Anda di halaman 1dari 101

Paket Pekerjaan :

PERENCANAAN PEMBUATAN TANGGUL /


SIRING

Tahun Anggaran :
2023

CV. PIRAMIDA ENGINEERING CONSULTANT


Jl. Blora Gg. Jaya No. 16 Telp. (0721) 771997 Segala Mider – Bandar Lampung
Email : eko_widarsonolpg@yahoo.com
BAB I SPESIFIKASI UMUM

1. Uraian Singkat
Dalam dokumen rencana aksi penanganan dampak interaksi gajah dengan penduduk desa
penyangga di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Kabupaten Lampung Timur tahun
2022-2026, bahwa Penanganan konflik gajah manusia di Kabupaten Lampung Timur
khususnya di TNWK telah dilakukan secara bersama-sama baik oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, beberapa lembaga maupun kelompok masyarakat.
Upaya penanganan konflik pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan populasi gajah dan
mengurangi kerugian kedua belah pihak. Telah banyak upaya meminimalisasi konflik gajah
yang dilakukan berbagai pihak, baik teknis, konservasi, ekonomi, maupun sosial.
Salah satu pendekatan mekanis yang tertuang dalam rencana aksi tersebut adalah dengan
melakukan perencanaan pembangunan tanggul Sungai diwilayah DAS Way Sukadana di
desa Desa Tegal Yoso, Taman Fajar, Taman Endah, Tambah Dadi, Muara Jaya. Tanggul
tersebut digunakan untuk mendukung penanganan interaksi gajah dengan penduduk desa
penyangga Taman Nasional Way Kambas.

2. Lingkup Pekerjaan/ Kontrak


Lingkup pekerjaan yang akan diikat dalam kontrak adalah pembangunan tanggul/ siring.
Rincian lingkup pekerjaan/kontrak sebagai berikut:
A. Pembangunan Tanggul/ Siring

B. Pembangunan Menara Pantau

C. Pembangunan Pagar Pengaman

Gambar rencana pekerjaan yang semula merupakan bagian dari Dokumen Lelang sesudah
penunjukan Penyedia sebagai pemenang lelang, gambar tersebut dilampirkan dalam
Dokumen Kontrak sebagai satu kesatuan yang selanjutnya disebut sebagai gambar kontrak
dan bersama gambar lain yang dikirim secara berangsur atau sekaligus oleh PPK
dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia.

Karena terdapat tenggang waktu yang cukup panjang antara tahap penyiapan gambar desain
pekerjaan (2006) dengan tahap pelaksanaan pekerjaan, Penyedia berkewajiban melakukan
updated survey dan topographic survey dengan bantuan dan pengawasan PPK guna
menyiapkan gambar kerja sesuai dengan Pasal 4.1 dibawah ini.

Beberapa dari gambar kontrak digambar tanpa skala tetapi hanya menunjukkan dimensi dari
pekerjaan bersangkutan. Penyedia wajib menyiapkan gambar kerja dengan skala tertentu
sesuai dengan Pasal 4.1.

Selama pelaksanaan pekerjaan, PPK akan menerbitkan/menyampaikan tambahan gambar


sebagai gambar pengganti atau tambahan gambar detil, yang semua tambahan gambar
tersebut juga merupakan bagian dari kontrak.

Penyedia wajib mempelajari gambar kontrak dan tambahan gambar yang diberikan secara
berangsur-angsur selama pelaksanaan pekerjaan. Bila terdapat keraguan, perbedaan, atau
kesalahan terhadap gambar-gambar tersebut harus dimintakan kejelasan dan keputusan dari
PPK sebelum pekerjaan dilaksanakan.
4. Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia
4.1 Gambar Kerja
Gambar kerja yang dimaksud terdiri dari gambar desain, gambar pelaksanaan dan untuk
pekerjaan tertentu gambar pabrikasi untuk bangunan permanen, baik untuk pekerjaan yang
akan dibangun atau disuplai oleh Penyedia maupun oleh Sub Penyedia.
Gambar kerja harus disiapkan berdasarkan gambar kontrak, syarat-syarat dan spesifikasi
dalam kontrak dan memuat/ menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

(a) Rencana setiap bagian pekerjaan termasuk ukuran/ dimensinya.


(b) Data topografi dan elevasi muka tanah hasil pengukuran lapangan yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan atau atas perintah PPK.
(c) Semua perhitungan yang diperlukan.
(d) Wujud dan sifat dasar bahan yang akan dipergunakan.
(e) Rincian pelaksanaan termasuk penempatan/ pemasangan komponen bangunan.

Dalam waktu 7 (tujuh) hari sesudah diterbitkan SPMK, Penyedia wajib menyerahkan daftar
gambar kerja yang harus disiapkan disertai dengan jadwal penyelesaian/ penyerahannya
guna mendapat persetujuan PPK. Bila Penyedia gagal memenuhi ketentuan diatas, ijin/
kewenangan untuk melaksanakan pekerjaan tidak akan diberikan sampai gambar-gambar
tersebut disetujui PPK. Tidak ada perpanjangan waktu yang akan diberikan kepada Penyedia
sebagai akibat dari kejadian ini.
Penyedia wajib menyerahkan 3 (tiga) set gambar cetak dan 1 (satu) set gambar transparan
kepada PPK ukuran A3 untuk pemeriksaan dan persetujuan, yang harus diserahkan paling
sedikit 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut. Gambar kerja yang telah
mendapat persetujuan harus diserahkan 2 (dua) set gambar cetak kepada PPK dan 1 (satu)
set berikut rekaman transparan-nya dikembalikan kepada Penyedia untuk pelaksanaan
pekerjaan.
Sedang gambar-gambar kerja yang disiapkan oleh Sub Penyedia, dan Supplier harus terlebih
dahulu di-riviu oleh Penyedia sebelum diserahkan kepada PPK guna memperoleh
persetujuan.
Penyedia harus menugasi seorang staf yang bertanggung jawab melakukan koordinasi
dengan pihak yang terkait dalam mempersiapkan gambar kerja. Penyedia harus
memberitahukan kepada PPK tentang staf/ penanggung jawab urusan penyiapan gambar
kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan SPMK. Dan bila ada pergantian
penanggung jawab gambar, Penyedia harus menyampaikan pergantian tersebut dalam waktu
7 (tujuh) hari sejak pergantian staf berlaku.
Proses penyiapan, penyerahan pemeriksaan dan persetujuan gambar kerja tersebut tidak
dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia bebas dari tanggung jawabnya seperti yang
ditetapkan dalam dokumen kontrak.
Semua biaya yang diperlukan untuk penyiapan gambar kerja ini menjadi tanggung jawab
Penyedia dan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang terkait dan
disajikan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

4.2 Gambar Pekerjaan Penunjang/ Sementara


Penyedia wajib menyerahkan 3 (tiga) set gambar pekerjaan penunjang/ pekerjaan sementara
kepada PPK, paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan untuk
mendapatkan persetujuan.
Gambar-gambar tersebut menunjukkan lokasi bangunan penunjang/ bangunan sementara
juga harus memperlihatkan secara rinci bagian-bagian dari bangunan penunjang/ bangunan

2
sementara yaitu base-camp, fasilitas perumahan, pergudangan, jalan akses, dan lain-lain
yang akan dibangun oleh Penyedia di lokasi pekerjaan.
Bila selama pelaksanaan pekerjaan penunjang/ pekerjaan sementara terjadi perubahan
desain dari gambar yang telah disetujui PPK, maka Penyedia harus menyerahkan 3 (tiga) set
gambar kepada PPK untuk diperiksa dan mendapatkan persetujuan.

4.3 Gambar Pasca Konstruksi/Purna Bangun (as-built drawings)


Sebelum serah-terima kedua/ terakhir pekerjaan selesai, Penyedia wajib terlebih dahulu
menyerahkan gambar purna bangun yang dibuat berdasarkan hasil pengukuran dan
pematokan (setting-out survey) dan hasil mutual check Penyedia dan PPK selama periode
pelaksanaan pekerjaan serta as-built surveys. Sebanyak 2 (dua) set gambar cetak ukuran A-3
harus diserahkan kepada PPK segera setelah pekerjaan tersebut selesai dilaksanakan guna
mendapatkan persetujuan. Diperlukan waktu minimum 7 (tujuh) hari bagi PPK untuk riviu,
ulasan dan persetujuan serta beberapa hari untuk modifikasi, koreksi dan penyerahan ulang
oleh Penyedia. Setelah memperoleh persetujuan dari PPK, 2 (dua) set gambar cetak dan 1
(satu) set gambar asli diserahkan oleh Penyedia kepada PPK.
Gambar purna bangun yang asli (original) harus dibuat pada kertas transparansi dengan
kualitas yang tinggi sehingga dapat diperoleh gambar hasil copy yang jelas dan mudah
untuk dibaca. Penyedia juga wajib memindahkan semua gambar purna bangun ke file
dokumen elektronik, dan menyerahkan 3 (tiga) set electronic document files dalam CD
ROM(s), atau media lainnya, DVD, atau sesuai perintah PPK.
Seluruh pekerjaan tidak dapat dinyatakan selesai dan diserah terimakan bila gambar purna
bangun belum diserahkan dan belum disetujui PPK.

4.4 Perhitungan Awal Kuantitas Pekerjaan (Initial Mutual Check)


Perhitungan Awal Kuantitas Pekerjaan (Initial Mutual Check/MC-0) adalah hasil
perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung oleh Penyedia berdasarkan gambar kerja
pada Pasal 4.1 diatas dan disetujui PPK. Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut harus
disampaikan oleh Penyedia paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan.
Penyedia tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan bila MC-0 pekerjaan bersangkutan
belum mendapat persetujuan PPK. Kegagalan Penyedia dalam mendapatkan persetujuan
dari PPK atas MC-0 yang ia sampaikan, tidak dapat dipergunakan sebagai alasan Penyedia
untuk mengusulkan perpanjangan waktu pelaksanaan.
Penyedia wajib menyerahkan hasil seluruh perhitungan kuantitas semua pekerjaan dalam
format MC-0 kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 7 (tujuh) hari
sesudah SPMK diterbitkan.

5. Penyedia Paket Pekerjaan Lain


Selain paket pekerjaan pembangunan baru/perluasan tanggul/ siring ini, PPK juga sedang
melaksanakan paket-paket pekerjaan yang berbeda, Penyedia wajib berkoordinasi dan
bekerja sama dengan baik dengan Penyedia untuk paket yang berbeda tersebut agar seluruh
paket pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

6. Pemanfaatan Jalan Inspeksi


Penyedia tidak diijinkan memanfaatkan jalan inspeksi tanggul/ siring dalam kegiatannya
melaksanakan pekerjaan tanpa persetujuan terlebih dahulu dari PPK.
Peralatan yang dipergunakan Penyedia melintasi bangunan pelengkap, misalnya jembatan
melintang tanggul, dengan beban yang tidak lebih dari 5 (lima) ton. Penyedia harus

3
bertanggung jawab terhadap kerusakan bangunan pelengkap meskipun telah mendapat
persetujuan PPK.

7. Beban Peralatan/ Kendaraan


Penyedia wajib memohon untuk memperoleh ijin dari instansi yang terkait dalam
pemanfaatan jalan untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan baru/perluasan tanggul/
siring ini dan memperhatikan batas muatan/beban yang diijinkan untuk masing-masing jalan
berikut bangunannya.
Penyedia wajib mengetahui dan mengikuti peraturan lalu-lintas yang berlaku didaerah kerja
proyek dan bertanggung jawab atas kerusakan yang mungkin timbul akibat pemanfaatan
fasilitas transportasi sebagai jalan kerja oleh Penyedia. Perbaikan kerusakan tersebut harus
dilaksanakan Penyedia dengan baik sampai mendapat persetujuan dari PPK atau instansi
yang terkait.

8. Pengukuran dan Pematokan (Setting-Out Survey)


Terhitung 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh PPK,
Penyedia harus sudah melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan (setting-out
survey) yang pelaksanaannya harus bersama dan dibawah pengawasan PPK. Pengukuran
dan pematokan harus dilaksanakan oleh Penyedia setelah terlebih dahulu memperoleh
persetujuan PPK. Persetujuan akan diberikan bila PPK berpendapat bahwa program dan
metoda kerja pengukuran dan pematokan termasuk keahlian dan ketrampilan personel serta
kondisi alat ukur memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknik dan selaras dengan rencana
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.
Lokasi dan kondisi patok bench mark yang sudah tersedia dilokasi pekerjaan beserta
tambahannya dan informasi penting lainnya akan diberikan PPK kepada Penyedia segera
setelah SPMK diterbitkan. Penyedia berkewajiban menjaga patok-patok memanjang dan
melintang saluran dan bench mark selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan segera
mengganti patok-patok yang rusak dengan patok baru. Guna menjaga mutu pengukuran dan
pematokan, Penyedia berkewajiban untuk secara periodik melakukan kalibrasi instrumen/
alat ukur.
Bila menurut pertimbangan PPK perlu dilakukan perubahan/ modifikasi desain berdasarkan
hasil pengukuran dan pematokan, perubahan tersebut akan diberikan dengan rinci melalui
perintah tertulis kepada Penyedia.
Bila dalam jangka waktu berlakunya kontrak ternyata ada data pengukuran yang hilang atau
tidak tercatat dalam pelaksanaan pengukuran diatas, Penyedia bertanggung jawab atas
segala biaya yang diakibatkan baik langsung maupun tidak langsung oleh kesalahannya.

8.1 Pengukuran dan Pematokan di Saluran, Drainasi dan Bangunan


Pengukuran lapangan dan pematokan pada tanggul/ siring, dan saluran drainasi harus
dilaksanakan dengan jarak/ interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi PPK
khususnya pada tikungan saluran jarak tersebut harus lebih dekat/ pendek yang dimulai dari
titik awal tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan baik untuk garis
sumbu saluran maupun ROW.
Lokasi patok-patok bench mark dan patok traverse yang telah ada dilokasi pekerjaan akan
diberitahukan kepada Penyedia oleh PPK segera sesudah diterbitkan SPMK. Bila
diperlukan, Penyedia wajib menambah patok bench mark dan patok referensi lainnya sesuai
dengan kebutuhan dengan biaya ditanggung oleh Penyedia.
Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia bertanggung jawab atas keamanan dan kondisi
patok bench-mark, patok tambahan dan patok pembantu lainnya sebagai basis pekerjaan
pengukuran.

4
Data pengukuran harus diplot pada gambar pengukuran sebagai persiapan gambar kerja
yang tatacara dan proses untuk persetujuannya mengikuti ketentuan yang diuraikan pada
Pasal 4.1.
Ketelitian data pengukuran sepenuhnya tetap menjadi tanggung jawab Penyedia meskipun
dalam pelaksanaannya telah melewati proses pemeriksaan dan persetujuan dari PPK. Data
pengukuran yang telah memperoleh persetujuan PPK, dipergunakan sebagai dasar
penghitungan kuantitas/ prestasi kerja Penyedia beserta pembayarannya.

8.2 Pengukuran Purna Bangun


Sebelum pekerjaan dinyatakan selesai, Penyedia wajib melaksanakan pengukuran purna
bangun bersama PPK yang meliputi pengukuran:
(a) ketinggian/ elevasi bagian utama tanggul/ siring setiap jarak 50 m;
(b) tampang melintang tanggul/ siring setiap jarak 50 m
(c) inlet, outlet dan elevasi puncak bangunan tanggul
(d) gambar situasi/ denah seluruh pekerjaan yang rinci termasuk koordinatnya.
Kecuali bila sudah disediakan secara tersendiri sebagai jenis pekerjaan penunjang:
pengukuran dan pematokan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka segala biaya yang
dikeluarkan oleh Penyedia untuk pelaksanaan pekerjaan ini, dianggap sudah termasuk dalam
harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Peyedia Jasa.

8.3 Pematokan dan Batas ROW


(Setting out and Demarcation of Right-of-Way)
Penyedia bertanggung jawab menetapkan dengan benar tata letak sumbu/ as saluran dan
bangunan, profil memanjang & melintang, dan patok-patok referensi yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
Pematokan sumbu tanggul/ siring dibuat setiap jarak 50 m dan untuk tikungan dipasang
pada awal, tengah-tengah, dan ujung tikungan.
Penyedia harus menjaga dan memelihara patok-patok pengukuran selama pelaksanaan
pekerjaan sedang berlangsung dan segera mengganti patok-patok yang rusak.
Penyedia harus menyiapkan dan melakukan kalibrasi semua peralatan untuk survey dan
pengukuran di lokasi kerja yang diperlukan dan digunakan untuk pengukuran tata letak
(setting out survey) pekerjaan sehingga memenuhi sistem jaminan mutu.

8.4 Fasilitas Umum di Lokasi Pekerjaan


Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak SPMK diterbitkan, Penyedia dengan biayanya sendiri
melaksanakan survey di lokasi pekerjaan untuk mengetahui lokasi seluruh pagar, fasilitas
umum yang terpendam maupun yang tidak, termasuk jaringan kabel listrik, telepon, air
bersih, pipa drainasi dan lain-lain. Penyedia wajib membuat gambar denah yang
menunjukkan lokasi, wujud & sifat dari fasilitas umum diatas dan menyerahkannya kepada
PPK.
Penyedia tidak diperbolehkan mengganggu semua fasilitas umum di lokasi pekerjaan
kecuali yang akan diganti, dipindahkan atau dipembangunan baru/perluasan/ renovasi sesuai
dengan kontrak.
Dengan persetujuan PPK, Penyedia harus bersama otoritas setempat mengatur
pembongkaran/ pemindahan, pengalihan atau perlindungan terhadap fasilitas umum yang
terpengaruh pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan Penyedia, dan Penyedia bertanggung
jawab untuk segala biaya untuk keperluan diatas, dan biaya tersebut dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan bersangkutan.

5
Bila selama pelaksanaan kontrak, terdapat fasilitas umum yang tidak tercatat/ terdeteksi atau
diketahui, Penyedia harus bertanggung jawab bila terjadi kerusakan pada fasilitas umum
tersebut akibat kelalaiannya.

9. Perubahan Desain dan Gambar


Sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan khususnya pekerjaan galian fondasi serta
hasil pemutakhiran penyelidikan geoteknik dan mekanika tanah, PPK berwenang melakukan
perubahan desain, dimensi dan alur (alignment) saluran dan bangunan apabila hal tersebut
perlu dilakukan.
Penyedia wajib mempelajari dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan modifikasi/
perubahan desain disertai usulan perubahan metoda pelaksanaan dan harga satuan pekerjaan
bila diperlukan.

10. Pengeringan
Penyedia bertanggung jawab terhadap pekerjaan pengeringan dilokasi pekerjaan guna
menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan membuat
bangunan sementara yang berupa tanggul, bangunan/ saluran pengelak, bangunan
pengamanan, penyediaan pompa air, dan lainnya untuk memindahkan aliran air sehingga
tidak menggenangi lokasi pekerjaan dan membongkar/ membersihkannya bila pekerjaan
telah selesai dikerjakan.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk upaya pengeringan ini, kecuali bila sudah disediakan
secara tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap sudah termasuk dalam harga
kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia.

11. Sumber Bahan dan Agregat Beton


Penyedia bertanggung jawab untuk pengadaan agregat beton dan batu yang diperlukan
untuk konstruksi beton, pasangan batu, rip-rap dan perkerasan jalan baik kuantitas maupun
kualitas. Sebelum bahan bangunan tersebut dipergunakan, Penyedia wajib mengusulkan
lokasi sumber bahan bangunan/ agregat beton dengan dilampiri hasil uji/tes laboratorium
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik kepada PPK guna dipelajari dan disetujui
bila ternyata hasil uji laboratorium tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi
Teknik.
Pengambilan contoh ( sample) agregat beton dan juga contoh beton yang diambil oleh
Penyedia pada saat proses pengecoran beton sedang berlangsung, harus disaksikan oleh
PPK. Jenis dan jumlah contoh benda uji harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi
Teknik dan atau perintah PPK. Tanggapan, penilaian dan persetujuan PPK terhadap hasil uji
laboratorium untuk beton dan agregatnya, tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia
bebas dari tanggung jawabnya terhadap kualitas, daya-guna dan hasil kerja pekerjaan beton
yang dilaksanakannya.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan beton termasuk biaya ijin
penambangan galian Tipe C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium dan kegiatan untuk
menjamin mutu beton agar sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik, dianggap
sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton yang ditawarkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia.

12. Tanah Bahan Timbun


Penyedia bertanggung jawab terhadap tanah bahan timbun berikut penyediaan borrow-area
dari mana tanah tersebut diambil, baik kuantitas maupun kualitas.
Lokasi borrow-area harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan PPK sebelum dipakai
oleh Penyedia sebagai sumber tanah bahan timbun.

6
Lokasi borrow-area diusulkan oleh Penyedia dengan dilampiri hasi uji laboratorium kepada
PPK guna memperoleh persetujuan yang akan diberikan bila soil-properties tanah di
borrow-area terbukti sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik.
Pengambilan contoh tanah (sample) baik di borrow-pit maupun pengambilan benda uji
kepadatan dilokasi pekerjaan penimbunan tanah dilakukan oleh Penyedia dan disaksikan
PPK. Jumlah dan lokasi pengambilan benda uji harus sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik dan perintah PPK. Penilaian dan persetujuan PPK terhadap hasil uji
laboratorium tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia bebas dari tanggung
jawabnya terhadap kualitas dan kinerja pekerjaan timbunan tanah yang dilaksanakannya.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah termasuk biaya
ijin penambangan bahan galian Tipe C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium dan
kegiatan untuk menjamin mutu kepadatan timbunan tanah agar sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi Teknik, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan
tanah yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia.

13. Bahan dan Peralatan


Semua bahan dan peralatan yang akan dipergunakan oleh Penyedia untuk melaksanakan/
menyelesaikan pekerjaan, harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu oleh Penyedia
kepada PPK sebelum bahan dan peralatan tersebut dikirim/ mobilisasi ke lokasi pekerjaan.
Bila bahan dan/ atau peralatan tersebut merupakan item/ jenis pekerjaan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk
pengadaan, pengangkutan, penyimpanan dan penanganan/ perawatannya harus sudah
termasuk dalam harga penawaran untuk jenis/ item pekerjaan tersebut.
Bila bahan dan/ atau peralatan tersebut tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk pengadaan, pengangkutan, penyimpanan,
penanganan dan pemeliharaan harus sudah termasuk/ diperhitungkan dalam harga satuan
pekerjaan yang membutuhkan bahan dan peralatan tersebut.
Bila karena alasan prioritas atau karena sebab lain misalnya bahan atau peralatan yang
memenuhi Spesifikasi Teknik tidak tersedia dipasaran maka PPK akan mengeluarkan
perintah tertulis tentang perubahan dan penggantian bahan atau peralatan baik jumlah
maupun spesifikasinya.
Bila perubahan dan penggantian bahan atau peralatan berakibat pada pengurangan biaya/
harga pekerjaan maka perlu ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap
mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak termasuk Syarat-Syarat Umum
Kontrak Pasal 35.
Pemasangan dan uji coba semua peralatan mekanikal dan elektrikal untuk pekerjaan pintu.
saringan sampah, pompa dan peralatan pengendalian harus dilaksanakan dengan
pengawasan spesialis dari pabrikan dengan persetujuan PPK terlebih dahulu. Biaya yang
dikeluarkan Penyedia untuk pemasangan, pengawasan dan uji coba tersebut menjadi beban
dan tanggung jawab sepenuhnya Penyedia sesuai dengan ketentuan diatas.

14. Pekerjaan Penunjang/ Pekerjaan Sementara


Pekerjaan penunjang adalah fasilitas kerja yang dibangun oleh Penyedia untuk keperluan
sementara dengan tujuan guna menjamin kelancaran dan kemudahan bagi Penyedia
melaksanakan pekerjaan utama (pekerjaan permanen) dalam dokumen kontrak. Pekerjaan
penunjang/ sementara dapat berupa: jalan, jembatan, gorong-gorong saluran, bangunan
pengaman, bangunan pengelak/ pengendali, tanggul dan lain-lain.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak SPMK diterbitkan Penyedia harus menyerahkan rencana/
desain dilengkapi dengan nota perhitungan desain kepada PPK guna mendapat persetujuan
sebelum dikerjakan. Penilaian, dan persetujuan PPK terhadap rencana/ desain pekerjaan

7
penunjang/ pekerjaan sementara tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia bebas dari
tanggung jawab terhadap keberadaan, keamanan dan semua dampak/ akibat yang mungkin
ditimbulkannya.
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk pekerjaan penunjang/ pekerjaan
sementara kecuali bila sudah disediakan tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Penyedia termasuk biaya untuk pembongkaran dan pembersihannya dari lokasi pekerjaan.

15. Pengujian dan Pemeriksaan


15.1 Umum
Pengujian dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan PPK pada waktu pelaksanaan, pabrikasi,
pemasangan dan penyelesaiannya dilapangan sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat
dan Spesifikasi Kontrak.
Penyedia harus memberikan informasi kepada PPK tentang pengujian yang akan dilakukan
agar pengujian tersebut dilaksanakan dengan kesaksian PPK. Penyedia harus menyampaikan
hasil pengujian, dan sertifikat yang diperlukan kepada PPK dalam formulir yang sudah
disepakati.
Persetujuan PPK, serta hasil pengujian dan pemeriksaan tidak dapat menghalangi PPK
untuk menolak material dan peralatan yang akan dipasang dilokasi pekerjaan bila ternyata
tidak memenuhi Spesifikasi.

15.2 Pengujian dan Pemeriksaan di Lokasi Pekerjaan


Bila laboratorium dilokasi pekerjaan belum siap dimanfaatkan atau peralatannya tidak
lengkap, maka pengujian harus dilakukan oleh instansi/ badan usaha lain yang memperoleh
persetujuan PPK atas beban biaya Penyedia.
Penyedia harus memberitahukan secara tertulis kepada PPK paling lambat 24 jam sebelum
pengujian dan pemeriksaan dilokasi pekerjaan dilaksanakan. Penyedia wajib menyediakan
tenaga ahli dan tenaga terampil untuk laboratorium, material dan peralatan/ instrument
laboratorium dan bahan-bahan yang diperlukan dilokasi pekerjaan. Penyedia bertanggung
jawab atas segala biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di lokasi
pekerjaan.

15.3 Pengujian dan Pemeriksaan di Pabrik


Penyedia harus menyampaikan secara tertulis dan rinci kepada PPK tentang jadwal
pengujian dan pemeriksaan di pabrik yang akan dilakukan termasuk pengujian terhadap
item tertentu dari peralatan atau barang guna memastikan kualitasnya memenuhi Spesifikasi
Teknik. Hasil pengujian dan pemeriksaan ini harus dicatat dengan tertib oleh Penyedia dan
disampaikan kepada PPK. Penyedia bertanggung jawab atas segala biaya yang dikeluarkan
untuk pengujian dan pemeriksaan di pabrik.

15.4 Pengujian Pekerjaan Selesai


Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum dilakukan pengujian dan verifikasi untuk pekerjaan
selesai, Penyedia wajib menyerahkan kepada PPK rincian jadwal dan tatacara pengujian
untuk memperoleh persetujuan.
Sesudah dilaksanakannya Pengujian Pekerjaan Selesai, Penyedia harus menyiapkan dan
menyerahkan kepada PPK kurva verifikasi atau data verifikasi lainnya dalam format yang
telah disepakati untuk peralatan ukur dan fasilitas lain yang didesain PPK.

8
15.5 Pemberitahuan untuk Pengoperasian
Pengoperasian seluruh pekerjaan hanya dapat dilakukan dengan ijin PPK atau yang
mewakilinya. Pemberitahuan secara lengkap dan tertulis kepada PPK atau wakilnya harus
disampaikan dengan tenggang waktu yang cukup sebelum dilakukan pengoperasian untuk
memberikan kesempatan baginya melakukan pengaturan yang diperlukan.
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia, kecuali bila sudah disediakan secara
tersendiri sebagai jenis pekerjaan penunjang dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap
sudah termasuk/ diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan yang membutuhkan
pengujian dan pemeriksanaan tersebut.

16. Audit oleh PPK


Sesuai dengan kewenangannya, PPK berhak melakukan audit dalam kaitannya dengan :
(1) Biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari pemutusan kontrak yang telah di atur
dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak, Pasal 38- Penghentian dan Pemutusan Kontrak.
(2) Biaya-biaya lainnya yang di klaim Penyedia dan tidak tercakup dalam Kontrak.
Penyedia wajib menyimpan dan menjaga dokumen akutansi yang berkaitan dengan 2 (dua)
hal diatas.

17. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan


1) Metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan Penyedia dalam dokumen
penawaran dianggap sebagai satu kesatuan dengan dokumen kontrak dan disebut
sebagai Rencana Pelaksanaan Kontrak.
Paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah rapat persiapan pelaksanaan kontrak yang
ditetapkan dalam Buku-2, Bab I, Syarat-Syarat Umum Kontrak, Pasal 23, Penyedia
harus menyerahkan kepada PPK rincian dan perbaikan dari Rencana Pelaksanaan
Kontrak guna mendapat persetujuan yang untuk selanjutnya disebut Rencana
Pelaksanaan Pekerjaan.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berisi uraian/ rincian metoda pelaksanaan, jadwal
pelaksanaan, metoda kerja dan jadwal kerja setiap jenis pekerjaan, jadwal pengadaan
bahan, mobilisasi personil dan peralatan, sosialisasi dan konsultasi kepada masyarakat
dan pemerintah daerah dan program mutu.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang sudah disetujui PPK tidak boleh dirubah atau
dimodifikasi oleh Penyedia tanpa persetujuan PPK, perubahan dan modifikasi
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan dapat dipertimbangkan dengan alasan dan sebab yang
dapat dipertanggung jawabkan, antara lain karena timbulnya perubahan kegiatan
pekerjaan sesuai dengan Buku-2, Bab-1, Syarat-Syarat Umum Kontrak, Pasal 34 dan
Pasal 35.
Penyedia harus menyediakan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang telah disepakati
dalam computer software dan menyerahkan copinya kepada PPK untuk keperluan
monitoring dan evaluasi.
2) Hambatan Pelaksanaan Pekerjaan
Potensi hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah (i)
kegiatan Penyedia lainnya yang sedang melaksanakan paket pekerjaan yang berbeda
dan (ii) penjagaan gajah yang berkeliaran di lokasi pekerjaan.
Sebagai salah satu upaya mengurangi dampak dari potensi hambatan tersebut dan
hambatan lainnya yang mungkin timbul, Penyedia dalam penawarannya harus
menyediakan kelonggaran waktu, teknis dan biaya. Koordinasi dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan antara Penyedia untuk paket yang berbeda harus dilaksanakan
dengan baik sejak awal bersama PPK pada saat dilakukan pre-construction meeting.

9
Sebagai upaya mengurangi potensi hambatan dalam pelaksanaan dan untuk
menghindari konflik dengan masyarakat khususnya petani setempat, Penyedia harus
melaksanakan sosialisasi dan konsultasi kepada pemerintah daerah dan masyarakat/
petani seperti yang diuraikan dalam Buku-3, Bab-I, Spesifikasi Umum Pasal 20.

18. Pengendalian Kualitas


Penyedia harus melaksanakan sistem pengendalian dan kepastian kualitas yang menjamin
ketentuan-ketentuan dalam kontrak khususnya kualitas pekerjaan dipenuhi/ diikuti dengan
baik sesuai dengan ketentuan dalam Buku-2, Bab-I, Syarat-Syarat Umum Kontrak, Pasal 22
Program Mutu.
Paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah SPMK diterbitkan, Penyedia wajib menyerahkan
rincian Program Mutu kepada PPK yang dengan jelas menguraikan organisasi, prosedur
pelaksanaan pekerjaan, prosedur intruksi kerja, sumber daya dan mekanisme yang
direncanakan untuk menjamin kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak
termasuk format kerja dan prosedur pengendalian kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan
sehari-hari dilapangan.
Penyedia harus menyerahkan metoda kerja kepada PPK guna mendapat persetujuan sebelum
pekerjaan dilaksanakan. Metoda kerja tersebut harus secara rinci menguraikan pekerjaan
penunjang, bahan dan peralatan yang digunakan, tahapan dan urutan pekerjaan,
pengendalian kualitas dan prosedur pengujian serta langkah-langkah untuk keselamatan
kerja.

19. Penyampaian, Pemeriksaan dan Persetujuan Gambar Kerja dan Dokumen


Sesuai ketentuan kontrak, Penyedia wajib menyerahkan gambar-gambar konstruksi dan
dokumen-dokumen kepada PPK untuk diperiksa dan disetujui dalam waktu kurang dari 7
hari kalender atau sesuai petunjuk PPK, sebelum pelaksanaan pekerjaan. Gambar kerja dan
dokumen untuk item yang mungkin dipabrikasi di luar negeri harus disampaikan dalam
waktu tujuh (7) hari sejak tanggal Surat Perintah Kerja diterbitkan, untuk disetujui
oleh PPK.
Kecuali jika ditetapkan lain, pemeriksaan dan/ atau persetujuan gambar-gambar kerja dan
dokumen-dokumen diatur sesuai dengan tata cara dalam paragraf berikut ini, dengan catatan
PPK berwenang untuk merubahnya bila diperlukan, selama pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia wajib menyerahkan 3 (tiga) copy gambar kerja dan dokumen yang dapat dibaca
dengan jelas kepada PPK untuk diperiksa dan disetujui. Format gambar kerja dan dokumen
tersebut harus terlebih dahulu disetujui PPK. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sesudah menerima
gambar kerja dan dokumen dari Penyedia, PPK akan mengirimkan kembali kepada
Penyedia 1 (satu) copy dengan dibubuhi keterangan klasifikasi hasil pemeriksaan: ”setuju”
atau ”perbaiki”
Klasifikasi hasil pemeriksaan/ persetujuan pada gambar kerja dan dokumen:
(a) ”DISETUJUI”
(b) ”DISETUJUI DENGAN SYARAT-SYARAT”
(c) ”DIKEMBALIKAN UNTUK DIKOREKSI”
(d) ”TIDAK DISETUJUI”
Setelah gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah ditandai dengan klasifikasi
(a) atau (b) diterima, Kontraktor akan diberi wewenang untuk memproses gambar-gambar
kerja dan dokemen-dokumen lebih lanjut, membuat pembetulan/ koreksi jika terdapat
kesalahan yang telah ditunjukkan oleh PPK. Semua rekaman gambar kerja yang disetujui
harus dikelola di kantor lapangan Kontraktor dan dicetak ulang dengan biaya sendiri seperti
yang diminta oleh PPK.

10
Bila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang dikembalikan dengan diberi tanda
dengan klasifikasi (c) seperti tersebut diatas, Penyedia harus segera membuat
perbaikan/koreksi dan/ atau revisi pada gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen
dengan cepat dan tepat dan menyampaikannya lagi sebanyak tiga (3) copy gambar dan
dokumen yang telah direvisi kepada PPK. Sesudah revisi gambar-gambar kerja dan
dokumen-dokumen tersebut diterima, PPK akan melakukan/ melanjutkan pemeriksaannya
atas gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen dalam tujuh (7) hari kerja; Bergantung
dari tingkat kesalahan dan koreksi/ revisi gambar kerja dan dokumen yang diperiksa
sebelumnya. Prosedur ini akan berlanjut hingga gambar-gambar kerja dinyatakan dalam
klasifikasi (a) atau (b) seperti tersebut diatas.
Apabila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah dikembalikan dinyatakan
kedalam klasifikasi (d) seperti tersebut diatas, berarti gambar-gambar kerja dan dokumen-
dokumen tidak disetujui oleh PPK.
Tidak satupun pekerjaan permanen boleh dilaksanakan hingga gambar-gambar kerja dan
dokumen-dokumen yang dipakai telah mendapatkan persetujuan oleh PPK. Sebelum
memulai pekerjaan, pemeriksaan bersama akan dilakukan oleh PPK dan Penyedia untuk
memastikan bahwa gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang disetujui telah sesuai
secara penuh. Jika ditemukan beberapa perbedaan dan ketidak efisiensian, Penyedia harus
membetulkannya dan memperoleh persetujuan dari PPK seperti cara yang telah dijelaskan
diatas.
Bila diperlukan revisi atas gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah
disetujui, Penyedia harus menyampaikannya kepada PPK untuk persetujuannya seperti tata
cara yang telah dijelaskan diatas.
PPK mempunyai wewenang memerintahkan Penyedia menambahkan rincian, perubahan
atau modifikasi pada gambar-gambar kerja dan/ atau dokumen-dokumen yang diperlukan
agar sesuai dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan dalam spesifikasi dan Penyedia
harus melaksanakannya tanpa penambahan biaya.

20. Sosialisasi dan Konsultasi


Pada masa pra-lelang PPK melakukan sosialisasi awal dengan stake holder tanggul/ siring
yaitu pemerintah daerah dan masyarakat setempat, seperti bupati, kepala dinas
PU/pengairan, camat, lurah, GP3A dan ketua P3A, dengan tujuan;
(i) memberikan informasi awal tentang rencana pembangunan baru/perluasan tanggul/
siring,
(ii) mengumpulkan informasi dan data termasuk masalah, kesulitan dan keinginan stake
holder yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan
baru/perluasan tanggul/ siring, dan
(iii) kesepakatan yang dihasilkan dalam sosialisasi antara lain; masalah pengeringan
saluran primer dan sekunder, bangunan/ saluran pengelak dan intake sementara serta
kemungkinan modifikasi pola tanam dan pemilihan jenis tanaman selama periode
pelaksanaan pembangunan baru/perluasan tanggul/ siring.

Penyedia wajib melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah, camat,
lurah, GP3A dan P3A sebelum pelaksanaan pembangunan baru/perluasan tanggul/ siring
dikerjakan guna membangun saling pengertian dan menghindari salah paham/ masalah serta
mengajak partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan pembangunan baru/perluasan
tanggul/ siring.
Sosialisasi dan Konsultasi (Pertemuan-1) ini harus dilaksanakan Penyedia paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dan terlebih dahulu Penyedia harus
menyerahkan jadwal, isi dan materi sosialisasi kepada PPK paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum sosialisasi dan konsultasi dilaksanakan guna mendapat persetujuan.

11
Sosialisasi dan konsultasi dilakukan oleh Penyedia dalam 2 (dua) tahap pertemuan sebagai
berikut:

(1) Pertemuan-1
Peserta Pertemuan-1 ini adalah para camat, lurah, GP3A dan ketua P3A didaerah
tanggul yang bersangkutan, Penyedia memberikan penjelasan tentang rencana
pelaksanaan pekerjaan pembangunan baru/perluasan tanggul/ siring:
(i) jangka waktu pelaksanaan yang perlu diketahui petani dan dampaknya terhadap
pelaksanaan usaha tani dalam kurun waktu tersebut serta upaya untuk
mengurangi dampak tersebut.
(ii) pengukuran dan pematokan yang diupayakan tidak mengganggu/ merusak
tanaman dan harta milik petani lainnya.
(iii) pelaksanaan pekerjaan penunjang/ pekerjaan sementara: jalan, jembatan,
gorong-gorong, bangunan pengaman, bangunan pengelak, intake sementara dan
lain-lainnya yang membutuhkan partisipasi masyarakat setempat dalam
pelaksanaan pekerjaan baik tenaga kerja maupun bahan bangunan.
(iv) pelaksanaan pekerjaan pembangunan tanggul/ siring yang diupayakan
menggunakan metoda dan peralatan yang sesuai dan disepakati agar tidak
berdampak besar.
(v) penggunaan tenaga kerja dari luar yang disepakati masyarakat setempat
sehingga tidak berdampak kecemburuan sosial.
(vi) penggunaan peralatan besar yang dikhawatirkan merusak jalan dan fasilitas desa
lainnya, serta program kerja Penyedia untuk memperbaiki kerusakan dan
mengurangi dampak negatif lainnya yang menyangkut keamanan dan kebersihan
lingkungan desa.

(2) Pertemuan-2
Peserta Pertemuan-2 ini adalah stake holder tingkat desa ialah perangkat desa (lurah,
kaur ekonomi & pembangunan desa, kaur sosial desa), tokoh informal desa dan petani
anggota P3A. Materi pertemuan-2 tidak berbeda dengan Pertemuan-1, dengan
pembahasan yang lebih rinci sesuai dengan kondisi dan kepentingan masyarakat
masing-masing desa bersangkutan.
Pertemuan-2 harus dilaksanakan Penyedia paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan pekerjaan dilokasi desa tersebut.
Hasil Pertemuan-1 dan Pertemuan-2 harus dilaporkan kepada PPK paling lambat 7
(tujuh) hari sesudah pertemuan. Segala biaya yang dikeluarkan untuk sosialisasi dan
konsultasi, kecuali sudah disediakan secara tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi taggungjawab
sepenuhnya Penyedia.

12
BAB II SPESIFIKASI TEKNIK
BAGIAN I PEKERJAAN PERSIAPAN

Sub-bagian A Pekerjaan Umum

A-1 Fasilitas Sementara untuk Penyedia


Penyedia harus menyediakan kantor sementara dan fasilitas sementara lainnya yang
diperlukan untuk menyelenggarakan manajemen pelaksanaan pekerjaan selama waktu
kontrak dengan berdasarkan dan mengikuti peraturan, ketentuan, persyaratan dan spesifikasi
yang diterbitkan oleh pemerintah propinsi dan kabupaten setempat.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-
sum untuk pembangunan, penggunaan/operasi kantor sementara, pemeliharaan dan
pembongkarannya yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

A-2 Telepon dan Sistem Radio Komunikasi


Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-
sum untuk pemasangan, penggunaan/operasi, pemeliharaan dan pembongkaran atau
pengalihannya kepada PPK yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/ permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

A-3 Laboratorium, Peralatan Laboratorium dan Pengujian


Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-
sum untuk pengadaan, pemasangan penggunaan/operasi, dan biaya lainnya yang dibutuhkan
untuk pengujian kualitas bahan dan hasil pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/ permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

A-4 Fasilitas Kesehatan dan P3K


Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-
sum untuk penyelenggaraan dan operasi, pengangkutan dengan ambulan ke rumah sakit
terdekat bagi korban kecelakaan, staf yang menderita sakit serta kegiatan P3K lainnya, yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

1
A-5 Bantuan untuk PPK, Survey Lapangan dan Tata Letak Pekerjaan
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-
sum untuk membantu PPK dalam penyediaan dalam jumlah yang cukup peralatan
topographic survey, pegs, poles, straight edges, staging, moulds, templates, profiles dan
keperluan/peralatan lainnya yang diperlukan untuk penyelenggaraan site & setting-out
survey, pengujian/pengendalian mutu pekerjaan dan pengukuran kuantitas pekerjaan untuk
pembayaran, yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Tidak ada pembayaran untuk site survey, setting out, dan mutual check survey yang
dilaksanakan oleh Penyedia dan PPK dalam upaya memastikan volume pekerjaan sebelum
dilaksanakan yang oleh karenanya harus dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-sum
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

A-6 Gambar Kerja dan Gambar Purna Bangun


Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-
sum untuk menyiapkan gambar kerja, gambar pekerjaan penunjang/sementara dan gambar
purna bangun sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Umum Pasal 4 yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

A-7 Laporan dan Foto


Tidak diberikan pembayaran kepada Penyedia secara tersendiri untuk pembuatan dokumen,
korespondensi, laporan, usulan, catatan dll. yang berkaitan dengan kegiatan
pengendalian/program mutu, usulan metoda pelaksanaan dan metoda kerja, serta laporan
bulanan.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk kegiatan di atas dianggap sudah
diperhitungkan dalam biaya lump-sum termasuk untuk menyediakan digital photographs,
yang menunjukkan progress pekerjaan bulanan, progress 0%, 50% dan 100% ukuran 12 cm
x 8 cm, 1 (satu) set electronic file yang tersimpan dalam CD atau DVD, yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk melaksanakan kegiatan pelaporan,
monitoring, evaluasi, dokumentasi dll. harus dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak
dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

A-8 Jalan Kerja Sementara


(1) Lingkup Pekerjaan
Jalan kerja menuju ke lokasi pekerjaan berupa jalan kabupaten, jalan inspeksi, jalan
desa dan jalan kecil untuk transportasi hasil bumi yang wujud fisiknya berupa jalan
aspal, macadam atau jalan tanah. Pemanfaatan jalan tersebut di atas oleh Penyedia
sebagai jalan kerja menuju lokasi pekerjaan harus disampaikan oleh Penyedia
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan kepada

2
PPK guna mendapat persetujuan dengan dilampiri rencana penggunaan jalan, peralatan
dan bahan bangunan yang akan lewat serta rencana pemeliharaan dan perbaikannya.
Pemeliharaan dan perbaikan jalan kerja harus dilakukan oleh Penyedia selama
pelaksanaan pekerjaan dengan metoda dan material sesuai kondisi jalan bersangkutan:
aspal, macadam atau jalan tanah. Bila Penyedia bermaksud meningkatkan jalan
transportasi hasil bumi berupa jalan tanah maka penimbunan dan pemadatan tanah
untuk pelebaran jalan harus mengikuti Spesifikasi Teknik Pasal B-4 dan B-6
Timbunan tanah dan Pasal D-6 dan H-10 Perkerasan Jalan.
Penyedia harus bertanggungjawab atas pembebasan tanah yang diperlukan untuk jalan
kerja dan ijin dari instansi terkait untuk pembuatan fasilitas pengamanan lalu lintas,
bangunan pengamanan dan relokasi jalur kabel telepon, PLN dan fasilitas umum
lainnya.

(2) Pengukuran dan Pembayaran


Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk kegiatan di atas harus dibebankan
pada item pekerjaan penunjang/sementara dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan
pembayaran dilakukan secara lump-sum. Bila item pekerjaan penunjang/sementara
tidak ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia untuk kegiatan tersebut di atas guna kemudahan dan kelancaran pelaksanaan
pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi
tanggungjawab Penyedia sepenuhnya. Tidak ada penambahan harga kontrak karena
pembayaran item pekerjaan ini, kecuali disetujui PPK.

A-9 Pekerjaan Penunjang/Sementara untuk Pembuatan Tanggul/ Siring

A-9.1. Separator dan Pengeringan untuk Rehabilitasi Saluran Irigasi


(1) Lingkup Pekerjaan
Selama pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi, kegiatan usaha tani tetap
berlangsung sehingga pemberian dan pembagian air irigasi harus tetap berlangsung.
Penyedia harus membuat bangunan penunjang (sementara) yang berupa bangunan
pemisah (separator) sepanjang saluran dan menutupnya pada salah satu bagian untuk
dikeringkan dengan pemompaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan lining
dan rehabilitasi lainnya, serta bagian saluran lainnya untuk mengalirkan air irigasi.
Penyedia berkewajiban untuk menghubungi dan mendapatkan ijin dari instansi yang
berwenang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi
termasuk pemberhentian atau pengurangan debit air irigasi di saluran irigasi yang
sedang direhabilitasi juga pembebasan/penyewaan tanah diluar batas lapangan kerja
yang diserahkan untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan.
Penyedia bertanggungjawab terhadap kegiatan pemompaan/pengeringan construction-
pit selama pelaksanaan pekerjaan. Bila sampai batas waktu pelaksanaan yang
disepakati ternyata pekerjaan belum selesai, Penyedia bertanggungjawab atas segala
biaya yang diperlukan untuk kegiatan pemompaan dan pengeringan lanjutan sampai
pekerjaan selesai.
Pembongkaran separator dan pemindahan pompa harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan PPK. Bila pembongkaran tersebut mengganggu fungsi saluran atau akan
menimbulkan kerusakan bangunan irigasi, Penyedia bertanggungjawab untuk
melakukan perubahan dan pengaturan lebih lanjut.

3
(2) Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran pekerjaan penunjang untuk rehabilitasi saluran irigasi berupa
pembangunan dan rehabilitasi separator dan kegiatan pemompaan/pengeringan
dilakukan berdasar harga penawaran lump-sum untuk pekerjaan penunjang/pekerjaan
sementara dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan penunjang tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia guna kemudahan dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan
menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

A-9.3 Relokasi Sementara Saluran Irigasi


(1) Lingkup Pekerjaan
Sebelum membangun/merehabilitasi bangunan irigasi antara lain bangunan pembuang
silang, siphon dan lain-lain Penyedia terlebih dahulu harus merelokasi saluran irigasi
guna memungkinkan pemberian dan pembagian air irigasi tetap berlangsung, atau
relokasi saluran drainasi, sungai termasuk bangunan sementara bangunan pembuang
silang dan aqueduct.
Penyedia harus terlebih dahulu menyerahkan gambar desain relokasi sementara
saluran termasuk bangunan sementaranya, metoda kerja, pemeliharaan dan
pembongkarannya kepada PPK untuk memperoleh persetujuan sebelum pekerjaan
sementara tersebut dilaksanakan.
Pekerjaan galian, timbunan dan urugan kembali yang berkaitan dengan pekerjaan
pembangunan dan rehabilitasi dan pembongkaran pekerjaan relokasi sementara
saluran harus dilaksanakan sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam Spesifikasi
Teknik ini.

(2) Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran pekerjaan relokasi sementara saluran irigasi dilakukan berdasarkan harga
penawaran lump-sum untuk pekerjaan tersebut dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan sementara tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia guna kemudahan dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan
menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

A-9.5 Pekerjaan Dinding Penahan Tanah Sementara


(1) Lingkup Pekerjaan
Bila dijumpai pekerjaan galian yang dalam atau galian tebing yang tinggi pada
pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi saluran irigasi atau drainasi yang dapat berakibat
bencana tanah longsor yang membahayakan keselamatan jiwa, peralatan dan bahan,
maka Penyedia harus membangun dinding penahan tanah sementara atau bangunan
lain untuk pencegahan atau metoda kerja yang sesuai dengan lokasi setempat.
Pekerjaan sementara tersebut termasuk pekerjaan dan fasilitas pengeringan air tanah
dan air permukaan akibat hujan, pagar pengaman dan lain-lain. Penyedia harus terlebih
dahulu menyerahkan gambar desain pekerjaan dinding penahan tanah sementara,
metoda kerja, pemeliharaan dan pembongkarannya atau alternatif metoda pelaksanaan
yang sesuai dengan kondisi setempat, kepada PPK untuk mendapat persetujuan paling
lambat 3 (tiga) bulan sebelum dilaksanakan.

4
Penyedia bertanggungjawab menghubungi dan memperoleh ijin dari instansi yang
berwenang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan sementara juga
pembebasan/penyewaan tanah diluar batas daerah kerja bila diperlukan bagi
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan.

(2) Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran pekerjaan dinding penahan tanah sementara termasuk pekerjaan
pengeringan air tanah, air permukaan dan pembongkarannya atau pembayaran
pekerjaan menggunakan metoda kerja alternatif lainnya yang sesuai dengan kondisi
dan lokasi setempat (galian tanah yang dalam, galian tebing yang tinggi) dilakukan
berdasarkan harga penawaran lump-sum untuk pekerjaan tersebut dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan sementara tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk mencegah bencana tanah
longsor dan untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap
sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggungjawab Penyedia.

A-9.6 Relokasi Sementara Sungai


(1) Lingkup Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pembangunan dan rehabilitasi bendung, jembatan, siphon dan lain-
lain, mungkin diperlukan upaya sementara untuk relokasi sungai dengan membuat
saluran pengelak diluar daerah kerja (construction-pit) dilengkapi dengan bangunan
pengaman dan upaya pengeringan.
Penyedia harus menyerahkan terlebih dahulu, rencana relokasi sementara sungai
termasuk perhitungan kapasitas/debit aliran, gambar desain, bangunan pengaman dan
rencana pengeringan/pemompaan, metode kerja relokasi sementara sungai,
pemeliharaan dan pembongkaran/penimbunan serta pembersihannya setelah pekerjaan
utama selesai dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan paling
lambat 3 (tiga) bulan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan utama yang berupa bendung dan bangunan irigasi yang
utama lainnya beberapa parameter dan data penting mungkin disediakan oleh PPK
untuk keperluan perencanaan dan desain antara lain termasuk desain kala ulang dari
debit banjir, perkiraan ketinggian muka air banjir, rencana alur relokasi sementara
sungai, dan ROW relokasi sungai. Penyedia bertanggungjawab sepenuhnya atas
seluruh perencanaan dan desain relokasi sementara sungai kecuali bila parameter
tersebut di atas telah ditetapkan PPK.
Semua jenis pekerjaan yang berkaitan dengan relokasi sementara sungai harus
dilaksanakan oleh Penyedia dengan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi
Teknik ini.
(2) Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran pekerjaan relokasi sementara sungai dilakukan berdasarkan harga
penawaran lump-sum untuk pekerjaan tersebut dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Bila
jenis pekerjaan penunjang/sementara tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia guna kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam harga
kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

A-10 Pengeboran Investigasi


(Exploratory Boring and Sounding Test)

5
Penyedia diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan investigasi geologi dan mekanika tanah
yang meliputi: standard penetration test, Dutch Cone Penetration Test, hand augering dan
soil sampling untuk mengetahui dengan lebih baik kondisi fondasi saluran dan bangunan.
Pengukuran pekerjaan pengeboran untuk investigasi geotek dan mektan akan dilakukan
berdasarkan jumlah panjang lubang bor yang dilaksanakan dengan metoda rotary coring
method yang diukur dari permukaan tanah sampai dasar lubang bor.
Pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan jumlah panjang lubang bor dalam meter
panjang (m) yang diukur seperti di atas dengan harga satuan pekerjaan pengeboran
investigasi per meter panjang yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga termasuk
segala biaya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini.
Pengukuran pekerjaan Standard Penetration Test dan Dutch Cone Penetration Test akan
dilakukan berdasarkan jumlah uji/tes yang dilaksanakan pada seluruh lubang bor yang
dicatat dan dilaporkan sesuai dengan Spesifikasi. Pembayaran akan dilaksanakan
berdasarkan jumlah uji (test point) dengan harga satuan pekerjaan per point yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk segala biaya untuk
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini.
Pengukuran pekerjaan hand augering akan dilakukan berdasarkan jumlah kedalaman auger
boring, meter, yang dilaksanakan/diselesaikan. Pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan
jumlah meter kedalaman auger bor dan harga satuannya yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk segala biaya untuk pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan ini.

A-11 Observasi/Pengamatan dan Monitoring Pekerjaan


Penyedia berkewajiban untuk mengerjakan monitoring dan observasi terhadap keadaan
instrumen pengukur yang dipasang di dalam atau di bawah timbunan tanah.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas
harus dianggap sudah termasuk dalam biaya Lump Sum untuk monitoring dan observasi
saluran dan bangunan dalam General Item of the Bill of Quantities. Harga satuan untuk
pekerjaan Monitoring dan Observasi Saluran dan Bangunan harus merupakan kompensasi
dari seluruh harga dan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan secara teratur observasi/
pengamatan dan monitoring dari seluruh peralatan observasi (observation instrument),
survey koordinat (X, Y) dan elevasi (Z), penyiapan laporan hasil observasi dan monitoring
menggunakan sistem analisa komputer dan semua pekerjaan lain yang terkait.
Sesudah pemasangan instrumen/ peralatan observasi dan pelaksanaan monitoring dan
observasi, pembayaran akan dilakukan senilai 25% pada kuartal pertama periode observasi
dan selanjutnya sisa yang 75% akan dibayarkan pada kuartal kedua, ketiga dan terakhir
berturut-turut dari periode observasi.

A-12 Sosialisasi dan Konsultasi


Penyedia wajib melaksanakan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah dan
masyarakat setempat seperti telah diuraikan dalam Spesifikasi Umum Pasal 20.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan sosialisasi dan konsultasi dibebankan
pada harga penawaran lump-sum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila jenis pekerjaan sosialisasi dan konsultasi tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, maka semua biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk menyelenggarakan sosialisasi
dan konsultasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat, dianggap sudah termasuk dalam
harga kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

6
A-13 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran kepada Penyedia untuk pelaksanaan pekerjaan
penunjang/pekerjaan sementara tersebut di atas akan dilaksanakan berdasarkan persentase
(%) dari item pembayaran yang disesuaikan dengan progres pekerjaan sementara dan
pekerjaan permanen sebagai berikut :
% biaya lump-sum dalam BOQ
Angsuran Syarat Pembayaran
yang harus dibayar
Kesatu 70 Pekerjaan penunjang/sementara selesai
Kedua 5 Progres pekerjaan total 25%
Ketiga 5 Progres pekerjaan total 50%
Keempat 5 Progres pekerjaan total 75%
Kelima 15 Pekerjaan selesai 100%

7
Sub-bagian B - Pekerjaan Tanah

BAGIAN II PEKERJAAN TANGGUL


Sub-bagian A Pekerjaan Tanah

B-1. Penebasan dan Pembersihan Semak Belukar

(1) Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pekerjaan pembersihan dan
pembongkaran tanah dari pangkal/tunggul batang pohon, gelondongan kayu,
belukar dan tanaman lain serta bahan non-organik yang berupa pagar, bangunan,
fondasi, puing dan kotoran lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar
kerja atau dalam batas wilayah garis sempadan daerah/lokasi pekerjaan.
Penyedia wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan terutama batas daerah yang akan ditebas dan dibersihkan, dan pohon,
bangunan dan obyek lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja
yang harus menjaga keutuhan tanaman dan bangunan diluar batas daerah kerja. Bila
metoda tebas-bakar dipilih Penyedia dalam pelaksanaan pekerjaan, maka
pengendalian, keamanan, dan penilaian atas aspek lingkungan harus diperhatikan.
Untuk keperluan pengukuran dan pembayaran pekerjaan penebasan dan
pembersihan semak belukar diklasifikasikan sebagai berikut:

Tipe-A : semak belukar atau tanah pertanian sawah, tanaman pangan lain dan
buah-buahan.
Tipe-B : hutan ringan atau hutan sekunder termasuk perkebunan karet atau
kelapa sawit termasuk tanaman sela.
Tipe-C : hutan rimba atau hutan lebat yang masih asli.
Tipe-D : rumput, semak dan belukar untuk normalisasi saluran.

Penjelasan berkaitan dengan hal diatas akan diberikan oleh PPK berdasarkan
kondisi lokasi pekerjaan.
Bila lahan dalam batas wilayah garis sempadan didominasi tanaman yang tingginya
kurang dari 2,0 m atau tanaman dengan diameter batas setinggi dada (DSD) kurang
dari 10 cm, maka pembukaan dan pembersihan lahan didaerah tersebut tidak dapat
dikategorikan sebagai pekerjaan ”penebasan dan pembersihan semak belukar”
dalam Spesifikasi Teknik ini, tetapi sebagai pekerjaan stripping sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 2 ialah pengupasan tanah organik: lapisan rumput, tanah
bagian atas, akar-akaran dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan, fondasi dan
lain-lain serta mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.

(2) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pekerjaan ini dilaksanakan dalam satuan luas meter persegi yang diukur
dalam batas wilayah garis sempadan dan pembayaran untuk pekerjaan ini dilakukan
berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.

1
B-2. Pengupasan Tanah Lapis Atas (Stripping)
(1) Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah
pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput, akar-
akaran maupun bahan non-organik: sisa bangunan fondasi dan lain-lain dan
membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan saluran dan
bangunan dan lokasi pengambilan tanah bahan timbun (borrow-pit) atau lokasi lain
sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK.
Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai
dengan gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Penyedia sebelum
melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan PPK
tentang batas wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi
pembuangan material hasil kupasan.

(2) Pengukuran dan Pembayaran


Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan m-kubik (m3) yang dihitung
dari elevasi permukaan tanah asli sampai elevasi batas kupasan sesuai dengan
gambar kerja yang telah disepakati.
Pembayaran pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian atas ini dilakukan
berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan
Harga kecuali dilokasi borrow-pit pengupasan tanah lapisan atas tidak dibayar.

B-3. Galian

B-3.1 Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan galian batu
termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses dan
bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-lain) yang
diperlukan serta pengangkutan material hasil galian ke lokasi yang disepakati untuk
tempat pembuangan akhir atau penimbunan sementara (stock piling) sebelum
dimanfaatkan lebih lanjut.
Penyedia wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali, metoda kerja
pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke lokasi
pembuangan akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan
timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.
Penyedia wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan bersama PPK
sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan atau
waktu yang lain sesuai dengan perintah PPK yang hasilnya berupa gambar hasil
pengukuran yang menunjukkan elevasi muka tanah, tampang memanjang dan melintang
harus diserahkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan. Gambar-gambar hasil
pengukuran pra-konstruksi diatas untuk selanjutnya dipergunakan sebagai acuan dan dasar
perhitungan kuantitas pekerjaan galian.
Penyedia wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi galian
pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang baik,
kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia
harus segera diperbaiki dengan biayanya sendiri.
Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja
(gambar hasil pengukuran pra-konstruksi) Penyedia dengan biayanya sendiri harus
menimbun bagian tersebut dengan bahan timbun yang disetujui PPK.

2
Penyedia harus memberitahu PPK bila pekerjaan galian telah selesai dikerjakan untuk
dilakukan pemeriksaan guna persetujuan sebelum pekerjaan lanjutan/bangunan irigasi
atau pengecoran beton dilaksanakan. Penggunaan stockpiling dan pembuangan tanah hasil
galian harus sesuai dengan Pasal B-3.3

B-3.2 Klasifikasi Galian


Pekerjaan galian diklasifikasikan sebagai pekerjaan galian tanah dan pekerjaan galian
batu sebagai berikut:
(1) Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah galian tanah, sedimen/ endapan, pasir,
kerikil, kerakal, atau batu yang dapat digali dengan mudah tanpa menggunakan alat
khusus (ripper) atau peledakan termasuk upaya penanganannya,
pembentukan/perapian lubang galian agar sesuai dengan lokasi, jalur, elevasi,
kelandaian dan dimensi seperti yang telah ditetapkan dalam gambar atau
petunjuk/perintah PPK, serta pengangkutan material hasil galian ke lokasi
pembuangan akhir atau lokasi penampungan sementara sebelum dipergunakan
sebagai tanah bahan timbun.
Galian tanah diklasifikasikan dalam 5 (lima) tipe galian sesuai dengan kondisi dan
lokasi daerah penggalian sebagai berikut:
Tipe-A : galian untuk saluran, jalan, drainasi dan galian tanah biasa lainnya yang
berada diatas permukaan air.
Tipe-B : galian tanah endapan, longsoran/puing/debris, diatas permukaan air
untuk normalisasi saluran.
Tipe-C : galian untuk fondasi bangunan irigasi dan bangunan pelengkap.
Tipe-D : galian dibawah permukaan air pada saluran tanpa upaya pengeringan/
pemompaan.
Tipe-E : galian dasar sungai untuk pembangunan bendung, tanggul sungai, dan
fasilitas lainnya, dimana tanah di lokasi galian mengandung banyak
kerikil, kerakal dan batu.
Semua tipe pekerjaan galian tersebut termasuk penanganannya di lokasi
pembuangan akhir/sementara, penghamparan dan pemadatan, perapihan dan
fasilitas drainasi;

(a) Galian Bangunan: Galian Tipe-C


Dimensi galian bangunan irigasi dan bangunan pelengkap yang diperhitungkan
dalam pembayaran pekerjaan tersebut dibatasi sesuai dengan ketentuan di bawah
ini, kecuali apabila karena suatu sebab ditentukan lain oleh PPK.
Kemiringan atau
Bangunan di lokasi tanah biasa Kondisi Galian
Dimensi
- Tebing/talud galian yang terbuka 1:1,0 - pasir dan kerikil
untuk sementara 1:0,5 - bukan pasir dan kerikil
- Tebing/talud galian yang terbuka 1:1,0 sampai 1:1,5 - di atas muka air
secara permanen 1:2,0 - di bawah muka air
- Jarak horizontal batas galian dari
0,5 m -
tepi luar fondasi bangunan
- Lebar berm pada setiap 3,0 m
0,5 m -
kedalaman galian

3
Penyedia bertanggung jawab untuk tidak mendapat tambahan pembayaran bila
galian dilaksanakan melampaui batas-batas di atas tanpa persetujuan PPK dan harus
menimbun dan memadatkannya dengan bahan timbun yang disetujui PPK dengan
biaya ditanggung Penyedia.
Profil galian : dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan
dipadatkan dan diperiksa PPK untuk mendapat persetujuan sebelum bangunan di
atasnya, konstruksi beton atau pasangan batu dilaksanakan, demikian pula bila
sewaktu-waktu tebing galian longsor akibat kegiatan peralatan berat atau sebab lain
karena kelalaian Penyedia.
Bila dalam metoda kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil galian
(stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut ke lokasi penimbunan permanen
sebagai tanggul atau bangunan permanen lainnya sehingga berakibat 2 (dua) kali
kerja atau double-handling, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk
kegiatan tersebut, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian
atau timbunan.

(b) Galian Borrow Pit


Tanah yang baik untuk pekerjaan timbunan Tipe-B dan Tipe-C harus diambil dari
borrow-pit yang disetujui PPK, dan Penyedia berkewajiban membayar segala
pengeluaran biaya untuk pengadaan tanah bahan timbun tersebut termasuk biaya
pembelian/ganti rugi kepada pemilik tanah, pajak galian Tipe-C, royalti, perijinan
dan pengeluaran lainnya.
Penyedia wajib menyerahkan hasil uji laboratorium untuk tanah di lokasi borrow-pit
yang diusulkan kepada PPK guna mendapatkan persetujuan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sebelum kegiatan galian borrow-pit dilaksanakan.
Kegiatan galian borrow-pit boleh dilakukan hanya bila telah mendapatkan
persetujuan PPK dan sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar
pada Pasal B-1, dan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas pada Pasal B-2, telah
selesai dilaksanakan sehingga dijamin bahwa tanah bahan timbun benar-benar
sudah bersih dan bebas dari bahan organik.
Penyedia wajib memperhatikan dan menjaga kadar air/moisture content dari tanah
untuk bahan timbunan tersebut agar memenuhi persyaratan dan tidak melampaui
batas-batas nilai yang telah diidentifikasi dalam uji laboratorium. Penyedia
sebaiknya melakukan upaya tersebut di lokasi borrow-pit dengan membangun
sistem drainasi dan membuat kemiringan tertentu pada permukaan galian agar tetap
kering.
Penyedia wajib mendapatkan persetujuan dari PPK berkaitan dengan kedalaman
dari galian sebelum kegiatan pengambilan tanah untuk bahan timbun dilaksanakan.
Kecelakaan yang terjadi di borrow-pit dianggap sebagai kelalaian Penyedia dalam
menjamin keselamatan kerja.
Segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk melaksanakan seluruh kegiatan di
atas dalam pengadaan tanah untuk bahan timbun, dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan timbunan tanah dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

(2) Galian Batu


(a) Galian Tipe-F, Galian Batu Lunak
Galian Tipe-F, galian batu lunak adalah galian batu yang dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan bantu tertentu misalnya ripping dozer, pick hammer dan
giant breaker tanpa menggunakan metoda kerja peledakan/blasting.

4
Bila Penyedia menggunakan metoda kerja peledakan karena untuk kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan, maka biaya tambahan yang dikeluarkan termasuk
keselamatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pekerjaan galian Tipe-F, sudah termasuk pengangkutan batu hasil galian ke lokasi
pembuangan yang disediakan Penyedia dan disetujui PPK.

(b) Galian Tipe-G, Galian Batu Keras


Galian Tipe-G, galian batu keras adalah galian batu yang berada di lokasi pekerjaan
berupa lapisan batuan masif, padat, dan kokoh atau berupa batuan lepas dengan
volume masing-masing lebih dari 1,0 meter kubik dengan diameter lebih dari 0,30
m yang tidak dapat dipisahkan tanpa peledakan atau dengan bulldozer dan peralatan
berat lainnya. Batuan seperti ini dapat disebut juga sebagai ”sound-rock” yang
karena keras dan susunan teksturnya tidak dapat dipecah dengan hand pick-hammer.
Klasifikasi batu tersebut di atas akan diputuskan oleh PPK berdasarkan kondisi di
lapangan, antara lain bila perlu dilakukan uji-coba produktivitas peralatan.
Pekerjaan galian batu Tipe-G, dianggap sudah termasuk biaya untuk pengangkutan
batu hasil galian ke lokasi pembuangan yang disediakan Penyedia dan disetujui
PPK.

B-3.3 Pemanfaatan, Penampungan Sementara (Stock piling) dan Pembuangan Tanah


Hasil Galian (Use, Stockpilling and Disposal of Excavated Materials)
B-3.3.1 Pemanfaatan dan Pembuangan Tanah Hasil Galian
(a) Bila PPK berpendapat bahwa tanah hasil galian Tipe-A, Tipe-D dan Tipe-E
memenuhi syarat sebagai bahan timbun sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi
ini, maka tanah hasil galian tersebut harus dimanfaatkan untuk bangunan permanen
seperti tanggul, timbunan jalan, saluran dan bangunan.
Bila berdasarkan hasil uji laboratorium tanah hasil galian terdiri dari 2 (dua) jenis
tanah yang memenuhi dan tidak memenuhi spesifikasi sebagai tanah bahan timbun,
Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan galian wajib berupaya agar kedua jenis
tanah tersebut tidak bercampur bila tanah yang memenuhi spesifikasi akan
dipergunakan dalam konstruksi sesuai dengan perintah.
Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai berikut:
• Diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm
• Plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.
Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbun:
• Tanah lapis atas yang mengandung banyak bahan organik.
• Plasticity Index (PI) kurang dari 15%.
• Liquid Limit (LL) lebih dari 50%
• Diameter butiran lebih dari 100 mm
• Batu lunak dan batu keras.
Persetujuan PPK terhadap pemanfaatan tanah hasil galian untuk keperluan
pekerjaan permanen, tanggul, urugan kembali dan lainnya akan diberikan
berdasarkan hasil uji laboratorium tanah galian yang dikerjakan dan diserahkan oleh
Penyedia, tidak hanya persyaratan di atas.

5
Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah dengan
kandungan air melampaui kadar air optimum hasil uji laboratorium (Standard
Proctor Test), maka tanah tersebut harus ditampung untuk sementara waktu di
lokasi yang disediakan Penyedia dan disetujui PPK yang dilengkapi dengan fasilitas
drainasi, guna mendapat perlakuan khusus: penghamparan, pengeringan dan lain-
lain untuk menurunkan kadar airnya sampai memenuhi persyaratan sebagai tanah
bahan timbunan.
Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang disediakan
Penyedia dan telah disetujui PPK. Penimbunan tanah buangan paling tinggi 2,0 m
dan tidak diperbolehkan mengganggu jaringan drainasi di sekitarnya. Bila dianggap
perlu Penyedia wajib menutup timbunan hasil buangan dengan tanah yang baik bila
menurut PPK timbunan hasil galian tersebut berdampak negatif terhadap
lingkungan di sekitarnya, biaya yang dikeluarkan untuk keperluan ini menjadi
tanggung jawab Penyedia.
(b) Hasil galian tanah endapan Tipe-B dari pekerjaan normalisasi saluran harus dibuang
di lokasi yang disediakan Penyedia diluar daerah kerja sesuai dengan ketentuan
seperti yang diuraikan diatas.

B-3.3.2 Pembuangan Batu Hasil Galian


Batu lunak hasil galian Tipe-F dan batu keras hasil galian Tipe-G harus dibuang keluar
daerah kerja di lokasi yang disediakan Penyedia, kecuali bila ditentukan lain oleh PPK.
Penimbunan batu hasil galian tersebut harus dibatasi paling tinggi 2,0 m dan tidak
diperbolehkan mengganggu jaringan drainasi dan tidak berdampak negatif terhadap
lingkungan di sekitarnya dengan biaya menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia.

B-3.3.3 Pemilahan dan Pembuangan Tanah Borrow Pit


Lokasi borrow pit dan pemanfaatan tanahnya sebagai tanah bahan timbunan harus
mendapat persetujuan PPK sebelum galian borrow pit dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 3.2.(1).(b) dan bila berdasarkan hasil uji laboratorium tanah borrow
pit ternyata terdiri dari tanah yang memenuhi syarat dan tanah yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahan untuk timbunan maka Penyedia wajib melaksanakan pemilahan pada
waktu penggalian tanah borrow pit sehingga tanah yang akan dimanfaatkan untuk
timbunan/pekerjaan permanen tidak terkontaminasi dan membuang tanah yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahan timbunan di lokasi yang disediakan Penyedia sesuai
dengan ketentuan dalam Pasal 3.3.1.(a).

B-3.4 Pengukuran dan Pembayaran untuk Galian

B-3.4.1 Galian Tanah


(a) Pekerjaan galian tanah Tipe-A, Tipe-D, dan Tipe-E diukur dalam satuan meter
kubik (m3) galian tanah dan kupasan tanah lapisan atas, sesuai dengan dimensi dan
kemiringan yang ditunjukkan dalam gambar kerja dan telah diselesaikan dengan
rapi.
Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah Tipe-A, Tipe-D dan Tipe-E dilaksanakan
sesuai dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk
biaya untuk pekerja, peralatan, bahan bangunan dan semua pekerjaan penunjang dan
upaya lain untuk kelancaran pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan galian,
pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan atau lokasi penampungan

6
sementara (stock-pile), perapian tebing galian, jalan akses sementara,
pengeringan/pemompaan dan lain-lain.
(b) Pekerjaan galian tanah Tipe-B diukur dalam satuan meter kubik (m 3) galian tanah
endapan (sedimen) pekerjaan normalisasi saluran yang diperhitungkan berdasarkan
hasil pengukuran (setting-out survey), gambar kerja dan pekerjaan yang telah
diselesaikan dengan rapi.
Pembayaran pekerjaan galian Tipe-B dilaksanakan berdasarkan harga satuan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk semua biaya untuk pekerja,
peralatan, bahan dan pekerjaan penunjang dan upaya lain yang diperlukan untuk
kelancaran pekerjaan galian, angkutan dan pembuangan tanah hasil galian termasuk
landasan kerja untuk alat berat di atas tanah lembek, jalan akses sementara, relokasi
saluran/bangunan pengelak, partisi, pengeringan/pemompaan dan lain-lain.

B-3.4.2 Galian Bangunan, Galian Tipe-C


Galian bangunan sebagai salah satu jenis pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
diukur dalam satuan meter kubik (m3) yang diperhitungkan dari permukaan tanah asli atau
permukaan tanah yang telah dikupas lapisan atasnya sampai ke garis dan elevasi galian
yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
spesifikasi ini.
Pembayaran pekerjaan galian bangunan/galian Tipe-C dilaksanakan berdasarkan harga
satuan pekerjaan ini dalam Daftar Kuantitas dan Harga, tetapi bila tidak ada jenis
pekerjaan galian bangunan/galian Tipe-C dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka harga
untuk pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan pekerjaan ini sudah termasuk semua biaya untuk pekerja, peralatan, bahan,
pengukuran, angkutan dan pembuangan, perapian dan pencegahan dari longsoran tebing,
perapian, penampungan sementara dan pemanfaatannya sebagai bahan untuk timbunan
tanah dan pekerjaan lainnya kecuali bila ditetapkan secara terpisah dalam Daftar Kuantitas
dan Harga ialah jalan akses sementara, relokasi saluran dan pengamanannya, pengeringan,
pekerjaan partisi dan lain-lain.

B-3.4.3 Galian Batu


Galian batu lunak dan galian batu keras diukur dalam satuan meter kubik (m 3) yang
diperhitungkan mulai dari permukaan batu sampai ke garis dan elevasi galian yang sudah
dirapikan sesuai dengan gambar kerja. Penetapan tentang jenis galian batu weathered rock
dan galian batu sound rock sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini, garis batas antara kedua
jenis galian batu ditetapkan oleh PPK.
Pembayaran untuk galian batu lunak dan galian batu keras akan dilakukan sesuai dengan
harga satuan jenis pekerjaan tersebut dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga tersebut dianggap sudah termasuk semua biaya untuk pekerja, peralatan, bahan,
pengukuran, galian, angkutan dan pembuangan, perapian dan pencegahan longsoran
tebing galian dan upaya lainnya kecuali bila sudah ditetapkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga misalnya jalan akses sementara, relokasi saluran dan bangunan pengelak/pengaman,
pengeringan/pemompaan, partisi dan lain-lain.
Harga satuan pekerjaan galian batu keras sudah termasuk biaya untuk peledakan batu dan
upaya lainnya yang diperlukan kelancaran pelaksanaan.

7
B-3.4.4 Galian Borrow-Pit
Galian tanah borrow pit diukur dalam satuan meter kubik (m 3) untuk tanah timbunan yang
dipadatkan sebagai pekerjaan timbunan (permanen) Tipe-B dan Tipe-C, sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi ini.
Pembayaran untuk galian tanah borrow-pit sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
timbunan Tipe-B dan Tipe-C.

B-4. Timbunan Tanah

B-4.1 Jenis Timbunan


Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah yang
dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen : saluran, jalan inspeksi, pekerjaan
timbunan bagian dari bangunan irigasi dan bangunan pelengkap yang tanahnya berasal
dari pekerjaan galian atau borrow-pit dan berdasarkan hasil uji laboratorium memenuhi
syarat dan spesifikasi teknik serta sudah mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan
timbunan dilaksanakan oleh Penyedia.
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada PPK termasuk
semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan
persetujuan sebelum dilaksanakan.
Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, dimensi, elevasi dan
kemiringan timbunan yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah disepakati. Kecuali
bila ada ketentuan lain, Penyedia harus menambah timbunan tambahan (extra filling), lima
persen (5%).
1) Jenis Timbunan Berdasarkan Jarak Angkut
Tipe-A : pekerjaan timbunan dengan tanah yang berasal dari pekerjaan galian di
sekitarnya.
Tipe-B : pekerjaan timbunan dengan tanah yang berasal dari borrow-pit atau dari
pekerjaan galian dengan jarak angkut sesuai dengan yang ditentukan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Kecuali bila ada ketentuan lain,
pada umumnya semua jenis pekerjaan timbunan termasuk kategori
Tipe-B ini.
Tipe-C : pekerjaan timbunan dengan tanah yang secara khusus mendapat
persetujuan PPK, berasal dari borrow-pit dengan jarak angkut kurang
dari 1,0 km sesuai dengan yang ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
Kecuali bila ada ketentuan lain, pekerjaan timbunan Tipe-C hanya
untuk tujuan khusus yang disetujui PPK dan sesuai dengan yang
diperlihatkan dalam gambar kerja.
Tipe-D : pekerjaan timbunan di lokasi dengan tanah fondasi yang lembek dan
muka air tanah yang tinggi, tanah untuk bahan timbunan berasal dari
borrow-pit dengan jarak angkut sesuai dengan yang ditentukan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga. Timbunan Tipe-D hanya diterapkan
dibagian pekerjaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau
atas perintah PPK.

8
2) Jenis/Kelompok Pekerjaan Timbunan Berdasarkan Pemadatan
(a) Pemadatan Biasa/Normal (Tipe-A1,B1,C1,D1):
Pekerjaan timbunan tanah untuk saluran, tanggul, jalan, timbunan untuk
bangunan irigasi dan bangunan pelengkap dan konstruksi permanen lainnya
yang diperintahkan PPK.
Tingkat kepadatan untuk kelompok pekerjaan timbunan dengan pemadatan
biasa harus tidak boleh kurang dari 95% kepadatan kering maksimum (95%
MDD, maximum dry density) sesuai dengan ketentuan dalam ASTM D-698.
Kelompok pekerjaan timbunan dengan pemadatan biasa terdiri dari 3 (tiga)
golongan ialah:
(i) Tipe-A1, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian
(ii) Tipe-B1, dan D1, menggunakan tanah dari borrow-pit
(iii) Tipe-C1, menggunakan tanah yang secara khusus mendapat persetujuan
PPK berasal dari borrow-pit di sekitar lokasi pekerjaan.

(b) Pemadatan Ringan (Tipe-A2, B2, C2, D2)


Pekerjaan timbunan tanah untuk mengganti tanah yang asli, sebagai bangunan
penyangga beban (counter-weight) dan pekerjaan timbunan lainnya sesuai
dengan perintah PPK.
Tingkat kepadatan untuk pekerjaan timbunan dengan pemadatan ringan harus
tidak boleh kurang dari 85% kepadatan kering maksimum (85% MDD,
maximum dry density).
Pekerjaan timbunan dengan pemadatan ringan terdiri dari 3 (tiga) golongan:
(i) Tipe-A2, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian
(ii) Tipe-B2 dan D2, menggunakan tanah dari borrow-pit.
(iii) Tipe-C2, menggunakan tanah yang secara khusus mendapat persetujuan
PPK berasal dari borrow pit di sekitar lokasi pekerjaan.

B-4.2 Penghamparan, Perlakuan dan Pemadatan

B-4.2.1 Uji Coba Timbunan


Sebelum pekerjaan timbunan untuk konstruksi yang permanen akan dilaksanakan,
Penyedia wajib terlebih dahulu mengerjakan uji coba pelaksanaan pekerjaan timbunan di
lapangan menggunakan tanah bahan timbunan, peralatan, tenaga kerja dan metoda kerja
yang sudah mendapat persetujuan PPK sebelumnya.
Uji coba timbunan ini dimaksudkan guna memilih metoda kerja untuk pekerjaan timbunan
yang efisien berdasarkan jumlah peralatan yang dipergunakan, tebal lapisan yang
dipadatkan, jumlah lintasan alat pemadat serta tingkat kepadatan yang dicapai yang harus
memenuhi Spesifikasi Teknik ini.
Metoda kerja yang disetujui oleh PPK tidak dapat dipakai alasan bagi Penyedia untuk
lepas tanggung jawab terhadap tingkat kepadatan dan kinerja pekerjaan timbunan.
Apabila karena suatu sebab perlu dilakukan perubahan metoda kerja atau tanah bahan
timbunan dari lokasi borrow pit lainnya, Penyedia wajib melakukan uji coba timbunan
ulang.

9
Bila uji coba timbunan tersebut dilaksanakan di lokasi tanggul, saluran, jalan atau
pekerjaan permanen lainnya, maka hasil uji coba tersebut dapat dibayar sebagai bagian
dari pekerjaan timbunan bila menurut pertimbangan PPK telah memenuhi persyaratan.
Sebaliknya bila hasil tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus dibongkar oleh Penyedia dari
lokasi pekerjaan.

B-4.2.2 Fondasi Timbunan


(1) Tipe-A, Tipe-B dan Tipe-C
Sebelum timbunan tanah dilaksanakan, permukaan tanah fondasinya harus terlebih
dulu dikupas sesuai dengan ketentuan dalam Pasal B-2, Spesifikasi Teknik ini.
Selanjutnya permukaan tanah yang telah dibersihkan dari humus dan bahan organik
lainnya, dicangkul/dibajak sedalam tidak kurang dari 15 cm merata pada seluruh
permukaan, sebelum lapis pertama (1) tanah bahan timbunan dihamparkan.
Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk pekerjaan diatas dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan yang ditawarkannya dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

(2) Tipe-D
Untuk pekerjaan timbunan dengan tanah fondasi yang lembek dan muka air tanah
yang tinggi, sesudah perlakuan terhadap permukaan tanah fondasi selesai dikerjakan
seperti yang dijelaskan dalam Pasal B-4.2.2.(1) maka upaya pengeringan dengan
pompa air perlu dilaksanakan paling tidak 2 (dua) jam sebelum pekerjaan timbunan
dikerjakan.
Selama pekerjaan timbunan dikerjakan, tinggi muka air tanah harus tetap dijaga
paling sedikit 30 cm dibawah permukaan timbunan, dan bila permukaan tanah
timbunan tergenang maka permukaan tanah tersebut harus dikupas setebal paling
sedikit 5 cm atau sesuai dengan perintah PPK dan kemudian dicangkul/dibajak
sedalam 15 cm seperti yang telah diuraikan dalam Pasal B-4.2.2.(1).

B-4.2.3 Penghamparan, Pengendalian Kadar Air, dan Pemadatan Tanah


(1) Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja termasuk peralatan yang dipergunakan
kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum timbunan tanah dikerjakan.
Sebelum timbunan lapisan pertama dihampar dipermukaan tanah fondasi, perlakuan
terhadap permukaan tanah fondasi seperti diuraikan dalam Pasal 4.2.2.(1) harus
terlebih dahulu diselesaikan.
Permukaan tanah asli atau timbunan lama harus dibuat bertangga sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau perintah PPK sebelum penghamparan
tanah bahan timbunan dikerjakan.
Untuk lereng timbunan lama yang akan digali dengan bertangga, terlebih dahulu
permukaan lereng tersebut harus dikupas dan dibersihkan dari bahan organik,
setelah selesai baru kemudian dibuat bertangga, sehingga tanggul yang baru dapat
sepenuhnya menyatu dengan tanggul/timbunan yang lama.
Penghamparan tanah bahan timbunan secara mendatar dengan tebal tidak boleh
lebih dari 30 cm atau harus sesuai dengan hasil uji coba timbunan seperti telah
diuraikan dalam Pasal B-4.2.1. Tanah yang berbentuk bongkah-bongkah harus
dipecah-pecah sebelum dipadatkan. Tidak diperkenankan memperlebar timbunan
tanah dengan cara mencurahkan tanah lepas dari atas timbunan lama.

10
(2) Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar di sekitar kadar air optimum
dengan toleransi + 3% sampai -5% dari kadar air optimum hasil uji laboratorium
atau ketentuan lain atas perintah PPK berdasarkan soil-properties tanah tersebut.
Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat kepadatan timbunan mencapai 95%
kepadatan kering maksimum untuk pemadatan biasa/normal dan 85% untuk
pemadatan ringan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal B-4.1.(2).
Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud beton, sebelum
talud beton dipasang/dicor, lereng timbunan terlebih dahulu harus dirapikan dan
dipadatkan dengan tamping-rammer atau alat lain yang disetujui PPK sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

B-4.3 Pengukuran dan Pembayaran

B-4.3.1 Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan Tipe-A1, A2, B1, B2, C1, C2 dan D
dilakukan dalam satuan meter-kubik (m3) timbunan padat yang diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai dengan
gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang terakhir
termasuk timbunan Tipe-D, dengan memperhatikan settlement dan subsidence tanah
fondasi yang masih berlanjut.

B-4.3.2 Pembayaran
(a) Tipe-A1 dan Tipe-A2
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan serta semua biaya yang dikeluarkan
Penyedia untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan antara
lain: penampungan sementara, platform alat berat di atas tanah lembek,
pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan
lain-lain.
(b) Tipe-B1 dan Tipe-B2
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk biaya untuk menyediakan borrow-pit, angkutan, pembuangan,
penampungan sementara, platform alat berat di atas tanah lembek, penghamparan,
pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk kelancaran dan kemudahan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan, perijinan,
royalty dan lain-lain.
(c) Tipe-C1 dan Tipe-C2
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk biaya untuk penyediaan borrow-pit, angkutan, pembayaran, penampungan
sementara, platform alat berat di atas tanah lembek, penghamparan, pengendalian
kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan segala biaya
yang dikeluarkan Penyedia untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan
pekerjaan termasuk upah, bahan, peralatan, perijinan, royalti dan lain-lain.

11
(d) Tipe-D
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk biaya untuk penyediaan borrow-pit, angkutan, pembuangan, penampungan
sementara, platform alat berat di atas tanah lembek, penghamparan, pengendalian
kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan segala biaya
yang dikeluarkan Penyedia untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan
pekerjaan termasuk upah, bahan, peralatan, perijinan, royalti dan lain-lain.

B-5. Timbunan/Urugan Kembali


Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang disepakati
atau atas perintah PPK, berdasarkan tujuannya urugan kembali digolongkan dalam 2 (dua)
tipe, ialah:
Tipe-A : urugan kembali untuk bangunan :bendung, saluran irigasi dan drainasi dan
di lokasi lain sesuai dengan perintah PPK dengan pemadatan biasa/normal
seperti yang diuraikan dalam Pasal B-4.1.2).(a) Spesifikasi Teknik ini.
Tipe-B : urugan kembali tanpa pengendalian pemadatan yang ketat, dimaksudkan
untuk saluran pengelak sementara dan lokasi lain yang ditetapkan PPK.
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja, bahan dan peralatan yang direncanakan
akan digunakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan urugan
kembali dilaksanakan:
Tipe-A : - tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian
atau dari borrow-pit yang memenuhi syarat sebagai tanah bahan timbun
berdasarkan hasil uji laboratorium dan atas persetujuan/perintah PPK.
- dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton
untuk struktur selesai dilaksanakan.
- dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan berdasarkan hasil uji
coba yang tergantung dari material/ tanah bahan timbunan, peralatan
yang dipergunakan dan jumlah lintasannya.
- pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah dipadatkan tidak
boleh lebih dari 15 cm.
- kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai -5% dari
kadar air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat
kepadatan 95% kepadatan kering maksimum sesuai dengan kriteria
ASTM D-968.
- pemadatan dengan menggunakan vibro-roller di atas bangunan sampai
jarak 0,50 m di atas bangunan tidak diperkenankan kecuali telah
mendapatkan persetujuan PPK.
Tipe-B : tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian di lokasi
bangunan atau lokasi lain sesuai persetujuan PPK.
Pengukuran untuk pekerjaan urugan kembali Tipe-A dilakukan dalam satuan meter kubik
(m3) yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan
dinding/permukaan paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak
melampaui elevasi permukaan tanah asli atau berdasarkan data hasil pengukuran sebelum
dan segera setelah pekerjaan urugan kembali selesai dikerjakan di atas fondasi tanah
lembek dimana settlement dan land subsidence masih terus berlanjut atau sesuai perintah
PPK.

12
Kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK, biaya untuk urugan kembali Tipe-B sudah
termasuk dalam harga Lump Sum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Tapi bila
berdasarkan perintah PPK, pembayaran pekerjaan urugan kembali Tipe-B harus dilakukan
berdasarkan harga satuan maka pembayarannya dilakukan berdasarkan volume pekerjaan
tersebut yang diperoleh dari data pengukuran sebelum dan sesudah selesainya pekerjaan
yang memuaskan PPK.
Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk : galian, angkutan,
re-handling, penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian dan biaya lain
termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan penunjang yang diuraikan dalam Sub-
bagian A.

B-6. Perkerasan Jalan


Pada umumnya jalan yang akan dibangun atau ditingkatkan adalah jalan inspeksi, kecuali
bila diperlukan jalan penghubung dan jalan akses/masuk ke lokasi jaringan irigasi.
Konstruksi perkerasan jalan, tampang melintang sesuai dengan yang diperlihatkan dalam
gambar lelang.
Spesifkasi teknik pekerjaan perkerasan jalan diuraikan/ditentukan dalam Pasal
D-6, Pekerjaan Batu spesifikasi ini.

B-7. Gebalan Rumput


Permukaan timbunan dan galian tanah harus ditutup dengan gebalan rumput sesuai
dengan gambar kerja atau perintah PPK yakni Rumput yang ditanam berasal dari lokasi
yang telah disetujui, dengan kondisi baik, hidup, tidak bercampur dengan tanaman liar dan
dengan tebal lapisan tanah tidak kurang dari 5 cm dan rumput tidak boleh dari 10 cm.
Gebalan rumput harus ditanam dan dipaku dengan tusuk bambu secara menerus pada
seluruh permukaan timbunan dan galian sesuai gambar kerja, dengan lebar
tambahan/ekstra 20 cm pada kaki, berm dan puncak tanggul serta disiram segera setelah
ditanam dan selanjutnya secara teratur sampai gebalan rumput tumbuh dengan baik dan
memuaskan PPK.
Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja penanaman gebalan rumput kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan sebelum dikerjakan dan bertanggung jawab untuk
pemeliharaannya agar tetap tumbuh dan bebas dari gulma sampai penyerahan (Take-Over
Certificate) dilaksanakan.
Pengukuran untuk pekerjaan gebalan rumput dilakukan dalam satuan luas (m2) permukaan
tanah yang digebal.
Pembayaran pekerjaan gebalan rumput dilakukan berdasarkan harga satuan per m 2 yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan jadwal pembayaran sebagai berikut:
- sesudah selesai penanaman gebalan rumput : 50%
- sesudah penyerahan pertama pekerjaan,
atau sesuai dengan perintah PPK : 50%
Harga satuan tersebut termasuk biaya untuk : upah, pengadaan gebalan rumput, peralatan,
pengangkutan, pemeliharaan dan segala biaya yang diperlukan Penyedia untuk kelancaran
dan kemudahan pelaksanaan pekerjaan.

13
B-8. Pengangkutan Tanah Bahan Timbunan dan Sisa Galian
Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja untuk pengangkutan tanah bahan timbunan
dari lokasi borrow-pit dan/atau galian serta pembuangan sisa galian dan/atau tanah yang
tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan ke lokasi pembuangan yang disediakan
oleh Penyedia, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dikerjakan kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan.
Metoda kerja tersebut dilampiri dengan peta rencana pemindahan tanah secara mekanis
(earth moving work plan) dilengkapi jalur/lintasan jalan untuk transportasi tanah.
Harga satuan untuk pekerjaan galian dan timbunan yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, sudah termasuk biaya untuk angkutan.

B-9. Toleransi Pekerjaan Tanah


Dimensi, elevasi dan kemiringan pekerjaan tanah setelah selesai dirapikan dapat diberi
toleransi seperti daftar dibawah ini kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK.
(a) Saluran irigasi dan drainasi termasuk bangunan pelengkapnya:
- permukaan dasar : - 5 cm, + 0 cm
- lebar dasar : - 0 cm, + 5 cm
- lebar puncak : - 0 cm, + 5 cm
- jalur : ± 5 cm
- kemiringan memanjang : ± 0,1%

(b) Jalan
- permukaan jalan : - 0 cm, + 5 cm
- lebar jalan : - 0 cm, + 10 cm
- jalur : ± 5 cm
(c) Galian bangunan
- dasar galian : + 0 cm, - 5 cm

B-10 Uji Laboratorium untuk Bahan dan Pekerjaan Selesai


Uji laboratorium untuk bahan timbunan dan urugan sebelum pelaksanaan pekerjaan dan
untuk pengendalian mutu selama pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh Penyedia
menggunakan laboratoriumnya di lapangan atau laboratorium lain yang disetujui PPK
dengan disaksikan/diawasi oleh PPK.
Penyedia wajib melaksanakan uji SPT (Standard Cone Penetration Test) pada dasar
galian untuk memastikan kesesuaian tanah sebagai fondasi sebelum dilakukan pengecoran
beton.
Hasil uji laboratorium untuk semua bahan bangunan yang akan dipergunakan untuk
pekerjaan harus disampaikan oleh Penyedia kepada PPK untuk dikaji dan disetujui.
Uji laboratorium yang akan dikerjakan Penyedia, metoda baku untuk uji laboratorium
yang akan digunakan dan frekuensi uji laboratorium untuk bahan bangunan selama
pelaksanaan sampai selesainya pekerjaan harus secara rinci mengikuti tabel berikut ini
atau sesuai perintah PPK (JIS equivalent):

14
Uji laboratorium untuk pekerjaan tanah
Nilai yang
Uji Laboratorium Metoda Baku Frekuensi Uji Laboratorium
disyaratkan
ASTM C127 1. Sebelum tanah bahan
Specific Gravity ASTM C 128 - timbunan digunakan
ASTM D 854 2. Sesudah kejadian:
(i) setiap 50.000 m3 atau
Natural Moisture JIS 1203 or ASTM - (ii) sekali setiap bulan
Content ZD 2216-51 (iii) perubahan lokasi
borrow-pit
Liquid Limit ASTM D423 - (iv) setiap ada perubahan
tanah bahan timbunan
Plasticity Index - > sekitar 15%

Moisture/Density
ASTM D2216 -
Relationship
Unconfined
JIS 1216 -
Compression Test

Permeability Test Sesuai petunjuk Engineer

1. Setiap 10 km panjang
subgrade atau setiap
seksi/bagian panjang jalan.
Untuk perkerasan
California Bearing Ratio 2. Perkerasan Jalan:
AASHTO T193 jalan 30%
(CBR) (i) untuk setiap sumber
minimum
material baru
(ii) paling sedikit sekali
sebulan.
Pada setiap dasar galian untuk
Cone Penetration Test AASHTO T206 -
bangunan
* 2 kali sehari (pagi, sore)
Field Density Test ASTM D1556 > 95% MDD pada setiap lokasi pekerjaan,
atau
* setiap 250 m³ pekerjaan
Field Moisture Test ASTM D2216 OMC + 3%, -5% rehabilitasi saluran, atau
* sesuai perintah PPK

15
-

Sub-bagian B Pekerjaan Beton

B-1. Semen dan Agregat Beton


Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya harus
terlebih dahulu diusulkan oleh Penyedia dilampiri hasil uji laboratorium kepada PPK guna
mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan.
Semen dan agregat harus disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara
kualitasnya, dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat
persetujuan PPK tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum
dipergunakan sebagai campuran beton.
Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik
ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk
campuran beton.

B-1.1. Semen
B-1.1.1 Umum
Semen yang dipergunakan adalah Ordinary Portland Cement yang sesuai dengan
ketentuan AASHTO M85 Tipe-1. Penyedia wajib menyerahkan hasil uji laboratorium
yang dibuat produsen (mill certificate) kepada PPK untuk setiap 100 ton PC (Portland
Cement) yang dikirim ke lokasi pekerjaan.
Meskipun sudah ada mill certificate, Penyedia wajib melakukan uji laboratorium sesuai
dengan standar AASHTO T105 dan T106 untuk meyakinkan semen tersebut memenuhi
ketentuan dalam Spesifikasi ini.

B-1.1.2 Penyimpan Semen di Lokasi


Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap bantingan
dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi harus dicetak jelas pada
kantong.
Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering, hujan tidak
bocor, beralaskan balok kayu dan ventilasi udara yang baik untuk mencegah kerusakan
semen akibat udara yang lembab. Semen yang sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan,
mulai menggumpal dan mengeras harus segera dibuang dari lokasi dan tidak boleh
dipakai.
Penyedia wajib menyampaikan gambar rencana gudang semen dan metoda
penyimpanannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui. Tumpukan semen tidak boleh
lebih dari 13 (tiga belas) kantong, dan bila penyimpanan akan lebih dari 2 (dua) bulan,
tumpukan semen tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) kantong.
Semen yang telah disimpan digudang lebih dari 1 (satu) bulan pada musim hujan dan
lebih dari 3 (tiga) bulan pada musim kemarau harus segera dikeluarkan dari gudang dan
tidak boleh dipergunakan. Penyimpanan dan pemakaian semen dari gudang harus
berdasarkan FIFO, first in-first out, dan kantong-kantong semen ditata sedemikian
sehingga memudahkan aksesibilitas untuk pemeriksaan.

1
B-1.2 Agregat Beton
B-1.2.1 Umum
Agregat beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari segala
kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak lainnya. Bila perlu
PPK akan memerintahkan pencucian supaya bersih dan menolak agregat yang tidak
memenuhi Spesifikasi ini.

B-1.2.2 Agregat Kasar


Agregat kasar untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah batu
(stone-crusher) atau kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras, awet, dan memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Agregat kasar harus berukuran nominal maksimum 40 mm, tetapi untuk beton pra-cetak
dan beton dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah PPK, maksimum
20 mm. Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi ketentuan seperti dibawah
ini, dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27:

Lubang saringan Persen lolos (%), berdasarkan berat


(mm) Ukuran nominal 40 mm Ukuran nominal 20 mm
50 100 -
40 95~100 -
25 - 100
20 35~70 90~100
10 10~30 20~55
5 0~5 0~10
2.5 - 0~5

Ambang batas kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton harus memenuhi
ketentuan sbb:
Uji laboratorium Nilai Maksimum (%)

Kadar lumpur, sesuai AASHTO T 112 0,25

Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 1,0

Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1,95 1,0

Sifat fisik agregat kasar harus memenuhi ketentuan.

Karakteristik Agregat Standar Uji Nilai yang diijinkan

Berat jenis (specific gravity) AASHTO T85 Lebih dari 2,55

Kehilangan akibat abrasi AASHTO T96 Kurang dari 30%

Kekekalan (soundness) AASHTO T104 Kurang dari 12%

Ketahanan alkali-silika Cara kimia Akan ditetapkan


(JIS 1145)

2
B-1.2.3 Agregat Halus
Agregat halus untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah batu
(stone-crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam, padat, keras, awet,
bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang berpengaruh
buruk pada beton.
Susunan gradasi butiran agregat halus harus memenuhi ketentuan dibawah ini, dengan
analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27.
Lubang Saringan Persen Lolos (%)
(mm) Berdasarkan Berat
10 100
5 90 ~ 100
2,5 80 ~ 100
1,2 50 ~ 90
0,6 25 ~ 65
0,3 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10

Bila modulus halus butir (MHB) agregat halus bervariasi lebih dari 0,2 dibandingkan
dengan MHB material beton, maka perbandingan material beton harus dimodifikasi.
Untuk setiap tambahan variasi MHB ± 0,1 kandungan pasir dalam material beton harus
disesuaikan dengan ± 0,5 % berat.
Kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton tidak boleh lebih dari :

Uji laboratorium Nilai Maksimum (%)

Kadar lumpur, AASHTO T 112 1,0

Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 3,0

Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1,95 1,0

Sifat pisik agregat halus harus memenuhi ketentuan:

Karakteristik Agregat Standar Uji Nilai yang diijinkan

Berat (specific gravity) AASHTO T84 Lebih dari 2,55


Penyerapan air AASTHO T84 Kurang dari 3,0%
Kehilangan akibat abrasi AASHTO T96 Kurang dari 30%
Kekekalan (soundness) AASHTO T104 Kurang dari 10%
Akan ditetapkan
Ketahanan alkali-silika Cara kimia
(JIS 1145)

B-1.2.4 Penyimpanan Agregat


Penyedia wajib menyerahkan rencana penyimpanan agregat dan cara penanganan/
perlakuannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui sebelum pekerjaan beton
dilaksanakan. Usulan rencana penyimpanan agregat tersebut harus cukup rinci untuk
menunjukkan bahwa agregat akan terjaga dari kontaminasi dan memenuhi ketentuan
dalam spesifikasi ini.
Penyimpanan agregat kasar harus terpisah dari agregat halus, baik di lokasi sumber
agregat/quarry maupun di lokasi base-camp/batching plant dan harus dijaga dari

3
kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang berasal
dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran yang
berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan penanganan/perlakuan
agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran.
Di tempat pekerjaan beton misalnya lining saluran dan lain-lain, Penyedia harus
menyediakan alas dari anyaman bambu atau bahan lainnya untuk tempat penyimpanan
sementara agregat dalam jumlah yang tidak banyak agar tidak bercampur dengan tanah di
sekitarnya atau terkontaminasi dengan bahan lain.

B-1.3 Air
Penyedia wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan untuk campuran
beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.
Bila dipandang perlu oleh PPK, kualitas air yang akan digunakan, dipastikan dengan uji
laboratorium sesuai dengan ASTM C70 atau JIS yang sesuai.

B-2 Campuran Beton


B-2.1 Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran
Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton disetujui PPK,
Penyedia wajib membuat dan melakukan uji-coba campuran beton untuk semua tipe beton
yang akan dipakai di pekerjaan sebelum pekerjaan beton dilaksanakan.
Uji coba campuran juga dimaksudkan untuk menunjukkan : kemudahan pengerjaan beton
dan tidak terjadinya proses segregasi selama pengangkutan beton, kandungan semen yang
minimum tetapi menghasilkan beton dengan kuat tekan sesuai rencana, kemudahan dalam
pengerjaan serta daya tahan beton yang baik.
Penyedia wajib menyerahkan data hasil uji coba campuran termasuk proporsi campuran
dan kuat tekan beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari kepada PPK untuk dikaji
dan disetujui.
Proporsi campuran untuk setiap tipe beton akan diputuskan PPK berdasarkan hasil dari uji
coba campuran dan uji laboratorium (testing) yang dikerjakan Penyedia, dan selama
pelaksanaan pekerjaan PPK mungkin akan me-modifikasi proporsi campuran untuk
mendapatkan beton dengan kepadatan, kemudahan pengerjaan, kekentalan campuran dan
kuat tekan yang maksimum dengan perbandingan air/semen yang minimum.
Proporsi campuran yang telah disetujui PPK, segera dikonversikan pada proporsi setiap
bahan di lapangan, agregat dan semen diukur berdasarkan beratnya sedang air dan bahan
tambah kimia berdasarkan volumenya.
Beton yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan diklasifikasi berdasarkan hasil uji
kuat tekan benda uji beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan panjang 30 cm
dengan umur beton 28 hari sesuai AASHTO T22 dan AASHTO T23 sebagai berikut :
Kuat tekan umur 28 hari Ukuran Perkiraan
Rasio Kisaran
(kg/cm2) maksimum kandungan
Tipe beton*** maksimum nilai slump
Kubik Silinder agregat semen
air/semen (cm)
15 cm 15cmx30cm (mm) (kg/cm3)

Tipe-K450 450 400 - 0,40 420


(approx) (approx)
Tipe-K400 400 330 20 0,45 400 2~5
Tipe-K350 350 290 20 0,45 365 2~5
20 0,60 350
Tipe-K300 300 250 2~5
15(shotcrete) 0,35 ~ 0,50 400

Tipe -A (K225) 260 225 40 (20 mm)* 0,50 330 5 ~ 15


(2 ~ 8)*

4
Tipe -A (K225,
dengan pompa 260 225 20 mm 0,50 350 8 ~ 15
beton) (2 ~ 8)*
Tipe-B (K175) 200 175 40(20 mm)** 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-B (K175,
dengan pompa 200 175 20 mm 0,50 320 8 ~ 12
beton)
Tipe-B Lining 200 175 20 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-C (K125) 145 125 40 0,55 250 5~7,5
Tipe-D(K100) 115 100 20 0,55 200 7,5~10

* untuk beton pracetak


** beton 1:2:3 yang ditunjukkan dalam gambar seharusnya beton Tipe-B, dan beton tipe A1 dan B1
dalam gambar seharusnya beton tipe A dan tipe B
*** tipe beton yang ditunjukkan dalam gambar tetapi tidak sesuai dengan tipe-tipe beton tersebut diatas
harus ditetapkan oleh PPK.

Nilai slump campuran beton harus serendah mungkin yang akan memungkinkan
pemadatan yang baik dengan alat yang disepakati untuk pekerjaan beton. Tidak diijinkan
menambahkan air untuk mengurangi kekentalan beton.
Pada kondisi memperbaiki mutu campuran, klasifikasi beton ditentukan sebagai berikut:
Kuat tekan umur 28
Ukuran Perkiraan
hari (kg/cm2) Rasio Kisaran
maksimum kandungan
Tipe beton Kubik Silinder maksimum nilai slump
agregat semen
15 cm 15cmx30c air/semen (cm)
(mm) (kg/cm3)
m
Tipe -A (K225,
dengan pompa 260 225 20 mm1) 0,50 350 8 ~ 18
beton)
Tipe-B (K175,
dengan pompa 200 175 20 mm1) 0,50 320 8 ~ 18
beton)
Catatan: 1) : Biasanya menggunakan silinder diameter 150 mm (Jika menggunakan silinder diameter 200
mm, maka dapat dengan MSA sampai 40 mm

Ukuran maksimum agregat kasar adalah sepertiga (1/3) diameter pipa pompa bagian
dalam. Sebaiknya ukuran maksimum agregat dibatasi dua perlima (2/5) diameter pipa
bagian dalam atau sesuai dengan instruksi PPK.
Kalau tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan PPK, tipe beton dan
penggunaannya dilokasi pekerjaan sebagai berikut :

Tipe Beton Penggunaan di Pekerjaan

Tipe K450 Balok beton pracetak pra-tekan I atau T dan tiang pancang beton
bertulang
Tipe K450 Beton pra-tekan untuk balok jembatan atau tiang pancang beton
pracetak sesuai dengan gambar atau perintah PPK.
Tipe K350 Beton pra-tekan untuk lantai jembatan atau sesuai dengan gambar
atau perintah PPK.
Tipe K300 Shotcrete dan lain-lain.
Tipe A (K225) Balok dan lantai jembatan, beton pracetak, lining terowong dan unit
lain dan bagian tertentu yang ditetapkan dan lain-lain.
Tipe B (K175) Fondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai jembatan,
dan lain-lain
Tipe A (K225) dengan Balok dan lantai jembatan, lining terowong dan unit lain dan bagian

5
pompa beton tertentu yang ditetapkan dan lain-lain.
Tipe B (K175) dengan Fondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai jembatan,
pompa beton dan lain-lain
Tipe B Lining (K175)*1 Lining saluran
Tipe C (K125) Beton masif, tubuh bendung dan lain-lain.
Tipe D (K100) Beton lantai kerja
*Beton plastik fiber harus dikonfirmasi terhadap pasal C-17.3

B-2.2 Pengadukan (Pencampuran) Beton


Mixer dengan drum pencampuran dan pengaduk beton baik yang dapat berputar
horizontal maupun miring harus selalu dalam keadaan bersih dengan kondisi yang baik
setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan. Drum tersebut harus dapat berputar dengan
kecepatan yang sesuai dan disetujui PPK, pengadukan yang terus-menerus tidak diijinkan.
Sebelum semen dan agregat dimasukkan ke dalam drum, terlebih dahulu air untuk
campuran beton dimasukkan ke dalam drum sebanyak kurang lebih 10% jumlah air yang
diperlukan untuk campuran beton, selanjutnya sisa air ditambahkan berangsur-angsur
selama pengadukan sehingga seluruh air untuk campuran beton sudah dimasukkan
kedalam drum sebelum seperempat waktu yang diperlukan untuk pengadukan berakhir.
Pengadukan beton dilanjutkan sampai warna dan kekentalan campuran beton terlihat
merata. Untuk mixer dengan kapasitas 750 liter pengadukan campuran beton dilanjutkan
tidak kurang dari 1,5 menit setelah seluruh volume air dimasukkan. Untuk setiap kenaikan
kapasitas mixer sebanyak 500 liter, waktu pengadukan beton perlu ditambah paling sedikit
15 detik.
Volume campuran beton yang akan diaduk tidak boleh melebihi kapasitas mixer yang
dipergunakan. Sebelum campuran beton yang baru akan dimasukkan ke dalam drum,
semua campuran beton lama harus dikeluarkan sehingga tiada sisa yang tertinggal dalam
drum. Bila karena suatu sebab pelaksanaan pekerjaan beton berhenti selama lebih dari 20
menit, mixer beserta perlengkapannya harus dicuci dengan air bersih. Sisa beton lama
yang mungkin masih tertinggal harus dibersihkan dengan memutar drum yang berisi
agregat dan air, sebelum dipergunakan untuk pengadukan beton yang baru.
Penyedia wajib memeriksa mixer setiap hari dan memperbaiki kerusakan yang ada
sehingga mixer selalu dalam keadaan baik, bersih dan siap untuk operasi.

B-2.3 Pengadukan Beton dengan Concrete Mixer


Pengadukan beton dengan cara manual (tenaga manusia) tidak diperkenankan. Bila
kondisi lokasi pekerjaan hanya memungkinkan penuangan/pengecoran beton dengan
volume yang sedikit, maka pengadukan beton menggunakan concrete mixer dapat
dilaksanakan dengan persetujuan PPK.
Campuran semen, agregat halus, agregat kasar dan air boleh dibuat berdasarkan volume,
Penyedia harus menyediakan kotak yang kuat dan bagus sebagai sarana pengukur volume
yang cukup teliti dan harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum dipergunakan disetiap
concrete mixer.
Kira-kira 10% dari air yang diperlukan bagi campuran beton, harus sudah dimasukkan ke
dalam drum sebelum semen dan agregat dimasukkan, dan sisa air dituangkan ke dalam
drum berangsur-angsur selama proses pencampuran dan pengadukan sedang berlangsung.
Seluruh volume air yang diperlukan untuk campuran beton harus sudah dituangkan ke
dalam drum pada menit pertama pengadukan. Waktu terbaik untuk pengadukan
seharusnya ditetapkan berdasarkan hasil uji/tes, tetapi umumnya tidak boleh kurang dari 3
(tiga) menit.

6
Penyedia wajib menjamin bahwa pengawas dan pekerja benar-benar sudah terlatih dengan
baik dalam penggunaan concrete mixer dengan produksi beton yang berkualitas dan
memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.

B-2.4 Sisa Beton


Penyedia wajib menyampaikan kepada PPK sisa harian volume beton untuk setiap tipe
beton termasuk berat semen yang dipergunakan di setiap lokasi pekerjaan permanen
maupun pekerjaan non permanen.

B-3 Pengangkutan dan Penuangan/Pengecoran Beton


B-3.1 Umum
Penyedia sebelum melaksanakan pekerjaan beton baik untuk pekerjaan permanen maupun
non-permanen wajib menyampaikan metoda kerja pengangkutan dan penuangan beton
kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui. Metoda kerja tersebut harus menguraikan
secara rinci seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan beton yang meliputi akses menuju ke
lokasi kerja dan sekitarnya, material, peralatan dan pekerja, metoda, tahapan dan urutan
kegiatan, pemadatan dan perawatan beton, dan kegiatan pembuatan benda uji dan uji
laboratorium yang akan dikerjakan.
Tidak diijinkan melaksanakan pengecoran beton sebelum metoda kerja di atas disetujui
PPK.
Tidak diijinkan melaksanakan kegiatan pembetonan jika: hasil pekerjaan galian, cetakan,
pemasangan besi tulangan dan bagian konstruksi/material yang nantinya akan tertanam
dalam beton dan lain-lain belum diperiksa dan disetujui PPK termasuk keamanan akses
menuju dan sekitar lokasi pekerjaan.
Segera setelah pencampuran dan pengadukan beton dilaksanakan beton harus diangkut ke
lokasi kerja dengan metoda yang menjamin keberlanjutan pengiriman beton dengan aman
bebas dari separasi dan kontaminasi serta kemudahan dalam pengerjaan (workability)
pada waktu dan tempat pengecoran.
Semua beton harus sudah dituangkan/dicor dan dipadatkan dalam waktu 1 (satu) jam sejak
pencampuran/pengadukan dan beton yang sudah mulai mengeras dilarang digunakan
untuk pekerjaan.

B-3.2 Limitasi Cuaca


Penuangan/pengecoran beton pada hari hujan tidak diperkenankan. Bila mulai turun hujan
atau akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang berlangsung, maka
pelaksanaan pekerjaan harus diberhentikan dan sambungan konstruksi harus dibuat dan
perawatan beton untuk bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus dilaksanakan.
Dalam hal dilakukan penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai turun hujan,
permukaan beton yang sedang dalam proses mengeras harus ditutup dengan rapat dan
dilindungi dari curah hujan dengan upaya/cara yang disetujui PPK untuk mencegah
hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton serta mencegah
kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan.
Bila penuangan/pengecoran beton dilakukan dalam kondisi cuaca sedemikian sehingga
menimbulkan kekhawatiran temperatur beton akan meningkat sampai melampaui 320C,
Penyedia wajib menyiapkan langkah dan upaya yang efektif misalnya mendinginkan lebih
dahulu agregat dan air untuk campuran beton, melindungi lokasi kerja dengan tenda atau
melaksanakan penuangan beton diwaktu malam untuk menjaga temperatur beton di bawah
320C.
Bila kualitas beton dinilai PPK tidak memenuhi ketentuan spesifikasi ini karena Penyedia
mengabaikan ketentuan diatas, atau karena ketidak hati-hatiannya atau karena sebab-sebab

7
lain, maka beton tersebut harus dibongkar dan dibuang serta dicor ulang dengan
mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi ini hingga memuaskan PPK dengan beban biaya
Penyedia.

B-3.3 Penyiapan Fondasi


B-3.3.1 Fondasi untuk Bangunan
Sebelum penuangan beton dilaksanakan di atas fondasi yang sudah terlebih dahulu
disiapkan dengan baik, Penyedia wajib membersihkan dan membuang segala kotoran dan
benda-benda lepas: oli, cat dan material sejenisnya, lumpur, gumpalan tanah, puing-puing
dan genangan air sampai memuaskan PPK dan harus menjaga permukaan fondasi selalu
bersih dan tidak ada genangan air selama pelaksanaan penuangan/pengecoran beton.
Penuangan beton tidak boleh dilaksanakan sebelum pekerjaan galian dan penyiapan
fondasi diperiksa dan disetujui PPK.
Bila dalam gambar kerja ditunjukkan adanya beton untuk lantai kerja (beton Tipe-D),
maka beton lantai kerja harus dituang/dicor lebih dahulu dengan persetujuan PPK sebagai
pekerjaan persiapan pelaksanaan penuangan adukan beton konstruksi/bangunan.
Bila adukan beton akan dituang di atas fondasi batu, maka permukaan batu tersebut harus
terlebih dahulu dikasarkan (chipping), dicuci dan dibersihkan dengan tujuan agar
terbentuk ikatan yang kuat dengan menuangkan mortar sebelum pengecoran adukan
beton. Proporsi pasir/semen untuk mortar harus sama dengan proporsi pasir/semen
termasuk bahan tambah untuk adukan beton per meter kubik. Penuangan adukan beton
pada beton lantai kerja tidak perlu didahului dengan mortar.
Bila adukan beton dituang di atas beton lama atau pasangan batu, maka permukaan beton
lama atau pasangan batu harus lebih dahulu dikasarkan (chipping), disikat dengan sikat
baja atau sesuai dengan perintah PPK, dan harus dibersihkan dari segala kotoran dan
benda-benda lepas: oli, cat dan material sejenisnya, lumpur, gumpalan tanah, puing-puing
dan genangan air. Sebelum adukan beton segar dicor, permukaan beton lama atau
pasangan batu harus terlebih dahulu disiram air agar lembab dan dituang mortar atau
bahan lain yang disetujui PPK.

B-3.4 Penuangan Adukan Beton


Sebelum penuangan adukan beton ke dalam cetakan dilaksanakan, segala kotoran, debu,
paku, kawat, batu atau puing dan lain-lain harus dibuang dan dibersihkan, selanjutnya
permukaan cetakan dibasahi dengan air atau bahan kimia lain dan dihindari adanya
genangan air pada cetakan dan lokasi pengecoran.
Adukan beton harus dituang sedekat mungkin dengan lokasi akhir beton itu berada, guna
mencegah perubahan posisi besi tulangan, cetakan, atau komponen bangunan yang akan
tertanam dalam adukan beton. Penuangan adukan beton dilaksanakan lapis demi lapis
mendatar dengan tebal lapisan tidak melebihi 30 cm. Penuangan adukan beton harus
dikerjakan menerus diantara sambungan konstruksi yang telah disetujui.
Penuangan adukan beton dapat dikerjakan menggunakan talang-luncur atau pompa
dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 1 (satu) meter. Bila tinggi jatuh melampaui 1,5 (satu
setengah) meter, maka penuangan adukan beton harus menggunakan pipa. Pipa tersebut
harus selalu penuh dengan adukan beton selama pelaksanaan penuangan beton dan ujung
pipa harus selalu terbenam dalam adukan beton segar.
Bila diperlukan kemiringan yang tajam, talang luncur harus dilengkapi dengan papan-
papan pencegah segregasi atau talang luncur yang pendek-pendek dengan arah yang
berbalikan untuk mencegah segregasi.

8
Penuangan adukan beton menggunakan pompa dapat dilakukan dengan persetujuan PPK,
penempatan dan pengoperasian pompa harus diatur sedemikian rupa agar getarannya tidak
merusak adukan beton yang masih segar dan baru dalam proses mengeras (setting). Bila
adukan beton dituang dan dialirkan menggunakan alat mekanik/pneumatis dengan tekanan
tertentu, alat tersebut harus sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan dan dengan kapasitas
yang cukup. Pengoperasian pompa harus dilaksanakan sedemikian sehingga aliran adukan
beton berlangsung terus menerus tanpa adanya rongga-rongga udara. Adukan beton tidak
boleh dituang di genangan air atau air mengalir, dan air yang berakumulasi selama
pelaksanaan pekerjaan harus dibuang keluar lokasi kerja.
Adukan beton tidak boleh dituang pada beton yang sudah dituang/dicor terlebih dahulu
lebih dari 30 menit kecuali bila dibuat siar pelaksanaan (construction joint) pada bagian
tersebut sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. Bila karena suatu sebab penuangan beton
terpaksa dihentikan, maka siar pelaksanaan harus dibuat secara horizontal atau vertikal
sesuai dengan keperluan, dilengkapi dengan pengunci untuk menahan gaya geser, dan
pasak untuk memperkuat ikatan antar bagian konstruksi sesuai dengan perintah PPK.
Sebelum pekerjaan pembetonan dilanjutkan, permukaan beton harus dipotong atau di-
chipping untuk menghilangkan lapisan semen dan pasir halus (laitance) dan
memunculkan agregat beton, dan permukaan beton harus disiram air sehingga jenuh.
Bahan pengikat (bonding-agent) harus dituang sebelum pengecoran adukan beton yang
baru. Semua bahan yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus mendapat
persetujuan PPK.
Bila PPK menilai bahwa kecil kemungkinan penuangan adukan beton dapat dikerjakan
dengan baik disebabkan oleh sempitnya jarak antara besi tulangan dan banyaknya benda
yang akan terpendam dalam beton, tipisnya segmen beton dan lain-lain, Penyedia harus
menambahkan superplasticizer ke dalam adukan beton untuk menambah keenceran
adukan beton dengan biayanya sendiri. Sebelum penggunaan plasticizer Penyedia harus
menyampaikan kepada PPK rincian datanya termasuk spesifikasi, cara penggunaan,
kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan.
Kecuali bila diperintahkan lain oleh PPK, Penyedia dengan biayanya sendiri harus
menggunakan bahan tambah air entraining admixture (AE-admixture) dalam pelaksanaan
pekerjaan lining saluran untuk menambah kemudahan dalam pengerjaan adukan beton
dan menambah kedap air.
Penyedia harus menyampaikan kepada PPK rincian data AE-admixture termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-
lain untuk mendapat persetujuan.

B-4 Penggetaran dan Pemadatan Beton


B-4.1 Bangunan Beton Bertulang
Beton untuk bangunan harus dipadatkan menggunakan vibrator mekanik atau elektrik
yang sebelum digunakan harus mendapat persetujuan PPK. Vibrator yang dipakai harus
berdiameter yang sesuai dengan jarak besi tulangan, frekuensi tinggi dan harus
dioperasikan oleh operator yang berpengalaman.
Pemadatan beton harus dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut
cetakan, di sekitar besi tulangan dan peralatan/benda yang dipasang dalam beton sehingga
beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan harus
merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta harus
dicegah pemadatan yang berlebihan.
Alat penggetar/poker vibrator harus dimasukkan ke dalam adukan beton segar dengan
jarak yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai

9
antara satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga
adukan beton segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor
sebelumnya. Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung
udara dipermukaan adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga
puluh) detik sejak saat dimasukkan ke dalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator
harus dilakukan secara vertikal dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-
rongga udara.
Penyedia wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau
pelaksanaan pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan
akibat hal tersebut adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia dalam menyelesaikan
pekerjaan seluruhnya.

B-5 Perawatan Beton (Curing)


B-5.1 Umum
Perawatan beton yang baru dituang harus dipahami sebagai bagian yang integral dari
seluruh proses penuangan beton. Beton segar harus dirawat dalam keadaan selalu
lembab/basah selama tidak kurang dari 7 (tujuh) terus-menerus sejak beton tersebut
dituang.
Perawatan beton harus menggunakan curing compound, kecuali bila ditentukan/
diperintahkan lain oleh PPK.
Perawatan beton yang dikerjakan tidak sesuai dengan ketentuan, dianggap sebagai
pelanggaran/cacat yang dapat berakibat seluruh pelaksanaan pekerjaan beton dihentikan
oleh PPK sampai Penyedia memperbaikinya.
Cetakan beton yang dibuat dari kayu harus selalu dibasahi/disiram air selama masa
perawatan beton masih berlangsung. Sedang cetakan beton yang terbuat dari bahan metal
yang menghadap sinar matahari harus diberi naungan, atau dicat putih atau dilindungi
selama periode perawatan. Bila cetakan beton dibongkar sebelum masa perawatan 7
(tujuh) hari, cara perawatan lanjutan yang sudah disepakati harus dikerjakan oleh
Penyedia sampai selesainya masa perawatan beton selama 7 (tujuh) hari.
Penyedia harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan PPK tentang metoda kerja
perawatan beton, curing compound yang akan dipakai dan penyediaan material tersebut
dilapangan dalam jumlah yang cukup sebelum pekerjaan penuangan beton dilaksanakan.

B-5.2 Perawatan Basah


Perawatan basah adalah cara perawatan beton dengan menggenangi atau menyiramkan air
ke seluruh permukaan beton. Untuk menjaga kelembaban pada permukaan beton dapat
dilakukan dengan menutupinya dengan karung goni yang selalu dalam keadaan basah.
Penutupan dengan karung goni basah atau material lain harus dilakukan sesegera mungkin
sesudah pekerjaan finishing selesai dikerjakan dan tidak ada kemungkinan yang berakibat
rusaknya permukaan beton tersebut. Penutupan dengan karung basah harus berlanjut
sampai beton berumur 7 (tujuh) hari.
Pemakaian limbah/serbuk kayu tidak diijinkan karena dikhawatirkan dapat berakibat
merusak warna beton.
Metoda perawatan beton yang dapat berakibat kondisi beton berubah-ubah basah dan
kering, tidak dapat disetujui karena dianggap cara perawatan beton yang tidak benar.

10
B-5.3 Curing compound
Bila disetujui PPK, dapat dipakai liquid membrane curing compound yang memenuhi
ketentuan AASHTO M 148, Type 2 atau yang identik, untuk perawatan awal dan akhir
beton struktur dan lining.
Bila karena suatu sebab selaput curing compound pada permukaan beton rusak dalam
masa perawatan beton, permukaan yang rusak tersebut harus segera dipoles/disemprot
ulang dengan curing compound yang baru. Pemakaian curing compound pada permukaan
beton harus dilakukan segera setelah tidak lagi terlihat kilauan air pada permukaan beton
tersebut atau segera sesudah cetakan beton dibongkar.
Bila pemakaian curing compound harus ditunda, perawatan dengan pembasahan harus
dilakukan pada permukaan beton sampai perawatan dengan curing compound dapat
dilaksanakan.
Sebelum dipakai, curing compound harus terlebih dahulu diaduk merata kemudian
disemprotkan dengan halus ke permukaan beton menggunakan peralatan semprot sebagai
lapis pertama. Penyemprotan kedua kalinya dilakukan dengan arah tegak lurus terhadap
arah penyemprotan pertama. Dosis untuk setiap penyemprotan harus tidak kurang dari 1
liter curing compound untuk setiap 3,6 meter luas permukaan beton. Pemakaian curing
compound pada bagian sambungan harus dilakukan dengan hati-hati sehingga ikatan
antara beton dengan besi tulangan dan pemasangan joint sealer tidak terganggu.

B-6 Toleransi Pekerjaan Beton


Bila gambar dan Spesifikasi ini tidak menyebutkan tentang toleransi, maka toleransi yang
ditentukan dalam pasal ini dapat dipergunakan. Pekerjaan beton yang melampaui toleransi
yang diijinkan dalam Pasal ini, harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti dengan biaya
ditanggung oleh Penyedia.
Penyedia bertanggung jawab terhadap penempatan/pemasangan serta pengawasan/
penjagaan posisi cetakan beton, besi tulangan, dan barang/peralatan yang akan terpasang
dalam beton dalam batas-batas toleransi yang ditetapkan. Toleransi yang diijinkan untuk
pekerjaan beton, kecuali ditentukan dalam gambar harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
Toleransi
Item
yang diijinkan
1. Sipon monolit, gorong-gorong, flume
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan tebal beton yang terbesar antara:
• minus 2,5 % atau 1 cm
• plus 5% atau 1 cm
(4) perbedaan dari dimensi bersih (dalam) 0,5 %
2. Bendung, pilar pintu, pangkal jembatan, pilar jembatan, transisi
untuk inlet dan outlet, saluran pembuangan (waste way) dan
bangunan pelimpah, bangunan kontrol (check structure),
bangunan terjunan, bangunan bagi (division structure), turn out
dan bangunan sejenis:
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal/tegak lurus, atau
perbedaan terhadap garis permukaan kolom, pilar dinding
dan tangga:

11
Toleransi
Item
yang diijinkan
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
3. Bangunan lain
(1) Perbedaan dari arah datar atau dari kemiringan terhadap
ketentuan dalam gambar untuk lantai, kolom, alur
horizontal dan susunan tangga.
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
(2) Perbedaan dimensi tampang melintang dari kolom, pilar,
lantai, dinding, balok dan bagian sejenis dari bangunan pada
3.(1)
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(3) Perbedaan tebal beton lantai jembatan
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(4) Footing (fondasi)
(a) perbedaan dimensi (lebar, panjang)
• minus 1 cm
• plus 5 cm
(b) kesalahan penempatan atau eksentris, % terhadap lebar 2%, tidak lebih dari
footing kearah kesalahan 5 cm
(c) kekurangan tebal 5%
(5) Perbedaan ukuran dan lokasi bukaan lantai dan dinding 5 cm
(6) Deviasi dari arah vertikal atau datar untuk sill dan dinding 0,1%

4. Penempatan/Pemasangan Besi Tulangan


(1) Perbedaan tebal selimut beton 10%
(2) Perbedaan jarak besi tulangan dari ketentuan 2 cm
5. Pemasangan/penempatan beton pracetak (panjang=L)
(1) terhadap sumbu/jalur 1%L,tidak lebih
dari 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) 1%L, tidak lebih
dari 2 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal untuk beton pracetak yang 1 cm setiap 3 m
dipasang tegak.

B-7 Uji Mutu Beton


Penyedia wajib melakukan uji mutu beton di laboratorium miliknya kecuali ditentukan
tersendiri dalam Spesifikasi ini. Uji mutu beton tersebut adalah uji mutu semen dan
agregat beton, uji kuat desak contoh benda uji berbentuk silinder yang diambil selama
pelaksanaan pengecoran beton, juga uji kuat desak contoh benda uji yang diambil dari
lining beton (concrete coring).
Bila tidak ditentukan lain, uji mutu material beton dan pekerjaan beton yang telah selesai
dikerjakan, dilakukan sesuai dengan ketentuan dan frekuensi seperti yang diuraikan di
bawah ini. Tetapi, Penyedia wajib melaksanakan uji mutu di atas dengan frekuensi yang
lebih tinggi/banyak, bila PPK berpendapat bahwa material beton yang berada di lokasi
kerja atau pekerjaan beton yang telah selesai dikerjakan tidak memenuhi Spesifikasi ini.

12
B-8.1 Uji Mutu Beton Selama Pelaksanaan
Standar uji yang dipakai untuk uji mutu seperti disebut di bawah ini, atau yang setara JIS,
atau ketentuan dan frekuensi yang ditetapkan PPK.

Material dan Uji Mutu Standar *) Frekuensi


1. Semen
Sertifikat pabrik Setiap 100 ton semen
(1) Soundness ASTM C151
(2) Time of setting ASTM C191
(3) Compressive strength ASTM C109 sesuai yang ditentukan PPK
(4) False set ASTM C451
(5) Firmness test ASTM C184
2. Agregat kasar (1) Setiap sebelum uji-coba
(1) Gradation ASTM C 136 campuran, dan
(2) Loss test (washing) ASTM C 128 (2) Setiap 500 m3 material dari
(3) Specific gravity ASTM C 131 setiap quarry yang dikirim ke
(4) Loss by abrasion ASTM C 535 lokasi kerja, dan
(5) Soundness ASTM C 88 (3) Setiap kali ganti quarry.
3. Agregat halus
(1) Gradation ASTM C 136 (1) Setiap sebelum uji coba
campuran,dan
(2) Loss test (washing) -
(2) Setiap 500 m3 material dari
(3) Specific gravity ASTM C 128
setiap quarry yang dikirim ke
(4) Loss by abrasion ASTM C 131 lokasi kerja, dan
ASTM C 535 (3) Setiap kali ganti quarry
(5) Soundness ASTM C 88
(6) Water absorption -
4. Beton
(1) Slump ASTM C143 (1) 2 (dua) kali/hari untuk setiap
tipe beton yang dicor di lokasi
kerja,
(2) Setiap bagian/segmen
pekerjaan untuk pengecoran
beton,
(3) Setiap campuran/adukan beton
(batching).

(2) - Kuat desak (compresive ASTM C39 Satu sample terdiri dari 6 (enam)
strength) ASTM C192 benda uji silinder untuk setiap tipe
beton yang dicor setiap hari atau
setiap bagian (segment)
- Kuat desak untuk Dengan 100 mm Intruksi dari Engineer
beton keras atau 150 mm core
(compresive ASTM C42
strength, hardened
concrtete)
(3) Air content ASTM C231 Setiap uji coba campuran (trial
mix) dan setiap 3 (tiga) bulan
untuk setiap tipe beton.
(4) Density (canal lining) 100 mm coring, 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor
(5) Kuat desak (canal lining) 100 mm coring 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor.
(6) Toleransi Lihat Pasal C-8 Setiap bagian yang sudah selesai
(7) Batching Plant (a) uji berat dan volume sekali

13
Material dan Uji Mutu Standar *) Frekuensi
sebulan
(b) kalibrasi setiap 6 bulan
*) Untuk nilai yang diijinkan (permissible value), lihat gambar dan spesifikasi.

Untuk setiap 100 (seratus) m3 beton yang dicor secara terus menerus setiap hari harus
diambil 3 (tiga) sample dan tidak kurang dari 1 (satu) random sample. Benda uji harus
berbentuk silinder dengan diameter 15 (lima belas) cm dan tinggi 30 (tiga puluh) cm yang
akan diuji kuat desak setelah dirawat selama 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari. Hasil uji kuat desak harus dianalisa secara statistik dengan 2 (dua) metoda sebagai
berikut:
(1) Metoda Sampling
Metoda sampling diterapkan untuk bagian tertentu dari suatu blok/lot pekerjaan, dan
penetapan mutu beton secara keseluruhan untuk blok/lot tersebut dilakukan
berdasarkan data hasil uji laboratorium seluruh bagian dari blok/lot tersebut.
Metoda ini diterapkan untuk pekerjaan bangunan skala besar, atau pekerjaan dengan
volume beton besar, atau atas perintah PPK.
(a) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari 80% kuat desak yang ditetapkan
desain (ck) dengan probabilitas lebih dari 5%. Kuat desak yang memenuhi
syarat ini (m) diperoleh dengan rumus:
m ≥ 0,8 * ck + Ka*σ ............................... (a)

dimana, m : kuat desak rata-rata beton umur 28 hari dari seluruh hasil
uji per bagian blok/lot yang dilaksanakan secara berurutan.
Ka : probabilitas distribusi normal
σ : standard deviasi.

(b) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari ck dengan probalitas 25%.

m ≥ ck + Kb * σ .................................. (b)

dimana, ≥ Kb : probabilitas distribusi normal

(2) Metoda Pemeriksaan


Metoda pemeriksaan diterapkan untuk bangunan skala kecil, dan kualitas beton
harus ditetapkan berdasarkan nilai rata-rata kuat desak beton dibandingkan dengan
nilai yang diijinkan atau atas perintah PPK.
Standard deviasi diperoleh hasil uji laboratorium dan jika hasil yang diperoleh
memenuhi rumus (a) dan (b), kualitas beton dinilai memenuhi spesifikasi dengan
menggunakan rumus (c) dan (d) sebagai berikut:

  0,8ck  Ka. V ................(c )


  ck  Kb * V .......... .......... ..( d )

dimana,  : kuat desak beton rata-rata


V : hasil uji yang menunjukkan distribusi impartial
Ka,Kb : koefisien untuk penilaian

14
Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dan selanjutnya
pada setiap saat pengambilan benda uji untuk kuat desak dan saat-saat lain bila
diperintahkan PPK.
Semua uji/tes di atas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar yang
dijelaskan dalam spesifikasi ini.

B-8.2 Pemeriksaan Pekerjaan Selesai


Penyedia wajib melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti bersama PPK pada
pekerjaan saluran irigasi, drainasi dan bangunan irigasi yang sudah selesai, dan bila air
sudah mengalir di jaringan irigasi untuk memastikan ada/tidak ada kebocoran.
Penyedia harus memastikan penyebab kebocoran dan mengerjakan perbaikan yang
diperlukan sebelum dapat diterima dengan baik oleh PPK.

B-9 Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Beton


Pengukuran prestasi pekerjaan beton untuk semua tipe beton harus dilakukan dalam meter
kubik (m3) beton yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensinya yang
ditunjukkan dalam gambar kerja. Tidak ada pengurangan volume beton yang ditempati
besi beton, besi profil atau benda/peralatan lainnya yang terpendam dalam beton.
Pembayaran untuk semua tipe beton dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus sudah diperhitungkan
termasuk biaya untuk pekerja, material, alat peralatan, penuangan beton, pemadatan, dan
perawatan termasuk bahannya, bahan tambahan baik bersifat kimia (admixture) maupun
mineral (additive), pekerjaan penyelesaian/finishing dan semua pekerjaan non-permanen
untuk akses dan pendukung, tanggul pelindung dan pengaman, saluran pengelak, relokasi
dan pengamanan serta pengeringan kecuali pekerjaan non-permanen (general-items), uji
laboratorium yang diharuskan dalam spesifikasi dan pekerjaan perbaikan lainnya.

15
B-10 Pekerjaan Cetakan Beton
B-10.1 Umum
Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya untuk desain dan pelaksanaan pekerjaan cetakan
beton termasuk perancah (false work/scaffolding), dan wajib menyerahkan desain dan
metoda kerja kepada PPK guna mendapat persetujuan paling lambat 2 (dua) bulan
sebelum pekerjaan cetakan beton tersebut dilaksanakan termasuk gambar kerja, dan
perhitungan teknis, rincian dari material dan produk pabrik yang akan dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan cetakan.
Pekerjaan cetakan beton dapat dibuat dari kayu atau besi dengan desainnya harus
menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat, penopang
dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar karena menahan
adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja penuangan dan pemadatan
beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula tidak diperhitungkan.
Penyedia wajib menyerahkan desain dan metoda kerja untuk pembuatan cetakan beton
kepada PPK guna mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan. Desain cetakan dan
perancah harus memuat rincian dasar perhitungan, beban dan tegangan yang ditanggung
konstruksi, asumsi, sifat dan karakteristik material yang dipakai, rincian konstruksi yang
diusulkan termasuk ukuran balok, papan penyekat, penopang, penguat dan perancah.
Metoda kerja penuangan beton, pemadatan, perawatan dan lain-lain harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini Pasal C-3.4, C-4, C-5 dst.
Penyedia tidak diperkenankan melakukan pengadaan material sebelum memperoleh
persetujuan PPK.
Cetakan harus dibuat dengan cukup teliti sehingga memperlihatkan bentuk beton seperti
yang diuraikan dalam metoda kerja di atas. Penyedia juga harus memperhatikan perlunya
penyesuaian terhadap terjadinya penyusutan, pemampatan/penurunan (settlement) atau
lendutan/defleksi yang mungkin terjadi selama pelaksanaan sehingga beton yang
dihasilkan benar-benar sesuai dengan dimensi dan toleransi yang disyaratkan.
Cetakan harus dilapisi dengan plywood yang baru atau metal dengan persetujuan PPK,
sehingga akan diperoleh permukaan beton yang halus dengan texture, warna dan
penampilan yang seragam. Metal pelapis cetakan tidak boleh berkarat yang dikhawatirkan
akan menempel pada permukaan beton dan dengan sambungan yang baik sehingga tidak
meninggalkan bekas atau cacat pada permukaan beton.
Berdasarkan pengukuran dan pembayarannya, cetakan beton dibedakan dalam 3 tipe
cetakan tergantung dari tinggi dari dinding bangunan atau tinggi dari dasar atau
permukaan tanah seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan perintah
PPK:

Tipe-A1 : Cetakan tanpa penopang untuk bangunan beton/tembok beton dengan


tinggi kurang atau sama dengan 1,0 m yang diukur dari dasar atau
permukaan tanah.
Tipe-A2 : Cetakan dengan penopang, penyokong dan perancah yang agak berat,
untuk bangunan beton dengan tinggi dinding lebih dari 1,0 m dan kurang
atau sama dengan 5,0 m yang diukur dari dasar atau permukaan tanah.
Pengukuran untuk pembayaran cetakan tipe ini harus dimulai dari 0,0 m
sampai puncak dinding dimana cetakan tipe-A2 dipasang.
Tipe-A3 : Cetakan dengan penopang, penyokong dan perancah yang berat, untuk
bangunan beton tinggi dinding lebih dari 5,0 m yang diukur dari dasar
atau permukaan tanah. Pengukuran untuk pembayaran cetakan tipe ini

16
harus dimulai dari 0,0 m sampai puncak dinding dimana cetakan Tipe-
A3 dipasang.

Dalam hal tinggi cetakan dalam satu bagian/segmen pekerjaan bervariasi, maka tinggi
rata-rata yang dihitung dari gambar kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan
tipe cetakan.
Semua sudut beton exposed harus ditutup dengan pengisi/listel berbentuk segitiga dengan
ukuran tidak kurang dari 1 cm x 1 cm x 1 cm untuk mencegah mortar mengalir keluar dan
mempersiapkan permukaan yang halus dan lurus atau dengan cara lain sesuai perintah
PPK. Pengisi segitiga/listel dibuat dari kayu kualitas baik, lurus dan dengan permukaan
yang dihaluskan.
Lubang-lubang yang disediakan pada cetakan untuk tujuan pemeriksaan kondisi di dalam
cetakan dan untuk membuang air yang dipakai untuk mencuci cetakan, harus dapat
dengan mudah ditutup sebelum pekerjaan penuangan beton dikerjakan.
Seringkali untuk memperkuat cetakan dilakukan dengan memasang baut atau
penguat/pengunci (clamp) dalam jumlah yang cukup kuat untuk mencegah cetakan
mengembang. Baut dan clamp yang dipakai harus dari jenis dan tipe yang dapat dipotong
di bawah permukaan beton 2 cm atau lebih sehingga tidak ada metal sedalam 3 cm dari
permukaan beton.
Seluruh permukaan cetakan yang bersinggungan/kontak dengan beton harus dilapisi
dengan bahan kimia (non-staining releasing agent) agar cetakan dapat dilepas dengan
bersih dan mudah. Pemolesan permukaan cetakan dengan bahan kimia dikerjakan
sebelum besi tulangan dipasang, dan harus dijaga agar non-staining releasing agent tidak
mengotori besi tulangan. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, cetakan harus
dibersihkan dan dibasahi dengan baik.
Penuangan beton tidak diijinkan untuk dilaksanakan sebelum seluruh besi tulangan,
waterstop, joint element, anchor, embedded item dan lain-lain sudah dipasang Penyedia
dengan baik sesuai gambar kerja dan diperiksa serta disetujui PPK.

B-10.2 Pembongkaran Cetakan


Cetakan yang dipasang vertikal untuk bangunan, tidak boleh dibongkar lebih cepat dari 3
(tiga) hari atau 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah beton dituangkan.
Cetakan dengan perancah/penopang/penguat sementara untuk balok dan lantai beton harus
dijaga tetap berada pada tempatnya selama paling sedikit 10 (sepuluh) hari atau sampai
beton telah mencapai kuat desak paling sedikit 85% dari kuat desak menurut desain.
Cetakan untuk lining beton saluran dapat dibongkar 24 (dua puluh empat) jam sesudah
adukan beton dituang.

B-10.3 Pengukuran dan Pembayaran Cetakan


Pengukuran dilakukan berdasarkan luas (m2) cetakan untuk masing-masing tipe cetakan :
Tipe-A1, Tipe-A2 dan Tipe-A3, yang diukur adalah luas bersih permukaan cetakan
tempat beton berada berdasarkan gambar termasuk permukaan beton pada konstruksi
sambungan, dan ujung penutup.
Pembayaran pekerjaan cetakan beton dilaksanakan berdasarkan harga satuan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus termasuk harga/biaya untuk pekerja,
peralatan, material dan semua pekerjaan yang berkaitan termasuk pekerjaan pemasangan
dan pembongkaran cetakan, penopang, perancah dan lain-lain.

17
Cetakan beton untuk beton lantai kerja, beton pracetak dan sebagainya, tidak dibayar dan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton bersangkutan.

B-11 Besi Tulangan


B-11.1 Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir yang
memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84, dengan
karakteristik sebagai berikut:

Property Besi Ulir Besi Polos


Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57
2
Yield point (kg/mm ) 30 atau lebih 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih

Penyedia harus mendapat persetujuan PPK untuk pengadaan besi tulangan yang akan
dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya ke lokasi
pekerjaan. Penyedia dengan biaya sendiri harus melakukan uji material bila diminta PPK
dengan prosedur baku uji yang disetujui PPK.
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui PPK. Dua besi tulangan dengan diameter yang sama
yang diambil secara random dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak
boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan
harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.

B-11.2 Gambar Pembesian


Penyedia wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya di
lokasi pekerjaan.

B-11.3 Pemasangan Besi Tulangan


Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi yang
ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus dipasang
pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan
beton.
Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan kuat
pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama proses penuangan
dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak
diijinkan mencuat keluar permukaan beton.
Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat desak
tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai dengan desain tebal
selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan disiram air sesaat sebelum beton
dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya yang
menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan beton.

18
Penyedia wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada PPK untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan
secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.

B-11.4 Penyambungan Besi Tulangan


Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada gambar
kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh PPK.
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya tidak
diperkenankan tanpa persetujuan PPK. Penyambungan harus dilakukan dengan overlap
sepanjang mungkin.
Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang dari 30
(tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara overlap, besi
tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut beton
tetap memenuhi ketentuan.

B-11.5 Selimut Beton


Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam gambar, atau atas perintah PPK.

B-11.6 Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan


Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat ton untuk setiap
jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang dihitung untuk
besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar dan
gambar pembesian/penulangan yang disetujui PPK.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti sbb:

Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31

Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di atas, PPK akan
menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan
dalam standar SNI atau JIS.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan yang dinyatakan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Engineer akan diperhitungkan dalam pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing tipe
besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan

19
ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan
besi tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.

B-12 Benda Terkubur/Terpendam Beton


Penyedia wajib memastikan benda-benda dan peralatan yang akan terkubur/terpendam
adukan beton harus sudah terpasang dengan kuat dan tepat pada posisinya sesuai gambar,
sebelum pelaksanaan penuangan beton. Semua benda-benda tersebut harus bersih dan
bebas dari kotoran, oli, mortar dan bahan lain yang berakibat buruk pada beton.

20
Sub-bagian C Pekerjaan Batu

D-1 Umum
Pekerjaan batu yang dimaksud adalah pekerjaan dengan menggunakan pasir, kerikil dan
batu atau batu pecah sebagai bahan bangunan utama selain bahan yang lain, jenis
pekerjaan batu dalam spesifikasi ini adalah :
(1) Pasangan batu
(2) Riprap
(3) Bronjong batu
(4) Timbunan kerikil
(5) Perkerasan jalan
(6) Timbunan pasir kerikil
(7) Pekerjaan batu yang lain.
Penyedia sebelum melaksanakan pekerjaan wajib menyerahkan hasil uji laboratorium
material yang akan dipakai, gambar kerja dan metoda kerja kepada PPK untuk diperiksa
dan disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.

D-2 Pasangan Batu

D-2.1 Umum
Pasangan batu akan dipergunakan untuk pekerjaan:
(a) Bangunan dan tembok : bangunan sayap box culvert.
D-2.2 Batu untuk Pasangan Batu
Batu yang dimaksud adalah batu yang berasal dari sungai atau quarry dengan sifat :
bagus, keras, awet/bertahan lama, padat, tidak berlapis-lapis, tahan terhadap air dan udara
dan cocok/sesuai untuk pekerjaan yang dimaksud, dengan specific gravity tidak kurang
dari 2,5.
Ukuran batu untuk pasangan batu tidak boleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) tebal lining atau
bangunan, dan kurang dari 40 (empat puluh) cm.

D-2.3 Semen Mortar

D-2.3.1 Umum
Semen, air dan pasir yang dipakai harus memenuhi syarat yang ditetapkan dalam
Spesifikasi ini, Bagian C- Pekerjaan Beton.
Tidak diijinkan pencampuran mortar dengan cara manual (dengan tangan), Penyedia harus
menyediakan mixer bermesin untuk mencampur bahan-bahan mortar secara mekanis
dengan perbandingan berdasarkan volume. Pencampuran mortar dilakukan hanya terbatas
untuk kebutuhan sesaat sehingga tidak ada sisa mortar yang tidak dipakai dalam waktu
cukup lama, mortar yang tidak digunakan selama 45 menit setelah dicampur air harus
dibuang dari lokasi pekerjaan.

1
Perbandingan air/semen harus cukup tinggi sehingga mudah untuk pengerjaan, tetapi
perbandingan air/semen tidak boleh melebihi 0,55. Kuat desak mortar yang berumur 28
hari harus tidak kurang dari 50 kg/cm2.

D-2.3.2 Mortar untuk Pasangan Batu


Berdasarkan perbandingan semen-pasir untuk mortar, pasangan batu dibedakan dalam 3
(tiga) tipe ialah Tipe-A, Tipe-B dan Tipe-C sbb:

Perbandingan Semen-Pasir
Tipe Pasangan Batu Asal Batu
(dalam volume)
Tipe-A 1 PC : 3 pasir quarry
Tipe-B 1 PC : 4 pasir quarry
Tipe-C 1 PC : 4 pasir bongkaran pasangan batu lama

Pasangan batu Tipe-A dipakai pada bagian bangunan dibawah muka air untuk menahan
abrasi dan benturan dengan batu yang dibawa aliran air. Pasangan batu Tipe-B dan Tipe-C
untuk pekerjaan pasangan batu lainnya. Penyedia wajib mendapat persetujuan dari PPK
sebelum menggunakan batu hasil pembongkaran bangunan lama untuk pasangan batu
Tipe-C.

D-2.3.3 Mortar untuk Siar dan Plester


Mortar untuk pekerjaan siar harus dari semen-pasir dengan perbandingan campuran
(volume) 1 PC: 2 pasir.
Mortar untuk pekerjaan plester harus dari semen-pasir dengan perbandingan campuran
(volume) 1 PC : 3 pasir.

D-2.4 Pemasangan
Pasangan batu tidak boleh dikerjakan sebelum PPK menyetujui bahan bangunan yang
dipakai, gambar kerja dan metoda kerja serta penyelesaian pekerjaan pondasi sesuai
dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi ini.
Batu yang dipakai harus bersih dari tanah, oli dan kotoran lainnya yang akan merusak
ikatan antara batu dengan mortar. Batu yang berasal dari hasil pembongkaran bangunan
lama harus dibersihkan dari sisa-sisa beton atau mortar menggunakan sikat baja dan air.
Batu yang akan dipasang, permukaannya harus disiram air sampai cukup basah sebelum
diberi mortar.
Penyedia harus menuang mortar dengan tebal tidak kurang dari 3 cm pada permukaan
tanah pondasi yang telah disiapkan sebelumnya dan tidak ada genangan air. Bila ternyata
pondasi tergenang air, Penyedia dengan biayanya sendiri harus mengeringkannya dengan
pompa. Permukaan tanah pondasi harus bersih dari lumpur dan cacat/rusak akibat
penempatan batu, bila pasangan batu dikerjakan dalam kondisi yang tidak memenuhi
syarat, maka pasangan batu tersebut harus dibongkar dan dipasang kembali dengan yang
baru setelah pondasi dipersiapkan dengan baik, biaya akibat dari kejadian ini menjadi
tanggung jawab Penyedia.
Pemasangan batu untuk pekerjaan pasangan batu harus dikerjakan secara manual/dengan
tangan dan setiap batu harus sepenuhnya diselimuti mortar sehingga seluruh rongga
sambungan di antara batu terisi mortar. Batu harus dipadatkan dengan cara dipukul
dengan martil, bila pecah harus dibersihkan untuk digunakan lagi. Bila rongga di antara
batu terlalu besar, harus diisi dengan batu-batu yang lebih kecil sebagai pasak /baji.

2
Pasangan batu untuk pekerjaan lining saluran, pemasangannya harus diawali dari
bawah/pondasi dan maju ke atas/tebing saluran.
Pasangan batu tegak atau miring harus diberi lubang/pipa drainasi untuk setiap 4 (empat)
m2 kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja atau perintah PPK. Pemasangan pipa weep
hole diatas harus mengikuti ketentuan dan syarat dalam Spesifikasi ini.
Permukaan pasangan batu harus rata dengan toleransi tidak lebih dari 2 (dua) cm. Seluruh
pekerjaan pasangan batu termasuk siar dan plester harus dirawat dalam keadaan lembab
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini Pasal C-5.2. Pekerjaan urugan kembali
dikerjakan dengan memperhatikan ketentuan dalam Spesifikasi ini Pasal B-5 setelah
pasangan batu selesai dilaksanakan dan diterima dengan baik oleh PPK.

D-2.5 Siar
Sambungan antara batu pada permukaan pekerjaan pasangan batu harus diselesaikan
dengan siar yang rapih dan baik. Pekerjaan siar dikerjakan dengan terlebih dahulu
membuang mortar di antara batu-batu sedalam 3 (tiga) cm, membersihkannya dengan
sikat baja, dibasahi dengan air diisi dengan mortar dengan perbandingan campuran 1 PC:2
pasir dan kemudian permukaan batu dibersihkan dari sisa mortar yang melekat.

D-2.6 Plester
Permukaan atas dari tembok, pilar, tembok penahan tanah/pangkal bendung/pangkal
jembatan dan lain-lain atau permukaan pasangan batu yang diperlihatkan dalam gambar
atau atas perintah PPK, harus diplester dengan mortar campuran 1 PC:3 pasir dengan lebih
dahulu membuang mortar di antara batu sedalam 3 cm membersihkannya dengan sikat
baja.

D-3 Bronjong Batu


Bronjong batu atau bronjong kawat yang diisi batu dipergunakan untuk stabilisasi dan
pengamanan tebing sungai, pangkal jembatan, talang dan perlindungan tebing lainnya,
dipasang di atas pondasi yang telah dipersiapkan lebih dulu berdasarkan gambar kerja
atau perintah PPK.
Bronjong kawat harus produksi pabrik yang dibuat dari kawat baja galvanis, dengan
diameter tidak kurang dari 3,0 mm, kawat baja pengaku diameter 4,0 mm, kawat baja
pengikat diameter 2,0 mm dan kuat tarik lebih dari 290 N/mm2 dan dilapisi zinc dengan
kandungan lebih dari 120 gram/m2 dari luas permukaan kawat sesuai dengan ketentuan
JIS GA 5513 atau standar lain yang disetujui oleh PPK. Jika diperlukan lapisan kawat
dengan ketahanan yang tinggi terhadap korosi, maka pengecatan tebal kurang dari 0,5 mm
dan tahan terhadap sinar ultra violet, panas dan abrasi, mungkin bisa digunakan seperti
yang tertera pada gambar atau intruksi dari PPK.
Sebelum pengadaan bronjong kawat produksi pabrik dilaksanakan, terlebih dahulu
Penyedia harus menyampaikan mill certificate kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui.
Bronjong kawat harus dilengkapi dengan diafragma dari kawat sejenis yang membagi
bronjong kawat menjadi bagian-bagian/segmen dengan panjang tiap segmen tidak lebih
dari lebar bronjong kawat.
Bronjong kawat diletakkan pada posisi yang tepat di atas geo-textile yang telah terpasang
lebih dahulu. Bronjong kawat dirangkai menjadi satu dengan cara mengikat setiap sudut
vertikalnya dengan bronjong kawat yang lain. Untuk memperkokoh kedudukan bronjong
perlu dipancang beberapa dolken panjang 2,0 m, diameter 10 cm atau besi tulangan
diameter 16 mm dengan panjang yang sama sesuai dengan gambar kerja.

3
Kayu dolken harus memenuhi syarat PKKI, N1-5, 1961, kualitas kayu kelas III sedang
besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini Pasal C-12. Kayu
dolken atau besi tulangan harus dipancang tegak lurus masuk ke dalam pondasi bronjong
sehingga ujung atasnya berada di dalam bronjong sesuai dengan gambar atau perintah
PPK.
Bronjong kawat yang telah terpasang dengan baik diisi batu dengan specific gravity tidak
kurang dari 2,5 dengan ukuran 100 mm sampai 200 mm tetapi harus lebih dari 1,5 kali
jarak/lebar jaring kawat bronjong. Pengisian harus padat sehingga kepadatan (density)
bronjong batu tidak boleh kurang dari 1,400 kg/m3. Batu pengisi bronjong harus uniformly
graded, keras dan tahan air dan cuaca pengisian dilaksanakan dengan manual untuk
menjamin kepadatannya.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan bronjong batu dilakukan berdasarkan volume
dalam meter kubik (m3) yang dihitung sesuai dengan dimensinya dalam gambar atau
perintah PPK. Pembayaran pekerjaan bronjong batu dilakukan berdasarkan harga satuan
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya dan ongkos
untuk pekerja, material, peralatan, penyiapan, pemasangan dan pengisian bronjong dan
pekerjaan pendukung yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan berdasarkan gambar dan
perintah PPK.
Penyedia tidak diberi pembayaran untuk biaya penyediaan, pemasangan dan
pemancangan: geotextile, dolken atau besi tulangan, biaya yang dikeluarkan Penyedia
untuk aktivitas tersebut dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan bronjong
batu.

D-4 Timbunan Kerikil atau Batu Bulat untuk Pondasi


Dalam keadaan tertentu diperlukan timbunan kerikil atau batu bulat untuk perbaikan tanah
pondasi pangkal dan pilar bendung atau jembatan, tubuh bendung, gorong-gorong dan
bangunan lainnya sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau perintah PPK. Kerikil atau
batu bulat yang dipakai berasal dari quarry atau sungai, keras, padat dan tahan terhadap
air dan cuaca dengan ukuran tidak boleh lebih dari 20 cm.
Penyedia wajib menyerahkan usulan lokasi pengambilan material, metoda kerja untuk
penempatan, penghamparan, perataan dan pemadatan kerikil dan batu bulat kepada PPK
untuk mendapat persetujuan sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia wajib melaksanakan uji coba pelaksanaan pekerjaan dan menyampaikan rencana
uji coba dan metoda kerja kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan. Uji coba
dimaksudkan untuk memilih dan menetapkan metoda kerja, peralatan, tebal per-lapisan
untuk pemadatan. Bila pelaksanaan uji coba dilaksanakan pada bagian pekerjaan
permanen, maka hasil uji coba tersebut dapat diperhitungkan dalam pembayaran apabila
hasil uji coba memenuhi syarat dan ketentuan tetapi apabila ternyata sebaliknya maka
hasil uji coba harus dibongkar dengan biaya menjadi tanggung jawab Penyedia. Uji coba
yang dilaksanakan di lokasi lain di luar lokasi pekerjaan harus dibiayai sendiri oleh
Penyedia.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan kerikil dan batu bulat dilakukan
berdasarkan volume dalam meter kubik (m3) material yang ditimbun dan dipadatkan
dengan ukuran dan dimensi berdasarkan gambar dan perintah PPK. Pembayaran untuk
pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan pekerjaan timbunan kerikil dan batu
bulat yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk
pekerja, material, peralatan, uji coba timbunan kerikil, dan pekerjaan lain yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan timbunan kerikil dan batu bulat sesuai dengan gambar dan
perintah PPK.

4
D-5 Geo-Membrane /Water Proofing Sheet

(1) Umum
Material geo-membrane harus bersih, bagus, tanpa ada cacat sobek atau luka atau
cacat-cacat lain dan berasal dari produsen dan supplier yang bertanggung jawab.
Geo-membrane biasa dipakai untuk membentuk lapisan kedap air, water proofing,
yang ditempatkan di saluran atau terowong pada lokasi yang ditentukan sesuai
dengan gambar atau yang direncanakan/ diperintahkan PPK.

(2) Material Geo-Membrane


Geo-membrane yang dipakai harus dari tipe bukan tenun dari bahan yang awet/
tahan terhadap bakteri dan efek geologis lainnya, keasaman tanah, alkali tanah, ultra
violet dan lain-lain serta bersifat cukup fleksibel. Material geo-membrane ini harus
berasal dari stabilized polyethylene atau material yang setara yang disetujui PPK.
Sifat fisik material geo-membrane tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

Item Tipe-1 Tipe-2 Tipe-3 Standard Test

1. Minimum thickness (mm) 0,50 1,00 1,50 ASTM D 751

2. Minimum density (g/cm3) 0,94 0,94 0,94 ASTM D 1505

3. Min.tensile at break (kN/m) 14 21 40 ASTM D638 Type IV

4. Min.tensile at yield (kN/m) 9 17 27 ASTM D638 Type IV

5. Elongation at yield (%) ± 13 ± 13 ± 13 ASTM D 638 Type IV

Tipe geo-membrane yang dipakai di lokasi pekerjaan harus sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar kerja atau perintah PPK.

(3) Metoda Kerja


Penyedia wajib menyerahkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan tentang
metoda kerja, penyambung, over lapping/ splicing, spesifikasi geo-membrane yang
akan dipergunakan yang dilampiri secara rinci hasil uji/ tes laboratorium, sebelum
persetujuan diterbitkan oleh PPK, Penyedia tidak diperbolehkan melakukan
pemesanan/pengadaan material kepada produsen atau supplier. Selanjutnya,
Penyedia tetap bertanggung jawab atas kuantitas, kualitas, jadwal pengiriman dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan pemesanan geo-membrane berdasarkan
usulannya.

(4) Penempatan & Pemasangan Geo-membrane


Geo-membrane harus diletakkan dengan berhati-hati, teliti dan baik sehingga tidak
timbul kerutan, gelombang, luka atau cacat dan terletak rapi dan merata pada
permukaan tanah fondasi, atau beton. Tidak boleh terjadi tegangan tarik, tensile
stress, pada saat penghamparan dan pemasangan geo-membrane dan bila terjadi
luka, sobek, atau cacat lain harus diperbaiki sesuai dengan rekomendasi produsen
atau supplier atau dipasang lapisan tambahan, atau cara lain dengan persetujuan
PPK.
Bila dilakukan splicing, harus dikerjakan dengan baik sesuai dengan metoda,
peralatan, dan material yang direkomendasi produsen/ supplier dan bila geo-
membrane dipasang pada talud lereng, harus dikerjakan dengan metoda yang
direkomendasikan produsen, supplier atau sesuai dengan perintah PPK.

5
(5) Pengukuran & Pembayaran
Pengukuran geo-membrane dilakukan berdasarkan satuan ukuran luas, meter
persegi (m2), berdasarkan gambar kerja atau yang sesungguhnya terpasang di lokasi
kerja atau perintah PPK, tetapi tidak termasuk splicing atau over lapping.
Pembayaran geo-membrane dilakukan berdasarkan harga satuan pekerjaan tersebut yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, sudah diperhitungkan semua biaya untuk
pekerja, teknisi, alat dan peralatan, material, pengiriman, pemasangan dan pekerjaan lain
yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan ini.

6
BAGIAN II PEKERJAAN MENARA PANTAU
Sub-bagian A Pekerjaan Tanah

B-1. Galian

B-1.1 Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan galian batu
termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses dan
bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-lain) yang
diperlukan serta pengangkutan material hasil galian ke lokasi yang disepakati untuk
tempat pembuangan akhir atau penimbunan sementara (stock piling) sebelum
dimanfaatkan lebih lanjut.
Penyedia wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali, metoda kerja
pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke lokasi
pembuangan akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan
timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.
Penyedia wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan bersama PPK
sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan atau
waktu yang lain sesuai dengan perintah PPK yang hasilnya berupa gambar hasil
pengukuran yang menunjukkan elevasi muka tanah, tampang memanjang dan melintang
harus diserahkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan. Gambar-gambar hasil
pengukuran pra-konstruksi diatas untuk selanjutnya dipergunakan sebagai acuan dan dasar
perhitungan kuantitas pekerjaan galian.
Penyedia wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi galian
pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang baik,
kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia
harus segera diperbaiki dengan biayanya sendiri.
Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja
(gambar hasil pengukuran pra-konstruksi) Penyedia dengan biayanya sendiri harus
menimbun bagian tersebut dengan bahan timbun yang disetujui PPK.
Penyedia harus memberitahu PPK bila pekerjaan galian telah selesai dikerjakan untuk
dilakukan pemeriksaan guna persetujuan sebelum pekerjaan lanjutan/bangunan irigasi
atau pengecoran beton dilaksanakan. Penggunaan stockpiling dan pembuangan tanah hasil
galian harus sesuai dengan Pasal B-3.3

B-1.2 Klasifikasi Galian


Pekerjaan galian diklasifikasikan sebagai pekerjaan galian tanah dan pekerjaan galian
batu sebagai berikut:
(1) Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah galian tanah, sedimen/ endapan, pasir,
kerikil, kerakal, atau batu yang dapat digali dengan mudah tanpa menggunakan alat
khusus (ripper) atau peledakan termasuk upaya penanganannya,
pembentukan/perapian lubang galian agar sesuai dengan lokasi, jalur, elevasi,
kelandaian dan dimensi seperti yang telah ditetapkan dalam gambar atau
petunjuk/perintah PPK, serta pengangkutan material hasil galian ke lokasi
pembuangan akhir atau lokasi penampungan sementara sebelum dipergunakan
sebagai tanah bahan timbun.
Galian tanah diklasifikasikan dalam 5 (lima) tipe galian sesuai dengan kondisi dan
lokasi daerah penggalian sebagai berikut:
Tipe-A : galian untuk saluran, jalan, drainasi dan galian tanah biasa lainnya yang
berada diatas permukaan air.
Tipe-B : galian tanah endapan, longsoran/puing/debris, diatas permukaan air
untuk normalisasi saluran.
Tipe-C : galian untuk fondasi bangunan irigasi dan bangunan pelengkap.
Tipe-D : galian dibawah permukaan air pada saluran tanpa upaya pengeringan/
pemompaan.
Tipe-E : galian dasar sungai untuk pembangunan bendung, tanggul sungai, dan
fasilitas lainnya, dimana tanah di lokasi galian mengandung banyak
kerikil, kerakal dan batu.
Semua tipe pekerjaan galian tersebut termasuk penanganannya di lokasi
pembuangan akhir/sementara, penghamparan dan pemadatan, perapihan dan
fasilitas drainasi;

(a) Galian Bangunan: Galian Tipe-C


Dimensi galian bangunan irigasi dan bangunan pelengkap yang diperhitungkan
dalam pembayaran pekerjaan tersebut dibatasi sesuai dengan ketentuan di bawah
ini, kecuali apabila karena suatu sebab ditentukan lain oleh PPK.
Kemiringan atau
Bangunan di lokasi tanah biasa Kondisi Galian
Dimensi
- Tebing/talud galian yang terbuka 1:1,0 - pasir dan kerikil
untuk sementara 1:0,5 - bukan pasir dan kerikil
- Tebing/talud galian yang terbuka 1:1,0 sampai 1:1,5 - di atas muka air
secara permanen 1:2,0 - di bawah muka air
- Jarak horizontal batas galian dari
0,5 m -
tepi luar fondasi bangunan
- Lebar berm pada setiap 3,0 m
0,5 m -
kedalaman galian

Penyedia bertanggung jawab untuk tidak mendapat tambahan pembayaran bila


galian dilaksanakan melampaui batas-batas di atas tanpa persetujuan PPK dan harus
menimbun dan memadatkannya dengan bahan timbun yang disetujui PPK dengan
biaya ditanggung Penyedia.
Profil galian : dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan
dipadatkan dan diperiksa PPK untuk mendapat persetujuan sebelum bangunan di
atasnya, konstruksi beton atau pasangan batu dilaksanakan, demikian pula bila
sewaktu-waktu tebing galian longsor akibat kegiatan peralatan berat atau sebab lain
karena kelalaian Penyedia.
Bila dalam metoda kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil galian
(stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut ke lokasi penimbunan permanen
sebagai tanggul atau bangunan permanen lainnya sehingga berakibat 2 (dua) kali
kerja atau double-handling, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk
kegiatan tersebut, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian
atau timbunan.
(b) Galian Borrow Pit
Tanah yang baik untuk pekerjaan timbunan Tipe-B dan Tipe-C harus diambil dari
borrow-pit yang disetujui PPK, dan Penyedia berkewajiban membayar segala
pengeluaran biaya untuk pengadaan tanah bahan timbun tersebut termasuk biaya
pembelian/ganti rugi kepada pemilik tanah, pajak galian Tipe-C, royalti, perijinan
dan pengeluaran lainnya.
Penyedia wajib menyerahkan hasil uji laboratorium untuk tanah di lokasi borrow-pit
yang diusulkan kepada PPK guna mendapatkan persetujuan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sebelum kegiatan galian borrow-pit dilaksanakan.
Kegiatan galian borrow-pit boleh dilakukan hanya bila telah mendapatkan
persetujuan PPK dan sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar
pada Pasal B-1, dan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas pada Pasal B-2, telah
selesai dilaksanakan sehingga dijamin bahwa tanah bahan timbun benar-benar
sudah bersih dan bebas dari bahan organik.
Penyedia wajib memperhatikan dan menjaga kadar air/moisture content dari tanah
untuk bahan timbunan tersebut agar memenuhi persyaratan dan tidak melampaui
batas-batas nilai yang telah diidentifikasi dalam uji laboratorium. Penyedia
sebaiknya melakukan upaya tersebut di lokasi borrow-pit dengan membangun
sistem drainasi dan membuat kemiringan tertentu pada permukaan galian agar tetap
kering.
Penyedia wajib mendapatkan persetujuan dari PPK berkaitan dengan kedalaman
dari galian sebelum kegiatan pengambilan tanah untuk bahan timbun dilaksanakan.
Kecelakaan yang terjadi di borrow-pit dianggap sebagai kelalaian Penyedia dalam
menjamin keselamatan kerja.
Segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk melaksanakan seluruh kegiatan di
atas dalam pengadaan tanah untuk bahan timbun, dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan timbunan tanah dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

(2) Galian Batu


(a) Galian Tipe-F, Galian Batu Lunak
Galian Tipe-F, galian batu lunak adalah galian batu yang dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan bantu tertentu misalnya ripping dozer, pick hammer dan
giant breaker tanpa menggunakan metoda kerja peledakan/blasting.
Bila Penyedia menggunakan metoda kerja peledakan karena untuk kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan, maka biaya tambahan yang dikeluarkan termasuk
keselamatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pekerjaan galian Tipe-F, sudah termasuk pengangkutan batu hasil galian ke lokasi
pembuangan yang disediakan Penyedia dan disetujui PPK.

(b) Galian Tipe-G, Galian Batu Keras


Galian Tipe-G, galian batu keras adalah galian batu yang berada di lokasi pekerjaan
berupa lapisan batuan masif, padat, dan kokoh atau berupa batuan lepas dengan
volume masing-masing lebih dari 1,0 meter kubik dengan diameter lebih dari 0,30
m yang tidak dapat dipisahkan tanpa peledakan atau dengan bulldozer dan peralatan
berat lainnya. Batuan seperti ini dapat disebut juga sebagai ”sound-rock” yang
karena keras dan susunan teksturnya tidak dapat dipecah dengan hand pick-hammer.
Klasifikasi batu tersebut di atas akan diputuskan oleh PPK berdasarkan kondisi di
lapangan, antara lain bila perlu dilakukan uji-coba produktivitas peralatan.
Pekerjaan galian batu Tipe-G, dianggap sudah termasuk biaya untuk pengangkutan
batu hasil galian ke lokasi pembuangan yang disediakan Penyedia dan disetujui
PPK.

B-1.3 Pemanfaatan, Penampungan Sementara (Stock piling) dan Pembuangan Tanah


Hasil Galian (Use, Stockpilling and Disposal of Excavated Materials)
B-1.3.1 Pemanfaatan dan Pembuangan Tanah Hasil Galian
(a) Bila PPK berpendapat bahwa tanah hasil galian Tipe-A, Tipe-D dan Tipe-E
memenuhi syarat sebagai bahan timbun sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi
ini, maka tanah hasil galian tersebut harus dimanfaatkan untuk bangunan permanen
seperti tanggul, timbunan jalan, saluran dan bangunan.
Bila berdasarkan hasil uji laboratorium tanah hasil galian terdiri dari 2 (dua) jenis
tanah yang memenuhi dan tidak memenuhi spesifikasi sebagai tanah bahan timbun,
Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan galian wajib berupaya agar kedua jenis
tanah tersebut tidak bercampur bila tanah yang memenuhi spesifikasi akan
dipergunakan dalam konstruksi sesuai dengan perintah.
Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai berikut:
• Diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm
• Plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.
Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbun:
• Tanah lapis atas yang mengandung banyak bahan organik.
• Plasticity Index (PI) kurang dari 15%.
• Liquid Limit (LL) lebih dari 50%
• Diameter butiran lebih dari 100 mm
• Batu lunak dan batu keras.
Persetujuan PPK terhadap pemanfaatan tanah hasil galian untuk keperluan
pekerjaan permanen, tanggul, urugan kembali dan lainnya akan diberikan
berdasarkan hasil uji laboratorium tanah galian yang dikerjakan dan diserahkan oleh
Penyedia, tidak hanya persyaratan di atas.

Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah dengan
kandungan air melampaui kadar air optimum hasil uji laboratorium (Standard
Proctor Test), maka tanah tersebut harus ditampung untuk sementara waktu di
lokasi yang disediakan Penyedia dan disetujui PPK yang dilengkapi dengan fasilitas
drainasi, guna mendapat perlakuan khusus: penghamparan, pengeringan dan lain-
lain untuk menurunkan kadar airnya sampai memenuhi persyaratan sebagai tanah
bahan timbunan.
Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang disediakan
Penyedia dan telah disetujui PPK. Penimbunan tanah buangan paling tinggi 2,0 m
dan tidak diperbolehkan mengganggu jaringan drainasi di sekitarnya. Bila dianggap
perlu Penyedia wajib menutup timbunan hasil buangan dengan tanah yang baik bila
menurut PPK timbunan hasil galian tersebut berdampak negatif terhadap
lingkungan di sekitarnya, biaya yang dikeluarkan untuk keperluan ini menjadi
tanggung jawab Penyedia.
(b) Hasil galian tanah endapan Tipe-B dari pekerjaan normalisasi saluran harus dibuang
di lokasi yang disediakan Penyedia diluar daerah kerja sesuai dengan ketentuan
seperti yang diuraikan diatas.

B-1.3.2 Pembuangan Batu Hasil Galian


Batu lunak hasil galian Tipe-F dan batu keras hasil galian Tipe-G harus dibuang keluar
daerah kerja di lokasi yang disediakan Penyedia, kecuali bila ditentukan lain oleh PPK.
Penimbunan batu hasil galian tersebut harus dibatasi paling tinggi 2,0 m dan tidak
diperbolehkan mengganggu jaringan drainasi dan tidak berdampak negatif terhadap
lingkungan di sekitarnya dengan biaya menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia.

B-1.3.3 Pemilahan dan Pembuangan Tanah Borrow Pit


Lokasi borrow pit dan pemanfaatan tanahnya sebagai tanah bahan timbunan harus
mendapat persetujuan PPK sebelum galian borrow pit dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 3.2.(1).(b) dan bila berdasarkan hasil uji laboratorium tanah borrow
pit ternyata terdiri dari tanah yang memenuhi syarat dan tanah yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahan untuk timbunan maka Penyedia wajib melaksanakan pemilahan pada
waktu penggalian tanah borrow pit sehingga tanah yang akan dimanfaatkan untuk
timbunan/pekerjaan permanen tidak terkontaminasi dan membuang tanah yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahan timbunan di lokasi yang disediakan Penyedia sesuai
dengan ketentuan dalam Pasal 3.3.1.(a).

B-2. Timbunan Tanah

B-2.2 Penghamparan, Perlakuan dan Pemadatan

B-2.2.1 Uji Coba Timbunan


Sebelum pekerjaan timbunan untuk konstruksi yang permanen akan dilaksanakan,
Penyedia wajib terlebih dahulu mengerjakan uji coba pelaksanaan pekerjaan timbunan di
lapangan menggunakan tanah bahan timbunan, peralatan, tenaga kerja dan metoda kerja
yang sudah mendapat persetujuan PPK sebelumnya.
Uji coba timbunan ini dimaksudkan guna memilih metoda kerja untuk pekerjaan timbunan
yang efisien berdasarkan jumlah peralatan yang dipergunakan, tebal lapisan yang
dipadatkan, jumlah lintasan alat pemadat serta tingkat kepadatan yang dicapai yang harus
memenuhi Spesifikasi Teknik ini.
Metoda kerja yang disetujui oleh PPK tidak dapat dipakai alasan bagi Penyedia untuk
lepas tanggung jawab terhadap tingkat kepadatan dan kinerja pekerjaan timbunan.
Apabila karena suatu sebab perlu dilakukan perubahan metoda kerja atau tanah bahan
timbunan dari lokasi borrow pit lainnya, Penyedia wajib melakukan uji coba timbunan
ulang.

Bila uji coba timbunan tersebut dilaksanakan di lokasi tanggul, saluran, jalan atau
pekerjaan permanen lainnya, maka hasil uji coba tersebut dapat dibayar sebagai bagian
dari pekerjaan timbunan bila menurut pertimbangan PPK telah memenuhi persyaratan.
Sebaliknya bila hasil tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus dibongkar oleh Penyedia dari
lokasi pekerjaan.
B-2.2.2 Fondasi Timbunan
(1) Tipe-A, Tipe-B dan Tipe-C
Sebelum timbunan tanah dilaksanakan, permukaan tanah fondasinya harus terlebih
dulu dikupas sesuai dengan ketentuan dalam Pasal B-2, Spesifikasi Teknik ini.
Selanjutnya permukaan tanah yang telah dibersihkan dari humus dan bahan organik
lainnya, dicangkul/dibajak sedalam tidak kurang dari 15 cm merata pada seluruh
permukaan, sebelum lapis pertama (1) tanah bahan timbunan dihamparkan.
Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk pekerjaan diatas dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan yang ditawarkannya dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

(2) Tipe-D
Untuk pekerjaan timbunan dengan tanah fondasi yang lembek dan muka air tanah
yang tinggi, sesudah perlakuan terhadap permukaan tanah fondasi selesai dikerjakan
seperti yang dijelaskan dalam Pasal B-4.2.2.(1) maka upaya pengeringan dengan
pompa air perlu dilaksanakan paling tidak 2 (dua) jam sebelum pekerjaan timbunan
dikerjakan.
Selama pekerjaan timbunan dikerjakan, tinggi muka air tanah harus tetap dijaga
paling sedikit 30 cm dibawah permukaan timbunan, dan bila permukaan tanah
timbunan tergenang maka permukaan tanah tersebut harus dikupas setebal paling
sedikit 5 cm atau sesuai dengan perintah PPK dan kemudian dicangkul/dibajak
sedalam 15 cm seperti yang telah diuraikan dalam Pasal B-4.2.2.(1).

B-2.2.3 Penghamparan, Pengendalian Kadar Air, dan Pemadatan Tanah


(1) Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja termasuk peralatan yang dipergunakan
kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum timbunan tanah dikerjakan.
Sebelum timbunan lapisan pertama dihampar dipermukaan tanah fondasi, perlakuan
terhadap permukaan tanah fondasi seperti diuraikan dalam Pasal 4.2.2.(1) harus
terlebih dahulu diselesaikan.
Permukaan tanah asli atau timbunan lama harus dibuat bertangga sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau perintah PPK sebelum penghamparan
tanah bahan timbunan dikerjakan.
Untuk lereng timbunan lama yang akan digali dengan bertangga, terlebih dahulu
permukaan lereng tersebut harus dikupas dan dibersihkan dari bahan organik,
setelah selesai baru kemudian dibuat bertangga, sehingga tanggul yang baru dapat
sepenuhnya menyatu dengan tanggul/timbunan yang lama.
Penghamparan tanah bahan timbunan secara mendatar dengan tebal tidak boleh
lebih dari 30 cm atau harus sesuai dengan hasil uji coba timbunan seperti telah
diuraikan dalam Pasal B-4.2.1. Tanah yang berbentuk bongkah-bongkah harus
dipecah-pecah sebelum dipadatkan. Tidak diperkenankan memperlebar timbunan
tanah dengan cara mencurahkan tanah lepas dari atas timbunan lama.

(2) Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar di sekitar kadar air optimum
dengan toleransi + 3% sampai -5% dari kadar air optimum hasil uji laboratorium
atau ketentuan lain atas perintah PPK berdasarkan soil-properties tanah tersebut.
Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat kepadatan timbunan mencapai 95%
kepadatan kering maksimum untuk pemadatan biasa/normal dan 85% untuk
pemadatan ringan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal B-4.1.(2).
Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud beton, sebelum
talud beton dipasang/dicor, lereng timbunan terlebih dahulu harus dirapikan dan
dipadatkan dengan tamping-rammer atau alat lain yang disetujui PPK sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

B-3. Timbunan/Urugan Kembali


Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang disepakati
atau atas perintah PPK, berdasarkan tujuannya urugan kembali digolongkan dalam 2 (dua)
tipe, ialah:
Tipe-A : urugan kembali untuk bangunan :bendung, saluran irigasi dan drainasi dan
di lokasi lain sesuai dengan perintah PPK dengan pemadatan biasa/normal
seperti yang diuraikan dalam Pasal B-4.1.2).(a) Spesifikasi Teknik ini.
Tipe-B : urugan kembali tanpa pengendalian pemadatan yang ketat, dimaksudkan
untuk saluran pengelak sementara dan lokasi lain yang ditetapkan PPK.
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja, bahan dan peralatan yang direncanakan
akan digunakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan urugan
kembali dilaksanakan:
Tipe-A : - tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian
atau dari borrow-pit yang memenuhi syarat sebagai tanah bahan timbun
berdasarkan hasil uji laboratorium dan atas persetujuan/perintah PPK.
- dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton
untuk struktur selesai dilaksanakan.
- dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan berdasarkan hasil uji
coba yang tergantung dari material/ tanah bahan timbunan, peralatan
yang dipergunakan dan jumlah lintasannya.
- pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah dipadatkan tidak
boleh lebih dari 15 cm.
- kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai -5% dari
kadar air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat
kepadatan 95% kepadatan kering maksimum sesuai dengan kriteria
ASTM D-968.
- pemadatan dengan menggunakan vibro-roller di atas bangunan sampai
jarak 0,50 m di atas bangunan tidak diperkenankan kecuali telah
mendapatkan persetujuan PPK.
Tipe-B : tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian di lokasi
bangunan atau lokasi lain sesuai persetujuan PPK.
Pengukuran untuk pekerjaan urugan kembali Tipe-A dilakukan dalam satuan meter kubik
(m3) yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan
dinding/permukaan paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak
melampaui elevasi permukaan tanah asli atau berdasarkan data hasil pengukuran sebelum
dan segera setelah pekerjaan urugan kembali selesai dikerjakan di atas fondasi tanah
lembek dimana settlement dan land subsidence masih terus berlanjut atau sesuai perintah
PPK.
Kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK, biaya untuk urugan kembali Tipe-B sudah
termasuk dalam harga Lump Sum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Tapi bila
berdasarkan perintah PPK, pembayaran pekerjaan urugan kembali Tipe-B harus dilakukan
berdasarkan harga satuan maka pembayarannya dilakukan berdasarkan volume pekerjaan
tersebut yang diperoleh dari data pengukuran sebelum dan sesudah selesainya pekerjaan
yang memuaskan PPK.
Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk : galian, angkutan,
re-handling, penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian dan biaya lain
termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan penunjang yang diuraikan dalam Sub-
bagian A.
B-6. Pengangkutan Tanah Bahan Timbunan dan Sisa Galian
Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja untuk pengangkutan tanah bahan timbunan
dari lokasi borrow-pit dan/atau galian serta pembuangan sisa galian dan/atau tanah yang
tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan ke lokasi pembuangan yang disediakan
oleh Penyedia, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dikerjakan kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan.
Metoda kerja tersebut dilampiri dengan peta rencana pemindahan tanah secara mekanis
(earth moving work plan) dilengkapi jalur/lintasan jalan untuk transportasi tanah.
Harga satuan untuk pekerjaan galian dan timbunan yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, sudah termasuk biaya untuk angkutan.

B-7. Toleransi Pekerjaan Tanah


Dimensi, elevasi dan kemiringan pekerjaan tanah setelah selesai dirapikan dapat diberi
toleransi seperti daftar dibawah ini kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK.
(a) Saluran irigasi dan drainasi termasuk bangunan pelengkapnya:
- permukaan dasar : - 5 cm, + 0 cm
- lebar dasar : - 0 cm, + 5 cm
- lebar puncak : - 0 cm, + 5 cm
- jalur : ± 5 cm
- kemiringan memanjang : ± 0,1%

(b) Jalan
- permukaan jalan : - 0 cm, + 5 cm
- lebar jalan : - 0 cm, + 10 cm
- jalur : ± 5 cm
(c) Galian bangunan
- dasar galian : + 0 cm, - 5 cm
-

Sub-bagian B Pekerjaan Beton

B-1. Semen dan Agregat Beton


Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya harus
terlebih dahulu diusulkan oleh Penyedia dilampiri hasil uji laboratorium kepada PPK guna
mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan.
Semen dan agregat harus disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara
kualitasnya, dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat
persetujuan PPK tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum
dipergunakan sebagai campuran beton.
Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik
ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk
campuran beton.

B-1.1. Semen
B-1.1.1 Umum
Semen yang dipergunakan adalah Ordinary Portland Cement yang sesuai dengan
ketentuan AASHTO M85 Tipe-1. Penyedia wajib menyerahkan hasil uji laboratorium
yang dibuat produsen (mill certificate) kepada PPK untuk setiap 100 ton PC (Portland
Cement) yang dikirim ke lokasi pekerjaan.
Meskipun sudah ada mill certificate, Penyedia wajib melakukan uji laboratorium sesuai
dengan standar AASHTO T105 dan T106 untuk meyakinkan semen tersebut memenuhi
ketentuan dalam Spesifikasi ini.

B-1.1.2 Penyimpan Semen di Lokasi


Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap bantingan
dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi harus dicetak jelas pada
kantong.
Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering, hujan tidak
bocor, beralaskan balok kayu dan ventilasi udara yang baik untuk mencegah kerusakan
semen akibat udara yang lembab. Semen yang sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan,
mulai menggumpal dan mengeras harus segera dibuang dari lokasi dan tidak boleh
dipakai.
Penyedia wajib menyampaikan gambar rencana gudang semen dan metoda
penyimpanannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui. Tumpukan semen tidak boleh
lebih dari 13 (tiga belas) kantong, dan bila penyimpanan akan lebih dari 2 (dua) bulan,
tumpukan semen tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) kantong.
Semen yang telah disimpan digudang lebih dari 1 (satu) bulan pada musim hujan dan
lebih dari 3 (tiga) bulan pada musim kemarau harus segera dikeluarkan dari gudang dan
tidak boleh dipergunakan. Penyimpanan dan pemakaian semen dari gudang harus
berdasarkan FIFO, first in-first out, dan kantong-kantong semen ditata sedemikian
sehingga memudahkan aksesibilitas untuk pemeriksaan.

1
B-1.2 Agregat Beton
B-1.2.1 Umum
Agregat beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari segala
kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak lainnya. Bila perlu
PPK akan memerintahkan pencucian supaya bersih dan menolak agregat yang tidak
memenuhi Spesifikasi ini.

B-1.2.2 Agregat Kasar


Agregat kasar untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah batu
(stone-crusher) atau kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras, awet, dan memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Agregat kasar harus berukuran nominal maksimum 40 mm, tetapi untuk beton pra-cetak
dan beton dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah PPK, maksimum
20 mm. Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi ketentuan seperti dibawah
ini, dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27:

Lubang saringan Persen lolos (%), berdasarkan berat


(mm) Ukuran nominal 40 mm Ukuran nominal 20 mm
50 100 -
40 95~100 -
25 - 100
20 35~70 90~100
10 10~30 20~55
5 0~5 0~10
2.5 - 0~5

Ambang batas kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton harus memenuhi
ketentuan sbb:
Uji laboratorium Nilai Maksimum (%)

Kadar lumpur, sesuai AASHTO T 112 0,25

Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 1,0

Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1,95 1,0

Sifat fisik agregat kasar harus memenuhi ketentuan.

Karakteristik Agregat Standar Uji Nilai yang diijinkan

Berat jenis (specific gravity) AASHTO T85 Lebih dari 2,55

Kehilangan akibat abrasi AASHTO T96 Kurang dari 30%

Kekekalan (soundness) AASHTO T104 Kurang dari 12%

Ketahanan alkali-silika Cara kimia Akan ditetapkan


(JIS 1145)

2
B-1.2.3 Agregat Halus
Agregat halus untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah batu
(stone-crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam, padat, keras, awet,
bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang berpengaruh
buruk pada beton.
Susunan gradasi butiran agregat halus harus memenuhi ketentuan dibawah ini, dengan
analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27.
Lubang Saringan Persen Lolos (%)
(mm) Berdasarkan Berat
10 100
5 90 ~ 100
2,5 80 ~ 100
1,2 50 ~ 90
0,6 25 ~ 65
0,3 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10

Bila modulus halus butir (MHB) agregat halus bervariasi lebih dari 0,2 dibandingkan
dengan MHB material beton, maka perbandingan material beton harus dimodifikasi.
Untuk setiap tambahan variasi MHB ± 0,1 kandungan pasir dalam material beton harus
disesuaikan dengan ± 0,5 % berat.
Kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton tidak boleh lebih dari :

Uji laboratorium Nilai Maksimum (%)

Kadar lumpur, AASHTO T 112 1,0

Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 3,0

Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1,95 1,0

Sifat pisik agregat halus harus memenuhi ketentuan:

Karakteristik Agregat Standar Uji Nilai yang diijinkan

Berat (specific gravity) AASHTO T84 Lebih dari 2,55


Penyerapan air AASTHO T84 Kurang dari 3,0%
Kehilangan akibat abrasi AASHTO T96 Kurang dari 30%
Kekekalan (soundness) AASHTO T104 Kurang dari 10%
Akan ditetapkan
Ketahanan alkali-silika Cara kimia
(JIS 1145)

B-1.2.4 Penyimpanan Agregat


Penyedia wajib menyerahkan rencana penyimpanan agregat dan cara penanganan/
perlakuannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui sebelum pekerjaan beton
dilaksanakan. Usulan rencana penyimpanan agregat tersebut harus cukup rinci untuk
menunjukkan bahwa agregat akan terjaga dari kontaminasi dan memenuhi ketentuan
dalam spesifikasi ini.
Penyimpanan agregat kasar harus terpisah dari agregat halus, baik di lokasi sumber
agregat/quarry maupun di lokasi base-camp/batching plant dan harus dijaga dari

3
kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang berasal
dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran yang
berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan penanganan/perlakuan
agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran.
Di tempat pekerjaan beton misalnya lining saluran dan lain-lain, Penyedia harus
menyediakan alas dari anyaman bambu atau bahan lainnya untuk tempat penyimpanan
sementara agregat dalam jumlah yang tidak banyak agar tidak bercampur dengan tanah di
sekitarnya atau terkontaminasi dengan bahan lain.

B-1.3 Air
Penyedia wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan untuk campuran
beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.
Bila dipandang perlu oleh PPK, kualitas air yang akan digunakan, dipastikan dengan uji
laboratorium sesuai dengan ASTM C70 atau JIS yang sesuai.

B-2 Campuran Beton


B-2.1 Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran
Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton disetujui PPK,
Penyedia wajib membuat dan melakukan uji-coba campuran beton untuk semua tipe beton
yang akan dipakai di pekerjaan sebelum pekerjaan beton dilaksanakan.
Uji coba campuran juga dimaksudkan untuk menunjukkan : kemudahan pengerjaan beton
dan tidak terjadinya proses segregasi selama pengangkutan beton, kandungan semen yang
minimum tetapi menghasilkan beton dengan kuat tekan sesuai rencana, kemudahan dalam
pengerjaan serta daya tahan beton yang baik.
Penyedia wajib menyerahkan data hasil uji coba campuran termasuk proporsi campuran
dan kuat tekan beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari kepada PPK untuk dikaji
dan disetujui.
Proporsi campuran untuk setiap tipe beton akan diputuskan PPK berdasarkan hasil dari uji
coba campuran dan uji laboratorium (testing) yang dikerjakan Penyedia, dan selama
pelaksanaan pekerjaan PPK mungkin akan me-modifikasi proporsi campuran untuk
mendapatkan beton dengan kepadatan, kemudahan pengerjaan, kekentalan campuran dan
kuat tekan yang maksimum dengan perbandingan air/semen yang minimum.
Proporsi campuran yang telah disetujui PPK, segera dikonversikan pada proporsi setiap
bahan di lapangan, agregat dan semen diukur berdasarkan beratnya sedang air dan bahan
tambah kimia berdasarkan volumenya.
Beton yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan diklasifikasi berdasarkan hasil uji
kuat tekan benda uji beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan panjang 30 cm
dengan umur beton 28 hari sesuai AASHTO T22 dan AASHTO T23 sebagai berikut :
Kuat tekan umur 28 hari Ukuran Perkiraan
Rasio Kisaran
(kg/cm2) maksimum kandungan
Tipe beton*** maksimum nilai slump
Kubik Silinder agregat semen
air/semen (cm)
15 cm 15cmx30cm (mm) (kg/cm3)

Tipe-K450 450 400 - 0,40 420


(approx) (approx)
Tipe-K400 400 330 20 0,45 400 2~5
Tipe-K350 350 290 20 0,45 365 2~5
20 0,60 350
Tipe-K300 300 250 2~5
15(shotcrete) 0,35 ~ 0,50 400

Tipe -A (K225) 260 225 40 (20 mm)* 0,50 330 5 ~ 15


(2 ~ 8)*

4
Tipe -A (K225,
dengan pompa 260 225 20 mm 0,50 350 8 ~ 15
beton) (2 ~ 8)*
Tipe-B (K175) 200 175 40(20 mm)** 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-B (K175,
dengan pompa 200 175 20 mm 0,50 320 8 ~ 12
beton)
Tipe-B Lining 200 175 20 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-C (K125) 145 125 40 0,55 250 5~7,5
Tipe-D(K100) 115 100 20 0,55 200 7,5~10

* untuk beton pracetak


** beton 1:2:3 yang ditunjukkan dalam gambar seharusnya beton Tipe-B, dan beton tipe A1 dan B1
dalam gambar seharusnya beton tipe A dan tipe B
*** tipe beton yang ditunjukkan dalam gambar tetapi tidak sesuai dengan tipe-tipe beton tersebut diatas
harus ditetapkan oleh PPK.

Nilai slump campuran beton harus serendah mungkin yang akan memungkinkan
pemadatan yang baik dengan alat yang disepakati untuk pekerjaan beton. Tidak diijinkan
menambahkan air untuk mengurangi kekentalan beton.
Pada kondisi memperbaiki mutu campuran, klasifikasi beton ditentukan sebagai berikut:
Kuat tekan umur 28
Ukuran Perkiraan
hari (kg/cm2) Rasio Kisaran
maksimum kandungan
Tipe beton Kubik Silinder maksimum nilai slump
agregat semen
15 cm 15cmx30c air/semen (cm)
(mm) (kg/cm3)
m
Tipe -A (K225,
dengan pompa 260 225 20 mm1) 0,50 350 8 ~ 18
beton)
Tipe-B (K175,
dengan pompa 200 175 20 mm1) 0,50 320 8 ~ 18
beton)
Catatan: 1) : Biasanya menggunakan silinder diameter 150 mm (Jika menggunakan silinder diameter 200
mm, maka dapat dengan MSA sampai 40 mm

Ukuran maksimum agregat kasar adalah sepertiga (1/3) diameter pipa pompa bagian
dalam. Sebaiknya ukuran maksimum agregat dibatasi dua perlima (2/5) diameter pipa
bagian dalam atau sesuai dengan instruksi PPK.
Kalau tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan PPK, tipe beton dan
penggunaannya dilokasi pekerjaan sebagai berikut :

Tipe Beton Penggunaan di Pekerjaan

Tipe K450 Balok beton pracetak pra-tekan I atau T dan tiang pancang beton
bertulang
Tipe K450 Beton pra-tekan untuk balok jembatan atau tiang pancang beton
pracetak sesuai dengan gambar atau perintah PPK.
Tipe K350 Beton pra-tekan untuk lantai jembatan atau sesuai dengan gambar
atau perintah PPK.
Tipe K300 Shotcrete dan lain-lain.
Tipe A (K225) Balok dan lantai jembatan, beton pracetak, lining terowong dan unit
lain dan bagian tertentu yang ditetapkan dan lain-lain.
Tipe B (K175) Fondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai jembatan,
dan lain-lain
Tipe A (K225) dengan Balok dan lantai jembatan, lining terowong dan unit lain dan bagian

5
pompa beton tertentu yang ditetapkan dan lain-lain.
Tipe B (K175) dengan Fondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai jembatan,
pompa beton dan lain-lain
Tipe B Lining (K175)*1 Lining saluran
Tipe C (K125) Beton masif, tubuh bendung dan lain-lain.
Tipe D (K100) Beton lantai kerja
*Beton plastik fiber harus dikonfirmasi terhadap pasal C-17.3

B-2.2 Pengadukan (Pencampuran) Beton


Mixer dengan drum pencampuran dan pengaduk beton baik yang dapat berputar
horizontal maupun miring harus selalu dalam keadaan bersih dengan kondisi yang baik
setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan. Drum tersebut harus dapat berputar dengan
kecepatan yang sesuai dan disetujui PPK, pengadukan yang terus-menerus tidak diijinkan.
Sebelum semen dan agregat dimasukkan ke dalam drum, terlebih dahulu air untuk
campuran beton dimasukkan ke dalam drum sebanyak kurang lebih 10% jumlah air yang
diperlukan untuk campuran beton, selanjutnya sisa air ditambahkan berangsur-angsur
selama pengadukan sehingga seluruh air untuk campuran beton sudah dimasukkan
kedalam drum sebelum seperempat waktu yang diperlukan untuk pengadukan berakhir.
Pengadukan beton dilanjutkan sampai warna dan kekentalan campuran beton terlihat
merata. Untuk mixer dengan kapasitas 750 liter pengadukan campuran beton dilanjutkan
tidak kurang dari 1,5 menit setelah seluruh volume air dimasukkan. Untuk setiap kenaikan
kapasitas mixer sebanyak 500 liter, waktu pengadukan beton perlu ditambah paling sedikit
15 detik.
Volume campuran beton yang akan diaduk tidak boleh melebihi kapasitas mixer yang
dipergunakan. Sebelum campuran beton yang baru akan dimasukkan ke dalam drum,
semua campuran beton lama harus dikeluarkan sehingga tiada sisa yang tertinggal dalam
drum. Bila karena suatu sebab pelaksanaan pekerjaan beton berhenti selama lebih dari 20
menit, mixer beserta perlengkapannya harus dicuci dengan air bersih. Sisa beton lama
yang mungkin masih tertinggal harus dibersihkan dengan memutar drum yang berisi
agregat dan air, sebelum dipergunakan untuk pengadukan beton yang baru.
Penyedia wajib memeriksa mixer setiap hari dan memperbaiki kerusakan yang ada
sehingga mixer selalu dalam keadaan baik, bersih dan siap untuk operasi.

B-2.3 Pengadukan Beton dengan Concrete Mixer


Pengadukan beton dengan cara manual (tenaga manusia) tidak diperkenankan. Bila
kondisi lokasi pekerjaan hanya memungkinkan penuangan/pengecoran beton dengan
volume yang sedikit, maka pengadukan beton menggunakan concrete mixer dapat
dilaksanakan dengan persetujuan PPK.
Campuran semen, agregat halus, agregat kasar dan air boleh dibuat berdasarkan volume,
Penyedia harus menyediakan kotak yang kuat dan bagus sebagai sarana pengukur volume
yang cukup teliti dan harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum dipergunakan disetiap
concrete mixer.
Kira-kira 10% dari air yang diperlukan bagi campuran beton, harus sudah dimasukkan ke
dalam drum sebelum semen dan agregat dimasukkan, dan sisa air dituangkan ke dalam
drum berangsur-angsur selama proses pencampuran dan pengadukan sedang berlangsung.
Seluruh volume air yang diperlukan untuk campuran beton harus sudah dituangkan ke
dalam drum pada menit pertama pengadukan. Waktu terbaik untuk pengadukan
seharusnya ditetapkan berdasarkan hasil uji/tes, tetapi umumnya tidak boleh kurang dari 3
(tiga) menit.

6
Penyedia wajib menjamin bahwa pengawas dan pekerja benar-benar sudah terlatih dengan
baik dalam penggunaan concrete mixer dengan produksi beton yang berkualitas dan
memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.

B-2.4 Sisa Beton


Penyedia wajib menyampaikan kepada PPK sisa harian volume beton untuk setiap tipe
beton termasuk berat semen yang dipergunakan di setiap lokasi pekerjaan permanen
maupun pekerjaan non permanen.

B-3 Pengangkutan dan Penuangan/Pengecoran Beton


B-3.1 Umum
Penyedia sebelum melaksanakan pekerjaan beton baik untuk pekerjaan permanen maupun
non-permanen wajib menyampaikan metoda kerja pengangkutan dan penuangan beton
kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui. Metoda kerja tersebut harus menguraikan
secara rinci seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan beton yang meliputi akses menuju ke
lokasi kerja dan sekitarnya, material, peralatan dan pekerja, metoda, tahapan dan urutan
kegiatan, pemadatan dan perawatan beton, dan kegiatan pembuatan benda uji dan uji
laboratorium yang akan dikerjakan.
Tidak diijinkan melaksanakan pengecoran beton sebelum metoda kerja di atas disetujui
PPK.
Tidak diijinkan melaksanakan kegiatan pembetonan jika: hasil pekerjaan galian, cetakan,
pemasangan besi tulangan dan bagian konstruksi/material yang nantinya akan tertanam
dalam beton dan lain-lain belum diperiksa dan disetujui PPK termasuk keamanan akses
menuju dan sekitar lokasi pekerjaan.
Segera setelah pencampuran dan pengadukan beton dilaksanakan beton harus diangkut ke
lokasi kerja dengan metoda yang menjamin keberlanjutan pengiriman beton dengan aman
bebas dari separasi dan kontaminasi serta kemudahan dalam pengerjaan (workability)
pada waktu dan tempat pengecoran.
Semua beton harus sudah dituangkan/dicor dan dipadatkan dalam waktu 1 (satu) jam sejak
pencampuran/pengadukan dan beton yang sudah mulai mengeras dilarang digunakan
untuk pekerjaan.

B-3.2 Limitasi Cuaca


Penuangan/pengecoran beton pada hari hujan tidak diperkenankan. Bila mulai turun hujan
atau akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang berlangsung, maka
pelaksanaan pekerjaan harus diberhentikan dan sambungan konstruksi harus dibuat dan
perawatan beton untuk bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus dilaksanakan.
Dalam hal dilakukan penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai turun hujan,
permukaan beton yang sedang dalam proses mengeras harus ditutup dengan rapat dan
dilindungi dari curah hujan dengan upaya/cara yang disetujui PPK untuk mencegah
hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton serta mencegah
kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan.
Bila penuangan/pengecoran beton dilakukan dalam kondisi cuaca sedemikian sehingga
menimbulkan kekhawatiran temperatur beton akan meningkat sampai melampaui 320C,
Penyedia wajib menyiapkan langkah dan upaya yang efektif misalnya mendinginkan lebih
dahulu agregat dan air untuk campuran beton, melindungi lokasi kerja dengan tenda atau
melaksanakan penuangan beton diwaktu malam untuk menjaga temperatur beton di bawah
320C.
Bila kualitas beton dinilai PPK tidak memenuhi ketentuan spesifikasi ini karena Penyedia
mengabaikan ketentuan diatas, atau karena ketidak hati-hatiannya atau karena sebab-sebab

7
lain, maka beton tersebut harus dibongkar dan dibuang serta dicor ulang dengan
mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi ini hingga memuaskan PPK dengan beban biaya
Penyedia.

B-3.3 Penyiapan Fondasi


B-3.3.1 Fondasi untuk Bangunan
Sebelum penuangan beton dilaksanakan di atas fondasi yang sudah terlebih dahulu
disiapkan dengan baik, Penyedia wajib membersihkan dan membuang segala kotoran dan
benda-benda lepas: oli, cat dan material sejenisnya, lumpur, gumpalan tanah, puing-puing
dan genangan air sampai memuaskan PPK dan harus menjaga permukaan fondasi selalu
bersih dan tidak ada genangan air selama pelaksanaan penuangan/pengecoran beton.
Penuangan beton tidak boleh dilaksanakan sebelum pekerjaan galian dan penyiapan
fondasi diperiksa dan disetujui PPK.
Bila dalam gambar kerja ditunjukkan adanya beton untuk lantai kerja (beton Tipe-D),
maka beton lantai kerja harus dituang/dicor lebih dahulu dengan persetujuan PPK sebagai
pekerjaan persiapan pelaksanaan penuangan adukan beton konstruksi/bangunan.
Bila adukan beton akan dituang di atas fondasi batu, maka permukaan batu tersebut harus
terlebih dahulu dikasarkan (chipping), dicuci dan dibersihkan dengan tujuan agar
terbentuk ikatan yang kuat dengan menuangkan mortar sebelum pengecoran adukan
beton. Proporsi pasir/semen untuk mortar harus sama dengan proporsi pasir/semen
termasuk bahan tambah untuk adukan beton per meter kubik. Penuangan adukan beton
pada beton lantai kerja tidak perlu didahului dengan mortar.
Bila adukan beton dituang di atas beton lama atau pasangan batu, maka permukaan beton
lama atau pasangan batu harus lebih dahulu dikasarkan (chipping), disikat dengan sikat
baja atau sesuai dengan perintah PPK, dan harus dibersihkan dari segala kotoran dan
benda-benda lepas: oli, cat dan material sejenisnya, lumpur, gumpalan tanah, puing-puing
dan genangan air. Sebelum adukan beton segar dicor, permukaan beton lama atau
pasangan batu harus terlebih dahulu disiram air agar lembab dan dituang mortar atau
bahan lain yang disetujui PPK.

B-3.4 Penuangan Adukan Beton


Sebelum penuangan adukan beton ke dalam cetakan dilaksanakan, segala kotoran, debu,
paku, kawat, batu atau puing dan lain-lain harus dibuang dan dibersihkan, selanjutnya
permukaan cetakan dibasahi dengan air atau bahan kimia lain dan dihindari adanya
genangan air pada cetakan dan lokasi pengecoran.
Adukan beton harus dituang sedekat mungkin dengan lokasi akhir beton itu berada, guna
mencegah perubahan posisi besi tulangan, cetakan, atau komponen bangunan yang akan
tertanam dalam adukan beton. Penuangan adukan beton dilaksanakan lapis demi lapis
mendatar dengan tebal lapisan tidak melebihi 30 cm. Penuangan adukan beton harus
dikerjakan menerus diantara sambungan konstruksi yang telah disetujui.
Penuangan adukan beton dapat dikerjakan menggunakan talang-luncur atau pompa
dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 1 (satu) meter. Bila tinggi jatuh melampaui 1,5 (satu
setengah) meter, maka penuangan adukan beton harus menggunakan pipa. Pipa tersebut
harus selalu penuh dengan adukan beton selama pelaksanaan penuangan beton dan ujung
pipa harus selalu terbenam dalam adukan beton segar.
Bila diperlukan kemiringan yang tajam, talang luncur harus dilengkapi dengan papan-
papan pencegah segregasi atau talang luncur yang pendek-pendek dengan arah yang
berbalikan untuk mencegah segregasi.

8
Penuangan adukan beton menggunakan pompa dapat dilakukan dengan persetujuan PPK,
penempatan dan pengoperasian pompa harus diatur sedemikian rupa agar getarannya tidak
merusak adukan beton yang masih segar dan baru dalam proses mengeras (setting). Bila
adukan beton dituang dan dialirkan menggunakan alat mekanik/pneumatis dengan tekanan
tertentu, alat tersebut harus sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan dan dengan kapasitas
yang cukup. Pengoperasian pompa harus dilaksanakan sedemikian sehingga aliran adukan
beton berlangsung terus menerus tanpa adanya rongga-rongga udara. Adukan beton tidak
boleh dituang di genangan air atau air mengalir, dan air yang berakumulasi selama
pelaksanaan pekerjaan harus dibuang keluar lokasi kerja.
Adukan beton tidak boleh dituang pada beton yang sudah dituang/dicor terlebih dahulu
lebih dari 30 menit kecuali bila dibuat siar pelaksanaan (construction joint) pada bagian
tersebut sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. Bila karena suatu sebab penuangan beton
terpaksa dihentikan, maka siar pelaksanaan harus dibuat secara horizontal atau vertikal
sesuai dengan keperluan, dilengkapi dengan pengunci untuk menahan gaya geser, dan
pasak untuk memperkuat ikatan antar bagian konstruksi sesuai dengan perintah PPK.
Sebelum pekerjaan pembetonan dilanjutkan, permukaan beton harus dipotong atau di-
chipping untuk menghilangkan lapisan semen dan pasir halus (laitance) dan
memunculkan agregat beton, dan permukaan beton harus disiram air sehingga jenuh.
Bahan pengikat (bonding-agent) harus dituang sebelum pengecoran adukan beton yang
baru. Semua bahan yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus mendapat
persetujuan PPK.
Bila PPK menilai bahwa kecil kemungkinan penuangan adukan beton dapat dikerjakan
dengan baik disebabkan oleh sempitnya jarak antara besi tulangan dan banyaknya benda
yang akan terpendam dalam beton, tipisnya segmen beton dan lain-lain, Penyedia harus
menambahkan superplasticizer ke dalam adukan beton untuk menambah keenceran
adukan beton dengan biayanya sendiri. Sebelum penggunaan plasticizer Penyedia harus
menyampaikan kepada PPK rincian datanya termasuk spesifikasi, cara penggunaan,
kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan.
Kecuali bila diperintahkan lain oleh PPK, Penyedia dengan biayanya sendiri harus
menggunakan bahan tambah air entraining admixture (AE-admixture) dalam pelaksanaan
pekerjaan lining saluran untuk menambah kemudahan dalam pengerjaan adukan beton
dan menambah kedap air.
Penyedia harus menyampaikan kepada PPK rincian data AE-admixture termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-
lain untuk mendapat persetujuan.

B-4 Penggetaran dan Pemadatan Beton


B-4.1 Bangunan Beton Bertulang
Beton untuk bangunan harus dipadatkan menggunakan vibrator mekanik atau elektrik
yang sebelum digunakan harus mendapat persetujuan PPK. Vibrator yang dipakai harus
berdiameter yang sesuai dengan jarak besi tulangan, frekuensi tinggi dan harus
dioperasikan oleh operator yang berpengalaman.
Pemadatan beton harus dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut
cetakan, di sekitar besi tulangan dan peralatan/benda yang dipasang dalam beton sehingga
beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan harus
merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta harus
dicegah pemadatan yang berlebihan.
Alat penggetar/poker vibrator harus dimasukkan ke dalam adukan beton segar dengan
jarak yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai

9
antara satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga
adukan beton segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor
sebelumnya. Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung
udara dipermukaan adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga
puluh) detik sejak saat dimasukkan ke dalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator
harus dilakukan secara vertikal dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-
rongga udara.
Penyedia wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau
pelaksanaan pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan
akibat hal tersebut adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia dalam menyelesaikan
pekerjaan seluruhnya.

B-5 Perawatan Beton (Curing)


B-5.1 Umum
Perawatan beton yang baru dituang harus dipahami sebagai bagian yang integral dari
seluruh proses penuangan beton. Beton segar harus dirawat dalam keadaan selalu
lembab/basah selama tidak kurang dari 7 (tujuh) terus-menerus sejak beton tersebut
dituang.
Perawatan beton harus menggunakan curing compound, kecuali bila ditentukan/
diperintahkan lain oleh PPK.
Perawatan beton yang dikerjakan tidak sesuai dengan ketentuan, dianggap sebagai
pelanggaran/cacat yang dapat berakibat seluruh pelaksanaan pekerjaan beton dihentikan
oleh PPK sampai Penyedia memperbaikinya.
Cetakan beton yang dibuat dari kayu harus selalu dibasahi/disiram air selama masa
perawatan beton masih berlangsung. Sedang cetakan beton yang terbuat dari bahan metal
yang menghadap sinar matahari harus diberi naungan, atau dicat putih atau dilindungi
selama periode perawatan. Bila cetakan beton dibongkar sebelum masa perawatan 7
(tujuh) hari, cara perawatan lanjutan yang sudah disepakati harus dikerjakan oleh
Penyedia sampai selesainya masa perawatan beton selama 7 (tujuh) hari.
Penyedia harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan PPK tentang metoda kerja
perawatan beton, curing compound yang akan dipakai dan penyediaan material tersebut
dilapangan dalam jumlah yang cukup sebelum pekerjaan penuangan beton dilaksanakan.

B-5.2 Perawatan Basah


Perawatan basah adalah cara perawatan beton dengan menggenangi atau menyiramkan air
ke seluruh permukaan beton. Untuk menjaga kelembaban pada permukaan beton dapat
dilakukan dengan menutupinya dengan karung goni yang selalu dalam keadaan basah.
Penutupan dengan karung goni basah atau material lain harus dilakukan sesegera mungkin
sesudah pekerjaan finishing selesai dikerjakan dan tidak ada kemungkinan yang berakibat
rusaknya permukaan beton tersebut. Penutupan dengan karung basah harus berlanjut
sampai beton berumur 7 (tujuh) hari.
Pemakaian limbah/serbuk kayu tidak diijinkan karena dikhawatirkan dapat berakibat
merusak warna beton.
Metoda perawatan beton yang dapat berakibat kondisi beton berubah-ubah basah dan
kering, tidak dapat disetujui karena dianggap cara perawatan beton yang tidak benar.

10
B-5.3 Curing compound
Bila disetujui PPK, dapat dipakai liquid membrane curing compound yang memenuhi
ketentuan AASHTO M 148, Type 2 atau yang identik, untuk perawatan awal dan akhir
beton struktur dan lining.
Bila karena suatu sebab selaput curing compound pada permukaan beton rusak dalam
masa perawatan beton, permukaan yang rusak tersebut harus segera dipoles/disemprot
ulang dengan curing compound yang baru. Pemakaian curing compound pada permukaan
beton harus dilakukan segera setelah tidak lagi terlihat kilauan air pada permukaan beton
tersebut atau segera sesudah cetakan beton dibongkar.
Bila pemakaian curing compound harus ditunda, perawatan dengan pembasahan harus
dilakukan pada permukaan beton sampai perawatan dengan curing compound dapat
dilaksanakan.
Sebelum dipakai, curing compound harus terlebih dahulu diaduk merata kemudian
disemprotkan dengan halus ke permukaan beton menggunakan peralatan semprot sebagai
lapis pertama. Penyemprotan kedua kalinya dilakukan dengan arah tegak lurus terhadap
arah penyemprotan pertama. Dosis untuk setiap penyemprotan harus tidak kurang dari 1
liter curing compound untuk setiap 3,6 meter luas permukaan beton. Pemakaian curing
compound pada bagian sambungan harus dilakukan dengan hati-hati sehingga ikatan
antara beton dengan besi tulangan dan pemasangan joint sealer tidak terganggu.

B-6 Toleransi Pekerjaan Beton


Bila gambar dan Spesifikasi ini tidak menyebutkan tentang toleransi, maka toleransi yang
ditentukan dalam pasal ini dapat dipergunakan. Pekerjaan beton yang melampaui toleransi
yang diijinkan dalam Pasal ini, harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti dengan biaya
ditanggung oleh Penyedia.
Penyedia bertanggung jawab terhadap penempatan/pemasangan serta pengawasan/
penjagaan posisi cetakan beton, besi tulangan, dan barang/peralatan yang akan terpasang
dalam beton dalam batas-batas toleransi yang ditetapkan. Toleransi yang diijinkan untuk
pekerjaan beton, kecuali ditentukan dalam gambar harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
Toleransi
Item
yang diijinkan
1. Sipon monolit, gorong-gorong, flume
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan tebal beton yang terbesar antara:
• minus 2,5 % atau 1 cm
• plus 5% atau 1 cm
(4) perbedaan dari dimensi bersih (dalam) 0,5 %
2. Bendung, pilar pintu, pangkal jembatan, pilar jembatan, transisi
untuk inlet dan outlet, saluran pembuangan (waste way) dan
bangunan pelimpah, bangunan kontrol (check structure),
bangunan terjunan, bangunan bagi (division structure), turn out
dan bangunan sejenis:
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal/tegak lurus, atau
perbedaan terhadap garis permukaan kolom, pilar dinding
dan tangga:

11
Toleransi
Item
yang diijinkan
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
3. Bangunan lain
(1) Perbedaan dari arah datar atau dari kemiringan terhadap
ketentuan dalam gambar untuk lantai, kolom, alur
horizontal dan susunan tangga.
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
(2) Perbedaan dimensi tampang melintang dari kolom, pilar,
lantai, dinding, balok dan bagian sejenis dari bangunan pada
3.(1)
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(3) Perbedaan tebal beton lantai jembatan
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(4) Footing (fondasi)
(a) perbedaan dimensi (lebar, panjang)
• minus 1 cm
• plus 5 cm
(b) kesalahan penempatan atau eksentris, % terhadap lebar 2%, tidak lebih dari
footing kearah kesalahan 5 cm
(c) kekurangan tebal 5%
(5) Perbedaan ukuran dan lokasi bukaan lantai dan dinding 5 cm
(6) Deviasi dari arah vertikal atau datar untuk sill dan dinding 0,1%

4. Penempatan/Pemasangan Besi Tulangan


(1) Perbedaan tebal selimut beton 10%
(2) Perbedaan jarak besi tulangan dari ketentuan 2 cm
5. Pemasangan/penempatan beton pracetak (panjang=L)
(1) terhadap sumbu/jalur 1%L,tidak lebih
dari 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) 1%L, tidak lebih
dari 2 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal untuk beton pracetak yang 1 cm setiap 3 m
dipasang tegak.

B-7 Uji Mutu Beton


Penyedia wajib melakukan uji mutu beton di laboratorium miliknya kecuali ditentukan
tersendiri dalam Spesifikasi ini. Uji mutu beton tersebut adalah uji mutu semen dan
agregat beton, uji kuat desak contoh benda uji berbentuk silinder yang diambil selama
pelaksanaan pengecoran beton, juga uji kuat desak contoh benda uji yang diambil dari
lining beton (concrete coring).
Bila tidak ditentukan lain, uji mutu material beton dan pekerjaan beton yang telah selesai
dikerjakan, dilakukan sesuai dengan ketentuan dan frekuensi seperti yang diuraikan di
bawah ini. Tetapi, Penyedia wajib melaksanakan uji mutu di atas dengan frekuensi yang
lebih tinggi/banyak, bila PPK berpendapat bahwa material beton yang berada di lokasi
kerja atau pekerjaan beton yang telah selesai dikerjakan tidak memenuhi Spesifikasi ini.

12
B-8.1 Uji Mutu Beton Selama Pelaksanaan
Standar uji yang dipakai untuk uji mutu seperti disebut di bawah ini, atau yang setara JIS,
atau ketentuan dan frekuensi yang ditetapkan PPK.

Material dan Uji Mutu Standar *) Frekuensi


1. Semen
Sertifikat pabrik Setiap 100 ton semen
(1) Soundness ASTM C151
(2) Time of setting ASTM C191
(3) Compressive strength ASTM C109 sesuai yang ditentukan PPK
(4) False set ASTM C451
(5) Firmness test ASTM C184
2. Agregat kasar (1) Setiap sebelum uji-coba
(1) Gradation ASTM C 136 campuran, dan
(2) Loss test (washing) ASTM C 128 (2) Setiap 500 m3 material dari
(3) Specific gravity ASTM C 131 setiap quarry yang dikirim ke
(4) Loss by abrasion ASTM C 535 lokasi kerja, dan
(5) Soundness ASTM C 88 (3) Setiap kali ganti quarry.
3. Agregat halus
(1) Gradation ASTM C 136 (1) Setiap sebelum uji coba
campuran,dan
(2) Loss test (washing) -
(2) Setiap 500 m3 material dari
(3) Specific gravity ASTM C 128
setiap quarry yang dikirim ke
(4) Loss by abrasion ASTM C 131 lokasi kerja, dan
ASTM C 535 (3) Setiap kali ganti quarry
(5) Soundness ASTM C 88
(6) Water absorption -
4. Beton
(1) Slump ASTM C143 (1) 2 (dua) kali/hari untuk setiap
tipe beton yang dicor di lokasi
kerja,
(2) Setiap bagian/segmen
pekerjaan untuk pengecoran
beton,
(3) Setiap campuran/adukan beton
(batching).

(2) - Kuat desak (compresive ASTM C39 Satu sample terdiri dari 6 (enam)
strength) ASTM C192 benda uji silinder untuk setiap tipe
beton yang dicor setiap hari atau
setiap bagian (segment)
- Kuat desak untuk Dengan 100 mm Intruksi dari Engineer
beton keras atau 150 mm core
(compresive ASTM C42
strength, hardened
concrtete)
(3) Air content ASTM C231 Setiap uji coba campuran (trial
mix) dan setiap 3 (tiga) bulan
untuk setiap tipe beton.
(4) Density (canal lining) 100 mm coring, 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor
(5) Kuat desak (canal lining) 100 mm coring 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor.
(6) Toleransi Lihat Pasal C-8 Setiap bagian yang sudah selesai
(7) Batching Plant (a) uji berat dan volume sekali

13
Material dan Uji Mutu Standar *) Frekuensi
sebulan
(b) kalibrasi setiap 6 bulan
*) Untuk nilai yang diijinkan (permissible value), lihat gambar dan spesifikasi.

Untuk setiap 100 (seratus) m3 beton yang dicor secara terus menerus setiap hari harus
diambil 3 (tiga) sample dan tidak kurang dari 1 (satu) random sample. Benda uji harus
berbentuk silinder dengan diameter 15 (lima belas) cm dan tinggi 30 (tiga puluh) cm yang
akan diuji kuat desak setelah dirawat selama 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari. Hasil uji kuat desak harus dianalisa secara statistik dengan 2 (dua) metoda sebagai
berikut:
(1) Metoda Sampling
Metoda sampling diterapkan untuk bagian tertentu dari suatu blok/lot pekerjaan, dan
penetapan mutu beton secara keseluruhan untuk blok/lot tersebut dilakukan
berdasarkan data hasil uji laboratorium seluruh bagian dari blok/lot tersebut.
Metoda ini diterapkan untuk pekerjaan bangunan skala besar, atau pekerjaan dengan
volume beton besar, atau atas perintah PPK.
(a) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari 80% kuat desak yang ditetapkan
desain (ck) dengan probabilitas lebih dari 5%. Kuat desak yang memenuhi
syarat ini (m) diperoleh dengan rumus:
m ≥ 0,8 * ck + Ka*σ ............................... (a)

dimana, m : kuat desak rata-rata beton umur 28 hari dari seluruh hasil
uji per bagian blok/lot yang dilaksanakan secara berurutan.
Ka : probabilitas distribusi normal
σ : standard deviasi.

(b) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari ck dengan probalitas 25%.

m ≥ ck + Kb * σ .................................. (b)

dimana, ≥ Kb : probabilitas distribusi normal

(2) Metoda Pemeriksaan


Metoda pemeriksaan diterapkan untuk bangunan skala kecil, dan kualitas beton
harus ditetapkan berdasarkan nilai rata-rata kuat desak beton dibandingkan dengan
nilai yang diijinkan atau atas perintah PPK.
Standard deviasi diperoleh hasil uji laboratorium dan jika hasil yang diperoleh
memenuhi rumus (a) dan (b), kualitas beton dinilai memenuhi spesifikasi dengan
menggunakan rumus (c) dan (d) sebagai berikut:

  0,8ck  Ka. V ................(c )


  ck  Kb * V .......... .......... ..( d )

dimana,  : kuat desak beton rata-rata


V : hasil uji yang menunjukkan distribusi impartial
Ka,Kb : koefisien untuk penilaian

14
Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dan selanjutnya
pada setiap saat pengambilan benda uji untuk kuat desak dan saat-saat lain bila
diperintahkan PPK.
Semua uji/tes di atas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar yang
dijelaskan dalam spesifikasi ini.

B-8.2 Pemeriksaan Pekerjaan Selesai


Penyedia wajib melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti bersama PPK pada
pekerjaan saluran irigasi, drainasi dan bangunan irigasi yang sudah selesai, dan bila air
sudah mengalir di jaringan irigasi untuk memastikan ada/tidak ada kebocoran.
Penyedia harus memastikan penyebab kebocoran dan mengerjakan perbaikan yang
diperlukan sebelum dapat diterima dengan baik oleh PPK.

B-9 Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Beton


Pengukuran prestasi pekerjaan beton untuk semua tipe beton harus dilakukan dalam meter
kubik (m3) beton yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensinya yang
ditunjukkan dalam gambar kerja. Tidak ada pengurangan volume beton yang ditempati
besi beton, besi profil atau benda/peralatan lainnya yang terpendam dalam beton.
Pembayaran untuk semua tipe beton dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus sudah diperhitungkan
termasuk biaya untuk pekerja, material, alat peralatan, penuangan beton, pemadatan, dan
perawatan termasuk bahannya, bahan tambahan baik bersifat kimia (admixture) maupun
mineral (additive), pekerjaan penyelesaian/finishing dan semua pekerjaan non-permanen
untuk akses dan pendukung, tanggul pelindung dan pengaman, saluran pengelak, relokasi
dan pengamanan serta pengeringan kecuali pekerjaan non-permanen (general-items), uji
laboratorium yang diharuskan dalam spesifikasi dan pekerjaan perbaikan lainnya.

15
B-10 Pekerjaan Cetakan Beton
B-10.1 Umum
Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya untuk desain dan pelaksanaan pekerjaan cetakan
beton termasuk perancah (false work/scaffolding), dan wajib menyerahkan desain dan
metoda kerja kepada PPK guna mendapat persetujuan paling lambat 2 (dua) bulan
sebelum pekerjaan cetakan beton tersebut dilaksanakan termasuk gambar kerja, dan
perhitungan teknis, rincian dari material dan produk pabrik yang akan dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan cetakan.
Pekerjaan cetakan beton dapat dibuat dari kayu atau besi dengan desainnya harus
menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat, penopang
dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar karena menahan
adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja penuangan dan pemadatan
beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula tidak diperhitungkan.
Penyedia wajib menyerahkan desain dan metoda kerja untuk pembuatan cetakan beton
kepada PPK guna mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan. Desain cetakan dan
perancah harus memuat rincian dasar perhitungan, beban dan tegangan yang ditanggung
konstruksi, asumsi, sifat dan karakteristik material yang dipakai, rincian konstruksi yang
diusulkan termasuk ukuran balok, papan penyekat, penopang, penguat dan perancah.
Metoda kerja penuangan beton, pemadatan, perawatan dan lain-lain harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini Pasal C-3.4, C-4, C-5 dst.
Penyedia tidak diperkenankan melakukan pengadaan material sebelum memperoleh
persetujuan PPK.
Cetakan harus dibuat dengan cukup teliti sehingga memperlihatkan bentuk beton seperti
yang diuraikan dalam metoda kerja di atas. Penyedia juga harus memperhatikan perlunya
penyesuaian terhadap terjadinya penyusutan, pemampatan/penurunan (settlement) atau
lendutan/defleksi yang mungkin terjadi selama pelaksanaan sehingga beton yang
dihasilkan benar-benar sesuai dengan dimensi dan toleransi yang disyaratkan.
Cetakan harus dilapisi dengan plywood yang baru atau metal dengan persetujuan PPK,
sehingga akan diperoleh permukaan beton yang halus dengan texture, warna dan
penampilan yang seragam. Metal pelapis cetakan tidak boleh berkarat yang dikhawatirkan
akan menempel pada permukaan beton dan dengan sambungan yang baik sehingga tidak
meninggalkan bekas atau cacat pada permukaan beton.
Berdasarkan pengukuran dan pembayarannya, cetakan beton dibedakan dalam 3 tipe
cetakan tergantung dari tinggi dari dinding bangunan atau tinggi dari dasar atau
permukaan tanah seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan perintah
PPK:

Tipe-A1 : Cetakan tanpa penopang untuk bangunan beton/tembok beton dengan


tinggi kurang atau sama dengan 1,0 m yang diukur dari dasar atau
permukaan tanah.
Tipe-A2 : Cetakan dengan penopang, penyokong dan perancah yang agak berat,
untuk bangunan beton dengan tinggi dinding lebih dari 1,0 m dan kurang
atau sama dengan 5,0 m yang diukur dari dasar atau permukaan tanah.
Pengukuran untuk pembayaran cetakan tipe ini harus dimulai dari 0,0 m
sampai puncak dinding dimana cetakan tipe-A2 dipasang.
Tipe-A3 : Cetakan dengan penopang, penyokong dan perancah yang berat, untuk
bangunan beton tinggi dinding lebih dari 5,0 m yang diukur dari dasar
atau permukaan tanah. Pengukuran untuk pembayaran cetakan tipe ini

16
harus dimulai dari 0,0 m sampai puncak dinding dimana cetakan Tipe-
A3 dipasang.

Dalam hal tinggi cetakan dalam satu bagian/segmen pekerjaan bervariasi, maka tinggi
rata-rata yang dihitung dari gambar kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan
tipe cetakan.
Semua sudut beton exposed harus ditutup dengan pengisi/listel berbentuk segitiga dengan
ukuran tidak kurang dari 1 cm x 1 cm x 1 cm untuk mencegah mortar mengalir keluar dan
mempersiapkan permukaan yang halus dan lurus atau dengan cara lain sesuai perintah
PPK. Pengisi segitiga/listel dibuat dari kayu kualitas baik, lurus dan dengan permukaan
yang dihaluskan.
Lubang-lubang yang disediakan pada cetakan untuk tujuan pemeriksaan kondisi di dalam
cetakan dan untuk membuang air yang dipakai untuk mencuci cetakan, harus dapat
dengan mudah ditutup sebelum pekerjaan penuangan beton dikerjakan.
Seringkali untuk memperkuat cetakan dilakukan dengan memasang baut atau
penguat/pengunci (clamp) dalam jumlah yang cukup kuat untuk mencegah cetakan
mengembang. Baut dan clamp yang dipakai harus dari jenis dan tipe yang dapat dipotong
di bawah permukaan beton 2 cm atau lebih sehingga tidak ada metal sedalam 3 cm dari
permukaan beton.
Seluruh permukaan cetakan yang bersinggungan/kontak dengan beton harus dilapisi
dengan bahan kimia (non-staining releasing agent) agar cetakan dapat dilepas dengan
bersih dan mudah. Pemolesan permukaan cetakan dengan bahan kimia dikerjakan
sebelum besi tulangan dipasang, dan harus dijaga agar non-staining releasing agent tidak
mengotori besi tulangan. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, cetakan harus
dibersihkan dan dibasahi dengan baik.
Penuangan beton tidak diijinkan untuk dilaksanakan sebelum seluruh besi tulangan,
waterstop, joint element, anchor, embedded item dan lain-lain sudah dipasang Penyedia
dengan baik sesuai gambar kerja dan diperiksa serta disetujui PPK.

B-10.2 Pembongkaran Cetakan


Cetakan yang dipasang vertikal untuk bangunan, tidak boleh dibongkar lebih cepat dari 3
(tiga) hari atau 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah beton dituangkan.
Cetakan dengan perancah/penopang/penguat sementara untuk balok dan lantai beton harus
dijaga tetap berada pada tempatnya selama paling sedikit 10 (sepuluh) hari atau sampai
beton telah mencapai kuat desak paling sedikit 85% dari kuat desak menurut desain.
Cetakan untuk lining beton saluran dapat dibongkar 24 (dua puluh empat) jam sesudah
adukan beton dituang.

B-10.3 Pengukuran dan Pembayaran Cetakan


Pengukuran dilakukan berdasarkan luas (m2) cetakan untuk masing-masing tipe cetakan :
Tipe-A1, Tipe-A2 dan Tipe-A3, yang diukur adalah luas bersih permukaan cetakan
tempat beton berada berdasarkan gambar termasuk permukaan beton pada konstruksi
sambungan, dan ujung penutup.
Pembayaran pekerjaan cetakan beton dilaksanakan berdasarkan harga satuan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus termasuk harga/biaya untuk pekerja,
peralatan, material dan semua pekerjaan yang berkaitan termasuk pekerjaan pemasangan
dan pembongkaran cetakan, penopang, perancah dan lain-lain.

17
Cetakan beton untuk beton lantai kerja, beton pracetak dan sebagainya, tidak dibayar dan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton bersangkutan.

B-11 Besi Tulangan


B-11.1 Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir yang
memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84, dengan
karakteristik sebagai berikut:

Property Besi Ulir Besi Polos


Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57
2
Yield point (kg/mm ) 30 atau lebih 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih

Penyedia harus mendapat persetujuan PPK untuk pengadaan besi tulangan yang akan
dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya ke lokasi
pekerjaan. Penyedia dengan biaya sendiri harus melakukan uji material bila diminta PPK
dengan prosedur baku uji yang disetujui PPK.
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui PPK. Dua besi tulangan dengan diameter yang sama
yang diambil secara random dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak
boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan
harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.

B-11.2 Gambar Pembesian


Penyedia wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya di
lokasi pekerjaan.

B-11.3 Pemasangan Besi Tulangan


Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi yang
ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus dipasang
pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan
beton.
Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan kuat
pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama proses penuangan
dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak
diijinkan mencuat keluar permukaan beton.
Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat desak
tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai dengan desain tebal
selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan disiram air sesaat sebelum beton
dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya yang
menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan beton.

18
Penyedia wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada PPK untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan
secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.

B-11.4 Penyambungan Besi Tulangan


Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada gambar
kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh PPK.
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya tidak
diperkenankan tanpa persetujuan PPK. Penyambungan harus dilakukan dengan overlap
sepanjang mungkin.
Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang dari 30
(tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara overlap, besi
tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut beton
tetap memenuhi ketentuan.

B-11.5 Selimut Beton


Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam gambar, atau atas perintah PPK.

B-11.6 Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan


Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat ton untuk setiap
jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang dihitung untuk
besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar dan
gambar pembesian/penulangan yang disetujui PPK.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti sbb:

Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31

Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di atas, PPK akan
menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan
dalam standar SNI atau JIS.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan yang dinyatakan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Engineer akan diperhitungkan dalam pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing tipe
besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan

19
ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan
besi tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.

B-12 Benda Terkubur/Terpendam Beton


Penyedia wajib memastikan benda-benda dan peralatan yang akan terkubur/terpendam
adukan beton harus sudah terpasang dengan kuat dan tepat pada posisinya sesuai gambar,
sebelum pelaksanaan penuangan beton. Semua benda-benda tersebut harus bersih dan
bebas dari kotoran, oli, mortar dan bahan lain yang berakibat buruk pada beton.

20
Sub-bagian C Pekerjaan Besi

C-1 Pekerjaan Besi


(1) Umum
Selain gambar pekerjaan besi yang terdapat dalam Dokumen Lelang, tidak akan ada
gambar lagi yang diberikan, Penyedia bertanggung jawab untuk desain dan
penyelesaian seluruh gambar yang diperlukan untuk pabrikasi dan pemasangan/
penyetelan pekerjaan besi sesuai dengan gambar dan spesifikasi atau perintah PPK.

Kecuali hydro-mechanical and electrical works dalam Sub-bagian G dari spesifikasi


ini, seluruh pekerjaan besi harus dipersiapkan/ disediakan dan dipasang dibangunan
sesuai dengan gambar. Pekerjaan besi ini meliputi sebagai berikut:
(a) Pekerjaan rangka besi untuk menara pantau.
(b) Pipa besi untuk tangga
Penyedia wajib menyiapkan desain dan gambarnya dan diserahkan kepada PPK
untuk diperiksa dan disetujui sebelum dilaksanakan, pengadaan pekerjaan besi tanpa
persetujuan PPK menjadi tanggung jawab Penyedia.
(2) Pengelasan
Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan American Welding
Society (AWS) atau ketentuan lain yang setara dan berlaku di Indonesia. Persiapan
dan tata cara pengelasan harus dibuat rinci dan diserahkan Penyedia kepada PPK
untuk disetujui sebelum pekerjaan pengelasan dilaksanakan.
Setiap juru las harus menyiapkan/ menyerahkan contoh hasil las yang dikerjakannya
sebelum pekerjaan pengelasan yang sebenarnya dilaksanakan dan selama jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan permintaan PPK.
Pekerjaan pengelasan tidak diijinkan untuk dilaksanakan sebelum tata cara
pengelasan, kecakapan/ kemampuan juru las, dan sistem uji kualitas hasil
pengelasan diterima disetujui PPK.

C-2 Pekerjaan Besi Terpendam Beton


Pekerjaan besi yang akan terpendam dalam beton, harus dipersiapkan dari bahan
berkualitas baik dan dipasang oleh Penyedia sesuai dengan gambar kerja atau perintah
PPK.
Setelah konstruksi beton selesai dikerjakan, bagian dari besi yang terpendam dalam beton
yang berada di udara terbuka harus dicat sesuai dengan ketentuan dalam Pasal H-3 seluruh
permukaannya, kecuali pelat dan bout angker yang dipasang untuk pemasangan dan
penempatan pintu.
Pekerjaan besi yang terpendam dalam beton untuk kemudahan dan kelancaran
pemasangan pintu, tidak akan dibayar, biaya untuk pekerjaan tersebut sudah harus
diperhitungkan dalam biaya setiap pintu yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

C-3 Pengecatan

C-3.1 Urutan Pengecatan


Penyediaan dan pemakaian cat dan material untuk pengecatan besi, harus dilaksanakan
oleh Penyedia sesuai dengan rekomendasi tentang pemakaian cat tersebut di lokasi

1
tertentu/ khusus yang dikeluarkan oleh produsen cat. Penyediaan dan pemakaian cat harus
dilaksanakan mengikuti ketentuan. Kualitas cat dan material untuk pengecatan harus
mendapat persetujuan PPK.
Cat awal, undercoat harus dengan warna yang berbeda/ khusus sedang warna pengecatan
terakhir, finishing colour, harus disetujui PPK sebelum dikerjakan. Pengecatan harus
dikerjakan pada permukaan yang benar-benar bersih dan kering, dengan kondisi udara
yang tidak lembab atau pada siang hari, sehingga pada saat proses pengelasan sedang
berlangsung tidak terjadi pengembunan melainkan penguapan.
Pengecatan awal harus dikerjakan segera sesudah permukaan besi, kayu dan lain-lain
selesai dipersiapkan dan dibersihkan. Pengecatan tidak dapat dilakukan bila permukaan
yang akan dicat terlalu panas untuk jenis cat yang dipakai. Permukaan yang baru selesai
dicat harus dilindungi dari terik matahari untuk mencegah retak dan lecet.
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi pabrik, tanggung waktu pengecatan antara
lapisan cat yang baru selesai dikerjakan dengan pengecatan lapis berikutnya paling sedikit
24 jam. Sesudah pekerjaan pengecatan selesai, Penyedia wajib membersihkan bekas-
bekas cat dan mengecat ulang pada bagian yang kurang baik. Permukaan luar pengecatan
harus dilindungi dari cuaca sampai catnya benar-benar kering dan mengeras.

C-3.2 Lapisan Cat (Coating)

C-3.2.1 Umum
Pekerjaan pengecatan bangunan besi harus sudah termasuk pekerjaan persiapan
permukaan besi, penggunaan cat, perawatan dan pengeringan lapisan cat (coating),
pekerja, peralatan dan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pengecatan.
Kecuali bila tidak ditentukan tersendiri, ketentuan dalam Pasal diikuti dalam pelaksanaan
pekerjaan pengecatan.
Klasifikasi pekerjaan coating tersebut di atas harus ditentukan oleh PPK berdasarkan hasil
perencanaan.

C-3.2.2 Prosedur Pengecatan


Pengecatan/lapisan cat (coating) pekerjaan besi harus dikerjakan di bengkel kerja di lokasi
pekerjaan milik Penyedia atau tempat lain yang disetujui PPK. Pengecatan/ lapisan cat
coating di lokasi pemasangan pekerjaan besi tersebut dilaksanakan hanya untuk bagian-
bagian cat yang rusak atau bekas pengelasan.
Pengecatan/ lapisan cat (coating) harus dikerjakan menggunakan kuas yang halus/ bagus
atau dengan penyemprot (sprayer) tanpa angin, sehingga menghasilkan lapisan cat/coat
yang halus dan merata di seluruh permukaan besi. Pengecatan/ lapisan cat (coating) tidak
diperbolehkan bila kelembaban udara sekitar lokasi melebihi 90% atau dalam keadaan
akan terkena curahan air hujan sebelum permukaan cat mengering. Permukaan cat harus
dilindungi terhadap kelembaban dan pengembunan serta kontaminasi dengan bahan-bahan
lain.
Bila lapisan cat (coating) dikerjakan dengan menggunakan penyemprot (sprayer), cara
pelaksanaan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi bahan lapisan cat
(coating). Perlengkapan mesin penyemprot (sprayer) harus bersih dan bebas dari minyak
dan embun.
Lapisan cat/ coating harus seragam dan bebas dari pori-pori (lubang), kerut-kerut dan
cacat-cacat lainnya. Tenggang waktu antara pengecatan lapisan pertama dan berikutnya
harus mengikuti ketentuan pabrik/ produsen cat tersebut.

2
Pengecatan harus dikerjakan dengan teliti sehingga ketebalan lapisan cat sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi yang telah disetujui. Permukaan yang tidak akan dicat/ coated
tetapi berdekatan dengan permukaan yang akan dibersihkan dan dicat/ coated, harus
dilindungi selama proses pembersihan dan pengecatan sedang berlangsung.

C-3.2.3 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pekerjaan pengecatan/ coating untuk pembayaran dilakukan dengan satuan
ukuran luas dalam meter persegi (m2) permukaan besi yang benar-benar dicat/ coating
sesuai dengan gambar kerja atau atas perintah PPK.
Pembayaran pekerjaan pengecatan/ coating dilakukan berdasarkan harga satuan pekerjaan
tersebut yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga per meter persegi yang telah
dikerjakan dan selesai dengan baik. Pembayaran tersebut sudah termasuk biaya yang
dikeluarkan untuk upah pekerja, peralatan, material, perancah dan pekerjaan lainnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaian pengecatan/ coating dengan baik.

C-1 Perkerasan Jalan- Kerikil (Gravel Metalling)

C-1.2 Material Base

(1) Material untuk Base


Material granular untuk base coarse harus keras, kuat, padat, dan awet yang berasal
dari kerikil sungai/ quarry/ alamiah atau dari batu pecah, bersih, tidak mengandung
lumpur/ lempung dan material lain yang berakibat buruk. Susunan gradasi material
granular untuk base coarse harus memenuhi kriteria ASTM D1248-68 sebagai
berikut:

Ukuran Saringan Persentase Berat Lolos


(mm) (%)
40 100
25 80~100
20 70~90
4,75 35~60
0,425 10~24
0,075 4~16

Material granular yang dipakai untuk base coarse harus memiliki sifat fisik yang
memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Sifat Fisik/ Properties Ketentuan/ Nilai

Plasticity Index material lolos saringan 0,425 mm


Kurang dari 6
sesuai dengan ketentuan ASTM D 424

Soaked CBR, AASHTO T193, at maximum dry Untuk material lolos saringan
density sesuai dengan ketentuan ASTM D2216 20 mm, minimum 80%.

3
C-1.2 Metoda Kerja Base Coarse
Material granular untuk base coarse, dan beton aspal harus dikerjakan sesuai dengan
ukuran/ dimensi yang ditentukan dalam gambar kerja atau perintah PPK sebagai berikut:
(a) Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja untuk penempatan, penghamparan dan
pemadatan material granular untuk base coarse kepada PPK untuk mendapat
persetujuan sebelum dikerjakan.
(b) Material granular untuk base coarse tidak boleh ditempatkan, dihampar dan
dipadatkan pada waktu hari hujan.
(c) Permukaan yang akan dipasang material untuk base coarse harus dipersiapkan
dengan baik dan disetujui PPK sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan sepanjang
paling sedikit 100 m. Kerusakan yang terjadi pada permukaan tersebut akibat dari
air, pelaksanaan pekerjaan, atau karena sebab lain harus segera diperbaiki sesuai
dengan perintah PPK dengan biaya ditanggung oleh Penyedia sebelum pekerjaan
gravel metalling dilaksanakan.
(d) Bila lapisan base coarse kurang dari 150 mm, material granular untuk pekerjaan
tersebut harus dihampar dan dipadatkan hanya 1 (satu) lapis saja. Sedang bila
lapisan base coarse lebih dari 150 mm material granular untuk pekerjaan tersebut
harus dihampar dan dipadatkan dengan 2 (dua) atau lebih lapisan dengan tebal yang
sama.
(e) Pemadatan harus menggunakan peralatan pemadat yang sudah disetujui PPK
sebelum pelaksanaan pekerjaan. Pemadatan dilaksanakan dimulai dari tepi/pinggir
sepanjang hamparan material granular terus berlanjut dan bergeser ke bagian tengah
dari hamparan yang harus dikerjakan segera setelah pekerjaan penghamparan dan
peralatan selesai dikerjakan.
(f) Pemadatan material base coarse harus dilakukan dengan vibro roller sehingga
relative-density telah mencapai lebih dari 95% yang diuji sesuai ketentuan dalam
JIS A1224.

C-1.3 Pengukuran dan Pembayaran Gravel


Kecuali kalau tidak ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau diperintahkan PPK,
biaya untuk pekerjaan base coarse sudah termasuk dalam biaya untuk pekerjaan
pemadatan. Dalam hal pengukuran dan pembayaran ditentukan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, maka pengukuran dan pembayaran pekerjaan base coarse dilakukan dalam
satuan ukuran volume meter kubik (m3) yang dihitung berdasarkan dimensi, ukuran dan
ketentuan dalam gambar kerja atau sesuai perintah PPK.

Anda mungkin juga menyukai