Asuhan Pada Perempuan Dengan Status Sosek Rendah
Asuhan Pada Perempuan Dengan Status Sosek Rendah
Status
Kemampuan untuk membeli sumber daya dan
Ekonomi perawatan yang mempromosikan Kesehatan
• Upper 1/SES A
• Upper 2/SES B
• Middle 1/SES C1
• Middle 2/SES C2
• Lower 1/SES D
• Lower 2/SES E
GAMBARAN STATUS SOSIAL EKONOMI PEREMPUAN DI INDONESIA
Survei Status Sosial Ekonomi Perempuan Indonesia (Riskesdas, 2018 & SDKI 2017)
INDEKS KEMISKINAN PEKERJAAN
PENDIDIKAN
Tidak bersekolah (tidak
lulus pendidikan dasar)
16% 7%
18% Pendidikan dasar (lulus)
31%
Pendidikan menengah
28% (tidak lulus)
Pendidikan menengah
(lulus)
Pendidikan tinggi
PENDAPATAN (SDKI, 2017)
Gambaran perempuan dengan status sosial ekonomi
rendah di Indonesia (SDKI 2017)
Perempuan yang bekerja (15-49 th) : 48% (menengah bawah), 52% (terbawah)
Persentase tertinggi wanita bekerja adalah wanita yang tidak sekolah (68%)
Lebih dari separuh wanita (57%) pada kuintil kekayaan terbawah bekerja di sektor
pertanian.
Di sektor pertanian, lebih dari separuh (51%) wanita yang bekerja di sektor pertanian tidak
dibayar, karena sebagian besar (56%) adalah pekerja keluarga. Di sektor pertanian, 30
persen wanita bekerja musiman
SDKI, 2017
Evidence Based
SES terhadap kesehatan
◦ SES rendah cenderung memiliki hasil kesehatan yang buruk,
◦ SES menengah populasi cenderung memiliki hasil kesehatan rata-rata,
◦ populasi SES tinggi cenderung memiliki hasil kesehatan terbaik.
HAMBATAN PEMBERIAN ASUHAN PADA PEREMPUAN DENGAN
STATUS SOSIAL DAN EKONOMI YANG RENDAH
How low socioeconomic status can affect
women’s health?
Pengetahuan/
informasi Kesehatan •Pemukiman sehat
•Sanitasi •Risiko penyakit •Akses pelayanan
•Pekerjaan menular
lingkungan Kesehatan <<
•Pendidikan •Kemampuan •Risiko KEK, Anemia,
•Sumber air minum •3 Terlambat
•Pendapatan membaca menulis BBLR, stunting
•Asupan nutrisi • Pemanfaatan
(literasi) •Risiko kekerasan pelayanan
•Paparan media •PHBS << seksual (KDRT) kesehatan
massa •Risiko tinggi maternal kurang
Perempuan dengan •Penggunaan optimal
komplikasi kehamilan,
status sosial ekonomi internet Perilaku Kesehatan persalinan, nifas
rendah
•Unmet need
•Unwanted
pregnancy
•Unsafe abortion
Status Kesehatan
Perempuan <<
Hambatan pemberian asuhan pada perempuan dengan status
sosial ekonomi rendah
Continuity of care
Pengentasan kemiskinan
Continuity of Care
Pregnancy
Intrapartum
Postpartum
and Childbirth
Pemberdayaan Perempuan
(Empowering women)
Menganalisis
Hak memilih dan
informasi (sesuai
Pengambilan
kondisi diri dan
keputusan
pengalaman hidup
Lintas
sektoral Klien
(stakeholder)
Keluarga
Masyarakat
• Baker, E. 2014. Socioeconomic Status, Definition.
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/9781118410868.wbehibs395
• Darling, Elizabeth K., et.al. 2019. Access to midwifery care for people of low
socio-economic status: a qualitative descriptive study. BMC Pregnancy and
Childbirth (2019) 19:416. https://doi.org/10.1186/s12884-019-2577-z
• Handayani, F. 2017. Penguatan Peran Bidan Dalam Pemberdayaan
Perempuan untuk Mendukung Program Sustainable Development Goal’s. REFERENCES
Jurnal Ilmiah Bidan, Vol.II, No.2, 2017
• Morgan, S., Pullon, et.al. 2015. Observation of interprofessional collaborative
practice in primary care teams: an integrate literature review. Int. J. Nurs.
Stud. 52 (7), 1217-1230
• Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
• Rosidah, Lely, dkk. 2021. Socio-Economic Impact on the Maternal Health
Services Selection. Jurnal Kebidanan Vol.10 No. 2 Oktober 202. https://akbid-
dharmahusada-kediri.e-journal.id/JKDH/index
• Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017.
• King, T. L., Brucker, M. C., Jevitt, C., & Osborne, K. (. (2019). Varney's
midwifery. Sixth edition. Burlington, Massachusetts, Jones & Bartlett Learning.
• WHO. 2018. WHO recommendations: Intrapartum Care for A Childbirth
Positive Experiences. World Health Organization
• WHO. 2016. WHO recommendations on antenatal care for a positive
pregnancy experience (Hal. 85-104). World Health Organization
Case Study
KASUS
◦ Seorang perempuan, umur 19 tahun, G3P2A0 hamil 8 minggu
datang ke PMB dengan keluhan terlambat haid. Hasil anamnesis
lupa minum pil KB, anak terkecil berumur 1 tahun masih menyusu,
ibu tidak menginginkan kehamilannya. Pendidikan ibu tidak
tamat SD, bekerja sebagai IRT, pekerjaan suami kuli bangunan.
Keluarga tinggal di lingkungan kumuh, untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dari upah harian suami.
◦ Hasil pemeriksaan: Lila 21,5 cm, TFU teraba ballotement, TD
120/80 mmHg, N 82x/menit, S 36,5°C, pemeriksaan laboratorium
Hb 11 g/dl, plano test (+).
PERTANYAAN
1. Apakah diagnosis kebidanan yang tepat pada kasus tersebut?
2. Apakah risiko yang dapat terjadi pada kasus tersebut?
3. Apakah tindakan yang tepat dilakukan bidan pada kasus
tersebut?
4. Apakah Interprofesional Collaboration yang tepat dilakukan
bidan pada kasus tersebut?