SUPERVISI AKADEMIK
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Supervisi dan Evaluasi Pendidikan
Dosen pengampu: Bapak Taufik Mustofa, S.Pd.I., M.Pd.I
Nama kelompok :
UNIVERSITAS
SINGAPERBANGSA KARAWANG
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabb al-‘alamin, tiada kata lain yang dapat kita ucapkan selain puji dan syukur kepada
Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat yang tidak dapat dihitung, karena-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Juga shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari jurang kegelapan menuju kecerahan dengan hadirnya
Islam.
Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber referensi dan pengarahan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua
pihak yang membaca.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………....
BAB I
PENDAHUlUAN
A. Latar Belakang
Supervisi akademik pendidikan agama Islam sangat penting dilakukan untuk menjamin berjalannya
proses pembelajaran pendidikan agama Islam sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu pelaksanaan supervisi yang efektif harus diupayakan untuk meningkatkan kinerja guru
pendidikan agama Islam sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran, Pengawas Pendidikan Agama
Islam yang selanjutnya disebut Pengawas PAI adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam
jabatan fungsional pengawas
pendidikan agama Islam yang tugas, tanggung jawab dan wewenangnya melakukan pengawasan
penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada sekolah.
Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan dan cara kerja yang
efisien dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja guru
PAI. Pengawasan dan pengendalian pengajaran adalah upaya agar pelaksanaan pembelajaran lebih
terarah dan merupakan tindakan preventif untuk mencegah adanya penyimpangan serta kehati-hatian
dalam melaksanakan tugas pengajaran,sisi lain pengalaman menunjukkan sistem supervisi dan
penilaian guru cenderung bersifat pemeriksaan administratif sebagai pegawai ketimbang sebagai
guru.
Kinerja guru lebih banyak dinilai dari aspek administratif, sedangkan penilaian sebagai fungsional
bersifat pedagogis kurang mendapat perhatian,Penilaian dan pengawasan yang terlalu administratif
tidak memberikan motivasi bagi para guru untuk melaksanakan tugas pedagogisnya. Oleh karena itu
guru membutuhkan supervisi dan pembimbingan untuk mewujudkan kinerja profesionalnya secara
lebih efektif.
Supervisi juga masih sering disamakan dengan pekerjaan mengawasi daripada sebagai ide
pengalaman. Guru cenderung menjadi resah dan takut apabila mereka diawasi, sehingga kebanyakan
guru tidak suka disupervisi walaupun hal itu merupakan bagian proses pendidikan, Secara bahasa
supervisi berasal dari kata supervision yang berarti pengawasan. Dalam organisasi pendidikan istilah
supervisi sudah lama dikenal,dan dibicarakan, yang maknanya sebagai pelayanan yang berorientasi
kepada perbaikan pengajaran,Kegiatan supervisi menaruh perhatian pada usaha mengembangkan
kegiatan belajar mengajar dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhinya seperti,
guru, murid, kurikulum, alat dan buku-buku pengajaran serta kondisi lingkungan sosial dan fisik yang
mempengaruhi
proses belajar mengajar,Supervisi dilakukan untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan
pekerjaan atau kegiatan telah dilakukan sesuai dengan rencana semula,Kegiatan pengawasan pada
dasarnya membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Supervisi Pendidikan adalah kegiatan atau aktivitas yang menentukan kondisi atau syarat yang
esensial, yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Orientasi supervisi dapat
dikatakan sebagai proses pembantuan. Pembantuan disini diartikan sebagai pembantuan
dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik.
Kegiatan supervisi tertuju pada perkembangan guru-guru dan personel sekolah lainnya dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan yang dilakukan melalui dorongan, bimbingan dan
pemberian kesempatan. Adapun ayat yang berkaitan tentang supervisi pendidikan adalah
Surah As-Sajdah ayat: 5.
ُيَدِّبُر اَأْلْمَر ِم َن الَّس َم اِء ِإَلى اَأْلْر ِض ُثَّم َيْعُرُج ِإَلْيِه ِفي َيْو ٍم َك اَن ِم ْقَداُر ُه َأْلَف َس َنٍة ِمَّم ا َتُع ُّد وَن
Artinya: "Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu."
Adapun kandungan ayat dari surah Al-Sajadah ayat: 5 di atas menjelaskan bahwa Allah Swt
adalah pengatur alam raya ini. Allah Swt menciptakan manusia dibumi untuk dijadikan sebagai
khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelolah bumi dengan sebaik-baiknya
sebagaimana Allah mengatur alam raya ini. Berdasarkan ayat diatas jika dikaitkan dengan
supervisi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang pemimpin atau kepala sekolah yang
berperan sebagai pelaksana dari supervisi pendidikan harus memberikan pengarahan kepada
bawahannya yaitu guru serta pemberian serangkaian usaha bantuan kepada guru dalam
bentuk layanan profesional yang di berikan guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar
mengajar.
Supervisi bermula diterapkan pada supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi,
mengawasi dalam artian mencari kesalahan dan menemukan kesalahan dengan tujuan untuk
diperbaiki. Perilaku supervisi yang tradisional ini disebut snooper vision, yaitu tugas memata-
matai untuk menemukan kesalahan. Pengertian tersebut menyebabkan guru-guru menjadi
khawatir/cemas dan mereka bekerja dengan tidak optimal karena takut dipersalahkan.
Kemudian berkembang supervisi yang bersifat ilmiah, yang memiliki ciri-ciri yaitu:
1. Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berancana, dan kontinyu.
2. Objektif dalam pengertian ada data yang didapat berdasarkan Observasi nyata bukan
berdasarkan tafsiran pribadi.
3. Menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik
untuk mengadakan penilaian terhadap proses pembelajaran di kelas.
Perencanaan merupakan bagian terpenting dalam segala hal, khususnya pada manajemen
pendidikan,Demikian pula pada perencanaan supervisi akademik, hal ini sangat diperlukan di awal
sebelum dilakukannya pelaksanaan supervisi akademik Supervisi akademik atau biasa disebut pra
observasi merupakan pertemuan yang dilakukan oleh guru dan supervisor sebelum dilakukannya
pelaksanaan supervisi.
Dalam hal ini perencanaan supervisi penting dilakukan untuk membahas hal-hal yang
berkaitan dengan materi ajar, strategi pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi hasil
belajar,Menurut Prasojo dan Sudiyono hal-hal yang terkait dalam perencanaan supervisi akademik
meliputi penyusunan program supervisi dan persiapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan supervisi.
Penyusunan program supervisi merupakan program tahunan atau semester yang diadakan oleh
supervisor untuk melakukan supervisi kepada guru,Penyusunan program supervisi akademik
haruslah terjadwal, agar dalam pelaksanaannya tidak ditemukan kendala waktu dan sumber daya
manusia yang ada. Dan dalam tahap persiapan meliputi instrumen supervisi
yang telah disepakati antara guru dengan supervisor, materi, dan catatan bagi supervisor
Sesuai dengan Kemendiknas (2010) menjelaskan bahwa perencanaan supervisi akademik merupakan
proses penyusunan dokumen sebelum dilaksanakannya supervisi, bentuk usaha dalam membantu
guru dalam meningkatkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran
Dengan begitu, perencanaan supervisi akademik perlu dilakukan sebagai langkah awal dalam
melaksanakan supervisi akademik, agar supervisi akademik dapat berjalan secara efektif dan efisien
serta mencapai tujuan yang diinginkan.
Supervisi akademik adalah supervisi yang memusatkan perhatian secara penuh terhadap bidang
akademik, dengan kata lain yang menjadi garapannya adalah proses pembelajaran dan segala hal yang
bersangkut-paut dengannya secara langsung.
Hendaknya dilakukan pelaporan pada pihak-pihak terkait setelah selesai supervisi dilakukan.
Suatu pekerjaan agar dapat dilakukan secara baik, terarah, dan menghasilkan hasil yang
optimal maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip dalam melakukan pekerjaan itu. Demikian juga
dengan pelaksanaan supervisi akademik di madrasah atau supervisi secara umum, perlu
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut (Sahertian, 2000 : 20)
Demokrasi, artinya supervisi dilaksanakan dalam suasana keakraban antara supervisor dengan guru,
menjunjung tinggi prinsip saling menghormati, bersifat kekeluargaan dan kesederajatan bukan antara
bawahan dengan atasan melalui musyawarah dialogis sehingga guru dengan leluasa dapat
mengembangkan dirinya..
Dalam melaksanakan supervisi akademik Pengawas sekolah tidak serta merta mendapat respon yang
baik,Hambatan yang dialami oleh pengawas sekolah adalah: a).masih adanya kesan bahwa
pelaksanaan supervisi akademik adalah untuk mencari kesalahan guru, b). karena guru kelasnya
hanya ada 2 orang dan merangkap mengajar pada jam yang sama di dua kelas berbeda sehingga untuk
mengamati proses pembelajaran secara utuh tidak mudah.
Solusi untuk mengatasi hambatan yang pertama adalah sebelum melaksanakan supervisi akademik,
pengawas sekolah harus menjelaskan terlebih dahulu kepada guru kelas maksud dan tujuan
dilakukannya supervisi akademik, sehingga guru kelas tidak apriori terhadap kehadiran pengawas
sekolah di kelas,Sedangkan untuk mengatasi hambatan kedua, meminta kepada guru kelas untuk
memberikan tugas kepada siswa di kelas lain sewaktu guru kelas tersebut sedang dijadikan sasaran
dalam supervisi akademik.
Hambatan yang utama dalam pemanfaatan media CD interaktif adalah keterampilan guru IPA yang
masih rendah, hambatan lain yang timbul adalah banyaknya waktu yang harus disisihkan oleh guru
untuk belajar komputer dan belajar mengoperasikan media CD
interaktif,Hambatan lain bahwa media yang diperlukan guru IPA tidak selamanya tersedia di sekolah.
Lembaga pendidikan sekolah dasar yang baik memerlukan guru yang berkualitas dan kepala sekolah
yang profesional. Guru yang berkualitas adalah guru yang dapat menjalankan tugas, peran dan
fungsinya. Kenyataannya, sebagian guru yang telah lama melaksanakan tugas sebagai pengajar,
menganggap pekerjaan mengajar hanya sebagai kegiatan rutinitas saja. Sehingga metode yang
digunakan miskin dengan variasi yang dapat mendorong peserta didiknya belajar lebih bergairah.
Kondisi seperti dapat menyebabkan situasi belajar di kelasnya gersang dan membosankan, layanan
belajar yang diterima peserta didik menjadi tidak bermutu. Proses pembelajaran seperti ini akan
menghasilkan lulusan dan sumberdaya manusia yang tidak bermutu, maka dampaknya adalah daya
saing bangsa menjadi rendah dan kualitas kesejahteraan bangsa ini menjadi rendah pula.
guru tidak hanya sekedar mengajar dan memberikan materi kepada peserta didik, akan tetapi seorang
guru harus memahami tentang suatu pengetahuan yang mendasar dalam
melaksanakan pembelajaran guna meningkatkan kompetensi peserta didik, Guru profesional harus
mampu mendorong peserta didik agar mampu mengoptimalkan potensinya guna mencapai prestasi
yang maksimal.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 14 tahun 2005 Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai tenaga profesional, guru sangat
berperan pada keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Keberhasilan peserta didik
ditentukan pula pada saat mengikuti pembelajaran,Dengan begitu, diperlukannya guru profesional
guna menunjang peningkatan kualitas dari pendidikan itu sendiri, melalui proses pembelajaran yang
tidak terfokus pada sekadar penyampaian materi, melainkan juga berdampak pada perubahan
perilaku dan pengetahuan peserta didik.
Dengan begitu, guru yang profesional harus memiliki kinerja yang baik dan sesuai dengan
standar pendidikan. Guru profesional harus memiliki kemampuan dan kecakapan yang dilandasi suatu
pengetahuan, perilaku, dan skill motivation untuk mencapai tujuan pendidikan
secara maksimal.
Berdasarkan kajian literatur dari beberapa jurnal yang telah dianalisis, untuk meningkatkan
profesionalisme guru melalui supervisi akademik yang didukung penelitian oleh Ekowati (2012),
Irmawati (2010), Rahabav (2016), Mette et al (2015), dan Bahri(2014) menyatakan bahwa
implementasi supervisi akademik yang efektif dapat meningkatkan profesionalisme
guru. Implementasi supervisi akademik harus diperhatikan agar tujuan dari supervisi dapat
tercapai, yaitu untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Dalam melaksanakan supervisi akademik terdapat beberapa hambatan.Hambatan yang dialami oleh
pengawas sekolah adalah bersumber dari guru kelas, Guru kelas yang menjadi sasaran penelitian
adalah guru baru yang belum memiliki pengalaman mengajar dan masih ada kesan bahwa kegiatan
supervisi akademik masih merupakan hal yang dianggap mencari kesalahan guru mengajar,Oleh sebab
itu, pengawas sekolah harus menjelaskan terlebih dahulu kepada guru kelas maksud dan tujuan
dilakukannya supervisi akademik, sehingga guru kelas tidak apriori terhadap kehadiran pengawas
sekolah di kelas.
Selanjutnya bagi guru yang menjadi sasaran penelitian, juga mengalami hambatan dalam
melaksanakan proses pembelajaran,Pada umumnya hambatan yang dialami adalah belum ter biasanya
mereka menggunakan CD interaktif,Untuk menguasai pengoperasiaan CD interaktif, guru harus
mengajarkan komputer pada jam-jam tertentu di mana mereka tidak
masuk kelas.
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik jika dalam prakteknya selalu diawasi, dilihat, di
monitor, dinilai dan diarahkan oleh pengawas sekolah. Kekeliruan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran harus segera diperbaiki. Tugas pengawas antara lain mengadakan pembinaan kepada
sekolah binaannya, dan ini merupakan suatu keharusan yang dilakukan pengawas satuan pendidikan.
Menurut Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 dinyatakan bahwa "Ruang lingkup tugas Pengawas
satuan Pendidikan adalah melaksanakan supervisi manajerial dan supervisi akademik, Pengawas tidak
akan dapat melaksanakan pembinaan terhadap sekolah binaan sepanjang pengawas belum melakukan
supervisi. Dari hasil supervisi akademik tersebut, selanjutnya pengawas membuat program
perencanaan supervisi. Dalam melaksanakan pembinaan, pengawas dapat melaksanakannya baik
secara individual maupun secara bersama-sama tergantung dari urgensi permasalahannya.
Proses evaluasi merupakan proses yang sangat penting. Dapat dikatakan bahwa tidak ada bimbingan
efektif tanpa proses evaluasi. Evaluasi adalah suatu tindakan pengujian terhadap manfaat (worth),
kualitas, kebermaknaan, jumlah, kadar atau tingkat, tekanan atau kondisi dari beberapa perbandingan
situasi, (hasil evaluasi dari beberapa situasi yang sama yang digunakan sebagai standar
perbandingan), yang kualitasnya telah diketahui dengan baik.
Evaluasi dalam pendidikan adalah bantuan yang berkesinambungan untuk membantu guru dalam
menjalankan proses pembelajaran yang di embannya. Evaluasi supervisi pada dasarnya lebih
menekankan kepada upaya bagaimana menganalisa para guru dalam rangka memperbaiki kinerjanya
yang masih kurang serta pemecahan
Dalam Evaluasi supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan untuk memperbaiki segala hal
yang kurang dari kinerja guru di sekolah baik secara akademis ataupun tingkah laku keaktivan.
Evaluasi supervisi akademik adalah proses penilaian dan analisis kinerja seorang supervisor akademik
dalam mendukung perkembangan dan keberhasilan seorang guru atau dosen dalam konteks
pendidikan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran, serta
membantu guru atau dosen dalam mencapai potensinya. Evaluasi supervisi akademik dilakukan oleh
kepala sekolah dengan berbagai cara, jika evaluasi yang akan disampaikan secara bersamaan atau
kepada banyak guru, maka evaluasi dilakukan secara kelompok atau diadakan rapat pada akhir bulan
atau akhir semester, jika evaluasi hanya beberapa orang guru saja maka evaluasi dilakukan secara
perorangan saja.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa pengelolaan supervisi
akademik dilakukan secara teratur dan keberlanjutan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah. Selain kepala satuan pendidikan pengawasan dan evaluasi secara teratur dan
terpantau dapat dilakukan oleh pihak lain misalnya guru yang lebih senior di sekolah. Bentuk
pengawasan dan evaluasi supervisi akademik tidak sekedar kontrol untuk melihat apakah
pelaksanaan kegiatan telah dilakukan sesuai dengan rencana, namun harus memikirkan jangka
panjang dari tindak lanjut yang sudah dilakukan. Oleh karena itu untuk memaksimalkan kegiatan
pengawasan dan evaluasi supervisi akademik diperlukan rancangan tindak lanjut yang nyata yang
harus dilakukan oleh kepala satuan pendidikan yang sekaligus sebagai supervisor jalannya supervisi
di sekolah
1. Tujuan Utama: Evaluasi supervisi akademik bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan
pembelajaran di lingkungan pendidikan. Ini bukan hanya tentang menilai guru atau dosen, tetapi juga
membantu mereka tumbuh dan berkembang.
3. Umpan Balik Konstruktif: Umpan balik yang diberikan oleh supervisor haruslah konstruktif dan
berfokus pada upaya perbaikan. Ini dapat berupa saran praktis tentang cara meningkatkan metode
pengajaran atau strategi pembelajaran.
6. Keragaman Pendekatan: Pendekatan evaluasi supervisi akademik dapat bervariasi. Ini bisa
mencakup pengamatan kelas langsung, analisis portofolio, wawancara, atau penggunaan instrumen
penilaian khusus.
7. Keadilan dan Transparansi: Evaluasi harus dilakukan dengan adil dan transparan. Guru atau dosen
harus memiliki pemahaman yang jelas tentang kriteria penilaian dan proses evaluasi.
8. Perbaikan Sistem: Hasil dari evaluasi supervisi akademik juga dapat digunakan untuk meningkatkan
sistem pendidikan secara keseluruhan. Ini dapat membantu sekolah atau lembaga pendidikan dalam
merancang program pengembangan staf yang lebih efektif.
9. Kepatuhan dan Akuntabilitas: Evaluasi supervisi akademik juga dapat digunakan untuk memastikan
bahwa guru atau dosen mematuhi standar dan pedoman pendidikan yang berlaku. Ini penting untuk
menjaga akuntabilitas dalam pendidikan.
Evaluasi supervisi akademik yang baik dapat berkontribusi secara signifikan terhadap perbaikan mutu
pendidikan dan perkembangan profesional para pendidik. Dalam hal ini, komunikasi terbuka,
kepercayaan, dan kerja sama antara supervisor dan guru atau dosen sangat penting.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi Pendidikan adalah kegiatan atau aktivitas yang menentukan kondisi atau syarat yang
esensial, yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Teknik-teknik supervisi
akademik meliputi dua macam, yaitu individual dan kelompok. Teknik supervisi individual adalah
pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Salah satu teknik supervisi individual yaitu
kunjungan kelas. Teknik supervisi kelompok adalah salah satu cara melaksanakan program supervisi
yang dilakukan terhadap lebih dari satu orang guru. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis
kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan yang sama dikelompokkan atau
dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian mereka diberikan layanan supervisi sesuai
dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi.
Perencanaan supervisi penting dilakukan untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan materi ajar,
strategi pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Selanjutnya Evaluasi supervisi
akademik yaitu proses penilaian dan analisis kinerja seorang supervisor akademik dalam mendukung
perkembangan dan keberhasilan seorang guru atau dosen dalam konteks pendidikan. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran, serta membantu guru atau dosen
dalam mencapai potensinya.
B. Saran
Kami sangat menyadari bahwa masih banyaknya kesalahan dalam penulisan makalah ini, maka oleh
karena itu untuk para pembaca dimohon untuk memberikan saran dan kritik yang membangun, agar
pembuatan makalah selanjutnya jauh lebih baik. Kami ucapkan terima kasih atas kritik dan
sarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Nuraima. Analisis Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Madrasah. Diakses pada
tanggal 22 September 2023 dari https://books.google.co.id/books?
id=1s2ZEAAAQBAJ&pg=PA42&dq=evaluasi+supervisi+akademik+adalah&hl=id&newb
ks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwi8ksT1o76BA
xU7SmwGHQjnBcwQ6wF6BAgGEAU#v=onepage&q=evaluasi%20supervisi
%20akademik%20adalah&f=false
Joko Sulistiyono, Meningkatkan Kedisiplinan Mengajar Guru Melalui Supervisi Akademik
Teknik Individual, (Lombok Tengah, NTB: Pusat Pengembangan Pendidikan dan
Penulisan Indonesia, 2022)
Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan (Yogyakarta: Penerbit Gava Media,
2015)
Maryanti. 2023. Supervisi Akademik Teknik Coaching Peningkst Guru Dalam Pembelajaran Di
Kelas. Lombok: Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia.
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012)
Prasojo, L. & Sudiyono. 2015. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media.
Nyoman Sudiana, S.Pd., M.Pd, Supervisi Akademik Dalam Meningkatkan Kompetensi
Guru(Teori Dan Praktik), (Indramayu : Penerbit Adab, 2023
Utama, H. B. 2020. Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru.
https://doi.org/10.31227/osf.io/9