Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH
SISTEM PERTANIAN TERPADU
Dosen Pengampu : drh. Tika Fitria Wulan Afrilia, M.Si

Kelompok 3
Nama Anggota :

1. Jefri Purnama (2054231003)


2. M. Imam Muchlisin (2054231004)
3. Puji Rahayu (2054231010)
4. M. Khoirul Anam (2054231011)
5. M. Bahaul Ma’mun (2054231017)
6. M. Ainul Yaqin (2054231024)
7. Ghea Chika Yeiputa (2054231027)
8. Prana Ma’munudin Zulfa (2054231031)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS ILMU EKSAKTA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kangkung (Ipomoea reptans Poir) merupakan tanaman yang tumbuh
dengan cepat dan memberikan hasil dalam waktu 25-30 hari sesudah
dilakukan penanaman. Tanaman kangkung biasa tumbuh sepanjang tahun
bisa ditemukan di dataran tinggi maupun dataran rendah khususnya kawasan
yang berair dengan suhu 20-30°C, selain itu kangkung juga cocok untuk
tanaman hidroponik (Aminah et al., 2020).
Ada dua jenis kangkung yang biasa dikonsumsi yaitu kangkung air
dan kangkung darat. Kangkung air mempunyai daun panjang dengan daun
agak tumpul berwarna hijau kelam biasa ditanam di pinggir kolam atau rawa-
rawa. Kangkung darat mempunyai daun yang panjang ujungnya yang runcing
biasanya ditanam di tempat yang agak kering.
Kangkung termasuk tumbuhan yang dapat tumbuh sepanjang tahun.
Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau panjang. Apabila
kangkung ditanam di tempat yang terjaga dan terlindung dari kelebihan panas
akan membuat daun menjadi bagus dan lemas disukai konsumen. Selain itu,
kangkung memiliki manfaat sebagai sumber vitamin A, mineral, dan berguna
untuk menjaga kesehatan mata, anti radang, mencegah diabetes, melawan
kerusakan hati, dan mencegah dehidrasi.
Media yang digunakan dalam penanaman kangkung secara hidroponik
biasanya menggunakan air saja, namun dapat juga ditambah dengan arang
sekam sebagai campuran. Arang sekam memiliki fungsi mengikat logam
berat. Selain itu sekam padi bakar dapat mempermudah akar tanaman dalam
menyerap air serta unsur hara. Keuntungan dari menggunakan arang sekam
ialah tanaman dapat tumbuh dengan baik, steril, dapat membantu
pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi (Yasi & Lestari, 2020).
Teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya
perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan sayuran untuk pemenuhan
nutrisi pada manusia. Disamping itu saat ini marak adanya alih fungsi lahan
dari lahan pertanian produktif menjadi lahan terbangun. Alih fungsi lahan
menjadi lahan terbangun menyebabkan berkurangnya lahan pertanian
produktif. Didasarkan hal tersebut, pola tanam hidroponik menjadi salah satu
alternatif yang baik. Hidroponik merupakan metode yang sangat cocok
digunakan, karena hal tersebut dapat untuk mengurangi (1) kebutuhan air, (2)
risiko makanan yang tidak sehat, (3) pencemaran lingkungan (Waluyo et al.,
2021).
Metode penanaman hidroponik memiliki berbagai macam
keunggulan, yaitu pertumbuhan tanaman dapat di kontrol, tanaman dapat
berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, tanaman jarang
terserang hama penyakit karena terlindungi, pemberian air irigasi dan larutan
hara lebih efisien dan efektif, dapat diusahakan terus menerus tanpa
tergantung oleh musim, dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit
(Waluyo et al., 2021).

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Bagaimana pertumbuhan kangkung darat yang ditanam menggunakan
media arang sekam ?
1.2.2 Apa faktor penghambat pertumbuhan kangkung hidroponik dengan
media arang sekam ?
1.2.3 Apa yang menjadi perusak tanaman kangkung hidroponik dengan
media arang sekam ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pertumbuhan kangkung darat yang ditanam dengan
sistem hidroponik menggunakan media arang sekam.
1.3.2 Mengetahui faktor penghambat pertumbuhan kangkung hidroponik
media arang sekam.
1.3.3 Mengetahui perusak tanaman kangkung hidroponik media arang
sekam.

1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah ilmu pengetahuan tentang penanaman kangkung
hidroponik media arang sekam.
1.4.2 Menyelesaikan tugas praktikum mata kuliah Sistem Pertanian
Terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tanaman kangkung


darat merupakan tanaman yang cukup mudah. Kangkung dikenal dengan tanaman
yang memiliki biaya perawatan minim. Penanaman kangkung secara hidroponik
memerlukan media, bibit kangkung yang bagus, dan perlu jumlah air yang cukup
agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada pengamatan yang
dilakukan, kangkung ditanam menggunakan media arang sekam yang telah
dibakar.
Sekam bakar merupakan media tanam yang porous dan steril yang dapat
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah serta melindungi tanaman. Sekam padi
memiliki aerasi dan drainasi yang baik, tetapi masih mengandung organisme-
organisme patogen atau organisme yang dapat menghambat pertumbuhan
tanaman. Oleh karena itu, sebelum menggunakan sekam sebagai media tanam,
maka untuk menghancurkan patogen sekam tersebut dibakar terlebih dahulu.
(Gustia, 2013).

2.1 Tempat dan Waktu


Tempat: Kampus 2 Universitas Nahdlatul Ulama Blitar
Alamat: RT 03/ RW 01, Poluhan, Kendalrejo, Kecamatan Srengat,
Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur
Waktu: 19 November 2022

2.2 Alat dan Bahan


1. Timba bekas cat
2. Marang/besek plastik
3. Sekop mini
4. Sekam bakar
5. Biji kangkung
6. Air

2.3 Langkah-Langkah Budidaya Tanaman Kangkung Darat Sistem


Hidroponik Menggunakan Wadah Bekas Cat dan Marang Plastik
dengan Media Sekam Bakar
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Isi marang dengan sekam bakar
3. Isi timba cat dengan air
4. Masukkan marang berisi sekam bakar kedalam timba cat sampai
menyentuh air
5. Taburkan biji kangkung secukupnya
6. Tunggu sampai tumbuh dan hindarkan dari sinar matahari langsung.
2.4 Tabel Hasil Pengamatan

Minggu Gambar Panjang Keterangan


Ke- Batang Daun Batang Daun Batang Daun
Pada minggu Pada
pertama, minggu
1 ujung batang pertama,
terbelah daun
2,5 menjadi dua, sudah
1 cm
cm sehingga mulai
terdapat terlepas
percabangan dari
selubung
kulit biji
Warna Daun
batang hijau berwarna
muda dengan hijau
panjang 4 cm muda
4,3 dengan
4 cm
2 cm panjang
4,3 cm

Pada minggu Daun


ketiga ini mulai
tinggi bertambah
tanaman banyak
mencapai 16 dengan
cm dan panjang 7
3 16 cm 7 cm percabangan cm dan
daun warna
semakin daun
banyak mulai
berubah
kekuninga
n
Pada minggu Pada
keempat ini minggu
tinggi keempat
tanaman ini daun
9,5 mencapai 20 banyak
4 20 cm
cm cm yang
berlubang
karena
dimakan
ulat
Berdasarkan hasil pengamatan budidaya kangkung darat sistem hidroponik
menggunakan wadah bekas cat dan marang plastik dengan media sekam bakar
selama empat minggu diketahui bahwa pada pengamatan minggu pertama
tanaman kangkung darat tinggi batang 1 cm dan panjang daun 2,5 cm. Ujung
batang terbelah menjadi dua sehingga terdapat percabangan sedangkan daunnya
sudah mulai terlepas dari selubung kulit biji. Pada minggu kedua tinggi batang
mencapai 4 cm dan panjang daun 4,3 cm. Ujung batang tanaman semakin terbuka
lebar dan ditengah-tengah percabangan tersebut sudah mulai tumbuh daun baru
dan daunnya berwarna hijau muda. Pada minggu ketiga tinggi batang 16 cm
dengan panjang daun 7 cm. Batangnya semakin tinggi dan daun semakin banyak.
Warna daunnya sudah mulai berubah warna agak menguning. Hal tersebut bisa
terjadi karena kurangnya cahaya matahari. Pada minggu keempat tinggi batang 20
cm dan panjang daun 9,5 cm. Tanaman kangkung pada minggu keempat ini
banyak yang berlubang karena dimakan ulat.
Tinggi batang dan panjang daun pada tanaman kangkung mengalami
peningkatan tinggi signifikan pada minggu ketiga. Batang tanaman berwarna hijau
serta akarnya panjang terlihat kuat dan kokoh. Namun warna daun mulai berubah
agak menguning, dikarenakan kurangnya cahaya matahari dan tanaman terlau
rapat.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kangkung darat sistem hidroponik dengan media sekam bakar yaitu, kurangnya
cahaya matahari yang dapat mengganggu proses fotosintesis sehingga warna daun
berubah agak menguning. Kemudian ada faktor kurangnya nutrisi yang
disebabkan terlau banyak kalsium di dalam air atau kekurangan nitrogen.
Sehingga pertumbuhan kangkung darat dapat terganggu. Kerapatan tanaman juga
menjadi faktor yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman kagkung darat.
Selain itu, terdapat hewan yang dapat merusak tanaman kangkung darat ini yaitu
ulat. Ulat memakan daun-daun dan batang tanaman. Pada minggu keempat
ditemui banyak ulat yang sudah memakan daun-daun tanaman kangkung darat.
Sehingga, daun tanaman kangkung banyak yang berlubang bahkan ada yang
tinggal tersisa tulang daunnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan budidaya kangkung darat sistem
hidroponik menggunakan wadah bekas cat dan marang plastik dengan
media sekam bakar selama empat minggu diketahui bahwa pada
pengamatan minggu pertama sampai minggu ke empat . Tinggi batang dan
panjang daun pada tanaman kangkung mengalami peningkatan tinggi
signifikan pada minggu ketiga. Batang tanaman berwarna hijau serta
akarnya panjang terlihat kuat dan kokoh. Namun warna daun mulai berubah
agak menguning, dikarenakan kurangnya cahaya matahari dan tanaman
terlau rapat, Tanaman kangkung pada minggu keempat ini banyak yang
berlubang karena dimakan ulat.

3.2. Saran
Perlu adanya sinar matahari dan nutrisi yang cukup untuk menjaga
pertumbuhan tanaman kangkung darat. Kemudian perlu menjaga kerapatan
antar tanaman kangkung agar pertumbuhan maksimal. Selain itu perlu
adanya pencegahan dan pembasmian hama yang terdapat pada tanaman
kangkung darat terutama hama ulat.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, I. S., Rosmiah, R., Hawalid, H., Yuningsih, L., & Helmizuryani, H.
(2020). PENYULUHAN BUDIDAYA TANAMAN SAYUR KANGKUNG
(Ipomoea reptans) MELALUI SISTEM HIDROPONIK DI KELURAHAN
ALANG-ALANG LEBAR KOTA PALEMBANG. Altifani: International
Journal of Community Engagement, 1(1).
https://doi.org/10.32502/altifani.v1i1.3010
Gustia, H. (2013). Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Sawi. E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan, 1(1), 12–17.
Waluyo, M. R., Nurfajriah, Mariati, F. R. I., & Rohman, Q. A. H. H. (2021).
Pemanfaatan Hidroponik Sebagai Sarana Pemanfaatan Lahan Terbatas Bagi
Karang Taruna Desa Limo. Ikraith-Abdimas, 4(1), 61–64.
https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-ABDIMAS/article/downlo
ad/881/669
Yasi, R. M., & Lestari, R. F. (2020). Potentials of Grinting Grass (Cynodon
dactylon l.) For Biopesticides On Sitophylus Zeamais Motsch Mortality.
Journal of Agromedicine and Medical Sciences, 6(1), 37.
https://doi.org/10.19184/ams.v6i1.15618

Anda mungkin juga menyukai