Anda di halaman 1dari 4

PENYIMPANAN OBAT

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :0


Tanggal Terbit : 01-11-2017

Halaman : 1/3

UPTD dr. DWI HERUWIYONO


Puskesmas Kalidawir NIP.19640216 200202 1 003

1. Pengertian Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap


obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang) ,
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamin.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah petugas agar
obat yang tersedia di Unit Pelayanan Kesehatan terjamin
mutu dan keamanannya.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kalidawir Nomor:
188.4/99/SK/103.09/2017 tentang Penyediaan obat yang
menjamin ketersediaan obat.
4. Referensi 1. Permenkes no 74 thn 2016 tentang standar pelayanan
kefamasian di puskesmas.
2. Pedoman pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di
puskesmas, Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian
dan Alat Kesehatan, Depkes RI Jakarta, 2003.
5. Langkah-langkah/ 1. Petugas farmasi menyiapkan gudang yang memenuhi
Prosedur syarat :
a. Cukup luas minimal 3 X 4 m2.
b. Ruangan kering dan tidak lembab.
c. Ada ventilasi agar ada aliran udara.
d. Jendela harus mempunyai pelindung untuk
menghindarkan adanya cahaya langsung dan
berteralis.
e. Lantai dibuat dari tegel/semen yang tidak
memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain.
f. Dinding dibuat licin.
g. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang
tajam.
h. Gudang obat khusus digunakan untuk penyimpanan
obat.
i. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda

1
2. Petugas Farmasi menerima obat dan perbekalan
kesehatan dari Instalasi Farmasi Kabupaten.
3. Petugas farmasi memeriksa kesesuaian nama obat,
kemasan, sediaan dan jumlah obat sesuai dengan SBBK
(dari IFK).
4. Petugas farmasi Periksa keadaan fisik, keutuhan
kemasan dan tanggal kadaluarsa.
5. Petugas farmasi mencatat jumlah obat yang diterima,
tanggal kadaluarsa, no batch didalam kartu stok serta
masukkan ke penerimaan disimpus Gudang.
6. Petugas farmasi menyimpan obat yang diterima secara :
a. Obat disusun secara alfabetis.
b. Obat dirotasi dengan sistem FIFO dan FEFO.
c. Obat disimpan pada rak dan almari.
d. Penyimpanan obat yang penyebutan dan rupa mirip
ditandai dengan memberikan stiker LASA.
e. Penyimpanan obat high allert ditandai dengan
memberikan stiker HIGH ALLERT.
f. Obat yang disimpan di lantai harus diletakkan di atas
palet.
g. Obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan
suhu penyimpan.
h. Memisahkan penyimpanan obat oral dengan sediaan
obat luar.
i. Obat psikotropika dan narkotika di lemari khusus dan
terkunci.
j. Obat yang disimpan didalam kardus besar ditulis
jumlah isi, nama obat, dan tanggal kadaluarsa serta
tanggal penerimaannya.
7. Petugas farmasi menjaga mutu obat dengan cara
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
a. Kelembaban.
b. Temperatur / panas.
c. Kerusakan fisik : dus obat jangan ditumpuk terlalu
tinggi karena obat yang ada didalam dus bagian
tengah ke bawah dapat pecah/ rusak dan juga akan
menyulitkan pengambilan obat, hindari kontak dengan
benda-benda ynag tajam.
d. Kontaminasi bakteri : wadah obat harus selalu tertutup
2
rapat sehingga tidak mudah tercemar oleh bakteri atau
jamur.
e. kebersihan ruangan : seminggu sekali, lantai disapu
dan dipel, dinding dan rak dibersihkan.
6. Bagan Alir (jika
Menyiapkan gudang yang
dibutuhkan) memenuhi syarat

Menerima obat dan perbekalan kesehatan dari


Instalasi Farmasi Kabupaten

Memeriksa kesesuaian nama obat, kemasan,


sediaan dan jumlah obat sesuai dengan SBBK
(dari IFK)

Periksa keadaan fisik, keutuhan kemasan dan


tanggal kadaluarsa

Mencatat jumlah obat yang diterima, tanggal


kadaluarsa, no batch didalam kartu stok serta
masukkan ke penerimaan disimpus Gudang

Petugas farmasi menyimpan obat yang diterima


secara : alfabetis, FIFO-FEFO,dll

Menjaga mutu obat dengan cara


memperhatikan faktor-faktor :
kelembaban, temperature, kerusakan
fisik, kontaminasi bakteri, kebersihan
ruangan

7. Unit terkait Petugas Farmasi

8. Dokumen Terkait
9. Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan

3
4

Anda mungkin juga menyukai