Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Luh Gede Era Novianti Putri

Nim : P07134121068

Kelas : IIIB

TUGAS PRAKTIKUM SITOHISTOTEKNOLOGI

Tahapan Dalam Pembuatan Preparat Jaringan:

1. Fiksasi

Fiksasi merupakan salah satu bagian dalam metode histologi. Fiksasi adalah pemberian
perlakuan tertentu terhadap elemen-elemen jaringan, agar tidak mengalami perubahan dan
tidak mudah rusak. Proses fiksasi ini diharapkan setiap molekul pada jaringan yang hidup tetap
berada pada tempatnya dan tidak ada molekul baru yang timbul. Tujuan fiksasi ini agar jaringan
tersebut tetap utuh. Fiksasi harus dilakukan sesegera mungkin setelah pengangkatan jaringan
atau setelah kematian agar tidak terjadi autolysis. Prinsip kerja dari fiksasi adalah mengawetkan
bentuk sel dan organel sehingga mendekati bentuk fisiologisnya. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi fiksasi adalah ph, suhu, perubahan volume, waktu dan konsentrasi, jadi hasil
akhir sajian histologi yang baik sangat tergantung pada cara melakukan fiksasi dengan baik.

2. Dehidrasi

Dehidrasi merupakan langkah ke dua dalam pemerosesan jaringan. Proses ini (gb-2)
bertujuan untuk mengeluarkan seluruh cairan yang terdapat dalam jaringan yang telah difiksasi
sehingga jaringan nantinya dapat diisi dengan parafin atau zat lainnya yang dipakai untuk
membuat blok preparat.

3. Pembeningan (Clearing)

Pembeningan adalah suatu tahap untuk mengeluarkan alkohol dari jaringan dan
menggantinya dengan suatu larutan yang dapat berikatan dengan parafin. Jaringan tidak dapat
langsung dimasukkan ke dalam parafin karena alkohol dan parafin tidak bisa saling melarutkan.
Proses mengeluarkan alkohol dari jaringan ini sangat krusial karena bila di dalam jaringan
masih tertinggal sedikit alkohol maka parafin tidak bisa masuk kedalam jaringan sehingga
jaringan menjadi “ matang diluar, mentah di dalam” dan akan menyebabkan jaringan menjadi
sulit untuk dipotong dengan mikrotom.

4. Pembenaman (Embedding/Impregnasi)
Pembenaman (impregnasi) adalah proses untuk mengeluarkan cairan pembening (clearing
agent) dari jaringan dan diganti dengan parafin. Pada tahap ini jaringan harus benar-benar
bebas dari cairan pembening karena sisa cairan pembening dapat mengkristal dan sewaktu
dipotong dengan mikrotom akan menyebabkan jaringan menjadi mudah robek.

5. Blocking

Pengeblokan (embedding) adalah proses pembuatan blok preparat. Dengan menanamkan


atau memasukkan jaringan kedalam cetakan untuk memudahkan proses penyayatan dengan
mikrotom. Cetakan yang digunakan adalah base mould, yaitu cetakan yang terbuat dari logam
yang tidak berkarat. Tujuan dari proses ini untuk membuat blok parafin menjadi preparat
permanen.

6. Pemotongan block dengan mikrotom (sectioning)

Pemotongan (sectioning) adalah proses pemotongan blok preparat dengan menggunakan


mikrotom. Sectioning bertujuan untuk mendapatkan sediaan jaringan yang tipis, rata serta tidak
melipat ataupun terputus saat diletakkan pada gelas obyek

7. Floating

Floating dilakukan dengan memasukkan obyek glass ke dalam waterbath lalu digerakkan
kearah pita parafin yang akan direkatkan pada obyek glass. Tujuan floating adalah untuk
merekatkan pita parafin pada kaca obyek dengan cara memasukkan kedalam waterbath dengan
suhu 600C.

8. Pewarnaan HE (Hematoxilyn-Eosin)

Sebelum diberi warna oleh hematoxilyn terlebih dahulu jaringan harus dioksidasi dengan
hematin, proses ini disebut dengan pematangan. Hematoxilyn dapat memberikan pewarnaan
dengan dua metode yaitu, secara progresif dan regresif. Pewarnaan merupakan proses
pemberian warna pada jaringan yang telah dipotong agar jaringan mudah dikenali pada saat
pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Hematoxilyn berfungsi untuk memberikan
warna biru (basofilik) pada inti sel, serta eosin yang berfungsi untuk memberikan warna merah
muda pada sitoplasma sel dan jaringan penyambung

9. Pewarnaan (Staining)
jaringan yang telah dipotong menggunakan mikrotom kemudian diwarnai dengan
menggunakan pewarna khusus sesuai dengan tujuan penelitian dan jaringan apa yang ingin
dilihat pada penelitian tersebut.Tahapan Pewarnaan Preparat:

1. Deparafinisasi dengan Xylol I, Xylol II, Xylol III, Xylol IV (3-5 menit)

2. Hidrasi dengan alkohol dengan konsentrasi menurun


a. Alkohol 100% / alkohol absolut → (3-5 menit)
b. Alkohol 96% → (3-5 menit)
c. Alkohol 80% → (3-5 menit)
d. Alkohol 70% → (3-5 menit)
3. Cuci dengan akuades → (3-5 menit)
4. Hematoxylin → (3-5 menit) (Penggunaan lama/lebih dari 50 slide 7 menit)
5. Cuci dalam air mengalir → (3-5 menit)
6. Amati di bawah mikroskop, bila masih terlalu pekat warnanya, lakukan pencucian dengan
air (3-5 menit).
7. Celupkan ke Bluing (3-5 menit)
8. Eosin → (3-5 menit)
9. Dehidrasi dalam alkohol bertingkat : alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 96%, alkohol
100% / alcohol absolut (3-5 menit).
10. Jernihkan (clearing) dengan Xylol I, Xylol II, Xylol III, Xylol IV (3-5 menit)

Anda mungkin juga menyukai