Tugas ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
falsafah dan teori keperawatan
dosen pengampu :
Bismillahirrohmanirrohim
Tiada kata terindah, yang patut saya ucapkan dan tiada kata terindah yang
pantas terbingkai kecuali bentuk puji dan syukur kehadirat Allah yang Maha
Gopur. Yang telah menciptakan langit, sebagai tempat bernaungnya sang
rembulan. Yang telah menciptakan bumi, sebagai tempat beribadah bagi
hambanya
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A . Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
D. tujuan Penelitian....................................................................................................1
C. Manfaat penelitian..................................................................................................1
D. METODE PENELITIAN.................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. PENGERTIAN........................................................................................................2
Asumsi.......................................................................................................................9
Konsep Utama........................................................................................................10
Subkonsep...............................................................................................................11
Ilmu Kesatuan Manusia dan Proses Keperawatan..............................................13
Kekuatan.................................................................................................................13
Kelemahan..............................................................................................................13
Teori Keperawatan: Model Konservasi....................................................................14
Apa yang dimaksud dengan Model Konservasi?.................................................15
Konsep Utama Model Konservasi Levine............................................................16
Subkonsep...............................................................................................................17
Asumsi.....................................................................................................................18
Analisis Model Konservasi....................................................................................19
Kekuatan dan kelemahan......................................................................................20
Teori Keperawatan Transkultural Leininger..........................................................21
Keterangan.............................................................................................................21
Konsep Utama Teori Keperawatan Transkultural..............................................22
Subkonsep...............................................................................................................25
Model Matahari Terbit dari Teori Madeleine Leininger....................................26
ii
Tiga mode keputusan dan tindakan asuhan keperawatan..................................27
Asumsi.....................................................................................................................28
Analisis....................................................................................................................29
Kekuatan.................................................................................................................29
Kelemahan..............................................................................................................29
BAB III..................................................................................................................30
PENUTUP...................................................................................................................30
A. Kesimpulan............................................................................................................30
B. Saran.......................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Teori keperawatan merupakan kumpulan pengetahuan yang terorganisir untuk
mendefinisikan apa itu keperawatan, apa yang dilakukan perawat, dan mengapa
mereka melakukannya. Teori keperawatan memberikan cara untuk mendefinisikan
keperawatan sebagai disiplin unik yang terpisah dari disiplin ilmu lain (misalnya
kedokteran). Ini adalah kerangka konsep dan tujuan yang dimaksudkan untuk
memandu praktik keperawatan pada tingkat yang lebih konkrit dan spesifik.
Keperawatan, sebagai sebuah profesi, berkomitmen untuk mengakui kumpulan
pengetahuannya yang tak tertandingi yang penting bagi praktik keperawatan—
ilmu keperawatan. Untuk membedakan landasan pengetahuan ini, perawat perlu
mengidentifikasi, mengembangkan, dan memahami konsep dan teori yang sejalan
dengan keperawatan. Sebagai suatu ilmu, keperawatan didasarkan pada teori
tentang apa itu keperawatan, apa yang dilakukan perawat, dan
alasannya. Keperawatan adalah disiplin ilmu yang unik dan terpisah dari
kedokteran. Ia memiliki pengetahuan tersendiri yang menjadi dasar pemberian
layanan.
B. Rumusan Masalah
1. sebutkan 4 pencetus teori keperawatan
2. tuliskan latar belakang dari 4 pencetus teori keperawatan
3. jelaskan bagaimana teori keperawatannya
C. tujuan Penelitian
1. untuk mengenal tokoh yang membantu perkembangannya teknologi
keperawatan
2. untuk lebih bisa mencontoh sikap dan perilaku yang baik dari tokoh tersebut
3. untuk menambah wawasan terhadap dunia keperawatan
D. Manfaat penelitian
1. lebih mendalami ilmu keperawatan
2. bisa menambah wawasan terhadap dunia keperawatan
1
D. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi pustaka,
metode deskriptif dalam menganalisis data, dan metode informal (naratif) dalam
penyajian hasil analisis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
a. teori Ernestine Wiedenbach
2
Teori Ernestine Widenbach dikenal dengan “The Need For Help”. Teori
ini melihat segala aspek yang terdapat dalam ruang lingkup asuhan keperawatan
baik dari aspek pasien, perawat dan lingkungan sosial yang berada di sekitar
pelayanan kesehatan yang diberikan. Dengan penggunaan teori ini diharapkan
dapat melihat keseluruhan dari aspek-aspek yang terkait dapat menyelesaikan
permasalahan yang terjadi pada pasien terutama dalam keadaan emergensi dengan
cepat dan tepat yaitu dengan mengidentifikasi bantuan segera apa yang
dibutuhkan oleh pasien (kegawatdaruratan), perawat dapat menggunakan sumber
dukungan pasien untuk memenuhi kebutuhannya dan menilai apakah bantuan
yang diberikan benar-benar dibutuhkan oleh pasien (Alligood, 2014).
C. Model Konseptual Teori Ernestine Wiedenbach
1. Elemen-Elemen Model Konseptual
Model konseptual Wiedenbach membantu mengidentifikasi kebutuhan terhadap
keyakinan kepercayaan pada nurse midwife dan kepercayaan rekan. Berikut ini
komponen model konseptual Wiedenbach yang diketahui sebagai lima elemen
dalam the Realistis of Nursing, yaitu:
a. The Agents Wiedenbach
mengidentifikasi empat elemen dalam praktik klinik perawat. Empat elemen
dalam ”clinical nursing” yaitu Philosophy, tujuan,praktik dan art (seni) ( Raleigh,
1989 dan Wiedenbach, 1964 ) sebagai berikut penjelasannya : 11
1. Philosophy
Berikut ini adalah 3 point dasar philosophy keperawatan :
a. Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan
b. Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan
individualisme pada setiap orang
c. Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain (Raleigh, 1989)
Philosophy yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang
segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk
persiapan menjadi orang tua.
2. Tujuan
3
Tujuan yang dimaksud adalah apa yang ingin perawat capai melalui apa yang
dilakukan-keseluruhan tujuan untuk praktik professional, termasuk keseluruhan
kegiatan yang berdampak baik pada pasien
3. Praktik
Mengobservasi aksi keperawatan termasuk disiplin dalam pemikiran dan perasaan
melalui pertemuan bantuan yang dibutuhkan pasien. Aksi ini adalah tujuan secara
langsung dan berpusat pada pasien
4. Art
Art pada keperawatan klinik terdiri dari :
a) Pemahaman perawat pada kondisi, situasi dan kebutuhan pasien
b) Tujuan internal perawat dan aksi eksternal untuk meningkatkan kemampuan
pasien melalui perawatan yang sesuai
4
bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum menemukan
goal. Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal yang akan
dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis
yang berbeda dari kebutuhan yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional
atau psikologis. Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien, bidan/perawat
harus menggunakan mata, telinga, tangan, serta pikirannya.
d. The Means
Maksud atau arti pada pencapai tujuan perawatan midwifery diekpresikan dalam
praktik terdiri dari empat fase :
1) Identifikasi pengalaman need-for-help pasien
2) Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang
dibutuhkan
3) Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang
dibutuhkan
4) Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pasien Model Wiedenbach mengidentifikasi kebutuhan dari nurse
midwife akan pengetahuan, penilaian dan keterampilan yang dapat dicapai:
1) Pengetahuan meliputi segala sesuatu yang telah dipahami. Pengetahuan dapat
berupa fakta, spekulatif atau praktik dan menyediakan sumber
2) Penilaian meliputi kemampuan perawat dalam membuat keputusan
3) Keterampilan menunjukan kemampuan perawat dalam mencapai keberhasilan
hasil
e. The Framework
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi, dan
profesional. Tujuan Wiedenbach dalam teorinya adalah untuk mengindentifikasi
bantuan yang dibutuhkan pasien melalui tahapan berikut:
1) Mengobservasi perilaku yang konsisten atau tidak konsisten terhadap
kenyamanan pasien
2) Mengeksplorasi maksud atau arti dari perilaku pasien
3) Memastikan penyebab ketidaknyamanan atau ketidakmampuan pasien
4) Menentukan apakah pasien dapat mengatasi masalahnya sendiri atau
membutuhkan bantuan Philosophi Tujuan Identifikasi, pertolongan, validasi,
koodinasi The Midwife need-for-help Tujuan The Agent The Resipient: Meeting
5
the The Woman Need-for-help Art Praktik Pengetahuan, penilaian, keterampilan,
sumber spiritual dan material
Skema 2.1 Model Praktik Keperawatan Ernestine Wiedenbach Wiedenbach
mengidentifikasi tiga elemen interdependen dalam preskriptif teorinya yaitu:
tujuan utama yang menjadi alasan perawat, preskriptif dari aksi dalam
pertimbangan untuk pencapaian misi dan realitas yang menantang kecerdikan dan
kreativitas perawat sebagai usaha untuk memenuhi tujuan utama keperawatan
melalui praktek. Kemudian, tiap-tiap perawat memformulasikan preskriptif
teorinya sebagai sebuah disiplin praktik sesuai dengan realitas dan situasi.
2. Fokus Konseptual Wiedenbach dan Komponen-komponen Praktik Keperawatan
Berdasarkan ilustrasi di atas, pusat dari bulatan adalah pengalaman individu atau
pasien. Individu menerima pelayanan secara langsung melalui komponen-
komponen praktik klinik. Komponen-komponen ini mengidentifikasi need-for-
help, pemberian bantuan (pertolongan) yang dibutuhkan (skema 2.2), dan validasi
bantuan yang dibutuhkan (skema 2.3). Komponen ini memasukkan koordinasi
pelayanan keperawatan, kolaborasi dan konsultasi secara langsung. Pendidikan
keperawatan, administrasi keperawatan dan organisasi keperawatan terlihat
sebagai level praktik selanjutnya, dengan bekerja bersama-sama untuk mencapai
perawatan yang berkualitas. Advanced study, penelitian dan publikadi dipandang
sebagai level tertinggi pada praktik keperawatan profesional untuk
menginvestigasi masalah keperawatan dan mencari solusi. Wiedenbach percaya
bahwa perbaikan kualitas praktik keperawatan dengan pendidikan yang didukung
usaha perawat secara individual untuk bertanggung jawab akan hasil tanpa adanya
pelanggaran keperawatan yang ideal.
Wiedenbach mengatakan bahwa pelayanan keperawatan dan pendidikan
keperawatan saling ketergantungan. Melalui kerja sama dengan mutual respect,
dan melalui pembelajaran yang sistematik akan masalah yang telah menjadi
pengalaman dalam praktik keperawatan, perawat dapat memberikan konsistensi
dan stabilitas pada penyediaan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Adapun
skema dari pengelolaan bantuan yang dibutuhkan dan validasi bantuan
digambarkan dalam skema-skema di bawah ini. Pengelolaan Bantuan yang
Dibutuhkan Skema 2.2 Pemberian Bantuan untuk Pertolongan (Wiendenbach,
1964) Skema 2. 2 Pemberian Bantuan untuk Pertolongan (Wiendenbach, 1964)
Perawat memformulasikan perencanaan dalam pertemuan dengan pasien need-for
help berdasarkan sumber: “apa yang pasien pikirkan, ketahui, dapat dilakukan,
telah dilakukan” + “apa yang perawat pikirkan, ketahui, dapat dilakukan, telah
dilakukan” Perawat membuat perencanaan untuk pasien Pasien merespon
presentasi perencanaan Perawat mempersepsikan perilaku konsisten atau tidak
konsisten pasien dengan penerimaan konsep yang direncanakan Perawat
mengeksplorasi, klarifikasi tujuan, maksud/arti perilaku pasien yang diikuti
presentasi perencanaan Pasien sependapat dengan perencanaan Pasien tidak
6
sependapat dengan perencanaan Perawat menyarankan cara implementasi Perawat
mencari bantuan untuk mendapatkan dalam perencanaan respon definitiv Pasien
menerima saran Pasien tidak menerima saran Perencanaan implementasi perawat:
Perawat mengeksplorasi penyebab pemberian pertolongan yang dibutuhkan
ketidakterimaan pasien Pasien mengungkapkan penyebab Pasien tidak
mengungkapkan penyebab ketidakterimaan: masalah yang mengganggu
ketidakterimaan Pasien membutuhkan: penyelesaian masalah Perawat dapat
mencari bantuan untuk menetapkan penyebab ketidakterimaan pasien Perawat
mengeksplorasi kemampuan pasien dalam solusi masalah indikasi kemampuan
pasien indikasi ketidakmampuan pasien dalam menyelesaikan masalah: dalam
menyelesaikan masalah pasien tidak membutuhkan bantuan pasien membutuhkan
bantuan Perawat memformulasikan perencanaan dalam pertemuan ini need-for-
help berbasis pengenalan sumber yang baru; perencanaan pasien; dan
mengeksplorasi maksud perilaku pasien dalam merespon perencanaan baru
menurut outline pada chart Validasi Bantuan yang Dibutuhkan yang Telah
Ditemukan Perawat mempersepsikan perilaku konsisten atau tidak konsisten
pasien dengan konsep kenyamanan atau kemampuan Perawat mengeksplorasi,
klarifikasi tujuan, maksud perilaku pasien Pasien memberikan keyakinan bukti
Pasien tidak memberikan keyakinan bukti pada kenyamanan atau kemampuan
pada kenyamanan atau kemampuan need-for-help-met need-for-help may not have
been met Perawat membutukan rekonstruksi pengalaman untuk memastikan:
1. Identifikasi need-for-help
2. Kebutuhan apa yang ditemukan perawat dalam sebuah cara penerimaan
3. Apa perawat membutuhkan bantuan untuk mengetahui dimana memulai
kembali dan kemudian menetapkan aksi yang sesuai Skema 2.3 Validasi Bantuan
yang Dibutuhkan yang Telah Ditemukan (Wiedenbach, 1964)
D. Tahap-Tahap Untuk Mencapai Tujuan Asuhan Keperawatan Melalui Teori
Ernestine Wiedenbach Tujuan Wiedenbach adalah untuk mengindentifikasi
bantuan yang
dibutuhkan pasien melalui tahapan berikut :
a) Mengobservasi perilaku yang konsisten atau tidak konsisten terhadap
kenyamanan pasien
b) Mengeksplorasi maksud/arti dari perilaku pasien
c) Memastikan penyebab ketidaknyamanan atau ketidakmampuan pasien
d) Menentukan apakah pasien dapat mengatasi masalahnya sendiri atau
membutuhkan bantuan
7
E. Aplikasi Teori Ernestine Wiedenbach Dalam Keperawatan Aplikasi teori
Ernestine Wiedenbach paling sesuai digunakan untuk kasus kegawatdaruratan
maternal yang membutuhkan penanganan segera dengan cepat dan tepat.
Tenaga kesehatan khususnya keperawatan harus
memiliki potensi dan kompentensi yang memadai untuk mengatasi
permasalahan yang muncul, dengan melihat aspek dari perawat dan respon dari
klien teori Wiendenbach dianggap mewakili untuk menyelesaikan kasus
perdarahan ini. Teori Wiendenbach merupakan teori yang terdiri dari lima (5)
konsep dari realitas keperawatan, yaitu :
1. Agent : Bidan / perawat
2. Penerima : Wanita, keluarga dan masyarakat
3. Tujuan / Goal : tujuan dan pelayanan
4. Alat : metode untuk mencapai tujuan
5. Kerangka : sosial dan lingkungan organisasi dan professional Penggunaan teori
ini melihat segala aspek yang terdapat dalam ruang lingkup asuhan keperawatan
baik dari aspek pasien, perawat dan lingkungan sosial yang berada di sekitar
pelayanan kesehatan yang diberikan. Dengan penggunaan teori ini diharapkan
dapat melihat keseluruhan dari aspek-aspek yang terkait dapat menyelesaikan
permasalahan yang terjadi pada pasien terutama dalam keadaan emergensi dengan
cepat dan tepat yaitu dengan mengidentifikasi bantuan segera apa yang
dibutuhkan oleh pasien (kegawatdaruratan), perawat dapat menggunakan sumber
dukungan pasien untuk memenuhi kebutuhannya dan menilai apakah bantuan
yang diberikan bener-bener dibutuhkan oleh pasien. Adapun tabel pengkajian
Wiedenbanch yaitu : No. Tahap Hasil 1. Agen Perawat maternitas atau tenaga
medis yang bertugas pada saat itu
2. Penerima Pasien
3. Tujuan Mengindentifikasi bantuan pasien
4. Metode
a. Identifikasi bantuan yang dibutuhkan
b. Memberikan bantuan
c. Validasi
d. Koordinasi
Airway dan Breathing
Circulation:
8
Obstetri :
(pemberian dukungan dilakukan pada saat implementasi) (dilakukan apa tahap
evaluasi) (perawat melakukan kolaborasi untuk memberi bantuan yang
dibutuhkan, hal tersebut dilakukan pada saat implementasi)
5. Framework Faktor pendukung pasien
Teori Rogers mendefinisikan Keperawatan sebagai “suatu seni dan ilmu yang
bersifat humanistik dan kemanusiaan. Hal ini diarahkan pada kesatuan manusia
dan berkaitan dengan hakikat dan arah pembangunan manusia. Tujuan perawat
adalah untuk berpartisipasi dalam proses perubahan.”
Asumsi
Asumsi Teori Kesatuan Manusia Rogers adalah sebagai berikut: (1) Manusia
adalah suatu kesatuan yang utuh, mempunyai keutuhannya sendiri dan
9
mewujudkan ciri-ciri yang lebih dari dan berbeda dari jumlah bagian-
bagiannya. (2) Manusia dan lingkungan terus menerus melakukan pertukaran
materi dan energi satu sama lain. (3) Proses kehidupan berkembang secara tidak
dapat diubah dan searah sepanjang kontinum ruang-waktu. (4) Pola dan organisasi
mengidentifikasi manusia dan mencerminkan keutuhan inovatifnya. Dan yang
terakhir, (5) Manusia dicirikan oleh kemampuan abstraksi dan imajinasi, bahasa
dan sensasi pikiran, serta emosi.
Konsep Utama
Kesehatan
Perawatan
Ini adalah studi tentang bidang manusia dan lingkungan yang bersifat kesatuan,
tidak dapat direduksi, dan tidak dapat dipisahkan: manusia dan dunianya. Rogers
menyatakan bahwa keperawatan ada untuk melayani masyarakat, dan praktik
keperawatan yang aman bergantung pada sifat dan jumlah pengetahuan ilmiah
keperawatan yang dibawa perawat ke dalam praktiknya.
10
Keperawatan bertujuan untuk membantu manusia dalam mencapai potensi
kesehatannya secara maksimal. Pemeliharaan dan promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, diagnosis keperawatan , intervensi, dan rehabilitasi mencakup ruang
lingkup tujuan keperawatan.
Keperawatan berkaitan dengan semua orang, baik sehat maupun sakit, kaya dan
miskin, tua dan muda. Arena pelayanan keperawatan meluas ke semua area di
mana terdapat orang: di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di tempat bermain, di
rumah sakit, panti jompo, dan klinik; di planet ini dan sekarang pindah ke luar
angkasa.
“Medan energi pan-dimensional yang tidak dapat direduksi, tidak dapat dibagi,
dan diidentifikasi berdasarkan pola dan menyatu dengan medan manusia.”
Bidang Energi
Medan energi adalah unit dasar makhluk hidup dan tak hidup. Hal ini memberikan
cara untuk memandang manusia dan lingkungan sebagai satu kesatuan yang tidak
dapat direduksi. Medan energi terus bervariasi dalam intensitas, kepadatan, dan
luasnya.
Subkonsep
Keterbukaan
Tidak ada batasan yang menghentikan aliran energi antara bidang manusia dan
lingkungan, keterbukaan dalam teori Rogers. Hal ini mengacu pada kualitas yang
ditunjukkan oleh sistem terbuka; manusia dan lingkungannya merupakan sistem
terbuka.
Pandimensi
Dimensi pan didefinisikan sebagai “domain non-linier tanpa atribut spasial atau
temporal.” Parameter manusia untuk mendeskripsikan peristiwa bersifat arbitrer,
dan masa kini bersifat relatif; tidak ada keteraturan kehidupan yang bersifat
sementara.
Sinergi didefinisikan sebagai perilaku unik dari keseluruhan sistem, yang tidak
dapat diprediksi oleh perilaku fungsi komponennya secara terpisah.
11
Pola
Rogers mendefinisikan pola sebagai ciri khas medan energi yang dilihat sebagai
gelombang tunggal. Ini adalah abstraksi dan memberi identitas pada bidang
tersebut.
Prinsip Homeodinamika
Prinsip Sinkronisasi
Di antara kedua entitas tersebut, terdapat interaksi timbal balik yang konstan dan
perubahan timbal balik dimana pencetakan simultan terjadi pada waktu yang
sama.
Prinsip Resonansi
12
Ini berbicara tentang sifat perubahan yang terjadi antara bidang manusia dan
lingkungan. Proses kehidupan pada manusia merupakan simfoni getaran ritmis
yang berosilasi pada berbagai frekuensi.
Prinsip Helicy
Perubahan ini juga inovatif. Karena pertukaran yang konstan, sistem terbuka tidak
pernah sama pada dua momen apa pun; sebaliknya, ia selalu baru atau berbeda.
Area penilaiannya adalah pola total kejadian pada titik tertentu dalam ruang-
waktu, keadaan simultan pasien dan lingkungannya, ritme proses kehidupan, data
tambahan, entitas penyakit kategorikal, patologi subsistem, dan penilaian
pola. Penilaian tersebut harus merupakan penilaian komprehensif terhadap bidang
manusia dan lingkungan.
Berbagi ilmu
menawarkan pilihan
memberdayakan pasien
menumbuhkan pola
evaluasi
penilaian pola berulang, yang meliputi nutrisi , aktivitas kerja/waktu
luang, siklus bangun/ tidur , hubungan, rasa sakit , dan ketakutan /harapan
mengidentifikasi disonansi dan harmoni
memvalidasi penilaian dengan pasien
refleksi diri bagi pasien
Kekuatan
13
Konsep Martha Rogers memberikan pandangan dunia dimana perawat dapat
memperoleh teori dan hipotesis dan mengusulkan hubungan spesifik untuk situasi
yang berbeda.
Teori Rogers tidak dapat diuji secara langsung karena kurangnya hipotesis
konkrit, namun secara prinsip dapat diuji.
Kelemahan
Model Rogers tidak mendefinisikan hipotesis atau teori tertentu, karena model ini
merupakan kerangka abstrak, terpadu, dan sangat diturunkan.
Teori tersebut diyakini mendalam dan terlalu ambisius karena konsepnya sangat
abstrak.
14
Model konservasi Levine meyakini intervensi keperawatan adalah aktivitas
konservasi, dengan konservasi energi sebagai perhatian mendasar, empat prinsip
konservasi keperawatan. Ini memandu perawat untuk berkonsentrasi pada
pentingnya dan tanggapan di tingkat orang tersebut. Perawat memenuhi tujuan
teori dengan melestarikan energi, struktur, dan integritas pribadi dan sosial.
Inti dari model konservasi adalah meningkatkan kesejahteraan fisik dan emosional
seseorang dengan mempertimbangkan empat domain konservasi yang
diusungnya. Peran keperawatan dalam konservasi adalah membantu orang
tersebut dalam proses “menjaga kebersamaan” menjadi orang yang seutuhnya
melalui upaya yang paling sedikit. Levine (1989) mengusulkan empat prinsip
konservasi berikut:
Konservasi Energi
15
Contoh: Ketersediaan istirahat yang cukup; Rezeki nutrisi yang cukup
Contoh: Bantu pasien dalam latihan ROM; Pelestarian kebersihan pribadi pasien
Pelestarian integritas sosial terjadi ketika pasien diakui sebagai seseorang yang
tinggal dalam keluarga, komunitas, kelompok agama, kelompok etnis, sistem
politik, dan bangsa.
Lingkungan
16
Pribadi adalah individu yang unik dalam kesatuan, keutuhan, perasaan,
keyakinan, pemikiran, dan keutuhan.
Kesehatan
Perawatan
Adaptasi
Konservasi
Integritas Pribadi
Integritas pribadi adalah rasa identitas dan definisi diri seseorang. Intervensi
keperawatan didasarkan pada pelestarian integritas pribadi individu.
Integritas Sosial
Integritas sosial adalah makna hidup yang diperoleh melalui interaksi dengan
orang lain. Perawat turun tangan untuk menjaga hubungan.
Integritas struktural
Subkonsep
17
Tiga Konsep Adaptasi
Historisitas
Adaptasi adalah proses sejarah. Respons didasarkan pada pengalaman masa lalu,
baik pribadi maupun genetik.
Kekhususan
Adaptasi juga bersifat spesifik. Setiap sistem memiliki respons tertentu. Respons
fisiologis yang “mempertahankan pasokan oksigen ke otak berbeda dengan
respons fisiologis yang menjaga kadar glukosa darah yang sesuai ”. (Levine,
1989)
Redundansi
Konservasi Energi
Holisme
Homeostatis
Cara Komunikasi
Intervensi Terapi
18
Intervensi yang mempengaruhi adaptasi dengan baik, meningkatkan respons
adaptif yang tersedia bagi orang tersebut.
Asumsi
“Perubahan adalah hakikat kehidupan, dan perubahan itu tidak akan pernah
berhenti sepanjang hidup terus berjalan. Perubahan adalah ciri
kehidupan.” (Levine, 1973)
Hubungan
19
Analisis Model Konservasi
Kekuatan
Karya Levine logis. Satu pemikiran atau ide mengalir dari pemikiran atau gagasan
sebelumnya ke pemikiran atau gagasan berikutnya.
Kelemahan
Ada banyak konsep dengan hubungan yang relatif tidak ditentukan dan asumsi
yang tidak dinyatakan.
20
4. Teori Leininger
Ini berfokus pada fakta bahwa budaya yang berbeda memiliki perilaku kepedulian
yang berbeda dan nilai-nilai kesehatan dan penyakit, kepercayaan, dan pola
perilaku yang berbeda.
Keterangan
21
Pada tahun 1995, Madeleine Leininger mendefinisikan keperawatan transkultural
sebagai “bidang studi dan praktik substantif yang berfokus pada nilai-nilai,
kepercayaan, dan praktik perawatan budaya komparatif dari individu atau
kelompok dari budaya yang sama atau berbeda untuk memberikan praktik asuhan
keperawatan yang spesifik budaya dan universal. dalam meningkatkan kesehatan
atau kesejahteraan atau untuk membantu orang menghadapi kondisi manusia
yang tidak menguntungkan, penyakit, atau kematian dengan cara yang bermakna
secara budaya.”
Berikut ini adalah konsep-konsep besar dan definisinya dalam Teori Keperawatan
Transkultural Madeleine Leininger.
Keperawatan Transkultural
Etnonperawatan
Ini adalah studi tentang keyakinan, nilai, dan praktik asuhan keperawatan yang
dirasakan dan diketahui secara kognitif oleh budaya tertentu melalui pengalaman
langsung, keyakinan, dan sistem nilai mereka (Leininger, 1979).
Perawatan
22
kesehatan) mereka dengan cara yang bermakna dan bermanfaat secara budaya.
cara, atau untuk membantu orang menghadapi cacat atau kematian.
Kesehatan
Ini adalah keadaan sejahtera yang didefinisikan, dihargai, dan dipraktikkan secara
budaya. Hal ini mencerminkan kemampuan individu (atau kelompok) untuk
melakukan aktivitas peran mereka sehari-hari dalam cara hidup yang diungkapkan
secara budaya, bermanfaat, dan berpola.
Manusia
Pandangan Dunia
23
Pandangan dunia adalah cara orang memandang dunia, atau alam semesta, dan
membentuk “gambaran atau pendirian nilai” tentang dunia dan kehidupan mereka.
Dimensi struktur budaya dan sosial didefinisikan sebagai melibatkan pola dinamis
dan fitur faktor struktural dan organisasi yang saling terkait dari budaya tertentu
(subkultur atau masyarakat) yang mencakup agama, kekerabatan (sosial), politik
(dan hukum), ekonomi, pendidikan, teknologi, dan nilai-nilai budaya, faktor
etnohistoris, dan bagaimana faktor-faktor ini saling terkait dan berfungsi untuk
mempengaruhi perilaku manusia dalam konteks lingkungan yang berbeda.
Konteks Lingkungan
Budaya
Peduli Budaya
24
Universalitas kepedulian budaya menunjukkan makna, pola, nilai, cara hidup, atau
simbol perawatan yang umum, serupa, atau dominan dan seragam yang terdapat di
banyak budaya dan mencerminkan cara-cara yang bersifat asistif, suportif,
fasilitatif, atau memungkinkan untuk membantu orang. (Leininger, 1991)
Subkonsep
Emik
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman langsung atau langsung dari orang yang
pernah mengalaminya. Itu adalah pengetahuan umum atau pengetahuan rakyat.
Etika
Etnohistori
25
Etnohistori mencakup fakta, peristiwa, contoh, pengalaman individu, kelompok,
budaya, dan instruksi masa lalu yang terutama berpusat pada masyarakat (etno)
dan menggambarkan, menjelaskan, dan menafsirkan cara hidup manusia dalam
konteks budaya tertentu dalam jangka waktu pendek atau panjang.
peduli
Peduli sebagai kata benda didefinisikan sebagai fenomena abstrak dan konkrit
yang berkaitan dengan membantu, mendukung, atau memungkinkan pengalaman
atau perilaku terhadap atau untuk orang lain dengan kebutuhan yang jelas atau
diantisipasi untuk memperbaiki atau memperbaiki kondisi atau cara hidup
manusia.
peduli
Peduli sebagai kata kerja didefinisikan sebagai tindakan dan kegiatan yang
diarahkan untuk membantu, mendukung, atau memungkinkan individu atau
kelompok lain dengan kebutuhan yang jelas atau diantisipasi untuk memperbaiki
atau meningkatkan kondisi manusia atau cara hidup atau menghadapi kematian.
Kejutan Budaya
Kejutan budaya dapat terjadi ketika pihak luar berupaya untuk memahami atau
beradaptasi secara efektif terhadap kelompok budaya yang berbeda. Orang luar
cenderung mengalami perasaan tidak nyaman dan tidak berdaya
serta disorientasi pada tingkat tertentu karena perbedaan nilai budaya,
kepercayaan, dan praktik. Kejutan budaya dapat menimbulkan kemarahan dan
dapat dikurangi dengan mencari pengetahuan tentang budaya tersebut sebelum
mengenal budaya tersebut.
Pengenaan Budaya
Pemaksaan budaya mengacu pada upaya pihak luar, baik secara halus maupun
tidak terlalu halus, untuk memaksakan nilai-nilai budaya, kepercayaan, perilaku
mereka sendiri pada individu, keluarga, atau kelompok dari budaya
lain. (Leininger, 1978)
26
Model Matahari Terbit Madeleine Leininger. Klik untuk memperbesar.
Pandangan dunia budaya pelayanan mengalir ke dalam pengetahuan tentang
individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan institusi dalam sistem pelayanan
kesehatan yang beragam. Pengetahuan ini memberikan makna dan ekspresi
budaya yang spesifik mengenai perawatan dan kesehatan. Fokus selanjutnya
adalah pada sistem generik atau folk, sistem perawatan profesional, dan asuhan
keperawatan. Informasi tentang sistem ini mencakup karakteristik dan fitur
perawatan spesifik dari masing-masing sistem. Informasi ini memungkinkan
dilakukannya identifikasi persamaan dan perbedaan atau universalitas kepedulian
budaya dan keragaman kepedulian budaya.
Pelestarian budaya dikenal juga dengan istilah pemeliharaan. Hal ini mencakup
tindakan dan keputusan profesional yang membantu, mendukung, fasilitatif, atau
memungkinkan yang membantu orang-orang dari budaya tertentu untuk
mempertahankan dan/atau melestarikan nilai-nilai perawatan yang relevan
sehingga mereka dapat mempertahankan kesejahteraan mereka, pulih dari
penyakit, atau menghadapi cacat dan/ atau kematian.
Pola ulang atau restrukturisasi layanan budaya mencakup tindakan dan keputusan
profesional yang membantu, mendukung, fasilitatif, atau memungkinkan yang
membantu klien menata ulang, mengubah, atau memodifikasi cara hidup mereka
menuju pola layanan kesehatan yang baru, berbeda, dan bermanfaat dengan tetap
menghormati nilai-nilai budaya dan keyakinan klien. dan tetap memberikan cara
hidup yang bermanfaat atau lebih sehat dibandingkan sebelum perubahan
dilakukan pada klien. (Leininger, 1991)
27
Asumsi
28
Analisis
Seluruh aktivitas membenamkan diri dalam budaya yang berbeda memakan waktu
untuk memahami keyakinan dan praktik mereka sepenuhnya. Alasan lainnya
adalah bahwa hal ini akan memakan banyak biaya bagi perawat.
Sangat terpuji bagi Leininger untuk merumuskan teori yang spesifik pada aspek
perawatan multikultural. Di sisi lain, terlalu banyak diberikan pada konsep budaya
sehingga Leininger gagal membahas fungsi atau peran perawat secara
komprehensif. Tidak disebutkan bagaimana membantu, mendukung atau
memungkinkan klien menyesuaikan diri dengan kehidupan yang lebih baik.
Kekuatan
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah keperawatan memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan
keperawatan saat ini. Peningkatan dalam segala aspek keperawatan tidak
luput dari pengaruh sejarah keperawatan. Sejarah keperawatan menjadikan
tolak ukur dan pandangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dibidang keperawatan. Sejak zaman purba perawatan luka telah
dilakukan, namun belum sebaik sekarang. Dahulu perawatan luka
dilakukan dengan alat dan pengetahuan seadanya yang ditemukan dari
lingkungan sekitar. Lalu pengetahuan menghasilkan penemuan baru yang
menciptakan teknologi untuk mempercepat proses penyembuhan luka.
Untuk itu peran sejarah sangat berpengaruh dalam peradaban manusia
dibumi sebagai panutan untuk mengalami perubahan yang lebih baik
B. Saran.
Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini,maka penulis sampai kan beberapa
saran yang dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca dalam
menindak lanjut hasil penelitian.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Philadelphia: F. A. Davis
Nickel, S., MacLaren, A. 1992. Ernestine Wiedenbach : Her Professional Legacy.
32