Anda di halaman 1dari 3

SIAP MENYERGAP

Karya Aditya Manggala Putra Andriyan

Pagi itu angin terasa sejuk menerpa tubuhku. Aku


berjalan dengan menyusuri kampung lali gadget, disana
aku merasa seperti flashback ke masa kecilku. Ini
merupakan kenangan terindah seumur hidup. Setelahnya
aku bersiap untuk mengalahkan semua musuh yang
menghadang di medan perang, “kowe kabeh emang isok
lawan tim ku? Kowe kan gak sebanding mbek aku!!” ujar
si musuh dengan angkuhnya.
Timer pun mulai ”prittt” ujar kakak wasit.
Suasana tegang, aku hadang musuh yang ingin
menerobos medan. Tapi aku gagal dua lawan sudah
menerobos medan, tinggal empat lawan yang belum
masuk, dibelakang Dhafin masih menjaga lawan.
Permainan terasa seru sekali dan tinggal sisa satu lawan
yang belum keluar, kakak wasit memberikan peringatan
dalam lima detik jika tidak keluar, lawan yang berada di
dalam medan akan diskualifikasi.
Senja terlihat, para siswa berkemas untuk pulang.
“Oiya permainan tadi dimenangkan kelompok kami loh,
yah gapapa meski tadi celanaku sobek lima cm gara-gara
kepeleset hahaha" ujarku membuat teman-teman ku
bengek. Kejadian celana sobek ini pasti tidak akan ku
lupa karena pada moment itu aku malu banget.
MOZA DAN BATU BERTULIS
Karya Aditya Manggala Putra Andriyan

“Yey akhirnya besok projek, jadi gak ada tugas


lagi deh" ucap Moza yang sedang gembira. Pagi hari tiba
dan diawali dengan pemberangkatan para siswa
menggunakan bus untuk berangkat ke sebuah lokasi yang
akan dituju. Moza menempuh perjalanan selama dua
belas menit untuk lokasi yang pertama.
Moza sampai di prasasti kamlagyan di Dusun
Klagen, Para siswa pun menjadi satu untuk berkumpul di
depan prasasti, disana ada penjaga prasasti yaitu Mbah
Tamin. Mbah Tamin menjelaskan sejarah, perkembangan
dan arti tulisan pada prasasti. “bangun Moz, kok malah
tidur ayo naik ke bus, teman-teman yang lain sudah pada
stay di bus semua loh" ucap Salsa yang sedang
membangunkan Moza. Tapi Moza tak bangun.
“Dimana aku?, disini gak ada orang!!, ini bus nya
pada kemana dah? "ucap Moza. Moza melihat sosok
lelaki mengenakan jubah warna merah dengan mahkota
di kepalanya, Moza menuju sosok tersebut. sosok
tersebut berbalik ke Moza dan tersenyum kepadanya
dengan wajah tampannya. Ternyata sosok itu Raja
Airlangga. Tak lama sosok tersebut menghilang di
kegelapan. Moza terbangun, ia tak percaya kalau
mimpinya seperti nyata, Ia pun segera menuju ke bus
untuk ke lokasi selanjutnya.
BIODATA

Nama saya
Aditya Manggala
Putra Andriyan, saya
lahir di Surabaya 07
Mei 2009, hobi saya
adalah menulis dan
menggambar. Cita-
cita saya adalah ingin
menjadi Akmil. Dan
setelah lulus dari
jenjang SMP saya
ingin melanjutkan
jenjang ke SMA
Taruna Nusantara Magelang. Harapan saya kedepan
adalah semoga para pembaca senang dengan hasil karya
pentigraf saya. Motto saya “kesuksesaan adalah orang-
orang yang tidak takut gagal”.

Anda mungkin juga menyukai