Anda di halaman 1dari 2

MENCARI HAKIKAT MAKNANYA DARI RENCANA TESIS

ANALSIS YURIDIS SOSIOLOGIS PENCABUTAN PERATURAN


PEMERINTAH NOMER 99 TAHUN 2012 TENTANG PENGETATAN
PEMBERIAN HAK REMISI BAGI KASUS KORUPSI, NARKOTIKA DAN
TERORRISME OLEH MAHKAMMAH AGUNG
(Studi di Kantor Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Jawa Timur)

Tugas

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan


Ujian Akhir Semester
Program Studi Magister Ilmu Hukum

Disusun oleh:
EKO SAKTIONO
NIM: 2021103802111019

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
PENDAHULUAN
Dalam pemberian saksi/nestapa pelaku tindak pidana pada Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana terletak pada Pasal 10 mengatur tentang pidana, pemidanan
itu sendiri ada pidana pokok dan pidana tambahan, pidana pokok meliputi;
1. Pidana mati;
2. Pidana penjara;
3. Pidana kurungan, dan;
4. Pidana denda.
Serta pidana tambahan meliputi;
1. Pencabutan hak-hak tertentu;
2. Perampasan barang-barang tertentu, dan;
3. Pengumuman putusan hakim.
Dalam pembahasan rencana tesis penulis ialah terkait dengan pencabutan hak
remisi Peraturan Presiden No. 99 Tahun 2012 tentang pembaharuan kedua PP No. 32
Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan yang disahkan pada tanggal 12 November 2012, telah memberikan
batasan-batasan diberikannya remisi khusus untuk tindak pidana antara lain: tindak
pidana korupsi, terorisme, narkotika dan precursor narkotika, kejahatan terhadap
keamanan Negara dan kejahatan Hak Asasi Manusia yang berat, serta kejahatan
transnasional terorganisasi lainnya yang dianggap merupakan kejahatan luar biasa
karena mengakibatkan kerugian yang besar bagi Negara atau masyarakat. Dengan
cara menambah syarat adanya Surat keterangan yang menerngkan bahwa bahwa
narapidana tersebut adalah seorang Justice Collaborator sebagaimana dinyatakan
dalam Pasal 34.1

PEMBAHASAN
PENUTUP
REFRENSI
1

Anda mungkin juga menyukai