Anda di halaman 1dari 9

Anggota kelompok:

Almeira Charissa Yashmine (03)


Aurelia Intan Ramadhani (07)
May Hersa Mustika (21)
Muhammad Daffa Latif Wuaya (24)
Ni Made Dyah Ayu Maharani Putri (29)

Auguste Comte
Kelahiran: 19 Januari 1798, Montpellier, Perancis
Meninggal: 5 September 1857 (umur 59) Paris, Perancis
Kebangsaan: Perancis
Pendidikan: École Polytechnique, Université Montpellier, The École - Elementary and Middle School
Istri: Caroline Massin
Auguste Comte adalah seorang filsuf Prancis yang dikenal karena memperkenalkan bidang ilmu sosiologi
serta aliran positivisme. Melalui prinsip positivisme, Comte membangun dasar yang digunakan oleh
akademisi saat ini yaitu pengaplikasian metode ilmiah dalam ilmu sosial sebagai sarana dalam
memperoleh kebenaran.
Menurut Auguste Comte, istilah sosiologi berasal dari gabungan bahasa Romawi (socious) berarti kawan
dan bahasa Yunani (logos) berarti bicara. berdasarkan dua kata tersebut sosiologi dapat diartikan
berbicara mengenai masyarakat.
Auguste comte menyumbangkan pemikiran yang mendorong berkembangnya sosiologi dalam salah satu
bukunya yang dikenal dengan hukum kemajuan manusia atau hukum tiga jenjang dalam menjelaskan
gejala alam dan gejala sosial manusia akan melewati 3 jenjang berikut :
1. jenjang teologi bahwa segala sesuatu dijelaskan dengan mengacu pada hal-hal yang bersifat
adikodrati.
2. jenjang metafisika bahwa manusia memahami sesuatu dengan mengacu pada kekuatan-kekuatan
metafisika atau hal-hal yang bersifat abstrak.
3. jenjang positif bahwa gejala alam dan sosial dijelaskan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah (jenjang
ilmiah).

Karl Marx
Kelahiran: 5 Mei 1818, Trier, Jerman
Meninggal: 14 Maret 1883 (umur 64) London, Britania Raya
Kebangsaan: Tak bernegara setelah 1845
Pendidikan: Universitas Bonn, Universitas Humboldt Berlin, Universitas Jena (Ph.D.)
Istri: Jenny von Westphalen
Karl Heinrich Marx adalah seorang filsuf, ekonom, sejarawan, pembuat teori politik, sosiolog, jurnalis dan
sosialis revolusioner asal Jerman.
Meskipun tidak secara eksplisit mendefinisikan apa itu sosiologi, Karl Marx dalam karyanya yang berjudul
The Communist Manifesto menyatakan bahwa sosiologi dapat dijadikan senjata untuk membebaskan
masyarakat dari kurungan sistem kapitalisme sehingga dapat tercapai masyarakat tanpa kelas.

Karl Marx melalui Teori Konflik-nya menjelaskan tentang bagaimana peran konflik dalam memicu
terjadinya suatu perubahan. Konflik-konflik ini yang muncul secara konsisten selama masa revolusi sosial
akibat dari adanya “antagonisme kelas”. Teori ini menjadi lebih menarik melalui konsep Borjuis dan
Proletar yang dikemukakan oleh Marx. Munculnya teori ini akibat dari adanya konsep kaum Borjuis yang
melakukan penindasan terhadap kaum proletar. Kaum borjuis dianggap sebagai kaum revolusioner yang
mewakili perubahan radikal pada struktur masyarakat. Kaum borjuis ini menggunakan kekuasaannya
dalam berbagai hal yang dapat berdampak pada perilaku diktator dengan mengeksploitasi kaum-kaum
proletar. Kemudian, selain teori konflik, Marx juga mengemukakan tentang teori Alienasi. Dalam Teori
Alinenasi dijelaskan tentang hilangnya kendali seseorang akan hidupnya. Hal tersebut akibat dari kontrol
yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kuasa.
Herbert Spencer
Kelahiran : 27 April 1820
Meninggal : 8 Desember 1903 (umur 83)Brighton dan Hove, Brighton and Hove, Britania Raya
Kebangsaan : derby, britania raya
Pendidikan : filsuf Inggris dan seorang pemikir teori liberal klasik terkemuka.

adalah seorang filsuf Inggris dan seorang pemikir teori liberal klasik terkemuka. Meskipun kebanyakan
karya yang ditulisnya berisi tentang teori politik dan menekankan pada "keuntungan akan kemurahan
hati", dia lebih dikenal sebagai bapak Darwinisme sosial. Spencer sering kali menganalisis masyarakat
sebagai sistem evolusi, ia juga menjelaskan definisi tentang "hukum rimba" dalam ilmu sosial. Dia
berkontribusi terhadap berbagai macam subyek, termasuk etnis, metafisika, agama, politik, retorik,
biologi dan psikologi. Spencer saat ini dikritik sebagai contoh sempurna untuk scientism atau paham
ilmiah, sementara banyak orang yang kagum padanya di saat ia masih hidup.[1] Menurutnya, objek
sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial dan industri. Termasuk pula
asosiasi, masyarakat setempat, pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu
pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan. Pada tahun 1879 ia mengetengahkan
sebuah teori tentang Evolusi Sosial yang hingga kini masih dianut walaupun di sana sini ada perubahan.
Ia juga menerapkan secara analog (kesamaan fungsi) dengan teori evolusi karya Charles Darwin terhadap
masyarakat manusia. Ia yakin bahwa masyarakat mengalami evolusi dari masyarakat primitif ke
masyarakat industri. Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami
masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang
tergantung satu sama lain.

Ibnu Khaldun
nama lengkap: Abu Zaid 'Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun al-Hadhrami (bahasa Arab: ‫عبد‬
‫)الرحمن بن محمد بن خلدون الحضرمي‬
Kelahiran : 27 Mei 1332,tunis
Meninggal : 17 Maret 1406 (73 tahun), kairo
Kebangsaan : tunisia
Pendidikan : Universitas Zaitunah

adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia[1] dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu
historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah
(Pendahuluan/Pengantar). Lelaki yang lahir di Tunisia pada 1 Ramadan 732 H/27 Mei 1332 M ini dikenal
sebagai sejarawan dan bapak sosiologi Islam yang hafal Al-Qur'an sejak usia dini. Sebagai ahli politik
Islam, ia pun dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori
ekonomi yang logis dan realistis telah dikemukakannya jauh sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David
Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya. Bahkan ketika memasuki usia remaja,
tulisan-tulisannya sudah menyebar ke mana-mana. Tulisan-tulisan dan pemikiran Ibnu Khaldun terlahir
karena studinya yang sangat dalam, pengamatan terhadap berbagai masyarakat yang dikenalnya dengan
ilmu dan pengetahuan yang luas, serta ia hidup di tengah-tengah mereka dalam pengembaraannya yang
luas pula.
Antonio Gramsci
Kelahiran:22 januari 1891
meninggal:27 april 1937 (46 tahun) roma,italia
kebangsaan: italia, kerajaan italia
Pendidikan: Universitas Torino

Antonio Gramsci
adalah filsuf Italia, penulis, dan teoritikus politik. Anggota pendiri dan pernah menjadi pemimpin Partai
Komunis Italia, Gramsci sempat menjalani pemenjaraan pada masa berkuasanya rezim Fasis Benito
Mussolini. Tulisan-tulisannya menitikberatkan pada analisis budaya dan kepemimpinan politik. Ia
dianggap sebagai salah satu pemikir orisinal utama dalam tradisi pemikiran Marxis. Ia juga dikenal
sebagai penemu konsep hegemoni budaya sebagai cara untuk menjaga keberlangsungan negara dalam
sebuah masyarakat kapitalisme.
Pada tahun 1908, Gramsci mulai mempelajari pemikiran Karl Marx. Antonio Gramsci memperoleh
beasiswa untuk belajar di Fakultas Sastra Universitas Turin pada tahun 1911. Beasiswa ini merupakan
beasiswa khusus bagi rakya miskin di bekas Kerajaan Sardinia di Provinsi Sardinia.

Selama kuliah, Antonio Gramsci berkawan dengan Palmiro Togliatti dan Angelo Tasca. Mereka bertiga
kemudian menjadi aktivis Partai Sosialis Italia di Turin. Ketertarikannya pada politik mempengaruhi
kuliahnya. Perbedaan kehidupan kota Turin di wilayah Italia bagian utara dan kehidupan pedesaan di
wilayah Italia bagian selatan mengubah Antonio Gramsci menjadi revolusioner. Antonio Gramsci melihat
perbandingan antara kelas buruh di kota dan petani di desa. Ia kemudian memulai politik di Turin.
Antonio Gramsci bergabung dengan Partai Sosialis Italia pada tahun 1913.

Antonio Gramsci mulai menulis ide-ide intelektual sambil melibatkan diri dalam organisasi massa miltan.
Isi tulisan berkaitan dengan setiap aspek masyarakat Turin dan kondisi sosial politiknya. Antonio Gramsci
juga menganalisa sejumlah pemogokan dan unjuk rasa oleh buruh di Turin. Tulisan-tulisan Antonio
Gramsci juga menulis tentang peristiwa politik di Italia maupun mancanegara. Pada tahun 1915, Antonio
Gramsci berhenti kuliah untuk sementara dan bekerja penuh waktu pada kantor surat kabar partai
sosialis di Turin. Ia mengerjakan dua buletin yaitu Avanti! dan buletin Il Grido del Popolo. Antonio
Gramsci kemudian kembali kuliah dan menyelesaikan tesis pada tahun 1918.

Antonio Gramsci juga mendirikan Partai Komunis Italia dan pernah menjadi salah satu pemimpinnya.
Pada tahun 1922–1923, Antonio Gramsci terpilih sebagai perwakilan Partai Komunis Italia di
Moskow.Pada tahun 1924, Antonio Gramsci terpilih menjadi perwakilan sosialis sebagai anggota
Parlemen Italia.Lalu pada tahun 1924, Antonio Gramsci ditetapkan sebagai Sekretaris Jenderal Partai
Komunis Italia. Antonio Gramsci kemudian mengadakan pembaharuan dalam Partai Komunis Italia. Arah
pergerakan Partai Komunis Italia berusaha diubahnya kembali dari partai kaum buruh ke gerakan massa.

Masa di penjara hingga kematian Sunting


Pada tahun 1926, Antonio Gramsci dipenjara dengan masa hukuman penjara selama 20 tahun 4 bulan 15
hari.Antonio Gramsci dipenjara di Pulau Ustik yang berdekatan dengan pantai Sisilia. Ia dipenjara oleh
rezim Benito Musollini karena aktivitas politik yang dilakukannya selama memimpin Partai Komunis
Italia. Antonio Gramsci dipindahkan lagi ke penjara di Milan pada tanggal 20 Januari 1927. Proses
pemindahannya dalam kondisi diisolasi dari dunia luar.

Pada tahun 1928, Antonio Gramsci diadili bersama dengan para pembangkang politik lainnya. Lokasi
pengadilan diadakan di Roma. Keputusan pengadilan menetapkan bahwa Antonio Gramsci dipenjara
selama 20 tahun di Penjara Turin. Antonio Gramsci dipindahkan ke Turin dalam keadaan kelelahan dan
sakit. Di dalam penjara, Antonio Gramsci menulis catatan harian sambil dijaga secara ketat oleh penjaga
penjara. Setelah menerima hukuman penjara, Antonio Gramsci mulai menulis ide-idenya tentang
hegemoni di dalam penjara. Antonio Gramsci meninggal di sebuah penjara di Roma pada tanggal 27 April
1937.

Harriet martineau
kelahiran:12 Juni 1802 (74 tahun ) Norwich, Britania Raya
Meninggal: 27 Juni 1876, Ambleside, Britania Raya
Kebangsaan: Britania Raya
Orang tua: Thomas Martineau, Elizabeth Rankin

Harriet Martineau
adalah seorang ahli teori sosial Inggris yang sering dianggap sebagai sosiolog wanita pertama .ia menulis
dari sudut pandang sosiologis, holistik , religius, dan feminin, menerjemahkan karya-karya Auguste
Comte , dan, jarang bagi seorang penulis wanita pada saat itu, berpenghasilan cukup untuk menghidupi
dirinya sendiri. Putri Victoria muda menikmati pekerjaannya dan mengundangnya ke penobatannya pada
tahun 1838 .Martineau menyarankan "fokus pada semua aspek [masyarakat], termasuk lembaga politik,
agama, dan sosial utama". Dia menerapkan analisis menyeluruh terhadap status perempuan di bawah
laki-laki. Novelis Margaret Oliphant memanggilnya "seorang dosen dan politikus yang terlahir... tidak
terlalu terpengaruh oleh jenis kelaminnya dibandingkan mungkin dengan pria atau wanita mana pun di
generasinya Komitmen seumur hidupnya terhadap gerakan abolisionis telah membuat ketenaran dan
prestasi Martineau tetap relevan dengan institusi pendidikan tinggi Amerika seperti Universitas
Northwestern dengan yayasan Metodisnya .Saat meresmikan patung Martineau pada bulan Desember
1883 di Old South Church di Boston , Wendell Phillips menyebutnya sebagai "pelaku penghapusan
perbudakan Amerika terbesar".Patung Martineau diberikan kepada Wellesley College pada tahun 1886.

Max Weber
Kelahiran: 21 April 1864, Erfurt, Jerman
Meninggal: 14 Juni 1920, München, Jerman
Terpengaruh oleh: Karl Marx, Georg Simmel, Immanuel Kant, Friedrich Nietzsche
Pasangan: Marianne Weber (m. 1893–1920)
Pendidikan: Universitas Georg August Göttingen (1885–1886)l
Kebangsaan: Kekaisaran Jerman, Kerajaan Prusia, Republik Weimar

Bagi Weber, sosiologi betugas untuk mengisi ruang kosong dalam studi sejarah. Bila sejarah
berusaha mencari penjelasan atas sebuah peristiwa penting dalam peradaban sebuah masyarkat,
sosiologi bagi Weber mengisi ruang kosong berupa penjelasan hubungan peristiwa tersebut dengan
perubahan sosial yang terjadi. Kedekatan Weber dengan sejarah dipengaruhi oleh perkembangan
filsafat Historisisme di Jerman.

Sumbangan lain Max Weber dalam ilmu sosiologi adalah pendefinisian istilah kelas dan status sosial.
Kelas dan status sosial tidak dapat dipisahkan dari sosiologi, dua hal tersebut menjadi salah satu
objek penting penelitian sosiologi. Kelas sosial dirumuskan Weber sebagai sekumpulan orang yang
meiliki taraf ekonomi yang serupa. Orang-orang yang diklasifikasikan dalam sebuah kelas tidak
terkait satu sama lain. Sebuah kelas sosial, menurut Weber, dapat dilihat dari hal-hal seperti
kekayaan, pendapatan, atau pekerjaan sekumpulan orang tersebut. Sifat kelas sosial yang tidak terkait
tersebut berbeda dengan sifat status sosial yang dijelaskan Weber sebagai sebuah komunitas orang
yang memiliki dominasi di sebuah masyarakat. Orang-orang yang masuk dalam status sosial yang
sama umumnya terkait satu sama lain. Status sosial yang dimaksudkan Weber misalnya seperti
bangsawan. Bangsawan memiliki dominasi dalam masyarakat dan mereka berkaitan satu sama lain.

1. Teori Tindakan Tradisional


adalah tindakan yang berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang sudah mengakar secara turun temurun.
Tindakan ini mengacu pada tindakan yang berdasarkan tradisi atau tindakan yang telah dilakukan
berulang-ulang sejak zaman dahulu.
Weber menilai tindakan tradisional merupakan tindakan yang tidak melalui pemikiran yang rasional.
Sebab tindakan ini berlangsung secara spontan tanpa melalui pemikiran, perencanaan dan
pertimbangan. Dasar dari tindakan ini biasanya adat, tradisi turun temurun sejak lama. Artinya
tindakan tradisional ini terjadi secara berulang dan sama seperti sebelum-sebelumnya.

1. Teori Tindakan Afektif


adalah tindakan yang berdasarkan kondisi-kondisi dan orientasi-orientasi emosional pelaku/aktor.
Tindakan ini mengacu pada tindakan yang berlandaskan oleh perasaan individu. Sama seperti
sebelumnya bahwa tindakan afektif ini tidak melalui pemikiran rasional sebab dorongan emosinal
lebih kuat.

1. Teori Tindakan Rasionalitas Instrumental


adalah tindakan yang berdasarkan pada pencapaian tujuan-tujuan yang secara rasional
diperhitungkan dan diupayakan sendiri oleh aktor yang bersangkutan. Perilaku ini mengacu pada
tindakan yang berdasarkan pada rasionalitas sang aktor demi mencapai tujuan tertentu.
Tindakan ini disebut juga tindakan instrumental bertujuan sebab tindakan ini dilakukan melalui
upaya dan usaha untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kata rasional mengandung makna implisit
logis dan instrumental untuk mencapai tujuan. Artinya tindakan ini berdasarkan perencanaan yang
matang serta pertimbangan sebelumnya.

1. Teori Tindakan Rasionalitas Nilai


adalah tindakan rasional berdasarkan nilai, yang dilakukan untuk alasan-alasan dan tujuan-tujuan
yang ada kaitanya dengan nilai-nilai yang diyakini secara personal tanpa memperhitungkan prospek-
prospek yang ada kaitanya dengan berhasil atau gagalnya tindakan tersebut. Tindakan ini mengacu
pada tindakan yang dilandasi oleh kepercayaan terhadap nilai-nilai tertentu.
Tentu tindakan ini melalui pemikiran secara rasional dan memperhatikan berbagai macam nilai-nilai
yang ada. Artinya individu yang bertindak mengutamakan apa yang baik, lumrah, wajar dan benar
dalam masyarakat. Apa yang baik bisa bersumber dari etika, agama, atau bentuk sumber nilai lain.

Emile Durkheim

Kelahiran: 15 April 1858 Épinal, Lorraine, Prancis


Meninggal: 15 November 1917 (umur 59) Paris, Île-de-France, Prancis
Kebangsaan: Prancis
Terpengaruh oleh: Immanuel Kant, Jean-Jacques Rousseau, John Dewey
Pasangan: Louise Dreyfus (m. 1887–1917)
Pendidikan: Ecole Normale Supérieure (1879–1882), Lycée Louis-le-Grand (1876–1879)
Menurut Emile Durkheim, sosiologi adalah ilmu tentang lembaga-lembaga sosial, yaitu pikiran-
pikiran dan tindakan-tindakan yang sudah 'tertera', yang sedikit banyak menundukkan masyarakat.
Sebagai salah satu pencetus sosiologi modern, dia mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah
universitas Eropa pada tahun 1895. Dia juga menerbitkan jurnal pertama yang diabadikan kepada
ilmu sosial, L'Année Sociologique.

Menurut Modul Belajar Mandiri IPS-Sosiologi, dalam bukunya, Durkheim mengatakan bahwa
sosiologi harus mempelajari fakta-fakta sosial. Bentuk fakta sosial antara lain hukum, kepercayaan,
adat istiadat, cara berpakaian atau kaidah ekonomi. Segala bentuk pelanggaran atas hal tersebut akan
diberi sanksi.

poin utama pemikiran Emile Durkheim adalah seseorang tidak boleh mereduksi studi masyarakat ke
tingkat individu, mereka harus tetap pada tingkat fakta sosial agar dapat menjelaskan tindakan sosial
berdasarkan fakta sosial.
Tipe-Tipe Fakta Sosial
1. Fakta Sosial Material
Fakta sosial material lebih tertuju pada kajian seputar masalah hukum dan birokrasi. Tentu fakta
sosial ini dapat dianalisa dan bersifat empiris sehingga orang dapat melakukan penelitian dengan
fakta sosial material.
2. Fakta Sosial Non Material
Fakta sosial non material adalah kebudayaan dan pranata sosial. Non material di sini berarti bahwa
fakta sosial tersebut bersifat abtraktif seperti pendapat seseorang, egoisme serta altruisme.

George Herbert Mead


Kelahiran: 27 Februari 1863, South Hadley, Massachusetts, Amerika
Meninggal: 26 April 1931, Chicago, Illinois, Amerika
Pasangan: Helen Kingsbury Castle (m. 1891–1929)
Anak: Henry Castle Albert Mead
Orang tua: Elizabeth Storrs Mead, Hiram Mead
Terpengaruh oleh: John Dewey, William James, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Wilhelm Wundt

Meade mendefinisikan diri sebagai yang dibentuk melalui proses langsung dalam interaksi sosial.
Menurutnya, proses sosial bertanggung jawab atas munculnya diri.

Mind, Self, Society


 Mind
Menurut Mead, mind bukanlah suatu objek, melainkan suatu proses sosial. Pikiran, atau apa yang
umumnya dianggap sebagai akal, sama dengan penggunaan simbol. Mind membedakan antara
manusia dan hewan. Seperti yang dijelaskan, Mind adalah aplikasi atau sinonim dari tanda, dan tanda
itu sendiri memiliki dua jenis: gerak tubuh dan bahasa.
Mind memiliki fleksibilitas berpikir. Maksudnya adalah jika lawan bicara tidak dapat mengerti
simbol, pihak lain akan mencoba menebak apa yang memang sedang dibicarakan dalam percakapan,
sehingga selama dialog masih berlangsung, responsnya mungkin agak terhambat.
Konsep pikiran sangat penting bagi mead. Karena ketika kita mampu memfokuskan pikiran kita pada
orang lain, setiap tindakan yang kita lakukan memiliki makna. Hal ini memudahkan untuk
memproses pikiran dengan benar.
 Self
Self memiliki sifat dinamis. Self berada di luar diri individu namun tetap berinteraksi dengan dunia
luar. Self sendiri dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Play Stage (Tahapan Bermain)

Tahap ini merupakan tahap awal di mana anak mulai melakukan imitasi peran orang-orang yang ada
di sekitarnya.

2. Game Stage (Tahap Pertandingan)

Dalam tahap ini anak belajar melihat orang banyak dan sesuatu yang impersonal yaitu aturan dan
norma yang berlaku di sana. Di sini anak dituntut untuk memahami peran dirinya sendiri dan peran
orang lain.

3. Generalized Other

Dalam tahap ini anak dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan masyarakat.

Society
Mead melihat masyarakat dalam miniatur dan melihat institusi organisasi hanya sebagai reaksi
normal terhadap perilaku manusia. Meade hanya mengatakan bahwa masyarakat ada sebelum
individu ada, dan bahwa proses mental atau pemikiran terbentuk dari masyarakat. Jadi, bagi Mead,
pola interaksi dan pranata sosial ini hanyalah reaksi yang biasa terjadi di masyarakat.

Pada dasarnya, teori Interaksionisme Simbolik adalah teori dengan inti bahwa manusia bertindak
berdasarkan makna, bahwa makna berasal dari interaksinya dengan orang lain, dan bahwa makna
tersebut berasal dari interaksi tersebut. Ini berkembang dan menjadi lengkap seperti yang dilakukan.

W.E.B. Dubois
Kelahiran: 23 Februari 1868, Great Barrington, Massachusetts, Amerika
Meninggal: 27 Agustus 1963, Accra, Ghana
Pendidikan: Universitas Harvard (1895), Universitas Humboldt Berlin (1892–1894), Universitas
Atlanta (1868-1963)
Pasangan: Shirley Graham Du Bois (m. 1951–1963)
Anak: Yolande Du Bois, David Graham DuBois, Burghardt Williams
Terpengaruh oleh: William James, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Alexander Crummell

Meskipun W.E.B. Du Bois (1868-1963) mengajar di jurusan sosiologi (Universitas Atlanta) untuk
waktu yang cukup lama, lazimnya dia tidak dianggap sebagai seorang sosiolog, apalagi sebagai
seorang teoretisi. Dia jauh lebih dikenal sebagai seorang intelektual publik dan karena perannya
mendirikan dan memimpin berbagai organisasi yang memperjuangkan hak-hak sipil, termasuk
National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) (Asosiasi Nasional untuk
Kemajuan Rakyat Kulit Berwarna).

Akan tetapi, di dalam banyak tulisannya ada sosiologi yang sangat kuat, dan ada sejumlah ide abstrak
yang dapat dilihat sebagai teori, meskipun Du Bois (seperti Marx) segan membedakan antara teori
dan praktik. Yakni, dia tidak tertarik pada teori di dalam diri sendiri, tetapi lebih tertarik untuk
mengembangkan ide-ide abstrak untuk membantu memajukan alasan bagi hak-hak sipil, terutama
bagi orang Amerika keturunan Afrika.

Di dalam sosiologi, reputasi Du Bois banyak didasarkan pada studi empirisnya The Philadelphia
Negro (1899/1996). Studi pada distrik kota ketujuh di Philadelphia tersebut dilakukan sendirian oleh
Du Bois, dan meskipun dia memakai banyak metode, studi itu dikenal paling baik sebagai etnografi
perintis. Selama kariernya yang panjang, Du Bois menulis segudang buku, artikel, editorial, tetapi
segelintir yang secara langsung jelas sebagai teori. Akan tetapi, di dalam karyanya ada teori,
khususnya di dalam beberapa usaha autobiografisnya (yang paling dikenal The Souls of Black Folk
[Du Bois, 1903/1996]) yang memungkinkan dia mengembangkan ide-ide teoretis yang menarik di
dalam konteks perenungan atas kehidupannya sendiri.

Semuanya tercakup secara mendalam di dalam minatnya pada ide ras, yang dia anggap merupakan
pemikiran sentral seluruh sejarah (Du Bois, 1897/1995:21), dan garis warna, yang dia lihat ditarik
melintas bukan hanya Amerika Serikat melainkan banyak bagian dunia. Salah satu dari ide-ide
teoretisnya yang paling dikenal ialah veil (kudung), yang menciptakan pemisahan atau rintangan
yang jelas antara orang-orang Amerika keturunan Afrika dan orang kulit putih.

Gambarannya mengenai kudung bukan tembok, tetapi lebih tepat berupa bahan tipis berpori-pori,
melaluinya masing-masing ras dapat melihat satu sama lain, tetapi kudung itu juga berfungsi untuk
memisahkan ras-ras itu. ide-ide teoretis kuncinya yang lain ialah double-consiousness (kesadaran
ganda), suatu perasaan akan kedua-an (two-ness), atau suatu perasaan di kalangan orang Amerika
keturunan Afrika melihat dan mengukur dirinya melalui mata orang lain. Tidak ada teori masyarakat
yang lengkap di dalam karya Du Bois, tetapi ada serangkaian ide teoretis tentang ras dan hubungan-
hubungan ras di Amerika Serikat dan dunia. Seiring dengan munculnya teori-teori multikultural (dan
feminis) pada tahun-tahun belakangan, fokus Du Bois pada ras dan pandangannya atas dunia dari
perspektif orang Amerika keturunan Afrika, telah menarik banyak pengagum, dan yang lebih penting
lagi, para pemikir yang membangun berlandaskan ide-ide, perspektif-perspektif, dan komitmen-
komitmen perintisnya.

Anda mungkin juga menyukai