Tahun Anggaran :
2023
1. Uraian Singkat
Dalam dokumen rencana aksi penanganan dampak interaksi gajah dengan penduduk desa
penyangga di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Kabupaten Lampung Timur tahun
2022-2026, bahwa Penanganan konflik gajah manusia di Kabupaten Lampung Timur
khususnya di TNWK telah dilakukan secara bersama-sama baik oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, beberapa lembaga maupun kelompok masyarakat.
Upaya penanganan konflik pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan populasi gajah dan
mengurangi kerugian kedua belah pihak. Telah banyak upaya meminimalisasi konflik gajah
yang dilakukan berbagai pihak, baik teknis, konservasi, ekonomi, maupun sosial.
Salah satu pendekatan mekanis yang tertuang dalam rencana aksi tersebut adalah dengan
melakukan perencanaan pembangunan tanggul Sungai diwilayah DAS Way Sukadana di
desa Desa Tegal Yoso, Taman Fajar, Taman Endah, Tambah Dadi, Muara Jaya. Tanggul
tersebut digunakan untuk mendukung penanganan interaksi gajah dengan penduduk desa
penyangga Taman Nasional Way Kambas.
Gambar rencana pekerjaan yang semula merupakan bagian dari Dokumen Lelang sesudah
penunjukan Penyedia sebagai pemenang lelang, gambar tersebut dilampirkan dalam
Dokumen Kontrak sebagai satu kesatuan yang selanjutnya disebut sebagai gambar kontrak
dan bersama gambar lain yang dikirim secara berangsur atau sekaligus oleh PPK
dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia.
Karena terdapat tenggang waktu yang cukup panjang antara tahap penyiapan gambar desain
pekerjaan (2006) dengan tahap pelaksanaan pekerjaan, Penyedia berkewajiban melakukan
updated survey dan topographic survey dengan bantuan dan pengawasan PPK guna
menyiapkan gambar kerja sesuai dengan Pasal 4.1 dibawah ini.
Beberapa dari gambar kontrak digambar tanpa skala tetapi hanya menunjukkan dimensi dari
pekerjaan bersangkutan. Penyedia wajib menyiapkan gambar kerja dengan skala tertentu
sesuai dengan Pasal 4.1.
Penyedia wajib mempelajari gambar kontrak dan tambahan gambar yang diberikan secara
berangsur-angsur selama pelaksanaan pekerjaan. Bila terdapat keraguan, perbedaan, atau
kesalahan terhadap gambar-gambar tersebut harus dimintakan kejelasan dan keputusan dari
PPK sebelum pekerjaan dilaksanakan.
4. Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia
4.1 Gambar Kerja
Gambar kerja yang dimaksud terdiri dari gambar desain, gambar pelaksanaan dan untuk
pekerjaan tertentu gambar pabrikasi untuk bangunan permanen, baik untuk pekerjaan yang
akan dibangun atau disuplai oleh Penyedia maupun oleh Sub Penyedia.
Gambar kerja harus disiapkan berdasarkan gambar kontrak, syarat-syarat dan spesifikasi
dalam kontrak dan memuat/ menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
Dalam waktu 7 (tujuh) hari sesudah diterbitkan SPMK, Penyedia wajib menyerahkan daftar
gambar kerja yang harus disiapkan disertai dengan jadwal penyelesaian/ penyerahannya
guna mendapat persetujuan PPK. Bila Penyedia gagal memenuhi ketentuan diatas, ijin/
kewenangan untuk melaksanakan pekerjaan tidak akan diberikan sampai gambar-gambar
tersebut disetujui PPK. Tidak ada perpanjangan waktu yang akan diberikan kepada Penyedia
sebagai akibat dari kejadian ini.
Penyedia wajib menyerahkan 3 (tiga) set gambar cetak dan 1 (satu) set gambar transparan
kepada PPK ukuran A3 untuk pemeriksaan dan persetujuan, yang harus diserahkan paling
sedikit 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut. Gambar kerja yang telah
mendapat persetujuan harus diserahkan 2 (dua) set gambar cetak kepada PPK dan 1 (satu)
set berikut rekaman transparan-nya dikembalikan kepada Penyedia untuk pelaksanaan
pekerjaan.
Sedang gambar-gambar kerja yang disiapkan oleh Sub Penyedia, dan Supplier harus terlebih
dahulu di-riviu oleh Penyedia sebelum diserahkan kepada PPK guna memperoleh
persetujuan.
Penyedia harus menugasi seorang staf yang bertanggung jawab melakukan koordinasi
dengan pihak yang terkait dalam mempersiapkan gambar kerja. Penyedia harus
memberitahukan kepada PPK tentang staf/ penanggung jawab urusan penyiapan gambar
kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan SPMK. Dan bila ada pergantian
penanggung jawab gambar, Penyedia harus menyampaikan pergantian tersebut dalam waktu
7 (tujuh) hari sejak pergantian staf berlaku.
Proses penyiapan, penyerahan pemeriksaan dan persetujuan gambar kerja tersebut tidak
dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia bebas dari tanggung jawabnya seperti yang
ditetapkan dalam dokumen kontrak.
Semua biaya yang diperlukan untuk penyiapan gambar kerja ini menjadi tanggung jawab
Penyedia dan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang terkait dan
disajikan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
2
sementara yaitu base-camp, fasilitas perumahan, pergudangan, jalan akses, dan lain-lain
yang akan dibangun oleh Penyedia di lokasi pekerjaan.
Bila selama pelaksanaan pekerjaan penunjang/ pekerjaan sementara terjadi perubahan
desain dari gambar yang telah disetujui PPK, maka Penyedia harus menyerahkan 3 (tiga) set
gambar kepada PPK untuk diperiksa dan mendapatkan persetujuan.
3
bertanggung jawab terhadap kerusakan bangunan pelengkap meskipun telah mendapat
persetujuan PPK.
4
Data pengukuran harus diplot pada gambar pengukuran sebagai persiapan gambar kerja
yang tatacara dan proses untuk persetujuannya mengikuti ketentuan yang diuraikan pada
Pasal 4.1.
Ketelitian data pengukuran sepenuhnya tetap menjadi tanggung jawab Penyedia meskipun
dalam pelaksanaannya telah melewati proses pemeriksaan dan persetujuan dari PPK. Data
pengukuran yang telah memperoleh persetujuan PPK, dipergunakan sebagai dasar
penghitungan kuantitas/ prestasi kerja Penyedia beserta pembayarannya.
5
Bila selama pelaksanaan kontrak, terdapat fasilitas umum yang tidak tercatat/ terdeteksi atau
diketahui, Penyedia harus bertanggung jawab bila terjadi kerusakan pada fasilitas umum
tersebut akibat kelalaiannya.
10. Pengeringan
Penyedia bertanggung jawab terhadap pekerjaan pengeringan dilokasi pekerjaan guna
menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan membuat
bangunan sementara yang berupa tanggul, bangunan/ saluran pengelak, bangunan
pengamanan, penyediaan pompa air, dan lainnya untuk memindahkan aliran air sehingga
tidak menggenangi lokasi pekerjaan dan membongkar/ membersihkannya bila pekerjaan
telah selesai dikerjakan.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk upaya pengeringan ini, kecuali bila sudah disediakan
secara tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap sudah termasuk dalam harga
kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia.
6
Lokasi borrow-area diusulkan oleh Penyedia dengan dilampiri hasi uji laboratorium kepada
PPK guna memperoleh persetujuan yang akan diberikan bila soil-properties tanah di
borrow-area terbukti sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik.
Pengambilan contoh tanah (sample) baik di borrow-pit maupun pengambilan benda uji
kepadatan dilokasi pekerjaan penimbunan tanah dilakukan oleh Penyedia dan disaksikan
PPK. Jumlah dan lokasi pengambilan benda uji harus sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik dan perintah PPK. Penilaian dan persetujuan PPK terhadap hasil uji
laboratorium tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia bebas dari tanggung
jawabnya terhadap kualitas dan kinerja pekerjaan timbunan tanah yang dilaksanakannya.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah termasuk biaya
ijin penambangan bahan galian Tipe C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium dan
kegiatan untuk menjamin mutu kepadatan timbunan tanah agar sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi Teknik, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan
tanah yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia.
7
penunjang/ pekerjaan sementara tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia bebas dari
tanggung jawab terhadap keberadaan, keamanan dan semua dampak/ akibat yang mungkin
ditimbulkannya.
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk pekerjaan penunjang/ pekerjaan
sementara kecuali bila sudah disediakan tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Penyedia termasuk biaya untuk pembongkaran dan pembersihannya dari lokasi pekerjaan.
8
15.5 Pemberitahuan untuk Pengoperasian
Pengoperasian seluruh pekerjaan hanya dapat dilakukan dengan ijin PPK atau yang
mewakilinya. Pemberitahuan secara lengkap dan tertulis kepada PPK atau wakilnya harus
disampaikan dengan tenggang waktu yang cukup sebelum dilakukan pengoperasian untuk
memberikan kesempatan baginya melakukan pengaturan yang diperlukan.
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia, kecuali bila sudah disediakan secara
tersendiri sebagai jenis pekerjaan penunjang dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap
sudah termasuk/ diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan yang membutuhkan
pengujian dan pemeriksanaan tersebut.
9
Sebagai upaya mengurangi potensi hambatan dalam pelaksanaan dan untuk
menghindari konflik dengan masyarakat khususnya petani setempat, Penyedia harus
melaksanakan sosialisasi dan konsultasi kepada pemerintah daerah dan masyarakat/
petani seperti yang diuraikan dalam Buku-3, Bab-I, Spesifikasi Umum Pasal 20.
10
Bila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang dikembalikan dengan diberi tanda
dengan klasifikasi (c) seperti tersebut diatas, Penyedia harus segera membuat
perbaikan/koreksi dan/ atau revisi pada gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen
dengan cepat dan tepat dan menyampaikannya lagi sebanyak tiga (3) copy gambar dan
dokumen yang telah direvisi kepada PPK. Sesudah revisi gambar-gambar kerja dan
dokumen-dokumen tersebut diterima, PPK akan melakukan/ melanjutkan pemeriksaannya
atas gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen dalam tujuh (7) hari kerja; Bergantung
dari tingkat kesalahan dan koreksi/ revisi gambar kerja dan dokumen yang diperiksa
sebelumnya. Prosedur ini akan berlanjut hingga gambar-gambar kerja dinyatakan dalam
klasifikasi (a) atau (b) seperti tersebut diatas.
Apabila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah dikembalikan dinyatakan
kedalam klasifikasi (d) seperti tersebut diatas, berarti gambar-gambar kerja dan dokumen-
dokumen tidak disetujui oleh PPK.
Tidak satupun pekerjaan permanen boleh dilaksanakan hingga gambar-gambar kerja dan
dokumen-dokumen yang dipakai telah mendapatkan persetujuan oleh PPK. Sebelum
memulai pekerjaan, pemeriksaan bersama akan dilakukan oleh PPK dan Penyedia untuk
memastikan bahwa gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang disetujui telah sesuai
secara penuh. Jika ditemukan beberapa perbedaan dan ketidak efisiensian, Penyedia harus
membetulkannya dan memperoleh persetujuan dari PPK seperti cara yang telah dijelaskan
diatas.
Bila diperlukan revisi atas gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah
disetujui, Penyedia harus menyampaikannya kepada PPK untuk persetujuannya seperti tata
cara yang telah dijelaskan diatas.
PPK mempunyai wewenang memerintahkan Penyedia menambahkan rincian, perubahan
atau modifikasi pada gambar-gambar kerja dan/ atau dokumen-dokumen yang diperlukan
agar sesuai dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan dalam spesifikasi dan Penyedia
harus melaksanakannya tanpa penambahan biaya.
Penyedia wajib melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah, camat,
lurah, GP3A dan P3A sebelum pelaksanaan pembangunan baru/perluasan tanggul/ siring
dikerjakan guna membangun saling pengertian dan menghindari salah paham/ masalah serta
mengajak partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan pembangunan baru/perluasan
tanggul/ siring.
Sosialisasi dan Konsultasi (Pertemuan-1) ini harus dilaksanakan Penyedia paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dan terlebih dahulu Penyedia harus
menyerahkan jadwal, isi dan materi sosialisasi kepada PPK paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum sosialisasi dan konsultasi dilaksanakan guna mendapat persetujuan.
11
Sosialisasi dan konsultasi dilakukan oleh Penyedia dalam 2 (dua) tahap pertemuan sebagai
berikut:
(1) Pertemuan-1
Peserta Pertemuan-1 ini adalah para camat, lurah, GP3A dan ketua P3A didaerah
tanggul yang bersangkutan, Penyedia memberikan penjelasan tentang rencana
pelaksanaan pekerjaan pembangunan baru/perluasan tanggul/ siring:
(i) jangka waktu pelaksanaan yang perlu diketahui petani dan dampaknya terhadap
pelaksanaan usaha tani dalam kurun waktu tersebut serta upaya untuk
mengurangi dampak tersebut.
(ii) pengukuran dan pematokan yang diupayakan tidak mengganggu/ merusak
tanaman dan harta milik petani lainnya.
(iii) pelaksanaan pekerjaan penunjang/ pekerjaan sementara: jalan, jembatan,
gorong-gorong, bangunan pengaman, bangunan pengelak, intake sementara dan
lain-lainnya yang membutuhkan partisipasi masyarakat setempat dalam
pelaksanaan pekerjaan baik tenaga kerja maupun bahan bangunan.
(iv) pelaksanaan pekerjaan pembangunan tanggul/ siring yang diupayakan
menggunakan metoda dan peralatan yang sesuai dan disepakati agar tidak
berdampak besar.
(v) penggunaan tenaga kerja dari luar yang disepakati masyarakat setempat
sehingga tidak berdampak kecemburuan sosial.
(vi) penggunaan peralatan besar yang dikhawatirkan merusak jalan dan fasilitas desa
lainnya, serta program kerja Penyedia untuk memperbaiki kerusakan dan
mengurangi dampak negatif lainnya yang menyangkut keamanan dan kebersihan
lingkungan desa.
(2) Pertemuan-2
Peserta Pertemuan-2 ini adalah stake holder tingkat desa ialah perangkat desa (lurah,
kaur ekonomi & pembangunan desa, kaur sosial desa), tokoh informal desa dan petani
anggota P3A. Materi pertemuan-2 tidak berbeda dengan Pertemuan-1, dengan
pembahasan yang lebih rinci sesuai dengan kondisi dan kepentingan masyarakat
masing-masing desa bersangkutan.
Pertemuan-2 harus dilaksanakan Penyedia paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan pekerjaan dilokasi desa tersebut.
Hasil Pertemuan-1 dan Pertemuan-2 harus dilaporkan kepada PPK paling lambat 7
(tujuh) hari sesudah pertemuan. Segala biaya yang dikeluarkan untuk sosialisasi dan
konsultasi, kecuali sudah disediakan secara tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi taggungjawab
sepenuhnya Penyedia.
12
BAB II SPESIFIKASI TEKNIK
BAGIAN I PEKERJAAN PERSIAPAN
1
A-5 Bantuan untuk PPK, Survey Lapangan dan Tata Letak Pekerjaan
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-
sum untuk membantu PPK dalam penyediaan dalam jumlah yang cukup peralatan
topographic survey, pegs, poles, straight edges, staging, moulds, templates, profiles dan
keperluan/peralatan lainnya yang diperlukan untuk penyelenggaraan site & setting-out
survey, pengujian/pengendalian mutu pekerjaan dan pengukuran kuantitas pekerjaan untuk
pembayaran, yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Tidak ada pembayaran untuk site survey, setting out, dan mutual check survey yang
dilaksanakan oleh Penyedia dan PPK dalam upaya memastikan volume pekerjaan sebelum
dilaksanakan yang oleh karenanya harus dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-sum
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.
2
PPK guna mendapat persetujuan dengan dilampiri rencana penggunaan jalan, peralatan
dan bahan bangunan yang akan lewat serta rencana pemeliharaan dan perbaikannya.
Pemeliharaan dan perbaikan jalan kerja harus dilakukan oleh Penyedia selama
pelaksanaan pekerjaan dengan metoda dan material sesuai kondisi jalan bersangkutan:
aspal, macadam atau jalan tanah. Bila Penyedia bermaksud meningkatkan jalan
transportasi hasil bumi berupa jalan tanah maka penimbunan dan pemadatan tanah
untuk pelebaran jalan harus mengikuti Spesifikasi Teknik Pasal B-4 dan B-6
Timbunan tanah dan Pasal D-6 dan H-10 Perkerasan Jalan.
Penyedia harus bertanggungjawab atas pembebasan tanah yang diperlukan untuk jalan
kerja dan ijin dari instansi terkait untuk pembuatan fasilitas pengamanan lalu lintas,
bangunan pengamanan dan relokasi jalur kabel telepon, PLN dan fasilitas umum
lainnya.
3
(2) Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran pekerjaan penunjang untuk rehabilitasi saluran irigasi berupa
pembangunan dan rehabilitasi separator dan kegiatan pemompaan/pengeringan
dilakukan berdasar harga penawaran lump-sum untuk pekerjaan penunjang/pekerjaan
sementara dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan penunjang tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia guna kemudahan dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan
menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.
4
Penyedia bertanggungjawab menghubungi dan memperoleh ijin dari instansi yang
berwenang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan sementara juga
pembebasan/penyewaan tanah diluar batas daerah kerja bila diperlukan bagi
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan.
5
Penyedia diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan investigasi geologi dan mekanika tanah
yang meliputi: standard penetration test, Dutch Cone Penetration Test, hand augering dan
soil sampling untuk mengetahui dengan lebih baik kondisi fondasi saluran dan bangunan.
Pengukuran pekerjaan pengeboran untuk investigasi geotek dan mektan akan dilakukan
berdasarkan jumlah panjang lubang bor yang dilaksanakan dengan metoda rotary coring
method yang diukur dari permukaan tanah sampai dasar lubang bor.
Pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan jumlah panjang lubang bor dalam meter
panjang (m) yang diukur seperti di atas dengan harga satuan pekerjaan pengeboran
investigasi per meter panjang yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga termasuk
segala biaya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini.
Pengukuran pekerjaan Standard Penetration Test dan Dutch Cone Penetration Test akan
dilakukan berdasarkan jumlah uji/tes yang dilaksanakan pada seluruh lubang bor yang
dicatat dan dilaporkan sesuai dengan Spesifikasi. Pembayaran akan dilaksanakan
berdasarkan jumlah uji (test point) dengan harga satuan pekerjaan per point yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk segala biaya untuk
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini.
Pengukuran pekerjaan hand augering akan dilakukan berdasarkan jumlah kedalaman auger
boring, meter, yang dilaksanakan/diselesaikan. Pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan
jumlah meter kedalaman auger bor dan harga satuannya yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk segala biaya untuk pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan ini.
6
A-13 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran kepada Penyedia untuk pelaksanaan pekerjaan
penunjang/pekerjaan sementara tersebut di atas akan dilaksanakan berdasarkan persentase
(%) dari item pembayaran yang disesuaikan dengan progres pekerjaan sementara dan
pekerjaan permanen sebagai berikut :
% biaya lump-sum dalam BOQ
Angsuran Syarat Pembayaran
yang harus dibayar
Kesatu 70 Pekerjaan penunjang/sementara selesai
Kedua 5 Progres pekerjaan total 25%
Ketiga 5 Progres pekerjaan total 50%
Keempat 5 Progres pekerjaan total 75%
Kelima 15 Pekerjaan selesai 100%
7
Sub-bagian B - Pekerjaan Tanah
Tipe-A : semak belukar atau tanah pertanian sawah, tanaman pangan lain dan
buah-buahan.
Tipe-B : hutan ringan atau hutan sekunder termasuk perkebunan karet atau
kelapa sawit termasuk tanaman sela.
Tipe-C : hutan rimba atau hutan lebat yang masih asli.
Tipe-D : rumput, semak dan belukar untuk normalisasi saluran.
Penjelasan berkaitan dengan hal diatas akan diberikan oleh PPK berdasarkan
kondisi lokasi pekerjaan.
Bila lahan dalam batas wilayah garis sempadan didominasi tanaman yang tingginya
kurang dari 2,0 m atau tanaman dengan diameter batas setinggi dada (DSD) kurang
dari 10 cm, maka pembukaan dan pembersihan lahan didaerah tersebut tidak dapat
dikategorikan sebagai pekerjaan ”penebasan dan pembersihan semak belukar”
dalam Spesifikasi Teknik ini, tetapi sebagai pekerjaan stripping sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 2 ialah pengupasan tanah organik: lapisan rumput, tanah
bagian atas, akar-akaran dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan, fondasi dan
lain-lain serta mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.
1
B-2. Pengupasan Tanah Lapis Atas (Stripping)
(1) Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah
pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput, akar-
akaran maupun bahan non-organik: sisa bangunan fondasi dan lain-lain dan
membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan saluran dan
bangunan dan lokasi pengambilan tanah bahan timbun (borrow-pit) atau lokasi lain
sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK.
Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai
dengan gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Penyedia sebelum
melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan PPK
tentang batas wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi
pembuangan material hasil kupasan.
B-3. Galian
B-3.1 Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan galian batu
termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses dan
bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-lain) yang
diperlukan serta pengangkutan material hasil galian ke lokasi yang disepakati untuk
tempat pembuangan akhir atau penimbunan sementara (stock piling) sebelum
dimanfaatkan lebih lanjut.
Penyedia wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali, metoda kerja
pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke lokasi
pembuangan akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan
timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.
Penyedia wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan bersama PPK
sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan atau
waktu yang lain sesuai dengan perintah PPK yang hasilnya berupa gambar hasil
pengukuran yang menunjukkan elevasi muka tanah, tampang memanjang dan melintang
harus diserahkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan. Gambar-gambar hasil
pengukuran pra-konstruksi diatas untuk selanjutnya dipergunakan sebagai acuan dan dasar
perhitungan kuantitas pekerjaan galian.
Penyedia wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi galian
pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang baik,
kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia
harus segera diperbaiki dengan biayanya sendiri.
Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja
(gambar hasil pengukuran pra-konstruksi) Penyedia dengan biayanya sendiri harus
menimbun bagian tersebut dengan bahan timbun yang disetujui PPK.
2
Penyedia harus memberitahu PPK bila pekerjaan galian telah selesai dikerjakan untuk
dilakukan pemeriksaan guna persetujuan sebelum pekerjaan lanjutan/bangunan irigasi
atau pengecoran beton dilaksanakan. Penggunaan stockpiling dan pembuangan tanah hasil
galian harus sesuai dengan Pasal B-3.3
3
Penyedia bertanggung jawab untuk tidak mendapat tambahan pembayaran bila
galian dilaksanakan melampaui batas-batas di atas tanpa persetujuan PPK dan harus
menimbun dan memadatkannya dengan bahan timbun yang disetujui PPK dengan
biaya ditanggung Penyedia.
Profil galian : dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan
dipadatkan dan diperiksa PPK untuk mendapat persetujuan sebelum bangunan di
atasnya, konstruksi beton atau pasangan batu dilaksanakan, demikian pula bila
sewaktu-waktu tebing galian longsor akibat kegiatan peralatan berat atau sebab lain
karena kelalaian Penyedia.
Bila dalam metoda kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil galian
(stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut ke lokasi penimbunan permanen
sebagai tanggul atau bangunan permanen lainnya sehingga berakibat 2 (dua) kali
kerja atau double-handling, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk
kegiatan tersebut, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian
atau timbunan.
4
Bila Penyedia menggunakan metoda kerja peledakan karena untuk kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan, maka biaya tambahan yang dikeluarkan termasuk
keselamatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pekerjaan galian Tipe-F, sudah termasuk pengangkutan batu hasil galian ke lokasi
pembuangan yang disediakan Penyedia dan disetujui PPK.
5
Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah dengan
kandungan air melampaui kadar air optimum hasil uji laboratorium (Standard
Proctor Test), maka tanah tersebut harus ditampung untuk sementara waktu di
lokasi yang disediakan Penyedia dan disetujui PPK yang dilengkapi dengan fasilitas
drainasi, guna mendapat perlakuan khusus: penghamparan, pengeringan dan lain-
lain untuk menurunkan kadar airnya sampai memenuhi persyaratan sebagai tanah
bahan timbunan.
Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang disediakan
Penyedia dan telah disetujui PPK. Penimbunan tanah buangan paling tinggi 2,0 m
dan tidak diperbolehkan mengganggu jaringan drainasi di sekitarnya. Bila dianggap
perlu Penyedia wajib menutup timbunan hasil buangan dengan tanah yang baik bila
menurut PPK timbunan hasil galian tersebut berdampak negatif terhadap
lingkungan di sekitarnya, biaya yang dikeluarkan untuk keperluan ini menjadi
tanggung jawab Penyedia.
(b) Hasil galian tanah endapan Tipe-B dari pekerjaan normalisasi saluran harus dibuang
di lokasi yang disediakan Penyedia diluar daerah kerja sesuai dengan ketentuan
seperti yang diuraikan diatas.
6
sementara (stock-pile), perapian tebing galian, jalan akses sementara,
pengeringan/pemompaan dan lain-lain.
(b) Pekerjaan galian tanah Tipe-B diukur dalam satuan meter kubik (m 3) galian tanah
endapan (sedimen) pekerjaan normalisasi saluran yang diperhitungkan berdasarkan
hasil pengukuran (setting-out survey), gambar kerja dan pekerjaan yang telah
diselesaikan dengan rapi.
Pembayaran pekerjaan galian Tipe-B dilaksanakan berdasarkan harga satuan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk semua biaya untuk pekerja,
peralatan, bahan dan pekerjaan penunjang dan upaya lain yang diperlukan untuk
kelancaran pekerjaan galian, angkutan dan pembuangan tanah hasil galian termasuk
landasan kerja untuk alat berat di atas tanah lembek, jalan akses sementara, relokasi
saluran/bangunan pengelak, partisi, pengeringan/pemompaan dan lain-lain.
7
B-3.4.4 Galian Borrow-Pit
Galian tanah borrow pit diukur dalam satuan meter kubik (m 3) untuk tanah timbunan yang
dipadatkan sebagai pekerjaan timbunan (permanen) Tipe-B dan Tipe-C, sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi ini.
Pembayaran untuk galian tanah borrow-pit sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
timbunan Tipe-B dan Tipe-C.
8
2) Jenis/Kelompok Pekerjaan Timbunan Berdasarkan Pemadatan
(a) Pemadatan Biasa/Normal (Tipe-A1,B1,C1,D1):
Pekerjaan timbunan tanah untuk saluran, tanggul, jalan, timbunan untuk
bangunan irigasi dan bangunan pelengkap dan konstruksi permanen lainnya
yang diperintahkan PPK.
Tingkat kepadatan untuk kelompok pekerjaan timbunan dengan pemadatan
biasa harus tidak boleh kurang dari 95% kepadatan kering maksimum (95%
MDD, maximum dry density) sesuai dengan ketentuan dalam ASTM D-698.
Kelompok pekerjaan timbunan dengan pemadatan biasa terdiri dari 3 (tiga)
golongan ialah:
(i) Tipe-A1, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian
(ii) Tipe-B1, dan D1, menggunakan tanah dari borrow-pit
(iii) Tipe-C1, menggunakan tanah yang secara khusus mendapat persetujuan
PPK berasal dari borrow-pit di sekitar lokasi pekerjaan.
9
Bila uji coba timbunan tersebut dilaksanakan di lokasi tanggul, saluran, jalan atau
pekerjaan permanen lainnya, maka hasil uji coba tersebut dapat dibayar sebagai bagian
dari pekerjaan timbunan bila menurut pertimbangan PPK telah memenuhi persyaratan.
Sebaliknya bila hasil tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus dibongkar oleh Penyedia dari
lokasi pekerjaan.
(2) Tipe-D
Untuk pekerjaan timbunan dengan tanah fondasi yang lembek dan muka air tanah
yang tinggi, sesudah perlakuan terhadap permukaan tanah fondasi selesai dikerjakan
seperti yang dijelaskan dalam Pasal B-4.2.2.(1) maka upaya pengeringan dengan
pompa air perlu dilaksanakan paling tidak 2 (dua) jam sebelum pekerjaan timbunan
dikerjakan.
Selama pekerjaan timbunan dikerjakan, tinggi muka air tanah harus tetap dijaga
paling sedikit 30 cm dibawah permukaan timbunan, dan bila permukaan tanah
timbunan tergenang maka permukaan tanah tersebut harus dikupas setebal paling
sedikit 5 cm atau sesuai dengan perintah PPK dan kemudian dicangkul/dibajak
sedalam 15 cm seperti yang telah diuraikan dalam Pasal B-4.2.2.(1).
10
(2) Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar di sekitar kadar air optimum
dengan toleransi + 3% sampai -5% dari kadar air optimum hasil uji laboratorium
atau ketentuan lain atas perintah PPK berdasarkan soil-properties tanah tersebut.
Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat kepadatan timbunan mencapai 95%
kepadatan kering maksimum untuk pemadatan biasa/normal dan 85% untuk
pemadatan ringan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal B-4.1.(2).
Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud beton, sebelum
talud beton dipasang/dicor, lereng timbunan terlebih dahulu harus dirapikan dan
dipadatkan dengan tamping-rammer atau alat lain yang disetujui PPK sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
B-4.3.1 Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan Tipe-A1, A2, B1, B2, C1, C2 dan D
dilakukan dalam satuan meter-kubik (m3) timbunan padat yang diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melintang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai dengan
gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang terakhir
termasuk timbunan Tipe-D, dengan memperhatikan settlement dan subsidence tanah
fondasi yang masih berlanjut.
B-4.3.2 Pembayaran
(a) Tipe-A1 dan Tipe-A2
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan serta semua biaya yang dikeluarkan
Penyedia untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan antara
lain: penampungan sementara, platform alat berat di atas tanah lembek,
pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan
lain-lain.
(b) Tipe-B1 dan Tipe-B2
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk biaya untuk menyediakan borrow-pit, angkutan, pembuangan,
penampungan sementara, platform alat berat di atas tanah lembek, penghamparan,
pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk kelancaran dan kemudahan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan, perijinan,
royalty dan lain-lain.
(c) Tipe-C1 dan Tipe-C2
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk biaya untuk penyediaan borrow-pit, angkutan, pembayaran, penampungan
sementara, platform alat berat di atas tanah lembek, penghamparan, pengendalian
kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan segala biaya
yang dikeluarkan Penyedia untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan
pekerjaan termasuk upah, bahan, peralatan, perijinan, royalti dan lain-lain.
11
(d) Tipe-D
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk biaya untuk penyediaan borrow-pit, angkutan, pembuangan, penampungan
sementara, platform alat berat di atas tanah lembek, penghamparan, pengendalian
kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan segala biaya
yang dikeluarkan Penyedia untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan
pekerjaan termasuk upah, bahan, peralatan, perijinan, royalti dan lain-lain.
12
Kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK, biaya untuk urugan kembali Tipe-B sudah
termasuk dalam harga Lump Sum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Tapi bila
berdasarkan perintah PPK, pembayaran pekerjaan urugan kembali Tipe-B harus dilakukan
berdasarkan harga satuan maka pembayarannya dilakukan berdasarkan volume pekerjaan
tersebut yang diperoleh dari data pengukuran sebelum dan sesudah selesainya pekerjaan
yang memuaskan PPK.
Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk : galian, angkutan,
re-handling, penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian dan biaya lain
termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan penunjang yang diuraikan dalam Sub-
bagian A.
13
B-8. Pengangkutan Tanah Bahan Timbunan dan Sisa Galian
Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja untuk pengangkutan tanah bahan timbunan
dari lokasi borrow-pit dan/atau galian serta pembuangan sisa galian dan/atau tanah yang
tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan ke lokasi pembuangan yang disediakan
oleh Penyedia, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dikerjakan kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan.
Metoda kerja tersebut dilampiri dengan peta rencana pemindahan tanah secara mekanis
(earth moving work plan) dilengkapi jalur/lintasan jalan untuk transportasi tanah.
Harga satuan untuk pekerjaan galian dan timbunan yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, sudah termasuk biaya untuk angkutan.
(b) Jalan
- permukaan jalan : - 0 cm, + 5 cm
- lebar jalan : - 0 cm, + 10 cm
- jalur : ± 5 cm
(c) Galian bangunan
- dasar galian : + 0 cm, - 5 cm
14
Uji laboratorium untuk pekerjaan tanah
Nilai yang
Uji Laboratorium Metoda Baku Frekuensi Uji Laboratorium
disyaratkan
ASTM C127 1. Sebelum tanah bahan
Specific Gravity ASTM C 128 - timbunan digunakan
ASTM D 854 2. Sesudah kejadian:
(i) setiap 50.000 m3 atau
Natural Moisture JIS 1203 or ASTM - (ii) sekali setiap bulan
Content ZD 2216-51 (iii) perubahan lokasi
borrow-pit
Liquid Limit ASTM D423 - (iv) setiap ada perubahan
tanah bahan timbunan
Plasticity Index - > sekitar 15%
Moisture/Density
ASTM D2216 -
Relationship
Unconfined
JIS 1216 -
Compression Test
1. Setiap 10 km panjang
subgrade atau setiap
seksi/bagian panjang jalan.
Untuk perkerasan
California Bearing Ratio 2. Perkerasan Jalan:
AASHTO T193 jalan 30%
(CBR) (i) untuk setiap sumber
minimum
material baru
(ii) paling sedikit sekali
sebulan.
Pada setiap dasar galian untuk
Cone Penetration Test AASHTO T206 -
bangunan
* 2 kali sehari (pagi, sore)
Field Density Test ASTM D1556 > 95% MDD pada setiap lokasi pekerjaan,
atau
* setiap 250 m³ pekerjaan
Field Moisture Test ASTM D2216 OMC + 3%, -5% rehabilitasi saluran, atau
* sesuai perintah PPK
15
-
B-1.1. Semen
B-1.1.1 Umum
Semen yang dipergunakan adalah Ordinary Portland Cement yang sesuai dengan
ketentuan AASHTO M85 Tipe-1. Penyedia wajib menyerahkan hasil uji laboratorium
yang dibuat produsen (mill certificate) kepada PPK untuk setiap 100 ton PC (Portland
Cement) yang dikirim ke lokasi pekerjaan.
Meskipun sudah ada mill certificate, Penyedia wajib melakukan uji laboratorium sesuai
dengan standar AASHTO T105 dan T106 untuk meyakinkan semen tersebut memenuhi
ketentuan dalam Spesifikasi ini.
1
B-1.2 Agregat Beton
B-1.2.1 Umum
Agregat beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari segala
kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak lainnya. Bila perlu
PPK akan memerintahkan pencucian supaya bersih dan menolak agregat yang tidak
memenuhi Spesifikasi ini.
Ambang batas kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton harus memenuhi
ketentuan sbb:
Uji laboratorium Nilai Maksimum (%)
2
B-1.2.3 Agregat Halus
Agregat halus untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah batu
(stone-crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam, padat, keras, awet,
bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang berpengaruh
buruk pada beton.
Susunan gradasi butiran agregat halus harus memenuhi ketentuan dibawah ini, dengan
analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27.
Lubang Saringan Persen Lolos (%)
(mm) Berdasarkan Berat
10 100
5 90 ~ 100
2,5 80 ~ 100
1,2 50 ~ 90
0,6 25 ~ 65
0,3 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10
Bila modulus halus butir (MHB) agregat halus bervariasi lebih dari 0,2 dibandingkan
dengan MHB material beton, maka perbandingan material beton harus dimodifikasi.
Untuk setiap tambahan variasi MHB ± 0,1 kandungan pasir dalam material beton harus
disesuaikan dengan ± 0,5 % berat.
Kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton tidak boleh lebih dari :
3
kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang berasal
dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran yang
berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan penanganan/perlakuan
agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran.
Di tempat pekerjaan beton misalnya lining saluran dan lain-lain, Penyedia harus
menyediakan alas dari anyaman bambu atau bahan lainnya untuk tempat penyimpanan
sementara agregat dalam jumlah yang tidak banyak agar tidak bercampur dengan tanah di
sekitarnya atau terkontaminasi dengan bahan lain.
B-1.3 Air
Penyedia wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan untuk campuran
beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.
Bila dipandang perlu oleh PPK, kualitas air yang akan digunakan, dipastikan dengan uji
laboratorium sesuai dengan ASTM C70 atau JIS yang sesuai.
4
Tipe -A (K225,
dengan pompa 260 225 20 mm 0,50 350 8 ~ 15
beton) (2 ~ 8)*
Tipe-B (K175) 200 175 40(20 mm)** 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-B (K175,
dengan pompa 200 175 20 mm 0,50 320 8 ~ 12
beton)
Tipe-B Lining 200 175 20 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-C (K125) 145 125 40 0,55 250 5~7,5
Tipe-D(K100) 115 100 20 0,55 200 7,5~10
Nilai slump campuran beton harus serendah mungkin yang akan memungkinkan
pemadatan yang baik dengan alat yang disepakati untuk pekerjaan beton. Tidak diijinkan
menambahkan air untuk mengurangi kekentalan beton.
Pada kondisi memperbaiki mutu campuran, klasifikasi beton ditentukan sebagai berikut:
Kuat tekan umur 28
Ukuran Perkiraan
hari (kg/cm2) Rasio Kisaran
maksimum kandungan
Tipe beton Kubik Silinder maksimum nilai slump
agregat semen
15 cm 15cmx30c air/semen (cm)
(mm) (kg/cm3)
m
Tipe -A (K225,
dengan pompa 260 225 20 mm1) 0,50 350 8 ~ 18
beton)
Tipe-B (K175,
dengan pompa 200 175 20 mm1) 0,50 320 8 ~ 18
beton)
Catatan: 1) : Biasanya menggunakan silinder diameter 150 mm (Jika menggunakan silinder diameter 200
mm, maka dapat dengan MSA sampai 40 mm
Ukuran maksimum agregat kasar adalah sepertiga (1/3) diameter pipa pompa bagian
dalam. Sebaiknya ukuran maksimum agregat dibatasi dua perlima (2/5) diameter pipa
bagian dalam atau sesuai dengan instruksi PPK.
Kalau tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan PPK, tipe beton dan
penggunaannya dilokasi pekerjaan sebagai berikut :
Tipe K450 Balok beton pracetak pra-tekan I atau T dan tiang pancang beton
bertulang
Tipe K450 Beton pra-tekan untuk balok jembatan atau tiang pancang beton
pracetak sesuai dengan gambar atau perintah PPK.
Tipe K350 Beton pra-tekan untuk lantai jembatan atau sesuai dengan gambar
atau perintah PPK.
Tipe K300 Shotcrete dan lain-lain.
Tipe A (K225) Balok dan lantai jembatan, beton pracetak, lining terowong dan unit
lain dan bagian tertentu yang ditetapkan dan lain-lain.
Tipe B (K175) Fondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai jembatan,
dan lain-lain
Tipe A (K225) dengan Balok dan lantai jembatan, lining terowong dan unit lain dan bagian
5
pompa beton tertentu yang ditetapkan dan lain-lain.
Tipe B (K175) dengan Fondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai jembatan,
pompa beton dan lain-lain
Tipe B Lining (K175)*1 Lining saluran
Tipe C (K125) Beton masif, tubuh bendung dan lain-lain.
Tipe D (K100) Beton lantai kerja
*Beton plastik fiber harus dikonfirmasi terhadap pasal C-17.3
6
Penyedia wajib menjamin bahwa pengawas dan pekerja benar-benar sudah terlatih dengan
baik dalam penggunaan concrete mixer dengan produksi beton yang berkualitas dan
memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.
7
lain, maka beton tersebut harus dibongkar dan dibuang serta dicor ulang dengan
mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi ini hingga memuaskan PPK dengan beban biaya
Penyedia.
8
Penuangan adukan beton menggunakan pompa dapat dilakukan dengan persetujuan PPK,
penempatan dan pengoperasian pompa harus diatur sedemikian rupa agar getarannya tidak
merusak adukan beton yang masih segar dan baru dalam proses mengeras (setting). Bila
adukan beton dituang dan dialirkan menggunakan alat mekanik/pneumatis dengan tekanan
tertentu, alat tersebut harus sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan dan dengan kapasitas
yang cukup. Pengoperasian pompa harus dilaksanakan sedemikian sehingga aliran adukan
beton berlangsung terus menerus tanpa adanya rongga-rongga udara. Adukan beton tidak
boleh dituang di genangan air atau air mengalir, dan air yang berakumulasi selama
pelaksanaan pekerjaan harus dibuang keluar lokasi kerja.
Adukan beton tidak boleh dituang pada beton yang sudah dituang/dicor terlebih dahulu
lebih dari 30 menit kecuali bila dibuat siar pelaksanaan (construction joint) pada bagian
tersebut sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. Bila karena suatu sebab penuangan beton
terpaksa dihentikan, maka siar pelaksanaan harus dibuat secara horizontal atau vertikal
sesuai dengan keperluan, dilengkapi dengan pengunci untuk menahan gaya geser, dan
pasak untuk memperkuat ikatan antar bagian konstruksi sesuai dengan perintah PPK.
Sebelum pekerjaan pembetonan dilanjutkan, permukaan beton harus dipotong atau di-
chipping untuk menghilangkan lapisan semen dan pasir halus (laitance) dan
memunculkan agregat beton, dan permukaan beton harus disiram air sehingga jenuh.
Bahan pengikat (bonding-agent) harus dituang sebelum pengecoran adukan beton yang
baru. Semua bahan yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus mendapat
persetujuan PPK.
Bila PPK menilai bahwa kecil kemungkinan penuangan adukan beton dapat dikerjakan
dengan baik disebabkan oleh sempitnya jarak antara besi tulangan dan banyaknya benda
yang akan terpendam dalam beton, tipisnya segmen beton dan lain-lain, Penyedia harus
menambahkan superplasticizer ke dalam adukan beton untuk menambah keenceran
adukan beton dengan biayanya sendiri. Sebelum penggunaan plasticizer Penyedia harus
menyampaikan kepada PPK rincian datanya termasuk spesifikasi, cara penggunaan,
kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan.
Kecuali bila diperintahkan lain oleh PPK, Penyedia dengan biayanya sendiri harus
menggunakan bahan tambah air entraining admixture (AE-admixture) dalam pelaksanaan
pekerjaan lining saluran untuk menambah kemudahan dalam pengerjaan adukan beton
dan menambah kedap air.
Penyedia harus menyampaikan kepada PPK rincian data AE-admixture termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-
lain untuk mendapat persetujuan.
9
antara satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga
adukan beton segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor
sebelumnya. Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung
udara dipermukaan adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga
puluh) detik sejak saat dimasukkan ke dalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator
harus dilakukan secara vertikal dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-
rongga udara.
Penyedia wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau
pelaksanaan pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan
akibat hal tersebut adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia dalam menyelesaikan
pekerjaan seluruhnya.
10
B-5.3 Curing compound
Bila disetujui PPK, dapat dipakai liquid membrane curing compound yang memenuhi
ketentuan AASHTO M 148, Type 2 atau yang identik, untuk perawatan awal dan akhir
beton struktur dan lining.
Bila karena suatu sebab selaput curing compound pada permukaan beton rusak dalam
masa perawatan beton, permukaan yang rusak tersebut harus segera dipoles/disemprot
ulang dengan curing compound yang baru. Pemakaian curing compound pada permukaan
beton harus dilakukan segera setelah tidak lagi terlihat kilauan air pada permukaan beton
tersebut atau segera sesudah cetakan beton dibongkar.
Bila pemakaian curing compound harus ditunda, perawatan dengan pembasahan harus
dilakukan pada permukaan beton sampai perawatan dengan curing compound dapat
dilaksanakan.
Sebelum dipakai, curing compound harus terlebih dahulu diaduk merata kemudian
disemprotkan dengan halus ke permukaan beton menggunakan peralatan semprot sebagai
lapis pertama. Penyemprotan kedua kalinya dilakukan dengan arah tegak lurus terhadap
arah penyemprotan pertama. Dosis untuk setiap penyemprotan harus tidak kurang dari 1
liter curing compound untuk setiap 3,6 meter luas permukaan beton. Pemakaian curing
compound pada bagian sambungan harus dilakukan dengan hati-hati sehingga ikatan
antara beton dengan besi tulangan dan pemasangan joint sealer tidak terganggu.
11
Toleransi
Item
yang diijinkan
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
3. Bangunan lain
(1) Perbedaan dari arah datar atau dari kemiringan terhadap
ketentuan dalam gambar untuk lantai, kolom, alur
horizontal dan susunan tangga.
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
(2) Perbedaan dimensi tampang melintang dari kolom, pilar,
lantai, dinding, balok dan bagian sejenis dari bangunan pada
3.(1)
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(3) Perbedaan tebal beton lantai jembatan
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(4) Footing (fondasi)
(a) perbedaan dimensi (lebar, panjang)
• minus 1 cm
• plus 5 cm
(b) kesalahan penempatan atau eksentris, % terhadap lebar 2%, tidak lebih dari
footing kearah kesalahan 5 cm
(c) kekurangan tebal 5%
(5) Perbedaan ukuran dan lokasi bukaan lantai dan dinding 5 cm
(6) Deviasi dari arah vertikal atau datar untuk sill dan dinding 0,1%
12
B-8.1 Uji Mutu Beton Selama Pelaksanaan
Standar uji yang dipakai untuk uji mutu seperti disebut di bawah ini, atau yang setara JIS,
atau ketentuan dan frekuensi yang ditetapkan PPK.
(2) - Kuat desak (compresive ASTM C39 Satu sample terdiri dari 6 (enam)
strength) ASTM C192 benda uji silinder untuk setiap tipe
beton yang dicor setiap hari atau
setiap bagian (segment)
- Kuat desak untuk Dengan 100 mm Intruksi dari Engineer
beton keras atau 150 mm core
(compresive ASTM C42
strength, hardened
concrtete)
(3) Air content ASTM C231 Setiap uji coba campuran (trial
mix) dan setiap 3 (tiga) bulan
untuk setiap tipe beton.
(4) Density (canal lining) 100 mm coring, 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor
(5) Kuat desak (canal lining) 100 mm coring 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor.
(6) Toleransi Lihat Pasal C-8 Setiap bagian yang sudah selesai
(7) Batching Plant (a) uji berat dan volume sekali
13
Material dan Uji Mutu Standar *) Frekuensi
sebulan
(b) kalibrasi setiap 6 bulan
*) Untuk nilai yang diijinkan (permissible value), lihat gambar dan spesifikasi.
Untuk setiap 100 (seratus) m3 beton yang dicor secara terus menerus setiap hari harus
diambil 3 (tiga) sample dan tidak kurang dari 1 (satu) random sample. Benda uji harus
berbentuk silinder dengan diameter 15 (lima belas) cm dan tinggi 30 (tiga puluh) cm yang
akan diuji kuat desak setelah dirawat selama 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari. Hasil uji kuat desak harus dianalisa secara statistik dengan 2 (dua) metoda sebagai
berikut:
(1) Metoda Sampling
Metoda sampling diterapkan untuk bagian tertentu dari suatu blok/lot pekerjaan, dan
penetapan mutu beton secara keseluruhan untuk blok/lot tersebut dilakukan
berdasarkan data hasil uji laboratorium seluruh bagian dari blok/lot tersebut.
Metoda ini diterapkan untuk pekerjaan bangunan skala besar, atau pekerjaan dengan
volume beton besar, atau atas perintah PPK.
(a) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari 80% kuat desak yang ditetapkan
desain (ck) dengan probabilitas lebih dari 5%. Kuat desak yang memenuhi
syarat ini (m) diperoleh dengan rumus:
m ≥ 0,8 * ck + Ka*σ ............................... (a)
dimana, m : kuat desak rata-rata beton umur 28 hari dari seluruh hasil
uji per bagian blok/lot yang dilaksanakan secara berurutan.
Ka : probabilitas distribusi normal
σ : standard deviasi.
(b) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari ck dengan probalitas 25%.
14
Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dan selanjutnya
pada setiap saat pengambilan benda uji untuk kuat desak dan saat-saat lain bila
diperintahkan PPK.
Semua uji/tes di atas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar yang
dijelaskan dalam spesifikasi ini.
15
B-10 Pekerjaan Cetakan Beton
B-10.1 Umum
Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya untuk desain dan pelaksanaan pekerjaan cetakan
beton termasuk perancah (false work/scaffolding), dan wajib menyerahkan desain dan
metoda kerja kepada PPK guna mendapat persetujuan paling lambat 2 (dua) bulan
sebelum pekerjaan cetakan beton tersebut dilaksanakan termasuk gambar kerja, dan
perhitungan teknis, rincian dari material dan produk pabrik yang akan dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan cetakan.
Pekerjaan cetakan beton dapat dibuat dari kayu atau besi dengan desainnya harus
menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat, penopang
dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar karena menahan
adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja penuangan dan pemadatan
beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula tidak diperhitungkan.
Penyedia wajib menyerahkan desain dan metoda kerja untuk pembuatan cetakan beton
kepada PPK guna mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan. Desain cetakan dan
perancah harus memuat rincian dasar perhitungan, beban dan tegangan yang ditanggung
konstruksi, asumsi, sifat dan karakteristik material yang dipakai, rincian konstruksi yang
diusulkan termasuk ukuran balok, papan penyekat, penopang, penguat dan perancah.
Metoda kerja penuangan beton, pemadatan, perawatan dan lain-lain harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini Pasal C-3.4, C-4, C-5 dst.
Penyedia tidak diperkenankan melakukan pengadaan material sebelum memperoleh
persetujuan PPK.
Cetakan harus dibuat dengan cukup teliti sehingga memperlihatkan bentuk beton seperti
yang diuraikan dalam metoda kerja di atas. Penyedia juga harus memperhatikan perlunya
penyesuaian terhadap terjadinya penyusutan, pemampatan/penurunan (settlement) atau
lendutan/defleksi yang mungkin terjadi selama pelaksanaan sehingga beton yang
dihasilkan benar-benar sesuai dengan dimensi dan toleransi yang disyaratkan.
Cetakan harus dilapisi dengan plywood yang baru atau metal dengan persetujuan PPK,
sehingga akan diperoleh permukaan beton yang halus dengan texture, warna dan
penampilan yang seragam. Metal pelapis cetakan tidak boleh berkarat yang dikhawatirkan
akan menempel pada permukaan beton dan dengan sambungan yang baik sehingga tidak
meninggalkan bekas atau cacat pada permukaan beton.
Berdasarkan pengukuran dan pembayarannya, cetakan beton dibedakan dalam 3 tipe
cetakan tergantung dari tinggi dari dinding bangunan atau tinggi dari dasar atau
permukaan tanah seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan perintah
PPK:
16
harus dimulai dari 0,0 m sampai puncak dinding dimana cetakan Tipe-
A3 dipasang.
Dalam hal tinggi cetakan dalam satu bagian/segmen pekerjaan bervariasi, maka tinggi
rata-rata yang dihitung dari gambar kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan
tipe cetakan.
Semua sudut beton exposed harus ditutup dengan pengisi/listel berbentuk segitiga dengan
ukuran tidak kurang dari 1 cm x 1 cm x 1 cm untuk mencegah mortar mengalir keluar dan
mempersiapkan permukaan yang halus dan lurus atau dengan cara lain sesuai perintah
PPK. Pengisi segitiga/listel dibuat dari kayu kualitas baik, lurus dan dengan permukaan
yang dihaluskan.
Lubang-lubang yang disediakan pada cetakan untuk tujuan pemeriksaan kondisi di dalam
cetakan dan untuk membuang air yang dipakai untuk mencuci cetakan, harus dapat
dengan mudah ditutup sebelum pekerjaan penuangan beton dikerjakan.
Seringkali untuk memperkuat cetakan dilakukan dengan memasang baut atau
penguat/pengunci (clamp) dalam jumlah yang cukup kuat untuk mencegah cetakan
mengembang. Baut dan clamp yang dipakai harus dari jenis dan tipe yang dapat dipotong
di bawah permukaan beton 2 cm atau lebih sehingga tidak ada metal sedalam 3 cm dari
permukaan beton.
Seluruh permukaan cetakan yang bersinggungan/kontak dengan beton harus dilapisi
dengan bahan kimia (non-staining releasing agent) agar cetakan dapat dilepas dengan
bersih dan mudah. Pemolesan permukaan cetakan dengan bahan kimia dikerjakan
sebelum besi tulangan dipasang, dan harus dijaga agar non-staining releasing agent tidak
mengotori besi tulangan. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, cetakan harus
dibersihkan dan dibasahi dengan baik.
Penuangan beton tidak diijinkan untuk dilaksanakan sebelum seluruh besi tulangan,
waterstop, joint element, anchor, embedded item dan lain-lain sudah dipasang Penyedia
dengan baik sesuai gambar kerja dan diperiksa serta disetujui PPK.
17
Cetakan beton untuk beton lantai kerja, beton pracetak dan sebagainya, tidak dibayar dan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton bersangkutan.
Penyedia harus mendapat persetujuan PPK untuk pengadaan besi tulangan yang akan
dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya ke lokasi
pekerjaan. Penyedia dengan biaya sendiri harus melakukan uji material bila diminta PPK
dengan prosedur baku uji yang disetujui PPK.
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui PPK. Dua besi tulangan dengan diameter yang sama
yang diambil secara random dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak
boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan
harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.
18
Penyedia wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada PPK untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan
secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.
Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di atas, PPK akan
menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan
dalam standar SNI atau JIS.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan yang dinyatakan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Engineer akan diperhitungkan dalam pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing tipe
besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan
19
ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan
besi tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.
20
Sub-bagian C Pekerjaan Batu
D-1 Umum
Pekerjaan batu yang dimaksud adalah pekerjaan dengan menggunakan pasir, kerikil dan
batu atau batu pecah sebagai bahan bangunan utama selain bahan yang lain, jenis
pekerjaan batu dalam spesifikasi ini adalah :
(1) Pasangan batu
(2) Riprap
(3) Bronjong batu
(4) Timbunan kerikil
(5) Perkerasan jalan
(6) Timbunan pasir kerikil
(7) Pekerjaan batu yang lain.
Penyedia sebelum melaksanakan pekerjaan wajib menyerahkan hasil uji laboratorium
material yang akan dipakai, gambar kerja dan metoda kerja kepada PPK untuk diperiksa
dan disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.
D-2.1 Umum
Pasangan batu akan dipergunakan untuk pekerjaan:
(a) Bangunan dan tembok : bangunan sayap box culvert.
D-2.2 Batu untuk Pasangan Batu
Batu yang dimaksud adalah batu yang berasal dari sungai atau quarry dengan sifat :
bagus, keras, awet/bertahan lama, padat, tidak berlapis-lapis, tahan terhadap air dan udara
dan cocok/sesuai untuk pekerjaan yang dimaksud, dengan specific gravity tidak kurang
dari 2,5.
Ukuran batu untuk pasangan batu tidak boleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) tebal lining atau
bangunan, dan kurang dari 40 (empat puluh) cm.
D-2.3.1 Umum
Semen, air dan pasir yang dipakai harus memenuhi syarat yang ditetapkan dalam
Spesifikasi ini, Bagian C- Pekerjaan Beton.
Tidak diijinkan pencampuran mortar dengan cara manual (dengan tangan), Penyedia harus
menyediakan mixer bermesin untuk mencampur bahan-bahan mortar secara mekanis
dengan perbandingan berdasarkan volume. Pencampuran mortar dilakukan hanya terbatas
untuk kebutuhan sesaat sehingga tidak ada sisa mortar yang tidak dipakai dalam waktu
cukup lama, mortar yang tidak digunakan selama 45 menit setelah dicampur air harus
dibuang dari lokasi pekerjaan.
1
Perbandingan air/semen harus cukup tinggi sehingga mudah untuk pengerjaan, tetapi
perbandingan air/semen tidak boleh melebihi 0,55. Kuat desak mortar yang berumur 28
hari harus tidak kurang dari 50 kg/cm2.
Perbandingan Semen-Pasir
Tipe Pasangan Batu Asal Batu
(dalam volume)
Tipe-A 1 PC : 3 pasir quarry
Tipe-B 1 PC : 4 pasir quarry
Tipe-C 1 PC : 4 pasir bongkaran pasangan batu lama
Pasangan batu Tipe-A dipakai pada bagian bangunan dibawah muka air untuk menahan
abrasi dan benturan dengan batu yang dibawa aliran air. Pasangan batu Tipe-B dan Tipe-C
untuk pekerjaan pasangan batu lainnya. Penyedia wajib mendapat persetujuan dari PPK
sebelum menggunakan batu hasil pembongkaran bangunan lama untuk pasangan batu
Tipe-C.
D-2.4 Pemasangan
Pasangan batu tidak boleh dikerjakan sebelum PPK menyetujui bahan bangunan yang
dipakai, gambar kerja dan metoda kerja serta penyelesaian pekerjaan pondasi sesuai
dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi ini.
Batu yang dipakai harus bersih dari tanah, oli dan kotoran lainnya yang akan merusak
ikatan antara batu dengan mortar. Batu yang berasal dari hasil pembongkaran bangunan
lama harus dibersihkan dari sisa-sisa beton atau mortar menggunakan sikat baja dan air.
Batu yang akan dipasang, permukaannya harus disiram air sampai cukup basah sebelum
diberi mortar.
Penyedia harus menuang mortar dengan tebal tidak kurang dari 3 cm pada permukaan
tanah pondasi yang telah disiapkan sebelumnya dan tidak ada genangan air. Bila ternyata
pondasi tergenang air, Penyedia dengan biayanya sendiri harus mengeringkannya dengan
pompa. Permukaan tanah pondasi harus bersih dari lumpur dan cacat/rusak akibat
penempatan batu, bila pasangan batu dikerjakan dalam kondisi yang tidak memenuhi
syarat, maka pasangan batu tersebut harus dibongkar dan dipasang kembali dengan yang
baru setelah pondasi dipersiapkan dengan baik, biaya akibat dari kejadian ini menjadi
tanggung jawab Penyedia.
Pemasangan batu untuk pekerjaan pasangan batu harus dikerjakan secara manual/dengan
tangan dan setiap batu harus sepenuhnya diselimuti mortar sehingga seluruh rongga
sambungan di antara batu terisi mortar. Batu harus dipadatkan dengan cara dipukul
dengan martil, bila pecah harus dibersihkan untuk digunakan lagi. Bila rongga di antara
batu terlalu besar, harus diisi dengan batu-batu yang lebih kecil sebagai pasak /baji.
2
Pasangan batu untuk pekerjaan lining saluran, pemasangannya harus diawali dari
bawah/pondasi dan maju ke atas/tebing saluran.
Pasangan batu tegak atau miring harus diberi lubang/pipa drainasi untuk setiap 4 (empat)
m2 kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja atau perintah PPK. Pemasangan pipa weep
hole diatas harus mengikuti ketentuan dan syarat dalam Spesifikasi ini.
Permukaan pasangan batu harus rata dengan toleransi tidak lebih dari 2 (dua) cm. Seluruh
pekerjaan pasangan batu termasuk siar dan plester harus dirawat dalam keadaan lembab
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini Pasal C-5.2. Pekerjaan urugan kembali
dikerjakan dengan memperhatikan ketentuan dalam Spesifikasi ini Pasal B-5 setelah
pasangan batu selesai dilaksanakan dan diterima dengan baik oleh PPK.
D-2.5 Siar
Sambungan antara batu pada permukaan pekerjaan pasangan batu harus diselesaikan
dengan siar yang rapih dan baik. Pekerjaan siar dikerjakan dengan terlebih dahulu
membuang mortar di antara batu-batu sedalam 3 (tiga) cm, membersihkannya dengan
sikat baja, dibasahi dengan air diisi dengan mortar dengan perbandingan campuran 1 PC:2
pasir dan kemudian permukaan batu dibersihkan dari sisa mortar yang melekat.
D-2.6 Plester
Permukaan atas dari tembok, pilar, tembok penahan tanah/pangkal bendung/pangkal
jembatan dan lain-lain atau permukaan pasangan batu yang diperlihatkan dalam gambar
atau atas perintah PPK, harus diplester dengan mortar campuran 1 PC:3 pasir dengan lebih
dahulu membuang mortar di antara batu sedalam 3 cm membersihkannya dengan sikat
baja.
3
Kayu dolken harus memenuhi syarat PKKI, N1-5, 1961, kualitas kayu kelas III sedang
besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini Pasal C-12. Kayu
dolken atau besi tulangan harus dipancang tegak lurus masuk ke dalam pondasi bronjong
sehingga ujung atasnya berada di dalam bronjong sesuai dengan gambar atau perintah
PPK.
Bronjong kawat yang telah terpasang dengan baik diisi batu dengan specific gravity tidak
kurang dari 2,5 dengan ukuran 100 mm sampai 200 mm tetapi harus lebih dari 1,5 kali
jarak/lebar jaring kawat bronjong. Pengisian harus padat sehingga kepadatan (density)
bronjong batu tidak boleh kurang dari 1,400 kg/m3. Batu pengisi bronjong harus uniformly
graded, keras dan tahan air dan cuaca pengisian dilaksanakan dengan manual untuk
menjamin kepadatannya.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan bronjong batu dilakukan berdasarkan volume
dalam meter kubik (m3) yang dihitung sesuai dengan dimensinya dalam gambar atau
perintah PPK. Pembayaran pekerjaan bronjong batu dilakukan berdasarkan harga satuan
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya dan ongkos
untuk pekerja, material, peralatan, penyiapan, pemasangan dan pengisian bronjong dan
pekerjaan pendukung yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan berdasarkan gambar dan
perintah PPK.
Penyedia tidak diberi pembayaran untuk biaya penyediaan, pemasangan dan
pemancangan: geotextile, dolken atau besi tulangan, biaya yang dikeluarkan Penyedia
untuk aktivitas tersebut dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan bronjong
batu.
4
D-5 Geo-Membrane /Water Proofing Sheet
(1) Umum
Material geo-membrane harus bersih, bagus, tanpa ada cacat sobek atau luka atau
cacat-cacat lain dan berasal dari produsen dan supplier yang bertanggung jawab.
Geo-membrane biasa dipakai untuk membentuk lapisan kedap air, water proofing,
yang ditempatkan di saluran atau terowong pada lokasi yang ditentukan sesuai
dengan gambar atau yang direncanakan/ diperintahkan PPK.
Tipe geo-membrane yang dipakai di lokasi pekerjaan harus sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar kerja atau perintah PPK.
5
(5) Pengukuran & Pembayaran
Pengukuran geo-membrane dilakukan berdasarkan satuan ukuran luas, meter
persegi (m2), berdasarkan gambar kerja atau yang sesungguhnya terpasang di lokasi
kerja atau perintah PPK, tetapi tidak termasuk splicing atau over lapping.
Pembayaran geo-membrane dilakukan berdasarkan harga satuan pekerjaan tersebut yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, sudah diperhitungkan semua biaya untuk
pekerja, teknisi, alat dan peralatan, material, pengiriman, pemasangan dan pekerjaan lain
yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan ini.
6
BAGIAN II PEKERJAAN MENARA PANTAU
Sub-bagian A Pekerjaan Tanah
B-1. Galian
B-1.1 Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan galian batu
termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses dan
bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-lain) yang
diperlukan serta pengangkutan material hasil galian ke lokasi yang disepakati untuk
tempat pembuangan akhir atau penimbunan sementara (stock piling) sebelum
dimanfaatkan lebih lanjut.
Penyedia wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali, metoda kerja
pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke lokasi
pembuangan akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan
timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.
Penyedia wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan bersama PPK
sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan atau
waktu yang lain sesuai dengan perintah PPK yang hasilnya berupa gambar hasil
pengukuran yang menunjukkan elevasi muka tanah, tampang memanjang dan melintang
harus diserahkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan. Gambar-gambar hasil
pengukuran pra-konstruksi diatas untuk selanjutnya dipergunakan sebagai acuan dan dasar
perhitungan kuantitas pekerjaan galian.
Penyedia wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi galian
pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang baik,
kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia
harus segera diperbaiki dengan biayanya sendiri.
Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja
(gambar hasil pengukuran pra-konstruksi) Penyedia dengan biayanya sendiri harus
menimbun bagian tersebut dengan bahan timbun yang disetujui PPK.
Penyedia harus memberitahu PPK bila pekerjaan galian telah selesai dikerjakan untuk
dilakukan pemeriksaan guna persetujuan sebelum pekerjaan lanjutan/bangunan irigasi
atau pengecoran beton dilaksanakan. Penggunaan stockpiling dan pembuangan tanah hasil
galian harus sesuai dengan Pasal B-3.3
Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah dengan
kandungan air melampaui kadar air optimum hasil uji laboratorium (Standard
Proctor Test), maka tanah tersebut harus ditampung untuk sementara waktu di
lokasi yang disediakan Penyedia dan disetujui PPK yang dilengkapi dengan fasilitas
drainasi, guna mendapat perlakuan khusus: penghamparan, pengeringan dan lain-
lain untuk menurunkan kadar airnya sampai memenuhi persyaratan sebagai tanah
bahan timbunan.
Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang disediakan
Penyedia dan telah disetujui PPK. Penimbunan tanah buangan paling tinggi 2,0 m
dan tidak diperbolehkan mengganggu jaringan drainasi di sekitarnya. Bila dianggap
perlu Penyedia wajib menutup timbunan hasil buangan dengan tanah yang baik bila
menurut PPK timbunan hasil galian tersebut berdampak negatif terhadap
lingkungan di sekitarnya, biaya yang dikeluarkan untuk keperluan ini menjadi
tanggung jawab Penyedia.
(b) Hasil galian tanah endapan Tipe-B dari pekerjaan normalisasi saluran harus dibuang
di lokasi yang disediakan Penyedia diluar daerah kerja sesuai dengan ketentuan
seperti yang diuraikan diatas.
Bila uji coba timbunan tersebut dilaksanakan di lokasi tanggul, saluran, jalan atau
pekerjaan permanen lainnya, maka hasil uji coba tersebut dapat dibayar sebagai bagian
dari pekerjaan timbunan bila menurut pertimbangan PPK telah memenuhi persyaratan.
Sebaliknya bila hasil tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus dibongkar oleh Penyedia dari
lokasi pekerjaan.
B-2.2.2 Fondasi Timbunan
(1) Tipe-A, Tipe-B dan Tipe-C
Sebelum timbunan tanah dilaksanakan, permukaan tanah fondasinya harus terlebih
dulu dikupas sesuai dengan ketentuan dalam Pasal B-2, Spesifikasi Teknik ini.
Selanjutnya permukaan tanah yang telah dibersihkan dari humus dan bahan organik
lainnya, dicangkul/dibajak sedalam tidak kurang dari 15 cm merata pada seluruh
permukaan, sebelum lapis pertama (1) tanah bahan timbunan dihamparkan.
Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk pekerjaan diatas dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan yang ditawarkannya dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
(2) Tipe-D
Untuk pekerjaan timbunan dengan tanah fondasi yang lembek dan muka air tanah
yang tinggi, sesudah perlakuan terhadap permukaan tanah fondasi selesai dikerjakan
seperti yang dijelaskan dalam Pasal B-4.2.2.(1) maka upaya pengeringan dengan
pompa air perlu dilaksanakan paling tidak 2 (dua) jam sebelum pekerjaan timbunan
dikerjakan.
Selama pekerjaan timbunan dikerjakan, tinggi muka air tanah harus tetap dijaga
paling sedikit 30 cm dibawah permukaan timbunan, dan bila permukaan tanah
timbunan tergenang maka permukaan tanah tersebut harus dikupas setebal paling
sedikit 5 cm atau sesuai dengan perintah PPK dan kemudian dicangkul/dibajak
sedalam 15 cm seperti yang telah diuraikan dalam Pasal B-4.2.2.(1).
(2) Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar di sekitar kadar air optimum
dengan toleransi + 3% sampai -5% dari kadar air optimum hasil uji laboratorium
atau ketentuan lain atas perintah PPK berdasarkan soil-properties tanah tersebut.
Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat kepadatan timbunan mencapai 95%
kepadatan kering maksimum untuk pemadatan biasa/normal dan 85% untuk
pemadatan ringan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal B-4.1.(2).
Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud beton, sebelum
talud beton dipasang/dicor, lereng timbunan terlebih dahulu harus dirapikan dan
dipadatkan dengan tamping-rammer atau alat lain yang disetujui PPK sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
(b) Jalan
- permukaan jalan : - 0 cm, + 5 cm
- lebar jalan : - 0 cm, + 10 cm
- jalur : ± 5 cm
(c) Galian bangunan
- dasar galian : + 0 cm, - 5 cm
-
B-1.1. Semen
B-1.1.1 Umum
Semen yang dipergunakan adalah Ordinary Portland Cement yang sesuai dengan
ketentuan AASHTO M85 Tipe-1. Penyedia wajib menyerahkan hasil uji laboratorium
yang dibuat produsen (mill certificate) kepada PPK untuk setiap 100 ton PC (Portland
Cement) yang dikirim ke lokasi pekerjaan.
Meskipun sudah ada mill certificate, Penyedia wajib melakukan uji laboratorium sesuai
dengan standar AASHTO T105 dan T106 untuk meyakinkan semen tersebut memenuhi
ketentuan dalam Spesifikasi ini.
1
B-1.2 Agregat Beton
B-1.2.1 Umum
Agregat beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari segala
kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak lainnya. Bila perlu
PPK akan memerintahkan pencucian supaya bersih dan menolak agregat yang tidak
memenuhi Spesifikasi ini.
Ambang batas kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton harus memenuhi
ketentuan sbb:
Uji laboratorium Nilai Maksimum (%)
2
B-1.2.3 Agregat Halus
Agregat halus untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah batu
(stone-crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam, padat, keras, awet,
bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang berpengaruh
buruk pada beton.
Susunan gradasi butiran agregat halus harus memenuhi ketentuan dibawah ini, dengan
analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27.
Lubang Saringan Persen Lolos (%)
(mm) Berdasarkan Berat
10 100
5 90 ~ 100
2,5 80 ~ 100
1,2 50 ~ 90
0,6 25 ~ 65
0,3 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10
Bila modulus halus butir (MHB) agregat halus bervariasi lebih dari 0,2 dibandingkan
dengan MHB material beton, maka perbandingan material beton harus dimodifikasi.
Untuk setiap tambahan variasi MHB ± 0,1 kandungan pasir dalam material beton harus
disesuaikan dengan ± 0,5 % berat.
Kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton tidak boleh lebih dari :
3
kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang berasal
dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran yang
berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan penanganan/perlakuan
agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran.
Di tempat pekerjaan beton misalnya lining saluran dan lain-lain, Penyedia harus
menyediakan alas dari anyaman bambu atau bahan lainnya untuk tempat penyimpanan
sementara agregat dalam jumlah yang tidak banyak agar tidak bercampur dengan tanah di
sekitarnya atau terkontaminasi dengan bahan lain.
B-1.3 Air
Penyedia wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan untuk campuran
beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.
Bila dipandang perlu oleh PPK, kualitas air yang akan digunakan, dipastikan dengan uji
laboratorium sesuai dengan ASTM C70 atau JIS yang sesuai.
4
Tipe -A (K225,
dengan pompa 260 225 20 mm 0,50 350 8 ~ 15
beton) (2 ~ 8)*
Tipe-B (K175) 200 175 40(20 mm)** 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-B (K175,
dengan pompa 200 175 20 mm 0,50 320 8 ~ 12
beton)
Tipe-B Lining 200 175 20 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-C (K125) 145 125 40 0,55 250 5~7,5
Tipe-D(K100) 115 100 20 0,55 200 7,5~10
Nilai slump campuran beton harus serendah mungkin yang akan memungkinkan
pemadatan yang baik dengan alat yang disepakati untuk pekerjaan beton. Tidak diijinkan
menambahkan air untuk mengurangi kekentalan beton.
Pada kondisi memperbaiki mutu campuran, klasifikasi beton ditentukan sebagai berikut:
Kuat tekan umur 28
Ukuran Perkiraan
hari (kg/cm2) Rasio Kisaran
maksimum kandungan
Tipe beton Kubik Silinder maksimum nilai slump
agregat semen
15 cm 15cmx30c air/semen (cm)
(mm) (kg/cm3)
m
Tipe -A (K225,
dengan pompa 260 225 20 mm1) 0,50 350 8 ~ 18
beton)
Tipe-B (K175,
dengan pompa 200 175 20 mm1) 0,50 320 8 ~ 18
beton)
Catatan: 1) : Biasanya menggunakan silinder diameter 150 mm (Jika menggunakan silinder diameter 200
mm, maka dapat dengan MSA sampai 40 mm
Ukuran maksimum agregat kasar adalah sepertiga (1/3) diameter pipa pompa bagian
dalam. Sebaiknya ukuran maksimum agregat dibatasi dua perlima (2/5) diameter pipa
bagian dalam atau sesuai dengan instruksi PPK.
Kalau tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan PPK, tipe beton dan
penggunaannya dilokasi pekerjaan sebagai berikut :
Tipe K450 Balok beton pracetak pra-tekan I atau T dan tiang pancang beton
bertulang
Tipe K450 Beton pra-tekan untuk balok jembatan atau tiang pancang beton
pracetak sesuai dengan gambar atau perintah PPK.
Tipe K350 Beton pra-tekan untuk lantai jembatan atau sesuai dengan gambar
atau perintah PPK.
Tipe K300 Shotcrete dan lain-lain.
Tipe A (K225) Balok dan lantai jembatan, beton pracetak, lining terowong dan unit
lain dan bagian tertentu yang ditetapkan dan lain-lain.
Tipe B (K175) Fondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai jembatan,
dan lain-lain
Tipe A (K225) dengan Balok dan lantai jembatan, lining terowong dan unit lain dan bagian
5
pompa beton tertentu yang ditetapkan dan lain-lain.
Tipe B (K175) dengan Fondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai jembatan,
pompa beton dan lain-lain
Tipe B Lining (K175)*1 Lining saluran
Tipe C (K125) Beton masif, tubuh bendung dan lain-lain.
Tipe D (K100) Beton lantai kerja
*Beton plastik fiber harus dikonfirmasi terhadap pasal C-17.3
6
Penyedia wajib menjamin bahwa pengawas dan pekerja benar-benar sudah terlatih dengan
baik dalam penggunaan concrete mixer dengan produksi beton yang berkualitas dan
memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.
7
lain, maka beton tersebut harus dibongkar dan dibuang serta dicor ulang dengan
mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi ini hingga memuaskan PPK dengan beban biaya
Penyedia.
8
Penuangan adukan beton menggunakan pompa dapat dilakukan dengan persetujuan PPK,
penempatan dan pengoperasian pompa harus diatur sedemikian rupa agar getarannya tidak
merusak adukan beton yang masih segar dan baru dalam proses mengeras (setting). Bila
adukan beton dituang dan dialirkan menggunakan alat mekanik/pneumatis dengan tekanan
tertentu, alat tersebut harus sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan dan dengan kapasitas
yang cukup. Pengoperasian pompa harus dilaksanakan sedemikian sehingga aliran adukan
beton berlangsung terus menerus tanpa adanya rongga-rongga udara. Adukan beton tidak
boleh dituang di genangan air atau air mengalir, dan air yang berakumulasi selama
pelaksanaan pekerjaan harus dibuang keluar lokasi kerja.
Adukan beton tidak boleh dituang pada beton yang sudah dituang/dicor terlebih dahulu
lebih dari 30 menit kecuali bila dibuat siar pelaksanaan (construction joint) pada bagian
tersebut sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. Bila karena suatu sebab penuangan beton
terpaksa dihentikan, maka siar pelaksanaan harus dibuat secara horizontal atau vertikal
sesuai dengan keperluan, dilengkapi dengan pengunci untuk menahan gaya geser, dan
pasak untuk memperkuat ikatan antar bagian konstruksi sesuai dengan perintah PPK.
Sebelum pekerjaan pembetonan dilanjutkan, permukaan beton harus dipotong atau di-
chipping untuk menghilangkan lapisan semen dan pasir halus (laitance) dan
memunculkan agregat beton, dan permukaan beton harus disiram air sehingga jenuh.
Bahan pengikat (bonding-agent) harus dituang sebelum pengecoran adukan beton yang
baru. Semua bahan yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus mendapat
persetujuan PPK.
Bila PPK menilai bahwa kecil kemungkinan penuangan adukan beton dapat dikerjakan
dengan baik disebabkan oleh sempitnya jarak antara besi tulangan dan banyaknya benda
yang akan terpendam dalam beton, tipisnya segmen beton dan lain-lain, Penyedia harus
menambahkan superplasticizer ke dalam adukan beton untuk menambah keenceran
adukan beton dengan biayanya sendiri. Sebelum penggunaan plasticizer Penyedia harus
menyampaikan kepada PPK rincian datanya termasuk spesifikasi, cara penggunaan,
kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan.
Kecuali bila diperintahkan lain oleh PPK, Penyedia dengan biayanya sendiri harus
menggunakan bahan tambah air entraining admixture (AE-admixture) dalam pelaksanaan
pekerjaan lining saluran untuk menambah kemudahan dalam pengerjaan adukan beton
dan menambah kedap air.
Penyedia harus menyampaikan kepada PPK rincian data AE-admixture termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-
lain untuk mendapat persetujuan.
9
antara satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga
adukan beton segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor
sebelumnya. Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung
udara dipermukaan adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga
puluh) detik sejak saat dimasukkan ke dalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator
harus dilakukan secara vertikal dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-
rongga udara.
Penyedia wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau
pelaksanaan pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan
akibat hal tersebut adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia dalam menyelesaikan
pekerjaan seluruhnya.
10
B-5.3 Curing compound
Bila disetujui PPK, dapat dipakai liquid membrane curing compound yang memenuhi
ketentuan AASHTO M 148, Type 2 atau yang identik, untuk perawatan awal dan akhir
beton struktur dan lining.
Bila karena suatu sebab selaput curing compound pada permukaan beton rusak dalam
masa perawatan beton, permukaan yang rusak tersebut harus segera dipoles/disemprot
ulang dengan curing compound yang baru. Pemakaian curing compound pada permukaan
beton harus dilakukan segera setelah tidak lagi terlihat kilauan air pada permukaan beton
tersebut atau segera sesudah cetakan beton dibongkar.
Bila pemakaian curing compound harus ditunda, perawatan dengan pembasahan harus
dilakukan pada permukaan beton sampai perawatan dengan curing compound dapat
dilaksanakan.
Sebelum dipakai, curing compound harus terlebih dahulu diaduk merata kemudian
disemprotkan dengan halus ke permukaan beton menggunakan peralatan semprot sebagai
lapis pertama. Penyemprotan kedua kalinya dilakukan dengan arah tegak lurus terhadap
arah penyemprotan pertama. Dosis untuk setiap penyemprotan harus tidak kurang dari 1
liter curing compound untuk setiap 3,6 meter luas permukaan beton. Pemakaian curing
compound pada bagian sambungan harus dilakukan dengan hati-hati sehingga ikatan
antara beton dengan besi tulangan dan pemasangan joint sealer tidak terganggu.
11
Toleransi
Item
yang diijinkan
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
3. Bangunan lain
(1) Perbedaan dari arah datar atau dari kemiringan terhadap
ketentuan dalam gambar untuk lantai, kolom, alur
horizontal dan susunan tangga.
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
(2) Perbedaan dimensi tampang melintang dari kolom, pilar,
lantai, dinding, balok dan bagian sejenis dari bangunan pada
3.(1)
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(3) Perbedaan tebal beton lantai jembatan
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(4) Footing (fondasi)
(a) perbedaan dimensi (lebar, panjang)
• minus 1 cm
• plus 5 cm
(b) kesalahan penempatan atau eksentris, % terhadap lebar 2%, tidak lebih dari
footing kearah kesalahan 5 cm
(c) kekurangan tebal 5%
(5) Perbedaan ukuran dan lokasi bukaan lantai dan dinding 5 cm
(6) Deviasi dari arah vertikal atau datar untuk sill dan dinding 0,1%
12
B-8.1 Uji Mutu Beton Selama Pelaksanaan
Standar uji yang dipakai untuk uji mutu seperti disebut di bawah ini, atau yang setara JIS,
atau ketentuan dan frekuensi yang ditetapkan PPK.
(2) - Kuat desak (compresive ASTM C39 Satu sample terdiri dari 6 (enam)
strength) ASTM C192 benda uji silinder untuk setiap tipe
beton yang dicor setiap hari atau
setiap bagian (segment)
- Kuat desak untuk Dengan 100 mm Intruksi dari Engineer
beton keras atau 150 mm core
(compresive ASTM C42
strength, hardened
concrtete)
(3) Air content ASTM C231 Setiap uji coba campuran (trial
mix) dan setiap 3 (tiga) bulan
untuk setiap tipe beton.
(4) Density (canal lining) 100 mm coring, 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor
(5) Kuat desak (canal lining) 100 mm coring 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor.
(6) Toleransi Lihat Pasal C-8 Setiap bagian yang sudah selesai
(7) Batching Plant (a) uji berat dan volume sekali
13
Material dan Uji Mutu Standar *) Frekuensi
sebulan
(b) kalibrasi setiap 6 bulan
*) Untuk nilai yang diijinkan (permissible value), lihat gambar dan spesifikasi.
Untuk setiap 100 (seratus) m3 beton yang dicor secara terus menerus setiap hari harus
diambil 3 (tiga) sample dan tidak kurang dari 1 (satu) random sample. Benda uji harus
berbentuk silinder dengan diameter 15 (lima belas) cm dan tinggi 30 (tiga puluh) cm yang
akan diuji kuat desak setelah dirawat selama 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari. Hasil uji kuat desak harus dianalisa secara statistik dengan 2 (dua) metoda sebagai
berikut:
(1) Metoda Sampling
Metoda sampling diterapkan untuk bagian tertentu dari suatu blok/lot pekerjaan, dan
penetapan mutu beton secara keseluruhan untuk blok/lot tersebut dilakukan
berdasarkan data hasil uji laboratorium seluruh bagian dari blok/lot tersebut.
Metoda ini diterapkan untuk pekerjaan bangunan skala besar, atau pekerjaan dengan
volume beton besar, atau atas perintah PPK.
(a) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari 80% kuat desak yang ditetapkan
desain (ck) dengan probabilitas lebih dari 5%. Kuat desak yang memenuhi
syarat ini (m) diperoleh dengan rumus:
m ≥ 0,8 * ck + Ka*σ ............................... (a)
dimana, m : kuat desak rata-rata beton umur 28 hari dari seluruh hasil
uji per bagian blok/lot yang dilaksanakan secara berurutan.
Ka : probabilitas distribusi normal
σ : standard deviasi.
(b) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari ck dengan probalitas 25%.
14
Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dan selanjutnya
pada setiap saat pengambilan benda uji untuk kuat desak dan saat-saat lain bila
diperintahkan PPK.
Semua uji/tes di atas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar yang
dijelaskan dalam spesifikasi ini.
15
B-10 Pekerjaan Cetakan Beton
B-10.1 Umum
Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya untuk desain dan pelaksanaan pekerjaan cetakan
beton termasuk perancah (false work/scaffolding), dan wajib menyerahkan desain dan
metoda kerja kepada PPK guna mendapat persetujuan paling lambat 2 (dua) bulan
sebelum pekerjaan cetakan beton tersebut dilaksanakan termasuk gambar kerja, dan
perhitungan teknis, rincian dari material dan produk pabrik yang akan dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan cetakan.
Pekerjaan cetakan beton dapat dibuat dari kayu atau besi dengan desainnya harus
menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat, penopang
dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar karena menahan
adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja penuangan dan pemadatan
beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula tidak diperhitungkan.
Penyedia wajib menyerahkan desain dan metoda kerja untuk pembuatan cetakan beton
kepada PPK guna mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan. Desain cetakan dan
perancah harus memuat rincian dasar perhitungan, beban dan tegangan yang ditanggung
konstruksi, asumsi, sifat dan karakteristik material yang dipakai, rincian konstruksi yang
diusulkan termasuk ukuran balok, papan penyekat, penopang, penguat dan perancah.
Metoda kerja penuangan beton, pemadatan, perawatan dan lain-lain harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini Pasal C-3.4, C-4, C-5 dst.
Penyedia tidak diperkenankan melakukan pengadaan material sebelum memperoleh
persetujuan PPK.
Cetakan harus dibuat dengan cukup teliti sehingga memperlihatkan bentuk beton seperti
yang diuraikan dalam metoda kerja di atas. Penyedia juga harus memperhatikan perlunya
penyesuaian terhadap terjadinya penyusutan, pemampatan/penurunan (settlement) atau
lendutan/defleksi yang mungkin terjadi selama pelaksanaan sehingga beton yang
dihasilkan benar-benar sesuai dengan dimensi dan toleransi yang disyaratkan.
Cetakan harus dilapisi dengan plywood yang baru atau metal dengan persetujuan PPK,
sehingga akan diperoleh permukaan beton yang halus dengan texture, warna dan
penampilan yang seragam. Metal pelapis cetakan tidak boleh berkarat yang dikhawatirkan
akan menempel pada permukaan beton dan dengan sambungan yang baik sehingga tidak
meninggalkan bekas atau cacat pada permukaan beton.
Berdasarkan pengukuran dan pembayarannya, cetakan beton dibedakan dalam 3 tipe
cetakan tergantung dari tinggi dari dinding bangunan atau tinggi dari dasar atau
permukaan tanah seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan perintah
PPK:
16
harus dimulai dari 0,0 m sampai puncak dinding dimana cetakan Tipe-
A3 dipasang.
Dalam hal tinggi cetakan dalam satu bagian/segmen pekerjaan bervariasi, maka tinggi
rata-rata yang dihitung dari gambar kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan
tipe cetakan.
Semua sudut beton exposed harus ditutup dengan pengisi/listel berbentuk segitiga dengan
ukuran tidak kurang dari 1 cm x 1 cm x 1 cm untuk mencegah mortar mengalir keluar dan
mempersiapkan permukaan yang halus dan lurus atau dengan cara lain sesuai perintah
PPK. Pengisi segitiga/listel dibuat dari kayu kualitas baik, lurus dan dengan permukaan
yang dihaluskan.
Lubang-lubang yang disediakan pada cetakan untuk tujuan pemeriksaan kondisi di dalam
cetakan dan untuk membuang air yang dipakai untuk mencuci cetakan, harus dapat
dengan mudah ditutup sebelum pekerjaan penuangan beton dikerjakan.
Seringkali untuk memperkuat cetakan dilakukan dengan memasang baut atau
penguat/pengunci (clamp) dalam jumlah yang cukup kuat untuk mencegah cetakan
mengembang. Baut dan clamp yang dipakai harus dari jenis dan tipe yang dapat dipotong
di bawah permukaan beton 2 cm atau lebih sehingga tidak ada metal sedalam 3 cm dari
permukaan beton.
Seluruh permukaan cetakan yang bersinggungan/kontak dengan beton harus dilapisi
dengan bahan kimia (non-staining releasing agent) agar cetakan dapat dilepas dengan
bersih dan mudah. Pemolesan permukaan cetakan dengan bahan kimia dikerjakan
sebelum besi tulangan dipasang, dan harus dijaga agar non-staining releasing agent tidak
mengotori besi tulangan. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, cetakan harus
dibersihkan dan dibasahi dengan baik.
Penuangan beton tidak diijinkan untuk dilaksanakan sebelum seluruh besi tulangan,
waterstop, joint element, anchor, embedded item dan lain-lain sudah dipasang Penyedia
dengan baik sesuai gambar kerja dan diperiksa serta disetujui PPK.
17
Cetakan beton untuk beton lantai kerja, beton pracetak dan sebagainya, tidak dibayar dan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton bersangkutan.
Penyedia harus mendapat persetujuan PPK untuk pengadaan besi tulangan yang akan
dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya ke lokasi
pekerjaan. Penyedia dengan biaya sendiri harus melakukan uji material bila diminta PPK
dengan prosedur baku uji yang disetujui PPK.
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui PPK. Dua besi tulangan dengan diameter yang sama
yang diambil secara random dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak
boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan
harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.
18
Penyedia wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada PPK untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan
secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.
Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di atas, PPK akan
menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan
dalam standar SNI atau JIS.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan yang dinyatakan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Engineer akan diperhitungkan dalam pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing tipe
besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan
19
ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan
besi tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.
20
Sub-bagian C Pekerjaan Besi
C-3 Pengecatan
1
tertentu/ khusus yang dikeluarkan oleh produsen cat. Penyediaan dan pemakaian cat harus
dilaksanakan mengikuti ketentuan. Kualitas cat dan material untuk pengecatan harus
mendapat persetujuan PPK.
Cat awal, undercoat harus dengan warna yang berbeda/ khusus sedang warna pengecatan
terakhir, finishing colour, harus disetujui PPK sebelum dikerjakan. Pengecatan harus
dikerjakan pada permukaan yang benar-benar bersih dan kering, dengan kondisi udara
yang tidak lembab atau pada siang hari, sehingga pada saat proses pengelasan sedang
berlangsung tidak terjadi pengembunan melainkan penguapan.
Pengecatan awal harus dikerjakan segera sesudah permukaan besi, kayu dan lain-lain
selesai dipersiapkan dan dibersihkan. Pengecatan tidak dapat dilakukan bila permukaan
yang akan dicat terlalu panas untuk jenis cat yang dipakai. Permukaan yang baru selesai
dicat harus dilindungi dari terik matahari untuk mencegah retak dan lecet.
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi pabrik, tanggung waktu pengecatan antara
lapisan cat yang baru selesai dikerjakan dengan pengecatan lapis berikutnya paling sedikit
24 jam. Sesudah pekerjaan pengecatan selesai, Penyedia wajib membersihkan bekas-
bekas cat dan mengecat ulang pada bagian yang kurang baik. Permukaan luar pengecatan
harus dilindungi dari cuaca sampai catnya benar-benar kering dan mengeras.
C-3.2.1 Umum
Pekerjaan pengecatan bangunan besi harus sudah termasuk pekerjaan persiapan
permukaan besi, penggunaan cat, perawatan dan pengeringan lapisan cat (coating),
pekerja, peralatan dan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pengecatan.
Kecuali bila tidak ditentukan tersendiri, ketentuan dalam Pasal diikuti dalam pelaksanaan
pekerjaan pengecatan.
Klasifikasi pekerjaan coating tersebut di atas harus ditentukan oleh PPK berdasarkan hasil
perencanaan.
2
Pengecatan harus dikerjakan dengan teliti sehingga ketebalan lapisan cat sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi yang telah disetujui. Permukaan yang tidak akan dicat/ coated
tetapi berdekatan dengan permukaan yang akan dibersihkan dan dicat/ coated, harus
dilindungi selama proses pembersihan dan pengecatan sedang berlangsung.
Material granular yang dipakai untuk base coarse harus memiliki sifat fisik yang
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Soaked CBR, AASHTO T193, at maximum dry Untuk material lolos saringan
density sesuai dengan ketentuan ASTM D2216 20 mm, minimum 80%.
3
C-1.2 Metoda Kerja Base Coarse
Material granular untuk base coarse, dan beton aspal harus dikerjakan sesuai dengan
ukuran/ dimensi yang ditentukan dalam gambar kerja atau perintah PPK sebagai berikut:
(a) Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja untuk penempatan, penghamparan dan
pemadatan material granular untuk base coarse kepada PPK untuk mendapat
persetujuan sebelum dikerjakan.
(b) Material granular untuk base coarse tidak boleh ditempatkan, dihampar dan
dipadatkan pada waktu hari hujan.
(c) Permukaan yang akan dipasang material untuk base coarse harus dipersiapkan
dengan baik dan disetujui PPK sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan sepanjang
paling sedikit 100 m. Kerusakan yang terjadi pada permukaan tersebut akibat dari
air, pelaksanaan pekerjaan, atau karena sebab lain harus segera diperbaiki sesuai
dengan perintah PPK dengan biaya ditanggung oleh Penyedia sebelum pekerjaan
gravel metalling dilaksanakan.
(d) Bila lapisan base coarse kurang dari 150 mm, material granular untuk pekerjaan
tersebut harus dihampar dan dipadatkan hanya 1 (satu) lapis saja. Sedang bila
lapisan base coarse lebih dari 150 mm material granular untuk pekerjaan tersebut
harus dihampar dan dipadatkan dengan 2 (dua) atau lebih lapisan dengan tebal yang
sama.
(e) Pemadatan harus menggunakan peralatan pemadat yang sudah disetujui PPK
sebelum pelaksanaan pekerjaan. Pemadatan dilaksanakan dimulai dari tepi/pinggir
sepanjang hamparan material granular terus berlanjut dan bergeser ke bagian tengah
dari hamparan yang harus dikerjakan segera setelah pekerjaan penghamparan dan
peralatan selesai dikerjakan.
(f) Pemadatan material base coarse harus dilakukan dengan vibro roller sehingga
relative-density telah mencapai lebih dari 95% yang diuji sesuai ketentuan dalam
JIS A1224.