Anda di halaman 1dari 11

EKOSISTEM PADANG LAMUN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester pada Mata Kuliah Ekologi
Perairan yang diampu oleh Ibu Desca Estiyani Dewi, S.Pi., M.Pi.
Diampu Oleh: Desca Estiyani Dewi S. Pi., M. Pi

Disusun Oleh:
Zulfa Arya Ramadhani | 26030123120005

PRODI PERIKANAN TANGKAP KELAS A


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya maka
penyusun dapat menyelesaukan penyusunan makalah yang berjudul “Ekosistem Padang Lamun”.
Penyusun makalah ini merupakan salah satu tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Ekologi
Perairan di Prodi Perikanan Tangkap Fakultas dan Ilmu kelautan Universitas Diponegoro.
Dalam tahap penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari berbagai kendala yang menghambat
penyusunan. Namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, sehingga kendala dan
halangan tersebut dapat teratasi, disadari bahwa masih terdapat kekurangan karena di dunia ini
tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semarang, 16 Oktober 2023

(penyusun)
Zulfa Arya Ramadhani

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
C. Tujuan .............................................................................................................................................. 4
BAB II .......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
A. Pengertian Ekosistem Padang Lamun .......................................................................................... 5
B. Habitat Padang Lamun .................................................................................................................. 5
C. Karakteristik Ekosistem Padang Lamun ..................................................................................... 6
D. Faktor Pembatas Ekosistem Padang Lamun ............................................................................... 7
E. Komponen Biotik dan Abiotik ....................................................................................................... 8
F. Interaksi dalam Ekosistem Padang Lamun.................................................................................. 8
BAB III......................................................................................................................................................... 9
SIMPULAN ................................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 10
LAMPIRAN............................................................................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat tumbuh
dengan baik di daerah laut dangkal. Lamun seperti tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di
darat, lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) dengan akar, rimpang (rhizoma), daun,
bunga, dan buah. Ekosistem padang lamun adalah ekosistem pesisir yang dihuni oleh lamun
sebagai flora dominan dan dapat bertahan hidup di bawah permukaan air laut. Ekosistem ini
sangat kompleks, dan memiliki banyak manfaat bagi perairan di sekitarnya. Secara taksonomi,
lamun atau seagrass termasuk dalam kelompok Angiospermae dan lamun biasanya hidup di
perairan dangkal wilayah pesisir (Tangke, 2010).
Ekosistem lamun memiliki berbagai potensi yang sangat penting bagi perairan dangkal,
tetapi tidak terlalu diperhatikan seperti ekosistem pesisir lainnya seperti ekosistem hutan bakau
dan terumbu karang. Salah satu ekosistem pesisir yang sangat produktif dan dinamis adalah
padang lamun. Padang lamun secara langsung dipengaruhi oleh elemen lingkungan seperti
fisika, kimia, dan biologi (Haryati & Kurniawan, 2021). Keberadaan padang lamun sangat
penting untuk keseimbangan ekosistem dan untuk kelangsungan hidup biota air dan biota laut.
Padang lamun juga menyediakan habitat bagi biota laut dan berfungsi sebagai penyeimbang
substrat.
Padang lamun digunakan oleh biota laut sebagai tempat mencari makan (feeding ground),
pemijahan (spawning ground), dan asuhan (nursery ground). Lamun adalah produsen primer
dalam ekosistem padang lamun dan merupakan komponen penting dari wilayah perairan laut.
Maka dari itu, makalah berjudul “Ekosistem Padang Lamun” dibuat untuk mengetahui lebih
lanjut tentang karakteristik, faktor, serta komponen yang terdapat dalam ekosistem padang
lamun.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem padang lamun?
2. Dimana habitat padang lamun?
3. Apa saja karakteristik yang dimiliki oleh ekosistem padang lamun?
4. Apa saja faktor pembatas pada ekosistem padang lamun?
5. Apa saja komponen biotik maupun abiotik yang terdapat dalam ekosistem padang lamun?
6. Bagaimana interaksi yang terjadi dalam ekosistem padang lamun?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari ekosistem padang lamun
2. Menjabarkan karakteristik yang dimiliki oleh ekosistem padang lamun
3. Menjelaskan tentang habitat padang lamun
4. Menjabarkan faktor pembatas pada ekosistem pada padang lamun
5. Menganalisis komponen yang terdapat dalam ekosistem padang lamun
6. Menjelaskan tentang interaksi yang terjadi pada ekosistem padang lamun

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekosistem Padang Lamun


Ekosistem adalah sebuah sistem ekologi yang dibentuk dari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Semua komponen ekosistem saling mempengaruhi dan
membentuk tatanan kesatuan yang utuh. Namun, menurut Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, ekosistem adalah tatanan
unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi
untuk membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan. Ekosistem adalah
kesatuan yang selalu berubah (mudah bergerak atau menyesuaikan) yang terdiri dari komunitas
berbagai spesies yang berinteraksi satu sama lain dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ekosistem ini terdiri dari komponen dan fungsi tertentu yang bergantung satu sama lain dan
saling bergantung (Syahira, 2023).
Padang lamun merupakan ekosistem khas laut dangkal yang ditumbuhi oleh tumbuhan
rerumputan yang telah beradaptasi terhadap air asin. Rerumputan tersebut adalah anggota dari
tumbuhan monokotil, berbunga, berdaun, berbunga, dan memiliki akar rimpang, sehingga
tumbuhan tersebut mampu bertahan dari hempasan ombak dan arus. Lamun dalam bahasa
Inggris disebut seagrass, berbeda dengan rumput laut yang dikenal oleh masyarakat luas.
Sebagai tanaman berbunga, lamun sepenuhya hidup di bawah permukaan air laut, Thalassia
hemprichii sangat dipengaruhi oleh lingkungan secara fisika, kimia, maupun biologi. Lamun
(seagrass) adalah tumbuhan dari kelas Liliopsida (monokotil) yang sepenuhnya mampu
beradaptasi di lingkungan laut khususnya pesisir. Lamun merupakan spesies kunci dalam
ekosistem pesisir yang berperan sebagai tempat pemijahan, mencari makan, tempat asuhan,
dan berlindung berbagai jenis organisme pesisir. Adanya gangguan berupa cekaman biotik
maupun abiotik pada lamun dapat berdampak langsung terhadap berbagai komunitas yang
mendiami padang lamun itu sendiri (Hariyanto, 2019).
Ekosistem padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun
sebagai vegetasi yang dominan serta mampu hidup secara permanen di bawah permukaan air
laut. Ekosistem padang lamun merupakan suatu ekosistem yang kompleks dan mempunyai
fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi perairan wilayah pesisir. Secara taksonomi lamun
(seagrass) termasuk dalam kelompok Angiospermae yang hidupnya terbatas di lingkungan
laut yang umumnya hidup di perairan dangkal wilayah pesisir. Distribusi lamun sangatlah luas,
dari daerah perairan dangkal Selandia baru sampai ke Afrika. Dari 12 genera yang telah
dikenal, 7 genera diantaranya berada dan tersebar di wilayah tropis. Diversitas tertinggi ialah
di daerah Indo Pasifik Barat. Komunitas lamun di wilayah ini mempunyai diversitas yang lebih
kompleks dibanding yang berada di daerah sedang (Warahmah et al, 2022).

B. Habitat Padang Lamun


Lamun tumbuh di daerah mid-intertidal hingga kedalaman 0,5–10 m, dan sangat banyak
di daerah sublitoral. Ekosistem padang lamun di wilayah tropik dapat memiliki berbagai
habitat, jadi keadaan nutrien sangat penting. Lamun dapat hidup baik di habitat yang kurang
nutrien maupun di habitat yang penuh nutrien.
Lamun pada umumnya dianggap sebagai tumbuhan yang homogen. Lamun terlihat
memiliki kaitan dengan habitat, di mana banyak lamun (Thalassia) adalah substrat dasar yang

5
terdiri dari pasir kasar. Lamun Enhalus acoroides juga ditemukan dominan hidup pada substrat
yang terdiri dari pasir yang sedikit berlumpur dan substrat yang terdiri dari campuran pecahan
karang yang telah mati.

C. Karakteristik Ekosistem Padang Lamun


Bentuk vegetatif lamun dapat memperlihatkan karakter tingkat keseragaman yang tinggi
dimana Hampir semua genera memiliki rhizoma yang berkembang dengan baik serta bentuk
daun yang memanjang (linear) atau berbentuk sangat panjang seperti ikat pinggang (belt),
kecuali jenis Halophila memiliki bentuk lonjong. Berbagai bentuk pertumbuhan tersebut
mempunyai kaitan dengan perbedaan ekologi lamun. Misalnya Parvozosterid dan Halophilid
dapat dijumpai pada hampir semua habitat, mulai dari pasir yang kasar sampai lumpur yang
lunak, dari daerah dangkal sampai dalam, dari laut terbuka sampai estuari. Magnosterid juga
dijumpai pada berbagai substrat, tetapi terbatas pada daerah sublitoral sampai batas rata-rata
daerah surut.
Secara umum lamun memiliki bentuk luar yang sama, dan yang membedakan antar
spesies adalah keanekaragaman bentuk organ vegetatif. Berbeda dengan rumput laut (marine
alga/seaweeds), lamun memiliki akar sejati, daun, pembuluh internal merupakan sistem yang
menyalurkan nutrien, air, dan gas (Tangke, 2010).
1. Akar
Akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen untuk proses fotosintesis
yang dialirkan dari lapisan epidermal daun melalui difusi sepanjang sistem lakunal
(udara) yang berliku-liku. Sebagian besar oksigen yang disimpan di akar dan rhizoma
digunakan untuk metabolisme dasar sel kortikal dan epidermis seperti yang dilakukan
oleh mikroflora di rhizospher. Beberapa lamun diketahui mengeluarkan oksigen
melalui akarnya (Halophila ovalis) sedangkan spesies lain (Thallassia testudinum)
terlihat menjadi lebih baik pada kondisi anoksik. Transport oksigen ke akar
mengalami penurunan tergantung kebutuhan metabolisme sel epidermal akar dan
mikroflora yang berasosiasi. Melalui sistem akar dan rhizoma, lamun dapat
memodifikasi sedimen di sekitarnya melalui transpor oksigen dan kandungan kimia
lain. Kondisi ini juga dapat menjelaskan jika lamun dapat memodifikasi sistem
lakunal berdasarkan tingkat anoksia di sedimen. Dengan demikian pengeluaran
oksigen ke sedimen merupakan fungsi dari detoksifikasi yang sama dengan yang
dilakukan oleh tumbuhan darat. Kemampuan ini merupakan adaptasi untuk kondisi
anoksik yang sering ditemukan pada substrat yang memiliki sedimen liat atau lumpur.
Karena akar lamun merupakan tempat untuk melakukan metabolisme aktif (respirasi)
maka konnsentrasi CO2 di jaringan akar relatif tinggi.
2. Rhizoma dan Batang
Struktur fhizoma dan batang lamun memiliki variasi yang sangat tinggi
tergantung dari susunan saluran & dalam stele. Rhizoma, bersama dengan akar,
menancapkan tumbuhan ke dalam substrat. Rhizoma seringkali terbenam di dalam
substrat yang dapat meluas secara ekstensif dan memiliki peran yang utama pada
reproduksi secara vegetatif. Reproduksi yang dilakukan secara vegetatif merupakan
hal yang lebih penting penting daripada daripada reproduksi dengan pembibitan

6
karena lebih menguntungkan untuk penyebaran lamun Rhizoma merupakan 60-
80% biomas lamun.
3. Daun
Daun lamun diproduksi dari meristem basal pada potongan rhizoma dan
percabangannya, seperti halnya semua tumbuhan monokotil. Spesies lamun memiliki
morfologi dan bentuk anatomi yang unik, meskipun hampir identik. Bentuk daun,
bentuk puncak daun, dan keberadaan atau ketiadaan ligula adalah beberapa bentuk
morfologi yang sangat mudah dilihat.

D. Faktor Pembatas Ekosistem Padang Lamun


1. Cahaya
Penetrasi cahaya matahari yang masuk ke perairan akan mempengaruhi proses
fotosintesis tanaman lamun. Intensitas cahaya yang tinggisangat diperlukan bagi lamun.
Jika suatu perairan mendapatkan intensitas cahaya yang cukup, maka produktivitas lamun
juga akan berbanding lurus.
2. Suhu
Ekosistem padang lamun secara umum ditemukan secara luas di area bersuhu dingin
hingga tropis. Hal ini mengindikasikan bahwa toleransi lamun cukup luas terhadap
perubahan suhu. Kondisi ini juga tidak selamanya benar, sebab lamun di daerah tropis lebih
dapat tumbuh optimal.
3. Salinitas
Salinitas memiliki kisaran yang dapat ditoleransioleh lamun mencapai 10-40%. Nilai
optimumnya sekitar 35%. penurunan salinitas akan menurunkan pula kemampuan lamun
untuk berfotosintesis. Salinitas lamun memiliki toleransi yang bervariasi. Salinitas juga
dapat berpengaruh pada biomassa, kerapatan, lebar daun, hingga kecepatannya dalam
memulihkan diri dan stress terhadap tekanan osmotik.
4. Substrat
Padang lamun dapat hidup pada berbagai tipe sedimen, mulai dari area berlumpur
sampai karang. Substrat merupakan kebutuhan utama bagi pengembangan padang lamun.
Peranan kedalaman substrat mencakup dua hal, yakni pelindung tanamandari arus laut serta
tempat pemasok dan pengolahan nutrien.
5. Kecepatan Arus
Produktivitas padang lamun begitu dipengaruhi oleh kecepatan arus sebuah perairan.
Ketika kecepatan arus 0,5 per detik, Thallassia testudium yang merupakan salah satu jenis
tanaman lamun dapat memiliki kemampuan maksimal untuk tumbuh.
6. Kedalaman
Kedalaman laut berpengaruh pada lamun, karena didasari oleh penetrasi cahaya.
Semakin dalam laut, cahaya yang masuk akan berkurang menyebabkan lamanya
pertumbuhan lamun. Kedalaman lautan juga berhubungan dengan peningkatan tekanan
hidrostatis.

7
E. Komponen Biotik dan Abiotik
Komponen biotik pada ekosistem padang lamun merupakan makhluk hidup yang hidup
disekitar lamun, meliputi ikan, udang, cumi, kepiting, dugong, terumbu karang, lamun, dan
lain sebagainya. Sedangkan, komponen abiotik adalah komponen yang tidak hidup dalam suatu
ekosistem padang lamun, meliputi suhu, salinitas, cahaya, oksigen, serta yang mempengaruhi
keseimbangan ekosistem padang lamun.

F. Interaksi dalam Ekosistem Padang Lamun


Ekosistem wilayah pesisir pada umnya terbentuk oleh tiga komponen karang yang
menjadikan wilayah pesisir menjadi wilayah yang relatif sangat subur. Ketiga komponen
tersebut memiliki peranan masing-masing dalam menciptakan keseimbangan ekosistem
wilayah pesisir. Ekosistem lamun bukan merupakan entitas yang terisolasi, tetapi berinteraksi
dengan ekosistem lain disekitarnya. Interaksi terpenting ekosistem padang lamun adalah
dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang, dimana terdapat 5 tipe interaksi antara ketiga
ekosistem tersebut: fisik, bahan organik terlarut, bahan organik partikel, migrasi fauna
dan dampak manusia.
Posisi padang lamun tropis yang terletak diantara mangrove dan terumbu karang,
bertindak sebagai daerah penyangga yang baik, mengurangi energi mengalirkan nutrisi
gelombang dan ke ekosistem terdekatnya. Tetapi interaksi ekosistem tersebut (mangrove,
padang lamun dan terumbu karang) dalam hubungannya dengan degradasi penyangga adalah
jelas keterkaitannya. Kerusakan dari salah satu ekosistem dapat menyebabkan kerusakan pada
ekosistem lainnya dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan keseimbangan
lingkungan dan konsekuensinya akan merubah struktur komunitas keseluruhannya.

8
BAB III
SIMPULAN

Ekosistem padang lamun adalah ekosistem pesisir yang khas dangkal dengan tumbuhan
rerumputan yang telah beradaptasi terhadap air asin. Lamun adalah vegetasi dominan di ekosistem
ini, yang mampu hidup secara permanen di bawah permukaan air laut. Faktor abiotik seperti suhu,
salinitas, dan pH memengaruhi keanekaragaman spesies di ekosistem lamun. Interaksi antara
spesies lamun dan faktor lingkungan juga penting untuk menjaga keberlangsungan ekosistem
padang lamun. Ekosistem padang lamun melakukan banyak hal untuk mendukung sistem
kehidupan dan memainkan peran penting dalam dinamika pesisir dan laut, terutama dalam
perikanan pantai. Oleh karena itu, salah satu alasan untuk mempertahankan keberadaan ekosistem
ini adalah pemeliharaan dan rehabilitasi ekosistem lamun. Ekosistem padang lamun sangat terkait
dengan ekosistem di sekitar pantai seperti mangrove, terumbu karang, estauria, dan ekosistem
lainnya dalam membantu keberadaan biota laut. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan
ekosistem lamun sangat dipengaruhi oleh aktifitas darat dan terkait dengan ekosistem sekitarnya.
Oleh karena itu, Pemeliharaan dan pengelolaan ekosistem lamun sangat penting untuk menjaga
keberlangsungan ekosistem yang berkelanjutan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ayorbaba, R., Beroperai, R. A., Bonai, H. M., & Rahanra, R. M. (2021). Komponen Biotik dan
Abiotik Pada Ekosistem Lamun di Pulau Batu Distrik Kepulauan Ambai. Journal Of
Scientech Research, 130-138.

Hariyanto, S. (2019, Oktober). Pentingnya Ekosistem Lamun. Diambil kembali dari FST UNAIR:
https://fst.unair.ac.id/pentingnya-ekosistem-lamun/

Haryati, R. N., & Kurniawan, D. (2021). Kondisi Ekosistem Padang Lamun di Perairan Tanjung
Pisau Kabupaten Bintan. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 62-71.

Muzani, Jayanti, A. R., Wardana, M. W., Sari, N. D., & Lourentina, Y. (2020). Manfaat Padang
Lamun Sebagai Penyeimbang Ekosistem Laut. Jurnal Geografi, 1-14.

Syahira, S. (2023, Juni). Pengertian Ekosistem: Ciri dan Komponen. Diambil kembali dari
umsu.ac.id: https://umsu.ac.id/berita/pengertian-ekosistem-ciri-dan-komponen/

Tangke, U. (2010). Ekosistem Padang Lamun. Jurnal Imiah Agribisnis dan Perikanan, 9-29.

Warahmah, S., Jannah, R., Yolanda, S. D., & Halimatussadiah, E. (2022). Metode Transplantasi
Ekosistem Padang Lamun di Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 10129-10137.

10
LAMPIRAN

Gambar padang lamun

Gambar habitat lamun

Gambar interaksi dalam ekosistem padang lamun

11

Anda mungkin juga menyukai