Anda di halaman 1dari 65

TINJAUAN ATAS SISTEM DAN PROSEDUR PENCATATAN

PERSEDIAAN BARANG DAGANG DI CV. DISTRI TUJUH


BOJONGSOANG KABUPATEN BANDUNG

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

Sebagai salah satu syarat Kuliah Kerja Lapangan pada


Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

YUDI SOPIANUDIN
NIM. 501190044

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BALE BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

TINJAUAN ATAS SISTEM DAN PROSEDUR


PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG DI CV.
DISTRI TUJUH BOJONGSOANG KABUPATEN
BANDUNG

LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA LAPANGAN

Sebagai salah satu syarat Mata Kuliah Kerja Lapangan


Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Yudi Sopianudin
NIM. 501190044

Bandung, Desember 2022


Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Perusahaan

Ratna Dewi, M.Pd Budhy Sunandar, S.E


NIP : 04104822002

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Akuntansi

Husaeri Priatna S.Ak.,M.M. Iseu Anggraeni S.Ak.,M.Ak.,Ak.,CA


NIDN. 0409107503 NIDN. 0403048009

ii
PERNYATAAN ANTI PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Yudi Sopianudin
NIM : 501190044
Judul Laporan KKL : Tinjauan Atas Sistem dan Prosedur Pencatatan
Persediaan Barang Dagang Di CV. Distri Tujuh
Bojongsoang Kabupaten Bandung

Dengan ini menyatakan bahwa :


1. Karya tulis saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
salah satu syarat penyelesaian Kuliah Kerja Lapangan, baik di
Universitas Bale Bandung maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan hasil praktik kuliah
kerja lapangan saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali
arahan tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan
jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan
nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila


dikemudian hari terdapat penyimpangan dan tidak benaran dalam
pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan laporan kerja kuliah lapangan ini, serta sanksi lainnya sesuai
dengan norma dan peraturan yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung, Desember 2022


Yang Membuat Pernyataan

Yudi Sopianudin
NIM. 501190044

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga Penulis Dapat

Menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan Yang Berjudul

“TINJAUAN ATAS SISTEM DAN PROSEDUR PENCATATAN

PERSEDIAAN BARANG DAGANG DI CV. DISTRI TUJUH

BOJONGSOANG KABUPATEN BANDUNG” ini adalah sebagai salah

satu syarat untuk memenuhi mata Kuliah Kerja Lapangan Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bale Bandung.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,

baik dari isi maupun penyajiannya. Namun demikian penulis telah

berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyajikan laporan ini

dengan sebaik-baiknya.

Terciptanya karya sederhana ini merupakan bentuk kebahagiaan

serta kebanggaan bagi penulis, pikiran dan tenaga yang telah penulis

curahkan akhirnya dapat terealisasikan, namun penulis sadari tidak akan

ada Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini tanpa adanya bantuan dan

dorongan dari pihak-pihak yang selalu mendukung, membantu bahkan

membimbing penulis akan penyelesaian laporan ini, terutama kepada

Allah SWT, orang tua Ibu Rohilah dan Bapak Aminudin, tentunya kepada

Ibu Ratna Dewi M.Pd. selaku dosen pembimbing penulis, penulis sangat

berterimakasih atas semua bimbingan dan arahannya hingga penulis

mampu menyelesaikan laporan ini.

iv
Tentunya tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih

kepada:

1. Bapak Dr. Ir. H. Ibrahim Danuwikarsa, M.S, selaku Rektor


Universitas Bale Bandung.
2. Bapak Husaeri Priatna, S.Ak., M.M, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi.
3. Ibu Iseu Anggraeni, S.Ak., M.Ak.,Ak.,CA, selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bale Bandung.
4. Ibu Rosa Fitriana, S.E., M.Ak., Ak.,CA, selaku Sekretaris Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bale Bandung.
5. Bapak Andri Suwandi, S.E, selaku Kepala Bagian Tata Usaha
Fakultas Ekonomi Universitas Bale Bandung.
6. Ibu Syifa Vidya Sofwan, SE., M.Ak.,Ak.,CA, selaku Dosen Wali
Angkatan 2019.
7. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Bale
Bandung.
8. Ibu Bea Tarita Rachdiani, S.E, selaku Direktur perusahaan CV.
Distri Tujuh
9. Bapak Budhy Sunandar, S.E selaku pembimbing selama
pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan.
10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2019 mahasiswa Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bale Bandung.
Terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga laporan ini bisa
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandung, Desember 2022

Penyusun

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii


PERNYATAAN ANTI PLAGIAT ............................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ........................... 5
1.4 Manfaat Penulisan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ......................... 6
1.4.1 Bagi penulis ................................................................................... 6
1.4.2 Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Bale Bandung ........................ 6
1.4.3 Bagi Badan Perusahaan CV. Distri Tujuh ...................................... 7
1.4.4 Bagi Pihak Lain .............................................................................. 7
1.5 Maksud dan Tujuan Kuliah Kerja Lapangan ..................................... 7
1.5.1 Maksud Kuliah Kerja Lapangan ..................................................... 7
1.5.2 Tujuan Kuliah Kerja Lapangan....................................................... 7
1.6 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 8
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 8
1.6.2 Metode Analisis Data ..................................................................... 9
1.7 Sitematika Penulisan ........................................................................ 9
A. BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 9
B. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................. 9
C. BAB III PEMBAHASAN HASIL KULIAH KERJA LAPANGAN ....... 9
D. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ............................................... 10
1.8 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan ................ 10
1.8.1 Lokasi Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan................................ 10

vi
1.9.2 Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan ................................ 10
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................... 12
2.1 Profil Perusahaan CV. Distri Tujuh ................................................. 12
2.2 Visi Misi Perusahaan ...................................................................... 13
2.2.1 Visi ............................................................................................... 13
2.2.2 Misi .............................................................................................. 13
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................... 13
2.3.1 Bagan Struktur Organisasi ........................................................... 15
2.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab ....................................................... 15
2.4 Aktivitas Perusahaan ...................................................................... 18
2.4.1 Keuangan .................................................................................... 19
2.4.2 Penjualan dan Pemasaran........................................................... 19
2.4.3 Gudang ........................................................................................ 19
BAB III PEMBAHASAN HASIL KULIAH KERJA LAPANGAN .............. 21
3.1 Landasan Teori ............................................................................... 21
3.1.1 Sistem .......................................................................................... 21
3.1.1.1 Definisi Sistem .......................................................................... 21
3.1.1.2 Klasifikasi Sistem ...................................................................... 23
3.1.2 Prosedur ...................................................................................... 25
3.1.2.1 Defnisi Prosedur ....................................................................... 25
3.1.2.2 Karakteristik Prosedur .............................................................. 26
3.1.2.3 Manfaat Prosedur ..................................................................... 28
3.1.3 Persediaan................................................................................... 29
3.1.3.1 Definisi Persediaan ................................................................... 29
3.1.3.2 Jenis-jenis Persediaan .............................................................. 31
3.1.3.3 Fungsi Persediaan .................................................................... 32
3.1.3.4 Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang ...................... 33
3.1.3.5 Metode Penilaian Persediaan ................................................... 34
3.2 Pembahasan................................................................................... 36
3.2.1 Bidang Praktik Kuliah Kerja Lapangan ........................................ 36

vii
3.2.1.1 Sistem dan Prosedur Pengelolaan Persediaan Barang Dagang
CV. Distri Tujuh..................................................................................... 37
3.2.1.2 Prosedur Penerimaan Barang Dagang CV. Distri Tujuh ........... 38
3.2.1.3 Sistem dan Prosedur Pencatatan Barang Dagang CV. Distri
Tujuh..................................................................................................... 43
3.2.1.4 Prosedur Penyimpanan dan Penyaluran Barang Dagang ........ 45
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 49
4.1 Simpulan ............................................................................................ 49
4.2 Saran ................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 52
LAMPIRAN .............................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Hal


1.1 Time Schedule Kuliah Kerja Lapangan..........................11

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Hal


2.1 Struktur Organisasi Perusahaan CV. Distri Tujuh..........15
3.1 Purchase Order CV. Distri Tujuh....................................39

3.2 Flowchart Penerimaan Persediaan.................................41

3.3 Laporan Penerimaan Persediaan....................................42

3.4 Laporan Stock Persediaan Barang Dagang CV. Distri

Tujuh................................................................................44

3.5 Flowchart Pengeluaran Persediaan.................................47

3.6 List Barang Keluar............................................................48

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan Lampiran

1. Surat Permohonan KKL

2. Surat Balasan dari Perusahaan

3. Daftar Hadir Kuliah Kerja Lapangan

4. Kartu Bimbingan KKL

5. Surat Keterangan Sudah Melaksanakan KKL dari

Perusahaan

6. Surat Keterangan Sudah Melaksanakan KKL dari Dosen

Pembimbing

Biodata Diri

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam setiap perusahaan, baik itu perusahaan dagang ataupun

manufaktur dan jasa tidak akan terlepas dari Pencatatan Persediaan.

Persediaan barang dagang atau inventory (atau ada juga yang

menyebutnya stok barang dagang) merujuk kepada sarana untuk

mencatat barang-barang yang akan dijual. Oleh sebab itu, perusahaan

dagang wajib memiliki pencatatan seperti ini. Karena pasti akan berurusan

dengan ragam barang dagangan yang harus terjamin kesediaannya.

Perusahaan yang bergerak dalam industri perdagangan berusaha

memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya agar efektif dan

efisien, sumber daya tersebut di antaranya adalah persediaan yang

informasinya sangat diperlukan oleh pihak manajemen dalam

pengambilan keputusan agar tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan

persediaan. Masalah persediaan merupakan permasalahan yang selalu

dihadapi para pengambil keputusan dalam proses produksi, pencatatan

persediaan dilakukan untuk menjamin adanya kepastian bahwa pada saat

dibutuhkan barang-barang tersebut tersedia.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 (Ikatan

Akuntan Indonesia,

1
2

2015:14.2) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam

kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi penjualan tersebut atau

dalam bentuk bahan atau dalam bentuk perlengkapan untuk digunakan

dalam proses produksi atau pembelian jasa.1 Persediaan termasuk dalam

aktiva lancar dikarenakan jumlah kas akan bertambah seiring dengan

penjualan barang secara tunai.

Tetapi terkadang dalam pencatatan ataupun perlakuan akuntansi

suatu perusahaan belum di lakukan dengan baik atau belum sesuai

dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Hal ini di karenakan

beberapa faktor di antaranya kekurangan informasi terhadap metode

pencatatan dan penilaian persediaan, kurangnya pengetahuan dari pihak

perusahaan untuk menerapkan metode yang layak, ataupun perusahaan

sudah merasa cocok dengan metode yang telah diterapkan dan

digunakan selama ini sehingga perusahaan enggan untuk mengganti

metode lama dengan metode baru yang sesuai dengan standar yang

berlaku sebenarnya. Seperti halnya tempat pelaksanaan Kuliah Kerja

Lapangan CV. Distri Tujuh ini belum mengganti metode pencatatan dalam

kurun waktu 5 tahun.

Meskipun bukan berupa aset operasional, perusahaan dagang

wajib mencatatkan persediaan barang dagangnya ke dalam laporan

keuangan. Ada beberapa transaksi yang dapat mempengaruhi banyaknya

persediaan barang dagang, diantaranya adalah pembelian, potongan

1
Ikatan Akuntansi Indonesia, “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19,” no. 14 (2016): 1–
11.
3

pembelian, biaya pengiriman pembelian, retur pembelian, penjualan

barang dagang, potongan penjualan, biaya pengiriman penjualan, retur

penjualan, dan pajak. Terdapat dua jenis metode dalam pencatatan

persediaan barang dagang, yakni metode periodik (periodic inventory

system) dan metode permanen (perpetual system).

Metode pencatatan periodik dilakukan pada akhir periode

penjualan. Jadi, persediaan barang dagang tidak langsung dicatat saat

terjadi transaksi. Metode periodik juga disebut sebagai metode ‘fisik’

karena pencatatannya dilakukan dengan cara mengecek langsung

persediaan barang dagang. Meskipun jumlah persediaan barang hanya

dicatat pada akhir periode, tetapi transaksi penjualan tetap dicatat tiap kali

terjadi transaksi penjualan.

Metode periodik atau fisik ini lebih cocok diaplikasikan pada

perusahaan yang memiliki volume barang yang tinggi serta frekuensi

penjualan yang tinggi pula. Misalnya perusahaan yang menjual produk

makanan. Selain itu, frekuensi jual dan beli barang dagang tersebut

terbilang tinggi. Walau demikian, nilai dari barang dagang tersebut kecil

namun stabil. Itulah sebabnya pencatatan persediaan stok lebih cocok

menggunakan metode periodik.

Berbeda dengan metode periodik yang hanya melakukan

pencatatan persediaan pada akhir periode penjualan, metode permanen

(perpetual) justru mencatat transaksi penjualan pada saat transaksi


4

tersebut terjadi. Jika terjadi transaksi penjualan yang mempengaruhi

jumlah persediaan barang, maka rekening persediaan barang pun ikut

dicatat saat itu juga. Metode pencatatan ini biasanya digunakan pada

penjualan barang mewah dan memiliki nilai jual yang tinggi, misalnya

mobil.2

CV. Distri Tujuh adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

utamanya yaitu Jasa Kontruksi dan Property, juga beroperasi di bidang

distribusi sebagai agen salah satu produk lokal minyak goreng kemasan

dan gula pasir putih yang di distribusikan ke pasar tradisional khususnya

daerah Kota dan Kabupaten Bandung. Dalam kegiatan usaha dagangnya

tidak lepas dari persediaan barang dagang yang merupakan salah satu

syarat pokok untuk meraih laba yang diperoleh berdasarkan selisih harga

pokok penjualan dengan harga jual. Terjadi kesalahan pencatatan

persediaan sangat berpengaruh terhadap nilai persediaan barang dagang

dan menyebabkan selisih pada stok barang dagangan.

Atas dasar tersebut, penulis perlu menganalisis lebih lanjut

mengenai persediaan dan pencatatan barang dagang bidang sembako di

CV. Distri Tujuh dan mengungkapkannya dalam laporan Kuliah Kerja

Lapangan dengan judul “Tinjauan Atas Sistem dan Prosedur

2
Konsultanku, Pahami 2 Metode dalam Mencatat Persediaan Barang Dagang!
(https://konsultanku.co.id/blog/pahami-2-metose-dalam-mencatat-persediaan-barang-dagang,
diakse pada tanggal 10 Nopember 2022 pukul 14.45)
5

Pencatatan Barang Dagang Pada Perusahaan Distribusi CV. Distri

Tujuh Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis

merumuskan masalah yaitu :

1. Bagaimana Sistem dan Prosedur pengelolaan persediaan barang

dagang di CV. Distri Tujuh.

2. Bagaimana Sistem dan Prosedur dalam pencatatan persediaan

barang dagang di CV. Distri Tujuh

3. Bagaimana Sistem dan Prosedur penyimpanan dan penyaluran

persediaan barang dagang di CV. Distri Tujuh.

1.3 Tujuan Penulisan Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Adapun Tujuan dari penulisan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Sistem dan Prosedur pengelolaan persediaan

barang dagang di CV. Distri Tujuh.

2. Untuk mengetahui Sistem dan Prosedur pencatatan persediaan

barang dagang di CV. Distri Tujuh.

3. Untuk mengetahui Sistem dan Prosedur penyimpanan dan

penyaluran persediaan barang dagang di CV. Distri Tujuh.


6

1.4 Manfaat Penulisan Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Manfaat dari penulisan Laporan Kuliah Kerja Lapangan dengan

judul “Tinjauan Atas Sistem dan Prosedur Pencatatan Barang Dagang

Pada Perusahaan Distribusi CV. Distri Tujuh Kecamatan Bojongsoang

Kabupaten Bandung” ini yaitu:

1.4.1 Bagi penulis

Memperoleh kepuasan intelektual,serta meningkatkan keterampilan

dalam menyajikan fakta secara jelas dan sistematis, dapat merumuskan

masalah dan menyelesaikan masalah sesuai data yang ada. Dan

memperluas ilmu pengetahuan yang didapat selama melaksanakan

kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini.

1.4.2 Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Bale Bandung

Sebagai sarana untuk memperkenalkan dan menjalin kerjasama

baik antara pihak FE UNIBBA dengan perusahaan, karena dengan

adanya kerjasama yang baik dapat memudahkan untuk pihak FE UNIBBA

dalam menyalurkan mahasiswa ke perusahaan tersebut.

Dan juga sebagai bentuk untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan dari mata kuliah Kuliah Kerja Lapagan dan menjadikan bahan

pertimbangan atau masukan dalam memajukan perguruan tinggi yang

lebih baik lagi dengan adanya kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini.
7

1.4.3 Bagi Badan Perusahaan CV. Distri Tujuh

Dengan adanya kegiatan Kuliah Kerja Lapangan, Perusahaan

dapat meningkatkan kerja sama antara akademik dan perusahaan, juga

sebagai bahan masukan dan evaluasi yang dapat meningkatkan kualitas

bagi perusahaan.

1.4.4 Bagi Pihak Lain

Dapat memberikan informasi dari laporan ini mengenai bagaimana

prosedur pengelolaan dan pencatatan persediaan barang dagang di CV.

Distri Tujuh. Selain itu, Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini dapat dijadikan

pedoman penggunaan atau referensi bagi untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Maksud dan Tujuan Kuliah Kerja Lapangan

1.5.1 Maksud Kuliah Kerja Lapangan

Maksud dari kuliah Kerja Lapangan ini yaitu penulis memperoleh

ilmu pengetahuan dan wawasan secara langsung tentang dunia kerja dan

merupakan pembekalan pengalaman bagi penulis yang sesuai dengan

program studi yang dipelajari.

1.5.2 Tujuan Kuliah Kerja Lapangan

Tujuan dari Kuliah Kerja Lapangan yaitu :

1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan

perbandingan antara teori yang telah dipelajari di perkuliahan

dengan praktiknya di perusahaan.


8

2. Memberikan gambaran secara langsung tentang proses

pengelolaan persediaan barang dagang di perusahaan.

3. Sebagai salah satu syarat pemenuhan SKS dari universitas.

1.6 Metode Pengumpulan Data

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini

penulis menggunakan teknik pengumpulan data:

1. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan penulis dengan cara melakukan percakapan

yang diarahakan pada suatu permasalahan tertentu, berfokus pada

tanya jawab anatara dua orang atau lebih untuk memperoleh

informasi langsung dari sumbernya.

2. Observasi

Dilakukan penulis untuk memperoleh data dengan cara mengamati

secara langsung keadaan sebenarnya yang terjadi dilapangan.

3. Studi Pustaka

Dengan mengutip dari berbagai sumber buku yang ada di

perpustakaan, maupun bahan referensi lainnya yang dapat

memberikan masukan lebih akurat seperti teori-teori dan hal-hal

penting lainnya untuk menambah materi dalam penyusunan

laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan

dibahas.
9

1.6.2 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif yaitu,

analisis deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran

yang lebih jelas dan terperinci mengenai suatu keadaan

berdasarkan data atau informasi yang telah didapatkan, kemudian

dikumpulkan sehinga didapatkan informasi yang diperlukan untuk

menganalisa masalah yang ada.

1.7 Sitematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari laporan yang digunakan ini adalah

sebagai berikut :

A. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan metodologi penulisan laporan kuliah

kerja lapangan (KKL), lokasi dan waktu, dan sistematika penulisan.

B. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai sejarah, profil

dan gambaran instansi yang menjadi subjek penelitian dalam

pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).

C. BAB III PEMBAHASAN HASIL KULIAH KERJA LAPANGAN

Pada bab ini penulis menguraikan teori-teori yang menjadi

landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang dikaji.


10

Selanjutnya membahas masalah yang telah diuraikan dan

menyelesaikan masalah tersebut.

D. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis menyatakan kesimpulan dan saran

selama pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).

1.8 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan

1.8.1 Lokasi Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Perusahaan

Distribusi CV. Distri Tujuh yang beralamat di Jl. Cikoneng-Ciganitri

Komplek Perumahan – Grand D’Pillar blok B-1 Lengkong Bojongsoang

Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

1.9.2 Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan

Adapun pelasanaan Kuliah Kerja Lapangan yaitu selama 1 bulan

terhitung dari tanggal 03 Oktober 2022 sampai dengan 03 November

2022. Waktu Kegiatan KKL ini dimulai pukul 07.30 – 16.00 wib pada hari

Senin sampai dengan hari Sabtu.


11

Tabel 1.1
Jadwal Kuliah Kerja Lapanagan

BULAN
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
NO KEGIATAN 2022 2022 2022
Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Awal mula pelaksanaan
1
KKL di CV. Distri Tujuh

Menjalankan Kegiatan
2 Pengelolaan Persediaan
Barang Dagang

Ke Lapangan
3 Melaksanakan kegiatan
Penjualan Barang
Ke Lapangan
4 Melaksanakan kegiatan
Penjualan Barang
Meminta Data untuk
5 Penyusunan Laporan
Kuliah Kerja Lapangan
Penyusunan Laporan
6 Kuliah Kerja Lapangan
(KKL)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan CV. Distri Tujuh

CV. Distri Tujuh berdiri sejak tahun 2016 yang awal mulanya

didirikan oleh Ibu Bea Tarita Rachdiani, S.E sebagai direktur utama

perusahaan. Pada dasarnya perusahaan CV. Distri Tujuh ini bergerak

dibidang jasa kontruksi dan property, seperti kontruksi umum tempat

tinggal, jalan raya, perdagangan besar atas dasar balas jasa (FEE) atau

kontrak, juga bergerak di bidang distribusi bahan pokok.

Untuk bidang usaha distribusi bahan pokok, CV. Distri Tujuh

mendistribusikan ke pasar-pasar tradisional dan grosir di daerah Kota dan

Kabupaten Bandung. Tapi apabila ada permintaan dari luar kota Bandung

tetap di realisasikan untuk pendistribusian atau pengiriman barangnya.

Metode pemasaran yang digunakan CV. Distri Tujuh adalah Sales

Kanvas, yaitu dengan berjualan langsung ke para pedagang atau

pelanggan nya dan tidak membuat perjanjian sebelumnya kepada

pelanggan. Namun ada juga yang melakukan komunikasi di telepon

ataupun pesan sebelum bertemu dengan pelanggan.

12
13

2.2 Visi Misi Perusahaan

2.2.1 Visi

“Menjadi perusahaan yang melayani kebutuhan konsumennya

dengan kualitas dan pelayanan yang baik”

2.2.2 Misi

Adapun misi dari perusahaan CV. Distri Tujuh adalah :

1. Meningkatkan produktivitas, ketangkasan, dan kualitas kerja SDM

lewat pelatihan dan pengembangan kompetensi.

2. Memberikan layanan yang berkualitas sehingga kepuasan

konsumen tercapai.

3. Menjalin hubungan bisnis yang profesional dengan mitra bisnis.

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Pada dasarnya, setiap perusahaan membutuhkan struktur

organisasi yang jelas untuk menunjang jalur koordinasi dan

komunikasi antarrekan kerja. Struktur organisasi perusahaan juga

memegang peranan penting dalam pembagian peran dan

pendistribusian pekerjaan. Definisi struktur organisasi adalah

sistem yang digunakan untuk mendefinisikan hierarki dalam

perusahaan. Struktur ini menjelaskan posisi, tanggung jawab, hak,

serta kewajiban setiap karyawan di dalam perusahaan tersebut.

Struktur organisasi perusahaan yang ideal dapat menjadi

salah satu penentu efektivitas kinerja dari orang-orang yang


14

menjalankan perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, memahami

bagaimana struktur organisasi perusahaan dan tugasnya menjadi

hal yang penting untuk dilakukan.

Secara garis besar, struktur organisasi perusahaan

merupakan suatu susunan yang berisi pembagian peran dan tugas

setiap orang berdasarkan jabatan yang diembannya di perusahaan

tersebut. Umumnya, struktur perusahaan disusun dalam bentuk

bagan dengan garis hierarki yang berisi deskripsi dari tiap

komponen perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi

perusahaan, setiap individu yang bekerja di perusahaan memiliki

peran dan tugas masing-masing.

Tujuan utama dari struktur organisasi perusahaan adalah

agar perusahaan lebih mudah membagikan tanggung jawab

kepada setiap individu dalam bekerja. Selain itu, struktur organisasi

juga membantu perusahaan untuk menempatkan individu yang

memiliki potensi sesuai dengan bidang keahliannya. Di balik

sebuah perusahaan yang sukses, umumnya terdapat struktur

organisasi yang tertata jelas dan dijalankan sebagaimana mestinya.


15

2.3.1 Bagan Struktur Organisasi

PIMPINAN

WAKIL PIMPINAN

KEUANGAN PENJUALAN & GUDANG


PEMASAARAN

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

Gambar 2.1
Struktur Organisasi Perusahaan CV. Distri Tujuh
Sumber : CV. Distri Tujuh

2.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam memberikan tugas dan tanggungjawabnya, CV. Distri Tujuh

menyesuaikan masing-masing dari peran dan fungsi jabatannya,

antara lain :

1. Pimpinan

a. Mengambil keputusan dalam menetapkan kebijakan dan

pengendalian kegiatan perusahaan.

b. Menjamin semua kegiatan operasional telah dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

c. Menjalankan dan melaksanakan Visi misi perusahaan.


16

d. Mengontrol pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan

untuk memastikan apakah strategi perusahaan telah berjalan

dan sesuai dengan rencana kerja.

e. Memberikan pembinaan dan penilaian prestasi kerja kepada

seluruh karyawan.

f. Melaksanakan tugas lainnya yang hanya bisa dilakukan oleh

pimpinan.

2. Wakil Pimpinan

Wakil pimpinan bertugas sama halnya dengan pimpinan dalam

konteks membantu segala tugas dan tanggungjawab pimpinan.

a. Membantu Pimpinan dalam menyusun rencana kerja serta

anggaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

b. Membantu Pimpinan dalam mengkoordinir seluruh aktivitas

perusahaan.

c. Membantu Direktur dalam mengambil keputusan dan

kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu untuk kebaikan

dan kemajuan perusahaan.

3. Keuangan

a. Mengelola arus keuangan baik kas maupun yang ada

di bank.

b. Menyajikan laporan kas basis setiap saat dibutuhkan

oleh pihak manajemen.


17

c. Menyiapkan Faktur atau invoice tagihan untuk bagian

penjualan.

d. Menyiapkan laporan penerimaan dan pegeluaran

dana ataupun barang.

4. Penjualan & Pemasaran

a. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan marketing

plan.

b. Membina dan memelihara hubungan baik (goodwill)

konsumen, pedagang, dan masyarakat di wilayahnya

serta selalu menjaga nama baik perusahaan.

c. Berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan

pencapaian target penjualan dan proses penagihan.

d. Memberi informasi secara detail termasuk produk

pesaing, keluhan pelanggan, dan aktivitas berita

negatif terkait produk.

e. Mengidentifikasi peluang marketing yang ada

dilapangan dengan melihat berbagai aspek selain

kebutuhan dari para konsumen.

5. Gudang

a. Mencatat penerimaan barang secara teliti apakah

barang yang diterima sudah sesuai dengan faktur

pembelian atau surat pesanan.

b. Menjaga dan memelihara Persediaan (stock).


18

c. Membuat laporan bulanan terhadap persediaan

(stock).

d. Menyiapkan barang yang akan dimuat untuk siap

dikirimkan ke konsumen.

e. Mempersiapkan dan merekap stock barang yang

rusak (bad stock) yang akan di kembalikan ke pabrik

atau supplier produk.

6. Anggota

Membantu menjalankan setiap tugas dari masing-masing

bidang yang erat kaitannya dengan aktivitas perusahaan

untuk mencapai target dan tujuan perusahaan.

2.4 Aktivitas Perusahaan

CV. Distri Tujuh adalah perusahaan dagang diamana

melakukan kegiatan transaksi pembelian barang dari supplier atau

pabrik produksi untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.

Produk yang dijualnya adalah minyak goreng kemasan dan gula

pasir putih kemasan. Minyak goreng kemasan dan gula pasir putih

tersebut terdiri dari beberapa item mulai dari minyak goreng

kemasan renceng sampai dengan kemasan pouch. Untuk gula

pasir putih hanya satu item saja yaitu gula pasir putih dalam

kemasan renceng.
19

2.4.1 Keuangan

Pencatatan keuangan CV. Distri Tujuh ini masih tergolong

sederhana, dimana proses pencatatannya belum berbasis

akuntansi umum dan hanya mengandalkan Microsoft Excel. Akan

tetapi proses pencatatan sudah tersusun secara rapi mulai dari

pencatatan kas masuk maupun kas keluar.

2.4.2 Penjualan dan Pemasaran

Kegiatan atau pelakasanaan penjualan dan pemasaran CV.

Distri Tujuh adalah dengan menggunakan sistem sales order.

Setiap tenaga penjualan melakukan aktivitasnya setiap hari kerja

sesuai dengan Mainroute atau kunjungan area pasar tradisional

yang sudah ditentukan oleh atasan. Target pasar untuk penjualan

produk CV. Distri Tujuh adalah pasar tradisional, agen, grosir dan

retail yang ada di wilayah Kota dan Kabupaten Bandung. Jenis

transaksi penjualan yang dilakukan adalah penjualan tunai dan

kredit.

2.4.3 Gudang

Untuk penyimpanan persediaan barang dagang CV. Distri

Tujuh ini tidak terlalu besar, namun semua produk tersusun dengan rapi

dan teratur sesuai dengan jenis dan item masing-masing produk. Setiap

barang yang diterima dari supplier, maka bagian gudang wajib mengecek

terlebih dahulu surat jalan atau faktur kiriman barang untuk di sesuaikan
20

dengan fisik barang yang diterima. Bagian gudang harus lebih aktif dalam

cek stok barang, karena apabila stok barang sudah mencapai batas

minimum harus segera di konfirmasikan kepada atasan untuk

mempersiapkan Purchase Order ke supplier.

Selain itu, bagian gudang harus mempersiapkan juga laporan bad

stock (return) dari produk baik itu yang masih layak di jual ataupun tidak

layak. Untuk yang masih layak dijual maka cukup dengan mengganti

kemasan dus yang rusak atau penyok saja. Namun, untuk yang sudah

tidak layak jual, maka dibuat laporan return produk yang nantinya akan di

kembalikan ke supplier dan menjadi potongan pembayaran faktur

pembelian.
BAB III
PEMBAHASAN HASIL KULIAH KERJA LAPANGAN

3.1 Landasan Teori


3.1.1 Sistem

3.1.1.1 Definisi Sistem

Pada dasarnya sistem adalah suatu kerangka dari prosedur yang

saling berhubungan satu sama lain, yang disusun sesuai dengan bagan

yang menyeluruh untuk melaksanakan kegiatan perusahaan atau fungsi

utama dari perusahaan yang dihasilkan oleh suatu proses tertentu yang

bertujuan untuk menyediakan informasi dan membantu mengambil

keputusan manajemen operasi perusahaan.

Menurut Sutarman Sistem adalah kumpulan elemen yang saling

berinteraksi dalam suatu kesatuan untuk menjalankan suatu proses

pencapaian suatu tujuan.3 Adapun menurut Jogiyanto Sistem adalah

suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

3
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

21
22

Adapun karakteristik dari sistem adalah sebagai berikut:

1. Komponen (Component)

Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian

penyusunan sistem dan komponen sistem disebut subsistem.

2. Batas (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara satu

sistem dan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya, yang

menunjukan ruanglingkup dari suatu sistem.

3. Lingkungan (Environment)

Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar

sistem yang dapat menguntungkan dan juga dapat merugikan.

4. Penghubung (Interface)

Penghubung merupakan sarana memungkinkan setiap komponen

sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani

hubungan antar komponen dalam sistem.

5. Masukan (Input)

Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang

perlu dimasukan kedalam sistem sebagai bahan yang akan diolah

lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

6. Pengolahan (Processing)

Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran

utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna

bagi para pemakainya.


23

7. Keluaran (Output)

Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai

bentuk keluaran yang dihasilkan oleh proses pengolahan.

8. Sasaran (Objectives) dan Tujuan (Goal)

Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja

sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

9. Kendali (Control)

Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja

sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

10. Umpan Balik (Feed Back)

Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (Control) sistem untuk

mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan

mengembaliakannya pada posisi normal.

3.1.1.2 Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen

dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda

untuk setiap kasus yang terjadi di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu

sistem dapat di klasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, seperti

contoh sistem yang bersifat abstrak, sistem alamiah, sistem yang bersifat

deterministik, dan sistem yang bersifat terbuka dan tertutup.4

1. Sistem abstak (abstract system) dan sistem fisik (physical system).

Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa

4
Beno Jange, “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada Pt. Senang
Jaya Mitra Sukses Pekanbaru,” Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis 9, no. 1 (2018): 1832–1863.
24

pemikiran atau ide – ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya

sistem teologi yaitu suatu yang berupa pemikiran tentang hubungan

anatara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik (physical

system) adalah sistem yang ada secara fisik seperti komputer,

sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia,

dan sebagainya.

2. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia

(human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi

melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem

perputaran bumi, terjadi siang malam, dan pergantian musim.

sedangkan sistem buatan manusia (human made systems)

merupakan sistem yang melibatkan hubungan manusia dengan

mesin, yang disebut dengan human machine system. Sistem

informasi berbasis komputer merupakan contohya, karena

menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan

manusia.

3. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu

(probabilistic system) Sistem tertentu (deterministic systems) yaitu

sistem yang beroprasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi

disebut sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari

sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program

– program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang


25

bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya

tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas.

4. Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system).

Sistem tertutup (closed systems) merupakan sistem yang tidak

berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya.

Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan

dari pihak luar. Sedangkan sistem terbuka (open system) adalah

sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya,

menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem

lainya.

3.1.2 Prosedur

3.1.2.1 Defnisi Prosedur

Prosedur memiliki peran dalam menyelesaikan kegiatan atau

aktivitas operasional suatu organisasi bisnis sesuai dengan aturan yang

ada. Hal tersebut dilakukan agar mencapai apa yang diharapkan dan

diinginkan untuk menunjang kelancaran kegiatan bisnis yang sedang

dikerjakan. Setiap organisasi bisnis memiliki prosedur yang berbeda-beda

hal ini dikarenakan beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan

prosedur yaitu besar atau kecil suatu organisasi bisnis, jumlah karyawan,

sumber kas.

Menurut Mulyadi, Prosedur adalah kegiatan melibatkan beberapa

orang dalam suatu departemen atau lebih yang dijadikan untuk menjamin

pengerjaan secara bersamaan transaksi perubahan yang terjadi secara


26

berulang-ulang. Adapun menurut Zaki Baridwan (2009:30) Prosedur

merupakan urutan pekerjaan yang melibatkan beberapa orang dalam satu

bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang sama

terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sedang dilakukan.5

3.1.2.2 Karakteristik Prosedur

Terdapat beberapa karakteristik prosedur, diantaranya sebagai

berikut :

1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi. Dengan

adanya prosedur, suatu organisasi dapat mencapai tujuannya

karena melibatkan beberapa orang dalam melakukan kegiatan

operasional organisasinya dan menggunakan suatu penanganan

segala kegiatan yang dilakukan oleh organisasi.

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan

menggunakan biaya yang seminimal mungkin. Pengawasan atas

kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik karena kegiatan

tersebut berjalan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan.

Selain itu, biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan

tersebut dapat diatur seminimal mungkin karena kegiatan yang

dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

5
Vidani Vidani, Dwi Nurul Huda, dan Nurul Hilda Syani P, “Sistem Informasi Persediaan Barang
Dagang Menggunakan Metode Perhitungan Perpertual Dan Metode First in First Out Pada Cv.
Harapan Sukses Mandiri, Tanjungpinang,” Bangkit Indonesia VIII, no. 02 (2019): 51–55.
27

3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

Dalam suatu prosedur yang dilaksanakan oleh suatu organisasi

dalam menjalankan segala kegiatannya, biasanya prosedur

tersebut menunjukan rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan

dan rangkaian tindakan tersebut dilakukan seragam.

4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan

tanggung jawab. Penetapan keputusan yang dibuat oleh pimpinan

organisasi merupakan keputusan yang harus dilaksanakan oleh

para bawahannya untuk menjalankan prosedur kegiatan yang

sudah ada. Selain itu, keputusan atas orang-orang yang terlibat

dalam menjalankan prosedur tersebut, memberikan suatu tanggung

jawab yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana tersebut

sesuai dengan tugasnya masing-masing.

5. Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.

Apabila prosedur yang sudah ditetapkan oleh suatu organisasi

dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka hambatan

yang akan dihadapi oleh pelaksana kecil kemungkinan akan terjadi.

Hal ini menyebabkan ketetapan waktu dalam pelaksanaan kegiatan

sehingga tujuan organisasi yang ingin dicapai oleh organisasi yang

ingin dicapai oleh organisasi dapat terlaksana dengan cepat


28

3.1.2.3 Manfaat Prosedur

Selain karakteristik prosedur, Mulyadi menjelaskan mengenai

manfaat dari prosedur, diantaranya sebagai berikut :

1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan

dimasa yang akan datang. Jika prosedur yang telah dilaksanakan

tidak berhasil dalam pencapaian tujuan organisasi maka para

pelaksana dapat dengan mudah menentukan langkah-langkah

yang harus diambil pada masa yang akan datang. Karena dari

prosedur tersebut dapat diketahui kesalahan-kesalahan yang terjadi

sehingga pencapaian organisasi tidak berhasil.

2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan

terbatas. Dengan prosedur yang dilaksanakan secara teratur, para

pelaksana tidak perlu melakukan pekerjaan secara berulang-ulang

dan melakukan pelaksanaan kegiatan secara teratur dan rutin.

Sehingga para pelaksana dapat melaksanakan kegiatannya secara

sederhana dan hanya mengerjakan pekerjaan yang memang sudah

menjadi tugasnya.

3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus

dipatuhi oleh seluruh pelaksana. Berdasarkan prosedur yang telah

ditentukan oleh perusahaan, maka para pelaksana mengetahui

tugasnya masing-masing. Karena dari prosedur tersebut dapat

diketahui program kerja yang akan dilaksanakan. Selain itu,


29

program kerja yang telah ditentukan dalam prosedur tersebut harus

dilaksanakan oleh seluruh pelaksana.

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang

efektif dan efisien. Dengan prosedur yang telah diatur oleh

perusahaan, maka para pelaksana mau tidak mau harus

melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai prosedur yang

berlaku. Hal ini menyebabkan produktifitas kinerja para pelaksana

dapat meingkat, sehingga tercapai hasil kegiatan yang efisien dan

efektif.

5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam

pengawasan. Pengawasan terhadap kegiatan yang dilaksanakan

oleh para pelaksana dapat dilakukan dengan mudah bila para

pelaksana melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan

prosedur yang akan terjadi pun dapat dicegah, tetapi apabila terjadi

penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan, maka akan dapat

segera diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan

fungsinya masing-masing.

3.1.3 Persediaan

3.1.3.1 Definisi Persediaan

Persediaan merupakan aktiva yang paling besar bagi perusahaan

karena sebagian besar sumber income perusahaan bersumber dari

barang-barang persediaan yang dijual. Sehingga pengelolaan dan


30

penanganan barang persediaan tersebut perlu pedoman yang sesuai

dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14.

Menurut buku standar akuntansi keuangan, persediaan merupakan

setiap aktiva yang tergolong dalam barang jadi yang siap untuk dijual

dalam aktivitas usaha normal, barang yang sedang diproduksi atau

sedang dalam perjalanan, dan barang yang masih dalam bentuk bagan

atau perlengkapan sebagai input dalam proses produksi barang atau

pengiriman jasa.

Rangkuti (2004:1) juga memberikan pandangannya terkait

persediaan yaitu suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik

perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha

tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan

atau proses produksi maupun persediaan bahan baku yang menunggu

penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Menurut Prasetyo dalam Suhayati dan Anggadini (2008:95),

persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik

perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang

normal, termasuk barang yang dalam proses produksi menunggu masa

penggunaannya pada proses produksi. Secara umum persediaan adalah

bahan atau barang yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu,

misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk

dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.
31

Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam

proses, barang jadi atau pun suku cadang.

Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 14

Paragraf 8, persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual

kembali, misalnya barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual

kembali atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali.

Persediaan juga mencakup barang jadi yang diproduksi oleh entitas serta

termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses

produksi (IAI, 2012).6

3.1.3.2 Jenis-jenis Persediaan

Terdapat beberapa golongan untuk pembagian jenis persediaan.

Keown (2010:312) menjelaskan beberapa tipe umum persediaan

berdasarkan proses produksi sebagai berikut:

1. Persediaan Bahan Mentah (Raw Materials) Terdiri dari

bahan dasar yang dibeli dari perusahaan lain untuk

digunakan dalam operasi produksi perusahaan.

2. Persediaan Barang Setengah Jadi (Work-in-Process)

Mencakup barang setengah jadi yang membutuhkan kerja

tambahan atau proses lanjutan sebelum menjadi barang jadi.

3. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods) Mencakup barang

yang telah selesai proses produksinya tetapi belum dijual

oleh perusahaan, dan masih berada di dalam gudang.

6
Ibid.
32

3.1.3.3 Fungsi Persediaan

Rangkuty (2004:15) Fungsi persediaan adalah sebagai

berikut:

1. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan

perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa

tergantung pada supplier.

2. Fungsi Economic Lot Sizing, persediaan ini perlu

mempertimbangkan penghematan atau potongan pembelian, biaya

pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya.

3. Fungsi Antisipasi, apabila perusahaan menghadapi fluktuasi

permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan

pengalaman atau data-data masa lalu yaitu permintaaan musiman. 7

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan

memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan

pelanggan tanpa bergantung pada supplier atau pemasok. Oleh

karena itu persediaan diharapkan tersedia dalam jumlah yang

optimal, untuk menjaga kelangsungan operasi perusahaan. Dan

persediaan diharapkan tersedia untuk memanfaatkan keuntungan

dari siklus pesanan dengan cara meminimalisasi pembelian, dan

biaya persediaan, yang dilakukan dengan membeli dalam jumlah

yang melebihi jumlah kebutuhan segera.

7
Ester Salangka, “Penerapan Akuntansi Persediaan Untuk Perencanaan dan Pengendalian LPG
Pada PT. Emigas Sejahtera Minahasa,” Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi 1, no. 3 (2013): 1120–1128.
33

3.1.3.4 Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang

Menurut Hery 2013:101 mengatakan dalam sistem perpetual,

catatan mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagangan

yang dibeli maupun yang dijual diselenggarakan secara terperinci. Sistem

pencatatan ini akan secara terus menerus menunjukkan berapa besarnya

saldo persediaan barang dagangan yang ada di gudang untuk masing-

masing jenis persediaan. Dengan sistem pencatatan perpetual, harga

pokok dari barang yang dijual ditentukan setiap kali penjualan terjadi.

Reeve (2011:348) menyatakan bahwa sistem persediaan perpetual

dalam perusahaan dagang menghasilkan alat pengendalian persediaan

yang efektif, pada buku besar pembantu persediaan menjaga kuantitas

persediaan pada tingkat tertentu, memungkinkan pemesanan kembali

tepat pada waktunya dan mencegahpemesanan kembali dalam jumlah

yang berlebihan. Hasil perhitungan fisik persediaan yang dilakukan

dibandingkan dengan catatan persediaan. Akun persediaan pada awal

periode akuntansi menunjukkan persediaan tersedia pada tanggal

tersebut. Pembelian dicatat dengan didebet persediaan dan mengkredit

kas/utang usaha. Pada tanggal terjadinya penjualan, harga pokok

penjualan dicatat dengan didebet harga pokok penjualan dan mengkredit

persediaan.

PSAK No.14 menyatakan dalam sistem persediaan perpetual

(perpetual inventory system), biaya persediaan akhir dan harga pokok

penjualan selama tahun berjalan dapat ditentukan secara langsung dari


34

catatan akuntansi. Namun, jika ada ketidakcocokan antara biaya

persediaan pada catatan akuntansi dan nilai persedian yang ditentukan

melalui pemeriksaan stock fisik, maka jumlah persediaan pada catatan

akuntansi harus disesuaikan. Harga pokok penjualan pada catatan

akuntansi juga harus disesuaikan.8

3.1.3.5 Metode Penilaian Persediaan

Metode penilaian persediaan ini mengalokasikan total biaya

persediaan yang tersisa dan yang dijual. Metode ini terdiri dari empat

metode paling umum yaitu:

a. Identifikasi Khusus

Pontoh (2013:312) metode ini memiliki keunggulan dalam

menentukan secara tepat biaya persediaan per unit yang terjual,

dan menentukan secara tepat nilai persediaan akhir yang tersisa

dalam gudang. Hal ini disebabkan karena unit persediaan yang

akan dijual dapat diidentifikasi terpisah secara tepat. Akan tetapi,

metode ini menjadi tidak praktis ketika diterapkan dalam organisasi

bisnis yang bergerak di bidang usaha perdagangan besar dan

eceran.

b. Metode Biaya Rata-rata

Pontoh (2013:317) metode ini mengasumsikan bahwa harga beli

sebuah persediaan yang dibeli terakhir akan menjadi beban pokok

8
Umar Tauhid dan Muhamad Saddam, “Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang
Berdasarkan Psak No. 14 pada Pt. Enseval Putera Megatrading, Tbk,” Jurnal Neraca Peradaban 1,
no. 2 (2021): 118–127.
35

penjualam terlebih dahulu, pada saat terjadinya transaksi

penjualan. Nilai persediaan yang akan dilaporkan adalah

berdasarkan harga beli persediaan pada awal persediaan.

c. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (FIFO)

Libby (2008:342) metode ini berasumsi bahwa barang yang

pertama kali dibeli merupakan barang yang pertama kali dijual, dan

barang yang terakhir kali dibeli merupakan barang yang tersisa

sebagai persediaan.Menurut metode ini, harga pokok penjualan

dan persediaan akhir dihitung seolah-olah barang tersebut keluar

masuk. Saat metode FIFO digunakan selama periode inflasi atau

kenaikan harga-harga secara umum, biaya unit yang lebih awal

akan lebih rendah dibandingkan dengan biaya unit paling terakhir.

Oleh karena itu metode ini akan menghasilkan laba kotor lebih

tinggi. Akan tetapi, persediaan perlu diganti dengan harga yang

lebih tinggi dari pada yang ditunjukan oleh harga pokok penjualan.

d. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (LIFO)

Reeve (2009:356) metode ini berasumsi bahwa barang yang dibeli

paling terakhir merupakan barang yang pertama kali dijual, unit

paling tua tetap berada dalam persediaan akhir. Ketika metode

LIFO ini digunakan selama peiode inflasi atau kenaikan harga-

harga, hasilnya adalah berkebalikan dengan metode-metode yang

lain.Metode LIFO akan menghasilkan jumlah yang lebih tinggi untuk

harga pokok penjualan (HPP), jumlah yang lebih rendah untuk laba
36

kotor dan jumlah yang lebih rendah untuk persediaan akhir.Alasan

pengaruh ini adalah biaya perolehan unit yang paling akhir akan

kurang lebih sama dengan biaya penggantinya. Dalam periode

inflasi, biaya unit yang lebih baru akan lebih tinggi dibandingkan

dengan biaya unit yang lebih awal.9

3.2 Pembahasan

3.2.1 Bidang Praktik Kuliah Kerja Lapangan

Selama melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) pada

perusahaan CV. Distri Tujuh Bojongsoang Kabupaten Bandung, penulis

ditempatkan pada bagian Gudang. Pada bagian gudang, penulis

ditugaskan untuk membantu pekerjaan dalam mengelola persediaan

barang dagang. Selain itu, penulis juga diberikan penjelasan mengenai

tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh penulis selama melaksanakan KKL

oleh Bapak Budhy Sunandar, S.E selaku manager perusahaan.

Bidang kerja yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan

KKL di bagian gudang CV. Distri Tujuh Bojongsoang Kabupaten Bandung

adalah :

1. Mengelola persediaan barang dagang CV. Distri Tujuh

2. Menerima persediaan barang dagang yang dikirim dari pemasok.

3. Menginput data masuk dan keluar barang dagang dalam microsoft

ecxel.

9
Rachel Anly Marilyn Lingkanwene Wullur, Herman Karamoy, dan Winston Pontoh, “Analisis
Penerapan Akuntansi Persediaan Berdasarkan Psak No.14 Pada Pt. Gatraco Indah Manado,”
Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi 11, no. 1 (2016): 1–9.
37

3.2.1.1 Sistem dan Prosedur Pengelolaan Persediaan Barang Dagang

CV. Distri Tujuh

Pengelolaan persediaan adalah suatu tindakan seorang

pengusaha / organisasi untuk menjaga agar persediaan agar tetap

stabil sesuai rencana.

Adapun Tujuan dikelolanya persediaan barang dagang di

CV. Distri Tujuh adalah :

1. Menjaga jangan sampai persediaan habis.

2. Menjaga jangan sampai mengecewakan konsumen.

3. Menjaga agar jangan sampai jumlah persediaan barang

berlebihan atau overstock.

Dalam perusahaan dagang, sebagian besar kekayaan perusahaan

pada umumnya tertanam dalam persediaan. Oleh karena itu

pengelolaannya harus dilakukan dengan system dan prosedur yang

memadai. Pengelolaan persediaan dalam perusahaan dagang didukung

dengan prosedur penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan prosedur

pencatatan.

Stock opname/perhitungan persediaan dilakukan setiap hari. Hal ini

dilakukan untuk mengecek/pencocokan antara fisik persediaan barang

yang ada didalam gudang dengan catatan yang ada di kartu stock

administrasi gudang.

Dalam melakukan penilaian terhadap persediaan barang dagang,

CV. Distri Tujuh menggunakan metode FIFO (First In, First Out) yang
38

berarti barang yang pertama masuk kedalam gudang penyimpanan atau

gudang persediaan, barang tersebut yang pertama keluar dari gudang.

Sebagaimana yang ditulis dan dijelaskan pada PSAK No.14 (Revisi 2014)

Paragraf 26 bahwa metode FIFO mengasumsikan bahwa barang

persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau akan digunakan terlebih

dahulu. Dikarenakan asumsi ini, barang yang tertinggal didalam gudang

penyimpanan dan gudang persediaan adalah barang yang dibeli atau

diproduksi dikemudian hari.

3.2.1.2 Prosedur Penerimaan Barang Dagang CV. Distri Tujuh

Dalam perusahaan dagang, barang dagangan yang diterima

berasal dari transaksi pembelian. Transaksi pembelian dilakukan oleh

bagian pembelian berdasarkan surat permintaan pembelian. Artinya tidak

ada transaksi pembelian barang tanpa permintaan pembelian dari bagian

yang membutuhkan barang yang bersangkutan. Permintaan pembelian

barang dagangan dibuat oleh bagian penjualan atau bagian gudang.

Dalam perusahaan dagang, bagian gudang berada di bawah pengawasan

bagian penjualan.
39

ESTIMASI PURCHASE ORDER


CV. DISTRI TUJUH
Nama : CV. Panorama Phone : (022) 7513333
Alamat : Jl. Rancabolang No.65 Send Date : 03 Nopember 2022
Attn : Bpk. H. Muhammad Darmawan Order Date : 28 Oktober 2022
No Code Product Price Qty Total SISA PO
1 Safa 100ml Safa Renceng Isi 100pcs 78.000 30 2.340.000 -
2 Safa 48 Safa Bantal 48 Pcs 112.500 - -
3 Safa 450ml Safa 450ml Pouch Isi 24pcs 161.000 70 11.270.000 -
4 Safa 900ml Safa 900ml Pouch Isi 12pcs 153.000 - -
5 Safa 1800ml Safa 1800 ml Pouch Isi 6pcs 153.000 - -
6 Safa 2L Safa 2000 ml Pouch Isi 6pcs
7 TEBU100 Gula Renceng Tebu isi 100pcs 70.000 - -
Total 100 13.610.000 -
Return 961.250
Sudah Di Bayar Transfer 22 Dus safa 450ml 3.542.000
Grand Total 9.106.750
Note : Mohon segera direalisasikan kirimannya pada TGL 03 NOPEMBER 2022

Terima Kasih

Budhy . S

Gambar 3.1
Purchase Order CV. Distri Tujuh
Sumber : Purchase Order CV. Distri Tujuh

Dalam melakukan permintaan barang kepada supplier maka bagian

pembelian mengirimkan Purchase Order sesuai dengan kebutuhan jumlah

persediaan gudang. Adapun prosedur nya seperti yang di uraiakan berikut

ini:

1. Bagian Pembelian mengirimkan Purchase Order kepada supplier.

2. Pemasok menerima PO dari bagian pembelian CV. Distri Tujuh,

kemudian menyiapkan barang yang sudah di order oleh CV. Distri

Tujuh.

3. Pemasok membuat surat jalan beserta invoice sesuai dengan PO

yang diterima dan mengirimkan barang ke CV. Distri Tujuh berserta

dokumen pendukung, yakni surat jalan dan invoice.


40

4. Bagian gudang menerima surat jalan, invoice beserta barang yang

dikirimkan oleh pemasok dan melakukan pemeriksaan atau

penyortiran barang yang ada, disesuaikan dengan surat jalan dan

invoice yang diterima.

5. Barang kemudian dimasukan atau disimpan ke gudang.

Selanjutnya, menyerahkan surat jalan beserta invoice ke bagian

administrasi.

6. Bagian administrasi menerima surat jalan dan invoice dari gudang

dan menginput data yang diterima ke dalam sistem komputerisasi

dengan sistem pengolah data microsoft excel.

7. Membuat laporan penerimaan barang (LPB) sebanyak 2 rangkap

dan menyerahkan laporan penerimaan barang (rangkap 1), surat

jalan dan invoice ke bagian keuangan. Selanjutnya, mengarsipkan

laporan penerimaan barang (rangkap 2) sebagai bukti.

8. Bagian keuangan menerima laporan penerimaan barang (rangkap

1) surat jalan dan invoice dari bagian administrasi, lalu melakukan

pembayaran sesuai jumlah yang telah disepakati ke pemasok.

Kemudian menginput semua data yang diterima ke dalam sistem

komputerisasi yang menghasilkan laporan persediaan barang.

Berikut ini adalah gambar bagan flowchart penerimaan persediaan

barang dagang CV. Distri Tujuh :


41

Gambar 3.2
Flowchart Penerimaan Persediaan
Sumber : CV. Distri Tujuh
42

Berikut ini adalah contoh rekapan persediaan yang diterima dari

supplier yang diolah dengan menggunakan microsoft excel.

Gambar 3.3
Laporan Penerimaan Persediaan CV. Distri Tujuh
Sumber : CV. Distri Tujuh

Barang yang dikirimkan oleh pemasok (penjual) sesuai dengan

surat order pembelian, diterima oleh bagian penerimaan barang. Kegiatan

yang dilakukan bagian penerimaan, dalam aktifitas penerimaan barang

meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Pemeriksaan terhadap kecocokan data pengirim, artinya apakah

surat pengantar barang yang dikeluarkan oleh pemasok dengan

alamat yang sesuai dengan alamat yang tercantum dalam surat

order pembelian
43

2. Pemeriksaan terhadap fisik barang, meliputi spesifikasi barang

(nama, jenis, type, ukuran), perhitungan kuantitas, pemeriksaan

kualitas dan kondisi barang.

3. Membuat laporan penerimaan barang yang memuat informasi hasil

pemeriksaan yang benar-benar dilakukan. Untuk kepentingan ini,

tembusan surat order pembelian yang disampaikan kepada bagian

penerimaan tidak mencantumkan kuantitas barang (blind check).

Bagian penerimaan menyerahkan laporan penerimaan

barang kepada bagian pembelian, sebagai informasi bahwa barang

sudah diterima, dan untuk diperiksa kecocokannya dengan order

pembelian. Sementara tembusan laporan penerimaan barang

beserta barang yang bersangkutan diserahkan kepada bagian

gudang.

3.2.1.3 Sistem dan Prosedur Pencatatan Barang Dagang CV. Distri

Tujuh

Di perusahaan dagang CV. Distri Tujuh ini metode pencatatan yang

digunakan adalah metode pencatatan perpetual, Hasil perhitungan fisik

persediaan yang dilakukan dibandingkan dengan catatan persediaan.

Akun persediaan pada awal periode akuntansi menunjukkan persediaan

tersedia pada tanggal tersebut, tujuannya yaitu untuk mengetahui bila

terdapat perbedaan perhitungan fisik dengan jumlah yang ada pada

catatan. Setiap produk dicatat dalam satu bentuk laporan dengan

menggunakan sistem pengolah data microsoft excel.


44

Dari hasil evaluasi pengendalian internal atas persediaan barang

dagang pada CV. Distri Tujuh diketahui bahwa:

1. Adanya ketidaksesuaian antara jumlah dan nilai persediaan barang

dagangan antara catatan dengan jumlah/nilai fisiknya. Dengan kata

lain sering terdapat perbedaan jumlah barang yang ada di catatan

dengan jumlah ril yang ada di gudang. Salah satu penyebabnya

adalah barang-barang yang hilang.

2. Kekeliruan lain yang sering terjadi adalah kesalahan mengeluarkan

item barang dari gudang. Kesalahan ini diakibatkan karena terdapat

kesamaan dus produk di gudang.

3. Adanya keterlambatan pengiriman barang dari pemasok yang

mengakibatkan minimnya stok persediaan di gudang.

Berikut ini adalah contoh laporan stock persediaan barang dagang

CV. Distri Tujuh peridoe Oktober 2022.

LAPORAN STOCK HARIAN CV DISTRI TUJUH PERIODE OKTOBER 2022


01-Okt-22 02-Okt-22 03-Okt-22
Small
No. Nama Principle Nama Produk Kemasan Isi Large Unit DBP Expired Stock Stock Return Stock Stock Stock Return Stock Stock Stock Return Stock
Unit Keluar Terjual Keluar Terjual Keluar Terjual
Awal Tambah Good Akhir Awal Tambah Good Akhir Awal Tambah Good Akhir
3 CV. PANORAMA Minyak Saffa Renceng 100ml RTG 100 CARTON PCS 78.000 129 - 129 129 - 129 129 20 3 17 126
4 Minyak Saffa Bantal 48pcs PILLOW 48 CARTON PCS 112.500 - - - - - - - - -
5 Minyak Saffa Pouch 450ml x 24pcs POUCH 24 CARTON PCS 153.000 - - - - - - - - -
6 Minyak Saffa Pouch 900ml x 12pcs POUCH 12 CARTON PCS 153.000 - - - - - - - - -
7 Minyak Saffa Pouch 1800ml x 6pcs POUCH 6 CARTON PCS 153.000 - - - - - - - - -
8 Minyak Saffa Pouch 2 Liter x 6pcs POUCH 12 CARTON PCS 153.000 14 - 14 14 - 14 14 4 4 10
9 Gula Tebu 100gr RTG 100 CARTON PCS 70.000 131 - 131 131 - 131 131 25 21 4 110
11 POLARIS Gula Tawon Tebu 40gr RTG 100 CARTON PCS 65.000 - - - - - - - - -
14 Terasi Cap Jempol Isi 16 pack x 20 Pack 16 CARTON PACK 1.021 - 1.021 1.021 - 1.021 1.021 - 1.021

Stock Values Rp 14.583.500 - - 28

NOTE :

Gambar 3.4
Laporan Stock Persediaan Barang Dagang CV. Distri Tujuh
Sumber : CV. Distri Tujuh
45

Laporan stock persediaan ini memuat informasi persediaan barang

dagang CV. Distri Tujuh berdasarkan periode satu bulan. Informasi yang

dimuat dalam laporan persediaan barang tersebut meliputi nama supplier,

kode barang, nama barang, satuan barang, kemasan dan isi, harga jual

dan harga beli, serta catatan penerimaan dan pengeluaran persediaan

barang. Pencatatan ini dilakukan setiap kali terjadinya transaksi masuk

atau keluarnya barang dari gudang.

3.2.1.4 Prosedur Penyimpanan dan Penyaluran Barang Dagang

Penyimpanan adalah kegiatan untuk melakukan pengurusan,

penyelenggaraan, dan pengaturan barang persediaan dalam

gudang/ruang penyimpanan. Sedangkan penyaluran adalah kegiatan

melakukan pengiriman barang dari gudang induk/unit ke unit satuan kerja

pemakai barang.

Di dalam pengelolaan persediaan, prosedur penyimpanan dan

penyaluran barang memiliki peran penting karena akan berdampak pada

bagaimana pengambilan kebijakan persediaan perusahaan selanjutnya,

apakah akan meningkatkan persediaan atau tidak.

Dalam hubungannya dengan pengamanan persediaan barang,

kegiatan yang dilakukan bagian gudang pada CV. Distri Tujuh adalah

sebagai berikut :

1. Menyiapkan tempat untuk menyimpan barang yang akan diterima

dengan memperhatikan sifat barang (mudah rusak, tahan lama,

kepekaan terhadap suhu udara, dan lain-lain). Kemudian kegiatan


46

ini dilakukan setelah menerima tembusan SOP pembelian dari

bagian pembelian.

2. Menerima barang beserta tembusan laporan penerimaan barang

dari bagian penerimaan, kemudian mengecek data laporan

penerimaan barang dengan tembusan surat order pembelian.

3. Menyimpan barang dengan penataan yang baik dan dengan

memperhatikan urutan keluar masuknya barang atau persediaan.

4. Mengeluarkan barang sesuai dengan alat bukti permintaan dan

pengeluaran barang, artinya tidak ada pengeluaran barang tanpa

alat bukti permintaan dan pengeluaran barang.

5. Mencatat kuantitas barang yang diterima dan yang dikeluarkan

dalam laporan persediaan barang.

Prosedur Pengeluaran Barang Dagang CV. Distri Tujuh

didasarkan pada surat permintaan barang atau PO yang dibuat

oleh pemesan atau pelanggan yang diajukan ke bagian penjualan.

Tahapan nya adalah sebagai berikut:

1. Bagian penjualan CV. Distri Tujuh membuat Sales Order rangkap 3

sesuai permintaan dari pelanggan.

2. Sales Order yang telah dibuat kemudian diberikan kepada Manager

untuk diperiksa ketersediaan barangnya.

3. Manager akan melakukan konfirmasi kepada bagian penjualan

apabila sales order tidak sesuai. Jika sesuai, maka sales order

langsung diberikan kepada bagian administrasi.


47

4. Bagian administrasi menerima sales order yang telah diperiksa oleh

manager dan di inputkan datanya ke dalam komputer sehingga

menghasilkan list barang keluar.

5. Bagian Gudang menerima list barang keluar dari bagian

administrasi, kemudian mempersiapkan barang sesuai list barang

keluar yang siap unruk dikirimkan kepada pelanggan.

Berikut ini adalah Flowchart pengeluaran persediaan barang

dagang CV. Distri Tujuh:

Gambar 3.5
Flowchart Pengeluaran Persediaan
Sumber: CV. Distri Tujuh
48

Berikut ini adalah contoh catatan pengeluaran barang CV. Distri Tujuh.
LIST BARANG KELUAR CV DISTRI TUJUH BOJONGSOANG BANDUNG 01-Nov-22

STOCK TOTAL GRAND


No. Nama Produk RETURN GOOD SATUAN
TAMBAH SO TOTAL
1 Minyak Safa Renceng 100ml Carton 2 2
2 Minyak Safa Bantal 48pcs Carton - -
3 Minyak Safa Pouch 450ml x 24pcs Carton 39 39
4 Minyak Safa Pouch 900ml x 12pcs Carton 3 3
5 Minyak Safa Pouch 1800ml x 6pcs Carton - -
6 Minyak Goreng Safa 2 Liter Isi 6pcs Carton - -
7 Gula Kemasan TEBU 100gr Renceng Carton 2 2
8 Minyak Goreng Tawon Sachet Isi 100pcs Carton - -
9 Gula Tawon Tebu 40gr Carton 102 102
148 148
Note :
TTD DELIVERY TTD ADM GUDANG

Gambar 3.6
List Barang Keluar
Sumber : CV. Distri Tujuh
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan dari penjelasan mengenai Tinjauan Atas Prosedur

Pencatatan Persediaan Barang Dagang Di CV. Distri Tujuh Bojongsoang

Kabupaten Bandung, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan

antara lain :

1) Pengelolaan persediaan adalah suatu tindakan seorang pengusaha

/ organisasi untuk menjaga agar persediaan agar tetap stabil sesuai

rencana.

2) Dalam perusahaan dagang, sebagian besar kekayaan perusahaan

pada umumnya tertanam dalam persediaan. Oleh karena itu

pengelolaannya harus dilakukan dengan system dan prosedur yang

memadai. Pengelolaan persediaan dalam perusahaan dagang

didukung dengan prosedur penerimaan, penyimpanan,

pengeluaran dan prosedur pencatatan.

3) Permintaan pembelian barang dagangan dibuat oleh bagian

penjualan atau bagian gudang. Dalam perusahaan dagang, bagian

gudang berada di bawah pengawasan bagian penjualan.

4) Di perusahaan dagang CV. Distri Tujuh ini metode pencatatan yang

digunakan adalah metode pencatatan perpetual, Hasil perhitungan

fisik persediaan yang dilakukan dibandingkan dengan catatan

49
50

persediaan. Setiap produk dicatat dalam satu bentuk laporan

dengan menggunakan sistem pengolah data microsoft excel.

5) Di dalam pengelolaan persediaan, prosedur penyimpanan dan

penyaluran barang memiliki peran penting karena akan berdampak

pada bagaimana pengambilan kebijakan persediaan perusahaan

selanjutnya, apakah akan meningkatkan persediaan atau tidak.

6) Prosedur Pengeluaran Barang Dagang CV. Distri Tujuh didasarkan

pada surat permintaan barang atau PO yang dibuat oleh pemesan

atau pelanggan yang diajukan ke bagian penjualan.

4.2 Saran

Sistem dan prosedur pengelolaan persediaan yang digunakan oleh

CV. Distri Tujuh sudah berjalan dengan baik dan menggunakan

komputerisasi. Namun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi

oleh perusahaan khususnya bagian gudang, yaitu sering terjadinya

kesalahan mengeluarkan item barang dari gudang. Kesalahan ini

diakibatkan karena terdapat kesamaan dus produk di gudang.

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan maka penulis

bermaksud memberikan saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi

perusahaan:

1) Para karyawan sebaiknya lebih teliti ketika mengeluarkan item

barang dari gudang.


51

2) Sebaiknya perusahaan mulai menggunakan sistem berbasis

aplikasi dan tidak hanya mengandalkan pengolah data microsoft

excel saja untuk mempermudah analisis pengelolaan persediaan

barang dagang.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Ikatan Akuntansi Indonesia. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No. 19,” no. 14 (2016): 1–11.

Jange, Beno. “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang

Dagangan Pada Pt. Senang Jaya Mitra Sukses Pekanbaru.” Jurnal

Ilmu Komputer dan Bisnis 9, no. 1 (2018): 1832–1863.

Salangka, Ester. “Penerapan Akuntansi Persediaan Untuk Perencanaan

dan Pengendalian LPG Pada PT. Emigas Sejahtera Minahasa.”

Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan

Akuntansi 1, no. 3 (2013): 1120–1128.

Tauhid, Umar, dan Muhamad Saddam. “Analisis Akuntansi Persediaan

Barang Dagang Berdasarkan Psak No. 14 pada Pt. Enseval Putera

Megatrading, Tbk.” Jurnal Neraca Peradaban 1, no. 2 (2021): 118–

127.

Vidani, Vidani, Dwi Nurul Huda, dan Nurul Hilda Syani P. “Sistem

Informasi Persediaan Barang Dagang Menggunakan Metode

Perhitungan Perpertual Dan Metode First in First Out Pada Cv.

Harapan Sukses Mandiri, Tanjungpinang.” Bangkit Indonesia VIII, no.

02 (2019): 51–55.

Wullur, Rachel Anly Marilyn Lingkanwene, Herman Karamoy, dan Winston

Pontoh. “Analisis Penerapan Akuntansi Persediaan Berdasarkan


Psak No.14 Pada Pt. Gatraco Indah Manado.” Going Concern : Jurnal

Riset Akuntansi 11, no. 1 (2016): 1–9.

Priatna, Husaeri. 2019. Modul Praktikum Akuntansi Dasar I. Fakultas

Ekonomi Universitas Bale Bandung.

Priatna, Husaeri. 2020. Modul Praktikum Akuntansi Dasar II. Fakultas

Ekonomi Universitas Bale Bandung


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai