Anda di halaman 1dari 13

SERI GURU PENGGERAK

1.MGMP ini merupakan gabungan guru-guru IPA yang ada di kec. pinggir kabupaten bengkalis. Kegiatan
MGMP dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 13.00 - 15.30. wadah MGMP ini menambah pengetahuan
dan keterampilan kami sebagai guru IPA karena di MGMP ini kami melakukan berbagai praktikum/
percobaan yang nantinya akan dilakukan oleh siswa.

dalam MGMP ini kami juga memanggil narasumber dari Kab. Bengkalis maupun dari Prop. Riau dan
melakukan berbagai bimtek/ pelatihan emi memajukan pengetahuan dan keterampilan kami sebagai
guru.

1b.saya sebagai anggota berperan aktif dalam kegiatan MGMP ini dengan cara saling berbagi/share ilmu
pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan kami sebagai guru profesional.

2. Merupakan organisasi gabungan guru guru IPA Terpadu baik dari SMP negeri maupun sekolah swasta
yang ada di Kota Dumai. Pelaksanaannya setiap hari Jum'at pukul 08.00-11.00 setiap minggunya. Acara
dilakukan di sekolah-sekolah SMP/MTs Se-Kota Dumai yang digilir secara acak setiap minggunya. MGMP
SMP/MTs se Kota Dumai ini juga sering memanggil narasumber dan mengadakan bimtek/pelatihan bagi
guru-guru IPA yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Dumai atau pun bekerjasama dengan
instansi/ organisasi tertentu. Misalnya bekerjasama dengan Penerbit Erlangga.

saya sebagai anggota MGMP peran kami sebagai sesama guru IPA saling berbagi (sharing) ilmu dan
pengetahuan yang didapat oleh guru-guru yang mendapatkan melalui pelatihan-pelatihan di Kab/kota
ataupun di propinsi atau Nasional, sehingga dampaknya bagi organisasi terutama anggota yang tidak
mengikuti juga mendapatkan ilmunya demi kemajuan MGMP.

3. organisasi ini berisi dari alumni mahasiswa Jurusan BIologi Univ. Negeri Padang (UNP) Angkatan Tahun
2001. Dalam organisasi ini kami berbagi baik secara moril maupun materi kepada sahabat/ rekan/ dosen
yang mengalami musibah/ kemalangan. Melalui organisasi ini kami bisa saling mengingatkan kenangan-
kenangan di masa kuliah (temu kangen) baik secara langsung ataupun virtual (mengadakan Kegiatan
Reuni Akbar).Organisasi ini juga memberikan bantuan kepada HIMA jurusan Biologi sebagai cindera
mata.

peran kami dalam organisasi secara aktif ikut menyukseskan kegiatan-kegiatan amal demi kemajuan,
kekuatan organisasi ILUNI BIO 2001

sebuah organisasi virtual yang memberikab berbagai fasilitas untuk menunjang potensi akademik guru,
dosen maupun pelaku pendidikan lainnya. organisasi virtual ini beranggotakan guru-guru se indonesia,
menggunakan id member, yang terdiri dari 3 pilihan,yaitu : lifetime member, semester member,
tahunan member. dalam organisasi ini diadakan bimtek/pelatihan/lokakarya/seminar virtual (daring)
yang dapat menunjang profesionalitas guru demi peningkatan mutu guru

berperan aktif dalam menerima dan saling berbagi ilmu dan informasi pada sesama member. saling
berkomunikasi menggunakan akun grup di telegram

yang memotivasi saya menjadi guru penggerak adalah : ingin menjadi guru profesional yang bisa
menjadi pioner, agen perubahan,guru yang memiliki semangat belajar tinggi yang bisa saling membantu,
saling berbagi ilmu dan pengetahuan sesama guru lain / komunitas demi pengingkatan mutu
pembelajaran, meningkatkan profesionalitas sebagai seorang guru, memiliki kecerdasan moral, spiritual
dan sosial yang matang, menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menjunjung tinggi kode etik guru.

yang dapat saya lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut antara lain: mengikuti program
pemerintah melalui program guru penggerak, guru belajar dan guru berbagi, menggali informasi lebih
tentang program pemerintah ini melalui internet, aktif mengikuti seminar-seminar online yang diadakan
oleh kemendikbud tentang guru penggerak
kelebihannya yang mendukung peran saya sebagai guru penggerak adalah kita bisa menjadi guru yang
bisa meningkatkan mutu dan kompetensi guru baik secara pedagogik maupun profesional, lebih
memiliki kreatifitas dan inovasi yang tinggi, bisa membantu, berbagi, belajar bersama bagi kawan
sesama guru dalam hal ilmu pengetahuan dan informasi terbaru, terkini dari pemerintah dalam rangka
peningkatan profesionalitas sebagai pendidik di era 4.0, memiliki kecerdasan baik secara moril, spiritual
dan sosial yang lebih tinggi, menjadi pioner(pelopor) dan inisiatif dan pemantik bagi sesama rekan guru
lainnya dalam mewujudkan tujuan pendidikan indonesia.

alasannya: melalui program guru penggerak kita dibekali berbagai macam ilmu, skill dan pengetahuan
tentang peningkatan profesionalitas sebagai pendidik melalui bimtek, diklat, menyadarkan kita akan
fungsi utama guru selain sebagai pemberi ilmu, memahami kembali kode etik guru sehingga tujuan kita
menjadi seorang guru menjadi lebih baik, membangun komunitas belajar dikalangan rekan satu profesi,
melatih jiwa kepemimpinan, menjadikan sekolah menjadi unit utama inovasi.

contohnya : dengan mengikuti prog. guru penggerak kita bisa membagikan informasi tentang
prog.pemerintah berkenaan merdeka belajar salah satu contohnya program guru penggerak, guru
belajar atau guru berbagi kepada sesama guru sehingga mereka tertarik dan ikut berpartisipasi juga
mengikuti nya pada tahap selanjutnya, menumbuhkan semangat, minat dan kemauan rekan guru untuk
belajar lebih untuk peningkatan profesionalitas nya.

contohnya : rekan guru yang awalnya tak pandai, tak berminat mengikuti seminar, pelatihan, bimtek,
diklat, lokakarya secara daring/ online menggunakan jaringan internet semasa pandemi covid-19 ini
menjadi tertarik mengikutinya setelah kita berbagi ilmu, trik, tatacara dan pengetahuan tentang
kelebihan-kelebihan yang kita dapatkan dari kegiatan seminar/ bimtek secara online tersebut.
contohnya dengan mengikuti bimtek 32jam, kita bisa mendapatkan sertifikat 32 jp, yang bisa digunakan
untuk kenaikan pangkat.

yang mendorong saya melakukan hal tersebut karena rekan sesama guru seperti kurang berminat
mengikuti seminar/ bimtek/diklat online dengan alasan tak mengerti/ tak paham dengan teknologi
tinggi/gadget.

3.Contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan atau lainnya yang memberikan dampak nyata
berdasarkan inisiatif saya sendiri tersebut adalah : pembinaan personalia atau secara individu baik
dalam pemenuhan materi, fasilitas, penggunaan waktu, perumusan tujuan, prosedur atau tata cara
pelaksanaan, wawasan dan perasaan kepada rekan guru yang awalnya tak pandai, kurang berminat
mengikuti seminar, pelatihan, bimtek, diklat, lokakarya secara daring atau online menggunakan jaringan
internet semasa pandemi covid-19 ini menjadi tertarik mengikutinya setelah kita berbagi ilmu, trik,
tatacara dan pengetahuan tentang kelebihan-kelebihan yang kita dapatkan dari kegiatan seminar/
bimtek secara online tersebut. Dengan mengikuti nya bisa melatih jiwa kepemimpinan seseorang
sehingga suatu saat nanti bisa menjadi kepala sekolah atau lainnya.

Contohnya dengan mengikuti bimtek 32jam, kita bisa mendapatkan sertifikat 32 jp, yang bisa digunakan
untuk kenaikan pangkat, dengan mengikuti pelatihan, bimtek, diklat dan seminar secara online lebih
memangkas dana dan waktu namun kita tetap mendapatkan ilmu pengetahuan yang sama,
mendapatkan teman rekan guru dari berbagai macam daerah dan propinsi diindonesia, mendapatkan
pengalaman berharga, bisa saling sharing ilmu lainnya dengan rekan guru dari berbagai daerah.

Yang mendorong saya melakukan hal tersebut : pertama,karena rekan sesama guru seperti kurang
berminat mengikuti seminar/ bimtek/diklat online dengan alasan tak mengerti/ tak paham dengan
teknologi tinggi/gadget bisa kita berikan arahan, gambaran, tata cara, mengingatkan secara berkala
kepada rekan guru untuk semangat mengikutinya. kedua, karena kurangnya kesadaran para rekan guru
akan tujuan mengajar, tidak hanya sekedar pemberi informasi namun lebih ke perubahan karakter
siswa. Ketiga untuk melatih jiwa kepemimpinan agar bisa menjadi penggerak untuk guru-guru lain,
keempat bisa menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan Indonesia yang
nantinya menghasilkan murid-murid berkopetensi global dan berkarakter Pancasila dan mampu
meningkatkan prestasi akademik siswanya, terakhir mampu mengajar dengan kreatif, dan mampu
mengembangkan diri secara aktif.

2. kelebihannya yang mendukung peran saya sebagai guru penggerak adalah kita bisa menjadi guru yang
bisa meningkatkan mutu dan kompetensi guru baik secara pedagogik maupun profesional untuk lebih
berorientasi pada siswa, lebih memiliki kreatifitas dan inovasi yang tinggi dalam proses pembelajaran,
bisa membantu, berbagi, belajar bersama bagi kawan sesama guru dalam hal ilmu pengetahuan dan
informasi terbaru, terkini dari pemerintah dalam rangka peningkatan profesionalitas sebagai pendidik di
era 4.0, memiliki kecerdasan baik secara moril, spiritual dan sosial yang lebih tinggi, menjadi
pioner(pelopor) dan inisiatif dan pemantik bagi sesama rekan guru lainnya dalam mewujudkan tujuan
pendidikan indonesia.

alasannya: melalui program guru penggerak kita dibekali berbagai macam ilmu, skill dan pengetahuan
tentang peningkatan profesionalitas sebagai pendidik melalui bimtek, diklat, menyadarkan kita akan
fungsi utama guru selain sebagai pemberi ilmu, memahami kembali kode etik guru sehingga tujuan kita
menjadi seorang guru untuk lebih berfokus kepada siswa sehingga proses pembelajaran bisa menjadi
lebih baik, membangun komunitas belajar dikalangan rekan satu profesi, melatih jiwa kepemimpinan,
menjadikan sekolah menjadi unit utama inovasi.

contohnya : dengan mengikuti prog. guru penggerak kita bisa membagikan informasi tentang
prog.pemerintah berkenaan merdeka belajar salah satu contohnya program guru penggerak, guru
belajar atau guru berbagi kepada sesama guru sehingga mereka tertarik dan ikut berpartisipasi juga
mengikuti nya pada tahap selanjutnya, menumbuhkan semangat, minat dan kemauan rekan guru untuk
belajar lebih untuk peningkatan profesionalitas nya.

1. yang memotivasi saya menjadi guru penggerak adalah : ingin menjadi guru profesional yang bisa
menjadi pioner, agen perubahan,guru yang memiliki semangat belajar tinggi yang bisa saling membantu,
saling berbagi ilmu dan pengetahuan sesama guru lain / komunitas demi pengingkatan mutu
pembelajaran, meningkatkan profesionalitas sebagai seorang guru, memiliki kecerdasan moral, spiritual
dan sosial yang matang, menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menjunjung tinggi kode etik guru.

yang dapat saya lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut antara lain: mengikuti program
pemerintah melalui program guru penggerak, guru belajar dan guru berbagi, menggali informasi lebih
tentang program pemerintah ini melalui internet, aktif mengikuti seminar-seminar online yang diadakan
oleh kemendikbud tentang guru penggerak

4. Kesulitan yang saya alami saat bekerjasama dengan pihak lain adalah ketika pembelajaran jarak jauh
karena masa pandemi covid-19 ini, sangat sulit mengawasi, mengontrol siswa dalam proses
pembelajaran. Ketika proses pembelajaran daring di mulai misalnya melalui zoom atau classroom,
banyak anak yang tidak mengikuti (bolos zaman kini), tidak mengikuti/ mengerjakan tugas dengan
alasan lupa, ketiduran, tidak bisa buka classroom, tidak ada paket dan yang paling banyak saya temukan
karena keasyikan bermain game online sehingga pembelajaran tidak mereka hiraukan. Terlepas dari
keadaan ekonomi keluarga, anak yang memilki gadget malah lebih sibuk dengan gamenya dari pada
dengan belajarnya. Lebih parahnya lagi anak yang awalnya permasalahan tidak punya gadget, namun
dengan berbagai upaya oleh orangtua akhirnya sianak diberikan gadget, tetapi yang terjadi malah
sebaliknya. si anak menjadi tak ingat dengan pelajarannya, saya memohon kepada orangtuanya untuk
mengontrol si anak dalam penggunaan gadget untuk bermain dan lebih mengutamakan pelajarannya,
siorangtua malah takut pada anaknya. Permasalahan lainnya yaitu karena salah satu anak tidak ada
mengerjakan tugas/sering tidak ikut zoom setah berminggu-minggu, lalu saya coba menghubungi anak
bebrapa kali, namun apa yang terjadi akhirnya si anak menjadi kesal karena sering saya hubungi dan
mengganggu keasyikannya, malahan saya sebagai guru(walikelas)nya, nomor hp/wa saya di blokir oleh
sianak. Karena tidak bisa lagi menghubunginya saya berusaha mengetahui anak tersebut melalui teman-
temannya yang berdekatan rumah dengan dia, namun sianak tetap tak mengindahkan peringatan yang
disampaikan lewat temannya tersebut. Mencari keberadaan sianak melalui orangtuanya, berbicara
dengan orangtuanya, ternyata orangtua si anak juga sudah kewalahan akan kelakuan sianak, sampai-
sampai orangtua anak tersebut menangis karena sudah kehilangan akal untuk memperbaiki keadaan.
Dengan berbagai cara saya lakukan sebagai walikelas yaitu salah satunya dengan mendatangi rumah
sianak dan dan berbicara dari hati ke hati dengan sianak dan orangtuanya , akhirnya si anak mau datang
kesekolah dan berbicara dengan saya di temani guru BK. Alhamdulillah si anak sudah mulai berubah,
sudah mau mengerjakan beberapa tugas, kira-kira ada 2 minggu dia selalu mengerjakan tugasnya,
namun hal itu hanya berlangsung sebentar saja, hingga sekarang si anak tetap saja tidak pernah
memenuhi tugas-tugasnya dan masih banyak tugasnya yang belum diselesaikannya. Permasalahan lain
yang saya hadapi malah datang dari orangtua salah satu siswa saya, orangtua siswa saya ini sering
membawa anaknya keluar kota, tidak mengindahkan protokol kesehatan covid-19, anaknya menjadi lalai
mengerjakan tugas/ bolos dalam pembelajaran daring karena sering bepergian, lalu saya menghubungi
orangtuanya , orangtua tersebut mengakui kelemahan anaknya, namun menyalahkan keadaan covid.
Saya sudah berupaya meminta orangtua nya untuk mendampingi anaknya ketika belajar, namun
orangtuanya enggan melakukannya dengan berbagai alasan. Permasalahan lainnya lagi yang saya
hadapi semasa covid ini adalah siswa perempuan di kelas saya, anak berprestasi, kerena pembelajaran
PJJ dia menjadi lalai, sering bermain bersama teman-temannya dan teman dekat lelakinya hingga larut
malam, ditegur oleh orangtuanya karena kelakuannya, si siswi tersebut meninggalkan rumahnya hingga
berhari-hari, akhirnya orangtuanya menghubungi saya, meminta tolong kepada saya sebagai
walikelasnya untuk menghubungi anaknya dan teman lelaki anaknya. karena teman lelaki nya tinggal
dilingkungan dekat sekolah, saya meminta tolong kepada warga setempat yang disegani/ dihormati
untuk berbicara dengan keluarga si teman lelaki anak tersebut tentang keberadaan si siswa perempuan
saya tadi.setelah keberadaannya ditemukan, dengan berbagai pertimbangan akhirnya si anak dibawa
orangtuanya ke luar kota untuk menyelamatkan masa depan si siswi tersebut. sebenarnya masih
banyak lagi permasalahan yang saya hadapi selama PJJ ini. namun empat kesulitan inilah yang paling
menyita emosi, hari, waktu dan pikiran saya.

5. Kesulitan yang sering saya hadapi adalah kesulitan berkomunikasi dengan si siswa melalui orangtua
dan dengan sianak itu sendiri. Karena PJJ ini siswa tidak bisa saya awasi dengan maksimal dan perhatian
dari orangtua terhadap anaknya juga sangat kurang. Orangtua sering kali mengabaikan pesan saya,
kerena kesibukannya. Perhatian dari orangtua juga sangat minim terdapat proses pembelajaran
anaknya. Orangtua hanya menyediakan sarana untuk melakukan PJJ ( menyediakan gadget) namun tidak
mengontrol kegiatan sehari- hari anaknya, memberikan kepercayaan penuh kepada si anak, sehingga
anak menjadi terbuai dengan hebatnya dunia internet, bisa berselancar kedunia maya, bisa bermain
game secara online kapan saja sampai lupa waktu dan mengabaikan tugas utamanya untuk belajar.

Penolakan atau kegagalan yang saya hadapi antara lain orangtua anak menjadi lepas tangan/ tak bisa
berbuat apa-apa lagi dengan keadaan anaknya yang telah terlena dengan dunia game online yang telah
menyita hari-hari sianak . Orangtua si anak hanya pasrah dengan keadaan yang terjadi, tanpa mencari
jalan keluar permasalahan tersebut. Respon saya yaitu memberikan saran, masukan kepada orangtua si
anak, namun saran saya tidak dilaksanakan dengan sempurna, saya meminta kepada orangtua sianak
untuk menahan sementara gadget si anak, sampai ia menyelesaikan pembelajarannya, memberikan
batasan waktu menggunakan gadget, namun orangtua banyak yang tak bisa melakukannya dengan
sepenuh hati, berbicara langsung dengan si anak dengan memberikan gambaran, saran dan masukan
kepada si anak sehingga ia mau mengerjakan tugasnya dan mau mengikuti proses pembelajaran.

Upaya yang saya lakukan agar tetap fokus untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan antara lain:
memberikan wejangan-wejangan melalui WA grup kelas, melakukan mentoring sebulan sekali dengan
video call conference dengan anak-anak, menanyakan kesulitan yang mereka hadapi selama PJJ , selalu
memberikan semangat agar tetap belajar walaupun disituasi pandemi seperti ini, selalu berkomunikasi
dengan orangtua siswa-siswa saya yang agak bermasalahdengan cara menelpon maupun chatt secara
pribadi secara kontinyu, memberitahukan nilai-nilai mereka yang masih kosong pada setiap mapel, dan
meminta mereka menyelesaikan dengan tepat waktu, serta menanyakan tugas-tugas yang kurang
mereka pahami melalui kolom komentar di classroom ataupun chat pribadi dengan saya secara
langsung.

6. upaya yang dapat saya lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bekerja
sama antara lain:
1. membuat suatu kesepakatan dengan walimurid atau orangtua siswa supaya lebih
membimbing anaknya selama pembelajaran jarak jauh ini berlangsung, lebih mengontrol
kegiatan anaknya dirumah, membatasi penggunaan gedget untuk bermain game
online.memantau tugas anak secara berkala.

2. melakukan mentoring secara berkala dengan siswa melalui chat di WA grup, video call, untuk
memantau kesulitan yang dihadapi nya selama proses pembelajaran, menyemangati anak
agar belajar tetap menjadi prorioritas utama bagi mereka demi suksesnya proses
pembelajaran untuk mendapatkan prestasi akademik yang memuaskan.

3. setiap bulannya kami di sekolah melakukan pertemuan dan didalam pertemuan tersebut
kami akan menceritakan kendala-kendala atau kesulitan yang sedang kami alami dan
mencari jalan keluar permasalahannya.

4. untuk siswa yang tidak bisa melaksanakan pembelajaran daring, kami menyediakan soal/
tugas di tempat-tempat atau posko yang telah ditunjuk, posko yang pertama di pos satpam
sekolah, lalu dirumah-rumah guru yang berdekatan dengan sekolah. orangtua siswa dapat
mengambil tugas dan mengantarkannya kembali ke posko tersebut pada jangka waktu yang
telah ditentukan.

5. untuk pengembalian tugas secara luring, siswa tidak perlu langsung mengantarkan nya
sendiri ke posko yang telah ditunjuk, namun bisa memberikan kuasanya kepada teman yang
telah ditunjuk /di mandatkan untuk menerima tugas pada daerah masing- masing, sehingga
perkumpulan massa pada posko dapat dihindari.

6. bagi siswa yang sangat bermasalah, yang tidak bisa diselesaikan secara jarak jauh kami
menyediakan layanan bersama walikelas dan guru BK, mencaritahu apa permasalahan yang
telah terjadi. Siswa dan orangtua yang bersangkutan akan kami panggil datang kesekolah,
namun tetap menerapkan protokol kesehatan covid-19.

7. Hasilnya belum begitu memuaskan, karena masih terdapat kendala;kendala yang tidak bisa di atasi,

1. kendala yang berasal dari kesadaran diri si anak atau orangtuan2. ya. walaupun kami telah
menyiapkan tugas di posko-posko tertentu namun si anak tetap juga tidak menjemput atau
mengantarkan kembali tugas mereka, sehingga tugas tertumpuk dari waktu ke waktu
akibatnya mereka semakin malas dan tak mau mengerjakan tugas tersebut.

2. kendala yang berasal dari orangtua yang tadi sudah bersedia membantu dalam tugas
mengawasi anaknya juga kewalahan, karena anaknya tidak bisa lagi di nasehati, sehingga
orangtua pasrah dan lepas tangan akan kondisi anaknya.

3. kendala ketika mentoring terhadap siswa-siswa, yang mengikuti mentoring rata-rata anak
yang tidak bermasalah, anak-anak yang rajin mengikuti proses pembelajaran, rajin
mengerjakan tugas, padahal tujuan lain dari program mentoring ini adalah memantau anak-
anak yang bermasalah, anak-anak yang sering tidak ikut proses pembelajaran daring,tidak
menegrjakan tugas walauun mereka memilki sarananya. sehingga proses mentoring tidak
begitu tercapai.

Upaya yang dapat saya lakukan secara komprehensih untuk memahami situasi tersebut adalah :

1. membuat suatu kesepakatan dengan walimurid atau orangtua siswa supaya lebih membimbing
anaknya selama pembelajaran jarak jauh ini berlangsung, lebih mengontrol kegiatan anaknya dirumah,
membatasi penggunaan gedget untuk bermain game online.memantau tugas anak secara berkala.

2. melakukan mentoring secara berkala dengan siswa melalui chat di WA grup, video call, untuk
memantau kesulitan yang dihadapi nya selama proses pembelajaran, menyemangati anak agar belajar
tetap menjadi prorioritas utama bagi mereka demi suksesnya proses pembelajaran untuk mendapatkan
prestasi akademik yang memuaskan.
3. setiap bulannya kami di sekolah melakukan pertemuan dan didalam pertemuan tersebut kami akan
menceritakan kendala-kendala atau kesulitan yang sedang kami alami dan mencari jalan keluar
permasalahannya.

4. untuk siswa yang tidak bisa melaksanakan pembelajaran daring, kami menyediakan soal/ tugas di
tempat-tempat atau posko yang telah ditunjuk, posko yang pertama di pos satpam sekolah, lalu
dirumah-rumah guru yang berdekatan dengan sekolah. orangtua siswa dapat mengambil tugas dan
mengantarkannya kembali ke posko tersebut pada jangka waktu yang telah ditentukan.

5. untuk pengembalian tugas secara luring, siswa tidak perlu langsung mengantarkan nya sendiri ke
posko yang telah ditunjuk, namun bisa memberikan kuasanya kepada teman yang telah ditunjuk /di
mandatkan untuk menerima tugas pada daerah masing- masing, sehingga perkumpulan massa pada
posko dapat dihindari.

6. bagi siswa yang sangat bermasalah, yang tidak bisa diselesaikan secara jarak jauh kami menyediakan
layanan bersama walikelas dan guru BK, mencaritahu apa permasalahan yang telah terjadi. Siswa dan
orangtua yang bersangkutan akan kami panggil datang kesekolah, namun tetap menerapkan protokol
kesehatan covid-19.

Peluang atau kesempatan yang bisa saya identifikasi dalam situasi tersebut untuk membantu saya
menghadapi permasalahan yaitu:

1. adanya tanggapan/kerjasama yang bisa diandalkan antara saya dan orangtua sianak. namun karena
kesibukan siorangtua usaha kami tidak berjalan dengan lancar sehingga hasilnya tidak maksimal, karena
masih banyak juga anak yang tidak ikut secara aktif dalam roses pembelajaran, masih banyak juga anak
yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, hingga molor berminggu-minggu, namun karena kondisi
seperti ini semua harus bisa dimaklumi.

2. masih adanya niat sianak untuk sekolah, walaupun dengan keadaan ogah-ogahan atau terpaksa
dilakukannya setelah ditakut-takuti tidak bisa lulus/ terancam putus sekolah jika tidak ikut proses
pembelajaran secara maksimal, sehingga anak tetap mengerjakan tugasnya atau ikut proses
pembelajaran.

3. anak masih mau dinasehati, walupun tidak maksimal hasilnya, sekurang-kurangnya tugas nya akhirnya
masuk walaupun harus mendramatisir situasinya, misalnya orangtua menjadi sedih dan menangis
karena memohon pada sianak untuk mengutamakan belajar diantara semuanya.

4. adanya kerjasama yang baik antara saya dengan warga setempat yang mau membantu saya untuk
memecahkan masalah yang saya hadapi untuk memperbaiki keadaan yang sangat menyita pikiran,
waktu dan perhatian saya ketika siswi saya melarikan diri dari rumah karena sering bertengkar dengan
orangtuanya akibat dilarang bergaul dengan teman dekat lelakinya.

5. adanya kerjasama yang baik antara saya dengan rekan sesama guru misalnya guru BK dalam
memberikan layanan penyuluhan dan konseling secara langsung kepada siswa saya yang sangat
bermasalah, yang saya mintakan kehadirannya kesekolah beserta orangtuanya. rekan sesama guru satu
mapel dengan saya juga sangat membantu saya memecahkan masalah yang saya hadapi dengan
memberikan masukan. contohnya menyediakan waktunya untuk menemani saya menjambangi rumah
siswa saya yang tidak ada kabar hampir berbulan-bulan yang tidak ada koneksi / cara untuk
menghubunginya. namun tetap memenuhi standar kesehatan covid-19.

8. Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif yang saya hadirkan dalam mengambil keputusan yaitu:
1. karena masih adanya tanggapan/kerjasama yang bisa diandalkan antara saya dan orangtua sianak.
walaupun karena kesibukan siorangtua usaha kami tidak berjalan dengan lancar sehingga hasilnya tidak
maksimal, karena masih banyak juga anak yang tidak ikut secara aktif dalam proses pembelajaran, masih
banyak juga anak yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, hingga molor berminggu-minggu,
namun karena kondisi seperti ini semua harus bisa dimaklumi.

2. karena masih adanya niat sianak untuk sekolah, walaupun dengan keadaan ogah-ogahan atau
terpaksa dilakukannya setelah ditakut-takuti tidak bisa lulus/ terancam putus sekolah jika tidak ikut
proses pembelajaran secara maksimal, sehingga anak tetap mengerjakan tugasnya atau ikut proses
pembelajaran.

3. karena siswa tersebut masih mau dinasehati, walupun tidak maksimal hasilnya, sekurang-kurangnya
tugas nya akhirnya masuk walaupun harus mendramatisir situasinya, misalnya orangtua menjadi sedih
dan menangis karena memohon pada sianak untuk mengutamakan belajar diantara semuanya.

4. karena masih adanya kerjasama yang baik antara saya dengan warga setempat yang mau membantu
saya untuk memecahkan masalah yang saya hadapi untuk memperbaiki keadaan yang sangat menyita
pikiran, waktu dan perhatian saya ketika siswi saya melarikan diri dari rumah karena sering bertengkar
dengan orangtuanya akibat dilarang bergaul dengan teman dekat lelakinya.

5. kareana adanya kerjasama yang baik antara saya dengan rekan sesama guru misalnya guru BK dalam
memberikan layanan penyuluhan dan konseling secara langsung kepada siswa saya yang sangat
bermasalah, yang saya mintakan kehadirannya kesekolah beserta orangtuanya. rekan sesama guru satu
mapel dengan saya juga sangat membantu saya memecahkan masalah yang saya hadapi dengan
memberikan masukan. contohnya menyediakan waktunya untuk menemani saya menjambangi rumah
siswa saya yang tidak ada kabar hampir berbulan-bulan yang tidak ada koneksi / cara untuk
menghubunginya. namun tetap memenuhi standar kesehatan covid-19.

Informasi yang lain yang saya ambil untuk memperkuat keputusan saya adalah:

1. mengingat tidak semua anak dari keluarga yang mampu, masih banyak anak yang berasal dari
keluarga kurang mampu untuk bisa melaksanakan pembelajaran daring tidak mampu menyediakan
gadget untuk anaknya untuk melaksanakan tugas lewat gadget, jadi kami masih melakukukan
pembelajaran luring.walaupun hasilnya tidak begitu maksimal.. Walaupun kami telah menyiapkan tugas
di posko-posko tertentu namun si anak tetap juga tidak menjemput atau mengantarkan kembali tugas
mereka, sehingga tugas tertumpuk dari waktu ke waktu akibatnya mereka semakin malas dan tak mau
mengerjakan tugas tersebut, dengan alasan tidak memilki kenderaan untuk bisa sampai ke posko yang
dimaksud, atau dengan alasan kenderaan cuma satu dan dibawa oleh orangtua untuk bekerja.

2. adanya masalah pribadi sianak dengan keluarganya, yang membuat anak tidak maksimal dalam proses
pembelajaran. karena adanya komflik dengan orangtua sianak menyelesaikan maslahnya dengan cara
lari dari rumah, kerenanya dia tidak bisa mengikuti proses pembelajaran untuk beberapa waktu.

3. adanya usaha dari orangtua yang sudah bersedia membantu dalam tugas mengawasi anaknya juga
sebenarnya sudah kewalahan, namun orangtua masih berusaha keras demi masa depan anaknya.

3. adanya kegiatan mentoring terhadap siswa-siswa melalui video call atau chatt di grup atau pun secara
pribdi saya dapat mengetahui cara belajar siswa saya, keseriusannya dalam belajar sehingga saya
mengetahui rata-rata anak yang selalu ikut mentoring adalah anak yang tidak bermasalah, anak-anak
yang memang berprestasi sebelumnya.

9. Tindakan yang kemudian saya ambil adalah:


1. untuk anak yang paling bermaslah tersebut tindakan saya memanggil orangtua dan siswa untuk
mengetahui permasalahan sebenarnya, karena tidak maksimal berbicara lewat telpon. dengan cara
berbicara dari hati-hati orangtua dan anak tersebut, kita bisa melakukan tindakan untuk si anak,
misalnya anak kita minta mengerjakan tugasnya dalam pengawasan kita langsung disekolah.tetap
memenuhi standar kesehatan covid 19

Hasilnya belum begitu memuaskan, karena masih terdapat kendala;kendala yang tidak bisa di atasi,

1. kendala yang berasal dari kesadaran diri si anak atau orangtuan2. ya. walaupun kami telah
menyiapkan tugas di posko-posko tertentu namun si anak tetap juga tidak menjemput atau
mengantarkan kembali tugas mereka, sehingga tugas tertumpuk dari waktu ke waktu akibatnya mereka
semakin malas dan tak mau mengerjakan tugas tersebut.

2. kendala yang berasal dari orangtua yang tadi sudah bersedia membantu dalam tugas mengawasi
anaknya juga kewalahan, karena anaknya tidak bisa lagi di nasehati, sehingga orangtua pasrah dan lepas
tangan akan kondisi anaknya.

3. kendala ketika mentoring terhadap siswa-siswa, yang mengikuti mentoring rata-rata anak yang tidak
bermasalah, anak-anak yang rajin mengikuti proses pembelajaran, rajin mengerjakan tugas, padahal
tujuan lain dari program mentoring ini adalah memantau anak-anak yang bermasalah, anak-anak yang
sering tidak ikut proses pembelajaran daring,tidak menegrjakan tugas walauun mereka memilki
sarananya. sehingga proses mentoring tidak begitu tercapai.

10. Cara saya menyikapi masukan dan umpan balik dari guru=guru yang lebih muda untuk
pengembangan diri saya:

Saya menerima nya dengan terbuka, berpikiran positif, menerima semua masukan yang diberikan
kepada saya demi peningkatan mutu pembelajaran saya yang kita tahu pembelajaran itu harus
berorientasi kepada siswa. semua masukan saya terima karena saya tahu dengan perkembangan zaman
mungkin saja ilmu yang saya dapatkan dulu sudah tidak relevan lagi dengan zaman sekarang, apa
salahnya kita belajar dari yang muda karena guru-guru muda masih memiliki pemikiran yang kritis,
ilmunya masih fresh, terkini dan mutakhir. pengalaman mengajar yang lama tidak begitu menentukan
profesionalitas dalam proses pembelajaran. tidak hanya dalam hal pembelajaran, saya juga menerima
masukan, ilmu dan umpan balik dari guru-guru muda tentang penggunaan teknologi, komputer dalam
proses pembelajaran. karena mereka memilki akses yang begitu canggih untuk mengerjakan sesuatu hal
dalam penggunaan teknologi dan penggunaan TIK dalam pembelajaran. saya berprinsip selagi masukan
dan umpa balik itu memberi manfaat dan membawa kemajuan bagi peningkatan mutu saya, saya selalu
menerima bahkan rela meminta tolong kepada mereka untuk mengajari saya akan hal-hal baru yang
tidak saya ketahui.

11. selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pembelajaran dari oranglain , hal
berbeda lain yang saya lakukan untuk mendukung pengembangan diri saya adalah:

1. dengan cara belajar sendiri melalui belajar dari tutorial di youtube,browsing di internet akan suatu hal
yang tidak saya ketahui atau belum saya pahami. membaca literasi-literasi dari berbagai sumber baik
dari buku maupun e-book, prinsip saya dari pada salah memberikan ilmu kepada siswa lebih baik kita
dalami dulu ilmunya sehingga apa yang akan kita sampaikan betul-betul sesuai dengan tujuan
pembelajaran.misalnya ketika akan melakukan praktikum, sebelum saya meminta anak untuk
mengerjakannya nya, saya belajar terlebih dahulu dari youtube.

2. melakukannya langsung terlebih dahulu sebelum meminta anak melakukannya. Dalam pembelajaran
IPA banyak paraktikum yang akan kita lakukan, jika ada praktikum yang saya rasa saya kurang
memahami dengan betul, saya akan melakukannya sendiri terlebih dahulu sebelum meminta anak untuk
melakukannya.
2. , saya juga belajar dengan guru senior saya, guru sesama mapel, mengamati cara nya menyampaikan
materi,melakukan praktikum,memegang alat, mengelola kelas, menguasai proses pembelajaran namun
tetap berorientasi pada siswa. dengan banyak belajar kitaakan terus dapat mengembangkan diri
menjadi guru yang profesional.

cara-cara diluar kebiasaan yang membuat saya kurang nyaman namun mendukung proses pembelajaran
saya antara lain:

1. Saya harus berkomunikasi dengan senior yang tidak bisa diberi masukan, dengan alasan dia lebih
berpengalaman dari pada guru-guru yang lebih muda darinya.Walaupun kita harus belajar dari guru
senior, namun jikalau kita merasa ada yang kurang tepat yang dilakukannya, kita seharusnya tetap
memberitahukannya dengan cara yang halus dan tidak menimbulkan konflik. jangankan untuk
memberitahukan, untuk dapat melihat dia mengajar saja kadang sulit mendapatkan izin darinya
sehingga saya menjadi kurang nyaman berkomunikasi dengan guru tersebut. Masih ada beberapa guru
senior yang tidak mau menerima masukan/ umpan balik dari guru juniornya.

2. dengan teman sesama walikelas yang tidak mau di ajak bekerjasama dalam memecahkan
permasalahan siswanya, Ketika saya sebagai guru mapel memberitahukan bahwa anak didalam kelasnya
tidak pernah mengerjakan tugas dan nilainya kosong/ tidak ada sama sekali, dengan karakter teman
yang tidak mau diajak bekerjasama saya menjadi sulit untuk menyampaikan nya.

3. terkadang saya juga harus memohon kepada orangtua dan siswa supaya dia mau mengerjakan
tugasnya atau ikut dalam proses pembelajaran, jikalau dipikir-pikir sebenarnya saya sudah melakukan
hal yang paling dramatis demi siswa saya, agar dia mau memperbaiki kesalahannya, namun tidak ada
hasilnya.

cara-cara diluar kebiasaan yang membuat saya kurang nyaman namun mendukung proses pembelajaran
saya antara lain:

1. Saya harus berkomunikasi dengan senior yang tidak bisa diberi masukan, dengan alasan dia lebih
berpengalaman dari pada guru-guru yang lebih muda darinya.Walaupun kita harus belajar dari guru
senior, namun jikalau kita merasa ada yang kurang tepat yang dilakukannya, kita seharusnya tetap
memberitahukannya dengan cara yang halus dan tidak menimbulkan konflik. jangankan untuk
memberitahukan, untuk dapat melihat dia mengajar saja kadang sulit mendapatkan izin darinya
sehingga saya menjadi kurang nyaman berkomunikasi dengan guru tersebut. Masih ada beberapa guru
senior yang tidak mau menerima masukan/ umpan balik dari guru juniornya.

2. dengan teman sesama walikelas yang tidak mau di ajak bekerjasama dalam memecahkan
permasalahan siswanya, Ketika saya sebagai guru mapel memberitahukan bahwa anak didalam kelasnya
tidak pernah mengerjakan tugas dan nilainya kosong/ tidak ada sama sekali, dengan karakter teman
yang tidak mau diajak bekerjasama saya menjadi sulit untuk menyampaikan nya.

3. terkadang saya juga harus memohon kepada orangtua dan siswa supaya dia mau mengerjakan
tugasnya atau ikut dalam proses pembelajaran, jikalau dipikir-pikir sebenarnya saya sudah melakukan
hal yang paling dramatis demi siswa saya, agar dia mau memperbaiki kesalahannya, namun tidak ada
hasilnya.

12. Aplikasi hasil proses pembelajaran yang saya sebutkan didalam pekerjaan saya : sudah lumayan
memuaskan saya, walaupun anak yang mengikuti proses pembelajaran dengan baik secara jarak jauh PJJ
dalam masa pandemi ini sekitar 75% saja, karena masih ada anak yang tidak bisa lagi saya kuasai, saya
awasi. saya kontrol dengan berbagai permasalahan yang telah saya sebutkan diatas. Ketika
pembelajaran tatap muka seperti biasa masalah yang saya hadapi rata-rata adalah kelakuan usil siswa
saya yang sering menjahili temannya, sehingga temannya sering mengadu dan menangis kepada saya.
selain tidak mengerjakan tugas juga menjadi persoalan yang tidak bisa lepas, namun ketika di dalam
kelas, bertemu mereka setiap hari hampir 8 jam disekolah, mereka masih bisa saya nasehati,saya kuasai,
saya awasi, saya kontrol secara maksimal. Saya memposisikan diri selain sebagai walikelas, sebagai guru,
saya memperlakukan mereka bak nya anak kandung sendiri, jika hendak menasehatinya saya akan
berbicara empat mata dengan nya, memposisikan diri sebagai teman mereka, namun teman yang
disegani, sehingga mereka bisa curhat kepada saya akan masalah yang mereka hadapi.

Pada saat ini sanya berdoa dan berharap semoga pandemi covid 19 ini lekas berakhir, karena saya sudah
merindukan siswa-siwwa saya, rindu menulis di papan tulis, rindu mendengarkan curhatan mereka,
teriakan mereka, ketawa mereka. Rindu berada didekat mereka.

13. pengalaman saya dalam melakukan pengembangan terhadap orang lain yaitu:

1. ketika berbagi ilmu tentang proses pembelajaran terbaru yang saya ketahui, misalnya pembuatan RPP
satu lembar, RPP PJJ, tentang ilmu pembelajaran berbasis TIK, tentang penggunaan aplikasi dalam
proses pembelajaran PJJ, membuat video pembelajaran, masih banyak teman yang belum bisa
melakukannya, dengan saling berbagi ilmu kita bisa menegembangkan guru lain sehingga mereka bisa
memajukan profesionalitas mereka, namun itupun bagi guru yang mau diberi masukan, karena masih
ada guru yang tidak menerima dan tidak mengakui ilmu dari junior.

2. mengembangkan siswa persiapan OSN/KSN IPA. saya beserta rekan diberi tanggung jawab sebagai
pembimbing siswa yang dipersiapkan untuk mengikuti OSN/KSN mulai dari tingkat sekolah, tingkat
kecamatan hingga seterusnya. Tanggung jawab yang ini dengan penuh rasa tanggung jawab berusaha
membimbing siswa2 OSN.

Hal yang menjadi fokus pengembangan saya adalah pembimbingan dan pembinaan siswa calon peserta
OSN IPA disekolah kami. peserta berasal dari sekolah kami sendiri dan dari sekolah-sekolah lain. Saya
beserta rekan satu mapel yang sama diberi tanggung jawab untuk melakukan pembinaan dan bimbingan
belajar pembelajaran IPA untuk siswa yang sudah di pilih melalui tahap ujian seleksi di sekolah. siswa
dibina dan di bimbing sejak setahun yang lalu, pembinaan dan pengembangan yang kami lakukan setiap
hari rabu, jumat selepas pembelajaran sekolah, sekitar jam 15.00- 16.30 WIB dan hari sabtu jam 08.00-
11.00 WIB pagi. pembinaan ini tujuan utamanya mencari calon peserta OSN IPA yang nanti akan
diikutsertakan dalam perlombaan OSN. dari siswa yang awalnya 20 orang, diseleksi kembali melalui
ujian seleksi setelah dilakukan pembinaan 20 kali pertemuan,di ciutkan penjadi 10 siswa, dan seterusnya
begitu secara berkala pada waktu yang telah ditentukan. hingga tersisa 2 orang. dua peserta terakhir
inilah yang kami bina secara intensif, pada waktu yang telah disepakati selanjutnya.

Cara kami membangun kesepakatan kepada siswa calon peserta dan orangtuanya:

kami melakukan pertemuan dengan siswa yang memilih ekskul Club Sains IPA, didalam pertemuan
tersebut siswa-siswa diberitahukan tentang program pembinaan OSN ini, siswa harus memiliki
komitmen dan kemauan yang tinggi untuk mengikutinya. Harus berkorban waktu, pikiran dan tenaga
untuk dapat mengikuti program ini. Dari sekian siswa yang mendaftar jika ada siswa yang tidak sanggup,
boleh mengundurkan diri sejak awal dari pada ditengah proses pembinaan. Setelah mendapatkan siswa
yang benar-benar serius yang akan mengikutinya dibuatlah sebuah blanko persetujuan siswa dan
orangtua siswa. urat ini berisikan persetujuan orangtua untuk anaknya mengikuti semua peraturan
dalam mengikuti program pembinaan ini. Orangtua harus mengetahui pada hari-hari tertentu anaknya
akan pulang lebih lama dari pada hari sebelumnya. Setelah itu dibuatlah daftar hadir yang nantinya akan
diisi oleh siswa setiap pertemuan.

13. Dukungan yang bisa saya berikan bagi siswa tersebut adalah :

1. Dukungan moril berupa pemberian semangat kepada mereka, umpan balik berupa ucapan yang
menyenangkan dan membangkitkan semangat mereka yang sudah letih belajar dari pagi dan harus
dilanjutkan lagi dengan pembinaan OSN IPA. belum lagi siswa yang bukan berasal dari sekolah kami,
mereka mesti datang dalam keadaan yang mungkin sudah letih dan capek.
2. dukungan yang bisa saya berikan berupa pemberian reword kepada siswa yang bisa menuntaskan tes
yang kami adakan. reword bisa berupa uang ataupun barang untuk meningkatkan semangat mereka.

3. memberikan minuman dan makanan ringan (snack) untuk siswa yang sedang mengikuti pembinaan
supaya mereka kembali fresh dan mengembalikan energi mereka yang sudah hilang.

4. sering bertanya kabar mereka melalui WAG, memberikan arahan singkat, motivasi agar tetap belajar
dirumah diluar jam pembinaan.

Hambatan yang saya hadapi dan cara saya mengatasinya adalah:

1. Berupa keluhan siswa yang sudah capek, lapar dan sudah tak bertenaga lagi, karena sudah belajar
dijam pembelajaran biasa, dilanjutkan lagi pembinaan OSN, kami mengatasinya dengan memberikan
minuman dan snack setiap pembinaan.

2. berupa materi yang sangat dalam melebihi materi yang sedang mereka pelajari dipembelajaran biasa,
membuat mereka sulit memahaminya, solusinya memberikan reward bagi siswa yang bisa memecahkan
soal sulit atau tes.

3. kegiatan lain siswa di rumah/ditempat lain yang bentrok dengan jadwal pembinaan sehingga ada saja
anak yang tidak hadir dalam pembinaan, solusinya pembinaan hari sabtu dimohonkan agar anak datang
untuk menggantikan jadwal pembinaan yang tertunda tersebut.

14. hasilnya sangat memuaskan. siswa -siswa pembinaan OSN IPA berkomitmen tinggi atas pilihan
mereka, mereka selalu hadir tepat waktu, selalu bersemangat dalam pembinaan, letih, capek dan
kehilangan semangat bisa terobati dengan kata-kata menyenangkan, humor dari guru, mendapatkan
reward, diberikan snack, sehingga waktu berjalan tidak terasa. pada saat penyeleksian siswa nilai
mereka selalu bersaing, berbeda tipis anatara satu siswa dengan siswa lainnya,namunkarena
perengkinagn siswa yang nilainya dibawah batas, akan secara otomatis tersingkir atau tereliminasi
secara otomatis. siswa-siwa yang berasal dari sekolah lain pun tetap bersemangat hingga akhir
pembinaan mereka di tahap seleksi akhir. setelah itu mereka dikembalikan ke sekolah asal mereka untuk
pebinaan intensif.
SERI GURU BELAJAR

DIKLAT ANGK.II

1. Alur pengalaman sejak awal merancang hingga menerapkan pembelajaran jarak jauh yaitu
sebelum nya saya berfikir bagaimana cara menyampaikan materi tentang listrik statis ini jika
tidak dipraktekkan. Kondisi awalnya karena materi ini membutuhkan pembuktian bahwa listrik
statis itu memang ada. Dan bagaimana cara membuktikannya sedangkan siswa dirumahnya
masing-masing. saya menayangkan sebuah video pembuktian listrik statis bekerja melalui sisir
yang telah digosokkan kerambut kering dapat menarik sobekan-sobekan kertas kecil,namun itu
tidak memperlihatkan bagaimana elektronnya bekerja. Setelah berfikir panjang akhirnya timbul
ide, terlebih dahulu saya buat suatu alat yang disebut elektroskop. alat ini dapat membuktikan
aliran elektron dalam listrik statis, saya memvideokan cara pembuatan dan serta membuktikan
bahwa memang terjadi listrik statis dalam kehidupan sehari-hari. setelah itu barulah saya buat
rencana pembelajaran

1. menentukan KD: melakukan percobaan untuk menyelidiki muatan listrik statis an interksinya
serta sifat hantaran listrik

2. menuliskan tujuan pembelajaran: dengan menonton video cara membuat alat eketroskop
sederhana yang dikirimkan, siswa dapat membuat sebuah alat elektroskop sederhana
menggunakan bahan2 yang mudah didapat.
3. proses pembelajaran: pada pembukaan kita menyapa siswa dan menanyakan kabarnya, selalu
mengingatkan akan protokol kesehatan dimasa pandemi melalui pembelajaran zoom maupun
lewat chat. Di sesi apersepsi kita bisa bertanya pernahkan kalian merasakan bulu/rambut
ditubuh kalian merinding, setelah memakai baju yang baru saja siap disetrika?bagaimana bisa
sisir dapat menarik sobekan kertas?bagaimana hal itu bisa terjadi? pada sesi motivasi, untuk
menghilangkan penasaran siswa tersebut kita bisa mengajak siswa untuk membuktikan muatan
listrik dengan membuat sebuah alat"elektroskop" yang dapat membuktikan aliran listrik statis
itu benar ada dan benar mengalir.
4. pada proses pembelajaran inti, anak diminta bekerja berkelompok kecil (3orang/kelompok),
siswa diminta menyiapkan alat dan bahan berupa botol minum kaca bekas, beserta tutupnya,
seutas kawat, sedikit aluminium foil, dan sedikit plastisin.untuk membuat dan elektroskop ini,
siswa bisa menonton video cara pembuatan elektroskop yang sudah dikirim lewat WAG ataupun
classroom. SIswa bisa membuktikan aliran listrik pada listrik statis dan dapat memahami konsep
listrik statis. pada kegiatan penutup siswa bisa memfoto/video langkah dan cara pengerjaan
serta hasil pembuktian yang membuktikan bahwa alat itu bekerja, dan siswa mengirimkan
laporannnya melalui video/gambar ke WA /classroom. untuk proyek ini siswa diberi waktu 2
minggu
5. untuk ruprik penilaian, ada 3 aspek yang dinilai yaitu: persiapan, pelaksanaan? observasi dan
pelaporan secara gambar/video. untuk skor penilaian diberirentang 3 utuk yang sempurna, 2
untuk yang cukup sempurna dan 1 yang masih belum sempurna.
6. dan setelah proyek dikerjakan dan mereka kirimkan saya melihat anak bisa membuktikan
aliran listrik yang mengalir pada listrik statis pada video/poto yang mereka kirimkan.
Tantangan yang dihadapi dan cara saya menghadapi tantangan tersebut adalah:
1. ketika mencari ide bagaimana cara membuktikan ke siswa bahwa aliran listrik pada listrik
sattis itu memang ada
2. membuat video cara pembuatan alat elektroskop terlebih dahulu dan membuktikan aliran
listrik statis itu. sangat sulit membuat sebuah video itu sendiri tanpa bantuan orang lain, tapi
syukurlah saya dibantu oleh teman rekan guru ipa dalam penggarapan video tersebut.
4. banyak anak yang mengadu tak bisa membuktikan aliran listrik pada alat yang mereka buat,
berulang-ulang saya harus mengingatkan harus mengikuti aturan, alat dan bahan yang
diperlukan,cara dan langkah kerja yang telah dibuat. setelah mereka menguangi lagi akhirnay
mereka bisa membuktikannya.
5. banyak anak yang tidak bisa mengirimkan gambar/ video melalui WA atau classroom dengan
alasan tak cukup paket/ruang penyimpanan, salah satu cara bisa mengantarkannya kesekolah
melalui perwakilan.

2. respon dan komentar siswa dari pengalaman yang mereka kerjakan lewat praktik baik ini:
mereka sangat antusias sekali karena dengan cara mengerjakan sendiri(stimulus) mereka dapat
memahami materi lebih cepat dan lebih lama dalam mengingat, karena mereka mengalami
sendiri dan membuktikan sendiri.
usulan siswa untuk pengembangan PJJ selanjutnya : mereka berharap tetap praktikum yang
memberi mereka stimulus untuk merasakan sendiri, mengalami sendiri dan melakukan sendiri.
Dan usulan dari mereka akan saya terapkan kkembali pada materi berikutnya yaitu materi listrik
dinamis, dimana siswa diminta membuat suatu rangkaian listrik terbuka dan tertutup

3. Perbedaan pembelajaran jarak jauh sebelum mengikuti program Guru belajar ini:

1. sebelumnya saya hanya mengirimkan suatu gambar, atau video tentang listrik statis ini tanpa
ada pembuktian pada siswa

2. siswa tidak menerima stimulus untuk melakukannya dan mengetahuinya secara langsung.

3. siswa tidak terlibat dalam praktikum baik sehingga materi tidak terserap optimal

4. namun setelah mengikuti program guru belajar saya mengetahui bahwa pembelajaran harus
berorientasi pada siswa.

4. siswa mengalami langsung peristiwa itu untuk memenuhi kecakapan hidup, bekal mereka mengenai
aliran listrik statis dalam kehidupan mereka nanti dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai