Bapak Amir dan Ibu Bety masing-masing berusia 35 tahun dan 33 tahun, memiliki 1 anak
yang bernama Meisya mengalami retardasi mental sehingga ibunya menganggap anaknya
tidak perlu masuk sekolah.
Pada saat Meisya berusia 4 tahun, Ibu bety sudah merasakan hal yang beda dalam diri
Meisya. Melihat anak-anak seumuran Meisya begitu aktif, sedangkan Meisya
perkembangannya agak lambat dibandingkan teman seusianya seperti lambat berbicara,
lambat berespon terhadap lingkungan sekitar. Namun ibunya tidak begitu resah karena
tingkah Meisya tidak terlalu mencolok. Ibu Bety merasa bahwa Meisya tidak perlu diperiksa
ke rumah sakit karena anaknya mungkin bisa mengejar keterlambatannya. Walaupun Meisya
sering berperilaku hiperaktif, ketidakstabilan afektif bahkan suka berperilaku agresif, tapi
keluarga selalu memberikan kasih sayang kepada Meisya.
Namun akhir-akhir ini perilaku Meisya tidak seperti biasanya. Dia semakin tidak terkendali,
maka orang tuanya memutuskan untuk memeriksa kondisi Meisya ke rumah sakit.. Perawat
melakukan pengkajian kepada keluarga dan juga Meisya. Dan berdasarkan data-data yang
diperoleh, maka diagnosa keperawatan yang sesuai untuk keluarga pak Amir yaitu
ketidamampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga terutama Meisya (anak pertama
bapak Amir) karena retardasi mental. Dan untuk melakukan intervensi keperawatan terhadap
keluarga pak Amir, maka 2 hari kemudian (setelah melakukan pengkajian) perawat keluarga
melakukan home visit ke rumah pak Amir.
2. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Identitas keluarga
Nama Kepala Keluarga : Bapak Amir
Alamat : Limpok, Darussalam
Komposisi keluarga
Latar belakang budaya: Keluarga ini merupakan keluarga asli Aceh Besar.
Identifikasi Religius: Terlibat secara aktif di mesjid setempat dan istrinya juga mengikuti
pengajian di mesjid. Bapak Amir selalu shalat berjamaah. Kepercayaan kepada keluarga dan
anak-anaknya ditekankan.
Status Ekonomi: Pendapatan mencukupi, jika ada yang sakit ada simpanan
Aktifitas Rekreasi: Mereka sering nonton, makan & berkumpul bersama-sama. Kadang
mereka saling mengunjungi keluarga besar.
Tahap perkembangan Keluarga saat ini: Keluarga dalam tahap keluarga dengan anak usia
sekolah, dengan usia 11 dan 7 tahun.
Riwayat Keluarga: Kedua orangtua hidup dalam lingkungan yang sama. Kedua orang tua
menerima kekurangan anaknya dengan hangat dan menyayanginya.
Riwayat Keluarga Asal: Dari kedua belak pihak keluarga tidak ada riwayat retardasi mental.
Karakteristik Rumah: Sebuah rumah berlantai 1 dengan 4 kamar tidur yang dibeli ketika
Bapak Amir berumur 25 tahun. Diluar rumah : kondisinya terawat dengan baik, penerangan
diluar bagus. Didalam rumah : di lengkapi dengan perabot minimal. Diruang tamu ada sebuah
televisi berwarna. Orang tua memiliki kamar tidur sendiri dan bergabung dengan Meisya.
Amira memiliki kamar tidur sendiri. Didapur ada lemari es dan kompor gas dilengkapi
dengan lemari. Bahaya-bahaya keamanan: tidak ada pagar.
Yang lebih luas: lingkungan merupakan daerah komplek perumahan, yang terdiri dari
berbagai etnis. Lingkungan ini agak jauh dari jalan raya. Keluarga menyukai keramah-
tamahan dari lingkungan, namun tetap cemas dengan tingkah laku yang mungkin timbul dari
anaknya. Keluarga menggunakan pasar tradisional dan pusat perbelanjaan yang sangat jauh
dari rumah ( 3,5 km jauhnya) untuk hampir semua kebutuhan-kebutuhan berbelanja. Mesjid
hanya berjarak 300 M dari rumah. Tidak ada transportasi umum yang masuk ke kompleks
perumahan tersebut, tapi Ibu Bety dapat menggunakan kendaraan milikknya jika pergi
melakukan aktifitas sehari-hari.
b. Diagnosa
1) Perubahan dalam proses keluarga pada keluarga Bapak Amir terutama Ibu Bety berhubungan
dengan KMK merawat anggota keluarga dengan anak retardasi mental.
2) Gangguan penyesuaian diri pada keluarga Bapak Amir terutama Meisya berhubungan dengan
KMK merawat anggota keluarga dengan anak retardasi mental.
3) Gangguan pertumbuhan & perkembangan pada keluarga Bapak Amir terutama Ibu Bety
berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan retardasi mental.
c. Analisa Data
No Masalah
Data Etiologi
. Keperawatan
DS:
Ibu mengatakan Meisya suka
berperilaku agresif,
ketidakstabilan afektif dan
terkadang hiperaktif.
DO:
Pada kunjungan pertama, perawat
melihat Meisya sedang bermain
dengan bonekanya dan dia
berbicara sendiri, tersenyum dan
bertingkah seolah-olah boneka
itu temannya.
DS:
Ibu mengatakan Meisya lambat
berbicara.
Menyebutkan
1 dari 9
penyebab
retardasi
mental.
1) Kelainan
kromosom
2) Pewarisan
faktor genetik
yang
dominan
3) Gangguan
metabolic
4) Gangguan
prenatal
5) Sifilis
6)
Toksoplasmo
sis
7) Diabetes
8)
Penyalahgun
aan alkohol
pada ibu
(syndrome
fetal alcohol)
9) Penggunaan
beberapa obat
(mis:
talidomid),
toksemia
pada
kehamilan,
eritoblastosis
fetalis, dan
malnutrisi
pada ibu, dll.