4 Dis
4 Dis
NIM : 044982136
Prodi : Teknologi Pangan
UPBJJ : UT Pekanbaru
Diskusi 4 :
1. Jelaskan perbedaan antara bakteri, virus, parasit, dan fungi
Karekteristik Bakteri Virus Parasit fungi
Ukuran Umumnya sel bakteri Ukuran dan bentuk Spesies : Ascaris Sebagian besar
yang berbentuk bulat virus sangat kecil, lumbricoides, jamur tumbuh
berdiameter sekitar hanya dapat dilihat tergolong sebagai hifa,
0.7 – 1.3 µm. dengan menggunakan nematode struktur yang
Sedangkan sel bakteri mikroskop elektron, ▪ Ukuran dewasa berbentuk silindris
berbentuk batang ukuran virus lebih mencapai 20-35 seperti benang,
lebarnya sekitas 0.2 – kecil daripada bakteri. cm berdiameter 2–
2.0 µm dan Ukurannya berkisar 10 µm dan
panjangnya 0.7 – 3.7 dari 0,02 mikrometer panjangnya
µm. Bentuk bakteri sampai 0,3 mencapai beberapa
yang paling umum mikrometer (1 μm = sentimeter.
adalah bulat, batang 1/1000 mm). Unit
dan spiral pengukuran virus
biasanya dinyatakan
dalam nanometer
(nm).
Struktur Struktur morfologi Secara umum, Dalam perangkat Terdiri dari dinding
bakteri terdiri dari struktur tubuh virus semikonduktor, sel tubular yang
membran plasma, terdiri atas 4 bagian struktur parasit mengelilingi
ribosom, nukleoid, utama, yaitu kepala, adalah bagian membran plasma
dinding sel, flagel, isi tubuh, ekor, dan dari perangkat dan sitoplasma sel.
pili, glycocaliyx dan kapsid yang menyerupai Dinding sel jamur
kromosom . struktur terbentuk oleh zat
Membran plasma perangkat kitin atau
semikonduktor
berfungsi untuk polisakarida yang
lain yang lebih
membungkus sederhana, dan kuat juga fleksibel.
sitoplasma. Ribosom menyebabkan Oleh dinding sel
berperan dalam perangkat bernama septa, hifa
sintesis protein. memasuki mode jamur dibagi
Nukleoid merupakan operasi yang menjadi sel
tempat sel DNA tidak diinginkan
berada (tidak ketika
tertutup oleh mengalami
membran) kondisi di luar
kisaran
normalnya.
Virus membutuhkan bahan inti (DNA atau RNA) sel makhluk lain untuk bereplikasi
(bereproduksi). Virus bereproduksi dengan cara replikasi. Ada dua cara replikasi
virus, yaitu daur/siklus litik dan daur lisogenik.
1. Siklus Litik
Siklus ini diberi nama litik, karena pada fase akhir siklus replikasi, sel yang menjadi
inang dalam replikasi virus akan mengalami lisis (mati). Daur litik mempunyai 5
tahapan, yaitu adsorbsi (Penempelan), penetrasi/injeksi (Penyuntikan),
replikasi/eklifase (Penggandaan), assembling (Perakitan), dan lisis (Pemecahan sel
inang). Untuk mempelajari daur litik diperlukan virus yang berupa
bakteriofaga/fage/T, dan sel inang berupa bakteri Escherichia coli. Tahap-tahap
dalam siklus litik secara terperinci sebagai berikut.
a . Absorpsi (Penempelan)
Pada fase ini ditandai dengan melekatnya ekor virus bakteriofage) pada reseptor
khusus dinding bakteri Penempelan melalui metode Lock and Key di mana
didasarkan atas kecocokan molekul protein antara sel inung dengan virus. Setelah
ekor virus menempel, virus mengeluarkan enzim lisozim (enzim penghancur
dinding sel bakteri) dan dibantu kontraksi ekor sehingga terbentuk lobang pada
dinding sel bakteri
b. Injeksi (Penyuntikan)
Pada fase itu, ditandai dengan masuknya DNA virus ke dalam sel inang dengan
meninggalkan kapsid di luar sel bakteri. Masuknya DNA virus ke DNA bakteri
didorong oleh tenaga kontraksi dari bagian kapsid atau kepals pada bakteriofage.
Eklifase Replikasi (Penggandaan) Pada fase ini ditandai dengan:
1) DNA virus menempel pada DNA sel inang
2) DNA virus yang menempel pada DNA sel inang mengambil alih kendali
metabolisme pada sel inang. 3) Terjadi penghancuran atau pemotongan DNA
bakteri di bawah kendali DNA virus.
4) Terjadi sintesis atau pengadaan DNA virus dengan menggunakan potongan DNA
bakteri.
5) Selanjutnya DNA virus menyusun protein kapsid,
d. Assembling (Perakitan)
Pada fase ini, ditandai dengan peristiwa perakitan kapsid pada kepala, ekor,
serabut, dan ekor menjadi bagian yang utuh, sedangkan DNA virus masuk di
dalamnya, Setelah DNA masuk, terbentuklah virus baru yang disebut virion. Virion
yang terbentuk dalam satu kali siklus litik sebanyak 100-200 buah.
e. Litik (Pemecahan sel inang)
Pada fase ini ditandai dengan peristiwa berikut.
1) Pecahnya dinding bakteri karena pengaruh enzim lisozim yang dibentuk oleh
virus baru (virion)
2) Virion (virus baru) meninggalkan sel inang lama untuk mencari sel inang yang
baru.
3) Sel inang lama ditinggalkan dalam kondisi rusak dan mati.
2. Siklus Lisogenik
Siklus ini diberi nama lisogenik karena sel inang pada tahap akhir siklus tidak
mengalami kerusakan atau kematian. Sel inang dapat bertahan dan tidak nusak
pada akhir siklus karena disebabkan sel inang mempunyai ketahanan diri terhadap
serangan virus, Ketahanan diri sel inang (bakteri) terhadap serangan virus disebut
virulensi
Siklus lisogenik virus mempunyai tahap-tahap (fase) sebanyak 4 tahap. absorpsi
(Penempelan), penetrasi/Injeksi (Penyuntikan), yaitu penggabungan dan cleaveage
(Pembelahan). Untuk dapat memahaminya perhatikan uraian untuk setiap fase
berikut ini.
a Absorpsi (Penempelan)
Pada fase ini ditandai dengan melekatnya ekor virus (bakteriofage) pada reseptor
khusus dinding bakteri. Penempelan ini melalui metode Lock and Key, di mana
didasarkan atas kecocokan molekul protein antara sel inang dengan virus. Setelah
ekor virus menempel, virus mengeluarkan enzim lisozim (enzim penghancur
dinding sel bakteri) dan dibantu kontraksi ekor sehingga dapat terbentuk lubang
pada dinding sel bakteri.
b. Penetrasi/Injeksi (Penyuntikan)
Pada fase ini ditandai dengan masuknya DNA virus ke dalam sel inang dengan
meninggalkan kapsid di luar sel bakteri. Masuknya DNA virus ke DNA bakteri
didorong oleh tenaga kontraksi dari bagian kapsid atau kepala pada bakteriofage.
c. Penggabungan
Pada fase ini DNA virus menyisip ke dalam DNA bakteri sehingga DNA bakteri
mengandung materi genetik virus. DNA virus yang telah menyisip pada DNA
bakteri tidak dapat aktif untuk mengambil alih kendali metabolisme dari DNA
bakteri, dikarenakan bakteri mempunyai virulensi. DNA virus yang menempel
pada DNA bakteri dan tidak aktif disebut Profage.
d. Cleaveage (Pembelahan) Pada fase ini, profage akan berada di dalam tubuh
bakteri selama bakter masih mempunyai virulensi. Ketika sel bakteri mengalami
pembelahan, DNA virus juga ikut terkopi sehingga terbentuklah dua sel bakteri
yang masing- masing mengandung profage. Pembelahan sel bakteri dapat
berulang-ulang dalam beberapa generasi dan profagenya juga akan terbagi dalam
beberapa generasi.
Sumber : BIOL4223/MODUL4