b. Tugas manusia sebagai khalifah Allah dibumi harus mencari manfaat dan
kegunaan segala ciptaan Allah untuk manusia itu sendiri. Semua ciptaan Allah
yang ada di bumi selain sebgai rahmat dan karunia-Nya kepada manusia juga
mengandung tanda-tanda kekuasaan Allah. Hal tersebut dapat diperoleh oleh
manusia yang melakukan pengamatan yang cermat.
2. a.
b. Manusia yang telah ilmu akal dan memiliki ilmu pengetahuan akan meyakini
Al- Qur’an dan beriman kepada Allah, hati mereka akan tunduk kepada Nya dan
tidak ada keraguan sedikit pun.
c.
d. Dari ayat tersebut, budaya akademik terlihat bahwa Islam menuntut kepada
manusia untuk mengedepankan rasionalitas ilmiah dalam setiap tindakannya.
Islam tidak mentolerir tindakan pemaksaan dan anarkisme dalam mengajak
manusia menuju jalan Allah. Yang harus dilakukan adalah dengan pendekatan
rasional dengan cara yang bijak.
e. Beberapa hal yang menggambarkan karakter budaya kerja yang sesuai dengan Al-
Qur’an dan kehidupan sehari-hari, yakni:
1. Etos kerja
Salah satu ayat dari QS. Al-A’raaf/7:129
ك أ َن َر ب ُّ ك ُ م ع َ س َ ى ق َ ا َل ۚ ِج ئ ت َن َا مَ ا ب َ ع ِد َو ِم ن ت َأ ت ِ ي َ ن َا أ َ ن ق َ ب ِل ِم ن أ ُو ِذ ي ن َا ق َ ا ل ُ وا َ ِ ع َ د ُ َّو ك ُ م ي ُه ل
ِ ف ف َ ي َ ن ظ ُ َر اْل َر
ض ف ِي َو ي َ س ت َخ ل ِ ف َ ك ُ م َ ت َع َم ل ُ و َن ك َي
Artinya : …Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu
dan menjadikan kamu khalifah di bumi-(Nya),, maka Allah akan melihat
bagaimana kamu bekerja
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai kualitas kemanusiaan seseorang
salah satu tolak ukurnya adalah, seberapa sungguh-sungguh seseorang
menjalankan tugas tersebut dalam kehidupannya yaitu membangun etosnya
rendah berarti dia telah menyia-nyiakan tugas yang diamanatkan Allah SWT
kepadanya.
Kalau bekerja adalah sebagai salah satu ekspresi beribadah maka sebagai seorang
muslim tentunya tidak akan menyia-nyiakan setiap kesempatan dan waktu yang
ada kecuali akan diisi dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk dapat
menghasilkan karya-karya terbaik sebagai persembahan pengabdiannya kepada
Tuhannya (Allah SWT).
Etos kerja seseorang akan berlipat apabila pekerjaan yang dia lakukan memang
pekerjaan yang sesuai dengan bidang dan kompetensinya. Seperti dalam QS. Al-
Israa’/17:84
يل أ َ ه د َ ى ه ُ َو ب ِ َم ن أ َ ع ل َ م ُ ف َ َر ب ُّ ك ُ م ش َا كِ ل َ ت ِ هِ ع َ ل َ ى ي َ ع َم ُل ك ُ ل ق ُ ل
ً ِ سَ ب
س َ ِد ي د ًا ق َ و ًل َو ق ُ و ل ُ وا ّللاَّ َ ا ت َّ ق ُ وا آ َم ن ُ وا ا ل َّ ِذ ي َن أ َي ُّ هَ ا ي َ ا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar,
Salah satu prasyarat orang-orang yang kokoh imannya adalh selalu berkata benar
dan jujur . Apabila kita bersikap jujur dan terbuku maka akan menjadi semangat
dan stamina kita dalam menjalani hidup. Contohnya: Seorang karyawan telah
berbuat curang di tempat kerjanya. Maka yang dia lakukan adalah mengamankan
dan merahasiakan kecurangan itu dengan berbohong.
3. Sikap Adil
Bersikap adil dalam Al-Qur’an pada umumnya mengandung berbagai spektrum
makna, tidak hanya pada proses penetapan hukum atau terhadap pihak yang
berselisih melainkan menyangkut segala aspek kehidupan beragama. Diantaranya:
- Adil dalam aspek Aqidah, makna adil dari Aqidah ini dapat digunakan
antonim dari keadilan yaitu kezaliman
- Adil aspek syari’ah, khususnya yang berkaitan dengan muamalah Al-Quran
menekankan perlunya manusia berlaku adail.
- Adil aspek akhlak, keadilan dituntut bukan hanya pada orang lain melainkan
pada diri sendiri juga. Seperti dalam ayat QS. AL-An’aam/6:152