpuhan kaki
sebelah kanan, diikuti oleh sebelah kiri. Pasien sempat demam 1-2 mingguan
yang lalu. Pasien tidak pernah dilakukan imunisasi karena keluarga yang kontra
terhadap imunisasi. Pada pemeriksaan fisik TTV didapatkan dalam batas normal,
hypotonus tungkai asimetris.
Penyebaran penyakit pada pasien tersebut adalah?
A. Airborne
B. Droplet
C. Fekal oral
D. Vertikal/genetic
E. Hematologic
1

Definisi

•Polio (poliomyelitis) merupakan kondisi yang disebabkan oleh infeksi virus Polio yang sistem saraf dan dapat
menyebabkan kelumpuhan total.
•Polio umumnya menyerang anak berusia <5 tahun.

Etiologi

•Virus polio ditularkan secara fekal-oral.

Gejala

• Demam
• Nyeri pada anggota tubuh.
• Kelumpuhan irreversibel (biasanya pada tungkai).
• Kelumpuhan otot-otot pernapasan (5-10%)

Pencegahan

•Polio hanya dapat dicegah. Vaksin polio yang diberikan beberapa kali dapat melindungi seorang anak dari
polio seumur hidupnya.

102
Terima Kasih
#OneShotBersamaMedsense+

Anda mungkin juga menyukai