Anda di halaman 1dari 17

Hadits Kepedulian Sosial

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Ulumul Hadits”


Dosen Pengampu: Dr. H. Masraf, M. Ag

Disusun Oleh:
KELOMPOK 12

Sri Mulyani (22.01.00.048)


Ilham Maulana (22.01.00.037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL HIKMAH

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-MAHBUBIYAH

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat serta anugerahnya kepada kita semua, sehingga kita semua
masih diberi kesehatan dan nikmat yang tidak ada habisnya ini. Sholawat dan salam
tak lupa kita hanturkan kepada junjungan nabi kita, Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga ke zaman
terang benderang ini.

Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah
ada. Namun, hanya lebih mendalami pendekatan pada materi atau membandingkan
beberapa materi yang sama dari berbagai referensi, yang bisa memberikan
tambahan pada hal yang terkait dengan “HADITS KEPEDULIAN SOSIAL” Terima
kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. H. Masraf, M. Ag selaku dosen dari mata
kuliah pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang telah memberikan tugas ini kepada
kami, sehingga dengan diberikannya tugas ini, kami dapat menambah pengetahuan
serta wawasan kami terhadap mata kuliah pembelajaran Ulumul Hadits.

Terima kasih kami ucapkan pula kepada teman-teman sekalian yang telah
berpartisipasi, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan batas
waktu yang telah ditentukan.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih
banyak kekurangannya baik dari segi penyusunan, bahasa, kata, maupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat terbuka bila ada yang ingin memberikan
saran dan kritik dari semua pihak, agar pembuatan makalah ini bisa lebih baik lagi
kedepannya.

Jakarta, 2023

penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1-2
C. Tujuan Makalah..................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepedulian sosial .................................................................. 3
B. Kepedulian Sosial dalam Prespektif Hadits ....................................... 3-5
C. Ruang Lingkup Kepedulian Sosial dalam Prespektif Hadits ............ 5-11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Nabi saw. diutus oleh Allah swt. untuk membawa ajaran Islam dengan
mengajarkan tiga aspek, yaitu; aspek intelektual/keyakinan, aspek ritual, dan aspek
sosial. Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan manusia, karena kalau dipisahkan akan mengurangi
kesempurnaan iman seseorang. Kesatuan tersebut adalah kesatuan antara urusan
dunia dan akhirat, kesatuan kemanusiaan, dan kesatuan kepribadian manusia dan
lainnya. 1

Manusia sebagai makhluk sosial dapat dipahami bahwa manusia


membutuhkan kerja sama antara satu dan yang lainnya dalam kehidupannya. Setiap
individu dapat dibedakan dari segi keyakinan dan agama yang dianut, dari segi etnis
dan geografis, dari segi prinsip politik, dari segi kepentingan ekonomi, dari segi
pola pikir, pandangan hidup (ideologi) dan adat istiadat, dan sebagainya.

Dalam kaitan ini al-Qur’an menegaskan bahwa manusia diciptakan hidup


berkelompok agar mereka saling kenal-mengenal (QS. al-Hujurat/49: 13), dan
manusia diciptakan dalam keadaan lemah (QS. al-Nisa’/4: 28). Oleh karena itu
manusia diperintahkan oleh Allah saw. untuk membentuk kerja sama dalam
kebaikan dan takwa (QS. al-Maidah/5: 2), dengan menjalin hubungan silaturahim
(QS. al-Nisa/4: 1) serta tali (perjanjian) dengan sesama manusia (QS. Ali Imran/3:
112), dan Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri (QS. al-Nisa’/4: 36).

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Dari Kepedulian Sosial ?


2. Bagaimanakah Kepedulian Sosial dalam Prespektif Hadits?

1
Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Cet.II, Vol. 7 (Jakarta: Lentera Hati,
2004). h. 54

1
2

3. Bagaimakah cangkupan/Ruang lingkup kepedulian sosial dalam Prespektif


Hadist?
C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari kepedulian sosial
2. Menganalisis kepedulian sosial dalam Prespektif hadist
3. Menjelaskan hal yang menjadi ruang ringkup kepedulian sosial dalam prespektif
hadis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kepedulian Sosial


Kata “kepedulian” berasal dari kata “peduli” berarti mengindahkan,
memperhatikan, menghiraukan. 2 Kemudian kata tersebut ditambah awal ke dan
akhiran an, menjadi kepedulian. Kata “kepedulian” dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia diartikan dengan dua pengertian; pertama, perihal sangat peduli; dan
kedua, sangat mengindahkan (memperhatikan). 3

Sedangkan kata “sosial” dalam kamus tersebut juga diartikan dengan dua
pengertian; pertama, berkenaan dengan masyarakat; dan kedua, suka
memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma).4

Dari pengertian dua kata di atas, maka pemakalah dapat menyimpulkan


bahwa secara leksikal kepedulian sosial dapat diartikan sebagai sebuah sikap
seseorang dalam memperhatikan (mengindahkan) sesuatu yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat. Sedangkan pengertian secara umum yang disebut dengan
kepedulian sosial adalah suatu sikap yang dimiliki setiap individu, kelompok atau
organisasi untuk memperhatikan orang lain, komunitas dan lingkungan sosialnya.
Kepedulian itu bertujuan untuk memenuhi atau meningkatkan kebutuhan hidup
individu atau komunitas serta menjaga dan memelihara lingkungan demi
kemaslahatan bersama.

B. Kepedulian Sosial Dalam Prespektif Hadits

Ada beberapa hadis Nabi saw. yang dapat dijadikan petunjuk, dasar dan
contoh bagi setiap muslim untuk senantiasa peduli terhadap sesama manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan dan lingkungan, di antaranya:

‫َننبَل‬‫َننبَلا‬‫نننَ قلا‬‫َننبْنلا نن نلَ ق‬


‫اا‬ ‫َننالنُّع‬
‫ْم‬ ‫ع‬
‫َلَ َنن ُل‬
ُ‫َسَننا‬
‫نلم‬َ‫انن‬ََ‫َا‬
‫َنناهلنُِلع‬ ‫َسُننُُلنِنلل‬‫ر‬

2
Kbbi V Offline (apk).
3
Ibid.
4
Ibid.

3
4

‫ال‬
ُ‫نن‬ ََ
‫هننن َن ُا‬‫الم‬ُ‫ن‬
‫نر‬َ‫َن‬
ُ‫هننن‬ َ‫نَ َل ننننال‬
‫ا نع‬
ِ‫ُننن‬ ‫ا‬
‫نُّا‬
‫َنلنشاننن ََهل‬
‫نذ‬ ‫الَ َننن ُ ا‬
‫لنُّ َ َننننلل‬ ُ‫نن‬ُِِ‫َنننب‬
‫هم‬ََ
‫م‬
‫نُ ا‬
‫لنُّ َ َنننل‬ ‫ُلسَننبس‬ َ َ
َ‫هلُّنن‬‫هننَنع‬ َ‫دل‬
ُ‫انن‬
‫ُو‬ َ‫انن‬
‫ُلع‬ ‫نع‬
)ُ‫ُاهل(رمنهل ا‬ ‫َ ا‬
‫نُّح‬‫نبُّ َ نلم‬

Yang artinya: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling


mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh.
Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut
terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)."(H.R Muslim).5

Kepedulian yang diajarkan Nabi tidak hanya terbatas pada sesama manusia
melainkan juga pada makhluk lain, seperti binatang. Dalam sebuat riwayat
diceritakan bahwa ada seorang wanita pezina telah mendapatkan ampunan dari
Allah Azza wa Jalla, karena ia memberi minum pada seekor anjing yang hampir
mati kehausan. 6

Jika kita mencermati dan mencoba menganalisis hadits di atas maka dapat
kita jabarkan bahwasannya bnayk sekali turunan dari hadis di atas bahwakepedulian
sosial mencakup banyak dari hal hal yang dapat kita temukan dalam kehidupan
sehari hari.

Berikut beberapa ruang lingkup dari kepedulian sosial dalam prespektif hadits
hadits nabi yang dapat pemakalah jabarkan;

5
Di akses dari https://hadeethenc.com/id/browse/hadith/5439 pada 12 Juli 2023 pukul 14.22
WIB
6
Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw. bersabda: Ada seorang wanita pezina yang
diampuni dosanya disebabkan (memberi minum seekor anjing). Ketika dia berjalan ada seekor
anjing dekat sebuah sumur yang sedang menjulurkan lidahnya dalam kondisi hampir mati kehausan.
Wanita itu segera melepas sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya kemudian dia mengambil
air dari sumur itu. Karena perbuatannya itulah maka dia diampuni dosanya.
5

C. Ruang Lingkup Kepedulian Sosial dalam Prespektif Hadits

1. Kepedulian Sosial terhadap keluarga

‫ل‬ ‫لعع اننبل لاننب‬،‫عنن لن نن لعانن لرنننال‬


‫ل‬ ُ‫ن‬:‫لعاَنَلمسناُلل‬،‫للناهل‬،‫سامتلرسُ ل‬
‫ن ل‬
َ‫نن‬ ‫َع‬
ََ‫ن‬ ‫نِم لعن لر‬
‫ن‬ ‫نُل‬ ،‫َن‬
‫ق لمكا ن‬ ‫نُلر‬
‫«كا ن‬
،‫َن‬
‫قلعاننهل رنن ل‬ ،‫َن‬
‫ق لمنُّ نن لر‬ ‫منأل َنن لر‬
‫دلعانهل َنتلهم نبل‬ ٌ‫نَن‬
‫َنع‬
‫َََ لمنُّا ةلر‬
‫نِم لعن ل‬
‫ن‬ ‫نُل‬ ،َ
‫ق لمكا ن‬ ‫نُلرن‬
‫ممُّن ه ل ا ن‬
،‫َن‬
‫ق لمكا نُل‬ ‫لم نالُِّن ل«كا نُلر‬.»‫ن‬
‫نل‬
َ ‫َع‬
ََ‫ن‬ ‫ر‬
‫نِم ل‬
‫ن‬ ‫قلم‬،‫َن‬
‫نبولر‬
‫ن لنَ ن‬
َ‫نن‬ََ‫ن‬‫َع‬
‫نِم لعن لر‬ ‫ن‬
‫قل ننال راننَل‬،‫َن‬
‫ن لمنُّ نن لر‬َ‫ننن‬ ‫َع‬
ََ‫ن‬ ‫عنن لر‬
‫دل نال‬
ٌ‫نَن‬
‫َنع‬‫ن لمنُّان ةلر‬َ‫نن‬
ََ‫ن‬‫َع‬‫م ِم لع لر‬
‫نَننب ل‬ ‫َع‬
ََ‫ن‬ ‫ننِمٌُّلعنن لر‬ ‫ننبلم‬ ‫َننتلهم‬
‫نِم لعن ل‬ ،‫َن‬
‫قل ال نب لسنَ هلم‬ ‫منُّخبَولر‬
‫ن‬
‫نل‬
َ ‫َع‬
ََ‫ن‬ ‫قلم ِم لع لر‬،‫َن‬
‫ن ل ا ُلر‬َ‫ن‬ ‫َع‬
ََ‫ن‬ ‫ر‬

Artinya: (Hadis riwayat) dari Ibnu Umar dari Nabi saw, bahwa
beliau bersabda: "Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan
setiap kalian bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin yang memimpin manusia akan bertanggung
jawab atas rakyatnya, seorang laki-laki adalah pemimpin atas
keluarganya, dan dia bertanggung jawab atas mereka semua,
seorang wanita juga pemimpin atas rumah suaminya dan anak-
anaknya, dan dia bertanggung jawab atas mereka semua, seorang
6

budak adalah pemimpin atas harta tuannya, dan dia bertanggung


jawab atas harta tersebut. Jadi kalian semua adalah pemimpin, dan
kalian akan dimintakan pertanggungjawaban atas apa yang kalian
pimpin (HR. Bukhari dan Muslim).7

Menurut Mustafa Dib al-Buga bahwa salah satu hikmah dari hadis
Nabi tersebut adalah adanya penegasan bahwa sesungguhnya setiap individu
memiliki tanggung jawab, namun yang membedakan besar dan kecilnya
tanggung jawab itu adalah kedudukan setiap individu di dalam suatu
masyarakat.8 Oleh sebab itu, setiap anggota keluarga dituntut untuk saling
bertanggungjawab antara satu sama lain, sehingga akan melahirkan
kepedulian untuk saling membantu dalam keadaan susah, saling mengurus di
usia tua dan dalam keadaan sakit. Kepedulian dalam ruang lingkup keluarga
seperti ini tentu dapat meluas di luar lingkungan keluarga dengan bentuk
yang beraneka ragam, seperti lingkungan persahabatan atau pertemanan,
lingkungan tetangga dan lingkungan sosial lainnya.

2. Kepedulian Sosial terhadap tetangga

Yang dimaksud tetangga “al’jar” (baik tetangga dekat atau yang masih ada
pertalian kerabat “al’jarizil qurba” maupun tetangga jauh atau yang tidak
ada hubungan nasab, atau tidak seagama ”al’jaatil junubi” (adalah penghuni
yang tinggal di sekeliling rumah seseorang, sejak dari rumah yang pertama
hingga rumah yang ke empat puluh.9

Ketidakpedulian seorang muslim terhadap persoalan dan kesulitan


tetangganya mendapat kecaman keras dari Nabi, sesuai sabdanya:

7
Di akses dari https://hadeethenc.com/id/browse/hadith/5819 pada 12 Juli 2023 pukul 15.15
WIB
8
Mustafa Dib al-Buga, Nuzbah al-Muttaqin Syarh Riyadu al-Shalihin, Terj. Misbah, Jilid I
(Cet. I; Jakarta: Gema Insani Press, 2010), h. 513
9
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i (Tafsir Al-Qur’an Tematik),
Jilid II (Cet. I; Jakarta: PT Lentera Ilmu Makrifat, 2019), h. 39
7

‫دلنُّٰهل‬ ‫ُل َ ا‬
‫بسع‬
‫ل‬ ‫َ َبر‬
‫ُه‬ ‫َع‬
‫ُلم‬ ‫لقاب‬ ‫ا نُلنُّذ‬
َ‫نيال‬ ُِ ‫اسَ ا‬
‫لنُّا‬ ََُّ
‫ن‬
‫نل‬
َ ‫اب‬
‫َع‬

Artinya: “Tidaklah mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya


lapar sampai ke lambungnya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari
dalam Al-Adab Al-Mufrad (112).10

Dalam hadis tersebut, Nabi saw. secara tegas menyatakan bahwa bukanlah
orang mukmin jika ada tetangganya dalam keadaan lapar, sedang dia dalam
keadaan kenyang tenang-tenang saja tanpa ada kepedulian terhadapnya.
Kalau pun dia tidak dapat membantu memberi makan, paling tidak dia
mengusahakan untuk menyampaikan hal itu kepada pihak-pihak yang dapat
memberikan pertolongan dan bantuan kepadanya.

Dalam hadis lain rasulullah saw bersabda:

َ‫ا‬
‫نل‬ ََ
‫َا‬
‫هلنُِلع‬
‫ل‬ ‫َا‬
‫نالل‬‫نَا‬ ‫َبَنْلخ‬
‫َا‬ ‫قلا‬َ ‫َال َنالذ‬
‫َر‬ ‫ع‬
‫ُل‬
‫ءه‬َ‫نالَب‬ ‫َك‬
‫ال‬ ‫ًبلَأ‬ ‫َب‬
‫َخات‬
‫َلَ َا‬ ِ‫َنل‬‫نالنذ‬ ‫َبن‬‫ال‬‫َل َم‬
ُ‫َسَا‬
‫م‬
‫اَبل‬
‫ال نع‬
ُُ‫ا‬ ‫َل‬
‫نل‬
‫ب‬ ‫نكَلَأ‬
‫اتقل نال نَ َنن‬ ‫ُال َا‬
َ َ‫ر َل‬ ‫ثُ ا‬
‫لننظ‬ ُ
‫مفق‬ ‫َم‬
‫اُ ل‬ ‫نا‬

Dari Abu Dzar dia berkata, ``Kekasih saya, Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah berpesan
kepada saya: `Apabila kamu memasak kuah sayur, maka perbanyaklah
airnya, lalu lihatlah jumlah keluarga tetanggamu dan berikanlah
sebagiannya kepada mereka dengan baik.``` (HR. Muslim, No. 2625).11

10
Di akses dari https://kalam.sindonews.com/read/5175/69/orang-beriman-takkan-
membiarkan-tetangga-kelaparan-1587449099 pada 12 Juli 2023 pukul 17.22 WIB
11
Diakses dari https://mosaikislam.com/detilartikel-576-hadishadis-nabi-saw-tetang-
berbuat-baik-pada-tetangga.html pada 12 Juli 2023 pukul 17.44 WIB
8

Pesan Nabi saw. untuk berbagai kepada tetangga merupakan sarana yang
paling baik dan efektif untuk mempercepat setiap individu yang hidup
bertetangga untuk saling kenal-mengenal, menjalin keakraban,
menghilangkan rasa keseganan menyampaikan sesuatu jika terjadi kesulitan,
memudahkan untuk saling menolong, saling membantu, dan juga secara
tidak langsung akan dapat diketahui jika tetangga dalam kesulitan dan
kesedihan.

3. Kepedulian terhadap masyarakat

Tolong menolong adalah salah satu hal yang terkandung dalam Menurut
Yusuf Qaradhawi, saling tolong menolong (ta’awun) merupakan buah dari
persaudaraan (ukhuwah). Karena tidak ada arti persaudaraan (ukhuwah) jika
seorang individu tidak memiliki kepedulian untuk membantu saudaranya
yang memerlukan bantuan dan menolongnya ketika ditimpa
kesulitan. 12Untuk mewujudkan dan menyadarkan manusia pentingnya saling
tolong menolong, maka Rasulullah saw. telah menetapkan sejumlah
pedoman umum tentang kepedulian terhadap masyarakat umum, di
antaranya adalah gambaran tentang keterikatan antara individu dengan
individu lainnya dalam kehidupan bermasyarakat, sebagaimana sabda Nabi
saw.:

‫َال‬‫ُلع‬ْ‫ا َب‬‫َبلسُل‬
ِ َ َ ‫َبَل‬
‫ثع‬ ‫اَهلا‬ ‫لح‬َ‫َلا ُل‬ ‫َبلخ‬
ُ‫ََّل‬ َ َ
‫ثع‬
‫نل‬
‫نه‬ََ ‫َال‬‫للع‬ََ‫انلنِنلا نل َنالُ ا‬
‫ة‬ ‫َلا نلع‬
‫َب‬ ‫َنالُ اَة‬
‫َل‬
ُ‫َسَا‬‫نلم‬ ََ
َ‫ا‬ ‫َل‬
‫ا‬ ‫َاهلنُِلع‬‫نلل‬ ‫َالنُّعب‬
َ‫نا‬ ‫َال َنالُُسَهلع‬ ‫ع‬
َُ
‫ُل‬‫او‬‫لقُْلَ م‬
َ‫اَبْنل‬ ‫ُع‬ ‫َ ا‬
‫بُّب‬‫ا ن نلك‬
ُِ ‫ا نَلُّا‬
‫ناا‬ ُِ ‫َبَلنْ ا‬
‫لنُّا‬ ‫ا‬
ََ
ُ
‫ل‬‫َب نم‬‫َشَبكَل َل‬ ‫ًبلم‬
‫او‬‫َم‬

12
Yusuf Qaradhawi, Ma’alim al-Mujtama’ li Muslim Allazi Nasyuduhu (Kairo: Dar al-
Syuruq, 1995), h. 138
9

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami [Khallad bin Yahya] berkata,


telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Burdah bin ‘Abdullah
bin Abu Burdah] dari [Kakeknya] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin dengan
mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama
lain.” kemudian beliau menganyam jari jemarinya.”13

Dalam hadis Nabi saw. tersebut digambarkan keterikatan seorang mukmin


dengan mukmin lainnya dalam sebuah contoh bangunan yang awalnya terdiri
dari berbagai bahan yang berserakan dan lemah sekalipun terlihat kuat.
Namun setelah bahan yang berserakan itu disatukan dan disusun dengan
teratur dalamsusunan yang rapi dan saling menempel satu sama lain, yang
akhirnya terbentuk sebuah bangunan yang kokoh dan indah.

Begitu pula sesungguhnya kehidupan seorang mukmin dengan mukmin


yang lain yang terdiri dari berbagai latar belakang daerah atau negara, suku,
pendidikan, dan profesi, namun jika mereka bergerak dan mengambil peran
sesuai dengan tugas dan peran masing-masing, akan menghasilkan satu
tatanan kehidupan yang harmonis dan kuat Setiap individu atau masyarakat
memiliki tanggung jawab sosial atas anggota masyarakat lainnya.

Karena seperti itulah yang digambarkan oleh Rasulullah saw. bagaikan


satu bangunan yang antara satu dengan yang lainnya saling menguatkan atau
membutuhkan dan ia tidak bisa kuat kalau hanya sendirisendiri.

Oleh sebab itu, seorang yang kuat hendaknya memiliki kepedulian untuk
membantu yang lemah, yang kaya mengulurkan tangan kepada yang miskin,
kaum cendekia untuk mengajar yang awam, yang tua mengasih yang muda,
begitupun yang muda menghormati yang tua, dan seterusnya. Jadi setiap
orang mukmin memiliki tanggung jawab sosial dan berada dalam satu

13
Di akses dari https://pecihitam.org/hadits-shahih-al-bukhari-no-458-460-kitab-shalat/
pada 12 Juli 2023 pukul 17.56 WIB
10

barisan bahu membahu dalam mewujudkan nilai-nilai rahmatan lil alamiin


di tengah masyarakat.

4. Kepedulian terhadap lingkungan

Nabi saw mengajarkan umatnya untuk menempatkan seluruh makhluk


Allah, selain manusia, pada tataran persamaan, yaitu sama-sama makhluk
ciptaan Allah. Bahkan seluruh jagat raya ini merupakan satu kesatuan,
sebagaimana yang dijelaskan Allah swt. dalam QS. al-An’am/6: 38:

َ‫ا‬
‫نل‬ ََ ‫َب‬
‫اُل ن َع‬َ‫ن‬
‫ِٕقللل‬
‫ط‬ ۤ
‫ٰى‬ ََ
ِ‫ْلل‬ ‫ان‬
‫ضلم‬ ‫ا‬
‫نهلنْلَر‬ ‫قل‬ ‫ََبل نالَن‬
ٌ ۤ ‫م‬
‫ٰبنل نالشَااق‬
‫ءل‬ ‫ا‬
‫نهلنُّ نل‬
َ ‫اع‬
‫َبل‬ ِ َ‫الَبل‬ ُ َ ‫َا‬
ُۗ ُّ‫ب‬
ُ َُُ
‫دلن‬ ‫نْلٓلن‬
‫ن‬
َ‫اقَُم‬
‫ال‬
ْ ‫لح‬ ُ‫ََنن‬
ُ‫ال‬ ‫نُّهلر‬ ُ
ٰ‫ثُلن‬

Artinya: “Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya
merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang
Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka
dikumpulkan”.14

Adanya kewajiban untuk menjaga dan menempatkan seluruh makhluk


pada posisi yang sama serta memperlakukannya dengan akhlak yang baik,
demi terwujudnya suatu sistem ekologi yang dibentuk oleh hubungan timbal
balik yang tak terpisahkan atau suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Konsekuensinya, kita harus menjaga dan menghargai fauna,
flora, dan alam lingkungan secara keseluruhan.

Berikut adalah salah satu hads yang mana nabi menganjurkan untuk
memelihara lingkungan salah satunya yaitu untuk menghargai tanaman dan
pepohonan, dan Nabi saw menjanjikan pahala sedekah bagi siapa yang
menanam tanaman/pohon, sebagaimana bersabda beliau:

14
Kementerian Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Tehazed, 2010), h. 192
11

‫اُل‬‫َب‬‫َبلع‬‫ثل‬
‫ع‬ َ َ ‫َبل َنال‬ َ َ ‫اقل‬
‫ثع‬ ََ ُ ُ ‫َبلنا‬
‫لنا‬ ‫ثع‬َ َ
‫َاهل‬ ‫َسُُُ ل‬
‫لنِنلل‬ ‫َبَلر‬ ‫َال َب نقلا‬ ‫ءلع‬‫َبق‬ ‫َالع‬
‫َط‬ ‫َا‬
‫نكنلع‬ ‫ا‬
‫نُّا‬
‫َاسًبلنْلل‬ ‫ا نل‬
‫سُلغ‬ ‫لغ‬َ‫قل‬ ‫َلَبل نالُ اا‬
ُ‫ن‬ ُ‫َسَا‬‫نلم‬ ََ
َ‫ا‬ ‫َا‬
‫نُِلع‬
‫ُل‬ َ ُ
َُّ‫ل‬َ‫ا‬‫نع‬‫َلل‬
‫ََبلسُنق‬ ‫ًلم‬ٌَ‫ََا‬‫ُلل‬ َ ُ
َُّ‫ل‬َ‫ا‬‫نَل نع‬ ُ
‫َلَبل ك‬ ْ‫َب‬‫ك‬
‫ََبل‬‫دلم‬ٌَ‫ََا‬‫ُلل‬ َ َ
َُّ‫ل‬َُُ‫ُل‬ َ‫ا‬‫ُل نع‬
‫ُع‬‫ََلنُّ ب‬ َ
‫ََبل ك‬ ‫دلم‬ٌَ‫ََا‬‫ل‬
َ
‫ُل َدلنْلل‬ ‫َؤ‬
‫ُه‬ ‫لال‬
‫ه‬ َ‫ْلل‬‫دلم‬
ََ ٌَ ََ
‫لا‬ ‫ُلل‬ َ َ
َُّ‫ل‬ َُُ‫اُل‬ َ‫النُّط‬‫َت‬‫َا‬
‫ك‬ َ
‫د‬
‫َل‬
ٌ‫ََا‬‫ُلل‬ َ َ
َُّ‫ل‬ ْ‫َب‬‫ك‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah
menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Abdul
Malik dari 'Atha` dari Jabir dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tidaklah seorang muslim yang bercocok tanam,
kecuali setiap tanamannya yang dimakannya bernilai sedekah baginya, apa
yang dicuri orang darinya menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan
binatang liar menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan burung menjadi
sedekah baginya, dan tidaklah seseorang mengambil darinya, melainkah ia
menjadi sedekah baginya."15
Hadis tersebut menunjukkan bahwa Nabi saw. sangat menghargai usaha
umatnya untuk memakmurkan dan memanfaatkan lahan/tanah dengan jalan
menanam pohon. Tanaman yang ditanam pasti akan bermanfaat bagi
manusia maupun makhluk-makhluk Allah lainnya. Dengan adanya tanaman
itu, berarti dia telah memberikan tempat kepada binatang untuk hinggap atau
tempat bertengger dan mendapatkan sumber makanan ketika pohon tersebut
berbuah.
Dengan demikian, manusia tidak boleh egois hanya menanam tanaman
untuk dinikmati sendiri. Jika cara berpikirnya seperti itu, maka orang yang
sudah tua dipastikan tidak akan mau menanam tanaman karena ia merasa
tidak akan mungkin menikmati buahnya. Akan tetapi, manusia yang
mengerti dan sadar akan manfaat dari sebuah tanaman yang ia telah tanaman
bukan hanya buahnya, tetapi pahala yang akan ia terima apabila buah dari
tanaman tersebut dimakan oleh manusia atau binatang. Perbuatan seperti itu
akan membawa kemaslahatan, baik untuk dirinya, orang lain, maupun
binatang, apalagi jika tanaman tersebut merupakan tanaman yang batang,
daun atau buahnya sangat disukai oleh manusia dan binatang.
Wallahu subhana a’lam.

15
Di akses dari https://ihram.republika.co.id/berita/qz1z7k313/keutamaan-bercocok-
tanam-dan-larangannya pada 13 Juli 2023 Pukul 17.00 WIB
12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjabaran di atas dapat di simpulkan bahwa kepedulian sosial yaitu


sebuah sikap seseorang dalam memperhatikan (mengindahkan) sesuatu yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
Dan nabi menjelaskan bahwasannya Kepedulian sosial yang di maksud
yakni tidak hanya terbatas pada sesama manusia melainkan juga pada makhluk
lain, seperti hewan, tumbuhan dll.
Dan adapun bebrapa hadits yang dijelaskan tentang kepedulian sosial
diantaranya yaitu:
- Kepedulian terhadap Keluarga
- Kepedulian dalam bermasyarakat
- Kepedulian terhadap Maklluk hidup
- Kepedulian terhadap tetangga

B. Saran

Terimakasih kami ucapkan atas selesainya makalah kami pada kesempatan


kali ini tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada teman sekalian, Jika ada
kesalahan dan penggunaan bahasa yang kurang baik dalam penulisan maka
mohon di bukakan pintu maaf sebesar besarnya. Maka dari itu kami sangat
menbutuhkan kritik serta saran, Guna menjadi motivasi kembali agar lebih baik
kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://ihram.republika.co.id/berita/qz1z7k313/keutamaan-bercocok-tanam-dan-

https://pecihitam.org/hadits-shahih-al-bukhari-no-458-460-kitab-shalat/

https://mosaikislam.com/detilartikel-576-hadishadis-nabi-saw-tetang-berbuat-
baik-pada-tetangga.html

https://hadeethenc.com/id/browse/hadith/5439

https://kalam.sindonews.com/read/5175/69/orang-beriman-takkan-membiarkan-
tetangga-kelaparan-1587449099

https://mosaikislam.com/detilartikel-576-hadishadis-nabi-saw-tetang-berbuat-
baik-pada-tetangga.html

https://pecihitam.org/hadits-shahih-al-bukhari-no-458-460-kitab-shalat/

Kementerian Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Tehazed, 2010)


Yusuf Qaradhawi, Ma’alim al-Mujtama’ li Muslim Allazi Nasyuduhu (Kairo: Dar
al-Syuruq, 1995)

Kbbi V Offline (apk).

Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Cet.II, Vol. 7, (Jakarta: Lentera


Hati, 2004)

Mustafa Dib al-Buga, Nuzbah al-Muttaqin Syarh Riyadu al-Shalihin, Terj.


Misbah, Jilid I (Cet. I; Jakarta: Gema Insani Press, 2010)

Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i (Tafsir Al-Qur’an


Tematik), Jilid II (Cet. I; Jakarta: PT Lentera Ilmu Makrifat, 2019)

Yusuf Qaradhawi, Ma’alim al-Mujtama’ li Muslim Allazi Nasyuduhu (Kairo: Dar


al-Syuruq, 1995)

13

Anda mungkin juga menyukai