1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepa Tuhan yang Maha Esa sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini tepat waktunya.adapun tema dari makalah ini adalah
“HUBUNGAN GIZI KERJA DENGAN KIMIA”
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
pihak lain yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini bisa
terselesaikan. kami menyadari sepenuh nya makalah ini jauh dari sempurna di karenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki,tetapi semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Gizi kerja adalah konsep yang berkaitan dengan manajemen nutrisi dan pola
makan yang tepat untuk pekerja di tempat kerja. Gizi kerja melibatkan aspek-aspek
seperti penilaian nutrisi, kebutuhan energi dan nutrisi selama bekerja, kebutuhan
vitamin dan mineral, anemia dan gizi untuk pekerja shift, perencanaan dan
implementasi gizi kerja, pemantauan dan evaluasi layanan gizi, keamanan pangan,
pedoman gizi seimbang untuk pekerja, serta studi kasus terkait solusi pangan di
kantin dan kafe tempat kerja.
Bahaya kimia terkait gizi pada pekerja dapat terjadi dalam beberapa industri,
termasuk pertanian dan industri kimia. Dalam pertanian, pekerja harus memahami
prinsip penggunaan bahan kimia dalam pemupukan dan pengendalian hama untuk
menghindari kontaminasi lingkungan, alam industri kimia, pekerja harus mematuhi
regulasi dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi kesehatan
dan keselamatan mereka.
kini sesungguhnya setiap tempat kerja, tercemar oleh bahan kimia seperti
bahan pelarut yang digunakan untuk membersihkan dan menghilankan minyak,
campuran cat dan pernis dan pelarut campuran yang kental dan bahan campuran
lainnya. Bahan kimia dalam bentuk padat dapat berubah dijadikan bubuk atau
partikel abu selama proses manufaktur dan dapat bersisa masik kedalam udara
ambient untuk jangka waktu yang lama
4
1.2 Rumusan Masalah
Apa Defenisi Gizi Kerja ?
Bagaimana Sifat Lingkungan Kerja Kimia ?
Bagaimana Pengaruh Bahan Kimia di Lingkungan Kerja ?
Bagaimana Evaluasi Faktor Kimia Dilingkungan Kerja ?
Bagaimana Pencegahan Faktor Kimia di Lingkungan Kerja ?
Bagaimana bahaya bahan kimia di lingkungan kerja
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui defenisi pada gizi kerja
Untuk Mengetahui Bagaimana Sifat Lingkungan Kerja Kimia
Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh Bahan Kimia di Lingkungan Kerja
Untuk Mengetahui Bagaimana Evaluasi Faktor Kimia Dilingkungan Kerja
Untuk Mengetahui Bagaimana Pencegahan Faktor Kimia di Lingkungan Kerja
Untuk mengetahui bagaimana bahaya bahan kimia di lingkungan kerja
5
BAB II
ISI
1.1 Defenisi Gizi Kerja
Gizi kerja adalah bagian ilmu gizi yang diterapkan pada lingkungan kerja untuk
memenuhi kebutuhan gizi pekerja, memelihara dan meningkatkan status gizi dan kesehatan
pekerja sehingga dapat meningkatkan daya kerja dan produktivitas kerja. Kondisi gizi yang
buruk dapat menurunkan produktivitas kerja dan meningkatkan angka kesakitan dan kematian.
Selain itu, lingkungan kerja yang buruk seperti paparan bahan kimia dapat menyebabkan
keracunan dan mempengaruhi kesehatan pekerja. Oleh karena itu, pemenuhan kecukupan gizi
selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan dan kesehatan
kerja.
Namun, tidak ada hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja. Penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan antara iklim kerja dengan kelelahan kerja. Faktor-faktor
lain yang mempengaruhi kesehatan dan produktivitas kerja meliputi beban kerja, beban
tambahan dari lingkungan kerja, kapasitas kerja, peralatan kerja, cara kerja, lingkungan kerja,
dan organisasi kerja.
6
penambahan tekanan. Aerosol (partikel) yaitu setiap sistem titik-titik cairan atau debu yang
mendispersi di udara yang mempunyai ukuran demikian lembutnya sehingga kecepatan
jatuhnya mempunyai stabilitas cukup sebagai suspensi d udara.
Bahan kimia dapat tertelan saat makanan atau minuman terkontaminasi oleh tangan yang tidak
dicuci atau dari pakaian atau praktik penanganan yang buruk.
Paparan bahan kimia pada kulit adalah cedera di tempat kerja yang umum dan juga
dapat terjadi dalam situasi rumah tangga dengan bahan kimia seperti pemutih atau pembersih
saluran pembuangan. Paparan bahan kimia pada kulit paling sering menyebabkan iritasi lokal
pada area yang terpapar. Dalam beberapa paparan, bahan kimia akan diserap melalui kulit dan
akan mengakibatkan keracunan. Mata memiliki kepekaan yang kuat terhadap bahan kimia, dan
akibatnya merupakan area yang sangat diperhatikan untuk paparan bahan kimia. Paparan bahan
kimia pada mata menyebabkan iritasi dan dapat menyebabkan luka bakar dan kehilangan
penglihatan.
Injeksi adalah metode paparan bahan kimia yang tidak umum di tempat kerja. Bahan
kimia dapat disuntikkan ke dalam kulit ketika seorang pekerja tertusuk oleh benda tajam,
seperti jarum. Paparan bahan kimia melalui injeksi dapat mengakibatkan bahan kimia masuk
langsung ke aliran darah.
1. Iritasi melalui kulit , apabila terjadi kontak antara bahan kimia tertentu dengan kulit,
bahan itu akan merusak lapisan yang berfungsi sebagai pelindung, sehingga kulit
menjadi kering, kasar dan luka. Keadaan tersebut di sebut dermatitis (peradangan kulit).
7
2. Saluran pernapasan isirtasi oleh karena bahan-bahan kimia berupa bercak-bercak cair,
gas atau uap akan menimbulkan rasa terbakar apabila terkena pada daerah saluran
pernapan bagian atas ( hidung dan kerongkongan). Pada umumnya hal ini terjadi
disebabkan oleh bahan-bahan yang mudah larut seperti ammonia, formaldehid, sulfur
oksidasi, asam dan alkasis yang diserap oleh lapisan lendir hidung dan kerongkongan.
3. Iritasi melalui mata kontak yang terjadi antara bahan-bahan kimia dengan mata bisa
menyebabkan rusaknya mulai yang ringan sampai kerusakan permanen. Tingkat
keparahan dari kerusakan tersebut tergantung dosis (jumlah) dan kecepatan
penanggulangan P3K sebagai contoh bahan kimia yang menyebabkan iritasi mata ialah
asam dan alkai dan bahan-bahan pelarut.
4. Kehilangan kesadaran dan mati rasa, paparan terhadap konsentrasi yang relatif dari
bahan kimia tertentu seperti ethyl dan prophyl alcohol (alipaphatic alcohol), dan
methylethyl keton ( alipathic keton). Acetylene hydrocarbon ethyl dan isoprophyl ether
dapat menekan susunan saraf pusat. Bahan-bahan kimia tersebut akan mengakibatkan
efek yang sama seperti dalam keadaan mabuk. Paparan pada konsentrasi yang tinggi
bisa menimbulkan kehilangan kesadaran bahkan bisa mematikan.
5. Kanker paparan bahan-bahan kimia tertentu bisa menyebabkan pertumbuhan sel-sel
yang tidak terkendali, menimbulkan tumor yang bersifat karsinogen. Tumor tersebut
mungkin baru muncul setelah beberapa tahun bervariasi antara 4 tahun sampai 40 tahun.
bahan kimia seperti arseni, asbestos, chromium, nikel, dan debu.
6. Paru-paru kotor (pneumoconiosis) adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh
mengendapnya partikel-partikel debu halus daerah pertukaran gas dalam paru-paru dan
adanya reaksi dari jaringan paru. Dengan adanya pneumoconiosis kemampuan paru-
paru untuk menyerap zat asam akan menurun dan korbannya akan mengalami
merasakan napas yang pendek saat melakukan jenis pekerjaan yang berat.
8
Pentingnya pengetahuan tentang derajat toksisitas suatu bahan atau produk adalah jelas,
bahwa bahan-bahan tersebut tidak boleh di tangani dengan sembarangan, dalam arti para
pekerja berhati-hati dan harus mengikuti petunjuk-petunjuk kerja yang tersedia, serta harus
perlu diperhatikan tentang metode-metode adanya kontak atau masuknya bahan-bahan yang
berbahaya kedalam tubuh, yang antara lain tetang penggunaan alat proteksi perorangan.
Dalam evaluasi ini untuk mengetahui secara pasti bagaimana tingkat bahaya dari suatu
aspek kimia lingkungan kerja perlulah diselenggarakan penyelidikan secara teknis operasional
ke lokasi-lokasi dimana diduga adanya aspek-aspek tertentu. Lokasi-lokasi dapat dipelajari
dimana letaknya berdasarkan hasil analisa proses-proses dan operasi-operasi pengolahan dari
suatu perusahaan atau industri yang menjadi subyek.
1. Subtitusi
Subtitusi adalah penggantian bahan-bahan berbahaya/ beracun dengan bahan yang
tidak beracun, hal ini agak sukar dilaksanakan mengingat banyak dari bahan kimia yang
dipakai dalam proses produksi yang apabila diganti dengan bahan lain dapat
mempengaruhi dari hasil produksi dengan kata lain produksi mungkin akan tidak sama
bila memakai bahan aslinya dan untuk mendapatkan hasil yang sama diperlukan
penelitian-penelitian yang seksama membutuhkan biaya tinggi.
2. Ventilasi
Ventilasi berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara yang baik masuk kedalam ruang
kerja. Ada beberapa macam ventilasi, tetapi disini yang dibicarakan adalah ventilasi
ekshauster. Ada dua macam ekshauter sebagai berikut :
a. Lokal ekshauter yaitu yang dipakai hanya pada tempat dimana orang bekerja
b. General ekshauter ventilasi untuk seluruh ruangan.
3. Pemakaian alat pelingung diri (APD)
Pemakian alat pelindung diri hanya dilakukan apabila ketiga sistem tersebut diatas tidak
dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya bahan kimia yang ada pada suatu
lingkungan kerja atau pun kurang efisien penggunaannya.
4. Respirator
Alat ini digunakan untuk melindungi pernapasan tenaga kerja dimana konsentrasi
bahan kimia dalam ruangan kerja dimungkinkan dengan hanya memakai masker.
9
1.6 Mengenal bahaya bahan kimia di tempat kerja
Adalah bahan kimia bila mengalami suatu reaksi oksidasi pada suatu kondisi tertentu,
Akan menghasilkan nyala API. Tingkat bahaya dari bahan-bahan ini ditentukan oleh
titik bakarnya, makin rendah titik bakar bahan tersebut semakin berbahaya.
Merupakan bahan kimia dalam jumlah relative sedikit, dapat mempengaruhi kesehatan
manusia atau bahkan menyebabkan kematian, apabila terabsorbsi tubuh manusia
melalui injeksi. Sifat racun dari bahan dapat berupa kronik atau akut dan sering
tergantung pada jumlah bahan tersebut yang masuk kedalam tubuh.
10
apabila satu atau lebih dari sifat-sifat bahaya tersebut diatas terdapat didalam bahan
kimia tersebut, yang selain mudah meledak, dapat pula menjadi bahan kimia beracun
dan meracuni kehidupan.
g) Bahan kimia oksidator
Bahan kimia oksidator bersifat eksplosif karena sangat reaktif dan tidak stabil, mampu
menghasilkan oksigen dalam reaksi atau penguraianya sehingga dapat menimbulkan
kebakaran selain ledakan. Bahan oksidator terdiri dari :
– Oksidator organik : Permanganat, Perklorat, Dikromat, Hidrogen Peroksida, Periodat,
Persulfat.
– Peroksida organik : Benzil Peroksida, Asetil Peroksida, Eteroksida, Asam Parasetat.
– Peroksida-peroksida organik dapat pula terbentuk pada penyimpanan. pelarut organik
seperti eter, keton, ester, senyawa-senyawa tidak jenuh dsb yang bersifat eksplosif.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Sifat lingkungan kerja kimia bisa berbahaya. Bahaya disini merupakan bahaya yang
ditimbulkan oleh bahan-bahan yang dihasilkan pada saat pembuatan. Zat ini masuk ke
lingkungan melalui cara kerja yang salah, kerusakan atau kebocoran peralatan dan
sistem yang digunakan dalam proses kerja
2. Paparan bahan kimia yang paling umum di lingkungan kerja adalah melalui inhalasi.
Gas, uap, kabut, debu, asap, dan asap semuanya dapat terhirup. Beberapa hal yang
terjadi jika terpapar bahan kimia : iritasi pada kulit, saluran pernapasan iritasi, iritasi
melalui mata, menyebabkan kanker, dapat menyebabkan mati rasa dab paru-paru kotor.
3. Pentingnya pengetahuan tentang derajat toksisitas suatu bahan atau produk adalah jelas,
bahwa bahan-bahan tersebut tidak boleh di tangani dengan sembarangan, dalam arti
para pekerja berhati-hati dan harus mengikuti petunjuk-petunjuk kerja yang tersedia,
serta harus perlu diperhatikan tentang metode-metode adanya kontak atau masuknya
bahan-bahan yang berbahaya kedalam tubuh, yang antara lain tetang penggunaan alat
proteksi perorangan.
4. beberapa cara pencegahan factor kimia dilingkungan kerja: subtitusi, menggunakan
ventilasi, menggunakan APD.
5. Bahaya bahan kimia di tempat kerja bahan kimia berbahaya, mudah meledak,mudah
terbakar, kimia beracun, kimia korosif, kimia radioaktif, kimia oksidator
12
Daftar pustaka
Abu Bakar Che Man, David T. Gold (2005), Keselamatn Dan Kesehatan Dalam Penggunaan
Bahan Kimia Di Tempat Kerja: Manual Latihan, MDC Publishers, 2005
Aprilia, Indah, dkk, Faktor Kimia Dalam Lingkungan Kerja, Permata bunda (2021)
13