Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

Tugas ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
falsafah dan teori keperawatan
dosen pengampu :

Di susun oleh : kelompok 1


Sahab Mubaroq Majid
Rifki Saeful
Riksa Agil Munawar
Indriyani
Rahma Melinda
Wina Avrillianti
Syifa Fadillah

SEKOLAH TINGGI KEPERAWATAN INDONESIA WIRAUTAMA


FAKULTAS KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Tiada kata terindah, yang patut saya ucapkan dan tiada kata terindah yang
pantas terbingkai kecuali bentuk puji dan syukur kehadirat Allah yang Maha
Gopur. Yang telah menciptakan langit, sebagai tempat bernaungnya sang
rembulan. Yang telah menciptakan bumi, sebagai tempat beribadah bagi
hambanya

Tak lupa pula, shalawat berlandaskan salam berbingkaikan iman dan


bertintakan islam, semoga selalu tercurah limpahkan termulia pimpinannya alam
semesta yakni NABI MUHAMMAD SAW. Yang telah mengorbankan setiap
waktu dan raganya untuk menyampaikan satu risalah, yang mampu membuat
agama islam tersiar hingga saat ini di seluruh dunia.

Pendidikan adalah salah satu aspek utama, dalam menegakan sebuah


bangsa oleh karena itu, seorang mahasiswa yang bergelut dalam dunia pendidikan
merupakan salah satu orang yang berpotensi dalam memajukan bangsanya. Sebab
seorang mahasiswa mampu di ibaratkan sebagai sang lentera yang bercahaya di
atas sang gelap yang selalu menikam yang memberikan cahaya bagi semua orang
tanpa memperdulikan keadaannya sendiri.

Caringin, 17 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A . Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
D. tujuan Penelitian....................................................................................................1
C. Manfaat penelitian..................................................................................................1
D. METODE PENELITIAN.................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. PENGERTIAN........................................................................................................2
Asumsi.......................................................................................................................9
Konsep Utama........................................................................................................10
Subkonsep...............................................................................................................11
Ilmu Kesatuan Manusia dan Proses Keperawatan..............................................13
Kekuatan.................................................................................................................13
Kelemahan..............................................................................................................13
Teori Keperawatan: Model Konservasi....................................................................14
Apa yang dimaksud dengan Model Konservasi?.................................................15
Konsep Utama Model Konservasi Levine............................................................16
Subkonsep...............................................................................................................17
Asumsi.....................................................................................................................18
Analisis Model Konservasi....................................................................................19
Kekuatan dan kelemahan......................................................................................20
Teori Keperawatan Transkultural Leininger..........................................................21
Keterangan.............................................................................................................21
Konsep Utama Teori Keperawatan Transkultural..............................................22
Subkonsep...............................................................................................................25
Model Matahari Terbit dari Teori Madeleine Leininger....................................26

ii
Tiga mode keputusan dan tindakan asuhan keperawatan..................................27
Asumsi.....................................................................................................................28
Analisis....................................................................................................................29
Kekuatan.................................................................................................................29
Kelemahan..............................................................................................................29
BAB III..................................................................................................................30
PENUTUP...................................................................................................................30
A. Kesimpulan............................................................................................................30
B. Saran.......................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Teori keperawatan merupakan kumpulan pengetahuan yang terorganisir untuk
mendefinisikan apa itu keperawatan, apa yang dilakukan perawat, dan mengapa
mereka melakukannya. Teori keperawatan memberikan cara untuk mendefinisikan
keperawatan sebagai disiplin unik yang terpisah dari disiplin ilmu lain (misalnya
kedokteran). Ini adalah kerangka konsep dan tujuan yang dimaksudkan untuk
memandu praktik keperawatan pada tingkat yang lebih konkrit dan spesifik.
Keperawatan, sebagai sebuah profesi, berkomitmen untuk mengakui kumpulan
pengetahuannya yang tak tertandingi yang penting bagi praktik keperawatan—
ilmu keperawatan. Untuk membedakan landasan pengetahuan ini, perawat perlu
mengidentifikasi, mengembangkan, dan memahami konsep dan teori yang sejalan
dengan keperawatan. Sebagai suatu ilmu, keperawatan didasarkan pada teori
tentang apa itu keperawatan, apa yang dilakukan perawat, dan
alasannya. Keperawatan adalah disiplin ilmu yang unik dan terpisah dari
kedokteran. Ia memiliki pengetahuan tersendiri yang menjadi dasar pemberian
layanan.
B. Rumusan Masalah
1. sebutkan 4 pencetus teori keperawatan
2. tuliskan latar belakang dari 4 pencetus teori keperawatan
3. jelaskan bagaimana teori keperawatannya

C. tujuan Penelitian
1. untuk mengenal tokoh yang membantu perkembangannya teknologi
keperawatan
2. untuk lebih bisa mencontoh sikap dan perilaku yang baik dari tokoh tersebut
3. untuk menambah wawasan terhadap dunia keperawatan

D. Manfaat penelitian
1. lebih mendalami ilmu keperawatan
2. bisa menambah wawasan terhadap dunia keperawatan

1
D. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi pustaka,
metode deskriptif dalam menganalisis data, dan metode informal (naratif) dalam
penyajian hasil analisis.

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
a. teori Ernestine Wiedenbach

B. Pengertian Teori Ernestine Wiedenbach


Ernestine Wiedenbach adalah seorang perawat kebidanan (nurse
midwifery) yang sangat tertarik pada masalah sepitar keperawatan maternitas
yang terfokus pada keluarga (Family-Centered Maternity Nursing). Ernestine
Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek yang mempersiapkan
persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick Read.
Wiedenbachmengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman
dan observasidalam praktik.konsep teori yang dihasilkan Ernestine Wiedenbach
bukan hasilpenelitian melainkan hasil pemikirannya yang dituangkan dalam
bukunya.

2
Teori Ernestine Widenbach dikenal dengan “The Need For Help”. Teori
ini melihat segala aspek yang terdapat dalam ruang lingkup asuhan keperawatan
baik dari aspek pasien, perawat dan lingkungan sosial yang berada di sekitar
pelayanan kesehatan yang diberikan. Dengan penggunaan teori ini diharapkan
dapat melihat keseluruhan dari aspek-aspek yang terkait dapat menyelesaikan
permasalahan yang terjadi pada pasien terutama dalam keadaan emergensi dengan
cepat dan tepat yaitu dengan mengidentifikasi bantuan segera apa yang
dibutuhkan oleh pasien (kegawatdaruratan), perawat dapat menggunakan sumber
dukungan pasien untuk memenuhi kebutuhannya dan menilai apakah bantuan
yang diberikan benar-benar dibutuhkan oleh pasien (Alligood, 2014).
C. Model Konseptual Teori Ernestine Wiedenbach
1. Elemen-Elemen Model Konseptual
Model konseptual Wiedenbach membantu mengidentifikasi kebutuhan terhadap
keyakinan kepercayaan pada nurse midwife dan kepercayaan rekan. Berikut ini
komponen model konseptual Wiedenbach yang diketahui sebagai lima elemen
dalam the Realistis of Nursing, yaitu:
a. The Agents Wiedenbach
mengidentifikasi empat elemen dalam praktik klinik perawat. Empat elemen
dalam ”clinical nursing” yaitu Philosophy, tujuan,praktik dan art (seni) ( Raleigh,
1989 dan Wiedenbach, 1964 ) sebagai berikut penjelasannya : 11
1. Philosophy
Berikut ini adalah 3 point dasar philosophy keperawatan :
a. Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan
b. Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan
individualisme pada setiap orang
c. Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain (Raleigh, 1989)
Philosophy yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang
segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk
persiapan menjadi orang tua.
2. Tujuan

3
Tujuan yang dimaksud adalah apa yang ingin perawat capai melalui apa yang
dilakukan-keseluruhan tujuan untuk praktik professional, termasuk keseluruhan
kegiatan yang berdampak baik pada pasien
3. Praktik
Mengobservasi aksi keperawatan termasuk disiplin dalam pemikiran dan perasaan
melalui pertemuan bantuan yang dibutuhkan pasien. Aksi ini adalah tujuan secara
langsung dan berpusat pada pasien
4. Art
Art pada keperawatan klinik terdiri dari :
a) Pemahaman perawat pada kondisi, situasi dan kebutuhan pasien
b) Tujuan internal perawat dan aksi eksternal untuk meningkatkan kemampuan
pasien melalui perawatan yang sesuai

c) Aktivitas perawat secara langsung memperbaiki kondisi pasien melalui


penggunaan artful pada perencanaan perawatan medis
d) Intervensi perawat bertujuan mencegah kekambuhan dan membangun new
concern
b. The Recipient (wanita, keluarga dan komunitas)
Perawat memberikan intervensi kepada individu disesuaikan dengan situasi dan
kebutuhan masing-masing (Raleigh, 1989). Recipient meliputi wanita, keluarga,
dan masyarakat. Perempuan menurut masyarakat oleh masyarakat tertentu tidak
mampu memenuhi kebutuhannya. Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa
recipient adalah individu yang berkompeten dan mampu melakukan segalanya
sendiri serta dapat memastikan jika need-for-help telah menjadi pengalaman.
Sehingga perawat memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.
c. The Goal
Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan
pertolongan. Konsep Wiedenbach tujuan akhir dari perawatan “ sebuah ukuran
atau tindakan yang diperlukan dan diinginkan seseorang dan berpotensi untuk
merubah atau memperpanjang kemampuan seseorang tersebut untuk mengatasi
keterbatasan “ ( Danko et al., 1989 cite Wiedenbach’s ( 1964 ).. Wiedenbach
mendefinisikan need-for-help adalah pengukuran atau tindakan yang dibutuhkan
dan diinginkan oleh individu dan yang berpotensi untuk memulihkan atau
memperluas kemampuannya untuk mengatasi implisit dalam situasi. Disadari

4
bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum menemukan
goal. Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal yang akan
dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis
yang berbeda dari kebutuhan yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional
atau psikologis. Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien, bidan/perawat
harus menggunakan mata, telinga, tangan, serta pikirannya.
d. The Means
Maksud atau arti pada pencapai tujuan perawatan midwifery diekpresikan dalam
praktik terdiri dari empat fase :
1) Identifikasi pengalaman need-for-help pasien
2) Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang
dibutuhkan
3) Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang
dibutuhkan
4) Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pasien Model Wiedenbach mengidentifikasi kebutuhan dari nurse
midwife akan pengetahuan, penilaian dan keterampilan yang dapat dicapai:
1) Pengetahuan meliputi segala sesuatu yang telah dipahami. Pengetahuan dapat
berupa fakta, spekulatif atau praktik dan menyediakan sumber
2) Penilaian meliputi kemampuan perawat dalam membuat keputusan
3) Keterampilan menunjukan kemampuan perawat dalam mencapai keberhasilan
hasil
e. The Framework
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi, dan
profesional. Tujuan Wiedenbach dalam teorinya adalah untuk mengindentifikasi
bantuan yang dibutuhkan pasien melalui tahapan berikut:
1) Mengobservasi perilaku yang konsisten atau tidak konsisten terhadap
kenyamanan pasien
2) Mengeksplorasi maksud atau arti dari perilaku pasien
3) Memastikan penyebab ketidaknyamanan atau ketidakmampuan pasien
4) Menentukan apakah pasien dapat mengatasi masalahnya sendiri atau
membutuhkan bantuan Philosophi Tujuan Identifikasi, pertolongan, validasi,
koodinasi The Midwife need-for-help Tujuan The Agent The Resipient: Meeting

5
the The Woman Need-for-help Art Praktik Pengetahuan, penilaian, keterampilan,
sumber spiritual dan material
Skema 2.1 Model Praktik Keperawatan Ernestine Wiedenbach Wiedenbach
mengidentifikasi tiga elemen interdependen dalam preskriptif teorinya yaitu:
tujuan utama yang menjadi alasan perawat, preskriptif dari aksi dalam
pertimbangan untuk pencapaian misi dan realitas yang menantang kecerdikan dan
kreativitas perawat sebagai usaha untuk memenuhi tujuan utama keperawatan
melalui praktek. Kemudian, tiap-tiap perawat memformulasikan preskriptif
teorinya sebagai sebuah disiplin praktik sesuai dengan realitas dan situasi.
2. Fokus Konseptual Wiedenbach dan Komponen-komponen Praktik Keperawatan
Berdasarkan ilustrasi di atas, pusat dari bulatan adalah pengalaman individu atau
pasien. Individu menerima pelayanan secara langsung melalui komponen-
komponen praktik klinik. Komponen-komponen ini mengidentifikasi need-for-
help, pemberian bantuan (pertolongan) yang dibutuhkan (skema 2.2), dan validasi
bantuan yang dibutuhkan (skema 2.3). Komponen ini memasukkan koordinasi
pelayanan keperawatan, kolaborasi dan konsultasi secara langsung. Pendidikan
keperawatan, administrasi keperawatan dan organisasi keperawatan terlihat
sebagai level praktik selanjutnya, dengan bekerja bersama-sama untuk mencapai
perawatan yang berkualitas. Advanced study, penelitian dan publikadi dipandang
sebagai level tertinggi pada praktik keperawatan profesional untuk
menginvestigasi masalah keperawatan dan mencari solusi. Wiedenbach percaya
bahwa perbaikan kualitas praktik keperawatan dengan pendidikan yang didukung
usaha perawat secara individual untuk bertanggung jawab akan hasil tanpa adanya
pelanggaran keperawatan yang ideal.
Wiedenbach mengatakan bahwa pelayanan keperawatan dan pendidikan
keperawatan saling ketergantungan. Melalui kerja sama dengan mutual respect,
dan melalui pembelajaran yang sistematik akan masalah yang telah menjadi
pengalaman dalam praktik keperawatan, perawat dapat memberikan konsistensi
dan stabilitas pada penyediaan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Adapun
skema dari pengelolaan bantuan yang dibutuhkan dan validasi bantuan
digambarkan dalam skema-skema di bawah ini. Pengelolaan Bantuan yang
Dibutuhkan Skema 2.2 Pemberian Bantuan untuk Pertolongan (Wiendenbach,
1964) Skema 2. 2 Pemberian Bantuan untuk Pertolongan (Wiendenbach, 1964)
Perawat memformulasikan perencanaan dalam pertemuan dengan pasien need-for
help berdasarkan sumber: “apa yang pasien pikirkan, ketahui, dapat dilakukan,
telah dilakukan” + “apa yang perawat pikirkan, ketahui, dapat dilakukan, telah
dilakukan” Perawat membuat perencanaan untuk pasien Pasien merespon
presentasi perencanaan Perawat mempersepsikan perilaku konsisten atau tidak
konsisten pasien dengan penerimaan konsep yang direncanakan Perawat
mengeksplorasi, klarifikasi tujuan, maksud/arti perilaku pasien yang diikuti
presentasi perencanaan Pasien sependapat dengan perencanaan Pasien tidak

6
sependapat dengan perencanaan Perawat menyarankan cara implementasi Perawat
mencari bantuan untuk mendapatkan dalam perencanaan respon definitiv Pasien
menerima saran Pasien tidak menerima saran Perencanaan implementasi perawat:
Perawat mengeksplorasi penyebab pemberian pertolongan yang dibutuhkan
ketidakterimaan pasien Pasien mengungkapkan penyebab Pasien tidak
mengungkapkan penyebab ketidakterimaan: masalah yang mengganggu
ketidakterimaan Pasien membutuhkan: penyelesaian masalah Perawat dapat
mencari bantuan untuk menetapkan penyebab ketidakterimaan pasien Perawat
mengeksplorasi kemampuan pasien dalam solusi masalah indikasi kemampuan
pasien indikasi ketidakmampuan pasien dalam menyelesaikan masalah: dalam
menyelesaikan masalah pasien tidak membutuhkan bantuan pasien membutuhkan
bantuan Perawat memformulasikan perencanaan dalam pertemuan ini need-for-
help berbasis pengenalan sumber yang baru; perencanaan pasien; dan
mengeksplorasi maksud perilaku pasien dalam merespon perencanaan baru
menurut outline pada chart Validasi Bantuan yang Dibutuhkan yang Telah
Ditemukan Perawat mempersepsikan perilaku konsisten atau tidak konsisten
pasien dengan konsep kenyamanan atau kemampuan Perawat mengeksplorasi,
klarifikasi tujuan, maksud perilaku pasien Pasien memberikan keyakinan bukti
Pasien tidak memberikan keyakinan bukti pada kenyamanan atau kemampuan
pada kenyamanan atau kemampuan need-for-help-met need-for-help may not have
been met Perawat membutukan rekonstruksi pengalaman untuk memastikan:
1. Identifikasi need-for-help
2. Kebutuhan apa yang ditemukan perawat dalam sebuah cara penerimaan
3. Apa perawat membutuhkan bantuan untuk mengetahui dimana memulai
kembali dan kemudian menetapkan aksi yang sesuai Skema 2.3 Validasi Bantuan
yang Dibutuhkan yang Telah Ditemukan (Wiedenbach, 1964)
D. Tahap-Tahap Untuk Mencapai Tujuan Asuhan Keperawatan Melalui Teori
Ernestine Wiedenbach Tujuan Wiedenbach adalah untuk mengindentifikasi
bantuan yang
dibutuhkan pasien melalui tahapan berikut :
a) Mengobservasi perilaku yang konsisten atau tidak konsisten terhadap
kenyamanan pasien
b) Mengeksplorasi maksud/arti dari perilaku pasien
c) Memastikan penyebab ketidaknyamanan atau ketidakmampuan pasien
d) Menentukan apakah pasien dapat mengatasi masalahnya sendiri atau
membutuhkan bantuan

7
E. Aplikasi Teori Ernestine Wiedenbach Dalam Keperawatan Aplikasi teori
Ernestine Wiedenbach paling sesuai digunakan untuk kasus kegawatdaruratan
maternal yang membutuhkan penanganan segera dengan cepat dan tepat.
Tenaga kesehatan khususnya keperawatan harus
memiliki potensi dan kompentensi yang memadai untuk mengatasi
permasalahan yang muncul, dengan melihat aspek dari perawat dan respon dari
klien teori Wiendenbach dianggap mewakili untuk menyelesaikan kasus
perdarahan ini. Teori Wiendenbach merupakan teori yang terdiri dari lima (5)
konsep dari realitas keperawatan, yaitu :
1. Agent : Bidan / perawat
2. Penerima : Wanita, keluarga dan masyarakat
3. Tujuan / Goal : tujuan dan pelayanan
4. Alat : metode untuk mencapai tujuan
5. Kerangka : sosial dan lingkungan organisasi dan professional Penggunaan teori
ini melihat segala aspek yang terdapat dalam ruang lingkup asuhan keperawatan
baik dari aspek pasien, perawat dan lingkungan sosial yang berada di sekitar
pelayanan kesehatan yang diberikan. Dengan penggunaan teori ini diharapkan
dapat melihat keseluruhan dari aspek-aspek yang terkait dapat menyelesaikan
permasalahan yang terjadi pada pasien terutama dalam keadaan emergensi dengan
cepat dan tepat yaitu dengan mengidentifikasi bantuan segera apa yang
dibutuhkan oleh pasien (kegawatdaruratan), perawat dapat menggunakan sumber
dukungan pasien untuk memenuhi kebutuhannya dan menilai apakah bantuan
yang diberikan bener-bener dibutuhkan oleh pasien. Adapun tabel pengkajian
Wiedenbanch yaitu : No. Tahap Hasil 1. Agen Perawat maternitas atau tenaga
medis yang bertugas pada saat itu
2. Penerima Pasien
3. Tujuan Mengindentifikasi bantuan pasien
4. Metode
a. Identifikasi bantuan yang dibutuhkan
b. Memberikan bantuan
c. Validasi
d. Koordinasi
 Airway dan Breathing
 Circulation:

8
 Obstetri :
(pemberian dukungan dilakukan pada saat implementasi) (dilakukan apa tahap
evaluasi) (perawat melakukan kolaborasi untuk memberi bantuan yang
dibutuhkan, hal tersebut dilakukan pada saat implementasi)
5. Framework Faktor pendukung pasien

2. teori Martha E roger

Teori Rogers tentang Kesatuan Manusia


Keyakinan akan hidup berdampingan antara manusia dan lingkungan sangat
mempengaruhi proses perubahan menuju kesehatan yang lebih baik. Singkatnya,
seorang pasien tidak bisa lepas dari lingkungannya ketika menyikapi kesehatan
dan pengobatan. Pandangan ini menuntun dan membuka teori Martha E. Rogers
yang dikenal dengan “Ilmu Kesatuan Manusia”, yang memungkinkan
keperawatan dianggap sebagai salah satu disiplin ilmu.

Teori Rogers mendefinisikan Keperawatan sebagai “suatu seni dan ilmu yang
bersifat humanistik dan kemanusiaan. Hal ini diarahkan pada kesatuan manusia
dan berkaitan dengan hakikat dan arah pembangunan manusia. Tujuan perawat
adalah untuk berpartisipasi dalam proses perubahan.”

Menurut Rogers, Ilmu Kesatuan Manusia mengandung dua dimensi: ilmu


keperawatan, yaitu pengetahuan khusus pada bidang keperawatan yang berasal
dari penelitian ilmiah; dan seni keperawatan, yang melibatkan penggunaan ilmu
keperawatan secara kreatif untuk membantu kehidupan pasien yang lebih baik.

Asumsi

Asumsi Teori Kesatuan Manusia Rogers adalah sebagai berikut: (1) Manusia
adalah suatu kesatuan yang utuh, mempunyai keutuhannya sendiri dan

9
mewujudkan ciri-ciri yang lebih dari dan berbeda dari jumlah bagian-
bagiannya. (2) Manusia dan lingkungan terus menerus melakukan pertukaran
materi dan energi satu sama lain. (3) Proses kehidupan berkembang secara tidak
dapat diubah dan searah sepanjang kontinum ruang-waktu. (4) Pola dan organisasi
mengidentifikasi manusia dan mencerminkan keutuhan inovatifnya. Dan yang
terakhir, (5) Manusia dicirikan oleh kemampuan abstraksi dan imajinasi, bahasa
dan sensasi pikiran, serta emosi.

Konsep Utama

Berikut konsep-konsep besar dan metaparadigma teori keperawatan Martha


Rogers:

Manusia-manusia yang utuh

Seseorang didefinisikan sebagai medan energi pan-dimensional yang tak


terpisahkan, yang diidentifikasi melalui suatu pola dan memanifestasikan
karakteristik khusus untuk keseluruhan. Itu tidak bisa diprediksi dari pengetahuan
tentang bagian-bagiannya. Seseorang juga merupakan satu kesatuan yang utuh,
mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak dapat dilihat dengan melihat,
mendeskripsikan, atau merangkum bagian-bagiannya.

Kesehatan

Rogers mendefinisikan kesehatan sebagai ekspresi proses


kehidupan. Karakteristik dan perilaku yang berasal dari interaksi timbal balik dan
simultan antara bidang manusia dan lingkungan serta kesehatan dan penyakit
merupakan bagian dari kontinum yang sama. Berbagai peristiwa yang terjadi
selama proses kehidupan menunjukkan bagaimana seseorang mencapai potensi
kesehatan maksimalnya. Peristiwa-peristiwa tersebut bervariasi dalam
ekspresinya, dari yang paling sehat hingga yang tidak sesuai dengan proses
pemeliharaan kehidupan.

Perawatan

Ini adalah studi tentang bidang manusia dan lingkungan yang bersifat kesatuan,
tidak dapat direduksi, dan tidak dapat dipisahkan: manusia dan dunianya. Rogers
menyatakan bahwa keperawatan ada untuk melayani masyarakat, dan praktik
keperawatan yang aman bergantung pada sifat dan jumlah pengetahuan ilmiah
keperawatan yang dibawa perawat ke dalam praktiknya.

Ruang Lingkup Keperawatan

10
Keperawatan bertujuan untuk membantu manusia dalam mencapai potensi
kesehatannya secara maksimal. Pemeliharaan dan promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, diagnosis keperawatan , intervensi, dan rehabilitasi mencakup ruang
lingkup tujuan keperawatan.

Keperawatan berkaitan dengan semua orang, baik sehat maupun sakit, kaya dan
miskin, tua dan muda. Arena pelayanan keperawatan meluas ke semua area di
mana terdapat orang: di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di tempat bermain, di
rumah sakit, panti jompo, dan klinik; di planet ini dan sekarang pindah ke luar
angkasa.

Bidang Lingkungan Hidup

“Medan energi pan-dimensional yang tidak dapat direduksi, tidak dapat dibagi,
dan diidentifikasi berdasarkan pola dan menyatu dengan medan manusia.”

Bidang Energi

Medan energi adalah unit dasar makhluk hidup dan tak hidup. Hal ini memberikan
cara untuk memandang manusia dan lingkungan sebagai satu kesatuan yang tidak
dapat direduksi. Medan energi terus bervariasi dalam intensitas, kepadatan, dan
luasnya.

Subkonsep

Keterbukaan

Tidak ada batasan yang menghentikan aliran energi antara bidang manusia dan
lingkungan, keterbukaan dalam teori Rogers. Hal ini mengacu pada kualitas yang
ditunjukkan oleh sistem terbuka; manusia dan lingkungannya merupakan sistem
terbuka.

Pandimensi

Dimensi pan didefinisikan sebagai “domain non-linier tanpa atribut spasial atau
temporal.” Parameter manusia untuk mendeskripsikan peristiwa bersifat arbitrer,
dan masa kini bersifat relatif; tidak ada keteraturan kehidupan yang bersifat
sementara.

Sinergi didefinisikan sebagai perilaku unik dari keseluruhan sistem, yang tidak
dapat diprediksi oleh perilaku fungsi komponennya secara terpisah.

Perilaku manusia bersifat sinergis.

11
Pola

Rogers mendefinisikan pola sebagai ciri khas medan energi yang dilihat sebagai
gelombang tunggal. Ini adalah abstraksi dan memberi identitas pada bidang
tersebut.

Prinsip Homeodinamika

Homeodinamika harus dipahami sebagai versi dinamis dari homeostasis (keadaan


operasi internal yang relatif stabil dalam sistem kehidupan).

Prinsip-prinsip homeodinamik mendalilkan cara memandang manusia


kesatuan. Tiga prinsip homeodinamika adalah resonansi, heliks, dan integralitas.

Prinsip Timbal Balik

Mendalilkan ketidakterpisahan manusia dan lingkungan dan memperkirakan


bahwa perubahan berurutan dalam proses kehidupan bersifat terus menerus, revisi
probabilistik terjadi dari interaksi antara manusia dan lingkungan.

Prinsip Sinkronisasi

Prinsip ini memperkirakan bahwa perubahan perilaku manusia akan ditentukan


oleh interaksi simultan antara keadaan sebenarnya di lapangan manusia dan
keadaan sebenarnya di lapangan lingkungan pada suatu titik tertentu dalam ruang-
waktu.

Prinsip Integritas (Sinkronisasi + Timbal Balik)

Karena tidak dapat dipisahkannya manusia dan lingkungannya, maka perubahan-


perubahan yang berurutan dalam proses kehidupan merupakan revisi terus-
menerus yang terjadi dari interaksi antara manusia dan lingkungannya.

Di antara kedua entitas tersebut, terdapat interaksi timbal balik yang konstan dan
perubahan timbal balik dimana pencetakan simultan terjadi pada waktu yang
sama.

Prinsip Resonansi

12
Ini berbicara tentang sifat perubahan yang terjadi antara bidang manusia dan
lingkungan. Proses kehidupan pada manusia merupakan simfoni getaran ritmis
yang berosilasi pada berbagai frekuensi.

Ini mengidentifikasi bidang manusia dan bidang lingkungan dengan pola


gelombang yang mewujudkan perubahan terus-menerus dari gelombang yang
lebih panjang dengan frekuensi yang lebih rendah ke gelombang yang lebih
pendek dengan frekuensi yang lebih tinggi.

Prinsip Helicy

Bidang manusia-lingkungan merupakan suatu sistem yang dinamis dan terbuka


dimana perubahan terjadi secara terus-menerus karena adanya pertukaran yang
terus-menerus antara manusia dan lingkungan.

Perubahan ini juga inovatif. Karena pertukaran yang konstan, sistem terbuka tidak
pernah sama pada dua momen apa pun; sebaliknya, ia selalu baru atau berbeda.

Ilmu Kesatuan Manusia dan Proses Keperawatan

Proses keperawatan memiliki tiga langkah dalam Teori Kesatuan Manusia


Rogers: penilaian , pola timbal balik sukarela , dan evaluasi

Area penilaiannya adalah pola total kejadian pada titik tertentu dalam ruang-
waktu, keadaan simultan pasien dan lingkungannya, ritme proses kehidupan, data
tambahan, entitas penyakit kategorikal, patologi subsistem, dan penilaian
pola. Penilaian tersebut harus merupakan penilaian komprehensif terhadap bidang
manusia dan lingkungan.

Pola timbal balik bidang manusia dan lingkungan hidup meliputi:

 Berbagi ilmu
 menawarkan pilihan
 memberdayakan pasien
 menumbuhkan pola
 evaluasi
 penilaian pola berulang, yang meliputi nutrisi , aktivitas kerja/waktu
luang, siklus bangun/ tidur , hubungan, rasa sakit , dan ketakutan /harapan
 mengidentifikasi disonansi dan harmoni
 memvalidasi penilaian dengan pasien
 refleksi diri bagi pasien
Kekuatan

13
Konsep Martha Rogers memberikan pandangan dunia dimana perawat dapat
memperoleh teori dan hipotesis dan mengusulkan hubungan spesifik untuk situasi
yang berbeda.

Teori Rogers tidak dapat diuji secara langsung karena kurangnya hipotesis
konkrit, namun secara prinsip dapat diuji.

Kelemahan

Model Rogers tidak mendefinisikan hipotesis atau teori tertentu, karena model ini
merupakan kerangka abstrak, terpadu, dan sangat diturunkan.

Pengujian validitas konsep patut dipertanyakan karena konsepnya tidak dapat


diukur secara langsung.

Teori tersebut diyakini mendalam dan terlalu ambisius karena konsepnya sangat
abstrak.

Rogers menyatakan bahwa keperawatan ada untuk melayani manusia. Namun,


peran perawat tidak didefinisikan dengan jelas.

Tujuan perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan semua


orang dimanapun mereka berada. Namun, model Rogers tidak memiliki definisi
konkrit mengenai keadaan kesehatan.

3. teori Myra E Levine

Teori Keperawatan: Model Konservasi

14
Model konservasi Levine meyakini intervensi keperawatan adalah aktivitas
konservasi, dengan konservasi energi sebagai perhatian mendasar, empat prinsip
konservasi keperawatan. Ini memandu perawat untuk berkonsentrasi pada
pentingnya dan tanggapan di tingkat orang tersebut. Perawat memenuhi tujuan
teori dengan melestarikan energi, struktur, dan integritas pribadi dan sosial.

Setiap pasien memiliki respons adaptif yang berbeda-beda, yang bervariasi


berdasarkan faktor pribadi, termasuk usia, jenis kelamin, dan penyakit. Konsep
dasar teori Myra Estrin Levine adalah konservasi. Ketika seseorang berada dalam
fase konservasi, berarti orang tersebut dapat beradaptasi terhadap tantangan
kesehatan dengan sedikit usaha. Inti dari Model Konservasi Levine adalah
meningkatkan kesejahteraan fisik dan emosional seseorang dengan
mempertimbangkan empat domain konservasi yang dikemukakannya. Dengan
mengusulkan untuk mengatasi konservasi energi, struktur, dan integritas pribadi
dan sosial, teori keperawatan ini membantu membimbing perawat dalam
memberikan perawatan yang akan membantu menjaga dan meningkatkan
kesehatan pasien.

Apa yang dimaksud dengan Model Konservasi?

Inti dari model konservasi adalah meningkatkan kesejahteraan fisik dan emosional
seseorang dengan mempertimbangkan empat domain konservasi yang
diusungnya. Peran keperawatan dalam konservasi adalah membantu orang
tersebut dalam proses “menjaga kebersamaan” menjadi orang yang seutuhnya
melalui upaya yang paling sedikit. Levine (1989) mengusulkan empat prinsip
konservasi berikut:

1. Konservasi energi individu.


2. Pelestarian integritas struktural individu.
3. Pelestarian integritas pribadi individu.
4. Pelestarian integritas sosial individu.
“Prinsip-prinsip konservasi tentu saja tidak dapat berjalan sendiri-sendiri
dan terpisah satu sama lain. Semua hal tersebut menyatu dalam diri individu
sebagai rangkaian peristiwa kehidupan, yang berputar dan berubah seiring dengan
tantangan lingkungan yang dihadapi dan diselesaikan dengan cara unik setiap
individu. Perawat sebagai pemberi perawatan menjadi bagian dari lingkungan
tersebut, membawa ke dalam setiap kesempatan keperawatan rangkaian
keterampilan, pengetahuan, dan kasih sayang yang dimilikinya. Ini adalah usaha
bersama, dan setiap peserta diberi imbalan.” (Levine, 1989)

Konservasi Energi

Konservasi energi mengacu pada keseimbangan masukan dan keluaran energi


untuk menghindari kelelahan yang berlebihan . Diantaranya adalah istirahat yang
cukup, nutrisi , dan olah raga.

15
Contoh: Ketersediaan istirahat yang cukup; Rezeki nutrisi yang cukup

Pelestarian Integritas Struktural

Pelestarian integritas struktural mengacu pada pemeliharaan atau pemulihan


struktur tubuh, mencegah kerusakan fisik, dan mempercepat penyembuhan.

Contoh: Bantu pasien dalam latihan ROM; Pelestarian kebersihan pribadi pasien

Pelestarian Integritas Pribadi

Pelestarian integritas pribadi mengakui individu sebagai orang yang berjuang


untuk pengakuan, rasa hormat, kesadaran diri, kedirian, dan penentuan nasib
sendiri.

Contoh: Akui dan pertahankan kebutuhan ruang pasien

Pelestarian Integritas Sosial

Pelestarian integritas sosial terjadi ketika pasien diakui sebagai seseorang yang
tinggal dalam keluarga, komunitas, kelompok agama, kelompok etnis, sistem
politik, dan bangsa.

Contoh: Membantu individu untuk mempertahankan tempatnya dalam keluarga,


komunitas, dan masyarakat.

Konsep Utama Model Konservasi Levine

Pada bagian ini, kita akan mendefinisikan metaparadigma keperawatan dan


konsep utama teorinya:

Lingkungan

Lingkungan tersebut meliputi lingkungan internal dan eksternal. Tiga Aspek


Lingkungan Berdasarkan Klasifikasi Bates (1967):

 Lingkungan operasional terdiri dari kekuatan alam yang tidak terdeteksi


dan mempengaruhi individu.
 Lingkungan persepsi terdiri dari informasi yang direkam oleh organ
indera.
 Lingkungan konseptual dipengaruhi oleh bahasa, budaya, ide,
dan kognisi.
Orang

16
Pribadi adalah individu yang unik dalam kesatuan, keutuhan, perasaan,
keyakinan, pemikiran, dan keutuhan.

Kesehatan

Kesehatan adalah pola perubahan adaptif seluruh makhluk.

Perawatan

Keperawatan adalah interaksi manusia yang mengandalkan komunikasi, yang


berakar pada ketergantungan organik individu manusia dalam hubungannya
dengan manusia lain.

Adaptasi

Adaptasi adalah proses perubahan dan integrasi organisme di mana individu


mempertahankan integritas atau keutuhan. Ada kemungkinan untuk memiliki
tingkat adaptasi.

Konservasi

Konservasi mencakup upaya bersama dan merupakan hasil adaptasi, termasuk


intervensi keperawatan dan partisipasi pasien untuk menjaga keseimbangan yang
aman.

Integritas Pribadi

Integritas pribadi adalah rasa identitas dan definisi diri seseorang. Intervensi
keperawatan didasarkan pada pelestarian integritas pribadi individu.

Integritas Sosial

Integritas sosial adalah makna hidup yang diperoleh melalui interaksi dengan
orang lain. Perawat turun tangan untuk menjaga hubungan.

Integritas struktural

Integritas struktural : Penyembuhan adalah proses memulihkan integritas


struktural melalui intervensi keperawatan yang mendorong penyembuhan dan
mempertahankan integritas struktural.

Subkonsep

17
Tiga Konsep Adaptasi

Historisitas

Adaptasi adalah proses sejarah. Respons didasarkan pada pengalaman masa lalu,
baik pribadi maupun genetik.

Kekhususan

Adaptasi juga bersifat spesifik. Setiap sistem memiliki respons tertentu. Respons
fisiologis yang “mempertahankan pasokan oksigen ke otak berbeda dengan
respons fisiologis yang menjaga kadar glukosa darah yang sesuai ”. (Levine,
1989)

Redundansi

Meskipun perubahan yang terjadi bersifat berurutan, namun tidak boleh


dipandang linier. Sebaliknya, Levine mendeskripsikannya sebagai kejadian yang
terjadi dalam “kaskade” (cascades) yang di dalamnya terdapat efek yang saling
berinteraksi dan berkembang di mana satu rangkaian belum selesai ketika
rangkaian berikutnya dimulai.

Konservasi Energi

Intervensi keperawatan didasarkan pada konservasi energi pasien.

Holisme

Respon individu yang tunggal namun terintegrasi terhadap kekuatan di


lingkungan.

Homeostatis

Keadaan stabil perubahan normal parameter fisiologis merespons perubahan


lingkungan; keadaan hemat energi, keadaan konservasi.

Cara Komunikasi

Banyak cara informasi, kebutuhan, dan perasaan disalurkan di antara pasien,


keluarga, perawat, dan petugas kesehatan lainnya.

Intervensi Terapi

18
Intervensi yang mempengaruhi adaptasi dengan baik, meningkatkan respons
adaptif yang tersedia bagi orang tersebut.

Asumsi

Berikut ini adalah asumsi-asumsi utama Model Konservasi.

Asumsi Tentang Individu

Setiap individu “merupakan partisipan aktif dalam interaksi dengan lingkungan…


terus-menerus mencari informasi dari lingkungan tersebut.” (Levine, 1969)

Individu “adalah makhluk hidup, dan kemampuan untuk berinteraksi dengan


lingkungan tampaknya terikat erat pada organ inderanya.”

“Perubahan adalah hakikat kehidupan, dan perubahan itu tidak akan pernah
berhenti sepanjang hidup terus berjalan. Perubahan adalah ciri
kehidupan.” (Levine, 1973)

Asumsi Tentang Keperawatan

“Pada akhirnya, keputusan intervensi keperawatan harus didasarkan pada perilaku


unik masing-masing pasien.”

“Pelayanan keperawatan yang berpusat pada pasien berarti asuhan keperawatan


yang bersifat individual. Hal ini didasarkan pada realitas pengalaman umum:
setiap orang adalah individu yang unik, dan oleh karena itu ia memerlukan
konstelasi keterampilan, teknik, dan ide unik yang dirancang khusus
untuknya.” (Levine, 1973)

Hubungan

 Konservasi energi didasarkan pada intervensi keperawatan untuk


menghemat melalui keputusan yang disengaja untuk menyeimbangkan
aktivitas dan energi yang tersedia pada seseorang.
 Konservasi integritas struktural merupakan dasar intervensi keperawatan
untuk membatasi jumlah keterlibatan jaringan.
 Pelestarian integritas pribadi didasarkan pada intervensi keperawatan yang
memungkinkan individu membuat keputusan untuk dirinya sendiri atau
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
 Konservasi integritas sosial didasarkan pada intervensi keperawatan untuk
menjaga interaksi klien dengan keluarga dan sistem sosial yang dianutnya.
 Semua intervensi keperawatan didasarkan pada observasi yang cermat dan
berkelanjutan dari waktu ke waktu.

19
Analisis Model Konservasi

Meskipun banyak konsep serupa dengan teori keperawatan lainnya, namun


konsep konservasi energi Levine menjadikannya unik dalam memandu tindakan
keperawatan.

Konsep yang dipinjam dari Bates mengenai pandangan Levine terhadap


lingkungan tidak diterjemahkan ke dalam bagaimana lingkungan mempengaruhi
individu. Perlunya menghubungkan konsep-konsep yang tergabung sangat penting
ketika mengembangkan model keperawatan untuk diterapkan pada perawatan
manusia.

Konsep konservasi, adaptasi, dan integritas dapat diterapkan pada semua


kelompok umur karena setiap individu perlu mengembangkan dan mencadangkan
energi tubuh.

Definisi operasional Levine tentang homeostasis dipertanyakan karena untuk


mencapai homeostasis; tubuh terus menerus menggunakan energi; dengan
demikian, pernyataannya bahwa homeostatis adalah keadaan hemat energi tidak
jelas. Penulisan ulang mungkin berguna pada bagian modelnya ini.

Kekuatan dan kelemahan

Empat prinsip konservasi dinyatakan secara singkat.

Kekuatan

Levine telah menghubungkan konsep adaptasi, konservasi, dan integritas dengan


cara yang memberikan pandangan keperawatan yang berbeda dari disiplin ilmu
tambahan yang berbagi konsep ini dengan keperawatan.

Karya Levine logis. Satu pemikiran atau ide mengalir dari pemikiran atau gagasan
sebelumnya ke pemikiran atau gagasan berikutnya.

Kelemahan

Ada banyak konsep dengan hubungan yang relatif tidak ditentukan dan asumsi
yang tidak dinyatakan.

20
4. Teori Leininger

Teori Keperawatan Transkultural Leininger

Teori Keperawatan Transkultural atau Teori Perawatan Budaya oleh


Madeleine Leininger melibatkan mengetahui dan memahami budaya yang
berbeda mengenai praktik keperawatan dan perawatan kesehatan-penyakit,
keyakinan, dan nilai-nilai untuk memberikan layanan asuhan keperawatan yang
bermakna dan efektif terhadap nilai-nilai budaya masyarakat dalam konteks
kesehatan-penyakit.

Ini berfokus pada fakta bahwa budaya yang berbeda memiliki perilaku kepedulian
yang berbeda dan nilai-nilai kesehatan dan penyakit, kepercayaan, dan pola
perilaku yang berbeda.

Pandangan dunia budaya pelayanan mengalir ke dalam pengetahuan tentang


individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan institusi dalam sistem pelayanan
kesehatan yang beragam. Pengetahuan ini memberikan makna dan ekspresi
budaya yang spesifik tentang perawatan dan kesehatan. Fokus berikutnya adalah
pada sistem generik atau tradisional, sistem perawatan profesional, dan asuhan
keperawatan. Informasi tentang sistem ini mencakup karakteristik dan fitur
perawatan spesifik dari masing-masing sistem. Informasi ini memungkinkan
dilakukannya identifikasi persamaan dan perbedaan atau universalitas kepedulian
budaya dan keragaman kepedulian budaya.

Berikutnya adalah keputusan dan tindakan asuhan keperawatan yang melibatkan


pelestarian/pemeliharaan perawatan budaya, akomodasi/negosiasi perawatan
budaya, dan pola ulang atau restrukturisasi perawatan budaya. Di sinilah asuhan
keperawatan diberikan.

Keterangan

21
Pada tahun 1995, Madeleine Leininger mendefinisikan keperawatan transkultural
sebagai “bidang studi dan praktik substantif yang berfokus pada nilai-nilai,
kepercayaan, dan praktik perawatan budaya komparatif dari individu atau
kelompok dari budaya yang sama atau berbeda untuk memberikan praktik asuhan
keperawatan yang spesifik budaya dan universal. dalam meningkatkan kesehatan
atau kesejahteraan atau untuk membantu orang menghadapi kondisi manusia
yang tidak menguntungkan, penyakit, atau kematian dengan cara yang bermakna
secara budaya.”

Teori Keperawatan Transkultural pertama kali muncul dalam Culture Care


Diversity and Universality karya Leininger yang diterbitkan pada tahun 1991,
namun dikembangkan pada tahun 1950an. Teori tersebut dikembangkan lebih
lanjut dalam bukunya Keperawatan Transkultural yang diterbitkan pada tahun
1995. Dalam Keperawatan Transkultural edisi ketiga yang diterbitkan pada tahun
2002 dijelaskan penelitian berbasis teori dan penerapan teori Transkultural.

Konsep Utama Teori Keperawatan Transkultural

Berikut ini adalah konsep-konsep besar dan definisinya dalam Teori Keperawatan
Transkultural Madeleine Leininger.

Keperawatan Transkultural

Keperawatan transkultural didefinisikan sebagai subbidang atau cabang


keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisis budaya mengenai
praktik keperawatan dan perawatan kesehatan-penyakit, keyakinan, dan nilai-nilai
untuk memberikan layanan asuhan keperawatan yang bermakna dan efektif
terhadap nilai-nilai budaya dan kesehatan mereka. konteks penyakit.

Etnonperawatan

Ini adalah studi tentang keyakinan, nilai, dan praktik asuhan keperawatan yang
dirasakan dan diketahui secara kognitif oleh budaya tertentu melalui pengalaman
langsung, keyakinan, dan sistem nilai mereka (Leininger, 1979).

Perawatan

Keperawatan didefinisikan sebagai profesi dan disiplin humanistik dan ilmiah


yang dipelajari yang berfokus pada fenomena perawatan manusia dan kegiatan
untuk membantu, mendukung, memfasilitasi, atau memungkinkan individu atau
kelompok untuk mempertahankan atau mendapatkan kembali kesejahteraan (atau

22
kesehatan) mereka dengan cara yang bermakna dan bermanfaat secara budaya.
cara, atau untuk membantu orang menghadapi cacat atau kematian.

Asuhan Keperawatan Profesional (Caring)

Asuhan keperawatan profesional (caring) didefinisikan sebagai pengetahuan dan


keterampilan praktik perawatan profesional yang dipelajari secara formal dan
kognitif yang diperoleh melalui lembaga pendidikan yang digunakan untuk
memberikan tindakan asistif, suportif, pemungkin, atau fasilitatif kepada atau
untuk individu atau kelompok lain guna meningkatkan kondisi kesehatan
manusia. (atau kesejahteraan), kecacatan, gaya hidup, atau bekerja
dengan klien yang sekarat .

Perawatan Kongruen Budaya (Keperawatan).

Asuhan yang selaras secara budaya (keperawatan) didefinisikan sebagai tindakan


atau keputusan yang bersifat asistif, suportif, fasilitatif, atau memungkinkan yang
berbasis kognitif, yang dibuat khusus agar sesuai dengan nilai-nilai budaya,
keyakinan, dan cara hidup individu, kelompok, atau institusi, keyakinan, dan cara
hidup untuk memberikan atau mendukung. pelayanan kesehatan atau layanan
kesejahteraan yang bermakna, bermanfaat, dan memuaskan.

Kesehatan

Ini adalah keadaan sejahtera yang didefinisikan, dihargai, dan dipraktikkan secara
budaya. Hal ini mencerminkan kemampuan individu (atau kelompok) untuk
melakukan aktivitas peran mereka sehari-hari dalam cara hidup yang diungkapkan
secara budaya, bermanfaat, dan berpola.

Manusia

Mereka diyakini peduli dan mampu memperhatikan kebutuhan, kesejahteraan, dan


kelangsungan hidup orang lain. Leininger juga menunjukkan bahwa keperawatan
sebagai ilmu kepedulian harus fokus di luar interaksi tradisional perawat-pasien
dan mencakup keluarga, kelompok, komunitas, budaya total, dan institusi.

Masyarakat dan Lingkungan

Leininger tidak mendefinisikan istilah-istilah ini; dia berbicara tentang pandangan


dunia, struktur sosial, dan konteks lingkungan.

Pandangan Dunia

23
Pandangan dunia adalah cara orang memandang dunia, atau alam semesta, dan
membentuk “gambaran atau pendirian nilai” tentang dunia dan kehidupan mereka.

Dimensi Struktur Budaya dan Sosial

Dimensi struktur budaya dan sosial didefinisikan sebagai melibatkan pola dinamis
dan fitur faktor struktural dan organisasi yang saling terkait dari budaya tertentu
(subkultur atau masyarakat) yang mencakup agama, kekerabatan (sosial), politik
(dan hukum), ekonomi, pendidikan, teknologi, dan nilai-nilai budaya, faktor
etnohistoris, dan bagaimana faktor-faktor ini saling terkait dan berfungsi untuk
mempengaruhi perilaku manusia dalam konteks lingkungan yang berbeda.

Konteks Lingkungan

Konteks lingkungan adalah keseluruhan peristiwa, situasi, atau pengalaman


tertentu yang memberi makna pada ekspresi, interpretasi, dan interaksi sosial
manusia dalam lingkungan fisik, ekologi, sosiopolitik, dan/atau budaya tertentu.

Budaya

Budaya dipelajari, dibagikan, dan ditransmisikan nilai-nilai, keyakinan, norma-


norma, dan cara hidup kelompok tertentu yang memandu pemikiran, keputusan,
dan tindakan mereka dengan cara yang terpola.

Peduli Budaya

Perawatan budaya didefinisikan sebagai nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup


yang dipelajari dan diwariskan secara subyektif dan obyektif yang membantu,
mendukung, memfasilitasi, atau memungkinkan individu atau kelompok lain
untuk mempertahankan kesejahteraan, kesehatan, meningkatkan kondisi
kehidupan manusia, atau menghadapi masalah. penyakit, cacat atau kematian.

Keanekaragaman Peduli Budaya

Keberagaman budaya kepedulian menunjukkan variabilitas dan/atau perbedaan


dalam makna, pola, nilai, cara hidup, atau simbol kepedulian dalam atau di antara
kolektif terkait dengan ekspresi kepedulian manusia yang bersifat asistif, suportif,
atau memungkinkan.

Universalitas Peduli Budaya

24
Universalitas kepedulian budaya menunjukkan makna, pola, nilai, cara hidup, atau
simbol perawatan yang umum, serupa, atau dominan dan seragam yang terdapat di
banyak budaya dan mencerminkan cara-cara yang bersifat asistif, suportif,
fasilitatif, atau memungkinkan untuk membantu orang. (Leininger, 1991)

Subkonsep

Berikut subkonsep Teori Keperawatan Transkultural Madeleine Leininger beserta


definisinya:

Sistem Perawatan Generik (Rakyat atau Awam).

Sistem perawatan generik (baik masyarakat maupun awam) adalah pengetahuan


dan keterampilan yang dipelajari dan diwariskan secara budaya, pengetahuan dan
keterampilan masyarakat adat (atau tradisional), masyarakat (berbasis rumah)
yang digunakan untuk memberikan tindakan asistif, suportif, pemungkin, atau
fasilitatif terhadap atau untuk individu, kelompok, atau orang lain. lembaga yang
memiliki kebutuhan yang jelas atau sudah diantisipasi untuk memperbaiki atau
meningkatkan cara hidup manusia, kondisi kesehatan (atau kesejahteraan), atau
untuk menangani situasi cacat dan kematian.

Emik

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman langsung atau langsung dari orang yang
pernah mengalaminya. Itu adalah pengetahuan umum atau pengetahuan rakyat.

Sistem Perawatan Profesional

Sistem perawatan profesional didefinisikan sebagai perawatan profesional,


kesehatan, penyakit, kebugaran yang diajarkan, dipelajari, dan disebarkan secara
formal, serta pengetahuan terkait dan keterampilan praktik yang berlaku di
lembaga profesional, biasanya dengan personel multidisiplin untuk melayani
konsumen.

Etika

Pengetahuan yang menggambarkan perspektif profesional. Ini adalah pengetahuan


perawatan profesional.

Etnohistori

25
Etnohistori mencakup fakta, peristiwa, contoh, pengalaman individu, kelompok,
budaya, dan instruksi masa lalu yang terutama berpusat pada masyarakat (etno)
dan menggambarkan, menjelaskan, dan menafsirkan cara hidup manusia dalam
konteks budaya tertentu dalam jangka waktu pendek atau panjang.

peduli

Peduli sebagai kata benda didefinisikan sebagai fenomena abstrak dan konkrit
yang berkaitan dengan membantu, mendukung, atau memungkinkan pengalaman
atau perilaku terhadap atau untuk orang lain dengan kebutuhan yang jelas atau
diantisipasi untuk memperbaiki atau memperbaiki kondisi atau cara hidup
manusia.

peduli

Peduli sebagai kata kerja didefinisikan sebagai tindakan dan kegiatan yang
diarahkan untuk membantu, mendukung, atau memungkinkan individu atau
kelompok lain dengan kebutuhan yang jelas atau diantisipasi untuk memperbaiki
atau meningkatkan kondisi manusia atau cara hidup atau menghadapi kematian.

Kejutan Budaya

Kejutan budaya dapat terjadi ketika pihak luar berupaya untuk memahami atau
beradaptasi secara efektif terhadap kelompok budaya yang berbeda. Orang luar
cenderung mengalami perasaan tidak nyaman dan tidak berdaya
serta disorientasi pada tingkat tertentu karena perbedaan nilai budaya,
kepercayaan, dan praktik. Kejutan budaya dapat menimbulkan kemarahan dan
dapat dikurangi dengan mencari pengetahuan tentang budaya tersebut sebelum
mengenal budaya tersebut.

Pengenaan Budaya

Pemaksaan budaya mengacu pada upaya pihak luar, baik secara halus maupun
tidak terlalu halus, untuk memaksakan nilai-nilai budaya, kepercayaan, perilaku
mereka sendiri pada individu, keluarga, atau kelompok dari budaya
lain. (Leininger, 1978)

Model Matahari Terbit dari Teori Madeleine Leininger

Model Sunrise relevan karena memungkinkan perawat mengembangkan


pemikiran kritis dan kompleks tentang praktik keperawatan. Pemikiran ini harus
mempertimbangkan dan mengintegrasikan dimensi struktur budaya dan sosial
dalam setiap konteks spesifik, selain aspek biologis dan psikologis asuhan
keperawatan.

26
Model Matahari Terbit Madeleine Leininger. Klik untuk memperbesar.
Pandangan dunia budaya pelayanan mengalir ke dalam pengetahuan tentang
individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan institusi dalam sistem pelayanan
kesehatan yang beragam. Pengetahuan ini memberikan makna dan ekspresi
budaya yang spesifik mengenai perawatan dan kesehatan. Fokus selanjutnya
adalah pada sistem generik atau folk, sistem perawatan profesional, dan asuhan
keperawatan. Informasi tentang sistem ini mencakup karakteristik dan fitur
perawatan spesifik dari masing-masing sistem. Informasi ini memungkinkan
dilakukannya identifikasi persamaan dan perbedaan atau universalitas kepedulian
budaya dan keragaman kepedulian budaya.

Berikutnya adalah keputusan dan tindakan asuhan keperawatan yang melibatkan


pelestarian atau pemeliharaan perawatan budaya, akomodasi atau negosiasi
perawatan budaya, dan pola ulang atau restrukturisasi perawatan budaya. Di
sinilah asuhan keperawatan diberikan.

Tiga mode keputusan dan tindakan asuhan keperawatan

Pelestarian atau Pemeliharaan Kebudayaan

Pelestarian budaya dikenal juga dengan istilah pemeliharaan. Hal ini mencakup
tindakan dan keputusan profesional yang membantu, mendukung, fasilitatif, atau
memungkinkan yang membantu orang-orang dari budaya tertentu untuk
mempertahankan dan/atau melestarikan nilai-nilai perawatan yang relevan
sehingga mereka dapat mempertahankan kesejahteraan mereka, pulih dari
penyakit, atau menghadapi cacat dan/ atau kematian.

Akomodasi atau Negosiasi Perawatan Budaya

Akomodasi perawatan budaya, juga dikenal sebagai negosiasi, mencakup tindakan


dan keputusan profesional yang membantu, mendukung, fasilitatif, atau
memungkinkan kreatif yang membantu orang-orang dari budaya tertentu untuk
beradaptasi atau bernegosiasi dengan orang lain untuk mendapatkan hasil
kesehatan yang bermanfaat atau memuaskan dengan penyedia layanan
profesional.

Restrukturisasi atau Restrukturisasi Perawatan Budaya

Pola ulang atau restrukturisasi layanan budaya mencakup tindakan dan keputusan
profesional yang membantu, mendukung, fasilitatif, atau memungkinkan yang
membantu klien menata ulang, mengubah, atau memodifikasi cara hidup mereka
menuju pola layanan kesehatan yang baru, berbeda, dan bermanfaat dengan tetap
menghormati nilai-nilai budaya dan keyakinan klien. dan tetap memberikan cara
hidup yang bermanfaat atau lebih sehat dibandingkan sebelum perubahan
dilakukan pada klien. (Leininger, 1991)

27
Asumsi

Berikut asumsi teori Madeleine Leininger:

 Budaya yang berbeda memandang, mengetahui, dan mempraktikkan


perawatan secara berbeda, namun ada beberapa kesamaan tentang
perawatan di antara semua budaya di dunia.
 Nilai-nilai, keyakinan, dan praktik perawatan yang berhubungan dengan
budaya dibentuk oleh, dan sering kali tertanam dalam, “pandangan dunia,
bahasa, agama (atau spiritual), kekerabatan (sosial), politik (atau hukum),
pendidikan, ekonomi, teknologi, etnohistoris, dan konteks lingkungan
budaya.
 Meskipun kepedulian terhadap manusia bersifat universal di berbagai
budaya, kepedulian dapat ditunjukkan melalui beragam ekspresi, tindakan,
pola, gaya hidup, dan makna.
 Asuhan budaya merupakan sarana holistik terluas untuk mengetahui,
menjelaskan, menafsirkan, dan memprediksi fenomena asuhan
keperawatan untuk memandu praktik asuhan keperawatan.
 Semua budaya mempunyai praktik layanan kesehatan generik atau
tradisional, praktik profesionalnya berbeda-beda antar budaya, dan akan
ada persamaan dan perbedaan budaya antara penerima layanan (generik)
dan pemberi perawatan profesional dalam budaya mana pun.
 Perawatan adalah fokus keperawatan yang berbeda, dominan, menyatukan,
dan sentral, dan meskipun penyembuhan dan penyembuhan tidak dapat
terjadi secara efektif tanpa perawatan, perawatan dapat terjadi tanpa
adanya penyembuhan.
 Perawatan dan kepedulian sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia dan pertumbuhannya, kesehatan, kesejahteraan, penyembuhan,
dan kemampuan untuk menghadapi cacat dan kematian.
 Keperawatan, sebagai disiplin dan profesi perawatan transkultural,
memiliki tujuan utama untuk melayani umat manusia di seluruh wilayah di
dunia; bahwa ketika asuhan keperawatan berbasis budaya bermanfaat dan
menyehatkan, maka hal tersebut akan berkontribusi terhadap kesejahteraan
klien – baik individu, kelompok, keluarga, komunitas, atau institusi –
sebagaimana mereka berfungsi dalam konteks lingkungannya.
 Asuhan keperawatan akan kongruen secara budaya atau bermanfaat hanya
jika perawat mengenal kliennya. Pola, ekspresi, dan nilai budaya klien
digunakan dengan cara yang tepat dan bermakna oleh perawat bersama
klien.
 Jika klien menerima asuhan keperawatan yang setidaknya tidak kongruen
secara budaya (yaitu, sesuai dan menghormati cara hidup, kepercayaan,
dan nilai-nilai klien), klien akan menunjukkan tanda-tanda stres,
ketidakpatuhan, konflik budaya, dan/atau etika . atau masalah moral.

28
Analisis

Dalam teori keperawatan Leininger disebutkan bahwa perawat akan membantu


klien bergerak menuju perbaikan atau perbaikan praktik atau kondisi
kesehatannya. Pernyataan ini akan menjadi kesulitan besar bagi perawat karena
menanamkan ide-ide baru dalam budaya yang berbeda mungkin menimbulkan
maksud yang mengganggu bagi “orang dalam”. Budaya adalah seperangkat
praktik kuat yang dikembangkan dari generasi ke generasi sehingga sulit untuk
ditembus.

Seluruh aktivitas membenamkan diri dalam budaya yang berbeda memakan waktu
untuk memahami keyakinan dan praktik mereka sepenuhnya. Alasan lainnya
adalah bahwa hal ini akan memakan banyak biaya bagi perawat.

Karena keterbatasan finansial dan ketidakjelasan cara mendapatkan kompensasi


finansial, hal ini dapat menjadi alasan mengapa perawat tidak banyak terlibat
dalam pendekatan keperawatan semacam ini.

Karena sifatnya yang mengganggu, penolakan dari “orang dalam” dapat


menimbulkan risiko terhadap keselamatan perawat, terutama dalam budaya
dengan praktik yang sangat tabu.

Sangat terpuji bagi Leininger untuk merumuskan teori yang spesifik pada aspek
perawatan multikultural. Di sisi lain, terlalu banyak diberikan pada konsep budaya
sehingga Leininger gagal membahas fungsi atau peran perawat secara
komprehensif. Tidak disebutkan bagaimana membantu, mendukung atau
memungkinkan klien menyesuaikan diri dengan kehidupan yang lebih baik.

Kekuatan

 Leininger telah mengembangkan Model Sunrise dalam urutan logis untuk


menunjukkan keterkaitan konsep-konsep dalam teorinya tentang
Keanekaragaman dan Universalitas Peduli Budaya.
 Teori Leininger pada dasarnya pelit karena konsep-konsep yang
diperlukan digabungkan sedemikian rupa sehingga teori dan modelnya
dapat diterapkan dalam banyak situasi berbeda.
 Ini sangat bisa digeneralisasikan. Konsep dan hubungan yang disajikan
berada pada tingkat abstraksi, yang memungkinkan penerapannya dalam
berbagai situasi.
 Meskipun tidak sederhana dalam istilahnya, hal ini dapat dengan mudah
dipahami pada kontak pertama.
Kelemahan

 Teori dan modelnya tidak sederhana.

29
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah keperawatan memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan
keperawatan saat ini. Peningkatan dalam segala aspek keperawatan tidak
luput dari pengaruh sejarah keperawatan. Sejarah keperawatan menjadikan
tolak ukur dan pandangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dibidang keperawatan. Sejak zaman purba perawatan luka telah
dilakukan, namun belum sebaik sekarang. Dahulu perawatan luka
dilakukan dengan alat dan pengetahuan seadanya yang ditemukan dari
lingkungan sekitar. Lalu pengetahuan menghasilkan penemuan baru yang
menciptakan teknologi untuk mempercepat proses penyembuhan luka.
Untuk itu peran sejarah sangat berpengaruh dalam peradaban manusia
dibumi sebagai panutan untuk mengalami perubahan yang lebih baik
B. Saran.
Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini,maka penulis sampai kan beberapa
saran yang dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca dalam
menindak lanjut hasil penelitian.

1. Kurang lama waktu penelitian.

2. Masih kurang dalam segi media.

30
DAFTAR PUSTAKA

Masyarakat Keperawatan Transkultural. (nd). Masyarakat Keperawatan


Transkultural . Diakses pada 1 Agustus 2014, dari https://www.tcns.org/
Penghormatan kepada Dr. Madeleine Leininger. (nd). Penghormatan kepada Dr.
Madeleine Leininger . Diakses pada 1 Agustus 2014, dari https://www.madeleine-
leininger.com/
Leininger, M. (1978). Keperawatan transkultural: Konsep, teori, dan praktik. Dalam
George, J. (Ed.). Teori keperawatan: dasar praktik keperawatan profesional. Norwalk,
Connecticut: Appleton & Lange.Leininger, M. (1979). Keperawatan transkultural. Dalam
George, J. (Ed.). Teori keperawatan: dasar praktik keperawatan profesional. Norwalk,
Connecticut: Appleton & Lange.
Leininger, MM (1991). Keberagaman dan universalitas perawatan budaya: Sebuah teori
keperawatan. Dalam George, J. (Ed.). Teori keperawatan: dasar praktik keperawatan
profesional. Norwalk, Connecticut: Appleton & Lange.
Rogers, SAYA (1989). Pengantar Landasan Teori Keperawatan . Filadelfia: FA Davis
Hektor LM (1989) Martha E Rogers: Sejarah Hidup. Ilmu Keperawatan Triwulanan 2; 2,
63-73.
Lebih Aman, G. (1977). Pemimpin Amerika kontemporer dalam bidang keperawatan:
Sebuah sejarah lisan. New York: Bukit McGraw.
Alligood, PAK (2013). Teori Keperawatan-E-Book: Pemanfaatan & Penerapan . Ilmu
Kesehatan Elsevier.
Levine, SAYA (1969). Pengantar keperawatan klinis . Dalam McEwen, M. dan Wills, E.
(Ed.). Landasan teori keperawatan. AS: Lippincott Williams & Wilkins.
Levine, SAYA (1973). Pengantar keperawatan klinis (edisi ke-2). Dalam McEwen, M.
dan Wills, E. (Ed.). Landasan teori keperawatan. AS: Lippincott Williams & Wilkins.
Levine, SAYA (1989). Prinsip konservasi keperawatan: Dua puluh tahun
kemudian. Dalam George, J. (Ed.). Teori keperawatan: dasar praktik keperawatan
profesional. Norwalk, Connecticut: Appleton & LangeAlligood , M. R. 2010 . The
Nature of Knowledge Needed For Nursing Practice .
In M. Alligood (Ed.), Nursing theory: Utilization & application ( 4th ed.
, pp. 3 – 15 ). St. Louis : Mosby-Elsevier
Alligood, M., R. 2014. Nursing Theorist and Their Work. USA : Elsevier Mosby
Bryar, R. 1995. Theory for midwifery Practice. London : MACMILLAN PRESS
LTD
Currentnursing. 2012. The Helping Art of Clinical Nursing :Ernestine
Wiedenbach. www.currentnursing.com
Fawcett, Jacqueline. 1993. Analysis And Evaluation Of Nursing Theories.

31
Philadelphia: F. A. Davis
Nickel, S., MacLaren, A. 1992. Ernestine Wiedenbach : Her Professional Legacy.

32

Anda mungkin juga menyukai