Anda di halaman 1dari 2

TUGAS “PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DI BIDANG ILMU PENYAKIT

DALAM”
dr. Monica Ayu Rossalya
502231023
Program Studi Ilmu Penyakit Dalam

Ilmu Penyakit Dalam (Internal Medicine) adalah cabang kedokteran yang berfokus pada
pencegahan, diagnosis, dan pengobatan berbagai penyakit yang mempengaruhi organ-organ
dalam tubuh manusia. Ruang lingkup Ilmu Penyakit Dalam pada pendidikan dokter secara umum
meliputi kelainan di bidang alergi imunologi, kardiologi, endokrin metabolik dan diabetes,
gastroentero dan hepatologi, geriatri, hemato onkologi medik, ginjal hipertensi, psikosomatik,
paru, reumatologi dan tropik infeksi. (Sarah Firdausa et al, 2022)
Salah satu pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu penyakit dalam adalah profil
mikrobiota pada saluran pencernaan dan hubungannya terhadap prevalensi helicobacter pylori.
Prevalensi Helicobacter pylori yang lebih rendah memungkinkan untuk mengkaji peran
organisme lain dalam patogenesis gangguan lambung. Oleh karena itu dengan menyelidiki
komposisi mikrobiota mukosa lambung dan menganalisis hubungan antara komposisi mikrobiota
dengan status penyakit seperti helicobacter pylori.
Mikrobiota adalah kumpulan mikroorganisme yang hidup pada tubuh inang. Sebagian
besar mikrobiota adalah bakteri dan saluran cerna merupakan lokasi koloni terbanyak. Sepanjang
usia manusia, populasi mikrobiota saluran cerna dapat terus mengalami perubahan. Komposisi
mikrobiota juga bervariasi antar individu. Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan tersebut
di antaranya kolonisasi maternal, asupan, pajanan lingkungan, dan terapi antimikroba. Komposisi
mikrobiota yang tidak seimbang dapat memengaruhi kondisi kesehatan. Ketidakseimbangan
rasio mikrobiota, berupa penurunan keragaman bakteri protektif dan peningkatan jumlah bakteri
patogen dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran cerna, di antaranya inflammatory bowel
disease (IBD), irritable bowel syndrome, helicobacter pylori hingga kanker kolorektal. (Sekirof
et al, 2010)
Prosedur yang dilakukan adalah mengumpulkan spesimen mukosa lambung melalui tindakan
endoskopi. Spesimen mukosa lambung untuk analisis mikrobioma diperoleh dari kelengkungan
antrum kecil, 3 cm dari cincin pilorus. Diawetkan dalam media transportasi dan dihomogenisasi
dalam 500 μL saline yang mengandung fosfat untuk kultur Helicobakter pylori. Spesimen
homogen yang tersisa disimpan pada suhu −80 ° C dan digunakan untuk ekstraksi DNA. Diambil
dua spesimen biopsi tambahan dari antrum dan korpus untuk pemeriksaan histologis. Semua
spesimen diperoleh dengan menggunakan forceps Radial Jaw 4 (Boston Scientific).
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa infeksi H. pylori menguasai
mikrobiota lambung lainnya, mendominasi komposisi mikroba lambung. Di antara individu H.
pylori-negatif, Paludibacter sp dan Dialister sp merupakan spesies yang dapat menjelaskan
kerusakan mukosa lambung di Indonesia. Sepanjang manusia hidup, interaksi antara nutrisi dan
mikrobiota terus terjadi. Asupan nutrisi yang tepat dan seimbang diharapkan dapat menjaga
komposisi mikrobiota saluran cerna agar seterusnya menghasilkan interaksi yang
menguntungkan.

Kesimpulan
Ontologis: Membahas mengenai objek yaitu melihat profil microbiota mukosa lambung dan
kejadian helikobakter pylori yang didasarkan pada penelitian dan hasil penelitian sebelumnya.
Epistemologis: Dilakukan melalui berbagai macam proses, mengumpulkan spesimen mukosa
lambung melalui tindakan endoskopi.
Aksiologis: Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa infeksi H. pylori
menguasai mikrobiota lambung lainnya, mendominasi komposisi mikroba lambung. Pengaruh
infeksi H. pylori terhadap mikrobioma lambung berbagai kelompok etnis lebih kuat
dibandingkan pengaruh penunjukan kelompok etnis itu sendiri.

Referensi
Brooks AW, Priya S, Blekhman R, Bordenstein SR. Gut microbi- ota diversity across ethnicities
in the United States. PLoS Biol. 2018;16(12):e2006842.
Das A, Pereira V, Saxena S, et al. Gastric microbiome of Indian pa- tients with Helicobacter
pylori infection, and their interaction net- works. Sci Rep. 2017;7(1):15438-15438.
Deschasaux M, Bouter KE, Prodan A, et al. Depicting the composi- tion of gut microbiota in a
population with varied ethnic origins but shared geography. Nat Med. 2018;24(10):1526-
1531.
Jandhyala SM, Talukdar R, Subramanyam C, Vuyyuru H, Sasikala M, Reddy DN. Role of the
normal gut microbiota. World J Gastroenterol. 2015; 21(29): 8787-803.
Khosravi Y, Gan HM, Jing P, et al. The gastric microbiome of four Malaysian gastroduodenal
disease patients. Arch Gene Genome Res 1(1):1-9.
Sekirov I, Russell SL, Antunes LC, Finlay BB. Gut microbiota in health and disease. Physiol Rev.
2010; 90: 859-904.
Syam AF, Miftahussurur M, Makmun D, et al. Risk factors and prev- alence of Helicobacter
pylori in five largest islands of Indonesia: a preliminary study. PLoS ONE.
2015;10(11):e0140186.

Anda mungkin juga menyukai