Bismillah Perbaikan Prposal Nur Vaega Ulfiana F. Lapu P10117240-Dikonversi
Bismillah Perbaikan Prposal Nur Vaega Ulfiana F. Lapu P10117240-Dikonversi
PROPOSAL
Moutong
Stambuk : P10117240
Proposal ini telah kami setujui untuk selanjutnya melakukan ujian proposal sebagai
salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir pada Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
Mengetahui,
Program Studi Kesehatan Masyarakat Dosen Pembimbing
Universitas Tadulako
Ketua,
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................v
DAFTAR ARTI SIMBOL DAN SINGKATAN....................................................vi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................6
1.3. Tujuan...........................................................................................................6
1.4. Manfaat Penelitian........................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................8
2.1. Perilaku.........................................................................................................8
2.2. Pengasuhan..................................................................................................15
2.3. Stunting.......................................................................................................21
2.4. Kerangka Teori...........................................................................................25
2.5. Tabel sintesa...............................................................................................26
BAB III..................................................................................................................33
DEFINISI KONSEP..............................................................................................33
3.1. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti......................................................33
3.2. Pola Pikir.....................................................................................................34
3.3. Definisi Konsep...........................................................................................34
BAB IV..................................................................................................................37
METODE PENELITIAN......................................................................................37
i
4.1. Jenis Penelitian............................................................................................37
4.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian.....................................................................37
4.3. Informan......................................................................................................37
4.4. Teknik Penentuan Informan........................................................................38
4.5. Instrumen penelitian....................................................................................38
4.6. Pengumpulan data.......................................................................................39
4.7. Pengolahan Data dan Penyajian Data.........................................................39
4.8. Keabsahan data...........................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
LAMPIRAN..........................................................................................................44
i
DAFTAR TABEL
i
DAFTAR GAMBAR
i
DAFTAR LAMPIRAN
v
DAFTAR ARTI SIMBOL DAN SINGKATAN
% Persen
SD Standar Deviasi
v
BAB I
PENDAHULUAN
langkah strategis. Stunting sendiri masuk dalam salah satu indikator yang perlu
ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian yang
angka stunting pada tahun 2025 sebanyak 40% dan menghilangkan segala
usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan
berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak
polusi udara, air bersih bisa juga mempengaruhi stunting. Tidak jarang pula
masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, seperti masalah
1
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang umumnya dapat
dideteksi pada umur diatas 12 bulan. Stunting terjadi karena dampak kekurangan
gizi kronis selama 1.000 hari pertama kehidupan anak. Anak yang stunting akan
memiliki prestasi belajar yang lebih rendah dan waktu tempuh pendidikan yang
lebih lama di banding anak normal lainnya. Dalam jangka panjang anak yang
menderita stunting akan memiliki pendapatan yang lebih rendah. Stunting juga
imunitas tubuh sehingga mudah sakit, fungsi tubuh tidak seimbang. Anak
dan pembuluh darah, stroke, kanker. Secara makro, stunting dapat menurunkan
Kualitas dan kuantitas asupan gizi pada makanan anak perlu mendapat
perhatian oleh karena sering rendah akan zat gizi yang dibutuhkan guna
gizi yang baik perlu ditunjang oleh kemampuan ibu dalan memberikan
2
pengasuhan yang baik bagi anak dalam hal praktek pemberian makan, praktek
Sebagian besar pengasuh utama adalah ibu, baik pada anak normal
maupun anak stunting. Suami cukup berperan menggantikan pengasuhan bila ibu
berhalangan pada anak normal dibanding dengan anak stunting. Sumber daya
perkembangan bayi. faktor ini terlebih dahulu mempengaruhi praktek asuh dan
kemudian praktek asuh mempengaruhi asupan zat gizi dan kesakitan bayi,
ibu. Pengetahuan gizi ibu adalah salah satu faktor yang mempunyai pengaruh
signifikan pada kejadian stunting. Oleh karena itu, upaya perbaikan stunting
sebesar 36,4%, tertinggi kedua india 38,4% dan tertinggi pertama Timor-leste
3
prevalensinya 20% atau lebih, karenanya persentase balita pendek di Indonesia
masih tinggi dan merupakan masalah kesehatan yang harus ditanggulangi (World
stunting sebesar 37,2% dan menurun pada Riskesdas tahun 2018 menjadi 30,8%.
ialah provinsi NTT sebesar 42,6% dan yang paling rendah di provinsi DKI
kasus tertinggi untuk kejadian stunting yaitu di Banggai Laut sebesar 36,7%,
seperti Kabupaten Parigi Moutong sebesar 30,1%, Kota Palu 32,2%, Kabupaten
Data dinas kesehatan kabupaten parigi moutong pada tahun 2019 terdapat
4
kecamatan parigi barat sebesar 40,7%, dan tertinggi ketiga kecamatan tinombo
bermakna antara pola asuh dengan status gizi anak balita. Menurut penelitian
(Wilda Aprilia,Budiman, 2018), pola asuh sangat berpengaruh dengan status gizi
pada anak balita karena dengan pola asuh yang baik akan mempengaruhi tumbuh
kembang anak balita sehingga tidak gampang dan sakit status gizinya akan
pengetahuan dan sikap dengan kejadian stunting. Pengetahuan dan sikap yang
cukup pada ibu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan rekomendasi gizi
anak melalui praktik pemberian makan untuk mencapai status gizi yang optimal.
fasilitas kesehatan dengan kejadian stunting. Faktor dominan pola asuh yang
perilaku yang baik dalam mengasuh balita stunting. Dari penelitian (Nugraha,
stunting pada balita Dukungan keluarga merupakan dukungan sosial yang lebih
5
Berdasarkan hasil studi pendahuluan bahwa di wilayah kerja puskesmas
siniu kecamatan siniu kabupaten parigi moutong terdapat 189 balita yang
mengalami stunting. Jumlah kasus tersebut berasal dari 9 desa yang menjadi
wilayah kerja puskesmas siniu. Dari hasil wawancara dengan ahli gizi puskesmas
Perilaku Pengasuhan Ibu Pada Balita Stunting di wilayah kerja Puskesmas Siniu
1.3. Tujuan
Moutong
6
1.3.2. Tujuan Khusus
1.4.1.Manfaat Teoritis
proritas gizi.
selanjutnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku
lebih lama. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku dengan kekhasan dan
dibanding dengan makhluk hidup yang lain. Salah satu keistimewaan yang
8
lingkungan terutama lingkungan sosial dan budayanya (Tarupay Aditya,
2014).
faktor pendorong.
persepsi, dan nilai juga termasuk dalam faktor predisposisi yaitu faktor
a) Pengetahuan (Knowledge)
9
b) Sikap (Attitude)
tingkat tiga.
c) Kepercayaan
1
1) Nilai
masyarakat.
2. Faktor pendukung
3. Faktor pendorong
dan nyata.
1
kognitif, ranah efektif dan ranah psikomotor. Ketiga domain ini dapat di
ukur dari:
1) Pengetahuan (Knowledge)
Yaitu hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseoarang melakukan
pengetahuan, yaitu:
1
d. Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
baru.
2) Sikap (Attitude)
masalah.
1
d. Bertanggung jawab (Responsible) bertanggung jawab atas segala
kebiasaan.
1
dilakukan secara langsung dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan
tersebut bagi dirinya.Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
2.2. Pengasuhan
dengan pengukuran status gizi dalam jangka lama. Pola pengasuhan anak
berupa sikap dan perilaku Ibu atau pengasuh lain dalam hal kedekatannya
dalam hal kesehatan (fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum,
1
pengetahuan dan keterampilan tentang pengasuhan anak yang baik, peran
anak yang tidak banyak distimulasi maka otaknya akan lebih kecil 30
(Nihwan, 2019).
orang tua yang diterpkan pada anak. Banyak ahli mengatakan pengasuhan
terhadap anak berupa suatu proses interaksi antara orang tua dengan anak.
(Tridhonanto, 2014).
orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Cara orang tua mendidik anak-
1
anaknya disebut sebagai pola pengasuhan. Dalam interaksinya dengan
Menurut (Zeitlin, 2000), Aspek kunci dalam pola asuh pada balita
terdiri dari pemberiam asi eksklusif, pemberian MP asi, dan pola pencarian
layanan kesehatan.
bahwa air susu ibu lebih baik dari susu formula. Anak yang diberikan
dengan anak yang diberikan susu formula. ASI memiliki banyak sekali
status gizi balita usia 6-24 bulan. Ibu yang memberikan anaknya ASI
1
ibu yang tidak memberikan anaknya ASI eksklusif sebagian besar
Suryani, 2013).
2. Pemberian MP ASI
asupan gizi bayi. Jika makanan pendamping ASI tidak cepat diberikan,
keadaan seperti ini adalah kesulitan untuk menelan atau menolak saat
diberikan makanan cair seperti sari buah atau bubur susu. Setelah
1
tepung.Kemudian dilanjutkan dengan makanan semi padat seperti
nasi tim saring dan akhirnya diberi makanan padat seperti nasi tim.
itu baru diberikan makanan lain. Hal ini dimaksudkan agar bayi
d. Orang tua perlu mengetahui ada atau tidaknya alergi terhadap suatu
makanan tersebut.
Hal ini karena pada saat lapar saluran pencernaan bayi lebih siap
sebaliknya. Hal ini karena bayi akan merasa kenyang dan tidak mau
1
3. Pola Pencarian Layanan Kesehatan
pelayanan kesehatan yang ada. Hal ini akan berdampak pada status gizi
2009).
balita setiap bulan secara rutin dan teratur (Hidayat, T. S., & Jahari,
2012).
2
imunisasi, dan pemberian yang lain seperti kapsul vitamin A (Welasasih,
2.3. Stunting
dibawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam
kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi
2
asupan gizi semata (gizi spesifik), tetapi interaksi dari berbagai faktor
multi dimensi di luar masalah gizi selama 1000 hpk (gizi sensitif) (Liem,
pendorong dari terjadinya stunting seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu
saat hamil, kesakitan pada bayi dan kurangnya asupan gizi pada bayi
2
2.3.3. Penyebab stunting
berikut:
pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa
yang ada menunjukkan bahwa 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak
mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif, dan 2 dari 3 anak usia
pada bayi, MPASI juga dapat mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh bayi
yang tidak lagi dapat disokong oleh ASI, serta membentuk daya tahan
maupun minuman.
2
menyatakan bahwa tingkat kehadiran anak di Posyandu semakin
menurun dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013 dan anak belum
yang berkualitas (baru 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun belum terdaftar di
tergolong mahal.
masih buang air besar (BAB) di ruang terbuka, serta 1 dari 3 rumah
2
2.4. Kerangka Teori
Faktor predisposing Faktor pendukung Faktor pendorong
Perilaku
Pengetahuan pengasuhan
Fasilitas ibu
kesehatan Petugas kesehatan
pada balita
Sikap stunting Suami
Teori pengasuhan
1. Pemberian asi eksklusif
Keterangan:
2. Pemberian MP asi
Pola diteliti
3. yang
= Variabel pencarian layanan
kesehatan
= Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka teori Perilaku Lawrence Green 1980 dan Teori Pengasuhan
Zeetlin 2000 dimodifikasi oleh penulis
2
2.5. Table sintesa
No Nama peneliti Judul Karakteristik Hasil
(tahun) penelitian Subjek Instrumen Metode
1. Weny Lestari, Stunting : Informan Pengumpulan Metode Hasil penelitian
Lusi Kristiana, studi adalah ibu data dilakukan penelitian menunjukkan bahwa
dan Astridya konstruksi dari balita dengan cara adalah masalah stunting terkait erat
sosial pendek dengan konstruksi sosial
Paramita (2018) wawancara kualitatif
masyarakat dan bidan masyarakat. Terdapat
Perdesaan mendalam dan perbedaan konstruksi sosial
desa observasi
dan yang membentuk
setempat. partisipasi.
perkotaan pemahaman sehat/sakit dan
terkait gizi pola asuh balita stunting di
dan pola perdesaan dan perkotaan di
Pengasuhan Jember. Konstruksi sosial
balita di tersebut dipengaruhi oleh
kabupaten pendidikan ibu, usia
perkawinan dini, tempat
jember
tinggal setelah menikah,
tanggung jawab pengasuhan
balita, dan prioritas
ekonomi pada masyarakat
yang menyebabkan
minimnya pengetahuan
masyarakat tentang gizi.
Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa
kejadian stunting bukan
merupakan akibat tunggal
masalah kesehatan balita,
2
namun terkait erat dengan
konstruksi sosial
masyarakat. Penyebabnya
terletak pada perbedaan
konstruksi sosial yang
dibangun, pola komunikasi
dan pemaknaan antara
tenaga kesehatan dengan
masyarakat, sehingga tidak
ada titik temu untuk
keberhasilan program
peningkatan gizi balita.
2. Yudianti, Rahmat Pola Asuh Seluruh Menggunakan Case Control Adanya hubungan pola asuh
Haji Saeni, (2016) Dengan keluarga kuesioner dan dengan praktek pemberian
Kejadian yang alat pengukur makan dan kebersihan diri
Stunting memiliki badan dengan kejadian stunting
Pada Balita balita, pada balita.Dan Tidak ada
Di dengan hubungan antara praktek
Kabupaten sampel pencarian pengobatan
Polewali kasus 51 dengan kejadian stunting
Mandar dan pada balita.
kontrol 51
3. Wismalinda Rita, Hubungan Ibu yang Menggunakan observasiona faktor dominan pola asuh
dkk, (2019) pola asuh memiliki kuesioner l analitik, yang memiliki pengaruh
dengan anak desain case besar terhadap kejadian
kejadian dengan control dan stunting di Kabupaten
stunting umur 6-59 purposive Lebong yaitu, pemanfaatan
(rekomenda bulan sampling pelayanan kesehatan,
si untuk tingkat pengetahuan ibu dan
2
pengendalia pengambilan rangsangan psikososial.
nnya di sampel
Kabupaten
Lebong)
4. Yuni Prihatin Pengetahuan Ibu balita Wawancara Cross Faktor yang berhubungan
Ningtyas, Ari Ibu yang dengan Sectional dengan stunting di wilayah
Udiyono, Nissa Berhubunga terdaftar menggunakan kerja Puskesmas Karangayu
Kusariana, (2020) n Dengan di kuesioner Kota Semarang adalah
Stunting posyandu riwayat KEK ibu saat hamil
Pada sebanyak dan tingkat pengetahuan ibu
Balita Di 115 tentang gizi.
Wilayah sampel
Kerja
Puskesmas
Karangayu
Kota
Semarang
5. Risna Galuh Hubungan subjek Wawancara penelitian Terdapat hubungan antara
Septamarini, pengetahuan kelompok dengan kuantitatif pengetahuan dan sikap RF
Nurmasari dan sikap kasus 32 menggunakan dengan kejadian stunting
Widyastuti, responsive baduta kuisioner pada baduta usia 6-24
Rachma Purwanti feeding dan bulan. Ibu dengan
(2019) dengan kelompok pengetahuan RF rendah
kejadian konrol 32 berisiko 10,2 kali lebih
stunting baduta besar memiliki anak
pada baduta stunting dibandingkan
usia 6-24 dengan ibu berpengetahuan
bulan di cukup. Ibu dengan sikap RF
wilayah kurang sesuai berisiko 5,6
2
kerja kali lebih besar memiliki
Puskesmas anak stunting dibandingkan
bandarharjo, dengan ibu yang memiliki
semarang sikap RF yang cukup.
6. Wahidah The Effect Sampel Populasi Penelitian Hasil penelitian ini
Rohmawati, Oktia of sebanyak dalam ini adalah menunjukkan bahwa
Woro Kasmini, Knowledge 100 penelitian ini penelitian pengetahuan secara
Widya Hary and responden adalah semua kuantitatif langsung mempengaruhi
Cahyati (2019) Parenting on yang balita di Muna dengan stunting dengan nilai-nilai
Stunting of terdiri dari Barat menggunaka (b = 1,25; CI 95% = 0,27-
Toddlers in 50 sampel sedangkan n 2,23; p = 0,012).
Muna Barat, kasus dan jumlah sampel pendekatan Pengetahuan tersebut
South East 50 sampel sebanyak 100 studi kasus memiliki efek tidak
Sulawesi kontrol balita berusia kontrol langsung tetapi tidak
6-59 bulan signifikan pada peristiwa
pengerdilan melalui mediasi
pengasuhan dengan nilai-
nilai (b = 0,21; CI 95% = -
0,78 hingga 1,2; p = 0,667).
Mengasuh anak secara
langsung memengaruhi
stunting dengan nilai-nilai
(b = 1,2; CI95% = 0,13
hingga 2,26; p = 0,027).
Kesimpulan dari penelitian
ini adalah pengetahuan
secara langsung
mempengaruhi stunting
pada balita.
2
7. Verawati Stunting and Populasi Instrumen Desain Hasil analisis bivariat
Simamora, Sabar developmen penelitian penelitian penelitian menunjukkan bahwa ada
Santoso, Nanik t of behavior ini adalah menggunakan yang hubungan antara Stunting
Setiyawati (2019) semua kuesioner dan digunakan dan perkembangan balita
balita di wawancara adalah 24-59 bulan (p = 0,003).
bawah kohort Tidak ada hubungan antara
wilayah retrospektif jenis kelamin dan jumlah
kerja (kohort saudara kandung dengan
Sentolo historis) perkembangan anak balita
Health (p = 0,808). Ada hubungan
Center I yang signifikan antara
tingkat pengetahuan ibu dan
perkembangan balita (p =
0,859). Ada hubungan
antara tingkat pendidikan
ibu dengan perkembangan
(p = 0,003). Ada hubungan
antara pendapatan keluarga
dan perkembangan (p =
0,001), tetapi tidak ada
hubungan antara pekerjaan
ibu dan anak di bawah lima
tahun (p = 0,001). Ada
hubungan antara Stunting
dan perkembangan balita
24-59 berbulan-bulan di
wilayah kerja Puskesmas
Sentolo I, Kabupaten
KulonProgo
3
8. Kamiya, Nomura, Mothers' 100 ibu Menggunakan Penelitian Kemungkinan pengerdilan
Ogino, autonomy dan 115 kuisioner dan kuantitatif masa kanak-kanak secara
Yoshikawa, and anak-anak pengukuran signifikan lebih rendah jika
Siengsounthone, childhood mereka tingga badan ibu memiliki self-efficacy
Xangsayarath stunting: (<5 tahun) yang lebih tinggi untuk
(2018). evidence perawatan kesehatan (OR =
from semi- 0,15, p = 0,007), harga diri
urban (OR = 0,11, p = 0,025), atau
communitie kontrol uang (OR = 0,11, p
s in Lao = 0,041). Sebaliknya,
PDR. kekuatan pengambilan
keputusan ibu dan
kebebasan mobilitas tidak
secara signifikan terkait
dengan pengerdilan anak.
9. Setyawan Yulian Social Populasi Instrumen Metode Hasil penelitian
Nugraha, Nur Support penelitian penelitian yang menunjukkan keluarga
Fatikhah, Sulis Family To adalah ibu menggunakan digunakan dukungan sosial dengan
Tri Wahyuni Increase balita kuesioner adalah tingkat frekuensi yang baik
(2019) Parenting yang tentang desain 65 responden (60,7%). Dan
Pattern To bertempat dukungan analitik responden dengan frekuensi
Prevent tinggal di keluarga dan korelasional cukup sebesar 67
Stunting desa pola dengan cross responden (62,6%). Hasil
Kecamata pengasuhan sectional. uji regresi linier dengan p
n Jabon, untuk sama dengan 0,00.
Kabupate mencegah Ini berarti hubungan antara
n stunting dukungan sosial keluarga
Mojoanya dengan pola pengasuhan
r, mencegah stunting pada
3
Kabupate balita. Dukungan sosial
n yang lebih baik keluarga ibu
Mojokerto itu pengasuhan pada balita
dengan semakin baik untuk
250 anak mencegah stunting.
10 Emamian, Fateh , Mother's Anak- Dengan Penelitian Indeks konsentrasi untuk
. Gorgani, Fotouhi education is anak menggunakan kuantitatif ketimpangan sosial-
A (2014) the most berusia <6 cluster ekonomi dalam stunting
important tahun sampling acak, adalah -0 · 1913.Pendidikan
factor in berat dan ibu berkontribusi 70%
socio- tinggi anak- dalam penguraian indeks
economic anak diukur ini. Rata-rata tinggi Z untuk
inequality of dan indeks skor adalah -0 · 544 dan -0 ·
child antropometrik 335 untuk kelompok sosial
stunting in ekonomi rendah dan tinggi,
Iran. masing-masing. Pendidikan
ibu adalah faktor yang
paling berkontribusi
terhadap kesenjangan antara
kedua kelompok ini.
3
BAB III
DEFINISI KONSEP
tindakan yang dimana terwujud atas pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya.
penting dalam mengasuh dan merawat anak, baik dalam pemberian makan serta
stunting pada balita sangat dipengaruhi bagaimana perilaku pengasuhan ibu itu
sendiri dari kurangnya pengetahun akan pemberian makan terhadap anak, serta
sikap ibu yang masih belum konsisten akan berdapak buruk pada status gizi
balita. Perilaku juga tidak lepas dari adanya dukungan keluarga terutama suami.
3
3.2.Pola Pikir
Faktor predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Faktor pemungkin 1.Fasilitas kesehatan Perilaku pengasuhan ibu pada balita stunting
Faktor pendorong
Tenaga kesehatan Teori pengasuhan
Suami Pemberian asi eksklusif
Pemberian MP asi
Pola pencarian layanan kesehatan
a. Pengetahuan
3
b. Sikap
pengasuhan itu sendiri. Penilaian dapat diberikan pada saat ibu meyakini
layanan kesehatan.
perilaku pengasuhan ibu terhadap balita stunting dengan begitu ibu dapat
kesehatan.
a. Tenaga kesehatan
3
dalam pengasuhan ialah memberikan edukasi serta dorongan kepada
b. Suami
3
BAB IV
METODE PENELITIAN
studi kasus. Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar
analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
Kecamatan Siniu Kabupaten Parigi Moutong dan waktu penelitian ini akan
4.3. Informan
3
4.3.2 Informan Biasa
interaksi sosial yang diteliti dalam hal ini. Adapun informan biasa adalah
tertentu yang dibuat oleh peneliti itu sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat
data, menilai kualitas data, analisis data menafsirkan data dan membuat
3
kesimpulan (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini penulis sendirilah yang
1. Pedoman wawancara
4. Kamera.
tabel antara lain: Nomor, variabel yang diteliti, kode informan, emik, etik,
dan kesimpulan.
3
4.7.2 Penyajian Data
a. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara
mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik berbeda yang terdiri
dari wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. Bila dihasilkan
data yang berbeda-beda maka peneliti harus melakukan diksusi lebih lanjut
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber yang terdiri
dari informan kunci, biasa, dan juga dapat menggunakan informan tambahan
4
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Z. F., & Indah, S. S. N. (2019). Faktor Lingkungan dan Perlaku Orang Tua
pada Balita Stunting di Kabupaten Gorontalo. Jurnal Ilmiah Umum Dan
Kesehatan, 4(2), 87–96.
Almatsier, S. (2011). Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan: Gizi Bayi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Dinkes, S. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018. 1–222.
Giri, . K. W., Suryani, N. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang
Pemberian Asi Serta Pemberian Asi Eksklusif Dengan Status Gizi Balita Usia 6–
24 Bulan (Di Kelurahan Kampung Kajanan Kecamatan Buleleng). Jurnal
Magister Kedokteran Keluarga, 01(01), 24–37.
Khomsan, A., & R. (2008). Menu Sehat Untuk Tumbuh Kembang Anak Usia 6-24
Bulan. In Agro Media Pustaka. Https://Doi.Org/10.21109/Kesmas.V9i3.571
4
Liem, S., Panggabean, H., & Farady, R. M. (2019). Persepsi Sosial Tentang Stunting
Di Kabupaten Tangerang. Jurnal Ekologi Kesehatan, 18(1), 37–47.
Https://Doi.Org/10.22435/Jek.18.1.167.37-47
Margawati, A., & Astuti, A. M. (2018). Pengetahuan Ibu, Pola Makan Dan Status
Gizi Pada Anak Stunting Usia 1-5 Tahun Di Kelurahan Bangetayu, Kecamatan
Genuk, Semarang. Jurnal Gizi Indonesia, 6(2), 82.
Https://Doi.Org/10.14710/Jgi.6.2.82-89
Masrul, M. (2019). Gambaran Pola Asuh Psikososial Anak Stunting Dan Anak
Normal Di Wilayah Lokus Stunting Kabupaten Pasaman Dan Pasaman Barat
Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(1), 112.
Https://Doi.Org/10.25077/Jka.V8i1.978
Sebayang, W. (2018). Perilaku Seks Remaja. In Cv Budi Utama, Yogyakarta (Vol. 4).
Https://Doi.Org/10.21109/Kesmas.V4i6.167
4
Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
World Health Organisation. (2018). Monitoring Health For The Sdgs. In World
Health Organisation (Vol. 10).
4
LAMPIRAN
4
Jadwal penelitian
Judul : Perilaku Pengasuhan Ibu Pada Balita Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Siniu Kecamatan Siniu Kabupaten
Parigi Moutong
Nama : Nur Vaega Ulfiana F. Lapu
Nim : P10117240
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus September
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. penyusunan
proposal
2. Penyusunan
instrumen
3. Ujian proposal
4. Perbaikan
proposal
5. Pelasanaan
penelitian
6. Pengumpulan
data
7. Pengolahan data
8. Ujian hasil
penelitian
9. Perbaikan
10 Ujian skripsi
11 Perbaikan dan
penyerahan
skripsi
4
Lampiran 2
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
kepentingan ilmiah dalam rangka penyusunan Skripsi bagi peneliti dan tidak akan
merugikan saya.
Palu,.................................2020
Yang Menyatakan
4
Lampiran 3
(Consent)
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
dan memahami informasi yang diberikan oleh peneliti serta mengetahui tujuan dan
manfaat dari penelitian, maka dengan ini saya secara sukarela bersedia menjadi
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya serta penuh kesadaran
Palu,…..............................2020
Yang Menyatakan
(………………………...)
4
PEDOMAN WAWANCARA
I. INFORMAN KUNCI
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
3. Apa peran yang dilakukan oleh bidan desa untuk mencegah terjadinya stunting?
4. Seperti apa dukungan yang diberikan oleh bidan desa kepada ibu yang memiliki
balita stunting terkait asi eksklusif, mp asi serta pola pencarian layanan
kesehatan?
5. Apa yang dilakukan oleh bidan desa untuk memberikan informasi kepada ibu
terkait asi eksklusif, mp asi serta pola pencarian layanan kesehatan kepada
balita stunting?
eksklusif, mp asi serta pola pencarian layanan kesehatan kepada balita stunting?
4
II. INFORMAN BIASA
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
1. Faktor perdisposisi
A. Pengetahuan
4
- Apakah ibu mengetahu dampak yang terjadi apabila memberikan
kesehatan?
kesehatan?
B. Sikap
bulan?
- apakah pada saat bayi dilahirkan sampai dengan usian 6 bulan ibu
bulan?
bulan ?
5
- Apakah memberikan mp asi sebelum usia 6 bulan itu baik bagi
anak?
ke pelayanan kesehatan?
rutin?
2. Faktor pemungikn
A. Fasilitas kesehatan
pemberian asi?
pemberian MP asi?
5
- Bagaimana informasi yang diberikan oleh pihak puskesmas apakah
kepusesmas?
3. Faktor pendorong
A. Tenaga kesehatan
asi?
5
- Bentuk dukungan seperti apa yang diberikan petugas kesehatan
terkait mp asi?
B. Suami
5
- Apakah anda mendapatkan dukungan dari suami dalam pemebrian
mp asi ?
usia 6 bulan?
balita?
memberikan asi?
puskesmas?
5
III. INFORMAN TAMBAHAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
2. Apa yang anda ketahui tentang pemberian asi eksklusif, mp asi serta pola